
Karena dipaksa dan memang karena aku butuh juga, hehehe. Akhirnya aku terima uang 3 juta pemberian dari Tante Melinda. Dia memang royal banget sama aku. Seminggu sering ngasih aku uang, kadang 3 juta, kadang 5 juta, bahkan pernah ngasih 15 juta ke aku.
Sumpah aku pacaran sama Rangga, malah kecipratan jauh lebih banyak. Ketimbang aku berteman sama Rahma. Aku juga sering dibeliin baju yang bagus-bagus, merk underarmour, rebook, bahkan aku dikasih jam tangan merk Gucci yang harganya 7,5 juta.
Ibunya Rangga itu royal banget, duitnya banyak. Bahkan ayah dan ibuku pun juga kecipratan, padahal masih pacaran sekitar 1,5 bulan. Tapi Tante Melinda memang seroyal itu sama aku. Dia juga sangat sayang sama aku, dan aku berasa disayang sebagai anaknya.
Aku dan Rangga bahkan dibeliin mobil baru, di mana mobilnya dipilihkan Pak Azka. Mobil khusus kami pacaran, yaitu BMW series 3 328i. Tapi sayangnya Rangga malah gak suka, dengan hal-hal berlebihan kaya gitu. Dia emang orangnya lebih suka keliatan santai.
Mobilnya malah jarang dipake, dan dipakai Randian kuliah. Cuma dipakai sebulan pertama, habis itu kunci mobilnya dibalikin. Menurut Rangga mobil itu terlalu mencolok, dan terlalu menunjukkan kalo dia anak orang kaya. Dan Rangga gak suka akan hal kaya gitu.
Bahkan aku juga dikasih kamar khusus di rumah itu. Pokoknya aku udah dianggep anggota keluarga saat itu. Namun sayangnya malam itu, di hari pertama kalinya aku menginap di rumah Rangga. Aku pun tidur dengan pulas setelah dientot ganas sama Rangga.
Aku sempat tertidur lelap, gak sengaja terbangun jam 2 pagi karena haus. Setauku yaa, tadi aku tuh dateng ke sini gak ada Pak Azka. Tapi pas aku bangun. Dan aku buka pintu kamar perlahan, aku mendengar suara desahan perempuan. Kedengeran keras banget sih.
Kedengeran jelasnya pas di luar kamar, sewaktu di dalem kamar gak kedengeran sama sekali. Kebetulan air putih di kulkas kamarnya Rangga habis, jadi aku memutuskan untuk keluar dan ambil air minum sendiri di luar. Tapi aku malah mendapatkan hal begini.
Sewaktu di depan pintu kamarnya Rangga, aku mendengar suara desahan. Aku coba fokuskan telingaku, dan suaranya mirip kaya suara ibunya Rangga. Aku merasa gak percaya begitu aja. Aku coba cari sumber suara, dan aku coba dekati sebisanya agar gak ketauan.
“Aahhh… Aaahhh… Azkaaa… Azkaaa… Ma—Mau sampai kapan, penis kamu ini ngaduk-ngaduk vaginaku setiap harii.” Aku sontak kaget, karena aku melihat Tante Melinda. Berdiri di balkon rumah lantai dua, sambil dari belakang lubang memeknya digenjot habis.
“Sampai kapan? Sampai kamu cerai dengan Ardi, dan memutuskan menikah dengan aku! Kenapa kamu masih bertahan dengan suamimu yang gak kerja itu! Cuma modal dia anak orang kaya. Langsung dinikahin!” jawab Pak Azka yang suaranya sedikit menyergah.
Aku coba makin deketin sumber suaranya, dan aku ngeliat lebih jelas ibunya Rangga ngentot dengan Pak Azka di balkon di belakang ruang keluarga lantai dua. Rumah Rangga itu punya dua ruang keluarga sekaligus. Ruang keluarga di bawah, dan ruang keluarga di atas.
Di belakang ruang keluarga ini. Terdapat balkon yang sama mengarah ke kolam renang. Jadi ketika naik ke lantai dua, Kamar Rangga itu ada di pojok paling kanan. Sebelah kiri kamarnya Rangga, itu kamar pertama kali aku dan Pak Azka berhubungan badan.
Sebelah kirinya lagi ruang keluarga lantai dua. Dan di sebelah kiri ruang keluarga, ada dua kamar lagi. Yang salah satu kamarnya itu kamar yang disediakan buat aku. Aku ngeliat ibunya Rangga, disetubuhi Pak Azka dengan gaya doggy style. Mereka keliatan mesra sekali.
Di mana kedua tangan ibu Tante Melinda, berpegangan dengan tralis penyangga balkon. Dan dari belakang, vaginanya ibu Rangga digenjot dengan brutal oleh Pak Azka. Aku kaget setengah mati. Aku bersembunyi di balik tembok, dan terus memperhatikan mereka.
Sambil mengintip apa yang mereka lakukan. Kedua tangan Pak Azka meremas kedua kedua toket ibunya Rangga. Dan aku mendengar percakapan mereka. “Seenggaknya Ardi itu lebih baik dari kamu! Meskipun dia anak manja, dan aku menikah sama dia karena terpaksa!”
Pak Azka terlihat kesal, dan menghentakkan penisnya kuat ke vagina ibunya Rangga. “Melinda! Aku sudah mencintai kamu sejak kita masih SMA. Tidak, bahkan saat kita satu sekolah di SMP dulu. Saat aku sedang deketin kamu di SMA, kamu malah khianati aku!”
“Aaahhh… Aaahhh… Aku gak pernah mengkhianati kamu! Kamu gak pernah jadi pacar aku! Aku pacaran dengan Arfian, sahabat kamu! Karena dia jauh lebih tampan dan humble dari kamu! Ke—Kenapa kamu masih membahas itu!” sergah ibunya Rangga saat itu
Aku seketika bertanya-tanya. Arfian itu siapa? Kenapa Pak Azka sampai sebenci itu dengan Arfian? Dan kenapa bisa Pak Azka menyetubuhi ibunya Rangga? Di sini aku mulai sadar, kalo ada yang gak beres dengan keluarganya Rangga. Ada sebuah masalah besar.
“Aku gak akan pernah ikhlas! Aku tunggu kamu putus dengan Arfian! Kamu menikah dengan Ardi! Dasar lacur binal brengsek! Bahkan saat kamu menikah dengan Ardi! Kamu hamil anaknya Arfian! Dasar wanita lacuur!” bentak Pak Azka kepada ibunya Rangga kala itu.
“Aaahhh! Aaahhh! Aaahhh! Hentikan, Azkaa! Aku mohon hentikaan! Aku tidak berniat putus dengan Arfian! Bahkan aku berniat menikah dengannya. Kalo bukan karena keluargaku, aku tidak akan menikah dengan Ardi!” jawab ibu Rangga yang menjerit nikmat.
Entah menjerit karena kesakitan, atau menjerit karena keenakan. Ibunya Rangga hamil anaknya Arfian? Tapi anaknya Arfian yang mana? Di keluarga ini cuma ada dua anak, yaitu Rangga dan Randian. Dan dua-duanya lahir dalam pernikahan yang sah, terus siapa?
Pak Azka kemudian mengatakan hal, yang menjawab semua pertanyaanku. “Kalo kamu berhenti melayani aku! Aku akan bunuh anaknya Arfian! Aku terpaksa harus bersikap manis dan sayang! Padahal aku sangat membenci ayahnya! Aku sangat benci diaa! Siaal!”
Ibunya Rangga langsung melarang Pak Azka saat itu. “Jangaan! Jangan sentuh tanganmu ke Rangga! Dia anak kesayanganku! Dia satu-satunya yang mengingatkan aku dengan Arfian, cinta sejatiku! Dia anak yang akan meneruskan perusahaan aku dan Arfian!”
Aku seketika tersentak, aku terbayang wajah papanya Rangga dan terbayang wajahnya Rangga. Aku memang melihat wajah mereka berdua gak mirip. Papanya Rangga juga berkulit hitam dan pendek. Pakai kacamata dan terlihat kecil tubuhnya dan kurus ya.
Sedangkan Rangga berkulit putih, tinggi, dan besar banget tubuhnya itu. Setelah aku coba ingat-ingat lagi lebih dalam. Ternyata mereka berdua memang gak mirip. Rangga gak mirip dengan papanya yang sekarang. Berarti Rangga bukan anak kandung papanya dong?
Ja—Jadi Rangga bukan anak kandung papanya. Tapi dia masih anak kandung ibunya? Apakah Rangga mengetahui hal ini? Tapi kayanya Rangga sama sekali gak tau hal ini. Aku juga kurang paham, alasan ibunya Rangga menikah sama papanya Rangga. Apa alasannya?3723Please respect copyright.PENANAnY1vWmfuGe
3723Please respect copyright.PENANAxwC6OJ1bBb