Bagian 7
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaUSgPIvuW1
“Ah aku betul-betul masih cantik dan molek tubuh yang disebut gembul. Ilham benar, barangkali kalau aku….”
“Astaghfirullah, bisa-bisanya aku terpintas ingin bercerai dari suami”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd5zb3SWftH
“Hati-hati, kirim-kirim foto begini, misalkan ada yang lihat bagaimana? Hapus saja!”.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEFylMfmZft
Setelah mengirimkan foto beberapa pose menggoda dengan daster bunga-bungaan berbahan rayon tanpa lengan, suamiku malah marah-marah. Aku kecewa. Sudah susah payah bergaya hingga berdiri menyingkap bagian bawah daster yang nyaris terungkap paha dan selangkanganku yang agak basah, begitu juga kedua buah dada ini yang putingnya telah kumancungkan, hampir meluap tumpah ketika aku copoti kedua tali daster yang melingkar di ketiak.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvfUt65MgQZ
Penyesalan senantiasa muncul belakangan kalau diingat-ingat pesan suami. Andai saja aku mendengarkan kata-kata Mas Pras saat itu, barangkali Mas Johari tidak akan menyimpan foto-foto sensualku selama tinggal jauh dari suami. Mas Pras pernah berpesan agar aku tidak lagi mengirimkan foto-fotoku yang erotis. Karena berselancar di dunia jaringan, semua serba mungkin. Aku malah meremehkan. Terjadilah ini semua. Bagaimanapun, aku mengirimkan agar Mas Pras terpengaruh, terpancing, ingin dimanja-manja, lalu keluar sifat nakalnya. Kalau saja dia peka, tak akan aku bela-bela mengirimkan potret lekak-lekuk tubuhku yang berpotensi memicu syahwat mata pria untuk melahapnya. Huh. Di samping itu, aku masih heran, bagaimana bisa Mas Johari mendapatkannya, ya? dari ponsel suamiku? jelas. Haduh. Aku bingung jadi harus bagaimana sekarang.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUzRFrTDIjJ
Akibat mengetahui Mas Johari menyimpan foto-foto sensualku, aku menjadi was-was, maka aku jarang berbicara berdua dengannya. Aku menghindari Mas Johari, kecuali saat ia bersama Mba Rini. Sikapku kepadanya berubah canggung. Aku khawatir sesuatu terjadi kepadaku. Aku berpandangan malah Mas Johari adalah ancamannya. Maafkan Aku Mba Rini. Aku tidak tahu bagaimana bilang ke kamu. Sebaliknya Aku ingin melaporkan ke Mas Pras. Akan tetapi pastinya dia akan terkejut, suka tidak suka. Mas Pras akan berbalik mengomeliku karena tidak dengar pesan-pesannya dulu. Kini aku sekadar bisa melamun, berharap Mas Johari dan Mba Rini mengakhiri perjalanan dan kembali ke kampung, agar hidupku normal lagi.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvctjM6wkPB
Pilihan terbaik yang mendesak bisa dilakukan sekarang adalah Aku terpaksa balik ke kandang. Balik ke situasi di mana mengurung diri dalam kesepian di kamar adalah sesuatu yang terbaik, kendati perlahan mengerikan, menghabiskan banyak waktu untuk sendiri menonton televisi, membereskan kamar, dan bermain ponsel. Mengapa masa kelam dan tertekan ini harus balik lagi, ya Tuhan? Aku pusing. Apakah dunia luar sudah takdirnya berbahaya bagi aku?
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUgSLmMLuhe
“Aku butuh pelindung. Mas pras, tolong temani aku di sini….”, ujarku memeluk bantal sembari mengirimkan chat ke suami. Aku menitikkan air mata. Air mata kerinduan yang mengalir deras ketika melihat wajah mungil anakku yang tumbuh besar kurang belaian dan kasih sayang ibunya. Andai ayahnya mau mengerti.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxd6qC3pZ9w
Sikap Mas Johari semenjak aku menghindari berduaan dengannya tidak ada yang aneh. Dia belum sadar kalau aku telah mengetahui apa yang dia sembunyikan. Daripada dihantui kecemasan berlanjut, aku berupaya menelepon Mas Pras, syukurlah kali ini dia menjawab teleponku.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjHHMbudiuo
“Kamu tuh sudah kubilang, Maayaaaa…. Hati-hati….”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsFlh5n4lV2
“Iya Mas, aku minta maaf, maafin aku Mas, aku menyesal banget…”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl74iUAobJS
“Permintaan maafnya, mudah. Penyelesaian dengan Johari ini kita enggak tahu bagaimana membereskannya”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGn0xwcZ4f
“Mas tinggal ngomong aja, ditelepon Mas Joharinya”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTd2ICCFJP1
“Enggak segampang itu, Johari dan Rini kan kerabat kita. Jika Johari menyimpan foto itu sebabnya karena tertarik dengan kamu, bagaimana?”
“Masalah ini bisa merembet ke mana-mana”
“Bisa rusak hubungan keluarga”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMfe2DcaU8K
“Terus aku harus bagaimana dong?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaml6W6UFmN
“Sekarang hapus dulu semua foto aneh-aneh di hape kamu”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxjx8yt9OPn
“Sudah, Mass, sudah…”
“Aku curiga dia ambilnya dari hape kamu”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUcegLcz0rt
“Iya, sepertinya, dia sering pinjam hapeku, aku lupa kalau kamu setelah mengirim foto tidak langsung menghapus sekaligus”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK0OBwUPCiW
“Terus kita harus apa?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC63VUdNPJy
“Kamu bersikap seperti biasa saja, nanti aku telepon Johari”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCQqg0N91No
“Beneran begitu aja? Aku tetap cemas”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Q68QfnHrM
“Rini sedang sakit, jangan kasih beban pikiran dia”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9KEKHkzP9g
“Baik, aku tunggu kabar dari kamu”
“Masalah ini, ibu jangan sampai tahu ya…”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3dLbVtHEXM
“Iya, aku usahakan”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjZstWh2jEH
Kalau betul kata Mas Pras, Mas Johari sampai menaruh hati, duh kiamat! Mau ditaruh di mana wajah ibu dan keluarganya. Ah jangan-jangan betul sebab Mas Johari lebih sering mampir ke rumah daripada Mba Rini kalau aku sedang di kampung. Manalagi aku pernah menyusui anakku di hadapannya. Apakah saat itu ia sudah memendam syahwat. Ditambah ketika ia berkunjung hanya ditemani ibuku, aku sudah biasa saja dasteran mengemong anak di depannya.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7pu9jFp1Js
“Pras pantes seger bener wajahnya semalam aku temui”
“Lama enggak dikasih jatah sih dia, ya? hahahaha”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3IyICyt1yo
“Langsung tubruk”, sahut Ibu menambah gurauan.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm1P6jPb0WT
“Kalau di kampung saja gregetannya, aku di Jakarta enggak pernah disusul”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyQJhx42Zot
“Malah keburu disusul yang lain”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdcRkXQK36y
“Sudah ibu bilang, kamu saja yang mengalah”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8S4ugMCSKF
“Iya Bu, sedang aku usahakan. Namun seenggaknya, selagi aku usaha, Mas Pras ada ke Jakarta untuk mengunjungiku. Bukan melulu aku yang pulang”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvnZpfwj60k
“Aji, aji, mau ikut mamanya ke Jakarta, gak?”, tanya Mas Johari kepada anakku saat bertamu ke rumahku bersama ibu di kampung.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMqird3xWWK
Ketika aku pangku, anakku menarik-narik tali dasterku. Padahal, usianya sudah tidak pantas menyusu lagi.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdxuQnDTM1P
“Jangan dong, jangan ditarik-tarik baju mamanya nanti copot, sini sama nenek, Ajiii…”, rayu ibu membujuk cucunya yang masih ingin menyusu.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC3wofWC2vc
“Enggak mau kalah dengan bapaknya ya? Masih mau nenen sama mamahnya ya?”, ujar Mas Johari bercanda diiringi tawa. Aku ketika itu memaklumi. Namun, kalau situasinya seperti sekarang. Jangan-jangan… Aku berharap Mas Pras segera memberi kabar. Kalut diriku di dalam kamar.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ1MkzRfeVB
“Kalau aku ajak Ajii ke Jakarta bagaimana?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD5fU4GSY9H
“Boleh banget Mas, apalagi Mas paling bisa bujuk Mas Pras. Kalau belum bisa bujuk dia, bawa anakku jalan-jalan ke sini saja. Ada kerabat yang bisa nemenin juga gak apa-apa”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9mSwFaln08
“Oke, aku coba ya”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRDeC0CDho7
“Terima kasih ya Mas”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw8ib9y1S22
“Santai saja, demi Aji bisa nenen lagi sama mamanya”
“Hehehe”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYfja5Pc6FF
“Ih Mas Johari, anakku sudah enggak nenen lagi”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvU4aFWhNs
Di sisi lain, Mas Johari telah berjanji kepadaku akan membawa anakku jalan-jalan ke Jakarta. Aku sangat menantikan hal itu. Kalau menunggu gerak Mas Pras sepertinya hampir tidak mungkin. Ibu tidak berani temani anakku jalan-jalan ke Jakarta. Kerabat yang lain tidak diperkenankan oleh suamiku. Satu-satunya jalan ya dengan Mas Johari, meski sekarang dia telah berulah. Pada dasarnya Aku tetap harus menjaga hubungan baik dengan dia agar anakku bisa ke sini.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUAkp8sNbmO
Malam harinya Mba Rini mengajak aku makan malam bersama di luar. Namun, karena aku sudah duluan membeli makan malam lewat ojek online. Aku tak pergi kemana-mana. Sambil menikmati makan malam seorang, aku video call dengan anakku dan suami. Mas Pras mengatakan ia masih sedang mencari waktu yang tepat bicara dengan Mas Johari. Masalah ini tidak bisa diselesaikan lewat sambungan telepon. Keduanya harus bertatap muka. Mas Pras mengingatkanku kembali. Dia memintaku bersikap normal saja dan merahasiakannya dari Mba Rini, khawatir tersangkut pikiran sepupuku itu.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0zNsGYuLDG
Walau sedikit kecewa dengan penuturan suami, aku menganggap ada benarnya juga secara pelan mengurai benang kusut masalah Mas Johari. Oleh karena itu, aku tetap bersikap normal dengan Mas Johari di depan Mba Rini. Namun, terkadang saat aku berusaha menghindari berduaan dengan Mas Johari, ada saja momen tak sengaja yang mempertemukan kami.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2B3pfDUKCM
“Ayo agak dicepetin larinya…”
“Hehe”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSzDv6BnMKC
“Eh? Hehe”, aku sekadar melempar senyum malu karena kecepatan berlariku berhasil disusul Mas Johari. Terlebih, aku sudah berangkat berlari dari tempat kos lebih pagi semata-mata menghindari berbarengan dengan Mas Johari.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCqS6ZDVdwl
“Kamu coba browsing ada bra khusus perempuan yang suka olahraga, May”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5SaSFaO9WS
“Maksudnya Mas?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCcZNqGAmuW
“Iya daripada kamu risih dan ngumpet-ngumpet terus saat berlari”
“Kalau pakai bra biasa, ya yang terjadi payudara kamu kelihatan goyang”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvSqXs194P
“Hehehe begitu ya?”, aku tertawa kecil. Mas Johari mengimbangi kecepatan berlariku.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsWgDY1bY0M
“Iya, risih banget kan, kalau ada yang lihat”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhFolEErHei
“Bener banget Mas”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy1ZVUB1C8o
“Berhenti sebentar”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH03t6O5L01
“Iya? Ada apa?”, tanyaku heran.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyl78NevjVN
“Posisi badanmu saat berlari juga salah”
“Coba lebih tegap kepala dan badanmu”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGTtZsCwOBj
“Begini?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCNXVzK1Aiy
“Sedikit lagi…”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV4Ojv7gZrV
“Begini?”, Mas Johari bisa saja memanfaatkan keadaan. Aku hanya bisa menuruti dan mengiyakan karena dia memiliki jam terbang yang lebih tinggi daripada aku untuk olahraga ini. Sambil membetulkan posisi badanku. Ia sempat menyentuh pinggang, bokong, dan perutku dengan embel-embel kata “MAAF”. Pundakku yang dibuka melebar. Kepalaku ditegapkan sembari memegang leher.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaTvApPNXvY
“Nah ini baru bener. Tapi ya emang kamu harus tetap beli bra khusus olahraga juga”
“Hehehe”, ujar Mas Johari posisi pundakku yang dibuka melebar membuat sepasang gunung kembarku lebih menantang. Ia mengamati bagian dadaku.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN3mJ4rRvBw
“Iya betul sih, kalau berlari seperti ini, akunya yang belum nyaman dan terbiasa, yang lainnya enak dapat pemandangan gratisan”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWEdZS8svvv
“Supaya buah dada kamu tetap kencang juga, tidak kendur”
“Sayang saja, kalau sampai susu itumu kendur”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzrozynvUSZ
“Ck…”, ucapan Mas Johari membuat mood berlariku jelek, kehilangan semangat. Kepadanya aku terpaksa mengaku lelah dan tidak meneruskan. Kami memutuskan jalan kaki. Padahal, aku sudah mempersilakan Mas Johari melanjutkan larinya tanpa harus merasa tidak enak. Aku yang justru risih kembali berduaan, sedangkan sedang berupaya menghindar dari dia.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2yygEAsBij
“Ayo kita mulai lagi”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9JmIbjarmq
“Enggak, mas. Mas Johari aja yang lari duluan. Aku sudah lelah”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0BuECn4iAQ
“Kok ditinggal sendiri. Gak mungkinlah. Mau Aku gendong?”
“Hehehe”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs4W7BUqzCd
“Ish ngaco. Keberatan kali mas. Aku gemuk begini”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ng4sM6qxW
“Bukan gemuk. Semok badan kamu”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5zTcrYfc5M
“Badan semok itu yang paling disenengin laki-laki ya Mas?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3rFuM8Vn9k
“Enggak juga, hanya yang kamu itu bikin laki-laki gemes, pengen meluk, ngangenin”
“Lihat kan Mba Rini? Cuman ya dia udah mulai agak kurusan karena sakit”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ33XemgzmD7
“Terus kenapa Mas Pras, kurang perhatian ke aku? Apa karena dia lebih suka yang kurusan dan aku enggak menarik lagi?
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQdeIeRQTNe
“Woh bukan, itu beda kasus. Itu Pras saja yang betah dan sedikit malas di kampung. Pegang hape muluk, tetapi ya main game juga setahuku”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwlMjj6gKkb
“Masih begitu-begitu aja ya?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUWbgGahgxp
“Iya, yang sabar dan kuat ya, Maya”
“Aku dan Mba Rini akan terus bujuk dia”
“Kamu tetep fokus kerja
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSeV52QU1fR
Beberapa topik kami bicarakan, terutama kondisi kesehatan Mba Rini. Akhir bulan ini mereka akan pulang ke kampung. Sesuatu yang sedang kutunggu-tunggu walau itu berarti aku akan kehilangan kerabat yang biasa menemaniku mengobrol. Siap tidak siap. Perjalanan kami pun tidak berujung sarapan, aku memilih buru-buru kembali ke tempat kos.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeL2IzbGxTs
ALHAMDULILLAH
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡasSjtsVQVs
Kabar bahagia kepulangan Mas Johari dan Mba Rini sedikit menenangkan. Namun, seminggu terakhir jelang kepulangan mereka. Mba Rini menaruh curahan hati kepadaku di kamarnya ketika Mas Johari sedang berada di luar rumah. Ia mengatakan kalau memang suamiku sudah tidak bisa dibujuk lagi, alangkah lebih baik aku yang mengalah. Aku harus cari upaya mutasi ke kantor yang daerahnya dekat dengan tempat tinggalku. Kepadanya aku bilang, masalahku dengan suami bukan sebatas itu saja, melainkan perhatian yang nyaris jarang dia beri. Bagaimanapun sebagai perempuan dan istri aku perlu perhatian dari suami. Kami bercerita sambil rencana gantian memijat badan. Aku giliran pertama. Aku lepas baju tanpa lepas bra, maka Mba Rini lantas tertegun menatap tubuku.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPXxvg9dvG8
“Badan kamu masih bagus”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWdEshO531g
“Ah badanku melar, lemak bertumpuk, badan emak-emak, banyak beban hidup”, kataku memegang perut.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoqKxD2BDDb
“Tandanya kamu sehat dan makmur”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6P8ING86XA
“Enggak seperti waktu SMA, masih langsing dan belum ada beban”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrbgo9ibFYE
“Para lelaki biasanya lebih seneng yang model kamu ini”
“Bersyukur harusnya kamu”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHJhtE7AGQb
“Enggak ada senengnya, kalau bukan suami yang ngedeket. Lalat malah yang datang”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnDROTgz03o
“Lalat mana yang datang? Kamu di sini tidak ada keluarga.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3qbJbwRzpY
“Lalat yang aku maksud yang matanya jelalatan, Mba”
“Haha”, aku bergurau.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6dEYBr5Fpq
“Kirain aku, betulan Lalat”
“Sudah, jangan dibahas lagi, tengkurap sini”, sebelum tengkurap, aku mencopot bra dan meletakkannya di atas baju yang kutanggal.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4cXtObUBoF
Kemudian sambil dipijat, Mba Rini lanjut cerita bahwa Mas Johari sangat perhatian kepadanya hingga rela mengambil cuti dan pergi menemaninya terapi di Jakarta. Ia bangga dengan suaminya. Ah aku tidak perlu merasa iri. Kalau aku mau aku bisa merusak jalan cerita Mba Rini karena Mas Johari menyimpan foto-foto sensualku. Namun, aku menjaga perasaan dia. Mba Rini percaya dengan suaminya karena seumur-umur memang tidak ada tanda-tanda Mas Johari berpaling atau memiliki wanita idaman lain.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdpNmTPUMZN
Jika sebelumnya aku yang lebih banyak cerita, sebaliknya giliran Mba Rini yang meluapkan isi hatinya. Ia mengatakan sakit yang dideritanya jadi menyusahkan Mas Johari kendati Mas Johari memaklumi. Mba Rini mencemaskan karena penyakitnya pekerjaan Mas Johari menjadi terganggu. Aku coba menetralkan perasaan Mba Rini. Perbincangan pun aku alihkan ke hal-hal yang menyenangkan bukan yang sedih agar emosi Mba Rini stabil.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡALlxAEFvy8
Memijatnya tak lebih dari 1 jam. Namun pembicaraan kami tak mengenal waktu hingga Mas Johari yang habis kelayapan dari luar masuk ke dalam begitu saja, lupa mengetuk. Aku yang masih telanjang dada spontan kaget buru-buru mengambil bantal untuk menutupi tubuh karena jarak baju dan bra sulit dijangkau.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqzdPATlatO
“Kamu ketuk pintu dulu, sudah tahu Maya lagi enggak pakai baju”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9HndkMgkli
“Maaf, aku kira cuman ada kamu di dalam”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkFyRrU74F3
“Bagaimana? Sudah jalan-jalan cari bukunya?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfLsi6KK3lb
“Sudah, lumayan untuk bekal bahan ajar tambahan”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJe3SGwyIj6
“Kamu habis pijat Maya?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvGFqowqFA8
“Iya, sebetulnya aku giliran dapat juga,
“Lebih asyik ngobrolnya ya enggak dapat giliran”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS9lNiFWp3d
“Kamu sama aku aja nanti hehehe”, ucap Mas Johari ke Mba Rini sesekali memandangiku yang masih menutupi bagian dada dengan bantal. Kemudian Ia pamit keluar. Kesempatan itu aku gunakan untuk segera memakai pakaian kembali lalu masuk ke kamar. Lama kelamaan aku merasa main kucing-kucingan dengan Mas Johari. Benar-benar tidak bisa bersikap normal.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5G2aVF71yt
Puncaknya, menjelang kepulangan ke Yogyakarta, Mba Rini mengajakku makan malam sambil berbelanja di Mall. Aku bilang ke Mba Rini bahwa aku langsung dari kantor menuju Mall tempat kita bertemu. Yang terjadi adalah Mas Johari datang seorang. Kata Mas Johari Mba Rini menitip belanjaan dan cemilan saja kepada Mas Johari. Efek obat terapi membuat ia mengantuk. Dengan kerelaan sedikit terpaksa aku keliling dengan Mas Johari.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMn9yBLCv8n
“Ini Maya, yang aku maksud ke kamu”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRA9Qu7MQbi
“Apa Mas?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIsj22GrGYz
“Bra khusus olahraga”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpThxKlfzrL
“Mahal, Mas, online bisa lebih murah lagi”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1e0KkM2TYn
“Yang ini original, bahannya bagus bukan katun yang kalau basah bikin lembab”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx03K27pPUg
“Aku enggak punya uang untuk bra semahal itu”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqGDd2zAKON
“Aku saja yang belikan”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIlmk1fcV8r
“Eitsss, Mas Johari, jangaaaaan!”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8xC6oyPZnB
“Sudah, anggap ini supaya kamu rutin olahraganya, tidak malu-malu”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Kt4ogz5X7
“Duh Mas ngerepotin banget”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyxgofFoQLP
“Enggak seberapa ini. Aku juga jarang ke Jakarta”
“Berapa ukuranmu yang pas? bilang ke Mbaknya”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF7Q38zhCo8
Ketika sedang mencari-cari pakaian untuk Mba Rini, Mas Johari berhenti sejenak di sebuah outlet olahraga. Ia membelikanku bra olahraga berwarna abu-abu. Aku terpaksa menerima karena dia mendesak terus. Ketika aku berbicara dengan salesnya ia mendengarkan, termasuk mengetahui berapa ukuran lingkar payudaraku. Untung saja dia tidak meminta aku mencobanya lebih dahulu terus menunjukkan kepada dia bagus atau tidak. Terlepas dari sikap yang berlebihan itu, aku tetap berterima kasih kepada Mas Johari.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNxoyxG30sf
“Mas, jangan colek-colek. Maksudnya apa?!”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ21RYzTwYvB
“Gemes sama lengan kamu”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG4hobAxl9N
“Jangan macem-macem!”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡauFkiB60aG
“Jangan marah dulu, aku bisa jelaskan nanti…”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF23m24Xs7P
“Ya tapi jangan pegang-pegang…”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpS8wkBQpT5
Ketika berjalan menuju tempat makan, Mas Johari tiba-tiba mencolek lenganku. Ia juga sempat berupaya merangkul pinggangku. Namun, aku bisa mengelak. Aku lekas kehilangan kepercayaan kepadanya. Kalau aku mau, bisa aku adukan ke Mba Rini pulangnya nanti. Akan tetapi, aku perlu dengar alasannya dulu. Yang jelas aku tidak yakin alasan yang diberikan Mas Johari bisa kuterima dengan akal sehat. Ketika tiba di tempat makan malam, kami bicara menu yang dijual. Barulah ia mengemukakan alasan atas perbuatan yang tidak menyenangkan yang dilakukannya kepadaku.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEjwiov50xV
“Kalau kita selingkuh, kamu berminat?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS4QkQaVtVm
“Ngaco!”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUf1c3vqd1r
“Diem-diem saja, May. Aku bisa bantu kamu bawa Aji ke sisi kamu”
“Kita tidak perlu saling rusak rumah tangga”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMsREfqHMee
“Mas seharusnya fokus ke kesehatan Mba Rini”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡidDtrL6P1L
“Aku fokus kepada kesehatannya, tetapi apa dia memikirkan perihal kebutuhanku yang lain? Tidak. Aku perlu menagihnya kepada dia? Ya tidak mungkin”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeoFpUq0FFX
“Kebutuhan apa yang mas maksud sih?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7K0WAEsaAQ
“Kebutuhan yang kamu jarang dapatkan dari Pras”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1lS2cXGwuD
“Astaghfirullah Mas. Bagaimana kamu bisa-bisanya sempat memikirkan hal begitu?”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqYFyQK6hdi
“Aku tetap laki-laki biasa, May. Laki-laki normal. Laki-laki tulen”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2yonFeH3qM
“Mas itu punya Mba Rini yang sayang dengan Mas!”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSTx7WWpR76
“Iya aku tahu, sayang itu bukan sekadar perhatian saja. Ada hal-hal lain yang memang suami perlu dapatkan dari istrinya sebagi bentu sayangy tetapi tidak bisa”
“Aku rasa kamu yang bisa”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0DhsGWN57i
“Tidak mungkin, mas. Tidak mungkin!”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTTVjcdHi4u
“Kamu belum mencoba”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYZPorF7Ufp
“Tidak akan mau!”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSFOBjeu26I
“Aku tidak akan paksa kamu menjawab hari ini, masih banyak waktu. Selagi kamu sudah ada jawabannya, hubungi aku”
“Jangan jawab sekarang”
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBS9J5M9zcp
Makan malam dengan Mas Johari berubah bisu. Setiap ia bertanya aku jawab ala kadarnya. Menjelang kepulangan, kesan bahagia terhadap suami sepupuku ini luput seketika. Mba Rini yang tak bersalah ikut kena dampak diamku ketika mengantarkan kepulangannya di stasiun. Ia menanyakan kepadaku mengapa aku berbeda sekali. Aku bilang sedang banyak pekerjaan. Beban pikiranku kian bertambah ketika Mas Johari membisikkan sesuatu sebelum menyusul istrinya yang telah berjalan ke arah pemeriksaan tiket kereta api.
7886Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtO7cqTyGlu
“Aku tunggu jawaban kamu, Maya. Aku bisa memberi lebih dari suamimu”.
ns 15.158.61.23da2
