Suasana remang di kamar hotel tak membuat Rama kesulitan mengamati gerak gerik tubuh wanita di depannya. Wanita itu terlihat menggeliat, kedua kakinya terus bergerak menendang-nendang permukaan seprei, sementara dua pergelangan tangannya terikat oleh tali yang terbuat dari bahan kulit pada besi ranjang hotel. Berbeda dengan Rama yang bisa mengamati keadaan sekitar, wanita itu justru tidak bisa melihat karena kedua matanya tertutup oleh selembar kain hitam.
Perlahan Rama kembali mendekati tubuh wanita itu setelah sebelumnya sempat mencumbunya. Bibir pemuda tampan itu mulai menciumi kaki kemudian seluruh paha hingga perut ramping sang wanita. Bibirnya terus menjelajah tiap lekuk tubuh wanita itu, gerakan lidah Rama yang liar semakin membuat wanita itu menggelinjang dan memekik nikmat, apalagi saat Rama mulai nakal menggigit pelan dan meninggalkan tanda merah di beberapa bagian tubuh wanita itu.
"Aaaaaaahhhh! Raaamaa, please jangan siksa aku. Aaaaaahhh!" Teriak wanita itu dengan binal, tubuhnya yang masih terbungkus lingerie sutra hitam terus menggelinjang menikmati sentuhan demi sentuhan bibir Rama.
Mendengar permintaan sang wanita membuat Rama tersenyum, dia tau jika permintaan itu hanya ulah manja sang wanita. Rama tau betul jika wanita itu meminta lebih dibanding hanya menikmati kenakalan bibirnya. Rama mulai menyikap lingerie wanita itu ke arah atas, membiarkannya menggantung di atas dada sang wanita. Kali ini Rama lebih bebas memandangi tubuh polos sang wanita, sesaat dilihatnya permukaan vagina wanita itu sedikit basah.
"Aaaaaahhhhh!!! Nakal kamu Rama!! Arrgghhttt!!!" Teriak wanita itu saat dua jari tangan Rama mulai memainkan lubang vaginanya, membuatnya semakin basah.
Rama kembali tersenyum mendengar teriakan sang wanita, seolah dia bangga telah membuat wanita itu kembali berteriak. Di tengah kenakalan jarinya, Rama mulai mengarahkan mulutnya pada payudara sang wanita. Dengan telaten Rama mencium dan bahkan terkadang menghisap seluruh bagian payudara wanita itu.
"Ooooocchhhhh! Yeeesss baby!!! Yeeesss!!! Aaaargghhhttt!!!!" Tubuh wanita itu semakin bergerak tak beraturan mengahadapi kenakalan jari dan mulut Rama.
"Udah siap honey?" Bisik Rama sesaat setelah melepas hisapannya pada payudara sang wanita.
"Lakukan sayang. Lakukan!!"
Rama beranjak menjauh dari tubuh si wanita, pemuda tampan itu berdiri tepat di sisi tempat tidur, matanya masih menjelajahi tiap lekuk tubuh sang wanita sementara tangannya dengan cekatan melepas gesper dan kemudian melucuti celana dari tubuhnya. Kini Rama sudah polos tanpa sehelai benangpun yang menempel pada tubuh atletisnya.
Penisnya sudah menegang sempurna, sesaat tangan kekar Rama mencoba mengocok batang kemaluannya, memastikan pusakanya itu telah siap untuk melakukan penetrasi pada vagina si wanita. Dengan lembut Rama kembali menciumi tiap jengkal bagian tubuh sang wanita, mulai dari ujung kaki kemudian terus naik dan berhenti sesaat pada daerah pusar si wanita.
"Ooooouugghhhtttt! Shit!!! Kamu nakal banget Rama!!!" Lenguh sang wanita saat lidah Rama mulai menjilati lubang pusarnya, sebagian tubuhnya yang terikat pada ranjang membuat tubuh wanita itu hanya bergerak liar menahan kenakalan dari lidah Rama.
Puas bermain-main pada area pusar, kepala Rama kembali bergerak turun, kali ini Rama beralih pada vagina sang wanita. Perlahan lidah pria tampan itu mulai menjelajahi permukaan vagina sang wanita, gesekan lembut lidah dipadu dengan sensasi basah pada liur membuat si wanita kembali meraung keenakan. Tubuhnya terus bergerak tak beraturan menghadapi serangan demi serangan dari lidah Rama.
Pria berusia 22 tahun itu ternyata tak berhenti sampai disitu saja, dua jarinya kembali menerobos liang si wanita, mengocoknya secara simultan dan cepat. Di tengah kocokan jari, bibir Rama juga tak berhenti menghisap permukaan vagina sang wanita, secara bersamaan jari dan bibir Rama menjahili area sensitif itu.
"AAARRGGHHTTTT!!! Stop Rama!!! Stop!!! AARRGGHHTTT!!" Teriakan si wanita tak membuat Rama menghentikan aksinya, bahkan semakin lama kocokan jari dan hisapan bibirnya pada vagina si wanita semakin cepat dan kasar.
Tak lama kemudian tubuh wanita itu mengejang, punggungnya melengkung ke atas, pinggulnya bergetar hebat, lalu tiba-tiba dari dalam vagina sang wanita menyemprotkan cairan dengan deras. Wajah dan sebagian rambut Rama dibuat basah kuyup oleh cairan itu.
"FUCK!!! AAARRGGHHTTTT!!! RAMAAAA!!!! FUCK!!!!" Teriak sang wanita bebarengan dengan proses squirt dan orgasme yang baru saja dialaminya.
Rama hanya tersenyum, ada kebanggaan yang terlihat pada raut wajah pria tampan itu. Kebanggan telah berhasil membuat si wanita tersebut orgasme dan squirt secara bersamaan. Rama mengarahkan wajahnya yang masih basah ke arah kepala si wanita, pelan-pelan dia membuka penutup mata yang sedari tadi menutupi pandangan wanita itu.
"Aaaaahhh ! Kamu nakal banget Rama." Bisik wanita itu sesaat setelah melihat wajah Rama tepat di sampingnya.
"Tapi Tante suka kan?" Jawab Rama lembut masih dengan senyum menawannya.
"Suka sih, tapi sorry ya udah bikin kamu basah kuyup kayak gini."
"Hehehhe. Nggak apa-apa kok Tante, udah resiko pekerjaan."
"Huh! Dasar bandel kamu." Rama kembali tersenyum melihat raut wajah lelah si wanita.
"Masih mau lanjut Tante?" Tanya Rama, meskipun dia sudah tau jawaban dari pertanyaannya itu. Wanita itu membayarnya bukan hanya untuk menikmati ciuman dan penetrasi dari jarinya saja, bagaimanapun menu utama malam itu belum disajikan oleh Rama.
"Lanjut dong, tapi lepasin dulu tanganku, sakit kalo diiket kayak gini." Jawab si wanita dengan tatapan manjanya.
"Hmmm, bentar lagi ya lepasinnya ? Aku masih pengen nakalin Tante lagi."
Tanpa menunggu persetujuan, Rama segera mengambil posisi jongkok di depan tubuh sang wanita. Dengan lembut, Rama kembali membuka paha sang wanita, dengan gerakan menusuk tiba-tiba Rama menghujamkan batang penisnya dengan keras dan kasar ke dalam vagina wanita itu.
"AAARRGGHHTTT!!! FUCK YOU RAMA!!!! AAAARRGGHHTTT!!" Teriak wanita itu setelah dengan sengaja Rama menyodokkan penisnya ke dalam vagina secara keras dan kasar.
Meskipun lubang kewanitaannya telah basah akibat orgasme dan permainan jari serta mulut Rama, tapi tetap saja penetrasi yang barusan dilakukan oleh Rama menimbulkan rasa sakit pada selangkangannya, apalagi ukuran penis Rama yang jauh lebih besar dibanding standar laki-laki Indonesia pada umumnya.
Rama seolah tak mempedulikan cacian dari si wanita, dengan kecepatan penuh dia mulai menggenjot tubuh wanita itu dari atas. Beberapa kali bahkan dengan sengaja Rama menghujamkan seluruh batang keperkasaannya ke dalam vagina secara kasar dan keras. Tubuh wanita itu seolah menjadi sasak hidup hujaman penis Rama.
"Aaaaahhh ! Aaaaaahhh Rama ! Pelan sayang! Aaaahhhhhhh Fuck!!" Lenguh wanita itu.
Rama menelungkupkan badannya pada tubuh si wanita, kali ini selain menggenjot, Rama juga mulai menghisap puting wanita itu. Secara bergiliran kedua puting wanita tersebut terhisap oleh mulut Rama.
"Rama, lepasin tanganku, Aku mau gaya doggystyle. Please Rama ! Aaahhhhhh!!!"
Rama seolah tak menghiraukan permintaan wanita tersebut, dia masih terus menggerakkan pinggulnya naik turun dengan cepat, menghujamkan seluruh batang penisnya pada lubang vagina wanita itu. Bahkan Rama mulai menampar dua buah payudara wanita itu yang bergerak kencang akibat pergumulan mereka.
PLAK!!
PLAK!!
PLAK!!!
"Auuuuuww! Brengsek Kau Rama!!! Aacchhhhh!!! Fuck!!!"
"Aaahhhh! Aaahhh! Tante suka permainan kasar seperti ini?! Hah?!!"
"Aarrrgghhhhhtt!!! Dont stop Baby! Fuck Me!!! Aaaacchhhtttt!!!"
Tubuh wanita itu bergerak naik turun semakin cepat dan liar mengikuti irama genjotan tubuh Rama yang tak juga melambat. Tubuh Rama dan wanita itu sudah bermandi peluh, pergumulan yang terjadi membuat keduanya menguras energi yang tak sedikit.
Terlebih percintaan mereka berlangsung dengan keras dan cenderung kasar, raungan serta teriakan seolah tak berhenti di dalam kamar hotel bintang 5 tersebut. Sore itu Rama untuk kesekian kalinya menjalankan tugasnya sebagai pria bayaran, gigolo bagi wanita-wanita yang haus akan kenikmatan permainan ranjang.
Rama sangat ahli dalam menjalankan tugas itu, baginya sex bukan hanya sekedar melepas birahi dan hasrat semata, baginya sex lebih dari itu. Bagi Rama, sex adalah seni yang harus dilakukan dengan sepenuh hati dan perasaan, meskipun Rama hanya seorang gigolo yang dibayar untuk memuaskan nafsu birahi para wanita tersebut, tapi Rama melakukan tugasnya tak asal-asalan.
Rama selalu menempatkan orang yang membayar jasanya sebagai wanita yang istimewa, dia selalu berhasil membuat para wanita yang membayarnya merasa diperlakukan sebagai orang spesial, meskipun hanya dalam durasi tertentu.
Hal ini membuat Rama begitu terkenal sebagai seorang gigolo, tak jarang banyak para wanita yang ingin merasakan serviznya harus sabar menunggu jadwal kosong dari Rama. Hampir 1 tahun Rama menggeluti profesi ini, para customernya pun beragam. Tak hanya tante-tante berusia 30 tahun ke atas tapi juga wanita-wanita muda yang usianya tak jauh dari angka 20 tahunan. Bahkan pernah Rama melayani dua wanita sekaligus, seorang Ibu berusia 40 tahun dan anaknya yang masih berusia 18 tahun ! Gila! Yup, dunia memang sudah gila dan kacau, profesi yang dilakukan oleh Rama telah menggambarkan semua itu.
Rama juga dikenal sebagai gigolo yang selalu bisa dan mampu menuruti apa permintaan dari customernya, berbagai macam tema sex yang diinginkan oleh customer selalu bisa dituruti oleh Rama, dari mulai softcore sampai pada tema hardcore sekalipun Rama pasti bisa melayaninya, seperti malam ini, wanita yang membayar jasanya menginginkan permainan sex dengan tema bondage dan kasar. Dengan baik dan profesional Rama bisa memuaskan hasrat wanita tersebut.
***
"Kamu minggu depan ada jadwal?" Tanya wanita yang 2 jam sebelumnya bergumul dengan Rama di atas ranjang.
"Belum tau sih Tante, kayaknya sih lagi kosong, emang kenapa Tant?" Jawab Rama sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk setelah selesai mandi.
"Kalo kosong nggak ada jadwal, Aku mau booking Kamu lagi minggu depan, tapi Aku maunya 1 minggu full, sekalian kita jalan-jalan ke Eropa."
"Tawaran yang menarik, tapi Tante tau sendiri kan, Aku nggak bakal diijinin sama Om Yosh kalo terima job lebih dari satu hari." Jawab Rama sambil tersenyum, senyum yang membuat para customernya selalu berhasil dibuat meleleh saat menatap barisan rapi gigi depan pria tampan tersebut.
"Aku berani bayar Kamu tiga kali lipat dari tarif standar Kamu." Tegas wanita itu dengan mimik serius, seolah tak mau jika keinginannya ditolak oleh Rama. Rama mendekati tubuh wanita itu yang masih tertutup selimut, perlahan dia mendaratkan kecupan lembut pada kening customernya itu.
"Ini bukan masalah uang Tante, tapi aturan yang harus aku taati. Aku harap Tante bisa ngertiin ya." Kata Rama lembut.
"Baru kali ini aku ketemu orang kayak kamu Ram."
"Orang kayak Aku? Maksudnya Tant..?" Tanya Rama dengan raut menyelidik.
"Maksudku, orang yang begitu profesional melakukan pekerjaannya, nggak buta akan materi." Jawab wanita itu.
Rama hanya tersenyum mendengar ucapan wanita tersebut, sekali lagi Rama mengecup kening wanita itu, kali ini lebih lembut dan lama. Rama selalu berhasil menebar pesona pada wanita yang telah membayar jasanya.
"Satu ronde lagi mau? Nanti Aku tambahin tipsnya." Bisik sang wanita dengan mimik binal.
"Nggak usah pake ditambahin segala, Aku bakal layanin Tante sampai Tante bener-bener puas."
Keduanya kembali bergumul di atas ranjang, mengacak-acak sprei ranjang, dan detik berikutnya lenguhan berbaur dengan erangan kembali terdengar dari dalam kamar hotel. Rama kembali bekerja memuaskan birahi customernya.
2471Please respect copyright.PENANA0iYYfrCHy4
BERSAMBUNG
Cerita "RAMA" sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan DISINI
ns 18.68.41.175da2