Hari Kamis ini aku terbangun dan ketakutan sekali karena aku melihat mimpi yang sangat menyeramkan sekali diman aku melihat kakek, ayah, ibu dan psman Nino dalam sebuah genangan lengket dan naryu yang telah bebas menggunakan tubuhnya yang terlihat berbentuk manusia raksasa dengan kepala naga, berekor dan bersayap terbang di atas kami dan membakar kami semua dengan semburannya.
Hari ini selain mimpi buruk itu ada mimpi buruk yang nyata juga terjadi padaku bersama seseorang anak sok tau tetangga baruku dari keluarga Exion bernama Erixio, dia bersama aku terjebak di ruang bawah tanah tempat penumbalan dari sekte pemuja Naryu yang terkenal pada jaman dahulu itu yang ternyata berada di bawah tangga dari rumah keluarga Exion itu sendiri
Kami di sana telah dikerumuni oleh makhluk – makhluk hantu ruangan tersebut dengan wujudnya yang terlihat hampir seluruhnya tak mempunyai kepala dan untungnya kami dapat menemukan jalan keluar dari ruangan tersebut setelah pingsan 1 jam mungkin disana dan dapat keluar dari sana melalui rumah keluarga peternakan Yodel yang di sana sendiri ada paman Nino. Dan paman ninolah yang menyelematkan dan mengeluarkan kami dari sana.
==================================================================
(RD) -.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.- (RD)
==================================================================
--------------------------------------------(06.00 ; Jack’s House)------------------------------------------
Terdengar rintik – rintik hujan yang deras di luar rumah Jack tersebut. Jack terbangun dari tidurnya dan segara bangun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar Veron. Di depan pintu kamar Veron ia berteriak untuk membangunkan Veron “RON HOI RON BANGUN RON SUDAH PAGI INI” Veron yang berada di tengah ranjang besar di kamar belakang yang cukup besar itu berteriak “TIIIIIDDAAAAAK KAAAAKKEEEEEK, PAAAAMMAAAAN, AAAYYAAAAH, IIIIBBUUUU” sambil kelojotan di ranjang tersebut dengan keringat yang hampir membasahi seluruh tubuhnya dan air yang berlinang dan mengalir ke pipinya dari kedua matanya. Dan terdengar suara halilintar mengemuruh “DHUUUWWAAAAR”
Veron pun terbangun sampir separuh melompat terkejut dan langsung memeluk kakeknya jack yang sebelumnya mau membangunkannya dari tidur dan ia pun berteriak “HUUUUWWAAAAAH” sambil memeluk erat tubuh tua kakeknya tersebut. Jack berkata “ada apa sekarang Ron? Kau sedang bermimpi burukkah pagi ini ya?” Veron mencoba menghapus air matanya sambil menggangguk – anggukkan kepalanya tersebut. Jack berkata “memangnya sedang bermimpi apa kau tadi itu ?”
Veron berkata “aku bermimpi seluruh penduduk ini mati termasuk bahkan termasuk Naryu dan Khardereon juga”Jack berkata “HAH? Lalu?” Veron berkata “seluruh desa ini menjadi taman hiburan yang cukup megah sekali dan sangat besar sekali” Jack hanya terlihar melongo dan berkata dalam hatinya “HAH? Sebentar jangan – jangan ini ada hubungannya dengan kegiatan bedol desa ini yang akan dilakukan oleh Thomas dengan pihak dari orang – orang kota itu ya, aku harus bisa mencegahnya” Jack berkata “apa yang kau lihat emangnya?”
Veron berkata “ya semua orang mati terbakar di dalam cairan berwarna hijau yang cukup pekat tapi bahkan cairan pekat dan lengket itu pun jika terkena api akan bisa meledakkan dan menghancurkan seluruh desa ini, dan api itu berasal dari semburan api si Naryu itu” Jack berkata dalam hatinya “hah? Cairan hijau pekat yang lengket? Dan jika terkena api akan meledak? Hah jangan – jangan benar – benar ada barang itu di bawah lahan pertanianku itu yang dulunya karena si Hina tersinggung dia ingin meledakkan areal perkebunanku kala itu saat dia marah waktu itu ya?”
Veron berkata “ada apa kek? Kok seperti kakek bingung begitu?” Jack berkata “enggak apa – apa kok, ayo kita sarapan pagi aja dulu mumpung kemarin itu si om Ronald memberikan kita bungkusan makanan pada kita saat kita akan pulang dari pantai kemarin malam” Jack dan Veron berjalan dari kamar Veron menuju ruang makan yang berada di ujung timur dari bangunan rumah jack itu. Jack berjalan mengarah ke arah kulkas lemari pendinginnya itu yang berada di ruang makan itu, ia membuka dan mengambil sebungkus makanan dari dalamnya.
Jack membawa sebungkus makanan itu ke atas meja makan ruang makan mereka dan Jack membuka bungkusan makanan tersebut dan Veron terkejut melihat 6 kaleng yang dikeluarkan dari plastik itu dengan 4 strarofoam lalu berkata “kek ini semua pemberian dari si paman Ronald gitu kek?” Jack berkata “ya ini semua pemberiannya di pantai kemarin malam yang kita balik jam 9an malam itu”
Veron membuka salah satu strarofoam tersebut dan terlihatlah makanan adanya ikan yang dibakar dengan berbagai sayur mayur yang bertumpukan mengitari di sekitarnya. Veron berkata “apa ini kek? Ikan apa ini kek?” Jack berkata “itu Vaqu a ras prazas, makanan ya yang bisa dibilang enak untuk pelaut di sekitar sini dengan bahan ikan hmm bisa dibilang mirip dengan ikan piranha sendiri tapi berbeda katanya di rahangnya yang dimana gigi yang mereka punya ini berbeda sekali karena Piranha ya bisa dibilang Karnivora dan Vaqu itu herbivora.
Veron berkata “ya ya ya ikan piranha yang karnivora itu kan tempatnya katanya kan di hutan Nozama kan?” Jack berkata “ya ya ya ya dan ikan Vaqu juga tinggal disana juga tapi perbedaannya mereka berbeda makanannya.” Veron berkata “Hutan Nozama itu kan ada di Rizarudo yang berada di sebelah selatan dari negara Anyd ini kan?” Jack berkata “ya bahkan sungai Nozama itu mengalir dan bermuara ke arah samudra Vaz-big di sebelah barat dari negara Anyd ini.”
Veron berkata “oh begitu ya, ya oke aku makan dulu ya kek” Jack yang mengambil 1 strafoam lainnya ini pun duduk berhadapan di meja ruang makan tersebut dan ia pun membuka dan memakan makanan dalam strafoam tersebut dengan lahabnya. Mereka pun saling menatap dengan senyum mereka menghiasi wajah mereka sambil memakan makanan ikan Vaqu bakar tersebut dengan lahapnya dengan terdengar adanya hujan deras. Beberapa menit kemudian setelah mereka selesai makan terdengar ketukan dari luar pintu rumah jack tersebut.
--------------------------------------------(07.00 ; Jack’s Farm)------------------------------------------
Terdengar ketukan pintu dari depan rumah Jack “DOK DOK DOK DOK DOK DOK” Terdengar suara Jack dari dalam rumah tersebut “YA YA YA YA SEBENTAR” beberapa saat kemudian pintu depan rumah Jack terbuka dan Jack melihat Marlino memakai payungnya di bawah guyuran hujan deras yang sedang terjadi berada di depan pintu tersebut. Jack terkejut sambil berkata “ho ho ho ada apa ini kok kau yang keluar biasanya Viesta yang kemari itu? dan kau malah yang kemari ke rumahku ini, No?”
Marlino berkata “aku mau memastikan unsur tanah di perkebunan ini paman katanya kemarin seseorang berbincang – bincang dengan Thomas yang berada di pantai kemarin katanya desa ini akan mau dijualkan dan kita semua akan dipaksa dipindahkan oleh pemerintah kota Mineral itu” Jack berkata “kau tau mereka membahasnya begitu ya? Memangnya ada apa di tanah perkebunan ini emangnya?” Marlino berkata “aku merasa di tanah perkebunanmu ini di dalamnya ada barang bahan baku mineral paling mahal yang terpendam di tanah perkebunanmu ini paman”
Jack berkata “Hah? APA? Barang bahan baku Mineral apa? Rasanya enggak pernah ada yang bilang bahkan kakekku George sendiri tak pernah bilang tentang hal itu padaku” Marlino berkata “ya menurutku kalau dilihat dari tanda – tandanya mineral yang ada di dalam perkebunanmu ini itu adalah Muinaru.” Jack berkata “HAH? Yang benar saja kau itu? Ada ada aja kau ini ya”
Marlino berkata “benaran itu paman kalau sesuai dengan tanda – tandanya itu sesuai dengan tanda kalau di perkebunan ini. Dan hanya aku dan Khardereon saja yang berkuliah tentang tanah dan unsur dalam tanah dan morfologi tanah dan batu – batuan di dalamnya itu. Bedanya aku dengan Khardereon itu hanya dia cerdas dan aku ini orang bodoh yang sempet tidak lulus SMA dan mengulangnya lagi di waktu dulu, tapi kalau ilmu mah ayo kita adu dan debatkan saja”
Jack berkata “hmm begitu ya? Ya sekarang aku harus bagaimana?” Marlino berkata “aku besok temanku yang punya alat pemantau inti tanah akan kemari membantu pemetaan daerah perkebunan paman ini” Jack berkata dalam hati “apa ini berhubungan dengan mimpinya Veron ya?” Terdengar suara “HEI PAMAN MAAF KAMI TERLAMBAT HARI INI PAMAN” Marlino melirik ke arah pagar terlihat hanya Loquis dan Houndain memakai payungnya masing – masing dan mereka berada di depan pagar tersebut.Marlino berkata “paman aku balik aja ya sekarang ya paman!!”
Jack berkata “ada apa memangnya?” Marlino memberikan pertanda dengan kedipan mata kanannya sambil berkata “nanti kita bicara lagi paman di rumahku ya paman?” Jack berkata “hmm ok” Loquis dan Houndain memasuki perkebunan jack itu melihat Marlino yang menuju keluar pagar perkebunan Jack itu. Houndain berkata “hallo Mar” Marlino hanya terdiam sambil berjalan keluar saat hari yang hujan deras tersebut dari perkebunan Jack tersebut.
Houndain dan Loquis dengan payungnya masing – masing itu berjalan menuju pintu rumah jack tersebut yang berada jack di pintu rumah tersebut. Jack berkata “kalian kok sampai jam segini sih hah? Ya udah bersihkan kandang, ambil seluruh hasil ternak dan sirami seluruh tanaman di rumah kaca ya udah ya jelas ya? Mungkin aku balik kemari sekitar sore” Loquis dan Houndain berkata “SIAP LAKSANAKAN”
Jack berkata dalam hati “kenapa Marlino bersikap seperti itu ya? Apa jangan – jangan dia tau bahwa Houndain asisten si Thomas ya?” Jack melihat Houndain berjalan ke kandang sapinya dengan payung yang dipakainya menembus hujan yang cukup deras tersebut dan Loquis berjalan menuju rumah kacanya dengan payung yang digenggamnya membuka lebar menaungi jalannya agar tidak kebasahan. Jack berkata dalam hati “oh iya ya ada bebek ya di halaman luar kandang ayamku ya?”
Jack masuk lagi dan memakai baju jas hujannya dan boot sepatunya. Beberapa menit kemudian ia pun siap keluar dari rumahnya sambil berteriak dari luar rumahnya “HEI RON, AYO KITA MENANGKAP DAN MEMASUKKAN BEBEK KE DALAM KANDANG AYAM YUK” Terdengar langkah lari dari dalam rumah Jack menuju pintu keluarnya “AYO KEK AKU MAU” Jack berkata “STOP BERHENTI PAKE BAJU JAS HUJANMU DULU BARU KITA MENANGKAP BEBEK YA, KAKEK TUNGGU DILUAR”
Veron pun lekas mengambil dan memakai baju jas hujannya dan topi anti hujannya dan ia pun segera bergegas berlari dari dalam rumah jack itu menuju ke arah pintu keluar dari rumah jack tersebut. Veron menghadap kakeknya dan berkata “ayo kek kita tangkap 2 bebek itu dan kita pelihara” Jack berkata “hmm pelihara kah? Hmm moga – moga aja bisa kita tangkap dulu bisa aja mereka kabur dengan cara terbang walaupun sebenarnya tipe bebek seperti itu tidak bisa terbang dikala hujan” mereka pun saling berpegangan tangan sambil menuju halaman kandang ayam tersebut.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di depan halaman kandang ayam tersebut terlihat 2 bebek itu berada di bawah tempat duduk panjang kayu yang terpajang di sana. Jack memberikan isyarat dengan dua jari telunjuk yang ditempelin antara satu dengan dengan yang lainnya terus kedua jari dijauhkan dan isyarat tersebut dilakukan agar antara mereka berdua itu berpencar.
Jack berada di sisi sebelah kiri dari kursi kayu yang dibawahnya ada sepasang bebek dan Veron berada di sisi lainya. Jack pun melemparkan salah satu tangannya ke bawah bangku panjang tersebut untuk menangkap salah satu bebek itu dan ternyata berhasil menangkap salah satu bebek yang ada di bawah tersebut dan satunya lagi malah meloncat keluar dari arah sebaliknya yang telah menghadang si veron dan bebek itu pun menabrak muka si Veron.
Veron pun yang mukanya tertabrak, marah dan dengan cekatnya memegang bebek yang telah sedikit melukai wajahnya tersebut, ia menangkap erat si bebek yang meloncat ke arah wajahnya itu dan memperlihatkan bebek itu kepada kakeknya. Jack berkata “wow hebar sekali kau ya Ron, dan mungkin aku jika seumuranmu masih enggak bisa menangkapnya secekatan kamu tadi” Dan kedua bebek yang berhasil ditangkap oleh kedua orang tersebut dan dibawanya masuk ke dalam kandang ayam Jack
---------------------------------------(09.00 ; Jack’s Chicken Coop)-------------------------------------
Jack dan veron memasuki kandang ayam tersebut dengan membawa bebek – bebek itu dengan kedua tangan mereka dengan eratnya. Jack menutup pintu kandang ayam tersebut, mereka berjalan ke tengah kandang ayam tersebut dan mereka pun berjongkok dan menaruh kedua bebek itu di tengah – tengah kandang tersebut yang memang areal tempat makan ayam – ayam tersebut. Jack berkata “kita liat mereka ini akan bertengkar dengan ayam – ayam lainnya tidak jika kita taruh di sini. Besok kita akan balik lagi dan kita lihat kondisi mereka besok di sini”
Jack berkata “hmm gimana ya?” sambil melihat ke arah segerombolan ayam dan melihat kembali lagi kedua bebek yang sedang mematuki makanan ayam – ayam diantara kedua pasang kaki Jack dan Veron. Veron berkata “kek aku mau tanya itu makanan ayamnya ini kok di makan oleh bebek – bebek itu, apa tidak apa – apa ya?” Jack berkata “rasanya tidak apa – apa kok karena mereka baik ayam maupun bebek itu sama – sama unggas Ron tetaplah disini ya aku mau keluar mengambil sesuatu dulu agar dapat mengamankan bebek – bebek itu”
Jack pun berjalan ke arah pintu keluar kandang ayam tersebut. Veron merasa ayam – ayam yang berada di pinggiran – pinggiran tembok bangunan kandang tersebut seperti melirik tajam Veron dan kedua bebek itu dengan sangarnya. Terlebih lagi kedua bebek ini terus mematuk – matuki makanan – makanan ayam itu yang berada di bawah kaki mereka dengan lahapnya.
Beberapa saat kemudian kedua bebek itu berpencar. Salah satu dari Bebek tersebut menemui salah satu ayam jago diujung barat daya bangunan kandang ayam tersebut dan satunya lagi mendekati ayam jago yang lain di sisi ujung timur laut bangunan kandang ayam tersebut. Veron terbengong dan terkejut melihat hal itu
beberapa menit kemudian pintu kandang ayam itu pun dibuka dan terlihatlah Jack dengan kandang kecil minimalisnya, ia kemudian masuk dan menutup pintu kandang ayam tersebut sambil berkata “ini dia Ron kandang ayamku pertama kalinya hahahaha, sangat nostalgia sekali ya rasanya, dan kandang ini udah berusia 3x umurmu sekarang hahahahaha, dimana bebek – bebek itu Ron? (sambil melihat kiri – kanannya)” Veron berkata “hah? Mereka kok tidak bertengkar ya? Padahal mereka jenis yang berbeda ya? Kok bisa begitu ya?”
Jack berkata “ya ya ya hmm kenapa ya?” Veron berkata “jadi kayaknya mereka enggak butuh kandang tua kakek itu rasanya dan sepertinya mereka sudah akrab dengan ayam – ayam disini deh kek tuh lihat saja mereka tuh” Jack hanya terbengong dan terkejut melihat 2 ekor bebek tadi itu sudah berada di 2 ujung bangunan kandang tersebut. Terlihat jack yang tadinya terbengong sekarang menundukkan kepalanya sambil berkata “lah tadi ngapain aku mbawa kandang kecil ini tadi huh percuma juga tadi kubawa ke sini ni kandang, ayo ron kita keluar lagi” Mereka pun keluar dari dalam kandang tersebut
--------------------------(09.00 ; Di persimpangan depan perkebunan Jack)-----------------------
Setelah mereka keluar dari kandang ayam tersebut, Jack dan Veron kehujanan lagi diluar kandang tersebut tapi terlihat hujan itu telah sedikit mereda. Beberapa menit kemudian terlihat di saat hujan benar – benar, Dex menemui beberapa orang di depan pagar luar perkebunan Jack itu. Lalu Dex berteriak “TUAN TUAN TUAN TUAN TUAN, ADA TAMU TUAN” Jack berlari menuju ke arah depan perkebunannya tersebut. Jack menemui sekelompok orang itu seperti sebuah keluarga. Jack pun berkata “ada apa ya tuan dan nyonya ini kemari ya?”
Seseorang pria gagah berwajah kaku dengan tas ransel besar di punggungnya dan berambut pirang kuning keemasan berkata “permisi perkenalkan tetangga sebelah yang baru nama saya Elioth Exion saya dari negara Zidirve, dan saya baru membeli tanah sebelah dari pak tua Barley” Jack berkata “oh gitu oh ya ya saya tau dari si Nino itu adik dari menantu saya dan Nino Geony itu merupakan menantu dari si Barley itu yang anaknya sendiri bernama Mia itu, oh ya ya perkenalkan juga ya nama saya Jack Ville”
Elioth berkata “dan ini semua keluarga saya, ini istri saya sendiri Relya Exion (sambil tangannya menunjuk seorang wanita cantik bermata sipit dengan rambut merah tuanya digerai dibagian bawahnya dan diatasnya sedikit di kuncir) Ini anak pertama saya Erixio Exion (sambil menunjuk seorang anak lelaki berkacamata bermata coklat muda dan berambut pirang oranye yang dikuncir berumur belasan yang tinggi dan kurus) dan ini anak perempuanku Fouvurita Exion (sambil menunjuk anak perempuan berambut pink bermata belok berwarna coklat tua kemerahan – merahan yang berdiri di belakang ibunya Relya itu)”
Jack berkata “emangnya kemarin kesininya itu berangkatnya dari rumah di Zidirve itu?” Elioth berkata “ya kami berangkat dari tanggal 25 Juni kemarin minggu itu kami berangkat kemari. Rencananya kemarin mungkin tanggal 22 Juni saya berangkat tapi baru dikontak oleh si paktua Barley itu baru tanggal 25 jadi ya kami ubah keberangkatan tanggal 25 dan bahkan kami ini sekeluarga sudah tidur sekeluarga kemarin di bangunan rumah di sebelah perkebunanmu ini”
Jack berkata “oh begitu ya, oh kalau begitu selamat datang di desa Praria ini moga – moga kalian betah di sini ya dan Aku ini Jack pemilik perkebunan ini yang telah saya telah kelola mungkin selama 45 tahun ini dan orang yang menyapa kalian tadi itu Dex Aquiron pembantuku di sini (sambil menunjuk Dex di sisi kiri belakang) Veron Ville cucuku yang sedang berkunjung kemari untuk liburan musim panas yang berasal dari negara Nyps ya bisa dibilang lebih dekat dari negara asal Zirdive kalian kan?”
Veron berkata dalam hati berkata “oh jadi mangkanya kemarin si Khardereon turun tangan langsung dengan kekuatan Naryu itu membawa patung tersebut keluar dari situ karena malamnya si tempat itu sudah berpindah tangan ke tangan paman Elioth ini ya hmm ok udah jelas berarti ada sesuatu yang mungkin sangat berharga di bawah tanah desa ini ya” Jack memukul kepalanya Veron sambil berkata “hei Ron kamu itu tamu itu harus kau hormati apalagi tamu ini tetangga kita sendiri”
Veron menundukkan dan memegang kepalanya yang sakit karena pukulan jack itu sambil berkata “ya selamat datang selamat datang ya” Erixio berkata “kau berasal dari Negara Nyps ya?” Veron berkata “ya aku dari Nyps aku kemari karena masih ingin liburan musim panas di sini aja” Erixio berjongkok dan mengarah ke arah Pouvurita dan ia berkata “hei hei rit ini ada anak yang mau berteman dengan kita ternyata berteman itu mudah ya”
Pouvurita yang berlindung di belakang tubuh ibunya Relya itu pun mengangguk – anggukkan kepalanya dan sambil sedikit malu – malu ia berkata “ya nama aku itu Pouvurita biasanya dipanggil Rita” Veron berkata “namaku Veron Ville senang berkenalan dengan kalian semua keluarga Exion” Terdengar suara yang berteriak dari kejauhan “WAH WAH WAH YA AMPUN SEPERTI BIASANYA JACK KAU SELALU BERUNTUNG, TERNYATA KAU SUDAH DULUAN YA MELAKUKAN PERKENALAN DENGAN MEREKA YA”
Jack berkata “Beruntung apanya Tom? Aku cuman sekedar berkenalan dengan mereka saja keluarga Exion aja loh” Thomas berkata “Perkenalkan saya Thomas Rozhard Wakil kepala desa di sini yang akan mengajak kalian semua keluarga Exion berkeliling dan berkenalan dengan seluruh orang – orang di desa ini, Jack ini adalah orang ya bisa dibilang sesepuh desa di sini yang sangat bijak di sini dan hampir bisa dibilang paling beruntung di sini karena dia menglami hampir sering bahkan hampir seluruh kejadian aneh di desa ini lebih sering baiknya menimpa dia, begitu hmm pak Meriod”
Elioth berkata “e-el-i-o-te-ha Elioth nama saya ini itu Elioth pak bukan Meriod ya pak Rojat? Thomas berkata “ya ya ya maaf kalau begitu tapi jujur saja nama saya yang benar itu Rozard bukan Rojat ya ingat ya” Elioth berkata “ya baik pak Tom, tapi kayaknya mau hujan lagi ini rasanya, gimana ini enaknya, ya?” terlihat langit di atas masih terlihat pekat sambil terdengar sesekali gemuruh guntur yang sedang terasa berbisik di atas sana.
Erixio berkata “aku dan Rita balik lagi ke rumah aja ya yah? Kayaknya mau hujan kan ini nanti papa sama mama tetap berangkatlah berkeliling desa ini kan?” Elioth berkata “hmmm gimana ya enaknya ya? Ya rasanya enggak apa – apa juga ya udah baliklah ke rumah dulu aja ya? Veron berkata “kek boleh ya aku ikut bermain dengan kalian di rumah kalian yang baru itu kan? Enggak apa – apa kan?” Elioth berkata “oh begitu ya? Ya ya ya enggak apa lah, Rix gimana ini ada tetangga kita yang mau ke rumah kita nih?
Jack berkata “ya ya ya aku juga mau pergi tapi jangan lupa pulangnya ke rumah ini jangan malam – malam ya kan? Maafkan aku merepotkan kalian aku titip Veron ke kalian ini ya?” Elioth berkata “gimana ya kami ini mau keliling desa ini bersama tuan Thomas ini” Erixio berkata “ya ya serahkan padaku aja kakek Jack, saya akan njaga si Veron sementara di rumah kami di sana itu” Elioth berkata “Hei nak tepatilah janji kalau tak bisa kau tepati mendingan jangan berjanji sekalian daripada bermasalah di kemudian hari ya inget itu ya”
Veron, Erixio dan Pouvurita pun berjalan ke arah utara menuju ke rumah baru keluarga Erixio itu meninggalkan Elioth dan Istrinya, Thomas, Dex dan Jack yang masih berdiri di persimpangan di depan perkebunan Jack tersebut. Beberapa saat kemudian saat Veron dan anak – anak keluarga Exion telah memasuki rumahnya. Thomas berkata “ya ayo kita mulai perjalanannya keliling desa Praria ini ya, paman Jack kami duluan ya” Beberapa saat kemudian Jack berkata “ya udah lah Dex, aku pergi ke Viesta Farm dulu ya dex jaga kebun kita dulu ya”
----------------------------------(10.00 ; Exion’s Poultry Farm House)--------------------------------
Beberapa saat kemudian, Erixio, Pouvurita dan Veron memasuki sebuah area peternakan ayam yang terlihat beberapa ayam sedang tidur – tiduran di halaman kandang ayam peternakan tersebut. Dan terlihat rumah peternakan Ayam yang berada di sebelah utara areal kandang ayam itu. rumahnya ini terlihat pintu rumahnya mempunyai daun pintu besar berjumlah 2.
Erixio membuka pintu pun salah satu pintu kayu besar di rumah tersebut dengan salah satu tangannya ia berkata “selamat datang di rumah baru kami” Veron melihat rumahnya yang baru ia masuki tersebut percampuran antara ruang tamu dengan ruang makan yang bercampur dengan dapur rumahnya. Veron terkejut dan terbengong lalu berkata “kalian semua sekeluarga ini benar – benar suka sama ayam kah?
Erixio berkata “ya kami sekeluarga semua ini suka dengan yang namanya ayam, kau kok tau?” Veron berkata “ya hampir seluruh sudut di ruangan ini telah dipasangi asesoris seperti taplak meja, ada kalender dengan gambar ayam, poster besar di samping kompor bergambar ayam, 3 papan penyekat bergambar ayam juga dan hampir di setiap alas alat makan kalian itu juga bergambarkan ayam juga ya kan?”
Erixio berkata “ya ya ya kami semua memang kayak gitu kadang kami juga males makan jika berhubungan dengan ayam baik dari telur, daging ayam dan bahkan hasil olahannya” Pouvurita berkata “itu kan cuman kamu aja kah yang lebay sekali, bahkan enggak suka roti karena bahannya dari telur ayam ya kan? Itu kan aneh juga kan? (sambil memandang ke arah Veron) ” Erixio berkata “eh iya kah?” Veron hanya menganggukkan kepalanya sambil memandangi kakak beradik yang saling meledek itu dan ia berkata “enak ya punya adik ya?”
Erixio berkata “kau anak tunggalkah Ron? hmm punya adik enak? Hmm enggak juga sih cuman kau kadang terganggu dan harus siap atau enggak siap mengajarinya beberapa yang kamu ketahui agar adikmu ini tidak melakukan suatu tindakan ya yang bisa dibilang masih bodoh atau dalam masa pembelajaran sebelum terlambat dari konsekuensi yang tak kamu inginkan baik untuk dia sendiri maupun diri dan keluarga demi di waktu ke depannya yang lebih baik di kemudian hari, prinsip itu yang dia bawa katanya begitu, ya bisa dibilang itu sebuah keberkahan atau sebaliknya yang jelas itu adalah sebuah takdir”
Veron berkata “OOO begitu ya, ya moga – moga aku punya adik lagi lah” Erixio berkata “kata teman – temanku itu atau ayahku sendiri semakin kau berjarak dengan saudaramu, semakin kamu merasa bingung dengan tindakan dia dan tidak dapat merasakan sebuah adanya persaudaran dengan saudara kandung kebalikannya jika kau bisa merasakan dan memahami seseorang kau akan bisa bilang saudaramu bahkan jika kau dan dia bukan seorang yang lama telah memahami” Veron berkata “hebat sekali ya kau Rix, kalian kalau tidur dimana ya?”
Pouvurita berkata “kami semua tidur di lantai 2” Veron berkata “Oh begitu ya ?” Veron berkata “Loh loh oh ya kan ada cerobong asap di sini ini bukannya ini juga bersebelahan dengan anak tangga yang berada di atas. Erixio berkata “aku rasa tidak juga lihat lah cerobongnya hanya satu menjuju ke atas dan pastinya ada juga perapian di sana itu, katanya ayah ini sistem perapian dua docking jadi jika yang di bakar adalah perapian di lantai atas maka yang bawah ditutup perapiannya begitu pula sebaliknya tapi kalau ingin dua – dua hangat maka cukup melakukan perapian dalam porsi besar di lantai bawah, begitu caranya”
Veron melihat Pouvurita berada di meja dapurnya dan Veron berkata “kau sedang apa Rit?” Pouvurita berkata “kak makanan yang tadi dibuatkan untuk kita tadi mana ya ?” Erixio berkata “hmm oh ya iya aku tau, ayo Ver kita makan sarapan pagi bersama kebetulan kami berdua belum makan” Erixio berjalan mendekati pouvurita dan berjinjit dengan tumitnya dan membuka lemari dapur mereka dan mengambil sebuah bungkusan plastik merah dan mengambil isi didalamnya dan terlihat kotak makan besar.
Erixio meletakkan kotak makan besar yang berbungkus plastik merah itu di meja makannya. Dan ia membuka kotak makan besar dan mulai terlihatlah makanan yang sangat jelas terlihat sebuah steak dengan bumbu dan sayur – sayurnya. Erixio berkata “ayo Veron kita makan bersama dulu ya?” Veron berkata “Eh steak ya? Jadi kalian ini bener – bener dari Zidirve? Dan katanya Steak itu dari negara Zidirve ya? Hmm baunya sepertinya asli gitu ya? Okelah aku ikut”
Mereka bertiga duduk bersama di meja merah tersebut dengan masing – masing di depannya terlihat ada sebuah piring berisi steak dengan berbagai bumbu dan sayur – sayurnya yang ditaburi saus tomat yang bercampur dengan bumbu steaknya itu sendiri yang kelihatan sangat menggunggah selera. Mereka bertiga dengan lahapnya makan di atas meja makan tersebut hingga waktu tak terasa berlalu dengan cepatnya.
Setengah jam kemudian setelah mereka menyelesaikan makannnya mereka itu pun. Erixio berkata “aku sudah habis makanannya” Pouvurita berkata “aku juga kak” Veron berkata “aku juga barusan habis juga makananku” Terdengar suara diluar “GLUDUK GLUDUK” Erixio berkata “waduh mau hujan lagi ni rasanya, enaknya gimana ya?” Pouvurita mendekati jendelanya dan berkata “hmm kak kak kak kok ada asap – asap putih – putih yang mau menyelmuti perkebunan kita kak? Tapi kok enggak bau kak?”
Erixio mendekati Pouvurita yang melihat keluar jendela dan ia berkata “bukan itu bukan asap tapi kabut yang bener itu namanya dik” jam telah menunjukkan pukul 12 siang. Veron berkata sambil mendekati perapian di pojok tenggara bangunan rumah itu yang letaknya di sebelah kiri persis dari pintu masuk rumah tersebut “justru aku sangat menganggumi arsitektur pembuatan cerobong perapian 2 lantai ini itu sangat mengagumkan”
Veron terkejut melirik sebelah kanan dari perapian tersebut terlihat sebuah gambaran kotak yang terlihat seperti pintu. Veron kemudian dengan seksama melihatnya dan berkata “apa ini pintu Rix?” Erixio mendekati Veron dan melihat dari dekat benda itu sambil berkata “Hmm gak tau ya aku lha barusan saja aku pindah kemari kan? Ya seh rasanya terlihat seperti pintu seh” Veron berkata “aku juga pernah menemui lambang ini (sambil menunjuk lambang tersebut) di suatu tempat juga di sekitar desa ini juga”
Erixio berkata “lha terus?” Veron berkata “kami membukanya dengan mantra untuk membuka pintu batu tersebut” Erixio berkata “wow coba lagi di sini kemungkinan bisa juga” Veron menyandarkan satu tangannya ke pintu yang berada di antara area bawah tangga dan perapian di pojok kiri tersebut, lalu ia berkata “aku seh tidak yakin mungkin bisa. Mungkin juga enggak ya udahlah kucobanya deh pregunté con humilde abrir la puerta por favor”
Lalu pintu yang disandari oleh Veron itu pun terbuka. Veron pun langsung jatuh terjungkal ke depan dan masuk kedalam ruangan didalam pintu itu dan ia pun berguling – guling di anak – anak tangga yang berada di dalam pintu ruangan tadi itu. Erixio berkata “hei hallo Ver kau tak apa – apa?” Terdengar suara sautan dari dalam ruangan di dalam pintu yang terbuka itu yang terlihat di dalam ruangan tersebut banyaknya anak tangga yang menuju ke ruangan bawah tanah yang terlihat gelap sekali. “ADUDUDUDUH YA AKU TAK APA – APA KEMARILAH RIX”
---------------------------------------(11.00 ;Viesta Farm house)---------------------------------------
Ketika jam menunjukkan pukul 11. Terlihat ia memenekan tombol bel di depan rumah kebun, terdengar suara Jack “PERMISI PERMISI PERMISI” Beberapa saat kemudian Marlino mendekati pintu dan membuka pintu tersebut. Marlino berkata “paman paktua Jack itu bener – bener kemari ya?” Jack berkata “ya ya ya aku mau tau kenapa kau tadi mengatakan seperti hal itu tadi?”
Marlino berkata “ya paman kan tau sendiri mereka itu kan asisten dari salah satu pemimpin suatu area pemerintahan walaupun area terkecil itu adalah ya desa lah dan pastinya desa yang merupakan bagian dari pemerintahan itu pastinya ia mempunyai seseorang mata – mata dari kekuasaan tersebut yang bisa jadi kedua orang itu merupakan mata – mata dari pemerintah pusat negara ini, kemungkinan itu bisa terjadi paman” Jack berkata “hmm begitu ya? Kemungkinan terjelek apa yang bisa terjadi kalau mereka tau rahasia tersebut?”
Marlino berkata “kau tau mereka mengincar desa ini itu menguasai seluruh wilayah ini bahkan wakil kepala desa Thomas itu menurutku bisa saja dua itu merupakan mata – mata dari pihak pemerintah juga loh karena dia sendiri bukanlah warga desa ini yang asli lahir di sini” Jack berkata “kau tau Domme Noiche?” Marlino berkata “Domme Noiche? Hmm emangnya sapa itu paman?” Jack berkata “Domme Noiche itu adalah seseorang yang sempat menjadi kepala desa sebelum Thomas Rozhard”
Marlino berkata “hah? Dulu ada kepala desa yang merupakan orang dari luar desa ini. Wow ternyata ada yang seperti itu juga ternyata di sini ya?” Jack berkata “dan si Noiche itu pernah menjabat sebagai kepala desa ini selama 15 tahun sebelum Ryota Erion menjabat” Marlino berkata “hah seperti itu kah?” Jack berkata “kalau waktu dulu itu si Erion kalah dalam pemilihan waktu itu kalah sama si Dreatou mungkin akan beda cerita sejarah desa kita ini”
Marlino berkata “tapi paman nyadarkan bahwasanya tanah di lahan perkebunan paman itu aneh terutama lahan pertanian di ujung utaranya itu lebih bisa di bilang punya radiasi terhadap tanaman – tanaman yang paman tanam itu bisa dibilang grade nilainya dari dulu jelek dan enggak ada perubahan padahal paman sering beli pupuk di toko pertanian kita kan? Itu kan aneh sekali, enggak ada yang seperti itu rasanya, oleh sebab kareba itu besok mau aku petakan apakah benar itu perkebunann paman yang aneh itu disebabkan apa?”
Jack berkata “kau ada waktu kosongkah setelah ini?” Marlino berkata “hmm aku mungkin agak kosong juga ya hari ini” Jack berkata “ayo kita ke perpustakaan desa akan kuberitahukan lebih tentang masalah di desa ini yang sedang kita alami. Marlino berkata “aku makan siang dulu ya paman, nanti aku mungkin menyusul ke perpustakaan desa aja” Jack berkata “ya ok ok aku berangkat dulu ya Lin” Jack membalikkan tubuhnya dan beranjak dari tempatnya itu dan membuka pintunya dan ia keluar dari bangunan rumah tersebut.
.
----------------------------------(11.00 ; Exion’s house’s Secret Basement)----------------------------
Di saat Veron terjatuh ke bawah di dalam ruangan di balik tangga itu ada tangga yang menuju basemen. Erixio berkata “Rit, tolong bawakan tasku yang ada di pojokan meja dapur itu dik” Pouvurita yang kebingungan pun menyeret tas ransel besar kakaknya tersebut dari ujung meja dapur menuju sebelah perapian ruangan tersebut. Erixio mengambil tas yang dibawakan oleh Pouvurita dengan cara diseret tersebut dan ia pun langsung mengambil senter yang ia temuakan di ransel tersebut.
Setelah itu ia menyangklongkan ransel ke punggungnya tersebut. Veron yang berada di dalam ruangan yang menuju basemen itu berkata dengan mengguang“WOW DI BAWAH SINI AMAT SANGAT GELAP SEKALI LOH YA ” Erixio memasuki ruangan gelap berpintu batu yang aneh itu sambil berkata “ya aku bawa senter nih ya udah ya aku masuk ke dalam ini” Pouvurita berkata “Kak aku ikut ya?” Erixio berkata “enggak kau harus menjaga rumah baru kita ini dan laporkan pada ibu dan ayah ya, jangan ditutup ini pintunya ya, soalnya sangat susah sekali membukannya” Pouvurita berkata “ya kak aku njaga di luar sini ya”
Setelah 30 anak tangga dan Erixio berada di bordes lantai ke-1 basemen yang terus memutar balik dan ia menyenteri dan terlihat Veron sedang terjatuh dengan wajah dan tubuhnya yang penuh luka dan lecet dalam posisi terduduk di bordes tangga tersebut, ia berkata “lama sekali sih kalian ini” Erixio berkata “ya maaf namanya aja persiapan, kau tak apa – apam?” Veron berkata “tidak aku merasa tidak kenapa – kenapa kok, di sini gelap sekali soalnya” Erixio berkata “kok bisa pintu di atas tadi itu kok bisa pake mantra sihir untuk membukanya ya?”
Veron sambil mencoba berdiri dengan bantuan tangan Erixio, ia berkata “aduh aduh dududu ya ya aku tau kemungkinan ini dulu yang menghuni rumah ini dulu itu adalah seorang siluman” Erixio berkata “Siluman? Hah? Jangan bercanda kau Ver, di jaman ini kau masih percaya hal – hal yang kayak gitu” Veron sambil menapaki tangga yang gelap itu menuju ke bawah tanah itu pun ia berkata “ya mungkin sih itu pun sudah mungkin 20 - 30an tahun yang lalu. Dan bahkan sebelum kalian pindah kemarin itu aku melihat dia mengeluarkan patung besar pemujaannya dan ia berada di tubuh barunya dan ia memindahkan patung bentuk tubuhnya itu ke suatu tempat begitu”
Terdengar suara Pouvurita dari atas berkata “KAK AKU KESEPIAN DI SINI KAK, AKU IKUT YA KAK?” Erixio berkata “JANGAN JAGA DI LUAR AJA” Pouvurita yang berada di depan pintu itu pun beranjak pergi mencari tas kecilnya. Dan Akhirnya pintu batu itu pun sendiri akhirnya menutup sendiri dan terdengar “EIEK BRUUUWWAAK” pintu batu itu pun tertutup akhinya, Veron dan Erixio berjalan telah berada di bordes ke 2 dari pintu tersebut dan terdengar “KAK KOK DITUTUP SIH KAK AKU JUGA MAU IKUT INI LOH”
Erixio berkata “UDAH ENGGAK USAH IKUT AJA YA, YA JAGA RUMAH BARU KITA AJA YA, KAKAK UDAH DI BAWAH BANGET INI KALO ENGGAK SALAH UDAH DI BORDES KE 5 INI DARI PINTU DI ATAS YA” Veron dan Erixio melanjutkan jalannya menampaki anak tangga. Veron berkata “ya ya siluman yang kemarin itu adalah siluman naga yang bernama Naryu dan ia tidak sengaja telah tersegel di tubuh Khardereon anak wakil kepal desa di sini ini”
Erixio berkata “hah? Kok seperti itu? Iya kemarin aku melihat anak dari wakil kepala desa kemarin di depan rumah ini dan menyapa kami” Veron berkata “dia sudah kerasukan siluman itu dari tanggal 25 Juni kemaren hingga saat ini” Erixio berkata “aku baru tau juga ada hal yang seperti itu juga ya? Hei ron kau lihat ada seperti kerucut seperti tempat obor gitu di atas kita gitu” Veron berkata “apa kau percaya dengan sihir dan mantra – mantra” Erixio berkata “hmmm...... hmmm gimana ya?”
Veron berkata “akan kucoba ya menyalakan api – api tempat obor – obor itu ya Pido humildemente encender la luz para iluminar nuestro camino oscuro” Veron dan Erixio terkejut saling memandang di bordes lantai ke – 7 dari atas pintu masuk batu bermantra tersebut melihat kerucut obor itu yang awalnya tidak ada apa – apa tiba – tiba terdapatlah nyala api di sana dan kerucut obor ini ada banyak di sisi kiri dan kanan lorong tangga tersebut. Dan seluruh ruangan tangga ini terasa lebih terang.
Erixio dan Veron terus berjalan menuju ke bawah. Erixio berkata “WOW kau bisa sihir ya Ver? Akhirnya sekarang terang dan obornya yang tadi kosong dan bisa menyala sekarang akhirnya dengan mantra itu” Veron berkata “Hah? Enggak kok aku hanya mencoba di mana tadi di obornya tersebut tertulis cahaya ya aku coba mantra yang sama dengan hanya meminta cahaya untuk kita gitu Rix”
Veron dan Erixio berjalan terus menerus hingga sampai ke bordes ke-10 dari pintu batu mantra yang berada di rumah baru keluarga Exion tersebut. Hawa – hawa tidak enak mulai menyelimuti mereka di langkah mereka menapaki anak tangga ke 300an tersebut. Erixio berkata “kau merasakan sesuatu yang rasanya begitu tak mengenakkan badanmu begitu Ver?” Veron berkata “Enggak emangnya kau merasakan apa?”
Veron berkata dalam hatinya “aku sih sebenarnya merasakannya tapi aku takut mengucapkannya karena kalau kau dan aku takut mereka semakin kuat bisa selesai kita di sini, aku merasakan banyak arwah penasaran dengan rata – rata berwujud seperti orang tanpa kepala ada apa ini sebenarnya kok bentuknya seperti itu, jangan sampai aku takut, aku harus kuat, aku harus kuat, aku kuat, aku ini cowok, aku harus kuat“
Veron dan Erixio terus berjalan lorong bawah tanah menampaki anak – anak tangga yang banyak itu dengan sedikit penerangan obor di kiri dan kanan lorong tersebut. Beberapa menit kemudian, akhirnya mereka telah sampai di bordes ke-13. Veron dan Erixio berhenti sejenak dan veron pun melihat sebuah bayangan putih yang berjalan di depan mereka dan Veron mendengarkan suara dari makhluk itu “ayo ikuti aku, sebentar lagi kita sampai ke ruang altar pengorbanan”
Veron dan Erixio trus berjalan menapaki anak – anak tangga dan beberapa saat kemudian Veron berkata “sebentar lagi kita sampai ujung dari tangga ini” Erixio berkata “loh dari mana kau tau soal itu?” Veron berkata “jangan takut ya Rix, sebenarnya dari Bordes ke-13 tadi sudah ada beberapa makhluk penghuni ruangan ini yang menyapa kita dan ada 1 makhluk penghuni di ruangan ini yang lagi sedang menuntun kita”
Erixio menelan ludah sambil berkata “makhluk penghuni apaan seh? Maksudnya?” Veron berkata “jangan takut ya ada banyak arwah penasaran yang berkeliaran yang merupakan korban ritual pengorbanan untuk Naryu si siluman naga itu sekitar 20 – 30 tahunan yang lalu setelah kita menapaki bordes ke-10 tadi itu kata makhluk yang sedang menuntun kita ini untuk menuju ruang altar pengorbanan setelah ujung tangga ini berakhir” Erixio berkata “hah ruang altar pengorbanan? Banyak Arwah penasaran koban ritual pengorbanan?”
---------------------------------------(12.00 ; Vrand’s Lab )-----------------------------------------------
Terdengar Lonceng berdentang 12 kali, ketika Jack berada di depan perpustakaan dan Laboratorium desa keluarga Vrando. Jack turun dari kuda coklatnya dan ia mendekati puntu dan mengetuk pintu tersebut “DOK DOK DOK DOK DOK” beberapa saat kemudian pintu terbuka dan terlihatlah Vracley membukakan pintu sambil berkata “bagaimana paman ada perkembangan lainnya enggak, hari ini?”
Jack berkata “ya ada dan ini bisa dibilang merupakan sebuah jawaban atas mengapa mereka mau mengambil alih desa ini dan meminta kita untuk bedol desa desa Praria ini tanpa kecuali?” Vracley berkata “apa itu paman?” Jack berkata “Si Marlino sempet memeriksa lahan perkebunanku dimana katanya tanah di lahanku itu aneh di mana lahan perkebunanku ini jika dipanen itu kualitas tanamannya enggak pernah naik padahal lahan perkebunanku ini sering dipupuk di sirami bahkan dikasih sebuah obat – obat tanaman untuk agar tanaman itu dapat tumbuh subur di sana tapi kenyataannya tidak seperti itu”
Vracley berkata “hmm hmm rasanya ada benarnya juga kalau sampai hal itu ada dua kemungkinan lahan tanah perkebunan paman memang tidak subur dan tidak layak atau kedua ada sesuatu yang mengambil unsur yang dapat membantu tanah untuk menumbuh kembangkan tanaman – tanaman tersebut itu, aku ini juga botanist loh paman jangan lupa ya? Besok aku akan ke rumah paman dan memeriksa kadar tanah perkebunan paman ya” Jack berkata “loh dimana yang lain memangnya?”
Vracley berkata “semuanya lagi pada makan tuh di ruang makan tersmasuk Aura dan Rozziano mengajari sihir si Florian dan peningkatannya sangat wow sekali ternyata” Jack berkata “hmm kau sepertinya sangat suka dan bangga jika anakmu itu mempelajari sihir dan menjadi penyihir begitu ya?” Vracley berkata “sebenarnya aku juga enggak terlalu suka dengan yang namanya penyihir itu, tapi setidaknya aku suka melihat Florian sekarang tampak lebih bahagia karena mempelajari hal itu”
Terdengar “ZLEG DHUUUWWAAAAR” lalu terdengar gemericik air hujan yang cukup deras turun deras di sekitar bangunan itu. Vracley berkata “ayo paman kita makan, aku akan ke atas memeriksa jemuranku” terdengar suara wanita “OH KAU TO JACK KUKIRA SIAPA TADI ITU YANG BERTAMU” Jack berkata “Oh Mardha itu kau ya?” Mardha berkata “lah kau kira siapa, aku akan ke atas melihat perkembangan cucuku dalam sihirnya di lantai atap bangunan ini”
Jack berkata “bukannya sekarang lagi hujan lebat di luar ya?” Mardha berkata “kau tau hujan lebat yang terjadi ini di luar karena latihan kekuatan sihir dari si Florian saat ini” Jack berkata “hah yang benar saja kau Mar?” Mardha berkata “ayo kita ke lantai paling atas di bangunan ini !! Kita lihat si Florian itu sedang latihan sihir di atas” Jack dan Mardha menaiki tangga di ujung kiri ruangan lobby di bangunan perpustakaan tersebut. Beberapa menit kemudian mereka sudah berada di ruangan paling atas dengan banyaknya jemuran – jemuran di ujung atas ruangan dan ia melihat dari dalam ruangan dengan beberapa jendela kaca.
Di salah satu jendela kaca terlihat 3 orang sedang hujan – hujan yang berada di luar jendela kaca itu dengan tongkat – tongkat sihirnya. Florian yang tubuh dan rambutnya telah basah kuyup dan ia berada di antara Rozziano dan Aura yang juga hujan – hujanan. Jack melihat Florian mengeluarkan kilat dari tongkat sihirnya dan ia berteriak “WOW dia bisa mengeluarkan kilat dari tongkatnya, kau lihat itu tadi mar (sambil menunjuk – nunjuk ke arah luar ruangan yang sedang dalam keadaan hujan)”
Mardha berkata “aku rasa memang kami punya turunan darah penyihir mungkin dari kakek kami itu Jack berkata “hmm iya juga kurasa ya, dan mangkanya mereka itu menjadi penyembah sang siluman naga Naryu itu juga yang bisa juga jadi alasannya, kau tau enggak ada salah satu keluarga di desa ini sampai sekarang penyembah sang siluman naga naryu itu” Mardha berkata “keluarga penyembah si siluman naga Naryu selain keluarga Vrando? Hah? Memangnya ada? Yang benar saja kau itu Jack”
Jack berkata “kemarin si Veron melihat Khardereon itu seperti mengajak keluarga Hilandez untuk memindahkan patung besar seperti di bangunan makam kubur batu Hinadza yang berada di ujung pemakaman umum desa Praria” Mardha berkata “hah? Hilandez? Ada patung besar Naryu lagi? Dimana itu?” Jack berkata “ada ada satu lagi di peternakan Yodel katanya Veron” Mardha berkata “di peternakaan Yodel? dimananya?” Jack berkata “di peternakan Yodel selatan dan Barley membagi peternakan Yodel menjadi 2 utara dan selatan, dan tanah Yodel selatan telah baru dibeli keluarga Exion yang kemarin baru pindah kemari”
Mardha berkata “hah? Barley mnjual tanah peternakannya pada keluarga Exion? Wow dulu dia sangat bersikukuh orangnya tak akan menjualnya kepada siapapun termasuk kepada keluarga si Thomas Rozhard itu sendiri yang sempat akan membeli tanah itu dulu” Jack berkata “hmmm oh begitu ya? sempet seperti itu dulu? Dan aku pagi ini tadi sempat kedatangan keluarga Exion yang ternyata mereka telah tinggal disana semalam tadi itu” Mardha berkata “mereka sudah bermalam di sana?”
Jack berkata “ya begitu katanya Elioth Exion seh? Si suami dari keluarga Exion itu (sambil mengadahkan tangannya)” Mardha berkata “trus katamu si Veron melihat Kharderon yang dirasuki oleh Naryu mengangkat patung naga besarnya itu kemarin” Jack berkata “begini begini Veron itu pingsan ketakutan di depan rumah Si Sai Varce waktu bersembunyi di depan pagarnya kemarin katanya karena sorenya dia melihat si Khardereon itu sendiri mengangkat keluar dari peternakan selatan Yodel tersebut, dia melihat khardereon bersama barley dan Mia”
Mardha berkata “hmm begitu kejadiannya sore waktu itu, hmm bisa saja sih, tapi rasanya si paman Joshua Dellion Hilandez, ayah dari si Barley itu sendiri rasanya bukan penyembah Naryu juga kok, apa kakek dari si Barley ya si Loushyo Hoddel yang merupakan penyembah Naryu ya?” Jack berkata “hah?? Kau mengenal sampai kakek dari si Barley? Malahan wow memangya siapa itu Loshyo Hoddel?”
Mardha berkata “Loshyo Hoddel merupakan penyihir tertinggi yang menyelamatkan penduduk desa ini dari bencana gunung berapi waktu itu. Dan dia merupakan ayah dari Leidi Hoddel ibu dari si Barley hilandez itu sendiri yang tak selamat dari bencana tersebut dan kau tau rahasia ini setiap penyihir itu dulunya rata – rata merupakan penyembah dari si Naryu dan kau tau kenapa si Loshyo mendapatkan kekuatan itu katanya dikarenakan ia menumbalkan salah satu anaknya bernama Liza Hoddel di tanah itu tapi aku tak pernah melihat bagaimana pengorbanannya dan dulu si Hinandza tersebut untung selamat dari pengorbanan tersebut” Jack berkata “wow kau benar – benar tahu sampai seluk beluk informasi yang sampai seperti itu,”
Mardha berkata “aku mau tanya sama si Barley sepertinya ia telah dihipnotis dan dimanipulasi oleh si Naryu itu” Jack berkata “hmm Naryu menghipnotis orang? Bahkan Naryu punya kemampuan seperti itu? Wow sekali kurasa” Madha berkata “aku mau menemui Barley secepatnya kira – kira dimana ya?” Jack berkata “hmm biasanya dia sih sering sekitar jam 2 siang itu berendam di kolam air panas umum sih seingatku jadwalnya seperti itu kecuali hari senin”
Mardha berkata “hmm begitu ya ya ya dan hari ini hari kamis berarti nanti jam 2 siang mereka ke pemandian air hangat, ok habis ini kita ke sana ya Jack, setelah hujan ini reda ya” Jack berkata “ya ya ya udah kita nanti ke pemandian air panas umum outdoornya” Tiba – tiba terdengar suara pintu dibuka “KRIIIIIYYEEEEK” Jack dan Mardha otomatis mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu tersebut dan terlihat Si Florian yang basah kuyup baju senamnya itu sedang membuka pintu tersebut.
Jack berkata “Loh sudah selesai latihannya, Flo?” Florian berkata “ya kita mau istirahat sebentar, kita mau makan siang dulu ini paman” Mardha berkata “kau mandi dan ganti baju dulu sana habis hujan – hujan” terdengar suara “KRIIIEEEEK” Mardha dan Jack melihat ke arah pintu tapi tetap tertutup. Lalu Mardha berkata “ayo makan sudah itu suara perutmu tau” Jack berkata “hah? Suara perutku? Eh? Iya kah?” Mardha menyeret tangan Jack sambil menuruni tangga itu sambil berkata “UDAH AYO”
---------------------------------(13.00 ; underground Sacrificial Room )-------------------------------
Beberapa saat kemudian Veron dan Erixio sampai di bordes ke 15 dan mereka melihat ujung ruangan dan mereka melihat ruangan yang terbuka diujung tangga tersebut. Mereka berjalan memasuki suatu ruangan yang cukup lebar. Ruangan tersebut terlihat ada panggung batu di ujung timur dan di tengah agak mendekati panggung di ruangan tersebut terlihat meja batu yang cukup kokoh dengan 6 rantai yang tersambung di meja tersebut. Veron berkata “nah ini altar pengorbanan itu”
Erixio melihat ke smartphonenya terlihat jamnya menunjukkan jam 1 siang. Veron berkata “oh ini tempat dari patung yang kemarin ia bawa keluar dari dalam rumah ini ya rasanya” makhluk putih itu pun berbalik arah dan tangannya menyentuh dahi Veron. Erixio yang balik melihat Veron yang terhenti itu akhirnya melihat sebuah bayangan putih dengan jubahnya yang terbuka dan terlihat orang tanpa kepala yang menyentuh dahi Veron.
Erixio merasa ketakutan dan menelan ludahnya, ia pun mencoba berbalik dan berlari dan ternyata di depannya menghadang seseorang lainnya dan seseorang yang berkepala tapi kepalanya itu nyaris putus itu berbicara “BANTULAH KAMI, KAMI INGIN LEPAS DARI KESAKITAN INI” Erixio terkejut dan mulai memundurkan tubuhnya secara perlahan – lahan sambil berkata “bagaimana aku dapat membantu kalian itu?” Makhluk itu berkata “namaku Liza seorang yang menjadi korban dari ritual kaum penyembah Naryu dan kami semua dirantai dan dibunuh di sini dengan menebas tenggorokan kami dan tubuh kami dikorbankan di sini untuk memberi makan siluman naryu sekitar 30 tahunan yang lalu”
Erixio mulai berhenti dari kejaran Liza itu. mukanya berkaca – kaca ikut merasakan dan membayangkan kejadian itu lalu jari liza pun menempel di dahi Erixio. Erixio dibawa ke ruang ruang altar persembahan itu di 30 tahun yang lalu itu. Mereka melihat banyak orang yang sedang duduk dengan rapi dibelakang meja altar tersebut. Di atas meja altar pengorbanan itu terlihat seseorang wanita muda belia yang di rantai di 2 tangannya, 2 kakinya, leher dan kepalanya.
Ada seseorang yang mendekati meja altar tersebut, ia membawa pedang pisau dan Sebuah kepala ulat naga keluar dari dalam patung naga besar Naryu berwarna emas yang berdiri tegak yang mengkilap di depan ruangan altar pengorbanan dan Terdengar suara Naryu “SELAMAT MAKAN” tiba – tiba suasana emnggelap. Liza berkata “disitulah kami dimakan oleh si siluman Naga Naryu itu hidup – hidup. Erixio pun tak kuasa akhirnya menangis sambil berteriak “HUUUUWWAAAA”
Erixio itu pun langsung tak kuasa akhirnya sama – sama menangis histeris dan berteriak “AAAAAAAAAAAARRGGHH” Veron merasakan hal yang sama dengan arwah lainnya yang bercerita tentang kematiannya yang ditumbalkan beberapa saat kemudian Veron pun tak kuasa akhirnya menangis sambil berteriak “HUUUUWWAAA” dan akhirnya keduanya pingsan di sana,
---------------------------------------------(13.00 ; Exion’s house)----------------------------------------
Hujan pun telah reda di daerah rumah baru keluarga Exion, beberapa menit kemudian Elioth Exion dan Relya Exion kembali ke area rumah baru mereka. Elioth dan Relya masing – masing mendorong dua daun pintu mereka dan mereka berteriak “KAMI PULANG” mereka berdua pun terkejut melihat Pouvuri sendiri tertidur di dekat perapian. Elioth mengangkat si Pouvuri ke kamar tidur mereka di lantai atas. Beberapa menit kemudian setelah tubuh Pouvuri tersebut diangkat ke ranjang. Pouvuri terkejut dan ia melihat kedua orang tuanya berada di sekitar ranjang, ia malah menangis dan sambil “HUUUUWWAAA, AYAH IBU”
Elioth berkata “Ada apa? ada apa? Kemana kakakmu dan Veron tadi yang bersamamu tadi waktu balik ke rumah waktu itu tadi kan?” Pouvurita pun berkata sambil menangis sesenggukan “HUUUUWWAAA, AYAH IBU TATATADDII KAKAK SAMA SISISISI ANAK KEKECIL TETETETETANGGA KIKIKIKITTTA SISISIS VEEVEVEVERON ITITTU MASUK KEKE KE PIPIPINTU LOLOLOLORONG RAHASIA DIDIDIDIBAWAH TANGGA DIDIDIDI SESESEBELAH PEPEPEPERAPIAN KITA YANG HANYA BIBIBISA DIDIDIBUKA DENGAN PAPAPAPASSWORD RAHASIA GIGIGITU” Elioth dan Reliya berkata bersamaan “HAH? GIMANA Maksudmu itu tadi?
Reliya berkata “jadi kalian menemukan sebuah lorong rahasia ke ruang bawah tanah begitu?” Pouvurita yang masih sesenggukan itu pun mengangguk – anggukkan kepala kecilnya itu. Elioth berkata “Jadi ada jalan rahasia di belakang tangga kita dengan di sebelahnya ada perapian model baru yang kubuat itu selama kurun waktu 3 bulan sebelumnya, hah kau yang benar saja, besok akan kutanyakan pada pak tua Barley itu, maksudnya apa membuat seperti itu di bangunan rumah tua dengan tanah yang ia jual itu padaku, jadi kemana kedua orang anak lelaki nakal itu kakakmu si Erixio dan si Veron itu tadi”
Pouvurita berkata “Bebebeneneran tadi kakak sama si Veron itu masuk ke pintu batu itu kok yah? (jawab Pouvurita dengan sesenggukkan) ” Elioth berkata “emangnya passwordnya seperti yang kau dengar?” Pouvurita berkata “hmm gak tau yah jelasnya tapi bunyinya kayak begini rasanya yah pregundé conyumil dabrirle puerta Borpapor” Elioth berkata sambil bergumam sendiri “pregundé conyumil dabrirle puerta Borpapor hmm gimana ya? Hmm oh ya, aku baru ingat ada bahasa lokal di sini dan ini kemungkinan memakai bahasa itu”
Relya berkata “ada apa sayang? Kau menemukan sesuatu” Elioth berkata “kata – kata itu bisa dikatakan itu bahasa kuno lokal di sini sayang yang berarti aku meminta dengan rendah hati bukalah pintu dan kemungkinan itu bahasa yang dipakai oleh para penyihir baik di negara Zidirve maupun di sini rasanya seluruh penyihir memakai bahasa tersebut untuk memantrai sihir sesuatu, ya sudah kita cari aja di tempat lainnya aja”
Relya berkata “mari kita temui pak thomas saja di tempat kita terakhir bertemu tadi di depan pemandian umum air panas bukannya dia tadi berpesan kalau ada apa – apa temui ia yang lagi sedang berada di sana” Elioth berkata “oh iya ya ya udah kita ke sana aja dan setelah dari sana mungkin kita nanti kembali ke perkebunan si paktua Jack itu lagi aja ya untuk mengabari kabar tentang cucunya itu juga kan? Oke sayang kita siap keluar lagi ini”
-------------------------------(14.00 ; Timothy’s Public Outdoor Spring Inn)-------------------------
Elioth, Relya dan Pouvurita berada di ujung jalan dan terlihat dinding – dinding lembah di ujung selatan jalan di depan perpustakaan Vrando dan di seberangnya terlihat sebuah kolam dengan kabut lumayan cukup pekat dan tebal dari luarnya. Lalu terdengar dentang lonceng yang berbunyi 2 kali dari lonceng di atas bangunan perpustakaan Vranro itu. Elioth membaca tulisan yang bertuliskan “Public Spring” Elioth berkata “ah ketemu di sini sayang, kolam pemandian air panasnya sayang, ayo kita masuk sayang”
Keluarga Exion pun masuk ke dalam pemandian tesebut sambil diiringi suara gema dentang lonceng yang terdengar dari dalam kolam pemandian air panas umum. Terlihatlah Thomas dan Jack yang sedang berendam di kolam air panas tersebut. Elioth Exion melambaikan tangan ke arah Thomas yang sedang berendam tersebut Thomas pun keluar dari kolam pemandian tersebut. Thomas memakai handuk yang menutupi bagian bawah pusarnya dan Thomas berkata “ada apa tuan Elioth?”
Elioth berkata “ya saya kemari karena saya ada masalah di sini, pak, bisa bantu kami pak?” Thomas berkata “ada masalah apa kalian ini memangnya?” Elioth berkata “kami ada masalah anak lelaki pertama kami menghilang dari rumah kami tadi siang, mungkin bisa bantu dan bersama cucu dari tetangga kami si paktua Jack juga menghilang bersama anak kami pak” Thomas menampar mukanya sendiri. Dan ia menatap ke arah Jack sambil melambaikan tangan ke arah Jack.
Jack menghampiri Thomas dan keluarga Exion. Jack berkata “eh keluarga Exion, nanti kalau sudah malam suruh Veron balik ke rumah ya? (lalu ia berbalik ingin kembali lagi berendam)” si Thomas memberikan isyarat untuk memperhatikan baik – baik dengan kedua jarinya yang bergerak seakan mencolok kedua matanya sendiri. Elioth berkata “maafkan kami paktua Jack kami tidak dapat menemukan cucu anda di rumah kami dan tidak tahu kami kemana si Erixio bersama cucu anda si Veron hingga jam segini kami ingin melapor kepada pak Thomas tentang hal itu” Jack berkata “APPAAA? KOK BISA LOH?” Elioth merundukkan kepalanya sambil berkata “MAAFKAN AKU PAK”
Beberapa menit kemudian Barley Hilandez bersama Nino Geony dan Mia Geony pun masuk ke kolam pemandian umum tersebut. Terdengar suara wanita tua “HEI BARLEY LAMA TAK JUMPA YA”
sambil mengambil kacamata tuanya dan membersihkan kaca dari kacamata itu dan mengucek matanya, Barley berkata “hei kau si janda dari si Frederick ya si Mardharet itu ibu si kembar ilmuwan itu, ada apa memangnya Mar, memang kita udah lama tak jumpa ya hahahaha”
Mardha berkata “sudah jangan kau ungkit – ungkit si kembar tua bodoh itu ya? Sekarang aku mau tanya sama kau itu tentang keluargamu itu dan apakah benar kau itu cucu dari Loshyo Hoddel sang penyihir dan sekaligus anggota Nardo Dezig Dedra?”
Barley berkata “bagaimana kau tau Loshyo kakekku yang merupakan ayah dari ibuku itu? Dia bagian dari Nardo Dezig Dedra? Hmm aku tak tau soal itu sebab dari lahir aku dititipkan kekeluarga Hilandez, keluarga dari ayahku si Joshua Dellion Hilandez itu dan baru setelah kejadian itu pamanku Gorgius Hillandez dan bersama temannya Domme Noiche kembali ke desa ini untuk mengambil alih tanah hakku dari kepala desa waktu itu paktua Z itu yang melindungi akte tanah tersebut dari orang – orang jahat di desa waktu itu”
Mardha berkata “kau tau barley katanya di tanah aktemu itu ada sebuah rahasia yang hanya diketahui oleh mantan para Nardo Dezig Dedra yaitu ada suatu tempat altar pengorbanan untuk melakukan persembahan pada naga siluman yang bernama Naryu itu kan? Kau tau dimana tempatnya tidak? Dan kau tau kemarin kau membantu Khardereon yang telah dirasuki oleh si siluman Naga Naryu itu telah kaubantu dan Vemmm.......... ”
Dengan cepat Jack langsung menutupi erat dengan tangannya mulut si Mardha itu sambil berbisik di telinganya “jangan kau sebut si Veron itu ya, jangan kau ikut sangkut pautkan masalah ini padanya ya ingat itu” Tiba – tiba terdengar suara “ADA APA LAGI INI KAU SANGKUT PAUTKAN KHARDEREON DENGAN NARYU YA? KALIAN INI MASIH PERCAYA PADA KEBERADAAN NARYU ITU HAH?”
Mardha kemudian melirik ke arah Thomas dan berkata “kau tak percaya si Khardereon itu tubuhnya dirasuki si siluman naga Naryu itu coba kau lihat lagi dalam kurun waktu sehari besok apakah dia sudah sering makan tidak dalam beberapa hari kemudian itu, coba buktikan ya si Florian cucu aku notabene pacar dari Khardereon itu saja bersedih karena makanan buatannya tak pernah disentuh oleh anakmu si khardereon itu sendiri”
Thomas dan Harrison anak kedua si Khardereon terkejut mendengarkan hal itu. Thomas berkata “kau jangan bercanda nyonya tua Vrando” Mardha berkata “aku tak pernah berbohong kalau masalah seperti ini” Thomas berkata “Haris kita berkeliling mencari Veron dan anak lelaki pertama dari tuan Elioth ini dan coba rekam seluruh kegiatan dari kakakmu itu ya dan kita buktikan kepada mereka ya Har”
Mardha bekata “Aku adalah saksi bahwa anakmu itu telah dirasuki oleh si siluman naga Naryu itu dan kalau kau tak percaya coba temui kakak iparmu si profesor gila si Darryl itu, dia menyimpan bukti itu” Tiba – tiba terdengar suara laki – laki serak dan ngebas berteriak “YA SAYA JUGA BERANI MENJADI SAKSI SAYA NINO GEONY MENANTU DARI BARLEY HILLANDEZ INI MELIHAT AYAH BARLEY BERSAMA ISTRIKU DIHIPNOTIS OLEH SI NARYU ITU AWALNYA AKU TAK PERCAYA TAPI MEMANG ITU SUNGGUH BENAR ADANYA”
Mardha berkata “HAH APA BENAR ITU SEMUANYA?” Nino hanya mengangguk – anggukkan kepalanya dan Barley berkata “hmm yang kuingat hanya Khardereon menemui aku dan Mia lalu aku tak mengingatnya hingga kau sadarkan petang itu di depan kandang sapi itu, No” Thomas berkata “hanya 2 saksi saja kalau banyak orang dan aku melihatnya dengan mata kepala sendiri mungkin aku bisa percaya”
Elioth yang menyimak beberapa pernyataan dari orang – orang desa itu pun bertanya “Penyihir? Naryu Si siluman Naga? Dan menghipnotis? Sebentar – sebentar ada apa sebenarnya di desa ini soalnya aku sendiri ini katanya ada pintu rahasia di rumahku yang baru aku beli dari kalian pak Hilandez” Barley berkata “pintu rahasia?” Eliot berkata “ya aku sendiri mendengar dari Pouvurita yang berkata ada pintu batu yang bisa terbuka sendiri karena password khusus gitu di rumah itu, bukankah begitu Rit?”
Pouvurita hanya menggangguk – anggukkan kepala sambil sembunyi dibalik tubuh Relya ibunya itu. Jack berkata “pintu rahasia berpassword? Seperti ada kata – kata khusus yang hanya sanggup membukanya gitu kah?”Eliot berkata “ya seperti itu, hmm jadi si Veron dan Erixio itu masuk ke dalam ruangan itu lalu enggak bisa keluar lagi begitu?”
Jack berbisik ke telinga Mardha “Mar jangan ini ruangan pngoebanan yang kau cari itu berada di perkebunan yodel selaran itu yang sekarang menjadi rumah tempat tinggal baru milik keluarga Exion itu”Mardha berkata “hmm bisa jadi itu” Jack berkata “Tom bagaimana enaknya ini?”
Thomas berkata “kita cari di hutan – hutan di belakang perkebunan yodel dan perkebunanmu dulu paktua Jack, mungkin kita bisa menemukan mereka di sana ya, silahkan paktua Barley silahkan berendam, ayo Harris kita berpakaian dulu lalu kita telusuri hutan – hutan itu ya?”
Beberapa menit kemudian setelah memakai bajunya dan selesai dari kolam tersebut Thomas, Harris, Mardha, Elioth, Relya dan Pouvurita berjalan bersama menuju hutan – hutan di belakang perkebunana Yodel dan Jack yang terasa angker walaupun itu siang hari dan di situ terdapat keluarga orang – orang tukang Kayu itu Nectharius berada.
---------------------------------------(17.00 ;Yodel farm’s house)----------------------------------------
Sementara itu di peternakan Yodel milik paktua Barley itu terlihat 3 orang memasuki pintu gerbang peternakan tersebut. Matahari pun mulai condong berada di arah barat dan menghadapakan cahaya ke timur. Terlihat 3 orang yang memasuki gerbang peternakan tersebut yaitu Barley Hilandez, dan anak serta menantunya yang baru. Barley berhenti sambil kebingungan dan ia berkata “hmm memangnya tadi ada apa kok ramai – ramai di kolam pemandian air panas? Jack dan tuan Elioth bersedih tadi itu?”
Nino berkata “Erixio anak lelaki pertama dan Veron cucu si Jack sekaligus keponakan itu hilang pak?” Barley berkata “hilang? Heh? Dimana katanya hilangnya itu?” Mia berkata “katanya seh di rumah baru di sebelah kita dari tanah kita sendiri yang sempet kita jual dulu di januari awal tahun ini” Barley berkata “waduh moga – moga aja enggak disembunyikan oleh setan – setan yang berada di bangunan itu ya”
Nino berkata “setan? Bagaimana maksud ayah Barley ini sih?” Barley berkata “ya salah satu alasan kenapa bangunan beserta tanah seluas itu kujual selain karena kami butuh uang waktu itu ya karena keangkerannya itu, dulu kan bangunan itu kusewakan sebagai Villa dan karena ada sesuatu yang tidak kupahami jadi ya kujual dan hampir selalu ada kejadian di setiap hari kamis seperti hari ini ya moga – moga mereka selamat” Nino berkata “nanti jam 6 sore aku akan mencoba berkeliling membantu mencari keponakanku itu ya yah?”
Mereka bertiga membuka pintu rumah kayu yang berada di selatan dari pintu gerbang tadi, mereka menyalakan lampu rumah mereka dan akhirnya seluruh ruangan di lantai bawah mereka menyala terang. Nino yang tubuhnya sudah sangat pegal – pegal dan ingin beristirahat di lantai atas, ia menuju tangga kamar lantai atasnya dan berkata “Yah? Mai-say? Aku ke atas dulu ya?” terdengar sautan dari Barley dan Mai “YA” Tiba – tiba terdengar suara”DROKDOK DOK DOK DROKDOK DOK DOK”
Nino terkejut tubuhnya yang tadi kecapekan berubah menjadi tegang. Nino berkata “kalian mendengar suara itu juga, enggak?” Mai dan Barley berkata bersamaan”YA” Nino berjalan berkeliling dalam ruangn rumah tua kayu yang berwarna krem itu dan ia sampai di area dapur. Di telitinya area dapur dan terlihat sebuah kitchen set tua yang cukup besar itu pintu lacinya bergerak – gerak sendiri mendorong keluar dan berbunyi”DROKDOK DOK DOK DROKDOK DOK DOK”
Nino mendekati pintu kitchen set itu dan ia berkata “Hei siapa di situ?” Terdengar suara anak laki – laki “paman? Paman Nino kah itu?” Nino berkata sambil mengingat – ingat “Veron kau kah itu nak?” Suara itu berkata “YA PAMAN AKU INI VERON TOLONG KAMI PAMAN KELUAR DARI SINI PAMAN” pintu kitchen set itu pun dibukanya dan terlihat wajah Veron yang penah debu dan kotoran – kotoran hitam itu” Nino berkata “dari mana aja kau Ver? Kau bersama Erix ya?”
Veron berkata “loh paman kok tau?” semua orang tadi mencari kalian, ya ya ya udah keluar dari situ dulu dan kalian mandilah dulu di kamar mandi dulu ya udah mulai sore ini ya?” Veron dan Erixio satu persatu mencoba keluar dari dalam kitchen set tua besar itu dan mereka mencoba mengelecegarkan tubuh mereka dan berteriak dengan dengusan san mereka berkata “SYUKURLAH KITA AKHIRNYA KITA BISA KEMBALI KE DESA INI LAGI” Mia berkata “ya ya ya sudah sore sekarang baju kalian dan muka kalian sudah sangat kotor banget, udah mandi sana nanti ceritakan apa yang terjadi pada kalian hingga kalian kok bisa begini”
Mereka berdua bergegas memasuki kamar mandi dan mandi bergantian. Mia pun ke kamar dan menyiapkan pakaian ganti layak pakai untuk Veron dan Erixio itu ganti nanti. Beberapa saat setelah mereka manti Mia menyodorkan 2 pasang pakaian kemeja dan celananya dari Nino. Mia berkata “hei ini baju yang kupinjamkan untuk kalian dulu ya besok kembalikan kemari lagi ya?” mereka berdua hanya mengangguk – anggukkan kepala mereka.
Beberapa saat kemudian setelah mereka berganti baju. Nino segera menemui kedua anak ini dan berkata “ ayo duduk – duduk sini dan ceritakan padaku apa yang terjadi pada kalian ini tadi itu seh?” Erixio berkata “pagi tadi kami sehabis dari perkebunan Jack itu langsung balik ke rumah baru kami. Hanya kami bertiga aku Erixio, Veron dan adikku si Pouvurita, setelah sarapan makan pagi. Aku dan Veron itu menemukan pintu batu rahasia yang menuju ruang bawah tanah di bawah tangga menuju lantai di rumahku”
Veron berkata “sampai akhirnya kami berdua masuk ke dalam ruangan dengan banyak anak tangga menuju dasar ruangan yang cukup dalam kira – kira ada sekitar 100m dari permukaan tanah ini dan sepertinya ada 15 – 17 lantai mungkin dan kami menemukan sebuah ruangan di bawah itu seperti ruangan pengeksekusian dengan meja altar dan lantai di depannya seperti panggung kecil yang cukup rendah tingkat ketinggiannya di sana kami dibawa oleh beberapa hantu yang katanya mereka merupakan korban penumbalan untuk sang siluman naga Naryu dan salah satu korban itu bernama Liza Liza hmm.....”
Barley menyahut Liza Hoddel kakak perempuan dari ibuku yang lama telah meninggal menjadi penumbalan ketua penyembah si siluman naga itu yang bernama Loshyo Hoddel yang sekarang menjadi legenda desa sang penyihir penyelamat desa tapi ayah dan ibuku mati dan tak terselamatkan kala itu dan aku sendiri berada di luar desa ini dalam naungan hidup dari pamanku yang bernama Gorgius Hilandez di Aqrima dan aku bersamanya balik kemari setelah beberapa bulan setelah bencana gunung meletus dan telah membunuh banyak orang di sini. Aku bersama Gorgius dan temannya Domme Noiche ini hidup di sini hingga akhirnya mereka berpisah karena urusan tertentu begitu dan selama ini bangunan sebelah itu telah lama tak berpenghuni sejak saat itu dan aku menjualkannya pada ayahmu maafkalah aku dan aku baru menyadari bahwa ruangan altar pengorbanan untuk sekte gelap pemuja Naryu itu berada di sana”
Nino berkata “oh begitu cerita lengkapnya yah? Ok setelah ini kalian kuantarkan ke rumah kalian masing – masing sekaligus melaporkan pada paman Thomas mereka sudah ketemu. Ayo kalian Veron dan Erixio ya tadi namamu ya oke – oke semua sudah lebih jelas dan semuanya kalian bersiap – siap bawa perlengkapan yang tadi kalian bawa itu, Mia siapkan perlengkapanku seperti biasanya, kita berangakat naik kuda setelah ini ya”
ns 15.158.61.5da2