Pak Azka berjalan menghampiri aku yang jatuh telentang di atas kasur. Aku saat itu berasa panik setengah mati, aku berusaha bangun dari tempat tidur itu. “Pak Azka mau ngapain aku! Lepasin aku, Pak! Bapak mau ngapain! Kenapa aku dikunciin berdua di sini!”
Saat aku baru aja kembali berdiri, Pak Azka mendorong tubuhku lagi. Hanya dengan satu tangan, aku terpelanting jatuh ke kasur ngejengkang. Saat aku baru saja jatuh, Pak Azka tiba-tiba merentangkan kedua kakiku lebar-lebar. Seketika dia bisa melihat celana dalamku.
Celana dalam putih yang saat itu sudah basah kuyup karena cairanku sendiri. Pak Azka pun bersimpuh tepat di hadapanku. Dia menarik celana dalamku yang basah hingga terlepas dari kedua kakiku. “Vagina yang begitu lezat, basah, dan terlihat begitu menawan.”
Posisi wajah Pak Azka saat itu berada tepat di depan vaginaku. Aku seketika merasa bingung bukan main, apa yang ingin dia lakukan? Dan tiba-tiba saat aku berusaha merubah posisi tubuhku dari telentang menjadi duduk. Pak Azka langsung menghisap klitoris aku.
“Paak! Paakk! Aaahhh… Jangan jilatin kemaluan saya, Pak! Aaahhh… Aaahhh… Bapaak! Kenapa Bapak ngelakuin ini sama saya! Saya kan pacarnya majikan Bapak sendiri!” tanyaku sambil menyergah dan berteriak. Aku berusaha berontak dan berteriak keras.
Namun tak ada satu pun orang yang datang menolongku saat itu. Vaginaku dijilati oleh Pak Azka tepat di bagian klitoris. Lidahnya dengan ganas bergerak menjilati klitorisku yang sudah basah. Aku seketika menggelinjang bukan main, aku coba dorong kepala dia.
“Aku mohon berhenti, Paak! Aku mohon tolong jangan lakuin ini! Aaahhh… Aaahhh… Paak! Paak! Ini geli banget Pak sumpah! Aaahhh… Ampuun Pak tolong lepasin akuu!” teriak aku sekeras mungkin sambil memohon. Aku berusaha mendorong kepala dia namun gagal.
Tenagaku kalah jauh dan tak mampu melawan tenaga Pak Azka yang begitu kuat. Pinggangku sampai dipeluk begitu kuat olehnya. Hingga aku tidak bisa menjauhkan vaginaku dari bibirnya. Klitorisku tiba-tiba diapit menggunakan bibirnya, dan dihisap begitu kuat.
“Aaahhh! Ampuun ini geli banget, Paak! Aaahhh! Aaahhh! Udah Pak tolong berhenti! Aku gak tahaan! Aku gak tahan rasa gelinyaa!” Aku sampai menjerit penuh nikmat saat itu. Saat Pak Azka dengan beraninya menghisap klitorisku dengan begitu kuat. Aku menjerit.
Rasa nikmatnya bukan main, terasa sampai ke ubun-ubun kepalaku. Cara dia menghisap klitorisku jauh lebih nikmat ketimbang Rangga. Dia terasa jauh lebih punya pengalaman ketimbang pacarku sendiri. Aku saat itu dibuat kalah gak berdaya oleh dia.
Dia sama sekali gak memberi aku nafas, dihisap terus menerus klitorisku hingga puluhan kali. Kumisnya Pak Azka yang tebal itu juga tanpa sengaja menggesek-gesek vaginaku. Dan ini menambah rasa nikmat yang semakin tak bisa aku tahan. Aku gemeteran.
Sumpah aku gak bisa membohongi diri aku, ini berasa nikmat banget. Rasa gelinya meningkat berkali kali lipat. “Aaahhh! Aaahhh! Pak Azkaa! Pak Azkaa! Ampuun, Paak! Aku minta ampuun, Paak! Vaginaku langsung becek begini! Rasanya geli banget vaginaku, Pak!”
Tanpa aku sadari tubuhku malah memberikan reaksi sebaliknya dari perkataanku. Tanpa sadar aku justru malah menekan vaginaku makin kuat ke bibir Pak Azka. Agar aku mendapatkan kenikmatan berkali-kali lipat lebih besar. Ini terjadi secara alamiah sendiri.
Sudah satu menit Pak Azka menjilati vaginaku, dan dia bener-bener ngebuat vaginaku ngocor bukan main. Aku berasa cairan vaginaku sudah menumpuk di kantung kemih meminta untuk dikeluarkan. Tapi aku berusaha untuk menahan orgasmeku saat itu.
Namun sayangnya hanya sekitar 30 detik kemudian, aku udah gak mampu lagi menahan cairanku lebih dari ini. “Aaahhh!! Aaahhh!! Paak! Paakk! Aku mau keluaar! Ini nikmat banget, Paak. Aku baru pertama kali ngerasa nikmat kaya gini! Aaahhh! AAAHHHH!!”
Aku pun berteriak sangat keras. Tubuhku seketika gemetar hebat, dari pinggang bawah sampai ke kedua lututku. Pak Azka menjauhkan wajahnya dari vaginaku, dan langsung aku lepaskan saja cairan vagina yang sudah aku tahan keluar semenjak 30 detik ini.
Vaginaku mengeluarkan cairan yang banyak. Ini pertama kalinya aku orgasme sampai keluar cairan sebanyak ini. Bahkan aku sampai kejang-kejang, berkali-kali aku angkat pinggaang. Dan cairan vaginaku menyembur sampai berkali-kali. Tepatnya hampir 5 kali.
Bahkan aku melihat, vaginaku mengeluarkan cairan berwarna putih susu. Ini baru pertama kalinya aku melihat cairan putih susu dari dalam vaginaku. Pak Azka seketika tersenyum sumringah, melihat aku orgasme dan cairan vaginaku berjatuhan ke lantai kamar
“Kenapa bingung? Kamu bingung kenapa vagina kamu keluar cairan putih susu? Itu tandanya kamu lagi masa subur. Pasti kamu baru selesai menstruasi, dan kamu langsung terangsang hebat,” kata Pak Azka yang dia langsung paham saat aku melihat vaginaku ini.
Dan perkataan dia memang benar, aku habis menstruasi sekitar 4 hari yang lalu. Bahkan aku baru bersih-bersih, aku dan Rangga udah puasa seks selama 1 minggu lebih. Dan ini juga penyebab kena aku horny parah. Karena memang udah satu minggu kami gak main.
Apa lagi setiap habis mens pasti nafsu seksualku langsung tinggi banget. Dan ini bisa dibaca oleh Pak Azka, dia memanfaatkan momen ini untuk membuat aku muncrat banyak. Tapi seharusnya rasa gelinya gak sampai kaya gini. Gak sampe bikin aku becek parah gini.
“Bapak sebenernya punya niat apa sama aku? Haahhh… Haahhh… Padahal Bapak tau aku ini pacarnya Rangga. Kenapa Bapak tega melakukan ini ke aku? Bapak gak takut dipecat kah?” tanyaku kepada Pak Azka. Kenapa dia nekat banget jilatin vaginaku seperti ini loh.
Pak Azka pun tersenyum, dia tiba-tiba memasukkan jari tengah dan jari manisnya ke dalam vaginaku. “Kenapa? Ada sesuatu hal yang masih belum kamu ketahui. Tapi percaya lah kesalahan terbesar kamu adalah menjadi pacar Rangga. Maka kamu akan terlibat juga.”
Ma—Masih belum selesai kah? Pak Azka tiba-tiba mengocok vaginaku dengan lembut. Sambil kedua jarinya ditekuk ke atas, berasa menyentuh dinding atas vaginaku. Namun aku sudah tidak ada keinginan untuk berontak dan melawan. Aku gak berdaya lagi.
Dan secara mendadak tiba-tiba kocokan tangan Pak Azka menjadi sangat cepat dan ganas. Sambil lagi dan lagi lidahnya menjilati klitorisku. “Aaahhh! Aaahhh! Kenapa dijilatin lagi, Paak! Aku baru keluar mau dibuat muncrat lagi! Apa kesalahan aku jadi pacar Rangga?”
“Slurrrppp… Slurrrppp… Slurrrppp… Slurrrpp…” Suara hisapan mulut Pak Azka, terdengar begitu keras. Aku yang tak kuasa menahan gelinya, sampai memejamkan kedua mataku saat itu. Aku pegang kepalanya Pak Azka, dan aku tarik dan aku benamkan kuat.
Aku tarik dan aku benamkan ke vaginaku, agar bibirnya semakin menempel dan rasa nikmatnya terasa semakin besar. “Aaahhh! Aaahhh! Nanti tolong jangan sampe Rangga tau hal ini yaa, Pak! Aaahhh! Aku gak mau sampe Rangga tau. Ini akan sangat menyakiti diaa.”
Pak Azka melepas hisapannya, dan kemudian berkata. “Untuk tutup mulut ada bayarannya. Saya sangat suka dengan vagina kamu yang bersih, tanpa ada bulunya sedikit pun. Gak seperti punya istri saya. Vagina remaja memang selalu terasa nikmat seperti ini.”185Please respect copyright.PENANABQZlEXLqrC
185Please respect copyright.PENANAsO1WE5txxj