Ada seorang wanita yang menghuni rumah kosong di ujung desa; itu sudah menjadi rahasia umum. Jali sudah diperingatkan oleh ibunya agar menjauh dari sana.
277Please respect copyright.PENANAJLyxEl3Pzf
"Kenapa?" tanyanya suatu kali.
277Please respect copyright.PENANAqKcjM1I86h
Ibunya lebih suka mengelak daripada bercerita, "Di situ bukan tempat yang baik." hanya itu yang dikatakannya.
277Please respect copyright.PENANAnjgMwgCMei
Desa itu berbatasan langsung dengan laut, dengan sisi utara berakhir di ujung bukit, di bawah sebuah pohon beringin tua. Terdapat pagar kayu setinggi dada orang dewasa untuk memisahkan desa dengan rumah kosong itu. Sebagai anak yang penurut, Jali tidak pernah berusaha untuk menyelinap keluar. Dia cuma memandangi saja dari celah-celah pagar, mengagumi dari jauh bangunan tua yang sudah nyaris ambruk itu.
277Please respect copyright.PENANAEd11dxiDaJ
"Apa yang kau lihat?" sapa suara merdu di belakangnya.
277Please respect copyright.PENANAAEvrea8CFD
Jali menoleh. Irana Lestari, istri pak RT, berdiri tak jauh darinya. Wanita itu tampak cantik dengan kaos putih dan rok pendek bermotif bunga yang dikenakannya.
277Please respect copyright.PENANAz2TK8h23C1
"Cuma melihat rumah itu, cantik ya, mbak?" jawabnya polos.
277Please respect copyright.PENANAPQ7QfN0svT
"Tempat itu angker." Irana menepis debu yang menempel di kaosnya yang tipis. "Kau tahu?"
277Please respect copyright.PENANAhhZLWQujaC
"Tidak juga." Jali menggeleng.
277Please respect copyright.PENANAV6H5c3smDO
Wanita itu berjalan mendekat dan berdiri disebelah Jali, aroma tubuhnya yang wangi langsung membuat bocah kecil itu mabuk.
277Please respect copyright.PENANAzWwvk0tmbY
"Menurut cerita, rumah itu dikutuk. Hanya penjahat dan orang-orang putus asa yang tinggal disana."
277Please respect copyright.PENANAV6NiAH6042
"Jadi wanita yang tinggal disitu adalah seorang penjahat?"
277Please respect copyright.PENANAb45uXkvBhZ
Irana memicingkan salah satu matanya yang bulat. "Hmm, tidak juga. Maksudku bukan begitu. Kau bisa saja dituduh sebagai penjahat hanya gara-gara mencuri sebiji tomat di pasar."
277Please respect copyright.PENANAjhexs4Z6wa
"Maksud mbak, wanita itu tidak berbahaya?" tanya Jali.
277Please respect copyright.PENANANnUsgMB7s5
"Bukan begitu juga. Orang baik akan berubah jadi jahat kalau tinggal di dalam rumah itu." wanita itu mengalihkan pandangan, tidak mau memandang rumah itu lama-lama. "Pokoknya, kamu jangan sekali-sekali pergi kesana, mengerti?"
277Please respect copyright.PENANAGRiJKLTkkC
Irana
277Please respect copyright.PENANAXSKbBABkCG
Jali tidak menjawab, penjelasan Irana barusan malah membuat bocah kecil itu makin penasaran. Usianya hampir enam belas tahun sekarang, selain itu, dia tidak bodoh. Jali tidak gampang untuk ditakut-takuti. Irana yang mengetahui keteguhan hati bocah itu, mencoba merayu dengan cara lain.
277Please respect copyright.PENANAUyqI8WSKvg
"Berjanjilah pada mbak, kamu tidak akan pergi kesana, nanti kuberi hadiah."
277Please respect copyright.PENANA47y9QG8Vmy
"Hadiah apa?" Jali bertanya.
277Please respect copyright.PENANAYdT6RKuTF1
Irana memberikan bibirnya, "Kamu boleh mencium mbak sampai puas." kata wanita itu.
277Please respect copyright.PENANAyyomVGNvVK
Jali tertawa. "Nggak ah, mbak pasti bercanda."
277Please respect copyright.PENANAQ7fWjPbt4W
"Eh beneran, aku serius." Dan sebagai tanda keseriusannya, Irana langsung menyambar dan mencium bibir tebal Jali, membuat bocah kurus kering itu terdiam tiba-tiba.
277Please respect copyright.PENANAPeCGIFpNfX
Jali mengusap-usap bibirnya saat istri pak RT itu melepas ciumannya. "Mbak beneran?" dia masih bisa merasakan kehangatan dan kelembutan bibir Irana yang barusan menempel di mulutnya.
277Please respect copyright.PENANAfn5uSgO0x6
"He-eh." Irana mengangguk.
277Please respect copyright.PENANAYkgPHKMc8v
"Kenapa?"
277Please respect copyright.PENANAfq31RJv74V
Wanita itu mengelus rambut ikal Jali. "Ini tugas dari pak RT, aku harus mencegah kalau ada penduduk yang mau mendekati rumah itu. Dengan segala cara!"
277Please respect copyright.PENANAhqyFLK1t2G
"Sudah berapa orang yang mbak cium?"
277Please respect copyright.PENANAVO2ujIVu8Y
"Baru kamu. Tidak ada orang yang mau buang-buang waktu untuk datang kemari, kebanyakan sudah takut duluan begitu mendengar ceritanya."
277Please respect copyright.PENANAGD8Sxx3hZe
Jali memandang rumah itu. Di matanya, bangunan tua itu tidak kelihatan seram sama sekali, malah kelihatan begitu menggoda. Jali ingin menjelajahi dan melihat bagian dalamnya. Tapi tawaran dari mbak Ira juga begitu menggoda, sangat tidak mungkin untuk dilewatkan, mustahil untuk menolak ciuman dari orang secantik Irana. Jali jadi bingung.
277Please respect copyright.PENANAC2S84jpLJr
"Bagaimana?" Irana bertanya.
277Please respect copyright.PENANARgN6j5o0Be
Jali memandang wanita itu sekali lagi. Wanita itu sungguh cantik memesona, dengan tubuh langsing memikat yang memesona. Payudaranya besar, sangat tidak cocok dengan tubuhnya yang kurus. Begitu juga dengan bokong dan pinggulnya, begitu bulat dan indah. Semua itu makin sempurna dengan kulit putih mulus yang membalut menutupi seluruh tubuhnya. Jali menelan ludah, membayangkannya saja sudah membuat bocah itu bergairah.
277Please respect copyright.PENANAvUqb2YDslL
"Tapi rasanya kurang kalau hanya sebuah ciuman." Jali mencoba menaikkan tawaran.
277Please respect copyright.PENANAL0ClU4DQqW
"Jadi apa yang kamu inginkan?"
277Please respect copyright.PENANA0Y86TqEl7w
Jali mendekat dan berbisik ditelinga wanita itu. "Tubuhmu."
277Please respect copyright.PENANAFgdHCLBgcU
Irana mendelik. "Nakal kamu ya," tapi kemudian dia tersenyum. "Ternyata nafsumu lebih tua dari umurmu." Dan wanita itu tergelak.
277Please respect copyright.PENANAW7mzvLsu9w
Jali
277Please respect copyright.PENANAdvX2DD1AUY
Jali yang sudah tak sabar, segera mencopoti seluruh pakaiannya. Dengan tubuh telanjang, dia mengikuti Irana yang sekarang duduk di bawah pohon beringin tua.
277Please respect copyright.PENANA1ahMGVRqzF
"Hmm, besar juga punyamu." Puji wanita itu saat Jali memberikan penisnya.
277Please respect copyright.PENANAq84UqRUFCj
Bocah itu tersenyum bangga. Irana bukan orang pertama yang bilang seperti itu. Penis Jali memang besar, jauh di atas rata-rata anak seusianya. Benda itu sudah kelihatan matang dan padat di usianya yang baru beranjak dewasa.
277Please respect copyright.PENANAM7PXA32etA
"Kamu sudah sering 'main' ya?" tebak Irana sambil mengelus-elus benda hitam itu dengan sayang.
277Please respect copyright.PENANA7YfhxjJhcL
"Kok tahu?"
277Please respect copyright.PENANAnkunO7cAlw
"Ya tahulah, mbak kan juga sering main." Irana tertawa. "Kamu apakan kok bisa gede seperti ini?" wanita itu bertanya.
277Please respect copyright.PENANAVtlHIrEb9m
"Gak tak apa-apain, tahu-tahu sudah besar seperti ini."
277Please respect copyright.PENANAcDVk30jpJ6
"Apa bisa jadi lebih besar lagi?"
277Please respect copyright.PENANA4ZqX3RZgPl
"Mbak coba aja." Tantang Jali.
277Please respect copyright.PENANAOaqcW6ggGw
Berlutut di depan bocah itu, Irana mulai melakukan pijatan-pijatan lembut yang membuai. Wanita itu mengusap dan mengelus-elus penis Jali dengan sayang. Irana mengurut mulai dari ujungnya yang runcing hingga kantung telurnya yang menggelambir. Jali mendesis lirih ketika Irana menjulurkan lidahnya dan mulai menjilati benda itu.
277Please respect copyright.PENANA99XEd2Gaag
"Ough, mbak!" tubuh bocah itu bergetar karena keenakan.
277Please respect copyright.PENANAgOfEUWfU43
Beberapa jilatan kemudian, Irana membuka mulutnya lebar-lebar dan melahap Penis Jali seluruhnya. "Hmmmp," hampir saja wanita itu tersedak saat merasakan benda itu berdenyut keras dalam mulutnya, ukurannya juga menjadi sedikit lebih besar. Irana jadi kesulitan. Betapapun dia berusaha, tetap saja benda itu jadi menyulitkan. Sekarang cuma ujungnya saja yang masuk, kalaupun dipaksa, cuma bisa mentok sampai setengahnya saja. Benda itu terlalu besar untuk ukuran mulut Irana yang kecil. Tak lama, wanita itupun menyerah. Irana menarik penis Jali, dan sekarang, dia cuma mencium dan menjilatinya saja, tanpa berusaha untuk mengulum atau menghisapnya lagi.
277Please respect copyright.PENANAHTyrGtp6I5
"Gak muat ya, mbak?" Jali bertanya.
277Please respect copyright.PENANA0ItwiVcaLN
"Iya, gede banget. Mulut mbak sampai capek."
277Please respect copyright.PENANAlkgqZURuOg
"Punya mbak juga gede." Jali menunjuk payudara Irana yang masih tertutup kaos putih tipis. Benda itu sekarang tampak makin menggoda dengan tonjolan putingnya yang menerawang keluar. "Boleh pegang?" Jali bertanya.
277Please respect copyright.PENANALIGMlptSia
"Silahkan saja." Irana mengangguk.
277Please respect copyright.PENANApHPIcTKdel
Sambil menelan ludah, Jali mengulurkan tangan untuk menyingkap kaos Irana ke atas. BH merah tipis yang masih menutupi, ia tarik hingga putus.
277Please respect copyright.PENANA2ZOb4YBuRi
"Eh, jangan kasar-kasar," Irana protes.
277Please respect copyright.PENANAnqAS4XNlCm
Tapi Jali tampaknya tidak peduli. Ia sekarang asik memandangi payudara Irana yang sudah terbuka. Bocah itu tertegun menatap betapa tonjolan besar buah dada wanita itu begitu indah dan menggoda. Benda itu begitu bulat dan padat, dengan ukuran di atas rata-rata. Putingnya yang kecoklatan tampak kontras dengan kulit payudaranya yang putih mulus. Membuat Jail jadi makin bergairah.
277Please respect copyright.PENANAEpycqOUdfW
"Cuma mau dipandangi saja nih?" Tanya Irana menggoda. Dia mendorong buah dadanya ke depan dan menggoyang-goyangkannya di depan bocah itu.
277Please respect copyright.PENANAQ0ppb9ltbO
"Eh, iya.. iya." Jali tersadar. Tanpa membuang-buang waktu lagi, dia segera menyambar benda itu.
277Please respect copyright.PENANAzY1i08Ooj6
Awalnya, Jali cuma meraba dan mengusap-usap pelan. Tapi saat merasakan betapa benda itu begitu hangat dan kenyal, bocah itu jadi ketagihan. Tanpa bisa dicegah, Jali meremas dan memijit-mijit benda itu dengan keras. Tentu saja itu membuat Irana jadi melenguh kesakitan.
277Please respect copyright.PENANA1LCS6u160T
"Auw, jangan keras-ker..." kata-kata Irana terputus karena tiba-tiba saja Jali menunduk dan menyambar bibir tipisnya. Wanita itu tidak bisa menolak saat Jali melumat dan mencucup mulutnya dengan penuh nafsu.
277Please respect copyright.PENANADHxpo7GxAC
"Hmmph," Irana melenguh saat lidah tumpul Jali masuk dan membelit lidahnya. Sambil mencium, bocah itu juga masih terus meremas-remas payudara Irana yang sekarang makin kelihatan tegak mengacung, terutama putingnya, benda mungil kecoklatan itu sekarang jadi makin menonjol, membuat Jali makin betah untuk tidak beranjak darinya.
277Please respect copyright.PENANAyVWmigINxy
"Aaaahhh," Irana memijit-mijit penis Jali sebagai pelampiasan. Dia juga tidak menolak ketika bocah itu menyingkap roknya dan menarik celana dalamnya ke bawah.
277Please respect copyright.PENANAyaX2iwaKW3
"Tiduran, mbak." Bisik Jali sambil mengusap-usap kemaluan Irana yang bersih tak berambut.
277Please respect copyright.PENANAlmIv0XicAb
Sekali lagi, tanpa banyak bicara, Irana langsung berbaring. Ia menggunakan baju Jali sebagai alas. Wanita itu membuka kakinya lebar-lebar saat melihat Jali yang berlutut diantara kedua kakinya. "Auwww," dia menjerit saat Jali mulai menunduk dan menjilati kemaluannya. Bocah itu menyerang klitoris Irana dengan jilatan dan hisapannya yang panjang dan dalam. Irana jadi mendesis dan menjerit-jerit karenanya. Setelah dirasa cukup basah, barulah Jali berhenti.
277Please respect copyright.PENANAPga8nnAVUT
"Masukin sekarang ya, mbak?" Tanya Jali sambil memposisikan penisnya dibibir vagina Irana. Wanita itu cuma bisa mengangguk sebagai jawabannya.
277Please respect copyright.PENANADcgE3sWbar
Dengan perlahan Jali mendorong hingga penisnya masuk dan tertelan seluruhnya. Ternyata cukup mudah. Rupanya vagina Irana sudah begitu lebar hingga benda itu bisa menampung penis Jali yang berukuran super besar. Tapi meski begitu, benda itu masih bisa mencengkeram penis Jali dengan kuat hingga membuat bocah 17 tahun itu melenguh keenakan. Setelah mendiamkan penisnya selama beberapa detik, Jali pun mulai menggoyang. Ia menggenjot pinggulnya dengan perlahan, membuat penisnya yang besar itu menggesek dinding kemaluan Irana dengan tidak terlalu cepat.
277Please respect copyright.PENANA1NxAeqvsPe
"Oohhh, goyang lebih kuat, lebih cepat, please!" Irana merintih. Dia begitu menyukai rasa penis Jali, benda itu seakan menyesaki dan memenuhi seluruh rahimnya. Penis Jali bisa menyentuh dan menjelajahi bagian-bagian yang selama ini tidak bisa dijangkau oleh penis-penis yang lain, penis-penis yang lebih mungil.
277Please respect copyright.PENANAfY4YeQXmwW
Jali tersenyum melihat wajah Irana yang memohon. Sambil meremasi buah dada wanita itu, Jali menambah genjotannya. Tapi tetap saja dengan tidak terlalu cepat dan terburu-buru. Bocah itu sengaja mengatur tempo. Dia tidak ingin kenikmatan ini berlalu begitu cepat. Jali ingin menikmati tubuh montok Irana selama mungkin.
277Please respect copyright.PENANAK1d4mdfI1X
"Ayo, jangan main-main lagi. Goyang lebih cepat." Pinta wanita itu.
277Please respect copyright.PENANARPIJ01hXTx
Jali mengangguk. Dia sudah mulai capek sekarang. Dan lagi, dia merasa penisnya sudah mulai senut-senut. Benda itu sudah ingin meludah membuang isinya. Inilah saatnya dimana Jali akan benar-benar 'menghajar' tubuh Irana. Sambil berpegangan pada pinggul wanita itu, Jali menusukkan penisnya keras-keras, lalu menariknya lagi dengan cepat, tusuk lagi, tarik lagi, tusuk lagi, tarik lagi, tusuk, tarik, begitu terus berulang-ulang dengan kekuatan dan kecepatan yang maksimal.
277Please respect copyright.PENANACWV6zqURM7
Irana langsung terpekik dan menjerit-jerit keenakan. "Ouggh, ya. Begitu. Terus, lebih cepat. Ouugggh! " Wanita itu merintih dan mengerang. Beberapa kali sumpah serapah juga keluar dari mulut mungilnya saat Jali mendorong kencang hingga penis bocah itu menabrak pangkal vaginanya.
277Please respect copyright.PENANAg9X12gPLFz
Daun-daun beringin yang berguguran di sekitar mereka makin menambah romantis suasana persetubuhan itu. Dua ekor burung pipit yang sedang kasmaran, hinggap tak jauh dari tempat mereka. Tapi dua burung kecil itu langsung terbang menjauh saat tiba-tiba saja Irana menjerit dan melolong panjang.
277Please respect copyright.PENANAv0r9iMFJzh
"Aarrgghhhh... aarrgghhhh..." Tubuh wanita itu bergetar. Badannya melenting kebelakang dengan mata terpejam. Keringat membanjir di seluruh tubuhnya. Dia orgasme.
277Please respect copyright.PENANAIhNlwbQeAQ
Jali memeluk tubuh wanita itu. Dia segera mencium bibir Irana agar wanita itu tidak berteriak-teriak lagi. Bahaya kalau sampai ada yang mendengar. Dibawah, dirasakannya ada menyemprot-nyemprot penisnya. Cairan itu keluar begitu banyak hingga membuat kemaluan Irana menjadi sangat basah. Jali merasa seakan-seakan penisnya terbenam di dalam bubur hangat yang lembek. Benar-benar nikmat rasanya.
277Please respect copyright.PENANAObK7MKydpv
"Uh, aku keluar." Bisik Irana dengan nafas ngos-ngosan.
277Please respect copyright.PENANA20ZP68RkMG
"Iya, mbak, aku tahu." Jali mencium pipi wanita itu dan membiarkannya untuk beristirahat sejenak.
277Please respect copyright.PENANA3qGrKmNSbM
Setelah Irana terdiam dan nafasnya mulai teratur, Jali kembali menggenjot tubuhnya. Kali ini langsung cepat dan keras. Irana yang sebenarnya sudah capek, mau tak mau jadi merintih dan mendesis-desis lagi. Penis Jali yang besar, keluar masuk di dalam vaginanya dengan lancar. Tidak butuh waktu lama bagi wanita itu untuk menggapai orgasmenya yang kedua. Tapi tepat saat dia mau menjerit, Jali sudah mendahului.
277Please respect copyright.PENANAHT6dm9FQv8
"Arrggghhhh," bocah kecil itu menggeram dan menembakkan 'amunisi'nya berkali-kali. Dia menekan penisnya kuat-kuat untuk menyemprot dan mengisi rahim Irana dengan spermanya yang kental.
277Please respect copyright.PENANApN3L8U0vmk
"Aahhh.. aahhh.." Irana ikut merintih. Kemaluannya terasa begitu penuh. Apalagi tak lama kemudian, dia juga orgasme untuk yang kedua kalinya.
277Please respect copyright.PENANAzGzd8ltKLa
Lengkaplah sudah. Cairan cinta mereka bertemu dan bercampur menjadi satu. Jumlahnya begitu banyak hingga ketika Jali menarik penisnya, sebagian ada yang ikut merembes keluar. Irana menampung cairan itu dengan tangannya untuk kemudian dia usapkan ke kedua buah dadanya yang besar.
277Please respect copyright.PENANASwwuuvbwaw
"Resep rahasia dari ibuku untuk mengencangkan payudara." Jelasnya.
277Please respect copyright.PENANAa1FdPmzXCS
Jali mengangguk mengerti. Dia ikut membantu dengan mengoles-oleskan penisnya yang masih basah ke payudara wanita itu. Saat buah dadanya sudah mengkilap, Irana menggenggam benda hitam besar itu dan menimang-nimangnya dengan sayang. "Sini, kubersihkan." Katanya. Irana kemudian menghisap dan menjilati penis itu.
277Please respect copyright.PENANA0hk2bM8SyY
"Apakah aku bisa merasakan tubuh mbak lagi." Tanya Jali.
277Please respect copyright.PENANAmGsv1HkQL1
"Kamu suka dengan tubuhku?" Irana balik bertanya.
277Please respect copyright.PENANAuvX7s8z9V6
Jali mengangguk dan mengusap-usap tubuh Irana sebagai jawabannya.
277Please respect copyright.PENANAzxAmikK906
"Kalau kau berjanji untuk tidak pergi ke rumah itu, kamu bisa merasakan tubuhku kapan saja."
277Please respect copyright.PENANAMfdSQsFHqz
"Beneran?" Jali tak percaya.
277Please respect copyright.PENANAtVbsRdPoK4
Irana mengangguk. "Sebaiknya kita pergi sekarang. Mbak harus memasak, sebentar lagi bang Tobi pulang."
277Please respect copyright.PENANAbOISjEPc2x
Bang Tobi adalah suami mbak Irana, seorang pria hitam kekar yang juga menjadi ketua RT di kampung.
277Please respect copyright.PENANAD1VGppUWpb
"Iya, mbak. Saya juga harus les. Bakal telat ini kayaknya." Jali memunguti pakaiannya dan mengenakannya dengan cepat. Disampingnya, Irana sudah selesai memakai rok dan kaosnya. Sebelum berpisah, Jali memeluk tubuh wanita itu sekali lagi. Dia mencium bibir tipis Irana dan meremas-remas payudaranya yang besar dengan penuh nafsu.
277Please respect copyright.PENANAXFY421Rckd
"Hush, sudah-sudah. Nanti kamu telat lho." Irana mendorong tubuh Jali ke belakang. "Kita lanjutkan kapan-kapan lagi, ok?"
277Please respect copyright.PENANAZoLbdmeYwE
Jali mengangguk, dan merekapun berpisah. Matahari sudah sedikit condong ke barat ketika Jali tiba di rumah Bu Yulia, guru lesnya.
277Please respect copyright.PENANAjMkEhJMHCY
*******************
277Please respect copyright.PENANAqcipAq1YE4
"Kau terlambat." Kata wanita cantik itu.
277Please respect copyright.PENANAZshlHlJa61
"Iya, bu. Maaf."
277Please respect copyright.PENANAFbHmi0lfuq
"Huh," Bu Yulia mendecakkan lidah.
277Please respect copyright.PENANAMvNSPpoqnw
Hari ini wanita itu mengenakan blouse ketat berwarna jingga dengan dua kancing yang terbuka di bagian atas. Payudaranya yang besar terlihat sedikit mengintip saat dia membungkuk ataupun menunduk. Jali segera duduk di kursi yang biasanya. Dia menyangka akan menerima hukuman sebagai balasan atas keterlambatannya, tapi bu Yulia malah berkata,
277Please respect copyright.PENANAv3SFzIbefd
"Kurasa sebaiknya kita isi hari ini dengan praktek langsung. Bagaimanapun, ujian akhir sudah semakin dekat."
277Please respect copyright.PENANAvxZgKJ9BEM
"Benarkah?" Tanya Jali.
277Please respect copyright.PENANAGzSKbQyUM0
"Kurasa begitu. Sekarang, bagaimana dengan pelajaran Matematikamu?"
277Please respect copyright.PENANAs61D3aMCUj
Jali berharap dia tidak mendapat pertanyaan itu. Minggu kemarin, Bu Yulia mengajari tentang Akar Bilangan dan Persamaan, dan Jali tidak begitu mengerti.
277Please respect copyright.PENANAdSzFumgsfi
"Hmm, baik-baik saja." Dia berusaha mengelak.
277Please respect copyright.PENANAPUl7rURHSZ
"Kalau begitu, majulah kesini dan selesaikan soal di papan."
277Please respect copyright.PENANAVp9s2OKlQ8
Jantung Jali langsung mencelos. Soal itu cuma dua, tapi melihat susunan angkanya saja sudah membuat kepalanya pusing. Jali menarik nafas dalam-dalam untuk mulai mengerjakannya. Tapi baru satu baris, dia sudah berhenti.
277Please respect copyright.PENANAkC7gSo4U6W
"Kenapa?" tanya bu Yulia.
277Please respect copyright.PENANA3s8DZeHagE
"Saya tidak bisa." Jali menunduk malu.
277Please respect copyright.PENANANzEPluUzqd
Bu Yulia tidak terkesan. "Coba lagi. Bukan laki-laki namanya kalau gampang menyerah."
277Please respect copyright.PENANAGuCObx2fcn
Jali memicingkan mata dan mencoba menghadapi soal-soal itu sekali lagi. Tapi hasilnya sama saja. Dia memang tidak bisa. "
277Please respect copyright.PENANAM4Z5K1ApsK
"Maafkan Saya." Jali berkata lirih.
277Please respect copyright.PENANAH153JwpV7q
"Bagaimana dengan Fisika?" bu Yulia menulis soal baru di papan.
277Please respect copyright.PENANAyRESjUoe5l
Jali mencoba mengerjakannya. Tapi menulis rumusnya saja, dia sudah salah.
277Please respect copyright.PENANAbcw2hZdn1e
"Parah." Kata bu Yulia sambil menghela nafas. "Kurasa aku harus berbicara dengan orang tuamu mengenai hal ini."
277Please respect copyright.PENANAkh6xceNORu
"Uh, jangan." Jali memohon.
277Please respect copyright.PENANAkTrUiYH8b7
Yulia menggeleng, "Tapi kamu tidak bisa sama sekali."
277Please respect copyright.PENANAaZy8uDugqN
"Coba Biologi. Aku lumayan suka Biologi."
277Please respect copyright.PENANAYIIko86AL1
Yulia
277Please respect copyright.PENANAP92Lho7KOH
"Hmm, begitu. Baiklah, ini saja, Cairan Tubuh. Sebutkan urutannya." sambil berkata, Yulia menyilangkan kakinya yang panjang, membuat roknya jadi sedikit terangkat. Akibatnya sebagian pahanya jadi kelihatan sekarang.
277Please respect copyright.PENANAX6aUmGlsrc
Jali menelan ludah melihat pemandangan itu. Perlahan, sesuatu menggeliat di balik celana pendeknya. "Um, Sanguine. Choleric. Phlegmatic. Dan yang satu lagi, Melancholic kurasa." Jali mencoba menjawab.
277Please respect copyright.PENANAfu5iGBrOKp
Yulia mendengus. "Pertanyaan mudah saja kamu tidak bisa." Wanita itu berdiri dan berjalan mendekati Jali. "Mungkin ini bisa membantumu untuk mengingat lebih baik." Satu per satu dia melepas pakaiannya dan berdiri telanjang di depan bocah itu.
277Please respect copyright.PENANASan2Ict0Es
Jali segera tahu apa yang harus ia lakukan. Cepat dia melucuti pakaiannya hingga mereka sama-sama telanjang sekarang. Ini sepertinya bakal lebih baik daripada dia harus disuruh mengerjakan soal-soal rumit yang bikin kepala pecah. Jali memegang penisnya yang sudah menegang dan mengoyang-goyangkannya di depan wanita itu.
277Please respect copyright.PENANA8aazmXdvW8
"Ohhh!" meski sudah sering melihat penis Jali, tak urung Yulia terkejut juga melihatnya. Sepertinya benda itu terus membesar dari hari ke hari. Sekarang ukurannya sudah dua kali lebih besar daripada dua bulan yang lalu saat Yulia pertama kali merasakannya.
277Please respect copyright.PENANAzN9Mpu3OxR
"Ibu sudah lama menunggumu." Bisik Yulia saat mereka berdiri berpelukan. Dia membiarkan saja saat tangan Jali melingkar dan meremas-remas bokongnya yang bulat dengan mesra. "Kamu kemana saja kok bisa telat? Ibu kangen ini.." Yulia memegang penis Jali dan mengusap-usapnya pelan.
277Please respect copyright.PENANAJyAzBz5xK8
Jali menggeleng. "Aku harus memasukkan ayam-ayamku dulu ke kandangnya."
277Please respect copyright.PENANAVfOCpRbSi5
Tentu saja dia tidak bisa berkata yang sebenarnya. Tidak mungkin dia mengatakan kalau dia telat karena tadi sibuk bercinta dengan mbak Ira. Bisa panjang urusannya, bisa-bisa bu Yulia marah dan dia tidak diberi jatah lagi. Kan rugi. Sebagai penebus rasa bersalahnya, Jali berjanji akan memberi kepuasan yang sempurna pada wanita itu.
277Please respect copyright.PENANA1cpcyGGShj
"Hhmmmp," sebagai permulaan, dia mencium mesra bibir Yulia. Dia lumat bibir tipis wanita itu dengan penuh nafsu.
277Please respect copyright.PENANAMi7RbTZMTM
Yulia cuma bisa memejamkan mata menikmatinya. Bibirnya perlahan terbuka saat lidah Jali menyusup dan menjelajahi rongga mulutnya. Lidah mereka bertemu untuk saling membelit dan bertukar air liur. Setiap hisapan Yulia pada mulutnya dibalas Jali dengan hisapan yang jauh lebih kuat, membuat nafas keduanya jadi berat dan memburu. Saat ciuman itu terlepas, tubuh Yulia sudah dibanjiri oleh keringat dingin, menunjukkan kalau wanita itu sudah begitu bernafsu. Dan dia makin bernafsu karena sekarang Jali sudah beralih pada sasaran lain. Lidah bocah itu menyapu cuping telinganya dan menggelitik disana hingga membuat Yulia terkikik kegelian.
277Please respect copyright.PENANAPYHt8ObrtQ
"Uh, geli." Wajah wanita itu merona merah.
277Please respect copyright.PENANAzwSkLzizRW
Tapi Jali masih belum berniat untuk berhenti. Ciumannya terus turun menuju leher jenjang Yulia yang putih. Bocah itu membuat beberapa cupangan disana. Setelah Yulia merintih kesakitan, barulah Jali beralih, sekarang menuju buah dada wanita itu yang menggantung indah. Bentuknya begitu bulat dan sempurna dengan puting mungil kemerahan. Jali memandanginya cukup lama sebelum akhirnya dia membuka mulutnya lebar-lebar dan melahap daging kembar itu dengan rakus. Jali mencucup dan menghisap putingnya bergantian. Ia melakukannya bagai seorang bayi yang kehausan. Sambil menghisap, lidahnya juga aktif bergerak, menjilat dan menggelitik seluruh permukaan bukit kembar itu seolah benda itu adalah es krim berukuran jumbo. Apa yang dilakukan Jali itu membuat kedua puting susu Yulia menegak dengan cepat.
277Please respect copyright.PENANAtiB8e845ot
"Oh, Jal. Geli. Oohhhh!" Yulia merintih tak tahan.
277Please respect copyright.PENANAUbqC5xf1KM
Tubuh wanita itu menggelinjang hebat seiring setiap hisapan Jali di payudaranya. Begitu nikmat rasa yang diterimanya hingga Yulia tak sadar kalau sekarang tubuhnya sudah terbaring di lantai. Sambil terus menyusu, Jali menggerayangi tubuh Yulia yang telanjang. Tangan bocah itu mengelus-elus perut Yulia yang rata. lalu terus turun hingga ke selangkangan Yulia yang berambut lebat. Perlahan tangan bocah itu menyusup dan mengelus-elus gundukan bukit kemaluan Yulia yang sudah sangat basah.
277Please respect copyright.PENANAeoqrzRK9Vj
"Ouuggh!" kembali wanita itu merintih.
277Please respect copyright.PENANAT7y0VANFz3
Ciuman Jali juga ikut turun. Lidah bocah itu menyapu perut Yulia yang rata, bermain-main sebentar di pusarnya, sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menuju ke pangkalan akhirnya; yaitu lubang kemaluan Yulia yang hangat. Ibu guru muda itu segera membuka kakinya lebar-lebar saat merasakan bibir Jali yang menjelajahi paha dan pinggulnya.
277Please respect copyright.PENANAO0hk6skTyq
Kepala Jali masuk terlebih dahulu.
277Please respect copyright.PENANAwQ2mOEiWnr
"Auww!" Yulia memekik lirih saat bocah itu membenamkan wajah di selangkangannya.
277Please respect copyright.PENANAOuA4ypsbJt
Dia merintih saat lidah Jali menyusul tak lama kemudian. Bocah itu langsung mengobok-obok vaginanya dengan rakus. Jali menghisap dan menjilat, dia menggerakkan lidahnya, mencoba untuk bermain-main di situ selama mungkin.
277Please respect copyright.PENANA9QIIGDCSeM
Yulia hanya bisa terlentang pasrah. "Ouuuhhh!" dia menjerit saat Jali menemukan dan mengecup lembut klitorisnya.
277Please respect copyright.PENANA5OHGLvXNaI
Bocah itu menyapukan lidahnya dari atas ke bawah, terus berusaha untuk menggelitik benda mungil sebesar biji kacang itu. 'Serrr... serrr..' cairan kewanitaan Yulia meleleh keluar tak tertahankan lagi, membanjiri kemaluannya, membuat wanita cantik itu memekik-mekik kecil karena keenakan. Yulia mengepit paha mulusnya dan menarik kepala Jali ke depan, berharap agar bocah itu menjilat dan menghisap makin kuat. Jali telah membuatnya melayang, apa yang dilakukan oleh bocah itu telah membuat tubuhnya jadi menggelinjang-gelinjang hebat. Tak pernah seumur-umur dia merasakan sensasi seperti ini. Geli dan nikmat bercampur menjadi satu, hingga akhirnya sebuah orgasme datang menghampirinya.
277Please respect copyright.PENANA7ilYjCDXyV
"Auwww!" diawali pekikan nyaring, tubuh Yulia melenting dan bergetar-getar beberapa kali. Di bawah, otot-otot vaginanya mengejang dahsyat, berkontraksi, dan menyemburkan cairan bening yang tumpah tak karuan membasahi karpet.Belum juga dia mengatur nafasnya, Jali sudah menindih tubuhnya. Bocah itu rupanya sudah tak tahan lagi.
277Please respect copyright.PENANAHc5q718IHK
"Lakukan, Jal." Bisik Yulia pasrah, dia tak sampai hati untuk mencegah karena Jali sudah memberinya kenikmatan yang tiada tara barusan. 'Sleppp!' tanpa kesulitan ujung penis Jali yang besar lenyap, membelah kemaluan Yulia jadi dua, dan masuk menusuk hingga ke dasar.
277Please respect copyright.PENANAhXK3s9MFZz
"Auhhh!" wanita itu terpekik oleh rasa nikmat yang menjalari liang kewanitaannya.
277Please respect copyright.PENANAQ5f8YnaEfd
Jali yang sudah tak tahan, segera menggoyang pinggulnya. Dia menarik kemaluannya agar bisa bergesekan dengan dinding vagina Yulia yang nikmat. Tapi karena terlalu bersemangat, penisnya malah terlepas. Benda hitam besar itu terangguk-angguk di luar. Ujungnya yang bulat mirip jamur tampak basah berlumuran lendir.
277Please respect copyright.PENANA5TCzyW5qHE
"Masukin lagi," pinta Yulia. Dia memegang penis itu dan mengarahkan lagi ke kemaluannya.
277Please respect copyright.PENANAGkbAxvMFQO
Tanpa disuruhpun, Jali akan melakukannya. Dia mendorong lagi, dan kembali benda itu amblas masuk menembus kemaluan Yulia.
277Please respect copyright.PENANAQTcmQPPZ1p
"Heggh!" wanita itu menggeliat. Rasa nikmat kembali menyapa kemaluannya. "Pelan-pelan," bisiknya saat melihat Jali mulai menggerakkan pinggulnya. Yulia tidak ingin penis itu kembali copot.
277Please respect copyright.PENANAV3uLjVlZQB
Jali mengocok penisnya dengan lembut. Ia menarik mundur benda itu sedikit, lalu kembali mendorong masuk sedalam tadi. Tarik lagi pelan, kemudian tusuk lagi. Tarik lagi, tusuk lagi. Tarik pelan, tusuk. Tarik, tusuk. Gerakan monoton itu sudah cukup untuk membuat Yulia menggelinjang nikmat. Pompaan kecil itu belum berlangsung lama ketika Jali menjerit tertahan.
277Please respect copyright.PENANAckLWFEIuzk
"Ouuuggghhh.. bu, aku keluar. Arrgggg!" tubuh bocah itu mengejang bersamaan dengan semprotan spermanya yang menyerang liang rahim Yulia.
277Please respect copyright.PENANAKl5xcHmh0h
"Tahan, Jal. Goyang terus. Bentar lagi ibu nyusul." Bisik wanita itu sambil terus berupaya untuk menggoyang pinggulnya.
277Please respect copyright.PENANAVbQH2avNip
Dirasakannya penis Jali masih berdenyut-denyut di dalam vaginanya. Benda itu masih terus memancarkan cairan kental dan hangat, terus dan terus seperti tidak pernah habis. Jali yang sudah kelelahan, ambruk di dada Yulia. Dia menyandarkan kepalanya diatas buah dada Yulia yang besar.
277Please respect copyright.PENANAAY1HNyYXoa
"Hughh, nikmat banget, bu." kata bocah itu sambil mengecup bibir ibu gurunya pelan.
277Please respect copyright.PENANAMJUFisnNt3
Yulia cuma bisa membelai-belai rambut Jali sebagai jawaban. Wanita itu masih terus menggoyangkan pinggulnya, berusaha untuk mengejar orgasmenya yang sudah hampir datang. Didalam kemaluannya, penis Jali sudah terdiam. Benda itu sudah mulai mengecil sekarang meski rasanya masih keras. Yulia yang tidak ingin terlambat, menggoyangkan pinggulnya makin cepat..
277Please respect copyright.PENANADi2jCvmCGB
"Tahan bentar, ini ibu datang." Dan bersamaan dengan itu, memancarlah cairan cinta Yulia, "Aaagggghhhhh!" wanita itu menjerit. Tubuhnya gemetar dan dia mengejang beberapa kali.
277Please respect copyright.PENANAbIZADR4RSc
Di bawah, Jali merasakan penisnya seperti disemprot beberapa kali. Saat dia mencabut penisnya, cairan itu merembes keluar dengan cepat, bercampur dengan spermanya, membasahi karpet yang baru kemarin diganti.
277Please respect copyright.PENANANUQHcQMxFF
"Makasih, bu. Cuma ibu yang bisa bikin Jali keluar duluan" bisik bocah itu mesra.
277Please respect copyright.PENANA9HiL32fVVL
"Iya, sama-sama. Kamu juga satu-satunya orang yang bisa bikin ibu puas."
277Please respect copyright.PENANAymAMZJezvB
Mereka berciuman lagi sebelum Jali bertanya sesuatu, "Apa yang ibu lakukan di perbatasan desa kemarin malam?"
277Please respect copyright.PENANAErZpTD2hyu
Yulia mendelik, kaget. "Siapa lagi yang tahu selain kamu?"
277Please respect copyright.PENANAarqZoy2nCc
"Cuma saya." Jali memilin-milin puting susu Yulia yang coklat kemerahan. "Waktu pulang dari Pasar, saya lihat ibu mengendap-endap di pagar perbatasan,"
277Please respect copyright.PENANAKnb0IdiRhq
"Ehm, ibu cuma nyari angin." Kelihatan sekali kalau wanita itu berbohong. Setahu Jali, bu gurunya ini bukan tipe wanita yang suka keluyuran malam-malam sendirian.
277Please respect copyright.PENANARZj0x8ZU1q
"Ibu nggak takut?" Jali mencucup benda mungil itu dan menghisapnya pelan.
277Please respect copyright.PENANAfGfRKWHHwI
"Uhh, kenapa harus takut?" Yulia merintih.
277Please respect copyright.PENANAXS8IFUsU7C
"Kata orang, rumah itu angker. Ada wanita misterius yang tinggal di sana." Jali menggelitik dengan lidahnya.
277Please respect copyright.PENANATKkdlkD1QZ
"Benarkah? Ibu baru tahu." Yulia menggelinjang. Memang baru 4 bulan dia pindah ke desa ini. Sebelumnya Yulia tinggal di kota kecamatan yang jaraknya hampir 25 kilo.
277Please respect copyright.PENANAGJgz6IjAiy
"Katanya, wanita itu sering terlihat kalau laut sedang pasang." Jali menambahkan.
277Please respect copyright.PENANA6depdmidJ6
Yulia menatap bocah itu. "Apa lagi yang kamu ketahui tentang wanita itu." Dia kelihatan penasaran.
277Please respect copyright.PENANAaNeTQFXUF7
"Orang yang melihatnya akan mati. Itu kata ibuku." Jali bergidik. "Karena itu tidak ada penduduk desa yang berani keluar kalau laut sedang pasang."
277Please respect copyright.PENANAab3CcEGVrq
"Jadi begitu ya," Yulia mengangguk-angguk mengerti. Dia seperti mendapat ide dengan penuturan Jali barusan.
277Please respect copyright.PENANA35NK8jUVSZ
"Saya sering ke sana kalau siang." Jali berterus-terang.
277Please respect copyright.PENANAfKharNUuOw
"Apa yang kau lihat?"
277Please respect copyright.PENANAt7Bc3aOQhu
"Cuma rumah kosong biasa." Bocah itu berusaha mengingat-ingat. "Meski beberapa kali saya lihat ada bayangan aneh. Bukan wanita, tapi laki-laki. Tapi itu mungkin cuma pohon, soalnya jaraknya kan jauh sekali."
277Please respect copyright.PENANALme7O55UKb
Yulia mengangguk. "Ya, mungkin juga. Jangan pergi ke sana lagi. Berbahaya. Berjanjilah pada ibu."
277Please respect copyright.PENANAR98LRUjR4k
"Ehm, janji? B-baiklah." Jali bingung, dalam sehari dia disuruh untuk menjauhi rumah itu oleh dua wanita cantik yang sudah dia rasakan kehangatan tubuhnya. Aneh sekali. Ada apa ini? Dia jadi makin penasaran.
277Please respect copyright.PENANADxkM8MTxWB
Yulia mendorong tubuh Jali saat merasakan penis bocah itu yang kembali menggeliat. "Sudah bangun lagi ya?" tanyanya.
277Please respect copyright.PENANAa3gYLmxvAv
Jali mengangguk, "Iya. Masukin lagi ya, bu?" dia mengelus-elus benda itu dan memamerkannya di depan Yulia. Sebentar saja, penis hitam besar itu sudah kembali keukurannya yang semula, siap digunakan untuk mengobok-obok vagina ibu Gurunya yang hangat dan basah.
277Please respect copyright.PENANAVDViaQyi7c
"Apa kamu nggak capek?" tanya Yulia sambil membuka kakinya lebar-lebar, tanda kalau Jali bebas untuk menyetubuhinya lagi.
277Please respect copyright.PENANACXd6GfGWJV
Tanpa membuang-buang waktu, Jali maju dan menggesekkan-gesekkan penis besarnya ke vagina Yulia yang basah. Pelan-pelan, sedikit demi sedikit, dia dorong kepala penisnya masuk.
277Please respect copyright.PENANA9KqSla71sx
"Uhh, pelan-pelan, sayang." gumam Yulia lirih
277Please respect copyright.PENANAxVIvpSvFq5
Setelah masuk dan amblas seluruhnya, Jali segera mengocok dengan cepat. Kali ini dia tidak akan kalah. Dia sudah keluar tadi sehingga kali ini akan bertahan lebih lama.
277Please respect copyright.PENANAslcvcZnD1y
"Oughhh," Yulia kembali larut dalam kenikmatan. Matanya terpejam menikmati tiap sodokan penis Jali yang menghunjam keras di vaginanya.
277Please respect copyright.PENANACPBh9NR9Rg
Penis besar itu menggesek-gesek dinding-dinding kemaluannya dengan kasar, menyentuh pangkal rahimnya, membuatnya mengerang dan mendesis-desis keenakan. Jali tahu tak perlu waktu lama baginya untuk kembali menghantarkan wanita itu pada puncak kenikmatannya. Dengan goyangan dan sodokan yang semakin cepat, dia pun berhasil melakukannya.
277Please respect copyright.PENANAKJ0cZz35Kh
"Arrggghhh, aku keluar!!" Yulia menjerit tertahan. Tubuhnya bergetar-getar hebat, sementara vaginanya menjepit penis Jali dengan erat, jauh lebih keras dari sebelumnya.
277Please respect copyright.PENANAi1gOarZIjY
Jali tersenyum puas, inilah saat yang dia tunggu-tunggu. Dengan terus menggerakkan penisnya, bocah itu bisa menikmati bagaimana penisnya seperti diurut-urut, seperti menikmati vagina milik perawan saja. Ohh, sungguh luar biasa sekali rasanya. Apalagi ditambah dengan semprotan-semprotan kecil yang menghujani ujung penisnya, membuatnya jadi makin merintih tak karuan. Jali merasa, beberapa tusukan lagi, ia juga akan ikutan muncrat. Diiringi geraman penuh kenikmatan, bocah itu pun melepas benih cintanya.
277Please respect copyright.PENANAuvDsIQpQG5
"Aakkhhhh, bu.. Saya keluar juga!" Jali memeluk guru lesnya yang cantik itu dengan mesra.
277Please respect copyright.PENANAccYuWLOvXn
Dia menekan penisnya dalam-dalam, menembakkan seluruh spermanya yang hangat ke dinding rahim Yulia. Wanita itu tersenyum dan mengangguk.
277Please respect copyright.PENANAWXJIvtq2XV
"Keluarin semua, sayang." Yulia mengecup dan mengusap kepala Jali yang bersandar lemas di belahan dadanya. Dibelai pipi bocah itu dengan sayang. "Terima kasih ya," dia berbisik.
277Please respect copyright.PENANASJjBdmNBGR
Jali mengangguk, nafasnya masih agak tersengal. Perlahan, penisnya menciut dan kembali ke ukurannya yang semula. Benda hitam yang kini sudah keriput itu terlepas dengan sendirinya dari vagina Yulia. Kelelahan, mereka berpelukan tanpa berkata apa-apa lagi. Yulia membiarkan Jali yang sekarang asik menetek di payudaranya. Bocah itu mencucup dan menjilati putingnya dengan lembut. Sesekali Jali juga menggit-gigitnya kecil.
277Please respect copyright.PENANAIsXp01MmGB
"Ah, kamu sudah ereksi lagi!" desah Yulia sambil menggenggam penis Jali yang sekarang sudah kembali membesar. "Cepat banget?" Tanyanya.
277Please respect copyright.PENANALTkmCAe4bb
Jali tersenyum, "Itu karena lawannya orang secantik ibu."
277Please respect copyright.PENANAysMrMHi6v5
Yulia cuma tersenyum mengiyakan. Dia lebih sibuk mengamati penis Jali yang terus membesar dan membesar dalam genggamannya. Yulia bingung, harus mengeluh atau senang dengan keadaan ini. Dia masih lelah, dan vaginanya juga masih panas, tapi dia juga tidak bisa menolak gairah liar yang mengalir deras di dalam tubuhnya. Dia begitu menikmati apa yang telah diberikan oleh bocah itu, bocah 16 tahun yang baru 3 bulan dia kenal.
277Please respect copyright.PENANAxLk5C3SLsv
"Ughh." Yulia tidak bisa berpikir jernih saat Jali kembali menggiring penisnya dan menggesek-gesekkannya di bibir kemaluannya yang basah. Wanita itu akhirnya menyerah,
277Please respect copyright.PENANAW4qE1Dkxpx
"Masukkan sekarang." Yulia memohon. Rasa gatal menjalar cepat melingkupi liang vaginanya, membuatnya jadi tidak tahan lagi.
277Please respect copyright.PENANAxSWUG3WqfG
"Tahan ya, bu." Jali mulai mendorong.
277Please respect copyright.PENANAJpPnZSIjun
"Hegghhh!" meski sudah mengantisipasi, tak urung ukuran penis Jali yang super besar tetap membuat Yulia terhenyak.
277Please respect copyright.PENANA7EutLsRMCx
Dengan sisa-sisa tenaganya, Jali mulai menggoyang. Dia tindih tubuh sintal wanita itu dengan penuh nafsu. Tangannya menggerayang, mengusap-usap paha dan pantat Yulia yang bulat. Mulutnya beberapa kali menyambar, menghisap dan mencucup puting payudara Yulia yang mungil kemerahan, membuat ibu guru cantik itu makin merintih keenakan. Di bawah, penisnya yang besar terus bergerak, mengocok keluar masuk, menggese-gesek, hingga membuat vagina Yulia makin terasa panas dan basah.
277Please respect copyright.PENANAkHaRvtkOvY
"Lebih cepat." Yulia berbisik diantara desahannya. "Terus, tekan lebih kuat. Ibu sudah mau keluar.'
277Please respect copyright.PENANAYNVZLHVaZj
Jali terkejut mendengarnya. Terkejut karena tak menyangka Yulia akan keluar lagi secepat itu. Tapi dia juga gembira, niatnya untuk memberi kenikmatan yang sempurna pada wanita itu telah tercapai. Dengan penuh semangat, Jali mendorong lebih kuat.
277Please respect copyright.PENANAAsEg12hiqY
"Ughh, ya, begitu." Rintihan Yulia terdengar makin keras. Birahinya sudah sampai di ubun-ubun sekarang. "Terus! Itu yang ibu suka. Terus!"
277Please respect copyright.PENANA301KJViN3l
Sambil mendekap tubuh sintal Yulia, Jali mempercepat goyangan pinggulnya. Dia merobek dan menghujani kemaluan wanita itu dengan sodokan-sodokan dan tusukan penisnya yang mematikan. Mulutnya kembali menyergap, menghisap dan mencucupi puting mungil Yulia yang tegak mengacung, tanda kalau si empunya sudah benar-benar bergairah sekarang.
277Please respect copyright.PENANAGCffSK1d8k
"Auw, terus, sayang." pekik Yulia lirih saat merasakan ujung penis Jali yang menabrak-nabrak dinding rahimnya dengan kasar. Penis bocah itu terus mendesak masuk, berusaha untuk menjamah dan menjelajahi lebih dalam lagi.
277Please respect copyright.PENANAavuB6W9TXg
"Aku keluar!!" Yulia mengerang. Tubuhnya gemetar beberapa kali sebelum akhirnya ambruk di lantai. Cairan cintanya yang hangat memancar keluar memenuhi liang vaginanya.
277Please respect copyright.PENANAcDNb3zJJzu
Jali yang merasa gairahnya juga sudah di ujung tanduk, terus mengocok penisnya, cepat dan semakin cepat. "Bu, saya juga mau keluar." Bisik bocah itu. Di bawah, vagina Yulia menjepit makin erat, memberinya pijatan-pijatan kecil yang membuatnya makin tak tahan.
277Please respect copyright.PENANAObWyhDIKcf
"Argghhhhh!" diiringi jeritan kecil, Jali menembakkan spermanya. Penisnya berdenyut-denyut kencang saat cairan putih lengket itu menghambur memenuhi liang rahim Yulia.
277Please respect copyright.PENANAG5U2EHdEo3
"Ahh," Yulia cuma bisa melenguh keenakan merasakan liang vaginanya yang kini jadi begitu penuh.
277Please respect copyright.PENANAyNHlyLAUry
Jali mengecup pipi ibu gurunya, "Terima kasih ya, bu, sudah ngijinin Jali nyicipin tubuh ibu yang bahenol ini."
277Please respect copyright.PENANAyKcMXer45s
"Kamu bocah nakal, kamu telah menodai ibu gurumu sendiri." sungut Yulia.
277Please respect copyright.PENANA9fqKc6mZ2R
"Ibu marah?"
277Please respect copyright.PENANA6tBcT0gbF5
"Setelah apa yang kamu lakukan, apa pantas ibu marah?"
277Please respect copyright.PENANA5wlMXnSaKZ
Jali tersenyum, baru tahu kalau Yulia cuma pura-pura barusan. "Ibu puas?" tanyanya lagi.
277Please respect copyright.PENANACvl001O5rc
"Puas banget, sayang." Yulia mengecup pipi Jali dengan lembut.
277Please respect copyright.PENANAhD97tgOZwR
"Mau mengulanginya lagi?" Tanya bocah itu sambil menggerakkan penisnya yang masih menancap di liang rahim Yulia.
277Please respect copyright.PENANAddvjscXlZG
Yulia memekik lirih saat merasakan batang kemaluan Jali yang kembali mengeras di dalam vaginanya. "Dasar kamu anak nakal, belum puas juga?"
277Please respect copyright.PENANAWvwMRg9ntu
"Ngentot sama ibu tuh gak pernah bikin puas, maunya nambah dan nambah lagi." Jali tertawa.
277Please respect copyright.PENANAnPt8Zg7YOg
277Please respect copyright.PENANAHRdI86woTD