Jakarta
1919Please respect copyright.PENANAQe61l5hsh8
Di rumah pak Faisal,
1919Please respect copyright.PENANATcto6v9IpK
Di kamar Afgan..
1919Please respect copyright.PENANA7GxcmKa4iS
"Jam berapa sih ini, oh jam dua belas malam, daripada tidak bisa tidur, mending nyanyi deh, volume suaranya ku setel sekeras-kerasnya ah, hehe", kata Afgan.
1919Please respect copyright.PENANA1M99ndcoLv
Di kamar Darmi..
1919Please respect copyright.PENANAgBFjJwkVkx
"Haduh den mas Afgan mulai lagi, kurang kenceng den mas Afgan volumenya", keluh Darmi yang merasa terganggu.
1919Please respect copyright.PENANAT2Wro99A1x
Di kamar Samsul..
1919Please respect copyright.PENANAVac387CHmX
"Pritigiwir masih jam dua belas malam, den mas Afgan", keluh Samsul juga yang merasa terganggu.
1919Please respect copyright.PENANAsZgbgttx2U
Di kamar pak Faisal dan ibu Dewi..
1919Please respect copyright.PENANA0l71d5ijZZ
"Afgan Syah Reza..", pak Faisal berteriak saat mendengar volume suara keras dari kamar Afgan dan merasa terganggu juga.
1919Please respect copyright.PENANAJomTcRChwI
"Pah tunggu", kata ibu Dewi yang coba menghentikan pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANArmtvzMymMY
Di kamar Arsya..
1919Please respect copyright.PENANANHhhzN2CCa
"Haduh uda Afgan berulah lagi, hem", keluh Arsya.
1919Please respect copyright.PENANA12jOd2rmNu
Di kamar Afgan lagi..
1919Please respect copyright.PENANA15ZMzZyJoy
"Afgan Syah Reza..", pak Faisal berteriak saat mendengar volume suara keras dari kamar Afgan dan merasa terganggu juga, serta mendobrak kamar Afgan.
1919Please respect copyright.PENANAIyKSVW9GQp
"Yah kok mati sih, papa", keluh Afgan yang dimatikan musiknya yang keras oleh pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANAoXwcBoZOos
"Apa papa, papa, ha Afgan, kamu tau ini jam berapa sekarang ?", tanya pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANASEomaw9Dcg
"Jam setengah satu pah", jawab Afgan.
1919Please respect copyright.PENANAFz45GAMi9U
"Ini sudah malam Afgan Syah Reza, kamu itu ya selalu membuat papa kamu ini malu dan juga menjadi bahan omongan orang, yang bilang papa kamu tidak menegur kamu dan juga selalu memanjakan kamu", kata pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANAL7UD3XvOLu
"Lagi papa omongan orang didengarkan sudah diamkan saja, nanti juga capek sendiri itu orang", sambung Afgan.
1919Please respect copyright.PENANAWiseFA6Cnq
"Enak saja kamu bilang begitu, kamu tau tidak papa kamu ini yang malu tau", kata pak Faisal lagi yang menampar Afgan.
1919Please respect copyright.PENANAHoTGqWBdmI
"Papa mau ngapain ?", tanya Afgan.
1919Please respect copyright.PENANAJpyXUSBP8e
"Papa mau sita semua fasilitas yang papa berikan untuk kamu, mulai dari mobil, ATM, kartu kredit, dan juga motor", jawab pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANA0t2L7OlVgt
"Pah, papa tidak bisa begitu dong pah, mah..", kata Afgan.
1919Please respect copyright.PENANAgfl4RMBNF8
"Mama diam, ini semua salah mama yang terlalu memanjakan dia, dan papa minta mulai hari ini jangan memanjakan Afgan lagi atau", kata pak Faisal yang mengancam ibu Dewi.
1919Please respect copyright.PENANAHCgI0C9vkq
"Atau apa pah ?", tanya ibu Dewi.
1919Please respect copyright.PENANAXevvsSR5Cb
"Atau papa akan mencabut semua Fasilitas mama juga sama seperti papa mencabut semua fasilitas yang papa berikan pada Afgan, dan juga papa akan menghentikan uang bulanan mama, mama juga tidak boleh kumpul lagi dengan teman-teman sosialita mama itu", jawab pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANAXLY3l2o320
"Mama, papa", kata Arsya yang datang ke kamar Afgan, karena merasa terganggu.
1919Please respect copyright.PENANALjDUit9hX2
"Apa..!!, kamu mau membela kakak kamu juga sama seperti mama kamu, iya Arsya ?", tanya pak Faisal lagi.
1919Please respect copyright.PENANA8LgcGaTisc
"Tidak pah, siapa yang mau membela uda Afgan, Arsya kesini mau kasih tau ke kalian jangan berisik sudah malam, ganggu orang istirahat tau, ini sudah jam satu kurang dan besok aku kan harus sekolah papa, mama, uda", jawab Arsya.
1919Please respect copyright.PENANAJIL6DrTPao
"Tuh contoh adik kamu", kata pak Faisal meminta Afgan untuk mencontoh adiknya, Arsya.
1919Please respect copyright.PENANAX0eQ0xxe8D
"Sudah pah, kalau mau besok saja dibicarakan baik-baik, masa kalah sih sama pesantren yang adem ayem, tidak ada suara ribut-ribut", kata Arsya yang memberikan pak Faisal sebuah ide.
1919Please respect copyright.PENANAG66SO2UgWZ
"Waang bana Arsya, ide waang rancak bana", kata pak Faisal yang mendapatkan ide dari Arsya.
1919Please respect copyright.PENANApn2wlrPaEX
"Maksud papa ?", tanya ibu Dewi, Afgan, dan Arsya.
1919Please respect copyright.PENANAJZsIeoXw9O
"Apak akan kirim Afgan ke pesantren, tapi bukan pesantren milik atuak kalian, apak akan kirim Afgan ke pesantren yang jauh jo bukan milik atuak kalian", jawab pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANA4Iwi4Y3cWU
"A apak namuah kirim denai ke pesantren ?", tanya Afgan lagi.
1919Please respect copyright.PENANAdh4QfoCl9b
"Iyo Afgan, apak alah panek mengahadapi waang jo juga waang yang telah membuat apak waang iko menjadi bahan pembicaraan orang jo juga telah membuat apak waang iko malu, karena ciek sering membolos pado saat jam pelajaran kuliah tertentu di kampus, duo sering ikuik tauran jo mahasiswa lainnya, tigo sering baliak pagi jo mabuk juga, kurang saba baa lai apak samo waang cubo waang pikirkan tu Afgan, barisuak apak sambung lai pembicaraan iko, kini apak namuah lanjut istirahat, Arsya kini waang kembali ke kamar jo mama kasih nasihat pado Afgan jo jan sampai mama manjakan Afgan ya, apak namuah ke kamar lai", jawab pak Faisal lagi.
1919Please respect copyright.PENANAtRGN0LRxLf
Pagi harinya di meja makan sebelum sarapan pagi pak Faisal memutuskan untuk tetap mengirim Afgan ke Pesantren Darussalam yang ada di Pacitan, Jawa Timur.
1919Please respect copyright.PENANAdO478GlBmG
Pesantren Darussalam adalah Pesantren yang mempertemukan Afgan deng jodohnya (Titah) dan pemilik Pesantren Darussalam (pak kyai Abdullah) adalah teman dari kakeknya Afgan (pak kyai Sobri).
1919Please respect copyright.PENANAfLZ0J8JXoS
Keesokan harinya..
1919Please respect copyright.PENANAYgkTg8HAlh
Di rumah pak Faisal,
1919Please respect copyright.PENANADNqjyNodQH
Di meja makan..
1919Please respect copyright.PENANAZlaoIlYyjw
"Sarapan sampun jagi tuan", kata Darmi yang menyajikan sarapan pagi untuk pak Faisal dan keluarga.
1919Please respect copyright.PENANAwPANjfNs8X
"Oh ya, terimakasih ya bi", sambung pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANAYMkKylOvHC
"Inggih tuan", kata Darmi lagi.
1919Please respect copyright.PENANAa60ULk7zLw
"Ya, oh iyo apak barisuak atau dambisuak denai akan mengantar Afgan langsung ke Pesantren Darussalam sendiri, tarimokasih apak alah memberikan saran kepada denai, wa`alaikumussalam apak", kata pak Faisal yang sedang menelepon pak kyai Sobri.
1919Please respect copyright.PENANAbfzRBtBRq2
"Papa habis menelepon siapa ?", tanya ibu Dewi.
1919Please respect copyright.PENANAG1QEuxodiA
"Apak mertua mande, pak kyai Sobri", jawab pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANAdPNjQCDaRW
"Oh..", seru ibu Dewi.
1919Please respect copyright.PENANA1uWxXFbBFA
"Anak-anak mana mande, kok alun turun untuk sarapan pagi ?", tanya pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANA4P4P3tcj9u
"Masih di kamarnya mungkin pah, eh itu Arsya, pah", jawab ibu Dewi.
1919Please respect copyright.PENANA4XLwVedE7y
"Assalamu'alaikum mah, pah", Arsya memberikan salam pada pak Faisal dan ibu Dewi.
1919Please respect copyright.PENANAE2E59wn79W
"Wa'alaikumussalam", pak Faisal dan ibu Dewi menjawab dalam dari Arsya.
1919Please respect copyright.PENANAtg0A8qaNTr
"Loh kok kamu sendiri, uda mana ?", tanya ibu Dewi lagi.
1919Please respect copyright.PENANABoPs8QLpjJ
"Masih di kamar kali mah", jawab Arsya.
1919Please respect copyright.PENANARIcXN0HY1y
"Samsul..", pak Faisal memanggil Samsul.
1919Please respect copyright.PENANAY9SD8W33ZW
"Inggih tuan, ada yang bisa saya bantu ?", tanya Samsul.
1919Please respect copyright.PENANAMRFxOOwd1i
"Tolong kamu bangunkan Afgan di kamarnya ya", jawab pak Faisal lagi.
1919Please respect copyright.PENANAocPkWGVkit
"Pritigiwir, saya disuruh bangunin den mas Afgan, tuan ?", tanya Samsul lagi.
1919Please respect copyright.PENANAz3JWAOlcek
"Iya Samsul, kamu siapa lagi memangnya", jawab ibu Dewi lagi.
1919Please respect copyright.PENANAuMBdnItuI3
"Maaf tuan, maaf nyonya kenapa saya, maaf lagi loh ini ya tuan, nyonya, saya tidak berani membangunkan den mas Afgan", kata Samsul yang ketakutan ketika disuruh membangunkan Afgan.
1919Please respect copyright.PENANAB8xSYTdvb1
"Loh kenapa, kamu takut ?", tanya pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANAoaQAv4wfq0
"Inggih tuan", jawab Samsul.
1919Please respect copyright.PENANA0eiLcabHil
"Jangan takut, tidak usah takut, kamu tinggal bilang saja sama Afgan, kalau Afgan di tunggu saya untuk sarapan pagi bersama ya, kalau dia berani membantah kamu langsung whatsapp saya saja, begitu saja kok repot", kata pak Faisal meyakinkan Samsul agar tidak takut untuk membangunkan Afgan.
1919Please respect copyright.PENANAwFCTtolHGo
"Inggih tuan, permisi", kata Samsul yang menuruti permintaan dari pak Faisal.
1919Please respect copyright.PENANADSLEZvoq2O
"Ya, kita tunggu Afgan turun setelah itu ada yang ingin papa bahas, baru setelah itu kita sarapan pagi", kata pak Faisal lagi.
1919Please respect copyright.PENANAs9B9hElLpP
"Iya pah", sambung Arsya dan ibu Dewi.
1919Please respect copyright.PENANAIK3oL6C5Zj
Di depan kamar Afgan..
1919Please respect copyright.PENANADPmdqjERHP
"Ketuk, jangan, jangan, ketuk, ah sudah ketuk saja lah, eh jangan deh, haduh bagaimana ini ya allah tolonglah hambamu ini ya allah", kata Samsul yang masih ketakutan saat berada di depan kamar Afgan.
1919Please respect copyright.PENANAZZZ1gzCPRV
"Itu kan Samsul, ngapain didepan kamarnya den mas Afgan", kata Darmi yang melihat Samsul berada di depan kamar Afgan dengan ketakutan.
1919Please respect copyright.PENANAhsU5F9aoGj
“Sul, Samsul”, kata Darmi yang menghampiri Samsul.
1919Please respect copyright.PENANApGhzvBnemz
"Inggih mi", sambung Samsul.
1919Please respect copyright.PENANANEGAtIvIIN
“Lagi opo awakmu neng merene ?”, tanya Darmi.
1919Please respect copyright.PENANAxXPHf1k1RM
"Awakku arep memantulkan lawang kamar den mas Afgan, tapi wedi mi", jawab Samsul.
1919Please respect copyright.PENANAcZcxeH3xDp
"Wedi piye maksute awakmu, ya ketuk wae lawang kamar den mas Afgan, aja wedi, delok awakku ya sing arep laporkan lawang kamar den mas Afgan", kata Darmi yang akan memalingkan pintu kamar Afgan.
ns 15.158.61.19da2