Bagian 9
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUz8Tp4BYO1
Sekian hari demi hari aku menjalin hubungan pertemanan tanpa status dengan Bimo, semuanya tampak baik-baik saja. Ia bersedia menemaniku sepulang kantor, meski hujan turun kuyup-kuyup membasahi jas hujannya. Kadang, ia tak menyanggupi karena pekerjaan menuntut perhatian lebih. Aku mulanya tak ada keberatan. Perlahan, entah mengapa ketiadaan Bimo justru menimbulkan ruang kosong yang nyaris tak kualami semenjak kehadirannya. Aku tidak biasa. Aku kehilangan teman mengobrol, seberapa kuat aku menganggap itu biasa, akan selalu berbeda berbicara dengan lawan jenis dibandingkan sejenis atau tak ada sama sekali. Keakrabanku dengan Viona tak sekuat energi yang diberikan akrabnya aku dengan Bimo. Tanggapan yang dihaturkan pun demikian. Bimo melontarkan kata-kata yang menenangkan dan menghibur sehingga aku percaya. Ia memberi ruang nyaman bagi diriku.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzZHdO2VfSq
Pintarnya, ia sesekali menyelipkan sebuah pembicaraan mengenai seks, tak ambisius mengutarakan bagaimana birahinya selama menjadi duda. Ia mengatakan banyak bersabar menahan-nahan, menyibukkan diri dengan berolah raga, atau berkumpul dengan kawan-kawannya. Kemudian rasa ingin meluapkan nafsu sebagai seorang laki-laki yang sudah lama tak menyentuh wanita itu hilang begitu saja walau tak memungkiri ketika terdesak, ia menyelesaikannya di kamar mandi. Bimo menunjukkan keteguhan dirinya sebagai sosok yang bisa mengendalikan nafsu, kendati sesekali kudapati pandangan matanya curi-curi menatap ke arah bagian tubuhku yang terkadang tak sengaja terlihat. Ia masih normal.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdQLl4nKjyJ
“Kamu aman kan?”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfpt15tt2yF
“Aman kok”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMfuFZhHhiI
“Syukurlah, sejatinya wanita lebih bisa menguasai dirinya ketimbang laki-laki yang kerap susah otaknya jauh dari pikiran mesum”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbyvfYGXdSA
“Begitu ya”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy8hjXzlBz6
“Iya, kamu perhatikan sendiri kan, beberapa orang yang ajak kamu kenalan lewat chat dan telepon pada akhirnya berharap lebih kepadamu”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqhxKsrWHPt
“Hehehe iya bener banget”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyewTNm9kCa
“Kadang arah dan maunya sudah bisa ditebak”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVL1r7PUGKh
“Kalau kamu?”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG0VhJPuEPy
“Aku? Kamu lihatnya?”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRarNzWYvGI
“Susah ditebak”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9MKUA1K2XR
“Yang penting aku masih normal”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUbUUXq6bk2
“Siapa bilang enggak normal?”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Ecr4uDFuZ
“Aku khawatir kamu mengira aku homo”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡke5ZyIa4q3
“Itu kamu yang bilang barusan loh”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGIKxzs5HRp
“Kalau normal? Kamu bakal bilang aku sama dengan mereka?”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAdOmHGHXtt
“Kalau iya?”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeKn20Bt1zA
“Sama saja, tak ada bagusnya”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRnDAZTmiZw
“Hahaha”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXZqDXlqPcs
“Kalau aku begini, kamu birahikah?”, ucapku membuka blazer, tampil berani dengan balutan tanktop hitam, mengira Bimo lekas tergiur dengan bodi gempalku saat Aku sedang bicara berdua dengannya di sebuah cafe teduh dinaungi pepohonan.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEoDFCdmDxJ
“Iya! mau kuterkam apa?! Aku masih normal May! Jangan aneh aneh kamu!”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwkqv8vafMT
“Hihihi”, aku mengenakan blazerku kembali.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA9d6fx6axH
“Suamimu seharusnya menyadari istrinya begitu mudah merangsang lawan jenis”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx85eYR0NMG
“Apa yang aku lakukan?”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrb456ukeON
“Bentukmu saja sudah mengundang rasa ingin tahu, kamu masih sendiri atau sudah berkeluarga”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPimeXMHpAi
“Kalau berkeluarga?”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIFswk6Ui3b
“Tak ada salah digoda”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGH3pljJBtP
“Hahahaha, bisa aja kamu”
“Emang kamu bisa menggoda aku?”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6wPAvteaV
“Kamu digoda selalu ilfeel”
“Aku paham, sedikit kulempar sesuatu yang berbau seks, pasti kamu mengumbar banyak pikiran curiga”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmz61RwESk9
“Pasti dong”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbxicj3NH8v
“Apa benar-benar kamu tidak mau merasakan kehangatan dariku?”
“Aku lama tak bercinta, kamu juga”
“Barangkali kita meluapkannya bakal lebih panas di ranjang”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKpMKEpVtYP
“Stop! Jangan ngarep!”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjbb3Gcbd48
“Nah! Oke! Selalu, stop! Aku akan stop!”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD21s03Nmlo
“Hahahaha, sudah hafal ya”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuRRMczG8ae
“Luar kepala”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOtQC9YpwaH
Kedekatanku dengan Bimo, membuatnya paham dengan diriku yang tak suka dengan pembicaraan berbau seks karena lantas aku sudah paham mengarahnya akan kemana. Bagusnya, Bimo tak pernah memaksaku untuk meneruskan obrolan. Kedewasaannya dipertunjukkan dengan mengalihkan pembicaraan kepada hal-hal yang mengandung muatan positif. Maka, obrolanku dengannya beraneka ragam. Wawasannya yang kaya membuatku banyak bertanya kepada Bimo. Senang mendengar ia bercerita dan menjelaskan. Di samping itu, kadang Viona menguping obrolan kami atau datang tanpa diduga ketika aku bertemu dengan Bimo. Wajar, ia seperti sudah hafal aku janjian di mana dengan Bimo. Oleh karena itu, apabila tidak ingin diganggu aku menyingkir dengan bimo ke tempat yang agak jauh dari kantorku.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5QtlGrGm8E
Persahabatanku dengan Bimo juga mengusik Ilham yang sepertinya telah kehilangan diriku. Ia memohon-mohon kepadaku agar aku mau berbicara dengannya baik langsung maupun tidak langsung. Ilham mengiba, memohon maaf kepadaku. Aku memberinya maaf, tetapi tetap menjaga jarak dengannya dan mulai terbiasa dengan ketidakhadiran dia.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW7a2MdnawM
Di balik persahabatan yang terjalin, aku memendam kekesalan. Beberapa kali aku dirundung mimpi Bimo menyetubuhiku. Aduh apakah karena aku lama tidak disentuh suami? Tetapi mengapa malah Bimo yang datang? Haduh. Kok bisa ya. Mimpi itu kalau diingat-ingat membuatku khawatir kedekatan dengannya. Tak heran, semenjak mimpi itu, aku mulai tak berkenan bertemu. Bimo menanyakan ada yang berbeda denganku. Ia bertanya apakah dia membuat sebuah kesalahan besar sehingga terkesan aku menjauh. Viona turut campur menyelidiki. Aku mengatakan semua baik-baik saja karena aku saja yang ingin menyendiri dulu.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ83FZrLuqxf
“Maas, malam ini temenin aku masturbasi yuuk”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlo6jkVSOzE
“Apa?! Tumben banget kamu?! Sebelumnya enggak pernah loh”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSZaDGxzcvh
“Mungkin karena kelamaan enggak disentuh”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxJMhwJFa5i
“Bohong!”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeUbAGAD8PW
“Beneran!”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuNHkNkMpiL
“Enggak mungkin, hayuk cerita apa yang terjadi pada kamu”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwcESsPicf8
“Enggak terjadi apa-apa”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqBWFGohNVW
“Bohong!”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjXNekWBUHO
“Bener, Masss…”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRqIdp6NDxp
“Ah bohong kamu, aku hampir enggak pernah meladeni kamu seperti ini”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlgSDSRU6nc
“Iya ini karena aku kangen sama kamu”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAm5Ls4DyA4
“Bohong…”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDY4MkoimaZ
TUT TUT TUT TUT TUT
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV6yQnkkl7u
AH SEBEL…….
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFGZcrKUdVm
Suamiku memutuskan sambungan telepon mendadak ketika birahiku sedang tinggi-tingginya. Padahal aku sudah bersiap-siap dengan daster kembang yang sedang kukenakan ini. Aku mencoba menghubunginya lagi, namun tidak dijawab. Kami berdua sedang video call. Suamiku tak menyadari ketika malam ini aku menghubunginya sedang mencolek-colek klitorisku. Aku juga berusaha menggodanya, menanyakan bagaimana pakaian yang kukenakan malam ini dan bagaimana penampilanku. Dia bilang biasa saja. Aku kecewa, tetapi tidak lekas diam. Aku menunjukkan kepadanya leherku yang mulus dan ketiakku yang juga demikian sehabis dicukur bulu tipisnya. Kembali reaksi yang sama kuperoleh.
Pada akhirnya malah ekspresi kekecewaan dari suami. Itu memang pertama kali aku bersikap begitu dengan suami karena aku penasaran mengapa sulit sekali menggoda suamiku dari jarak jauh.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEXpINvx4Ra
“Aahhh…. Ahhhh”, terpaksa aku mengusap liang vaginaku tanpa respon dari suami. Kuremas pentil susuku yang telah mengeras.
“Ahhh, aku sedang ingin ada laki-laki menjamahku”
“Massss, kumohon”, aku mencoba menghubunginya lagi.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeGj7tHiG91
Liang vaginaku becek oleh cairan yang mulai keluar akibat birahi yang menguasai tubuhku. Karena suami tak bisa diandalkan, terpaksa imajinasi kumainkan. Ah aku ingin memimpikan suamiku, tetapi mengapa wajah Bimo yang muncul.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN7sfFusx3x
“Aaahhh….”, Aku berhenti sesekali kemudian kembali mengusap-ngusap klitoris. Telunjukku bermain. “Aahhh”
Aku menggigit bibir. Nafasku terengah-engah. Aku ingin menjangkau puncaknya. Entah mengapa susah sekali. Wajah Bimo terbayang dalam benakku, kuingat-ingat mimpi ketika ia dengan buasa menindihku dan mencelupkan kepala penisnya yang kukhayalkan lama tak memuncratkan sperma. Pasti hangat benihnya.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwVwvR5CbZO
“Aaaahhhh…..”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkyUyJKmU6L
Dasterku tersingkap. Gerak badanku sulit diatur. Aku melonjak dalam rebahan tempat tidur sembari menyentuh klitoris ini.
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEB29ml2kQU
“Maayaaa! Hoiii!”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnpMqh3XS8p
“Ngapain kamu?! Wah yaah sange juga kan kamu?!”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrgMSdM1Peu
“Viona, aishhh, ngapain kamu masuk-masuk ke kamarku?!”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡItRf8ir5cK
“Udah kasih aja bimo sekali, daripada kamu dibikim jadi begini”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLp2xOhBn7R
“Enggak, enggak akan mau!”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhoHaB6ycAI
“Ya terserah kamu, derita sekarang kan kamu yang tanggung”
6676Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVZPZcGyzjy
Aku terbangun, menghentikkan aktivitas barusan ketika nafsu dan birahi menjadi satu dalam peraduan seorang perempuan tanpa pasangan. Sebaliknya Viona lekas keluar membiarkanku berpikir bahwa kepuasan akan sulit diperoleh hanya lewat masturbasi. Yang muncul kemudian hanyalah rasa penasaran, penasaran, dan penasaran…
ns 15.158.61.8da2
