Sesudah lebih 5 tahun perkawinan belum juga punya anak, Burhan menyalahkan istrinya. Dia memvonis bahwa Reni, istrinya, mandul. Begitulah pada umumnya para suami. Tanpa melihat kemungkinan yang cacat adalah dirinya, dia menjatuhkan vonis pada istrinya.
321Please respect copyright.PENANAGUH3sexXax
Bahkan akhirnya orang tua Burhan pun mulai ikut campur. Mereka bilang kalau perkawinan tidak memberikan keturunan sebaiknya para suami istri lebih memikirkan masa depannya. Dia tahu yang dimaksud mertuanya. Dia harus rela apabila suatu saat suaminya mencari perempuan lain sebagai penggantinya demi keturunan.
321Please respect copyright.PENANAjIoLyzwdap
Tentu saja ini sangat menyakitkan hatinya. Apalagi nampaknya suaminya lebih mendengarkan omongan orang tuanya dari pada berunding mencari jalan keluar dengan dirinya sebagai istrinya. Memang Burhan merupakan 'anak mama' yang sedikit-sedikit mengadu pada mamanya apabila dia menemuai masalah dalam rumah tangganya. Itulah kelemahan utama Burhan.
321Please respect copyright.PENANAxwsH7ywz5p
Namun sesungguhnya Burhan benar-benar mencintai istrinya. Baginya, istrinya itu adalah belahan jiwanya. Dia selalu ingat bagaimana dulu semasa sekolah selalu mencari perhatian untuk menarik hati Reni. Dia tahu persis bahwa Reni adalah gadis yang paling diperebutkan para pemuda di kota kecilnya. Sebagai pemain basket andalan sekolahnya Reni yang berperawakan jangkung dengan kulitnya yang kuning langsat sungguh menjadi bintang kota itu. Bukan hanya para pemuda seusianya, para guru pun banyak yang jatuh hati padanya.
321Please respect copyright.PENANAPRtlDmJmGF
Begitulah, sesudah berobat ke sana sini tak memberikan hasil nyata, pada suatu hari Burhan pulang membawa informasi bahwa ada dukun yang kondang di suatu desa terpencil yang bisa menyembuhkan kemandulan seseorang. Konon telah ratusan orang tertolong olehnya dan bisa mendapatkan keturunan. Dengan penuh antusias Burhan mengajak istrinya untuk mencoba minta pertolongan sang dukun itu.
321Please respect copyright.PENANAvSI8EhsQR7
Sesungguhnya Reni tak pernah percaya dukun semacam itu. Namun untuk menyenangkan suaminya dia tidak menolak keinginannya. Ya.. hitung-hitung jalan-jalan ke luar kota.
321Please respect copyright.PENANAfPYMKu3j2x
Pada hari yang ditetapkan dengan menggunakan mobil mereka meluncur dari rumahnya menuju desa Blabar. Rupanya mbah Dukun itu dipanggil sebagai mbah Blabar karena tinggalnya di desa Blabar. Rencananya mereka akan menginap di desa tersebut selama 2 atau 3 hari.
321Please respect copyright.PENANA7nikjiTUSh
Sekitar jam 5 sore mereka telah sampai ke alamat yang dituju. Saat memasuki pekarangan rumah Mbah Blabar, nampak para pasien sudah cukup banyak yang antri menunggu giliran. Dan sesudah mendaftar dengan cara yang sederhana Burhan menerima nomor urut 16. Melihat antrean yang cukup panjang diperkirakan nomor itu baru akan dipanggil sekitar jam 9 malam.
321Please respect copyright.PENANAT0nPSzqRYZ
Desa Blabar berada di pinggiran kota kecil. Mbah Blabar cukup dikenal oleh orang-orang desa maupun kota besar sekalipun. Para tetangganya memanfaatkan popularitas Mbah Blabar dengan membuka warung dan bahkan juga penginapan. Sementara menunggu hingga tiba gilirannya Burhan dan Reni istirahat, mandi, makan dan minum di salah satu penginapan sekaligus warung yang tersedia.
321Please respect copyright.PENANAhAL81y1KOc
Dari omongan para pasien dan tetangga, Burhan mendengar bahwa Mbah Blabar adalah dukun yang sakti yang tidak perlu diragukan mujarabnya. Boleh dikata setiap orang yang beroleh pertolongan dari Mbah Blabar tak ada yang kecewa. Burhan semakin mantab dan senang mendengar itu semua. Dan dia berusaha agar istrinya percaya dan tak usah khawatir.
321Please respect copyright.PENANA3GHMHaJGey
Akan halnya Reni, sejak awal dia tak akan percaya dengan itu semua. Dia anggap hanyalah omong kosong. Namun sikapnya tidak ditampakkan pada Burhan suaminya. Dan dia nampak selalu senang dan cerah karena baginya perjalanan dan nginep di luar kota ini dia pandang sebagai rekreasi.
321Please respect copyright.PENANAU7xclQUj4z
Sesudah istirahat, makan, minum dan mandi Reni memerlukan sedikit dandan sebelum ketemu Mbah Dukun. Kini istri Burhan ini telah menampakkan kecantikannya. Dengan usianya yang menginjak 28 tahun membuat kecantikan Reni semakin memiliki daya pikat seksual bagi siapapun lelaki yang memandanginya.
321Please respect copyright.PENANAOdyWXiWmsl
Dengan pakaiannya yang tak terlampau berlebihan membuat Reni semakin Reni dan mempesona. Dan itu bisa dirasakan saat pasangan ini memasuki kembali pekarangan Mbah Blabar. Para pasien nampak memandang terpesona kecantikan Reni. Mereka pasti berpikir bahwa Reni yang datang dari Jakarta ini mungkin mau minta 'susuk awet ayu' dari Mbah Dukun.
321Please respect copyright.PENANAixptriFX58
Beberapa menit sebelum jam 9 petugas memanggil no. Urut 16. Burhan berdiri dan menggandeng istrinya. Dengan diantar oleh asistennya mereka menghadap langsung ke Mbah Blabar.
321Please respect copyright.PENANAG4PsjwSM7d
Begitu memasuki ruangan hidung mereka diterpa aroma dupa. Dalam keremangan asap dupa di tengah ruangan itu yang beralaskan tikar dan karpet nampak duduk bersila seorang tua yang berpakaian sepuh serba kehitaman. Di depannya nampak anglo dupa yang berkepul. Juga tersaji kembang setaman yang direndam dalam baskom. Beberapa pernik-pernik lain, nampaknya jimat-jimat, memenuhi tikar pandan yang tergelar didepannya.
321Please respect copyright.PENANA3hE8GpHMRn
Dengan berjalan merunduk penuh takzim Burhan dan Reni dituntun si asisten mendekat ke depan Mbah Blabar dan dipersilakan duduk menanti. Rupanya Mbah Blabar dengan matanya yang tertutup sedang semadi. Di pangkuannya nampak ada sebilah keris bersarung. Tangannya memegang gagang keris itu sambil mulutnya berkomat-kamit.
321Please respect copyright.PENANAeze2I0jroC
Masih dalam keadaan mata tertutup Mbah Blabar mengeluarkan omongan. Dia bertanya,
321Please respect copyright.PENANASF0ctAjk4O
"Selamat datang cucu-cucuku. Aku tahu kalian sedang dalam kesusahan. Apa yang akan kamu minta dariku," dengan gaya kakek-kakek ngomong gemetar.
321Please respect copyright.PENANAh7eF9k8bFV
Burhan melirik kepada istrinya, matanya seakan menyuruh istrinya bicara. Namun Reni menolak sehingga Burhanlah yang menjawab pertanyaan Mbah Blabar.
321Please respect copyright.PENANAE3wXm2pdrG
"Begini Mbah, saya sama istri saya mau minta pertolongan. Kami ingin punya anak. Sesudah 5 tahun lebih kami menikah belum juga dikaruniai momongan. Kami ingin sekali punya momongan, mbah,"
321Please respect copyright.PENANAn2GtHv73KQ
Sementara suaminya berbicara Reni memperhatikan dengan seksama sosok Mbah Blabar. Oohh.. Ternyata yang namanya Mbah Blabar ini bukan orang tua sesungguhnya. Memang dia berkumis dan berjanggut layaknya mbah-mbah, namun jelas nampak raut mukanya yang mulus tanpa kerut menunjukkan usia Mbah Dukun ini belum lebih dari 40 tahun. Dan lebih-lebih lagi, walaupun secara keseluruhan nampak angker namun raut wajah Mbah Blabar ini sangat bersih dan tampan. Reni membayangkan seandainya dukun ini mencukur kumis dan jambangnya serta mengganti pakaiannya dengan stelan jas dan dasi pasti tak akan kalah dengan tampilan angota MPR/DPR di Senayan itu.
321Please respect copyright.PENANADjy49gOJeN
Mendengar omongan Burhan seketika mata Mbah Blabar cerah terbuka.
321Please respect copyright.PENANAQwcI9qyTAz
"Ah, ada makanan datang," kata hati Mbah Blabar, "Orang pengin punya anak, aku akan kasih anak. Pasti," begitu yakin dan girang hatinya.
321Please respect copyright.PENANAg35D5DcdUr
Dia melihati pasangan suami istri itu. Dia perhatikan Burhan dan sesaat kemudian pindah pandangannya pada Reni. Selanjutnya Mbah Blabar mencurahkan perhatiannya pada Reni. Dia kaget banget. Betapa Reni tamunya kali ini. Kulitnya yang kuning, anak rambutnya yang sangat alami jatuh di dahinya, bibirnya yang ranum dan lebih-lebih lagi buah dada Reni yang nampak getas menggunung. Semuanya itu membuat Mbah Blabar hampir lupa diri. Tanpa ragu dia nyeletuk,
321Please respect copyright.PENANA1D6H4xtKD4
"Oohh.. Kamu bocah ayyuu.. Kepingin punya anak yaa..? Gampang.. Mbah bisa langsung berikan. Namun syaratnya berat. Apakah kamu sanggup memenuhi sarat itu, heehh??" suaranya semakin bergetar.
"Apapun saratnya Mbah, kami akan penuhi asalkan memang kami bisa punya anak," Burhan yang gembira mendengar ucapan Mbah Blabar sudah langsung mengiyakan sarat yang diminta Mbah Blabar tanpa berunding dulu dengan Reni.
321Please respect copyright.PENANA7r38F3kI5r
Kini Mbah Blabar beralih pandangannya ke Burhan suaminya..
321Please respect copyright.PENANA1itx6Mv9Z6
"Benar den? Aden rela memberikan syarat-syarat itu?', tanyanya ragu.
321Please respect copyright.PENANAZrvUfeYVMy
Mata Mbah Blabar memandang tajam menusuk mata Burhan. Dengan sedikit gugup Burhan balik bertanya,
321Please respect copyright.PENANAgqkbqPA7Em
"Apapun yang mbah minta mudah-mudahan kami bisa penuhi"
"Bagaimana Neng? Neng rela memberikan syarat itu?" kini mata Mbah Blabar kembali menatapi Reni.
321Please respect copyright.PENANAcoN9RfvHat
Sepintas nampak pandangan Mbah Dukun ini menyapu cepat keseluruhan sosok Reni. Kali ini dia sempat terpaku pada bentuk betis dan tumit Reni yang.. Uuhh.. Indah banget sseehh..
321Please respect copyright.PENANAdTw1CYnXA6
Apabila dicermati orang akan melihat pandangan Mbah Blabar itu lebih merupakan pandangan lelaki yang terpesona pada kecantikan seorang perempuan. Mbah Blabar memang sedang terpesona istri Burhan ini. Nampak matanya membara penuh hasrat birahi. Dan pandangannya itu tertangkap sekilas oleh mata Reni.
321Please respect copyright.PENANAUTfkU1lPhD
Pandangan mata Mbah Blabar itu menggetarkan hatinya. Mata Mbah Blabar itu terasa sangat membara. Dia sering mengalami pandangan macam itu. Pandangan yang biasanya dilepaskan oleh lelaki yang sedang tergoda hasrat seksualnya.
321Please respect copyright.PENANAqbFTXtp3Ri
"Terserah Mas Burhanlah," Reni asal jawab sambil melirik ke Burhan suaminya.
321Please respect copyright.PENANAX4p1ibRvM6
Kemudian Mbah Blabar minta pada Burhan dan Reni untuk menunggu sejenak. Dia perlu melakukan meditasi untuk bisa memenuhi harapan dan permintaan pasangan suami istri ini. Diambilnya bungkusan dupa dan dibesarkan api anglonya. Dia tebarkan dupa itu hingga asapnya berkepul memenuhi ruangan sempitnya. Mulutnya terus berkomat kamit tanpa jelas omongannya. Tangannya setiap kali mengangkat kerisnya tinggi tinggi.
321Please respect copyright.PENANAs6kxlThM5e
Waktu semadi Mbah Blabar terasa sangat lama bagi Burhan. Dia melihat jam tangannya. Mbah Blabar bersemadi telah hampir 15 menit. Sementara Reni yang juga mengawasi ulah Mbah Blabar. Dia semakin heran dan kagum. Dia yakin banget dengan apa yang dilakukannya. Dia sangat kagum dengan corak lelaki macam itu. Bukannya lelaki macam Burhan yang tak punya pendirian dan mudah dipengaruhi orang lain termasuk orang tuanya.
321Please respect copyright.PENANAhIzfDQnPlg
Akhirnya asap dupa itu habis dan menghilang bersamaan selesainya semadi Mbah Blabar. Nampak Burhan sudah tak sabar mendengarkan syarat apa yang harus dia penuhi agar istrinya bisa melahirkan anak.
321Please respect copyright.PENANAGowtTCfPs2
"Begini cucu-cucuku. Barusan Mbah sudah diberi petunjuk tentang syarat-syarat yang harus dipenuhi agar cucuku cepat punya momongan. Coba cucuku dengerin bersama," Mbah dukun mencoban membetulkan duduknya dan meminta agar Burhan dan Reni mendekat. Mbah Blabar akan menyampaikan permintaannya dengan berbisik.
321Please respect copyright.PENANA8vfpNBT7ye
"Menurut petunjuk yang Mbah terima tadi, cucuku yang Reni ini telah dibuat oleh seseorang dengan tujuan agar tidak mempunyai anak. Mungkin ada seseorang yang pernah dikecewakan yang ingin balas dendam. Benarkah itu cucuku?" Mbah Blabar bertanya kepada Burhan dan Reni.
321Please respect copyright.PENANAeQ93XNum6X
Pasangan suami istri itu saling pandang. Burhan mencoba mengingat-ingat. Adakah diantara pesaingnya dulu saat memperebutkan Reni? Mungkinkah itu si Jono, atau Sungkar atau Beno ataukah si Karma? Ah.. Siapa lagi..? Sementara Reni hanya berpikir dan tersenyum dalam hati. Di matanya Mbah Blabar ini hanyalah mengada-ada. Dia mulai merasakan bahwa ada yang nggak beres dari cara Mbah Blabar memandanginya. Sebagai perempuan Reni yang selalu menampilkan pesona seksual, Reni sangat paham akan pandangan mata macam itu. Namun dia tak hendak menuduh seseorang sekedar dari pandangannya sendiri yang tak bisa dibuktikan.
321Please respect copyright.PENANACkkEZMEN7R
"Lantas apa yang mesti kami lakukan Mbah?" tanya Burhan tak sabar.
"Obatnya itu gampang karena semua telah Mbah dapatkan saat semadi tadi. Kini obat itu ada dalam diri Mbah. Kamu Neng Reni, harus mengambilnya sendiri dari tubuhku,"
"Maksud Mbah?" hampir berbarengan Burhan dan Reni bertanya balik ke Mbah Blabar.
"Obatnya harus diambil 2 kali. Pertama harus diambil melalui mulut atas dan yang kedua diambil melalui mulut bawah. Sebelumnya Mbah nanti akan menyiapkan diri Neng dengan cara mengurut bagian-bagian terpenting agar pada saatnya benar-benar siap menerima obat yang akan Mbah berikan itu," Mbah Dukun menyampaikan kata terakhirnya ini sambil memandang tajam wajah Burhan maupun Reni.
"Maksud Mbah?" kembali hampir berbarengan Burhan dan Reni bertanya balik ke Mbah Blabar.
"Yaa begitu saja petunjuk yang Mbah terima. Kalau cucu-cucuku nggak keberatan sekarang inilah waktunya yang terbaik. Ini khan kebetulan malam Jumat Kliwon, malam yang sangat manjur untuk mengusir segala macam jejadian termasuk santet, sihir dan sebagainya," Mbah Dukun menutup pembicaraannya sambil langsung menutup mata kembali dengan mulutnya yang berkomat-kamit. Rupanya Reni telah benar-benar hasrat birahi membuat Mbah Dukun tak sabar.
321Please respect copyright.PENANAFeJ11sdVeA
Tanpa mengkaji dengan cermat sarat yang disampaikan Mbah Blabar rupanya Burhan sudah kebelet dengan pilihan dan keputusannya. Dia akan menuruti saja keinginan Mbah Dukun. Dalam hal ini Reni mesti mengikuti keputusannya. Sementara Mbah Dukun masih komat-kamit Burhan langsung saja nyeletuk.
321Please respect copyright.PENANAi1j1wGi7Qu
"Iya deh, Mbah. Saya setuju sarat yang disampaikan Mbak Dukun," sambil melirik ke istrinya yang nampak kaget dengan keputusan suaminya yang tidak menanyakan dulu padanya.
321Please respect copyright.PENANAfrvhGheVhk
Reni sangat jengkel akan sikap Burhan suaminya itu. Adakah dia tahu yang dimaksud Mbah Dukun? Artinya dia telah rela menyerahkan dirinya untuk menggunakan mulut dan vaginanya untuk memenuhi syaratnya?
321Please respect copyright.PENANA2aRHWPNcjh
Namun Reni tak bisa menarik lagi apa yang telah dicanangkan suaminya. Dia kini memperhatikan wajah Mbah Blabar yang nampak langsung kembali melek dan bersinar-sinar penuh gairah di wajahnya. Nampak jakunnya naik turun menahan air liurnya saat membayangkan sesaat lagi akan menikmati tubuh Reni yang penuh pesona ini.
321Please respect copyright.PENANAaJ3DplvFkZ
Mbah Blabar mengarahkan pandangannya kearah Reni. Dia menatapnya bagai serigala yang siap melahap mangsanya. Dia angkat sedikit alisnya saat matanya tertumbuk dengan mata Reni. Kemudian tangan kanannya bergerak meraih sebuah keranjang rotan di kanannya. Mbah Blabar mengambil sebuah bungkusan sedang besarnya dan diberikan kepada Reni.
321Please respect copyright.PENANAiuwVtwabaN
"Neng, ambillah pakaian suci ini dan pakailah. Masuklah ke Bale Semadiku di kamar sebelah ini menunggu saya menyiapkan sarana lainnya. Sementara aden saya persilakan menunggu di luar? Mungkin upacara pengobatan ini akan memakan waktu sekitar 2 jam, begitulah," itulah langkah lanjutan dari Mbah Blabar.
321Please respect copyright.PENANAQSwerEttYt
Tiba-tiba Burhan dihinggapi perasaan khawatir. Atau mungkin cemburu. Dia mesti melepaskan istrinya yang Reni itu berduaan dengan orang lain di kamar tertutup. Bahkan dia baru menyadari sekarang, bahwa ternyata Mbah Blabar ini masih nampak seumur dengan dirinya. Bahkan dia juga perhatikan Mbah ini nampak bersih dan roman mukanya tampan. Rupanya kumis ataupun janggutnya yang memberi kesan sepintas berusia tua. Dan kalau orang memanggilnya Mbah disebabkan oleh kebiasaan orang kampung saat berhadapan dengan 'orang pintar' atau dukun macam Mbah Blabar ini.
321Please respect copyright.PENANASsSIayRMKL
"Mbah, mohon saya Mbah untuk diijinkan menunggui istri saya di kamar saja. Percayalah saya tidak mengganggu Mbah Dukun saat memberikan obatnya nanti. Boleh ya mbah, saya mau ikut menunggu di kamar, Mbah," Burhan menghiba pada Mbah Dukun.
321Please respect copyright.PENANAWoyYYw4aii
Sesudah mendengar permintaan Burhan kembali Mbah Dukun komat-kamit. Mungkin mencari jalan keluar. Beberapa saat kemudian dia bicara,
321Please respect copyright.PENANAqxG9qtGJeu
"Oo, boleh, tetapi ada syaratnya. Apabila nanti ada penampakkan atau suara apapun aden tidak boleh bereaksi. Itu adalah godaan yang harus dihadapi. Aden harus tetap tenang. Ruang Bale Semadi itu dijaga oleh jin Soni yang mampu membuat lumpuh, buta dan tuli seketika bagi siapapun yang mengusik ketenangannya," begitu Mbah Blabar memberikan uraiannya.
"Terima kasih Mbah," sahut Burhan yang justru semakin percaya dengan kesaktian Mbah Blabar dengan diperbolehkannya ikut menunggui istrinya di Bale Semadinya.
321Please respect copyright.PENANAUU83M8ZBFE
Akan halnya Reni perasaannya semakin sebal akan sikap suaminya yang kurang menghargai keberadaan dirinya. Dia merasa sepertinya tak punya hak bicara. Dengan rasa kesal itulah dia berdiri dan berjalan menuju Bale Semadinya Mbah Blabar yang berada di balik pintu kiri ruang praktek dukunnya ini.
321Please respect copyright.PENANANJN6DBH21x
Sesampainya di ruang Bale Semadi Reni membuka bungkusan yang diberikan oleh Mbah Dukun. Ditemuinya selembar sarung kotak-kotak putih dan secarik kain putih pula. Dia reka-reka bagaimana memakainya kedua potong kain ini. Kemudian dia melepasi rok dan blusnya. Sarungnya dia jadikan penutup tubuh perut ke bawah dan kain putihnya dia sampirkan ke bahunya untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Reni merasa tidak perlu melepaskan celana dalam dan kutangnya.
321Please respect copyright.PENANAzsRvuANJZc
Beberapa saat kemudian Mbah Blabar membawa anglo, dupanya menyusul memasuki Bale Semadi diikuti oleh Burhan. Ruangan itu sangat sempit. Mungkin hanya sekitar 2 X 2 m2. Diruangan ini hanya nampak ada bale-bale ukuran kecil dan rendah bertikar pandan. Tak ada perabot lain. Dia letakkan anglo dupa itu di pojok kamar dan seketika aroma dupa mewarnai ruangan sempit itu.
321Please respect copyright.PENANAiHMt7XwVip
Mbah Blabar memerintahkan Burhan untuk merapat ke dinding dan duduk bersila dilantai. Sekali lagi dia berpesan agar tidak melakukan reaksi apapun atas apa yang dia dengar dan saksikan nanti. Jangan sampai memancing kemarahan jin Soni.
321Please respect copyright.PENANAuM11HAlNwE
Kepada Reni Mbah Blabar untuk naik ke bale-bale dan duduk bersila. Sementara Mbah Blabar juga naik dan duduk bersila tepat dibelakang Reni. Dia mengeluarkan sebuah botol kecil.
321Please respect copyright.PENANAADXQVPctXd
"Neng, ini adalah minyak zaitun yang khusus didatangkan jin Soni dari Mesir. Minyak ini akan saya oleskan pada seluruh pori-pori tubuh Neng agar tak ada satu lubang kecilpun yang mampu ditembusi segala teluh atau santet buatan manusia. Saya harap Neng tenang dan memusatkan pikiran agar segala kotoran yang memasuki tubuh Neng larut bersama minyak ini," begitulah Mbah Blabar mulai melakukan tugasnya.
321Please respect copyright.PENANAP97xMBexzV
Dari arah belakang punggung Reni Mbah Blabar menuangkan sedikit minyak itu ketangannya. Kemudian dengan didahului mulutnya berkomat-kamit tangan Mbah Blabar mulai mengoleskan minyaknya ke leher dan kuduk Reni. Dia urut-urut layaknya tukang urut yang langsung membuat Reni menggeliatkan leher dan kepalanya mengimbangi arah urutan tangan Mbah Blabar.
321Please respect copyright.PENANAytBbZl9K58
Nampak Reni mulai menikmati enaknya diurut. Mungkin perjalanan dari Jakarta sepanjang hari ini memang membuat lelah tubuh Reni, sehingga urutan tangan Mbah Dukun ini terasa nikmatnya.
321Please respect copyright.PENANAdzklJ6medj
"Kalau pijatan Mbah membuat sakit Neng boleh mengaduh atau merintih agar Mbah bisa mengurangi kekuatannya," pesan tambahan Mbah Blabar yang bertolak belakang dengan wanti-wantinya kepada Burhan agar tidak mengeluarkan gaduh yang akan membuat jin Soni marah.
321Please respect copyright.PENANAE8zFTgdlqV
Dari leher dan kuduk tangan dukun itu turun ke bahunya. Dengan tetap membiarkan tali kutang tetap ditempatnya tangan-tangannya yang berusaha menggapai bagian bahunya menyingkirkan sedikit demi sedikit kain putih penutup bahu dan punggungnya. Reni masih mengepit kain itu untuk menutupi kutang dan dadanya.
321Please respect copyright.PENANAxuyiX1xnDa
Kini tangan Mbah Dukun dengan leluasa mengoleskan minyak zaitun itu ke bahu dan punggung Reni. Dia menyusupkan olesan tangannya ke bawah tali kutang. Olesan itu merata dan turun hingga ke pinggulnya. Tangan Mbah Dukun nampak terampil mengurut ataupun mengelus bagian-bagian tubuh Reni. Tak luput pula sisi kanan dan kiri hingga ketiak istri Burhan ini diolesinya dengan minyak dari Mesir ini. Nampak oleh Burhan bagaimana mata Mbah Blabar nampak sangat bergairah. Mata itu nampak hendak menelan punggung istrinya.
321Please respect copyright.PENANAEqeU1YUXLX
Kemudian secara berbisik Mbah Dukun minta supaya kain penutupnya dilepas saja. Dan tanpa ba bi bu Reni mengikuti saja perintah Mbah Blabar. Dia juga ingin agar Burhan menyaksikan sendiri betapa dia patuh dengan perintah dukun yang dipercayainya ini. Diam-diam sisa kedongkolan pada suaminya masih membekas di hatinya.
321Please respect copyright.PENANA2MnwD4MU4C
Sementara itu dari balik asap dupa Burhan mengamatinya dengan melototkan matanya. Semua yang sedang berlangsung terjadi sangat dekat dan tepat di depan matanya. Dia ingin bertanya apakah Mbah Blabar akan menjamahi seluruh tubuh istrinya untuk memoleskan minyak itu? Namun dia ingat janjinya untuk tidak bereaksi apapun pada apa yang akan dilihat maupun didengarnya. Dia juga takut apabila membuat jin Soni marah.
321Please respect copyright.PENANA1WfWhEDidP
"Inilah hak mutlak dan kenikmatan seorang dukun," demikian kata dalam hati Mbah Blabar.
321Please respect copyright.PENANAwPDoONP74l
Apapun yang dia maui gampang dipenuhi oleh pasiennya. Bahkan rata-rata mereka takut akan akibat buruknya macam Burhan yang kini menyaksikan istrinya dielusi Mbah Blabar langsung di depan matanya itu.
321Please respect copyright.PENANA7NF34QfJbx
Tangan Mbah dukun mulai menjamah iga samping dan ketiak kanan kiri Reni. Dan nampaknya Reni mulai merasa merinding. Kecuali tukang pijat perempuan di kampungnya selama ini tak satupun lelaki pernah menjamah tubuhnya macam ini. Dia merasakan elusan tangan Mbah Blabar dengan cepat membuat hangat tubuhnya. Terkadang jari-jarinya bermain dengan menekan dan mengelus sehingga membuat saraf-saraf pekanya terangsang.
321Please respect copyright.PENANAzxYkO40voZ
"Naikkan lengannya Neng, biar Mbah bisa mengolesi ketiak Neng," perintahnya yang langsung dipenuhi Reni.
321Please respect copyright.PENANAYKpZvsz5CJ
Terus terang rabaan tangan Mbah Blabar ini semakin menghanyutkan sanubarinya. Tangan-tangan yang mengelus ini betapa lembutnya. Dia tak acuh dengan kemungkinan kecemburuan suaminya. Toh ini semua gara-gara kemauan Burhan. Dan dia tak pernah minta pertimbanganku, demikian sikap Reni.
321Please respect copyright.PENANAFHpFRXQ0Er
"Ahh.. Mbah.. Terus elusi aku Mbaahh.." begitu jerit hatinya.
321Please respect copyright.PENANAfHQBNx7ItY
Tetap dari arah belakang punggung Reni kini tangan Mbah Blabar meluncur ke wilayah dadanya. Jari-jari itu menggosok atau mengelus berputar tepat di bawah gundukkan payudaranya. Terus berputar dan berpilin jari-jari itu benar-benar membuat dada Reni berdegup kencang.
321Please respect copyright.PENANAmHw36pq3zE
Muka Reni terasa memerah. Perasaan tak sabar menunggu tangan Mbah Blabar merambah buah dadanya terasa menggebu. Tanpa malu dia mendesah. Ada semacam hasrat yang mulai merambati saraf-sarafnya. Reni terus mendesah atau terkadang merintih. Hasrat birahinya-lah yang telah membuat kehangatan tubuhnya. Bahkan sekarang mulai terasa kegerahan.
321Please respect copyright.PENANAheHla1TPtT
Mbah Blabar tahu bahwa suhu syahwat Reni mulai panas dan menaik. Ini memang telah menjadi perhitungannya. Tangannya juga merasakan degup jantung pasiennya yang yang semakin keras memukul-mukul dadanya. Dan Mbah Blabar yakin pasiennya kini semakin menunggu jamahan tangannya terus bergerak. Dan memang kini saatnya tangannya memasuki wilayah yang sangat peka.
321Please respect copyright.PENANA6LP08mighc
Dengan menambahi lumuran minyak zaitun di telapak tangannya dia mulai menyusupkan jari-jarinya ke bawah kutang untuk menyentuhi puting susu, tangan Mbah Blabar mulai mengoles-olesi gundukkan payudara Reni.
321Please respect copyright.PENANAmu3uxvUTw8
Mengelus, menggosok, memilin secara bergantian dalam irama yang sangat sistematis dari tangan Mbah Blabar pada kedua payudaranya membuat hasrat birahi Reni langsung terbakar. Kembali tanpa ragu kini dia melepaskan desahan dan rintihan nikmatnya. Posisi Mbah Blabar yang memeluki dari punggungnya juga menambah rangsangan birahinya.
321Please respect copyright.PENANAqCIWwwrhmq
Mau tak mau wajah Mbah Blabar semakin lekat di punggung Reni. Hembusan hangat nafas Mbah Blabar pada kulit punggungnya sangat terasakan. Gairah syahwat Reni langsung bagai kena sentuhan listrik ribuan watt. Sapuan nafas Mbah Blabar yang mengenai punggungnya itu menjadi paduan harmonis dengan elusan, gosokkan dan pilinan di buah dadanya.
321Please respect copyright.PENANAPd4fkWxs6A
"Aa.. A.. Mpuunn.. Mbaahh..' Reni mendesah-desah dan merintih.
321Please respect copyright.PENANA5fWJQ0bXpd
Jangan tanya betapa bingung Burhan menyaksikan bagaimana istrinya mendesah dan merintih macam ini. Dalam ruangan Bale Semadi yang sempit dan remang karena asap dupa ini terasa bernafas semakin sesak. Kebingungan Burhan ini tak boleh ditunjukkan. Dia ingat jin Soni yang pemarah. Namun perasaan bingung itu kini terasa menyimpang. Rasa khawatirnya bergeser.
321Please respect copyright.PENANArkfD7d6kED
Libido Burhan mulai terusik dan mengambil alih rasa bingung dan khawatir. Suara desah dan rintih istrinya telah mengubah bingung dan khawatirnya menjadi hasrat birahi. Dalam duduk bersila itu Burhan merasakan kemaluannya mulai mendesaki celananya. Acchh.. Macam apa pula ini? Apa yang terjadi pada diriku, demikian suara batin Burhan.
321Please respect copyright.PENANAHPmr9zi5UA
Dia melihat keringat istrinya mulai mengucur. Demikian pula Mbah Dukun. Ruangan sempit ini semakin panas oleh terbakarnya hasrat syahwat. Bergaya seakan kelelahan, tanpa sungkan dan ragu Mbah Blabar menyandarkan wajahnya ke punggung Reni. Namun nampak mulutnya bekerja. Dia menyedoti keringat di punggung istrinya itu.
321Please respect copyright.PENANAAw17yoPZqA
Yang lebih menambah bingung Burhan adalah saat menyaksikan istrinya Reni menerima semuanya itu tanpa protes dan menghindar. Walaupun wajahnya terus menyeringai mengiringi desah dan rintihnya. Walaupun tubuhnya terus bergeliatan seakan menahan kepedihan seperti saat tukang urut kampung juga memijat dan mengerok tubuhnya saat masuk angin. Adakah hal itu disebabkan kepatuhannya pada dirinya yang suaminya?
321Please respect copyright.PENANA0uPmjRbd2S
"Ampun Mbahh.. Ampuunn.." demikian rintih pilu yang keluar dari mulut Reni.
321Please respect copyright.PENANARlSs84Ryyi
Dalam geliatnya Reni mengeluh kepanasan dan tanpa diminta Mbah Blabar dia melepasi sendiri kutangnya sehingga kini tubuh bagian atasnya menjadi sepenuhnya telanjang. Dicampakannya kembali kutangnya ke lantai. Batin Mbah Blabar menyeringai girang. Akal bulusnya berjalan mulus.
321Please respect copyright.PENANAlyZnCGVjYm
"Sabar Neng.. Nanti juga Mbah kasih obatnya.." jawaban Mbah yang terasa teduh di telinga Reni.
321Please respect copyright.PENANA6B4RkPFmrs
Selaku dewa penolong Mbah Blabar melepaskan lipatan kakinya dan menggeser duduknya lebih mepet ke tubuh Reni. Burhan kaget menyaksikan sepintas celana kolor hitam Mbah Blabar nampak menggunung. Dia pastikan itu kemaluan Mbah Dukun yang sudah ngaceng. Aacchh..
321Please respect copyright.PENANAkHAbsetQdg
"Sabar ya Neng.. Mbah lagi siap-siapkan obat untuk Neng," dengan tangannya yang terus meremasi buah dada Reni dengan bibirnya yang tak lagi lepas dari pagutan di kuduk dan bahu istri Burhan itu kini juga nampak pantatnya maju mundur. Mbah Blabar mendorong-dorongkan selangkangannya lebih lengket ke bokong Reni.
321Please respect copyright.PENANAVbS6YCut1O
Reni memang telah mulai terseret dalam cantiknan birahinya. Dia telah sepenuhnya untuk menjalani syarat apapun yang diminta Mbah Blabar. Dia juga ingin menunjukkan pada Burhan bahwa dia berani menerima apa yang diminta Mbah Dukun.
321Please respect copyright.PENANA0ixnwiI35r
"Ammpuunn.. Mbahh.. Saya nggak tahan lagi nihh.." sangat iba suara Reni.
"Yaa.. Yaa.. Neng sabarr.." kini Mbah Blabar bangkit dari tikarnya.
321Please respect copyright.PENANAqDHS7q8OHX
Dia pindah ke depan Reni. Tidak duduk namun ngangkang tepat di muka wajah Reni. Sambil dia mencari posisi tangannya nampak membetulkan letak celana kolornya yang gombrang atau longgar bagian bawahnya Mbah Blabar merogoh dan mengeluarkan penisnya.
321Please respect copyright.PENANA5L0MW1YOeU
"Neng.. Sekarang saatnya Neng mengambil obatnya. Lihat nih Neng.." dia sodorkan kemaluannya yang tegak kaku dan hitam berkilatan ke wajah Reni. Reni yang semula setengah menutup mata kini terbelalak. Dia tidak menduga bahwa Mbah Blabar akan berbuat ini padanya. Namun kekagetannya itu langsung berubah menjadi terpesona.
321Please respect copyright.PENANAoNYb6FoOLO
Reni menyaksikan kemaluan lelaki yang sangat menggetarkan sanubarinya. Kemaluan macam itu belum pernah terbayangkan. Mencuat ngaceng dan gede, kepalanya mengkilat dengan lubang kencingnya yang berupa sobekkan menganga yang sangat menantang. Dan karena begitu dekat dengan wajahnya aroma kemaluan Mbah Blabar juga langsung menerpa hidungnya.
321Please respect copyright.PENANASFLwph48cU
"Disini Neng.. Neng Neng ambil sendiri.. Pakai mulut Neng yaa.. Nanti juga obatnya muncrat keluaarr.." jawab Mbah Dukun dengan suaranya yang bergetar.
321Please respect copyright.PENANAMhnPT9WeNu
Disodorkannya penisnya ke bibir mungil Reni.
321Please respect copyright.PENANAvqFFgOE0rc
"Ayoo.. Isep-isep.. Biar cepat muncrat.. Biar cepat selesai obatnyaa.." bujuk Mbah Blabar yang tersendat-sendat karena menahan gejolak syahwatnya.
321Please respect copyright.PENANARsPugaf2xx
Terus terang Burhan seakan disambar petir. Melihat apa yang dilakukan Mbah Blabar dan apa yang harus dilakukan istrinya sungguh diluar pikiran dia. Dia baru paham ucapan dukun ini. Bahwa obatnya ada dalam diri Mbah Dukun dan istrinya mesti mengambil obatnya sendiri dengan mulut atas dan mulut bawahnya. Jadi macam inilah yang disyaratkan Mbah Blabar serta yang sekarang mesti dilakukan oleh Reni dengan cara mengisep penisnya Mbah Dukun.
321Please respect copyright.PENANAVdZwcUPwiu
Namun yang memukul Burhan lebih dahsyat lagi adalah menyaksikan istrinya Reni yang tanpa ragu meraih kemaluan Mbah Blabar yang ukurannya sangat gede dan panjang itu. Kenapa dia berlaku seperti itu di depan matanya. Adakah dia telah diguna-guna dukun ini? Dia sama sekali nggak tahu mesti berbuat apa. Dia nggak berani bereaksi khawatir dan takut akan kemarahan jin Soni.
321Please respect copyright.PENANAf0joaVeYDr
Memang semula Reni terkaget saat dihadapkan pada apa yang dimaksud Mbah Dukun, mesti mengisep-isep penis Mbah Blabar untuk mengambil obat itu dengan mulutnya. Namun setelah menyaksikan, seakan dia tersihir, penis Mbah Blabar ini sangat mempesona. Jantungnya jadi tergetar. Matanya terpaku tak mampu melepaskan pandangannya dari kemaluan yang gede dan indah itu.
321Please respect copyright.PENANAxBO0v2IKg1
Selama usia perkawinannya yang lebih 5 tahun Reni tak pernah turun dan menciumi apalagi mengisep-isep kemaluan Burhan suaminya. Alasan utamanya adalah perasaan jijik. Namun sekarang tiba-tiba dia dihadapkan keharusan untuk mengisep penis lelaki lain. Namun aroma kemaluan itu ternyata telah mengusik nuraninya. Kini dia begitu berhasrat untuk mencium atau menjilat-jilat kemaluan yang mempesona itu.
321Please respect copyright.PENANAr2BnCW4aGG
Tetapi dia merasa berada dipersimpangan. Adakah hal ini bisa dianggap pengkhianatan tanpa ampun di mata suaminya. Dia ingin pastikan hal itu dari Burhan suaminya yang kini terseok di pojok dinding kamar sempit ini. Dia menoleh ke arahnya. Matanya bertanya.
321Please respect copyright.PENANA40O3mRNA6H
Akhirnya pikiran dan hati Burhan pasrah. Apa yang sedang terjadi tak bisa terhindarkan lagi. Dan apa yang tengah berlangsung akan terus berlangsung. Hal ini membuat keadaan Burhan kini jadi ikut terhanyut. Malahan dia kini ingin selekasnya menyaksikan bagaimana istrinya menerima nikmat syahwat dari Mbah Blabar. Dia ingin menyaksikan bagaimana penis Mbah Blabar dalam kuluman istrinya. Ingin menyaksikan vagina istrinya itu dia aduk-aduk dan ditembusi penis Mbah Dukun ini.
321Please respect copyright.PENANA7ARta8jl5H
Saat Reni menengok ke arahnya, dia tak berani menatapnya. Namun dia berusaha untuk tidak menunjukkan sikap marah atau cemburu. Burhan berharap istrinya tahu dengan sendirinya untuk meneruskan apa yang memang dia harus teruskan. Beberapa detik berikutnya mata Burhan menyaksikan tangan istrinya menjamahi selangkangan dukun tersebut, kemudian menggengam batangan besar dan panjang milik Mbah Blabar.
Penis itu diarahkannya ke bibir mungil Reni yang segera membuka mulutnya dan mulai menjilati seluruh permukaan penis besar itu.
"Add.. Duuhh.. Neng.. Add.. Dduuhh.. Nengg.. Jangan kaget ya Neng.. Mungkin Mbah nanti akan berteriak atau merintihh.. Karena Mbah akan kesakitan saat obat-obat Neng keluar dari tubuh Mbahh".
Edan. Mbah Blabar ini benar-benar edan. Tipuan-tipuannya begitu saja bisa masuk akal bagi para korbannya.
321Please respect copyright.PENANAACXmqUtIfE
Dengan lidah dan mulutnya yang sibuk menjilati dan menciumi batang penis besar itu, Reni mengangguk-angguk mendengar desah dan racau Mbah Blabar.
321Please respect copyright.PENANAnDsZ6GFvB1
Tangan Mbah Dukun mulai meraih kepala dan rambutnya, seakan membantu dengan cara menekan-nekan kepalanya untuk keluar masuk memompa penis itu ke dalam mulutnya, sekaligus memaju mundurkan pantat Mbah Dukun. Nampak celana kolor gombrang mbah dukun melambai-lambai oleh gerakan tersebut.
321Please respect copyright.PENANAe9LcqOHQdF
Tak terlampau lama. Sekitar 5 menit Reni mengulum, penis Mbah Blabar semakin membesar dan mengeras. Kocokkan maju mundur bokong Mbah Blabar makin cepat. Remasan rambut kepala Reni semakin pedih terasakan. Mbah Blabar menengadah ke langit-langit sambil matanya setengah tertutup. Saraf-sarafnya seakan dijalari sejuta semut merah. Kegatalan merambati saraf-saraf pekanya. Sperma Mbah Dukun melaju menuju puncak syahwat. Reni merasakan apa yang sedang dan akan terjadi. Dia mempercepat pompaan mulutnya. Dan akhirnya..
321Please respect copyright.PENANATrEmn9d0HN
"Telaann.. Nnee.. Neng.. Telann.. Telan.. Minum semuanya.. Itu obatnya nengg.."
321Please respect copyright.PENANAcFXdNAEVBm
Reni gelagapan saat pejuh hangat dan kental muncrat dai penis Mbah Blabar. Tanpa ragu dia telan seluruh cairan yang menumpahi rongga mulutnya itu. Reni juga melenguh.. Gelagap dan meracau. Reni merasakan kenikmatan tak terhingga saat sperma Mbah Blabar tumpah disertai jambakkan tangan yang pedih oleh Mbah Dukun pada kulit kepalanya.
321Please respect copyright.PENANAEW5EFo81ks
Sementara di sudut dinding sana ternyata Burhan juga nampak langsung rubuh ke lantai. Dia melototi saat menyaksikan mulut istrinya yang penuh terjejali penis Mbah Dukun. Hasrat seksualnya langsung menggelegak tanpa mampu menahannya. Dia cepat keluarkan kemaluannya dan melkuakn masturbasi. Bersamaan dengan muncratnya sperma Mbah Blabar di mulut Reni, muncrat pula sperma Burhan mengotori lantai Bale Semadi. Dalam tergolek di lanati Burhan mengerang nikmat..
321Please respect copyright.PENANAbYWMzI18Oi
Keadaan ruang sempit itu sesaat hening. Yang masih bergerak hanyalah kepulan asap dupa. Yang kemudian terasa masuk ke pendengaran berikutnya adalah suara-suara kodok atau jengkerik di kebon yang berbatas dinding bambu Bale Semadi itu. Juga terdengar sekali dua geremang dan geseran kursi atau beradunya cangkir kopi di ruang tamu dimana pasien Mbah Blabar masih banyak yang menunggu.
321Please respect copyright.PENANAAqzyYw5pFk
Beberapa menit berlalu, Mbah Dukun nampak menggeliat bangkit dari tikar diikuti Reni. Jelas keduanya masih dikuasai nafsu penasaran. Kenikmatan yang diteguknya beberapa menit yang lalu merupakan sarana perdana untuk kenikmatan pada menit-menit berikutnya. Kini Mbah Dukun memandang tajam ke Reni,
321Please respect copyright.PENANANeIknlQsk4
"Sarat-sarat pengobatan Neng belum seluruhnya dipenuhi. Coba Neng rebahan telentang di tikar pandan ini.. Mbah harus membersihkan kotoran yang tertinggal di tubuh Neng"
321Please respect copyright.PENANAlACiJg6CKk
Sesudah mengelap ceceran sperma lengket dari Mbah Dukun yang tertinggal di pipi, dagu dan sebagian lain tercecer di dadanya Reni kembali mengikuti bimbingan Mbah Blabar. Situasi diri Reni masih dalam keadaan hasrat syahwat tinggi yang menggelegak. Dia masih menanggung gejolak birahi yang harus dituntaskan. Dan kini dia telah telentang berbaring di tikar pandan itu. Nampak buah dadanya yang membusung nampak ranum dan getas. Puting susunya yang sebesar pucuk jari kelingking kemerahan menantang ke langit-langit Bale Semadi itu. Mbah Dukun tahu persis, ini adalah puting susu perempuan yang belum pernah menyusui.
321Please respect copyright.PENANA0PyxgByBaB
Dengan tenaga dan staminanya yang seakan tak pernah kendor mata Mbah Dukun nampak meliar. Jakunnya naik turun. Dia siap mengenyoti payudara itu. Rasanya puting kemerahan itu akan membuat Reni bergelinjangan saat kena kenyotan bibirnya nanti. Wajahnya merunduk mendekat ke dada Reni.
321Please respect copyright.PENANAntatus5FtE
"Sabar ya Neng.. Mbah biar bikin bersih dulu sebelum nanti Neng mendapatkan obat dari Mbah. Mbah akan sedot kotorannya"
321Please respect copyright.PENANA9OlN60okZP
Dan dijulurkannya lidahnya. Mbah Blabar mulai menyapu gundukkan payudara yang mulus bagai pualam china itu. Reni menjerit kecil. Kenikmatan surgawai langsung menyergap sanubarinya. Tangannya mencengkeram tepian bale-bale menahan gereget dari hasratnya yang menggelegak. Sapuan lidah Mbah Dukun ini langsung mengobarkan nafsu birahinya. Tubuhnya menggeliat. Jeritannya memenuhi ruang sempit berasap dupa ini.
321Please respect copyright.PENANAwngjauw4kd
Burhan yang mengikuti apa yang berlangsung sejak tadi kembali terpukau. Nampaknya istrinya sedang meretas jalan birahinya kembali. Dia tahu jeritan macam itu adalah jeritan Reni saat dilanda nikmat yang tak bertara. Burhan yakin bahwa sapuan lidah Mbah Blabar memang sangat akan membuat istrinya kelojotan. Jeritan istrinya serasa langsung membangunkan hasrat syahwatnya kembali. Kembali tangannya mengelusi kemaluannya.
321Please respect copyright.PENANAlky4K3ZFZL
Memang penisnya ini tak sehebat penis Mbah Blabar, namun Burhan ingat betapa istrinya juga kelojotan menganggung nikmat saat malam pertama perkawinannya dulu. Dielusinya kemaluannya sambil khayalnya terbang mengikuti matanya yang melotot mengawasi ulah Mbah Dukun bersama istrinya itu.
321Please respect copyright.PENANAsniVkmuZEN
Rupanya Mbah Blabar tak hanya mencium, menjilat dan mengeyoti payudara Reni. Kini wajahnya terlihat melata ke bawah. Perut dan puser Reni menjadi sasaran rambahan ciuman Mbah Blabar.
321Please respect copyright.PENANAiVs1SwMgMs
Dan Reni kini bukan lagi hanya meremasi tepian bale-bale tetapi sudah menjamah kepala Mbah Dukun dan meremasi rambutnya. Dan bukan itu saja, direnggutnya sarung penutup tubuh bawahnya berikut sekaligus celana dalamnya dan kembali dilemparkannya ke lantai.
321Please respect copyright.PENANABNE5GycFgr
Tepat di depan hidung suaminya Reni kini benar-benar telanjang dalam dekapan Mbah Dukun tanpa secuil benangpun pada tubuhnya. Dan dengan desahan yang bertubi nampaknya tangannya itu mendorong agar rambahan bibir Mbah Blabar turun lagi menuju ke bukit dan lembah kemaluannya. Dia tekan kepala Mbah Dukun untuk menjilati jembutnya. Dia desakkan wajah Mbah Dukun agar menciumi dan menjilat-jilat vaginanya.
321Please respect copyright.PENANA6SpdWaXfA5
Diangkat-angkatnya pantatnya seakan hendak menjemput jilatan Mbah Blabar. Dia sorong-sorongkan kemaluannya dan tekan ke wajah Mbah Dukun ini. Reni telah sepenuhnya dikuasai nafsu birahinya. Dia tak lagi pertimbangkan adanya Burhan suaminya. Kalau toh sesekali terlintas dia hanya kembalikan bahwa semua ini terjadi karena keinginan Burhan sendiri.
321Please respect copyright.PENANAfGfFq3haHo
Tentu saja nafsu Reni ini menjadi puncak kenikmatan syahwat Mbah Blabar. Di turuti dorongan tangannya untuk menjilati kemaluan istri Burhan ini. Dan saat bibirnya menyentuh bibir vagina Reni tak ditunda lagi, Mbah Dukun langsung menyedot-sedot vagina Reni. Dia rasakan becek yang deras membasahi gerbang vagina perempuan Reni ini. Ditengah pedihnya jambakan rambut Reni dengan sepenuh kerakusannya Mbah Blabar menjilati-jilat hingga kering cairan birahi Reni.
321Please respect copyright.PENANAUoDcyh1u1c
"Ammpuunn.. Mbahh.. Enak bangeett.. Terusi ya Mbaahh..." rintih iba Reni.
321Please respect copyright.PENANAn0mWpAybAg
Dan kini Mbah Blabar kembali dengan perintahnya. Dia bangkit merangkaki tubuh Reni. Naik hingga wajahnya berhadapan dengan wajah istri Burhan itu,
321Please respect copyright.PENANARqUPxn5aAH
"Kini saatnya bibir bawahmu mengambil obat dari tubuhku. Aku akan memberikan bimbingan dan petunjuk"
321Please respect copyright.PENANAZlZVWIRSqk
Selepas ucapan itu Mbah Dukun meraih paha Reni dan dengan pasti merenggangkannya. Dielusinya vagina Reni. Dicelupkannya jari telunjuk serta jari tengahnya ke liang vagina itu kemudian ditariknya. Nampak lumuran getah birahi terbawa ke jari-jari itu. Mbah Dukun membawanya ke mulutnya untuk dikemot dan diisep-isepnya,
321Please respect copyright.PENANA91Bd5NbPK3
"Lihat, Neng Reni sudah suci sekarang. Semua kotoran telah lepas dari tubuh Neng. Ayo.. Ambillah obat itu.." kata terakhir ini disertai gerakannya yang mendekatkan dan mendorong penisnya ke liang vagina Reni. Penis itu pelan tetapi pasti dia tekan untuk menembusinya.
321Please respect copyright.PENANA4UacgDxvK0
Reni yang memang sudah sangat mendambakan nikmat syahwati tak ayal lagi. Dijemputnya penis Mbah Blabar. Pantatnya menaik dan tangannya menepatkan arahnya. Penis itu langsung blezz.. Tertelan masuk ke dalam vagina Reni yang telah licin oleh cairan vaginanya yang membanjir. Penis yang begitu gede dan panjang nampak menyusup pelan mengisi dinding-dinding peka vagina Reni. Terdengar jerit kecil Reni dan dengus liar Mbah Dukun. Kedua orang yang satu pelukan itu menemukan kenikmatannya masing-masing.
321Please respect copyright.PENANAcDhxpdPJGj
Sementara itu Burhan terus mengelusi penisnya sendiri sambil khayalnya membubung tinggi. Dia merasakan betapa nikmat Reni ditembusi penis segede itu. Dan dia juga merasakan betapa Mbah Dukun penisnya tercengkeram ketat oleh kemaluan istrinya. Burhan semakin mempercepat kocokkan penisnya. Dia ingin meraih nikmat bersama istrinya yang sedang dientot Mbah Blabar.
321Please respect copyright.PENANAq7XbFsBOBC
Kini yang terlihat adalah Mbah Dukun mengcantikn-cantiknkan bokongnya naik turun dan Reni menggoyang-goyangkan pantatnya. Burhan menyaksikan betapa penis gede Mbah Dukun ditelan lahap oleh vagina istrinya. Dia saksikan bibir vagina Reni yang termonyong-monyong keluar masuk karena mesti menampung batangan besar yang menyarat di vaginanya.
321Please respect copyright.PENANAujQHyF3AR0
Akhirnya Mbah Dukun meracau,
321Please respect copyright.PENANAf6I6Tcz77E
"Enak Neng.. Enaakk?? Enak mana sama punya suami Nengg..?? Enak manaa..??" racaunya itu nyata terdengar oleh kuping Burhan. Namun Burhan sendiri sudah abai. Dia telah menemukan identitasnya sendiri. Bagi Burhan adalah 'kenikmatanmu adalah kenikmatanku juga'.
321Please respect copyright.PENANAN267XfVvPW
Dan tiba-tiba Mbah Blabar membalikkan tubuhnya,
321Please respect copyright.PENANACH7SzpmwdJ
"Sekarang Neng.. Sekarangg..!! Neng yang harus mengambilnya sendiri. Sekarang nengg..!!"
321Please respect copyright.PENANAY0LNitW0p9
Tanpa melepaskan penisnya dari cengkeraman vagina Reni dia angkat istri Burhan itu untuk menindih tubuhnya. Kemudian diajarkannya sesaat bagaimana Reni mesti mengcantikn-cantiknkan pantatnya agar vaginanya bisa menjemput sendiri obatnya dari lubang penisnya.
321Please respect copyright.PENANATsj9jwxiWv
Reni memang cepat belajar. Apa yang diperintahkan Mbah Dukun langsung dia laksanakan. Dia kini berada diatas tubuh Mbah Blabar dengan vaginanya yang tetap mencengkeram penis dukun itu. Dan rasa gatal pada dinding-dinding vaginanya yang hinggap demikian hebatnya mau tidak mau Reni mesti mengcantikn untuk menggosokkan rasa gatal itu. Bahkan bukan hanya itu. Untuk menyalurkan semua hasrat birahinya yang berlimpah bibir Reni dengan cepat memaguti bibir Mbah Blabar. Keduanya benar-benar tenggelam dalam kobaran semangat syahwati.
321Please respect copyright.PENANAUyFDJb9dUX
Dan Burhan seakan diberikan penampakkan yang sama sekali belum pernah diketaui dan di alaminya. Dia kini menyaksikan bahwa lubang vagina istrinya yang sempit itu ternyata mampu menampung batangan gede panjang milik Mbah Blabar. Setengahnya bertanya, kemana penis itu ditelan.
321Please respect copyright.PENANAryGayVoEEH
Dan yang lebih mempesonakan birahi Burhan adalah saat penis itu keluar masu dijemputi vagina istrinya. Batangnya berkilatan oleh basah lendir birahi keduanya. Dan bibir vagina Reni yang setiap dorong dan tarik memperlihatkan betapa sesaknya dengan pinggirannya setiap kali terbawa masuk dan keluar pula. Pemandangan itu membuat Burhan mendapatkan ejakulasinya lebih cepat. Sperma Burhan muncrat-muncrat dan kembali mengotori lantai Bale Semadi yang sempit itu.
321Please respect copyright.PENANASYfSY2S1UF
Dan Mbah Blabar bersama Reni terus meracau tentang nikmatnya penis gede serta vagina yang legit hingga puncak nikmat mereka mendekat. Saat Reni didekati orgasmenya dia peluk erat punggung Mbah Blabar. Dia cengkeramkan kukunya hingga menembusi daging punggung itu. Dia mencakar sambil berteriak histeris,
321Please respect copyright.PENANAIiaNGf5lAz
"Mbbaahh.. Penis Mbah enaakk buangeett.. Mbaahh.."
321Please respect copyright.PENANAnpBHktOzeG
Tak ayal pula punggung Mbah Blabar langsung menanggung cakaran dan terluka. Goresan merah darah merembesi punggung dukun tampan itu. Namun sakitnya itu langsung terobati. Jepitan legit vagina Reni membuat Mbah Blabar memuncratkan kembali air maninya yang berlimpah. Ejakulasi yang kedua Mbah Blabar memberikan nikmat yang tak terperikan.
321Please respect copyright.PENANATyEvemZGWq
Pengobatan Mbah Blabar pada Reni selesai tepat 2 jam sejak diawalinya pada jam 9 malam tadi. Kini, sesudah Reni membersihkan tubuhnya dengan mandi air kembang yang disediakan asisten Mbah Dukun, di ruang kerjanya Mbah Blabar memberikan nasehat kepada pasangan suami istri itu,
321Please respect copyright.PENANA0jxYfTzmOa
"Aden dan Neng, jangan lupa nanti malam sepulang dari sini, Aden harus langsung tidur sebagaimana suami istri. Usahakan setidaknya selama 3 hari beturur-turut. Mudah-mudahan atas bantuan jin Soni dan leluhur Mbah, cucuku akan selekasnya diberi anak," begitulah pesan singkat Mbah Blabar.
321Please respect copyright.PENANAdKaQe0ytpv
Sebelum Burhan menanyakan Mbah Blabar sudah mendahului,
321Please respect copyright.PENANAaIpHcxVlD1
"Soal ongkos, sementara Aden dan Neng jangan pikirkan dulu. Nanti kalau berhasil boleh Aden dan Neng kembali kemari sebagai kaul akan keberhasilannya itu"
321Please respect copyright.PENANAeHh2ry18Tk
Burhan menjadi semakin kagum akan Mbah Dukun ini. Sudah menolong, tetapi nggak mau dibayar, begitu pikirnya.
321Please respect copyright.PENANAI1lNHGPWXz
Sementara pikiran Reni, "Apakah cukup dengan sekali berobat, Mbah??". Namun itu pikiran yang tak terucapkan.
321Please respect copyright.PENANAePz7fyZBXy
Sembilam bulan lebih sepuluh hari sesudah peristiwa itu Reni melahirkan anak lelaki yang sangat tampan. Burhan merasa puas walaupun anaknya tidak begitu mirip dengannya. Sebagai ayah dia telah membuktikan bahwa mampu memperpanjang darah dan keturunannya.
321Please respect copyright.PENANAqbZwLJeYdT
Mertua Reni juga langsung menyayangi Reni dengan sepenuh hati. Sebagai menantu dia mendapatkan kemanjaan sebagaimana anaknya sendiri.
321Please respect copyright.PENANARVnDUTU5c1
Adapun Reni masih penasaran dan selalu terngiang akan pesan Mbah Blabar, "Nanti kalau berhasil boleh Aden dan Neng kembali kemari.."
321Please respect copyright.PENANAOZ53L0fOgG
Reni ingin punya anak lagi. Dan yakin Mbah Blabar pasti mau menolongnya lagi.
321Please respect copyright.PENANAh16TTw6z0K
321Please respect copyright.PENANAnNR1UYkQNm