
Keesokan paginya, entah sudah jam berapa saat itu. Namun aku mendadak terbangun, saat ada sebuah benda besar, panjang, dan keras. Masuk ke dalam vaginaku, saat aku membuka kedua mataku. Aku melihat Mas Danang sudah memasukkan penisnya lagi kala itu.
Penisnya yang besar, panjang, dan keras berurat. Entah bagaimana caranya sudah berada di dalam vaginaku. Aku yang masih ngantuk, bahkan mungkin masih setengah sadar. Seketika melancarkan protes kecil. “Maass, aku lagi tidur kok penis kamu masuk ke vaginaku?”
Mas Danang sambil tersenyum mesum, dia menyingkap tanktop warna hitamku ke atas. Hingga kedua payudaraku mencuat keluar, dan bisa dilihat bebas dengan kedua bola matanya. “Iyaa enggak apa-apa. Mas minta jatah pagi sebelum berangkat ngojek. Kamu seksi banget.”
Mas Danang mulai menggoyangkan pinggulnya pelan, maju mundur ke depan dan ke belakang. Sementara kedua tangannya, meremas kedua payudaraku dengan gemas. Kedua jari telunjuknya menyentuh dan memainkan kedua putingku. Hasratku perlahan mulai naik lagi.
“Aaahhh… Mas nakal banget, pagi pagi aku udah disetubuhin lagi aja. Masih ngantuk ini aku, Mas. Aaahhh… Aaahhh…” Aku memang harus membiasakan diri, untuk disetubuhi sesuka hati oleh Mas Danang. Seingin dan semau dia kapan, apa lagi aku di sini cuma numpang aja.
Meskipun Mas Danang di mataku adalah sosok yang baik. Tapi masalah seks, dia sangat tinggi dan begitu menyukainya. Mas Gema semakin mempercepat goyangan pinggulnya. Yang secara bersamaan pergerakan penisnya di dalam vaginaku pun semakin cepat. Aku mendesah.
Semalam aku dan Mas Danang, sudah bertempur hingga 3 ronde. Dengan durasi rata-rata persatu ronde 7 sampai 8 menit. Ini belum termasuk foreplay, Mas Danang bisa dikatakan ahlinya foreplay dan merangsang wanita. Dia belajar dari teman satu tongkrongannya dulu.
Sewaktu dia masih kerja di kota Banjarnegara. Hentakan penisnya terasa semakin kuat. Dan aku mulai merasakan geli ke sekujur tubuhku. “Aaahhh… Aaahhh… Enak, Maas. Punya kamu masuknya dalem banget. Tolong pentokin lagi Mas kaya semalam. Tolong pentokin lagii.”
“Okee, siaap. Adikku sayang,” jawabnya dengan senyuman mesum yang penuh semangat. Dia mulai bergoyang semakin cepat, payudaraku juga diremas kuat oleh kedua tangannya. Seolah dia sangat gemas, meremas kedua gunung kembarku yang berukuran 36D.
Aku hanya bisa pasrah, bukan aku tidak pasrah. Namun aku menikmatinya, kehidupan yang kembali merubahku jadi wanita seperti ini. Aku sudah berusia 27 tahun, tahun ini akan masuk 28 tahun. Namun aku sekarang udah seperti seorang gadis puber, yang baru saja binal.
Namun sayangnya permainan pagi itu tidak lama. Mas Danang yang baru bangun tidur, sepertinya tidak siap menghadapi dan merasakan jepitan vaginaku yang kuat. Sehingga hanya dalam 5 menit saja, dia berhasil aku kalahkan. Dia muntahkan seluruh cairan spermanya itu.
Dimuntahkan seluruhnya di dalam vaginaku, ini sudah keempat kalinya dia melakukan hal ini. Semenjak aku berada di sini sejak kemarin sore. Sudah 4 kali Mas Danang ejakulasi di dalam vaginaku. “Aahhh! Indahnya pagi hari kalo ada kamu, Zahra. Bisa dinikmati di pagi hari.”
Aku sejujurnya merasa belum puas, tapi mau bagaimana lagi. Sekarang sudah jam 7 pagi. Dan Mas Danang harus berangkat jam setengah 8 pagi untuk ngojek. “Aaahhh… Iyaa, Mas. Aduuh geli banget, Mas kayanya keluar banyak banget di vaginaku. Aku tadi udah masak, Mas.”
“Ohh yaa? Kamu udah masak? Ohh pas kamu bangun jam 4 tadi yaa? Kamu masih aja rajin seperti dulu yaa. Iyaudah kamu lanjut tidur lagi aja. Biar Mas makan dan siap-siap sendiri,” jawabnya yang mempersilahkan aku tidur lagi. Masalahnya semalam aku gak bisa tidur.
Karena semalaman mikirin Mas Gema, baru tidur dari jam 1 pagi dan kebangun jam 4 pagi. Aku langsung masak dan mandi pagi, dan jam setengah 6 pagi aku tidur lagi. Setelahnya aku biarkan sperma Mas Danang berada di dalam vaginaku. Dan aku kembali melanjutkan tidur.
Sampai akhirnya 1 jam kemudian aku terbangun, sekitar jam 8 pagi. Aku terbangun karena ada telfon dari Mas Danang. Dan dia bilang bahwa Mas Dodit, tetangga sebelah mau minjem helm. Soalnya helm yang dia pakai untuk ngojek rusak. Dan aku balas dengan iyaa saja.
Aku pun langsung bangun, dan melihat di wastafel sudah ada piring dan gelas kotor. Aku bersihkan gelas dan kotor itu, bekas makan Mas Danang. Sampai aku lupa saat itu aku belum pakai celana. Aku hanya pakai celana dalam warna abu-abu saja. Karena tadi celana dalamku.
Gak dilepas sama Mas Danang ketika berhubungan badan. Hanya disingkap ke kanan, dan dia masukin penisnya lewat celah itu. Dan ketika aku lagi cuci piring, tiba-tiba Mas Dodit langsung buka pintu kamar kontrakan. “Zahraa, aku pinjem helm punya Mas Danang. Yaa…”
Aku saat itu berbalik badan, dan melihat Mas Dodit yang melihat ke arahku sambil melongok. Kedua matanya terbelalak, menatapku dengan tatapan kaget. Aku yang saat itu melihat dia masuk, dan sadar aku belum pakai celana pendek. Aku pun juga jadi ikutan panik.
“Ma—Mas Dodit! Kalo masuk tolong ketuk pintu dulu! Aku belum pakai celana kamu main masuk aja!” Aku langsung berjalan cepat menuju ke kamar mandi. Namun belum sempat aku masuk, Mas Dodit sudah berjalan cepat mendekatiku. Dan tubuhku ditahan dari belakang.
Tubuhku ditahan dengan Mas Dodit menahan kedua lenganku dari belakang. Lalu tiba-tiba dari lenganku, kedua tangannya itu pindah ke kedua payudaraku dan diremas kuat. “Kamu mau kemana, Zahra? Gak usah panik begitu, aku pasti akan biasa aja kok. Gak usah menolak.”
“Ma—Mas Dodit! Mas Dodit lepasin kedua tangan kamu dari payudaraku! Apa-apaan ini, Mas! Kenapa tangan kamu ngeremes kedua payudaraku begitu aja!” bentakku yang meminta Mas Dodit untuk melepaskan kedua tangannya. Namun dia tak mengindahkan aku.
Mas Dodit malah kedua tangannya menyingkap tanktopku ke atas. Sampai kedua payudaraku keluar dari balik tanktop. Kedua putingku diapit menggunakan jari jempol dan telunjuknya. Dan kedua putingku langsung diputar, dipelintir, dan ditarik kuat oleh Mas Dodit.
Aku berusaha keras untuk berontak, apalagi saat aku merasakan penisnya yang sengaja ditempelkan di belahan pantatku. Dari belakang dia menjilati dan menghisap leher sebelah kananku. “Ma—Mas Dodit! Aaahhh… Mas aku mohon hentikan, Mas! Aku laporin ke kakakku!”
Dia sama sekali gak menggubris perkataanku, seluruh tindakannya fokus untuk merangsang aku. Hisapan dan permainan lidahnya terasa sangat geli di belakang telingaku. Seketika hasratku meningkat lagi, ditambah aku juga sejujurnya saat ini masih horny banget.
Karena tadi aku masih belum puas disetubuhi oleh Mas Danang. Kedua putingku yang dipelintir olehnya, membuatku jadi tambah bergairah dan horny. Ditambah jilatan lidahnya di belakang telingaku. Dia berhasil melakukannya, dan terus melakukan hal itu selama 4 menit.
Sampai akhirnya dia membaca situasi dengan cermat, dia mengetahui bahwa aku sudah mulai tidak berontak lagi. Hanya mendesah pasrah, dan menikmati apa yang dia lakukan. “Kamu gak usah sok jual mahal. Aku tau kalo kamu itu wanita binal. Suka pamerin tubuh kamu.”
Mas Dodit tiba-tiba menurunkan celana dalamku ke bawah, sampai pantatku terlihat jelas oleh kedua matanya. Dan dengan cepat, setelahnya dia mengeluarkan penisnya. Dari belakang, dia berusaha memasukkan penis besar dan kerasnya itu, ke vaginaku yang basah.
Dan gak butuh waktu lama, dia berhasil melakukannya. Aku seketika merasakan, penis besar dan kerasnya itu mendesak masuk ke dalam vaginaku. Entah kenapa vaginaku malah seolah menyambut hangat kedatangan penisnya itu. “Aaahhh… Mas Dodit, kamu sudah gila!”
Dengan ganasnya, dia langsung menggenjot vaginaku dengan brutal dan kasar. Dihentak kuat berkali-kali dinding rahimku menggunakan penisnya yang panjang itu. “Aahhh… Ternyata dibalik wajahmu yang cantik, dan suka pamer tubuh seksi. Terdapat vagina yang masih sempit.”
“Aaahhh… Aaahhh… Mas tolong hentikan! Jangan seperti ini kepada aku, Mas! Aaahhh… Aaahhh… Mentok banget rasanya! Mas Dodit tolong lepasin aku!” Mulutku masih mengeluarkan perkataan penuh kemunafikan. Padahal saat itu, aku begitu menikmati penisnya.
Aku begitu menikmati hentakannya, aku begitu menikmati genjotannya. Karena memang aku masih horny, dan sama sekali belum puas disetubuhi Mas Danang tadi pagi. Aku sambil menyandarkan kedua tanganku ditembok, menikmati setiap genjotan dari Mas Dodit.
Setelah dua menit aku disetubuhi, mulutku sudah tidak lagi meminta Mas Dodit untuk berhenti. Hanya suara desahan yang keluar dari bibirku kala itu. “Enak, Zahra? Hah? Kamu suka kah disetubuhi sama aku? Kamu keliatan kaya menikmati banget? Anteng banget kamu yaa.”
“Aaahhh… Aaahhh… Mau keluar aku, Mas. Aaahhh… Aaahhh… Enaak, enak banget rasanya, Mas. Hentakan penis kamu terasa lebih kuat, ketimbang hentakan penis Mas Danang,” jawabku yang sudah bicara jujur dan apa adanya. Sudahlah percuma saja aku berbohong.
“Aku sudah tau, semalam dan tadi pagi kamu main sama kakak sepupu kamu itu toh? Dari samping kamar, suara desahan kamu yang keras itu kedengeran. Menganggu dan bikin aku terbangun. Aahhh… Dasar kamu wanita binal!” timpalnya sambil memukuli pantatku kala itu.
Aku malah jadi semakin terangsang, saat kedua pantatku ditampari keras sampai memerah. Aku merasakan cairan vaginaku mulai mengalir keluar, sedikit demi sedikit berjatuhan ke lantai dapur. Tempat kami berdua beradu kelamin dengan sangat ganas sekali.
Tubuhku sudah menunjukkan tanda, bahwa aku akan segera orgasme. Genjotannya Mas Dodit kenceng bukan main. Dia kayanya gemes banget sama tubuhku. Karena sudah lama gak bertemu istri di kampungnya. Jadi dia berusaha melampiaskan hasrat seksualnya kepada aku.
“Aaahhh! Aaahhh! Mas aku udah gak kuat! Aku mau keluar, Mass! Aaahhh! Aaahhh! Genjotan kamu berasa enak bangeet, Mass! Lagii, Maass! Kencengin lagi genjotan kamu! Goyangin pinggul kamu lebih cepat lagi!” pintaku yang memohon agar aku bisa segera orgasme.
Gak enak banget rasanya, kalo orgasme ketahan itu bisa bikin kepala pusing. Karena aku tadi memang belum puas sama Mas Danang. Jadi aku manfaatkan aja momen ini, untuk melampiaskan hasrat seksualku juga. Gelinya udah gak ketahan, cairan keluar makin banyak aja.544Please respect copyright.PENANAuoP8DISwIO
544Please respect copyright.PENANAhcKAUWarLP