Sedangkan Stitch, tubuhnya juga membesar. Namun, tubuh Stitch menghitam berkilau dan keras seperti baja. Scarlett mengambil snipernya, Bonus siap dengan rantai schimitarnya, dan Fairmind dengan cakarnya.
Countdime dan Camilla juga demikian, semua orang melawan Cron. Mythril bangkit dari keterpurukan perasaannya dan dari pundaknya keluar sayap hitam malaikat. Terbuka ruang dimensi kecil yang tangan Mythril mengambil sesuatu.
Sebuah sabit dengan cairan hitam yang terus menetes.
(Dia… selama ini… adalah malaikat jatuh…)
“AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANMU MENYENTUH BELDEVERE!” katanya dengan lantang. Mythril kini bermuka tajam dan jauh lebih tenang.
Beldevere, yang ikut merasakan aura temannya, tubuhnya tiba – tiba mengambang. Kalung Baldevere yang punya lambang Wraith Sanctum menyala hijau tosca.
Pakaian Baldevere kini berganti menjadi gaun pesta berkain darah dengan pernak – pernik mawar. Darah itu seakan menyala dan bergerak. Rambut Beldevere menggelora dan menari – nari karena auranya yang sangat kuat. Muncul dari permukaan medan arwah sebuah tombak
Tombak itu punya jantung yang berdetak dan seolah individual yang hidup. Sementara ujungnya seperti bor besar, kerucut, dan bisa melebar seperti payung yang digunakan sebagai perisai atau menembak energi arwah.
“Cron… aku sangat menghormatimu. Aku selalu berharap menjadikanmu kartu as Wraith Sanctum. Tapi… *Hah… (sighed) aku nggak menyangka semuanya sehancur ini…. Nah, mungkin kakekku akan membenciku saat ini,” kata Beldevere sambil bersiap bertarung.
Sementara Cron…
(Sudah lama sekali aku nggak serius…)
#Cwiing!
Pedang Cron yang mirip katana dengan pegangan seperti pedang templar, mata pedangnya berubah menjadi aliran kabut dan air berwarna putih. Mengalir hidup seperti air susu.
#Whirlwhirl
#Krincing! Swooosh!
Bonus melompat, menggulingkan tubuhnya, dan hendak menyabet Cron dengan dua Schimitarnya.
Tapi…
#Srrr~ Tang!
Countdime menangkis serangan itu dengan pedang darahnya.
Bonus terpental mundur.
“Co-coundime! Kamu juga?”
“Kamu hanya nggak ngerti situasinya…” ucapnya santai, sambil membenarkan kacamatanya. “Bukannya… YANG KAMU TAHU HANYALAH WANITA MURAHAN, BONUS?” teriak Countdime mengejek.
“Tch, bocah!” Bonus terpancing, lalu mengarahkan targetnya pada Countdime.
Bonus dan Countdime bertempur setara. Gesekan mata Schimitar Bonus mampu membuat pedang darah Countdime sedikit mengelupas. Namun hanya itu dan tidak lebih.
Sementara…
“A-aku juga akan membantu!” Fairmind melompat, lesat mengayunkan cakarnya tepat ke arah Countdime.
Namun…
#Bruakk!
Bayangan hitam yang berpostur mirip Fairmind menendang Fairmind hingga menatap tembok medan arwah. Para ectoplasma, atau sesuatu mirip orb roh berbentuk abstrak mengitari ruangan mulai bergerak menjauh dari kekacauan.
Bayangan hitam lainnya muncul pada wujud Scheme, Stitch, Bonus, dan Scarlett.
“AKU NGGAK AKAN BIARKAN KALIAN MENCELAKAI CRON, BAJINGAN!” Camilla menggilla. Camilla yang berwajah canggung, tenang, dan punya senyuman bodoh itu cukup mencengangkan bagi para Wraith Sanctum yang melihat ekspresinya marah dan menggila. Apalagi ia membela Cron.
“Jadi begini ya…. Semua ini salahku pada akhirnya…” Mythril dipenuhi penyesalan pada dirinya.
“Apa yang kamu katakan? Kita berjuang sampai akhir!” Beldevere tersenyum dan mengelus punggungnya. “Mari kita lihat hasilnya sampai akhir, Mythril,”
Mereka tersenyum namun senyuman itu memiliki arti yang terakhir kalinya.
Semua orang sibuk bertempur, Countdime dan Camilla saling bekerja sama untuk menghadang para anggota Wraith Sanctum. Sementara Mythril dan Baldevere menghadapi Cron sendirian.
Beldevere dan Mythril melancarkan serangan langsung. Mereka lesat menghampiri Cron. Baldevere mengincar jantung, sementara Mythril mengincar pinggang.
Cron menggenggam dan mendekatkan pedang di wajahnya. Tangan kiri Cron, mengusap ke atas kecil tepat pada mata pedang yang kini menjadi cairan mirip seperti susu itu.
#bluupup
Lantai yang dipijak cron mulai terlihat efek tetesan dan berwarna putih seperti susu. Sebuah medan putih lingkaran mulai terbentuk. Medan putih itu terus mengikuti kemanapun Cron berjalan.
Cron kemudian berjalan dengan tenang, membuat Baldevere dan Mythril berpikir ulang untuk menyerangnya.
Terlihat sangat jelas…
Aura Cron sangat besar…
Jauh… dan sangat jauh…
Jauh berlipat – lipat lebih besar dari pada medan arwah seribu lantai.
“Molten Curse!” Sebuah bola hitam muncul dan berakumulasi menggelembung besar.
“HIYAA!” Mythril menebas bola itu, sebuah lingkaran sihir berlapis muncul di bawah Cron.
#Psssyyu! Pssyyu!
Muncul laser – laser hitam menembus tubuh Cron. Cron terhenti, Mythril sedikit lega.
Masalahnya…
Tidak terjadi sedikitpun luka.
“A-APA!?”
Justru, sesuatu berubah di pedang Cron. Pedang Cron dikelilingi laser hitam Molten CurseMythril dan berputar – putar.
Cron menancapkan pedangnya pada medan putih di bawahnya, membuat terlihat seperti celupan air.
Medan putih itu kini ditemani warna hitam. Kini menjadikannya medan putih dan hitam.
“Ini memudahkan pekerjaanku.”
Cron melesat ke arah Mythril…
#Sring. . .
Mythril mengayunkan sabit hitamnya, hendak menangkis ayunan pedang Cron.
Namun…
#Pyyar!
Mata sabit Mythril pecah, Cron menendang Mythril menjauh. “UAAGGGHH!” Mythril menatap ke samping jendela medan arwah.
“BERANI – BERANINYA KAMU, CRON!!!”
Beldevere mendorong tombaknya ke arah Cron…
#Sringggg!
Tombak Beldevere menggeres pedang Cron mengeluarkan cipratan – cipratan putih susu.
Cron menyamping, menahan dengan pedangnya dan membiarkan tusukan itu meleset.
Cron segera menebas Beldevere, namun dia tengah cepat berbalik dan menahan tebasan Cron. Cron dan Baldevere sama – sama bersilangan.
“Bagaimana, Cron? Aku nggak selemah itu, kan?”
“Aku puji sikap positifmu,”
Cron dan Beldevere saling beradu mekanik. Berkali – kali serangan Beldevere ataupun Cron, sama – sama saling ditepis. Meski berulang kali menebas, masih ditepis.
Namun, serangan Baldevere kian lama, semakin mendominasi.
Hingga Cron berada dipojokan tembok…
Dengan bantuan rapalan sihir Mythril, kedua tangan Cron tiba – tiba dirantai..
Lantas…
Tusukan Beldevere dengan amat yakin diarahkan tepat pada jantung Cron.
Namun… medan hitam dan putih itu mencipratkan sesuatu dengan lesat.
#Splash!
Itu dengan mudahnya membuat rantai yang mengikat Cron putus.
Posisi Baldevere telah terkunci. Cron menghindari tusukan itu, lalu…
(*Inilah akhirnya, huh? Rasanya singkat sekali aku bertemu kalian. Rumahku dan saudaraku, Wraith Sanctum…*) ucapan Baldevere di pada komunikasi batin.
Semua para anggota Wraith Sanctum yang berjuang keras bertarung mulai sedih. Mereka tak berdaya, kedua mata mereka dibanjiri tangisan meski sedang bertarung.
#Swoooshh~
Tidak terdengar seperti suara daging yang dipotong brutal, malah itu hanya seperti angin lewat.
Potongan itu halus, sehalus kabut….
Cron mengambil dan menahan tubuh Baldevere yang hendak ambruk, lalu..
“REPULSION PLEDGE!”
Tubuh Baldevere membeku dalam Crystal.
Sebuah energi besar pecah dan tersebar ke seluruh penjuru dunia. Energi seperti radiasi ledakan berwarna hijau tosca, terasa tipis, dan ringan. Semua para pemburu tampak kecewa. Itu karena hadiah itu telah diputuskan pada sang penerima. Energi itu adalah tandanya.
Sementara itu…
Para anggota Wraith Sanctum menurunkan senjatanya. Seisi ruangan diisi tangisan kekalahan, depresi, dan keputusasaan. Tidak hanya Countdime dan Camillia saja, bahkan Cron… amat sangat sedih. Tampaknya malam ini adalah malam muram dan sangat disayangkan.
Secara resmi, Ketua Wraith Sanctum telah gugur…
Wraith Sanctum, tinggal dalam kenangan, setelah berabad – abad menjadi singa di hutan rimba yang tak menganut aturan ini. Glimmerport adalah tempat peristirahatan mereka, tepatnya di markas utama mereka sendiri.
Aliansi yang kecil, semakin kecil, kini kian menghilang.
Cron seolah tak punya ampun, membawa satu potongan tubuh. Ia berjalan ke arah Mythril yang tertunduk putus asa.
Mythril merenungi kesalahannya.
Cron melempar potongan tubuh itu.
“AAAAGGHHH!!” Mythril memegang wajah itu memejamkan mata dengan tenang. Mythril menangis histeris.
Namun…
#Plaaak!
“Lihat baik – baik, tolol!” Cron menampar wajah Mythril sangakt keras.
Cron membalik potongan tubuh kepala Baldevere.
TO BE CONTINUE
ns 15.158.61.39da2