Sekolah dua lantai ini terlihat segar dengan balutan cat warna hijaunya, berkat dana BOS sekolah sekarang bisa mempercantik diri jauh dari kesan kumuh.
Di lapang sekolah SDN UUD 45 pagi ini, seluruh guru, dan para siswa siap mengikuti acara apel pagi itu. Tidak terkecuali. DD dan ZZ terlihat juga di barisan kelasnya masing-masing.
Bapak kepala sekolah yang berperawakan kurus tapi berotot, dengan matanya yang penuh kharisma dan pola pikirnya yang visioner. Bapak kepala sekolah bertugas sebagai pembina apel pagi ini. Dalam kegiatan ini, pembina apel biasanya memberikan amanat dan informasi kepada siswa dan seluruh jajarannya. Apel pagi dari tadi sudah dimulai, sekarang memasuki sesi mengheningkan cipta, setelah sesi mengheningkan cipta selesai, barulah pembina apel berbicara. Menyampaikan sepatah dua patah kata.
Bapak Pembina apel berbicara dengan penuh semangat , (para peserta apel sikap istirahat).
“Assalamu Allaikum Wr. Wb. Semangat untuk semuannya! (semua peserta apel mengikuti ucapan semangat, sambil mengepalkan tangan, kemudian sikap istirahat lagi).
Anak-anakku sayang, pada apel kali ini, bapak ingin menginformasikan 2 hal penting; yang Pertama: kalian sekarang sudah memasuki era baru peradaban 4.0. yaitu era robotic. Lalu disusul era 5.o yaitu era berhubungan (integrase).
Sebelum memasuki era 4.o dan era 5.o kita sudah melewati era 1.o yaitu era mesin uap. Dilanjut dengan era 2.o yaitu era listrik, lalu masuk era 3.o yaitu era internet, kemudian sekarang era 4.o dan 5.o ada yang tahu?
Dalam era 4.o, kepintaran manusia akan diwakilkan oleh kepintaran buatan (ai). Kepintaran buatan akan membantu ribuan bahkan jutaan memori umat manusia. Robot akan menyimpan data manusia butuhkan. Robot akan menjadi bagian terdekat dalam hidup manusia. Tiap Manusia akan mempunyai robot-robot yang membantu setiap aktifitasnya. Jadi kalian semua bukan berubah menjadi robot, tapi manusia yang mampu membuat dan menciptakan robot-robot yang bermanfaat bagi kehidupan kalian. Dalam era 5.0 setiap aktifitas dunia maya dengan cepat bisa terwujudkan ke dalam dunia nyata.
Nah, seperti itu, bapak informasikan mengenai era yang kita hadapi sekarang ini. Untuk informasi yang Kedua: hari ini kita akan kedatangan guru baru, dan kita semua di sini senang sekali kedatangan ibu guru ini, ia bernama Ibu guru W.
Beliau ini guru yang akan mengajar materi prakarya di kelas 3 dan kelas 6. Mudah-mudahan dengan adanya ibu guru W, kalian akan mampu berkarya, menciptakan karya-karya yang bermanfaat tentunya, karya cipta yang sesuai dengan spirit era 4,o dan era 5.o. Demikian informasi yang bapak sampaikan. Wasalamuallaikum wr.wb.”
Setelah sesi pembacaan doa, komandan apel membubarkan seluruh peserta apel pagi itu. ZZ menuju kelasnya begitupun DD.
Sekarang ZZ beserta temannya berada di ruangan kelas, mereka bertanya-tanya guru baru yang akan mengajarkan mereka. ZZ Melihat jadwal pelajaran hari ini. Materi prakarya di kelas 6 dimulai sesudah jam istrirahat. (jam 10-12 siang)
“Sepertinya ibu guru baru itu, (ibu guru W) mengajar di kelas 3 dulu.” Kata teman sebangku ZZ, sambil membuka tas sekolahnya lalu mengeluarkan buku catatan dan alat tulis. ZZ belum balas ucapan teman sebangkunya itu . Ia menyimpan tumblernya dahulu di bawah meja, lalu membuka tas sekolahnya juga. (Untuk mengeluarkan buku tematik dan alat tulis).
“Sepertinya, ibu guru baru itu mengajar di kelas adikku duluan (DD). Tuh lihat, ibu W. keluar dari ruang guru.” ZZ memperhatikan ibu guru W melangkah keluar dari ruang guru menuju ruang kelas 3 dan menunjukkan kepada teman sebangkunya. Teman sebangku ZZ menenggokkan kepala penasaran ingin lihat ibu W.
ZZ memperhatikan dari jauh langkah kaki ibu guru W, anggun tapi penuh semangat, tas kecil bertali di bawanya, tidak lupa buku ajar kelas 3, buku absensi siswa dan alat tulis kantor (ATK, seperti : ballpoint, penggaris, dll.) dipegang juga. Kerudung warna hijau dipakainya.
ZZ jadi teringat ibunya! Saat detik-detik terakhir ibu akan pergi ke Arab Saudi. Ibu memakai kerudung berwarna hijau. Ya, seperti ibu guru W. ZZ teringat waktu Ibu dan peserta TKI sudah di karantina, tempat pengarantinaan itu, tempat terakhir para TKI dilatih Soft Skill. Keterampilan yang dilatihkan antara lain: berbicara dengan Bahasa arab, adab ketika makan, adab menyambut tuan dan nyonya arab, dll. Intinya pengarantinaan ini, agar para TKI bisa mawas diri dan siap menghadapi prilaku tuan-tuan Arab yang tentunya budaya atau kebiasaan berbeda dengan kiasaan budaya leluhur Indonesia.
Pelatihan Soft Skill ini, bermanfaat sekali ketika menghadapi tuan arab yang doyan perempuan migran Indonesia dan sebagian tuan arab masih ada yang memperlakukan pembantu rumah tangga sebagai budak(hamba sahaya). Kecuali yang masih ada garis keturunan dengan Rasul. Perangainya sangat baik, memperlakukan para tenaga migran seperti keluarganya sendiri.
Pihak PJTKI selain memberikan pelatihan Soft Skill memberikan pula pelatihan Hard skill, seperti; mencuci pakaian menggunakan mesin cuci, menyeterika baju, menggunakan alat dapur, menyalakan kompor gas litrik, bersih-bersih rumah menggunakan alat modern. Ini semua maksudnya agar para TKI tidak gaptek saat bekerja nantinya.
Dan waktu itu jadwal pemberangkatan ibu telah di tentukan, makannya sebelum pemberangkatan pihak PJTKI membolehkan para TKI bertemu dulu dengan keluargannya.
Dirasa waktu sudah mepet, karena jadwal pesawat take off sekitar jam 3 dini hari. Besok tengah malam para TKI ( termasuk ibu) harus berada di bandara.
Mereka bertiga (Ayah, ZZ, dan DD ketika bertemu ibu) memanfaatkan waktu yang singkat ini. Sebagai pelepasan yang istimewa untuk ibu. Ayah mengajak ZZ, dan DD menuju tempat itu (tempat pengarantinaan ibu). Waktu itu DD baru masuk sekolah kelas 1 dan ZZ sudah naik ke kelas 3. Mereka berangkat menggunakan travel untuk bertemu ibu. Sesudah sampai di tempat ibu dan ibu menyambut mereka bertiga. Ayah terlihat menggendong DD dan tangan ZZ di pegang ibu. Sebelum berpisah ibu berpesan kepada ZZ selalu semangat sekolah. Dengan terus semangat sekolah, insyaallah cita-cita ZZ di masa depan akan terwujud.
“Jaga anak-anak. Ibu berjanji akan pulang, Yah!” ibu memeluk Ayah dengan sangat eratnya dan menciumi DD yang sedang digendong ayah.
Menurut ayah, Ibu kontrak kerjanya 2 tahun, tapi kini sudah lebih 3 tahun, ibu tidak berkabar sama sekali dan tidak tahu kapan pulang. Bisa dipastikan sampai detik ini mereka bertiga kangen berat sama ibu.
Ibu guru W sudah memasuki ruang kelas 3, ibu guru memperkenalkan diri kepada anak didiknya itu, disusul dengan mengabsen satu persatu siswanya.1916Please respect copyright.PENANAsCyO1TKkvJ
“DD.”
“Hadir, Bu.” DD mengangkat tangan.
“Baik semuannya sudah ibu absen, sekarang kalian semua akan mengerjakan proyek ya, proyek berkarya dari bahan-bahan yang ada di seputaran sekolah. Jadi kalian selama 1 jam mencari bahan-bahan di sekitaran sekolah yang bisa dimanfaatkan jadi sebuah karya. Seperti; plastik, daun, jadikan sebuah karya, faham, kan!”
“Fahaaaam, Bu.”
Ibu guru W, mengajak anak-anak ke luar kelas, mereka semua terlihat senang, karena jarang-jarang belajar di luar kelas. Ibu guru W, mempersilahkan tiap siswa mencari bahan prakarya di seputaran sekolah. 1 jam berikutnya, para siswa memperaktikkan bahan yang ditemukan menjadi apapun yang siswa inginkan (artinya bebas berkarya).
DD dan temannya yang tambun menuju halaman belakang sekolah. DD perhatikan mamang penjaga sekolah sedang membersihkan kebun sekolah, mamang sedang mencangkul tanah. Telihatlah deretan tanah gembur yang tertata rapi.
Mamang penjaga sekolah memang sangat rajin dan piawai dalam mengurus kebun sekolah. Lahan tanah yang sempit, bisa mamang sulap menjadi kebun yang indah. Berkat keahlian mamang ini, sekolah mereka terlihat hijau royo-royo.
Rumput liar, ranting-ranting pohon, daun kering, sampah plastik dan sampah kertas dikumpulkan mamang membentuk gundukan kecil (seperti bukit kecil), gundukkan itu mengeluarkan asap, artinya mamang langsung membakar gundukan itu. Di tanah yang sudah dibersihkan mamang, terlihat ada seekor cacing menggeliat, tubuh cacing itu terbagi dua karena terkena cangkul.
Mamang merogok pantatnya lalu menggaruk bagian itu berkali-kali, cangkulnya dibiarkan berdiri pekerjaannya otomatis terhenti sementara waktu. Garukannya lumayan lama juga. Ada suara yang terdengar,’grek grek,grek’ pada setiap gerakan jari mamang yang sedang menggaruk itu.
Mata mamang merem melek menikmti dan menghayati setiap garukan. Sepertinya ada mahkluk kecil berbulu (bisa jadi ulat kecil) yang menjadi penyebab ( biang kerok) bagian tubuhnya yang kini terasa gatal.
DD dan si tambun memperhatikan mamang yang sedang asyik menggaruk itu, dari tadi mereka tertawa-tawa. Saking terasa gatal, Mamang tidak sadar ada dua siswa memperhatikan dan mendekat padanya.
“Mang, lagi asyik, ya,” ucap DD.
Mamang menoleh ke belakang mencari sumber suara dan tawa yang ia dengar. Ia tersadar seketika! Mamang kini menghentikan garukannya dan bicara kepada ke dua anak-anak itu.
“Eh, kalian. Kenapa pada keluar kelas?”
“ini lagi cari bahan proyek prakarya. Mang”
“Oh, proyek ibu guru baru ya. Sini,sini, ayo ikut mamang!”
Mamang mengajak DD dan si tambun untuk mengikutinya, lalu ia menyerahkan sekantung ubi yang sudah di rebus kepada mereka berdua.
DD membawa sekantung ubi rebus itu menuju ruangan kelas, ubi berwarna unggu yang masih mengepulkan uap itu sungguh menggoda! si tambun memohon pada DD sebuah ubi rebus. Kayaknya si tambun sudah gak tahan ingin merasakan nikmatnya kehangatan ubi rebus berwarna unggu tersebut, sambil berjalan mulut si tambun mengunyah ubi tersebut, mulutnya bergoyang-goyang, ia makan ubi rebus dengan nikmatnya.
DD dan kawannya itu masuk ruangan kelas untuk membuat laporan proyek. Teman DD yang lain; yang memukan plastik membuat lukisan di buku gambar lalu di warnai dengan potongan plastik yang ditempel menggunakan lem.
Siswa yang menemukan daun, daunnya diwarnai dengan spidol lalu di tempelkan pada kertas gambar. Jadi tercetaklah pola gambar daun yang unik. Yang memukan kertas ada yang melipatnya jadi: pesawat, perahu, katak, dan bola-bolaan.
DD menyerahkan ubi rebus itu kepada bu guru, di bibir bagian atas si tambun ada sisa ubi unggu yang menempel dan melekat, lalu DD bertanya pada bu guru.
“Bu, ubi rebus bisa dijadikan materi prakarya, kan?”
“Ya, bisa. Itu masuknya kewirausahaan. Dari ubi rebus bisa dijadikan peganan dan camilan, seperti; keripik dan candil.”
“Ubi rebus ini didapat dari mamang penjaga sekolah. Ibu mau?” tawar DD.
“Terimakasih DD, makan saja bareng teman-temanmu yang lainnya.”
DD menawarkan ubi rebus pada teman-temannya. Teman-teman DD rebutan mengambil ubi rebus, agar temannya kebagian semuannya. DD menyarankan satu bangku satu ubi rebus.
“Ubi rebusnya dibagi dua, ya teman-teman! (dan setiap potongannya) dibagikan kepada teman sebangkunya masing-masing.”
“Kalian semua tenang makannya, jangan rebutan! Tugas proyeknya bagi yang sudah selesai, setorkan pada ibu, ya!”
Suasana kelas jadi tenang kembali. Tiap siswa yang sudah mengambil ubi, balik arah ke mejanya masing-masing. Sekarang giliran siswa menyetorkan proyeknya pada meja bu guru. DD menulis proyek prakaryanya kali ini dengan judul ‘ubi rebus’. DD melanjutkan keterangan di bawahnya ubi rebus bisa dibuat peganan seperti goreng ubi dan candil, ubi bisa dibuat camilan juga berupa keripik ubi.
Tiba-tiba si tambun berdiri, ia berjalan ke meja bu guru sambil memegang perut, ia bukan menyerahkan laporan proyek melainkan meminta ijin kepada bu guru untuk ke kamar kecil (toilet).
Selang beberapa detik si tambun pergi. Udara di ruangan kelas berubah menjadi horror ada ke tegangan, zat aneh meneror setiap orang yang ada di ruangan itu. Zat yang berupa gas yang menyengat dan menusuk hidung, aroma telor busuk menyeruak. Aksi menutup hidung terjadi. Bahkan ada siswa yang terlihat menutup hidung plus menutup mulut mengantisipasi serangan gas yang terasa ganas itu. Tiap siswa berkomunikasi dengan memberi kode berupa pandangan mata yang melotot (tidak bisa bicara, karena mulut dan hidung tertutup tangan).
Lalu seorang siswa perempuan dengan gagah berani, tampil heroik, meloncat dari bangkunya, lalu berteriak lantang!
“Bau kentuuuut!”
ns 18.68.41.140da2