Sebuah mobil sedan mewah produksi negeri sakura keluaran tahun 2015 melaju tenang menembus pekatnya malam jalanan di daerah Jakarta Pusat. Di depan kemudi terlihat Rama sedang mengendarai mobil itu seorang diri. Hari ini dia telah melayani 3 customer, cukup melelahkan, dan itu membuat Rama ingin segera sampai di apartemennya kemudian merebahkan tubuhnya ke atas ranjang. Rama mengamati area ruas jalan yang dilaluinya, lenggang tak begitu ramai karena memang sudah memasuki waktu dinihari. Di kota ini Rama mulai mengerti arti sepi.
KLING!!!
Layar smartphone yang tergeletak di atas dashboard menyala terang, tanda ada pesan masuk untuk Rama. Rama meraih gadgetnya itu, dilihatnya sesaat si pengirim pesan, Om Yosh.
"Mampir ke rumah dulu, ada yang perlu Om omongin"
Rama tak membalas pesan itu, dia langsung mengarahkan mobilnya menuju arah Bandung, tempat dimana Om Yosh tinggal. Sepertinya keinginannya untuk segera istirahat setelah memuaskan para customernya harus ditunda. Perintah dari Om Yosh dari dulu tak pernah Rama bantah, sebisa mungkin selalu dia laksanakan meskipun itu terasa berat.
Hutang budi, begitulah dia menganggap keberadaan Om Yosh bagi hidup Rama. Karena Om Yosh lah kehidupan Rama bisa berubah 180 derajat seperti saat ini. 2 tahun yang lalu Rama bukanlah siapa-siapa, dia hanya pemuda kampung yang mencari peruntungan, berharap bisa merubah nasib di dalam kerasnya kehidupan ibukota. Pertemuannya dengan Om Yosh membuat mimpi mudanya untuk meneguk nikmat kesuksesan berhasil terwujudkan. Materi yang berlimpah, penampilan elegant, gaya hidup highclass dan berbagai macam kemewahan lain berhasil Rama dapatkan, semua karena jasa dari Om Yosh.
Om Yosh adalah pria paruh baya berusia 45 tahun, selain memiliki bisnis retail yang berkembang pesat di kawasan Jawa Barat, pria ini juga memiliki bisnis sampingan "service underground" jasa pelayanan sex, bisnis yang mempertemukan Rama dengannya. Bisnis sampingan ini membuat Om Yosh dikenal dengan julukan "Papi", sebutan yang sering digunakan oleh para customer maupun oleh para pekerja sex nya untuk memanggil Om Yosh.
Untuk bisnis sex ini, Om Yosh mengklamufasekannya sebagai agensi model pria untuk menghindari kecurigaan dari masyarakat luas. Kamuflase yang terbukti berhasil, terbukti sampai detik ini agensi yang dimiliki oleh Om Yosh tak pernah tersentuh isu miring, semua itu terjadi karena Om Yosh menerapkan standar pelayanan tinggi.
Om Yosh mengelola bisnis ini dengan sangat rapi dan profesional, hal ini membuat anak buahnya memiliki SOP tersendiri dalam memberikan pelayanan pada customer. Penampilan dan pembawaan Om Yosh yang elegant bahkan terkesan tegas tanpa kompromi, jauh dari kesan lebay seperti mucikari pada umumnya, membuat pria ini begitu disegani oleh anak buah dan para customer.
Om Yosh lebih pantas disebut sebagai pimpinan agensi daripada seorang mucikari gigolo. Selain Rama, Om Yosh juga mempekerjakan 12 pria lain dalam bisnis undergroundnya, pria-pria ini biasa disebut "kucing" oleh para customer Om Yosh. Dari kesemua koleksi "kucing" Om Yosh, Rama lah yang selalu menjadi primadona, maka tak heran jika Om Yosh benar-benar memproteksi Rama dalam menjalankan bisnis ini. Jika "kucing" lain bisa menerima full job lebih dari 3 hari untuk satu costomer, Rama maksimal hanya bisa menerima full job 24jam untuk satu costomer, lebih dari itu Rama wajib untuk menolaknya.
Rama bertemu Om Yosh 6 tahun lalu dengan cara yang tidak disengaja. Awal tahun 2014, Rama menginjakkan kakinya di ibukota, hanya bermodalkan ijazah SMA dan sedikit uang tabungan dia mencoba peruntungan di kota besar ini. Tanpa teman dan sanak famili di Jakarta Rama bersusah payah mewujudkan mimpinya, mimpi untuk bisa mapan secara ekonomi, mimpi untuk bisa membahagiakan Ibunya di kampung.
Kerasnya hidup di Jakarta membuat Rama membanting tulang, semua pekerjaan kasar telah dia lakukan, mulai dari menjadi kuli panggul di pelabuhan, tukang sapu di pasar, hingga menjadi penjaga toilet di sebuah Mall dilakukan oleh Rama untuk tetap bertahan hidup. Profesi terakhirnya sebagai penjaga toilet itulah yang mempertemukan Rama dengan Om Yosh.
Suatu hari di pertengahan tahun 2014, seorang pria yang akhirnya diketahui sebagai pengawal pribadi Om Yosh meninggalkan tas di dalam toilet. Rama yang pada waktu itu sedang berjaga menemukan tas tersebut, Rama sempat mencari keberadaan orang yang meninggalkan tas itu di sekitar Mall tapi tak ditemukannya. Akhirnya Rama memberanikan diri untuk membuka tas tersebut, berharap menemukan petunjuk si pemilik tas tersebut. Betapa terkejutnya Rama saat melihat isi tas itu, beberapa gepok uang seratus ribuan dan kertas-kertas dokumen berada di dalamnya. Seumur hidup, Rama tidak pernah melihat apalagi memegang uang sebanyak itu.
Bagi sebagian orang peristiwa seperti itu sering diartikan sebagai rejeki nomplok, kesempatan untuk meraup rupiah dengan cara instan. Tapi hal itu tidak berlaku untuk Rama, mengambil sesuatu yang bukan miliknya bukan bagian dari prinsip hidupnya. Meskipun hidup susah, Rama tidak pernah sekalipun mengambil hak orang lain, terlintas di pikirannya pun tidak.
Berbekal petunjuk dari supervisornya dan sebuah kartu nama yang dia temukan di dalam tas, malam harinya setelah pulang kerja, Rama menuju alamat yang tertera pada kartu nama itu untuk mengembalikan tas itu pada pemiliknya. Malam itu akhirnya Rama bertemu dengan Om Yosh sang pemilik tas. Menemukan orang baik dan jujur di ibukota saat ini sangatlah sulit, hal itu juga disadari oleh Om Yosh setelah pertemuannya dengan Rama.
Bagaimana mungkin seorang pemuda kampung, miskin, memiliki peluang untuk mendapatkan uang puluhan juta tanpa harus susah-susah mengembalikannya pada sang pemilik tas, tapi itu tak dilakukannya. Rama justru memilih untuk bersusah payah menemukan alamat sang pemilik, hal itu membuat kesan mendalam pada Om Yosh terhadap pribadi Rama.
Orang seperti Rama inilah yang dicari oleh Om Yosh, seorang pemuda yang memiliki prinsip hidup, tidak mudah menyerah, dan tentu saja memiliki intregitas tinggi tentang nilai-nilai kejujuran. Singkat cerita, akhirnya Rama bekerja pada Om Yosh, awalnya Rama hanya bertugas sebagai asisten Om Yosh, tugasnya adalah menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan Om Yosh sebagai bos perusahaan retail. Om Yosh tidak pernah sekalipun menyinggung bisnis "sampingannya" kepada Rama, dan Om Yosh memang awalanya tidak berencana mengikutsertakan Rama dalam bisnis itu, apalagi memposisikan Rama sebagai salah satu koleksi kucing dari agensi. Sampai pada suatu hari Om Yosh mengetahui sisi lain dari seorang Rama.
***
Mobil Rama sudah berada di depan pagar tinggi sebuah rumah mewah di kawasan Dago Bandung. Beberapa saat kemudian pintu pagar itu terbuka, terlihat seorang pria dengan perawakan tinggi besar dengan memakai pakaian safari gelap membukakan pintu pagar itu untuk Rama. Rama membuka kaca mobilnya, melongokkan kepalanya keluar.
"Om Yosh ada?" Tanya Rama pada pria besar itu.
"Ada Mas, sudah ditunggu di dalam" Jawab pria itu dengan senyum ramah pada Rama.
"Oke, makasih ya." Balas Rama yang kemudian kembali memacu mobilnya menuju halaman rumah mewah itu.
Setelah memarkirkan mobilnya tepat di bawah altar rumah, Rama beranjak menuju ruang tamu, tempat dimana Om Yosh sudah menunggunya. Sesaat dia melirik jam tangan rolex miliknya, sudah hampir subuh, ada maksud apa Om Yosh memanggilnya selarut ini? Apa ada masalah dengan pekerjaannya? Pertanyaan-pertanyaan itu sedari tadi telah dipikirkan oleh Rama karena memang tidak biasanya Om Yosh memanggilnya pada jam-jam istirahat seperti ini. Rama memasuki ruang tamu rumah mewah itu, matanya menjelajah seluruh isi ruangan tapi sosok Om Yosh tak ditemukannya berada di sana.
"Baru datang Ram?" Rama mendongakkan kepalanya, mencari sumber suara itu, didapatinya Om Yosh sedang berjalan menuruni tangga menuju ruang tamu.
"Iya Pi, baru aja nyampek." Jawab Rama.
"Ayo duduk dulu, mau minum apa? Wine? Vodka? "
"Duh jangan Pi, ntar nggak bisa balik ke Jakarta kalo minumnya kayak gitu, hehehe."
"Kenapa harus buru-buru? Ada urusan mendesak di Jakarta? Hmmm?" Tanya Om Yosh sambil menyodorkan gelas yang berisi cairan bening pada Rama.
"Enggak sih Pi." Jawab Rama dengan intonasi ragu.
"Kalo nggak ada yang mendesak hari ini Kamu tidur di sini saja, nanti kalo udah nggak terlalu capek baru balik ke Jakarta. Ayo minum dulu." Kata Om Yosh, pelan tapi tegas, permintaan yang seperti biasa tidak akan bisa ditolak oleh Rama.
"Ehhmmm, gimana hari ini? Lancar kerjaan kamu Ram?" Tanya Om Yosh kembali.
"Lancar kok Pi, standar seperti biasanya? Kalo boleh tau apa ada masalah dengan pekerjaan saya Pi? Kok sampai harus ketemu Papi selarut ini?"
"Hmmm,nggak ada masalah, tenang aja, justru karena kerjaan kamu sangat memuaskan selama ini, Aku memanggilmu sekarang."
"Maksudnya gimana Pi?" Tanya Rama bingung.
"Begini Ram." Om Yosh berdiri dari tempat duduknya sambil memegang gelas.
"Aku ingin beberapa hari ke depan Kamu menjaga putri sahabatku dari Jepang."
"Menjaga? Seperti seorang bodyguard gitu Pi?" Tanya Rama masih dengan mimik wajah bingung.
"Yaahh kurang lebih seperti itu, tapi lebih pada tugas seorang guide. Putri sahabatku ini baru pertama kali datang ke Indonesia, sebelum dia menikah akhir bulan nanti dia ingin menikmati liburan di negeri yang sama sekali belum pernah dia kunjungi." Jelas Om Yosh, Rama memperhatikan dengan detail tiap kalimat yang diucapkan oleh bos nya itu.
"Tapi ingat Rama, tugasmu hanya menemaninya saja. Jangan sekalipun coba-coba untuk menyentuhnya, nama baikku dipertaruhkan dalam tugas ini." Tegas Om Yosh dengan mimik wajah serius.
"Baik Pi, saya sanggup menjalankan tugas itu, tapi kalo boleh tau, kenapa Papi menyerahkan tugas itu pada saya?"
"Karena cuma kamu yang bisa Papi percaya."
2349Please respect copyright.PENANAdxXSXeLGQ7
BERSAMBUNG
Cerita "RAMA" sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan DISINI
ns 15.158.61.48da2