Cron memutar tubuhnya sambal membuka sarung pedang.
Dengan rapi, mata pedang itu mengenai tubuh Fairmind, menjadikannya dua bagian.
Lantas, Cron mendarat dengan aman, sambal menyarungkan kembali pedangnya setelah dikibaskan sekali.
“Wah, babak belur banget kamu, Countdime?” Cron berdiri dan menoleh ke samping.
“Tcih, mereka main keroyokan! Lagipula…” Countdime memandangi pedang darahnya. “Seseorang mempelajari kekuatanku dengan memasang semacam elemen suci!”
“Benarkah?” Cron terkejut.
#Swing! Murrrr!
Mata schimitar yang didorong rantai mengarah pada Cron.
“Hap!” Cron menghunuskan ujung pegangan pedangnya.
#Ting! Murrr!
Schimitar itu berbelok, namun…
#Srrrrr!
#Whiirl! Whirll!
Cron mengangkat pedangnya meraih rantai itu. Otomatis ujung schimar itu terhenti dan rantainya berputar – putar melilit pedang Cron.
“Sekarang!”
“Nggak usah diomongin aku sudah paham!”
Countdime berkonsentrasi, sambil menodongkan pedangnya pada Scarlett.
“Blood Disperse!”
Darah pada pedang Countdime meluber dan menetes ke tanah. Tangan kiri Countdime yang putus lesat kembali menyambung kembali. Bekas darah Countdime yang bercecer, mengumpul kembali ke pemiliknya. Sementara luka tembakannya juga sembuh. Countdime seolah tidak terkena luka fisik apapun.
Sebagai gantinya…
#Sreet… JRESSSSHH!
Lengan kiri Scarlett terputus, dan luka tembak di tubuh Countdime berpindah pada Scarlett. Tidak hanya itu, tangan kanan Scarlett juga bernasib sama, dan luka tembakan itu diakumulasikan.
Lantas…
Bonus, yang kesulitan menarik rantainya kembali karena ditahan Cron. Bonus mulai menyiapkan senjata keduanya.
Tapi…
#Sheeesh.. Scratchh!
Countdime mengayunkan pedang darahnya yang semakin panjang dan terakumulasi. Hingga menjangkau kepala Bonus.
#JRESSSSHHHHH!!
Darah bonus bercipratan di sekitar penonton, membuat mereka kocar – kacir berlarian panik.
“Wah! Hebat sekali babang Countdime, hehe!” ucap Cron menjilat.
“Heh!” Countdime membuang muka dan meluruskan kacamatanya. “Ini nggak seberapa!”
Seketika tiga orang itu tumbang, dua belas orang lainnya mundur.
Acara itu kemudian berlangsung ricuh. Banyak Drone berseliweran memperbarui status pada hologramnya.
“Status – Bahaya Tingkat V”
Seketika itu pula kompak mobil – mobil sedan hitam diparkir. Kericuhan mulai terjadi. Lebih tepatnya kericuhan acak dan tidak terarah. Arak – arakan pada Glimmerport Towncircle terpecah bubar.
(*Countdime melapor! Ancaman berhasil dituntaskan. Bantuan Cron telah diterima!*)
(*Syukurlah. Di sini negosiasi kami juga berhasil. Em… klien dari aliansi Metroport Society mengambil perjanjian jangka panjang sepuluh tahun*)
Countdime menengok ke arah Cron. Cron menatap sedih tiga rekannya yang telah mati mengenaskan.
(*Mythril, A-aku… aku… membunuh rekan-*)
(*Ngomong apa kamu? Mereka di sini, kok!*)
Countdime terkejut. Mythril menjelaskan dengan rinci, bahwa dua wanita yang Cron menyuruh Scheme untuk menteleportasi paksa adalah berasal dari aliansi Moonshed. Mereka membawa dua alat yang mampu mendeteksi tim divisi keamanan lainnya yang disabotase pada dimensi lain.
Mendengar itu, Countdime merasa lega. Tapi…
“CRONN!!! Kamu kok nggak bilang – bilang!?” Countdime menarik kerah Cron penuh emosi. Alisnya bergetar ke atas bawah, mulutnya tersenyum jengkel. Ia mendekatkan wajahnya pada Cron.
“W-woah… senior Countdime? A-aku nggak tertarik h-hubungan sejenis loh!” celoteh Cron sambil meminta ampun.
“DIAM!!! Aku juga nggak! Uhh… lupakan,” tambahnya, “H-hey.. Cron… bukannya sudah waktunya kamu ngomong yang jelas, huh!? Atau korban akan bertambah lohhh!!!”
“Hiiii!” Cron ketakutan.
Namun…
Cron menunjuk pada mayat – mayat Fairmind, Bonus, dan Scarlett. Darah – darah mereka menghitam seperti bayangan, lalu tubuhnya juga berangsur – angsur sama. Semua langsung hilang tanpa bekas.
Countdime menurunkan Cron.
“Tunggu dulu, bayangan?” Countdime menoleh ke belakang. “Tapi, bukannya Camilla… kata Mythril-“
“Untuk yang itu…” Cron melirik ke arah kanan.
Tiba – tiba…
Gerombolan burung merpati mengerumuni sekitar mereka. Wajah seseorang mulai terlihat dari kerumunan merpati itu.
“Halo… Countdime~ Tampaknya hari ini… masih berpihak pada Wraith Sanctum, huh?”
Wanita berwajah bangsawan itu lalu menghilang, dan kerumunan merpati itu pergi.
Countdime mendongak ke langit malam, memandang arah merpati itu pergi dengan sedih.
Malam itu… panggilan tugas melindungi harapan, awal dari Wraith Sanctum menginjak hukum perdagangan yang mandiri…
Telah berhasil.
***
Pukul 01.30 pagi…
Di sebuah mansion yang letaknya 10 km dari Glimmeport Towncircle…
“Kerusuhan yang berlangsung sejak pukul 08.00 malam masih terjadi di wilayah Glimmerport Towncircle. Kerusuhan itu mempunyai pemicu yang acak, salah satunya berdasarkan informasi dari pemimpin regu Bear Fortress, Astrid Milicent, mengatakan bahwa kejadian ini dipicu atas awalnya atas perbuatan dari Gangster-“
TV sebesar 72 inch itu dimatikan.
Semua orang berkumpul pada ruangan mewah, lampu gantung bertingkat seperti yang dipakai di pertemuan elit, dan meja kaca yang lebar berisi banyak sekali makanan.
Semua orang tanpa menahan nafsu makan menikmati semua hidangan. Dari hidangan snack seperti potato chips, stik cookies beraneka rasa, berlusin – lusin pudding dan coklat batang. Sampai pada hidangan utama berkuah dua panci, sate, seafood, ayam goreng bumbu madu, hingga daging sapi void ekslusif dan berkualitas paling besar dijadikan Barbeque.
Bahkan jumlah sofanya tidak pelit, setidaknya setiap dua orang kebagian sofa yang empuk dan berkelas. Setiap orang minum – minum sampai perutnya meletup – letup.
Semua orang tanpa ada menahan, kecuali…
“Ariri, Dina, kenapa kalian hanya minum jus? Cobalah semuanya!” Lady Montana Baldevere, pemimpin Wraith Sanctum, merangkul dua wanita Moonshed untuk ikut memeriahkan keberhasilan.
“Y-ya.. kami sudah penuh, benar begitu, Ariri?” Dina menoleh pada wanita dengan pipi chubby itu.
Ariri melesatkan tangannya mengambil segenggam pudding dan membukanya satu – satu. “Kamu bilang apa tadi?”
(Kelinci rakus ini!?) Dina menggertakan giginya, menatap pasrah pada Ariri.
Cron kemudian duduk diantara dua wanita dari aliansi Moonshed itu.
“Aku nggak mengira kalau kita bakal reunian!” Cron merangkul dua wanita itu.
“KYAAAHHH~!” Dina menolak. “P-pengkhianat!? J-jangan sok dekat denganku!?”
Kedua mata Dina dibutakan kebencian dan dendam. Dina kali ini benar – benar menolak Cron.
Dalam sekejap, suasana seisi ruangan menjadi sunyi.
.
.
“Maaf, saya izin ke toilet.” Dina langsung angkat diri dari tempat itu.
Cron menggaruk pipinya dengan jari manis kanannya.
“Hey, Cron, kamu nampaknya… punya waktu yang sulit?” Stitch, om – om berotot dan brewokan, akhirnya buka mulut.
Cron menghela nafas. “Nah, itu nggak masalah,”
“Se-senior, tolong maafkan Dina! I-ini nggak seperti yang senior pikirkan. Di-dia…” Ariri menunduk dan memasang roman muka sedih. “Dia hanya butuh waktu...”
Semua orang menaruh pandangan kearah Cron yang penuh dengan pertanyaan sensasional dan sensitif.
#Plop!
Lady Baldevere menepuk tangan sekali.
“Nah, nah, sebelum aku membacakan agenda berikutnya, alangkah baiknya kita mendengar pembahasan singkat tentang alur kejadian tadi, boleh?”
Semua orang saling menoleh satu sama lain, mengonfirmasi pendapat.
“Yeah… aku juga perlu beberapa masukkan, Baldevere,” sahut Fairmind, wanita berambut panjang kuncir sederhana itu mengangkat tangannya.
Tiba – tiba Ariri berdiri mengangkat tangannya. “Apakah itu tidak masalah bila kami mendengar? Kami aliansi Moonshed loh?”
Dina, barusan telah kembali meski dirinya lebih suka berdiri daripada duduk di dekat Cron. Ia menatap Baldevere serius. “Bolehkah?”
Salah satu ekan Baldevere hendak memprotes dan merasa keberatan, Scheme. Namun Baldevere menyuruhnya untuk bersabar.
“Itu tidak masalah nona – nona. Perjanjian jasa keamanan dengan kalian masih terhitung sampai pada dua agenda berikutnya, hahaha!”
#Fuiitfuiiutt~
Semua orang ikut tertawa kecuali Cron saat Bonus membunyikan siul. Namun… seketika semua diam saat Baldevere memposekan tangannya, tanda untuk menyuruh mereka tenang.
Kata Baldevere dengan suara lirih yang mencurigakan. “Akan tetapi, kami juga tidak akan segan – segan mempertahankan teritori kami bila Moonshed mencoba menebar garam disaat kami terluka, loh!” Ia kemudian menoleh ke arah Cron. “Kalian tahu? Selama setahun mantan anggota Moonshed kalian, Cron Belloc, telah bekerja pada kami dengan sangat baik!”
Atas perkataan itu, telinga Ariri terlihat layu dan wajahnya menjadi kurang bersemangat. Sementara Dina membuang muka.
“E-eeh?” Baldevere terkejut. “A-apa aku berlebihan?”
“Tidak dewasa sekali ya pemimpin kita ini?” Countdime menyeruput kopinya sambil membaca koran.
“Karena itulah kamu ditinggal kekasihmu, Montana~” celoteh Scarlett.
“S-Scarlett!”
“Liat siapa yang bilang ‘bekerja dengan sangat baik’ sedangkan dia sendiri malah tidur keasyikan nonton drama, Oopps keceplosan….” Fairmind minum bir sambil menyindirnya.
“Fairmind! K-kita sudah bicara soal ini, kan!?”
Semua rekannya berbalik menyerang verbal Baldevere. Wajah wanita anggun dan keren itu kini terlihat konyol dan berusaha terlihat elegan. Alis kirinya bergerak – gerak menahan wajah sebalnya.
Hingga…
“Milady…”
“M-mythril, kamu membelaku, kan?”
Myhtril memejamkan mata sambil memegang pundak Beldevere. “Sayangnya… itu benar. Tolong anda lupakan pidato anda…”
“Mythrilllll!!” Baldevere menutup mukanya karena malu.
Kini suasananya kembali ramai dan meriah seperti semula.
Sekitar beberapa menit…
Satu - satunya orang yang tertidur kini mulai terbangun dari sofanya.
Wanita berambut kuncir roti bakpao kembar.
ns 15.158.61.23da2