What...??? Ani ada di hotel ini? Apakah aku senang? Aku tentu saja senang. Darahku menggelegak dan andrenalinku sepertinya naik. Ani ada di salah satu kamar di hotel ini, dan dia tidak betah di kamarnya. Sedangkan aku dalam posisi yang sendirian di kamarku. Segaris senyum iblis pun mengambang di bibirku. Ku tatap layar ponselku sekali lagi untuk memastikan kalau aku tidak salah baca. Dan memang benar. Ani ada di hotel ini.
Aku ada di Café samping lobby.... di Hotel E***. Aku juga nginap di sini kok. Kamar di Hotel G*** penuh semua. Jadinya aku dipindah ke sini.
Tanda D segera berganti R di layar BBMku, tetapi sepertinya tidak ada tanda kalau Ani akan membalas chatku. Ku tunggu sedikit lebih lama, tetapi sepertinya masih tidak ada getaran atau tanda apapun. Hhmmm…. Entah apa dia sudah tidur atau memang tidak mau menghiraukan pesanku. Tapi aku yakin Ani tidak bisa tidur bila kondisi kamarnya berisik seperti itu. Ah, sudahlah. Aku menhela nafas dalam-dalam. Sepertinya harapanku memang harus ku kubur dalam-dalam untuk kembali memadu birahi dengan Ani malam ini.16211Please respect copyright.PENANAeMllMmY3A8
16211Please respect copyright.PENANAdaH3v0g4KA
“Kang…..”16211Please respect copyright.PENANArKSZSO8CyE
16211Please respect copyright.PENANAOIm3SSdGLn
Aku terlonjak dan menoleh. Di belakangku Ani mampak sangat cantik malam ini. Dia mengenakan piyama yang sama dengan waktu itu dibalut oleh jaket berbahan jeans dan jilbab warna krem yang lembut. Dia tersenyum dan kemudian duduk di depanku. Ah, Ani. Entah mengapa lapar mataku tak habis-habisnya memandang keindahan Tuhan yang di titipkan padanya.16211Please respect copyright.PENANAlec7aaMahu
16211Please respect copyright.PENANAWgA8pB0pmt
“Ni…..?” ujarku masih seakan tidak percaya. Seperti ada rindu menahun yang terpuaskan, lebih tepatnya rindu akan hasrat yang lain. Ani tersenyum dan memesan kopi panas. Kami lalu terdiam dalam lamunan masing-masing. Ani menatap keramaian jalan ibukota profinsi sedangkan aku sibuk memperhatikan kakak iparku ini. Sebenarnya Arni, istriku masih lebih cantik dari Ani. Hanya saja Ani memiliki sex appeal yang lebih besar dari Arni.16211Please respect copyright.PENANAmWj5GmpCCG
16211Please respect copyright.PENANAMPL2zC4azH
“Kamu agak kurusan ya, Kang” kata Ani sambil menatapku. Aku hanya tersenyum. Entah kenapa suasana ini justru sangat canggung. Seolah aku tidak memiliki keuatan untuk lebih mencairkan suasana.16211Please respect copyright.PENANAKshJfSzmCG
16211Please respect copyright.PENANA0p1nAAJMfg
“Gimana kabarnya Arni?” tanyanya.16211Please respect copyright.PENANAoCXuxc0uRN
16211Please respect copyright.PENANA8XdR4tI6zL
“Arni Baik, Aku juga baik….” Kataku.16211Please respect copyright.PENANAoHObEGdKTk
16211Please respect copyright.PENANA0WJHmc5Fqx
“Ah….gak nanya”16211Please respect copyright.PENANAIOnekZW7Xb
16211Please respect copyright.PENANATb9Ikf23ic
“Sapa tau aja nyari info, gitu”16211Please respect copyright.PENANAy4MLNW5mVu
16211Please respect copyright.PENANASOFCD4dFHv
“Gak butuh deh kayaknya” kata Ani sambil menyeruput kopinya. Aku memanyunkan bibirku.16211Please respect copyright.PENANA0J2MEexmho
16211Please respect copyright.PENANAdb3AzD9DIh
“Eh…jadi gimana sama si ibu itu?”16211Please respect copyright.PENANALhlPzspao4
16211Please respect copyright.PENANAdBEsZxyCOE
Ani menghela nafas.16211Please respect copyright.PENANAHfwGJEisXI
16211Please respect copyright.PENANAfLw23laJo3
“Iya, nih….malah tadi ke resepsionis katanya semua kamar udah penuh gitu…..”16211Please respect copyright.PENANAXzKTXyyWfC
16211Please respect copyright.PENANAca061wJH47
Senyum iblisku mengembang. Aku dan Ani sama-sama dalam penugasan dinas, dan secara kebetulan aku dan Ani kini sehotel. Malam ini, kebetulan lagi Ani tidak betah di kamarnya dan kebetulan aku hanya sendirian di kamarku. Ani menuju resepsionis untuk memesan kamar kosong dan kebetulan lagi, seluruh kamar di hotel ini telah penuh. Entah mengapa semua kebetulan ini terasa sangat menguntungkanku. Ah, otakku hampir meledak karena perasaan senang yang menggelegar di dada.16211Please respect copyright.PENANAmRqKb7bhjk
16211Please respect copyright.PENANAZK8EbcVlW1
“Ah….masa sih penuh semua, Ni”16211Please respect copyright.PENANAnPSdRkQzUF
16211Please respect copyright.PENANApw7UwQqvxh
“Iya…..gak percayaan amat sih” Ani menjadi sewot menatapku. dia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi. dan kembali menyibukkan dirinya dengan ponsel pintarnya.16211Please respect copyright.PENANAHFkVTydHrY
16211Please respect copyright.PENANAwWwJM0V5Br
“Kamarku masih kosong, kok Ni.” Kataku. Dia manatapku seolah gak percaya. Lalu dia tersenyum mengejek.16211Please respect copyright.PENANAIS48hovdjW
16211Please respect copyright.PENANAeBhjX8tlw2
“Yeee….. pasti pikiran kamu udah gak jernih lagi, ya? Mana ada peserta pelatihan tidur sendirian di kamar double bed. Kamu pasti ada maunya lagi, kan?”16211Please respect copyright.PENANAxQbUsaby0G
16211Please respect copyright.PENANAxdd1Y3oOVt
“Serius, Ni. Jadi ceritanya gini. Tadi waktu chechk in di sana, ternyata over kapasitas. Trus berapa peserta dipindahkan akomodasinya ke sini. Dasar aku check in nya telat, ternyata cuman sendiri aja”16211Please respect copyright.PENANAYJ99Me9tHJ
16211Please respect copyright.PENANA8EoID42RQH
Ani terdiam. Sepertinya dia sedang meneliti celah kebohongan di wajahku, tetapi ku yakin dia tidak akan mendaptkannya. Lalu kemudian di kembali menyeruput kopinya. Kami kembali terdiam menikmati alunan musik lembut dari band pengiring. Udah pukul 23.08 malam. Ani sudah mulai menguap. Ku hidup nafas panjang, dan ku beranikan untuk mengucapkan ini.16211Please respect copyright.PENANAL0g7LQchly
16211Please respect copyright.PENANAlFfJXdA17V
“Ayo, Ni. Kamu ikut ke kamarku aja. Aku juga udah ngantuk….”16211Please respect copyright.PENANAYY3a3UPmYr
16211Please respect copyright.PENANAA4bEiKxKO5
Ani tertegun menatapku yang sedang bangkit. Lebih baik ku tinggalkan dia dengan fikiran dan pertimbangannya. Ketika memasuki lift, kembali ku pandang Ani di café. Dia tidak lagi memandangku melainkan kembali memandang jalan ibukota provinsi yang masih ramai. Aku tidak tau apa yang sedang berkecamuk di kepalanya, tetapi aku hanya berharap dia mau datang ke kamarku. Aku berusaha agar tidak dalam posisi memaksanya, tetapi aku sangat berharap dia mau menerima tawaranku.16211Please respect copyright.PENANACnnSkmpYiH
16211Please respect copyright.PENANAjbgB7G5KzG
Sesampainya di kamar, ku rebahkan tubuhku di kasur sambil menonton televisi. Siaran langsung Liga Premier Inggris berlangsung sangat seru, tetapi kini otakku tidak menikmati siaran itu. Pikiranku masih melayang-layang tentang pertemuan kami tadi, serta segala kebetulan yang kami alami, hingga kemudian aku dikejutkan dengan getar di ponselku.16211Please respect copyright.PENANABVBbYuHcXH
16211Please respect copyright.PENANA2vb6mb8tPq
“Drrttt……” sebuah notifikasi chat BBM. Kubuka BBM ku dan inilah chat yang ku tunggu.
Kamar nomer berapa?
Segera ku balas dengan cepat.
Nomer 221 di lantai dua. 16211Please respect copyright.PENANAdyxxUAHUjG