Munteanu, 2083 Solar Calendar
240Please respect copyright.PENANAQj65Yq4bWk
Hujan sedang mengguyur dengan deras karena badai yang melanda malam itu. Saking derasnya, jarak pandang menjadi sangat buruk apalagi untuk kendaraan beroda empat yang seringkali masih harus melintasi jalanan. Petir pun sesekali menggelegar, mengejutkan siapapun yang tidak cukup sigap menutupi kedua telinganya begitu melihat kilatannya. Dan angin yang terus bertiup kencang membuat malam itu terasa sangat mencekam, khususnya di wilayah yang masih minim rumah penduduk. Seperti hutan kota atau bukit-bukit.
240Please respect copyright.PENANAyt4rkNLlcw
Tak jauh dari tepi hutan di salah satu perbukitan kota Munteanu, sesosok gadis muda sedang berlari menyusuri deretan pepohonan tanpa alas kaki. Betis dan telapak kakinya penuh luka sayat oleh ranting dan semak-semak belukar. Namun ia terus berlari seakan dikejar oleh sesuatu, dan memang benar kenyataannya. Tiga orang pria berjubah hitam sedang mengejarnya dengan gigih.
240Please respect copyright.PENANAZz5eaHn0FF
"Dia tidak boleh sampai lolos!" terdengar suara pemuda di antara mereka.
240Please respect copyright.PENANARZhTVoKkoW
Sang gadis terus berlari demi nyawanya, tidak ada waktu untuk beristirahat meski hanya untuk sekedar menenangkan organ pernapasannya. Dia hanya bisa merintih dan menangis, tenggorokannya kering, dadanya serasa terbakar dan paru-parunya seakan mengkerut. Entah sampai kapan dia akan terus berlari seperti ini. Hutan tempatnya berada saat ini seakan tidak berujung. Orang-orang yang mengejarnya pun tidak kunjung menyerah. Jadi tidak ada pilihan selain terus melangkah.
240Please respect copyright.PENANAxPPkgzSxQl
Sesaat sebelum keputusasaan merengkuhnya, sang gadis melihat seberkas cahaya putih dari balik pepohonan. Semangatnya kembali, dan langkah kakinya semakin cepat. Begitu ia melewati langkah terakhir yang membebaskannya dari hutan gelap tersebut, kepala sebuah truk kontainer berada tepat di hadapannya dan menyambarnya dalam sepersekian detik. Tubuh kecilnya terbanting keras di tengah aspal sejauh kurang lebih sepuluh meter dari posisinya semula dan truk tersebut langsung menggilas perutnya.
240Please respect copyright.PENANAUxJkrlQ58B
Tiga pria berjubah yang memperhatikan dari kejauhan tidak berkomentar. Salah satu dari mereka yang badannya lebih pendek hanya mendecih kesal sebelum berpaling kembali ke dalam hutan. Dua orang lainnya pun menyusul meninggalkan mayat gadis malang tersebut yang telah terpotong menjadi dua bagian. Nampaknya si pengemudi truk juga tidak melihat keberadaan gadis tersebut dan terus mengemudikan kendaraannya tanpa mengurangi kecepatan.
240Please respect copyright.PENANArPkCh8NOJk
Di saat suasana kembali sepi, sebuah tangan dengan cakar panjang menghitam dan berhiaskan perhiasan kuno membelai kepala gadis itu. Air mata darah mengalir dari pelupuk matanya yang juga menghitam, namun sosoknya tidak dapat dilihat dengan jelas dalam kegelapan itu. Hanya siluet mirip seorang wanita berambut panjang dengan gaun berjumbai sangat panjang ke belakang.
240Please respect copyright.PENANAfdFxJgvgTk
"Padahal jiwamu masih sangat muda dan bersih..." Suara lembutnya berucap penuh sesal. "Kau tidak boleh berakhir seperti ini."
240Please respect copyright.PENANAtfIuiWK3Wi
***
240Please respect copyright.PENANAyYk63OgiAi
Corneanu, 2083 Solar Calendar
240Please respect copyright.PENANAbbztX6PSlL
"Pencarian putri keluarga Hoffman yang menghilang selama kurang lebih dua minggu resmi dihentikan menyusul laporan dari warga Culianu. Mereka mengaku menemukan sosok yang sesuai dengan ciri-ciri fisik yang sebelumnya telah disebarkan kepada masyarakat melalui seluruh media nasional."
240Please respect copyright.PENANAOBbEFpgSlE
Seperti biasa, pagi hari di rumah kediaman keluarga Aozora selalu diramaikan oleh narasi pembawa berita di televisi ruang makan. Biasanya para anggota keluarga akan menghabiskan sarapan sambil menonton tayangan berita nasional atau mancanegara. Kebiasaan ini kembali berlangsung sejak putri bungsu keluarga Aozora beranjak dewasa menyusul kakaknya. Selain acara kartun dan acara komedi, tidak ada lagi yang lebih menarik untuk ditonton selain berita.
240Please respect copyright.PENANABUIYXyzTbx
Hinata memperhatikan tayangan berita dengan seksama sambil menunggu sang ibu menyiapkan bagiannya ditemani segelas teh hangat. Meski keluarga Aozora termasuk dalam kategori sangat mampu, semua pelayan dan petugas di rumah hanya berfokus pada kegiatan bersih-bersih dan pemeliharaan. Mereka hanya memasak untuk diri mereka sendiri mengingat mansion keluarga Aozora yang luasnya minta ampun tidak akan sanggup ditangani oleh satu orang ibu rumah tangga saja. Satu-satunya yang membantu pekerjaan Nyonya Besar di dapur adalah kepala pelayan yang usianya sudah cukup tua dan sepertinya akan segera pensiun tahun ini.
240Please respect copyright.PENANAY8KHWvL09Z
"Sarapanmu, Hinata," ucap Nyonya Aozora sambil meletakkan nampan makanan di depan putrinya lalu menuangkan segelas teh hijau panas. "Dan ini minumnya."
240Please respect copyright.PENANALo6zLvwnjj
"Terima kasih, Ibu," kata Hinata sambil menyunggingkan senyum manis. "Selamat makan.."
240Please respect copyright.PENANAXpgWkmOGht
Hikari yang sudah memulai sarapan bersama sang ayah menjeda makannya hanya untuk memandangi sang kakak. "Kakak," celetuk gadis itu yang dibalas deheman oleh kakaknya. "Kakak benar-benar akan lanjut kuliah?"
240Please respect copyright.PENANAOpKUjYAPYp
"Begitulah." Hinata menyeruput supnya kemudian meletakkan mangkuk kecil tersebut di atas meja dan meraih sumpitnya kembali. "Mumpung akreditasi terakhir baru selesai bulan lalu, jadi sekalian PNS seangakatanku diijinkan untuk lanjut oleh direktur."
240Please respect copyright.PENANAAYB0Do0xqo
"Lho? Bukannya kemarin kamu bilang sudah puas walau hanya dengan gelar diplomamu?" Kerutan di kening Tuan Aozora tidak kunjung luntur saat ia menyodorkan mangkuk nasi yang sudah kosong kepada istrinya. "Kenapa tiba-tiba berubah pikiran?"
240Please respect copyright.PENANAEK0ekG466C
"Tidak ada masalah kan?" Nyonya Aozora menambahkan.
240Please respect copyright.PENANApB8CI6XMeF
"Sebenarnya sih begitu, gajiku yang sekarang sudah lebih dari cukup. Tapi teman-teman terus memaksa. Akhirnya aku juga kepikiran dengan Tohru."
240Please respect copyright.PENANA4nwgRQULHx
"Tohru?" Tuan dan Nyonya Aozora saling berpandangan.
240Please respect copyright.PENANAlUXfzsfvQa
"Yeah. Aku tidaklah jenius seperti Tohru yang sebentar lagi akan meraih gelar doktornya. Mungkin dia juga tidak akan peduli sampai setinggi apa pendidikanku sebagai calon istrinya. Tapi aku mengkhawatirkan penilaian orang-orang terhadap pilihannya di masa yang akan datang."
240Please respect copyright.PENANAXlDVG56G4l
"Hinata..." Nyonya Aozora meletakkan mangkuk yang sudah diisi kembali dengan nasi hangat di depan suaminya dan mulai bergabung untuk sarapan.
240Please respect copyright.PENANAt9XtGdjRmu
"Sebagai calon istrinya, setidaknya aku harus berada satu tingkat di bawahnya saat kami menikah nanti. Jika orang-orang menganggap bahwa aku memang pantas untuknya, berarti aku sudah menyelamatkan Tohru dari penghinaan."
240Please respect copyright.PENANAWPsjKzpVuB
"Bukankah kenyataan bahwa kamu adalah putriku saja sudah cukup? Tidak peduli serendah apa pendidikanmu, kamu tetaplah putri keluarga Aozora," ujar Tuan Aozora yang berusaha meyakinkan putrinya. Kemungkinan seperti ini selalu menjadi kekhawatiran bagi setiap orangtua yang akan menjadikan pemuda seperti Tohru sebagai menantunya.
240Please respect copyright.PENANANMZ22fl2YU
Hinata hanya tersenyum menanggapi perkataan ayahnya. "Tapi aku sudah terlanjur memutuskan, Ayah. Maaf ya."
240Please respect copyright.PENANAH0eK8kyAvQ
"Lalu bagaimana dengan biaya kuliahmu?" tanya Nyonya Aozora kemudian.
240Please respect copyright.PENANARtBTXiN7fh
"Ayah bisa menganggarkannya untukmu," lanjut Tuan Aozora.
240Please respect copyright.PENANAAGfFin8omO
"Ayah tidak perlu memikirkan masalah biaya kuliahku. Aku bisa menanganinya kok."
240Please respect copyright.PENANAgsuFJXtvUS
"Ya sudah kalau begitu." Pasangan suami-istri itu akhirnya menyerah. "Tapi kalau kamu butuh uang atau ingin membeli sesuatu, jangan ragu-ragu untuk meminta pada Ayah ya?"
240Please respect copyright.PENANARQ0rg6Ja4A
"Baiklah."
240Please respect copyright.PENANA1mfHH3dWGo
***
240Please respect copyright.PENANAZv6JQukyVS
Beldiceanu, 2085 Solar Calendar
240Please respect copyright.PENANAx45Uo6oBvh
Tidak terasa tahun ajaran baru sudah tiba. Biasanya kompleks kampus Kasai University akan jadi lebih ramai dibanding hari-hari biasa. Hal ini akan berlangsung selama beberapa minggu karena para mahasiswa tugas belajar yang hanya mengikuti kuliah secara online akan datang untuk mengurus rencana studi. Momen ini juga mereka manfaatkan untuk bertemu dengan pembimbing akademik atau teman lama secara langsung, tak terkecuali untuk rombongan PNS muda angkatan 2081 dari Corneanu.
240Please respect copyright.PENANAmCdrC3rHbM
Awal masuknya ke Kasai saja, mereka sudah mengundang kehebohan di antara mahasiswa-mahasiswa muda. Bagaimana tidak? Pendaftaran PNS angkatan tahun 2081 dikenal sebagai penerimaan paling epik sepanjang sejarah nasional, dimana yang lulus ujian tahap pertama rata-rata hanya satu orang dari setiap ruang ujian. Sementara tiap satu ruang ujian berisi dua puluh orang peserta. Yang jika dikalkulasikan dengan jumlah keseluruhan seantero negeri mencapai ratusan ribu pelamar, maka fenomena itu disebut gugur massal. Bisa dikata kalau mereka yang merupakan angkatan 2081 adalah orang-orang yang luar biasa. Makanya tidak sedikit mahasiswa yang menatap Hinata dkk dengan pandangan kagum setiap kali mereka kebetulan lewat di depan para kawula muda Kasai.
240Please respect copyright.PENANAerVu7phnsG
"Hey, kalian sudah pernah melihat Golden Eleven dari Corneanu?" heboh Saki yang baru saja kembali dari kantin fakultas dengan sekantong cemilan dan minuman bersama Masami.
240Please respect copyright.PENANA5RhezUNIJ7
"Kenapa lagi dengan anak ini?" sungut si tomboy Natsume jengkel. "Dia tidak habis kecelakaan di kantin kan, Masami?"
240Please respect copyright.PENANA2jGpoU9lvC
Gadis berkacamata bulat yang perangainya lebih kalem tersebut menggeleng pelan. "Dia hanya kebetulan bertemu dengan idolanya disana."
240Please respect copyright.PENANAdgee9Nqyg4
"Senior Wataru?" Natsume memiringkan alisnya. "Bukannya dia ketuaan untukmu?"
240Please respect copyright.PENANAPpSOf3ZkXq
"Aa...! Natsume jahat!" Saki merengut tidak terima.
240Please respect copyright.PENANAbK9QG2lTm6
"Golden Eleven? Apa itu?"
240Please respect copyright.PENANARSzCDTHwxX
Ketiga gadis itu serempak menoleh kepada Reiko yang baru saja melontarkan pertanyaan tersebut. Ingin sekali mengerjainya karena hal ini, tapi wajah polosnya malah membuat ketiga sahabatnya merasa kasihan. Mereka pun memutuskan untuk tidak mengerjai gadis ini, apalagi baru beberapa bulan lalu dia habis menjalani perawatan intensif. Jadi sebaiknya mereka menjaga Reiko dengan sepenuh hati.
240Please respect copyright.PENANAZ0byvvgw0U
"Kamu benar-benar tidak tau Golden Eleven?" Masami bertanya meyakinkan, tapi yang dia dapatkan adalah gelengan kepala oleh Reiko.
240Please respect copyright.PENANAKMxHeoz8cE
"Wajar kalo Reiko tidak tau. Identitas mereka juga baru ketahuan tiga bulan lalu," ujar Natsume.
240Please respect copyright.PENANAyoauPta8Ih
"Benar juga. Reiko masih dirawat hari itu." Saki menambahkan.
240Please respect copyright.PENANA5eYxisyU6i
Masami dan Saki meletakkan kantong cemilan bawaannya di atas meja beton lalu mengambil tempat di depan Reiko dan Natsume. Yogurt dibagikan terlebih dahulu, menyusul beberapa bungkus keripik yang digelar begitu saja di atas meja. Natsume bertindak membuka beberapa bungkus varian berbeda lalu mencampurnya sementara Masami mulai menjelaskan.
240Please respect copyright.PENANAOjlcYQRoU0
"Kamu ingat penerimaan CPNS tahun 2081?" mulai Masami yang dibalas anggukan oleh Reiko. "Mereka adalah lulusan formasi salah satu instansi yang ada di Corneanu."
240Please respect copyright.PENANAMX0MnVQ15X
"Benarkah? Mereka semua dari instansi yang sama?" Reiko berbinar-binar takjub.
240Please respect copyright.PENANA8jwfS52ZP6
"Aku dengar mereka diijinkan langsung oleh direkturnya. Mumpung ada kesempatan untuk lanjut, kenapa tidak diambil?" tambah Saki.
240Please respect copyright.PENANAoDXpzLv7i2
"Direkturnya baik banget. Jadi pengen punya atasan begitu kalo kerja nanti." Masami memandang ke langit lepas.
240Please respect copyright.PENANAa4NLb7FTxm
"Itu bukan satu-satunya alasan kenapa mereka sampai dibilang Golden Eleven kan?" Reiko mencibir tidak puas.
240Please respect copyright.PENANAi8snxSWHQM
"Yoi donk." Saki nyengir. "Mereka semua bukan orang sembarangan."
240Please respect copyright.PENANAyloTrSLDw6
"Mereka semua punya prestasi masing-masing," tambah Natsume. Tak lama berselang, dia melihat ke belakang Masami dan Saki lalu tersenyum. "Nah itu mereka."
240Please respect copyright.PENANAJmqyVUPtOx
Langsung saja ketiga sahabatnya mengikuti arah pandangan Natsume, dimana tampak sembilan orang wanita melangkah dalam formasi yang tidak teratur. Mereka tampak sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang sibuk main hape, ada yang sibuk mengobrol dan ada yang sibuk berdiskusi.
240Please respect copyright.PENANAzAXsYnIJHZ
"Itu dia kak Wataru!" Saki menunjuk ke arah satu-satunya laki-laki yang berjalan paling belakang. Oke, penampilannya memang keren, wajar kalau Saki bisa tergila-gila. Reiko pun hampir mengakuinya jika pandangannya tidak segera menemukan sosok lain yang posisinya dua meter di belakang Wataru. Tampak keren dalam balutan pakaian serba gelap dengan rambut hitam tergerai sepunggung. Wajah manisnya tanpa ekspresi saat memainkan ipod berwarna cokelat di tangannya sambil menikmati musik yang tersambung melalui handsfree.
240Please respect copyright.PENANA5FreDcwjWi
"Hm... Kak Hinata tetap saja keren seperti biasa." Natsume membingkai wajahnya dengan kedua tangan sambil senyum-senyum sendiri.
240Please respect copyright.PENANAjAzUe5uYp7
Ah, jadi mereka yang disebut Golden Eleven. Sebagian dari mereka adalah orang hebat yang mendapatkan pijakan awal karir di usia yang masih muda. Hinata adalah salah satu di antaranya. Konon dia adalah satu-satunya yang lolos menuju ujian seleksi kedua di formasinya dengan menjatuhkan seluruh penantangnya sekaligus di ujian seleksi pertama. Kalau pun memang kelulusannya murni tanpa campur tangan pihak lain, sudah pasti Hinata adalah aset yang berharga untuk negeri.
240Please respect copyright.PENANALHN9c1psqc
Kepala Hinata tidak sengaja menoleh di saat Natsume dan kawan-kawan masih sibuk mengagumi mereka. Menyadari dirinya diperhatikan, Hinata tersenyum lalu berpaling kembali. Natsume langsung speechless saking senangnya. Kak Hinata yang keren menotice dirinya!
240Please respect copyright.PENANACkNCIJ8wU1
"Hm...?" Reiko memiringkan kepala dengan senyum melengkung di wajah cantiknya. "Kak Hinata ya..."
240Please respect copyright.PENANA0Xbnjk1vaj
Di kelasnya, Hinata meletakkan ranselnya di atas meja lalu duduk di kursi. Di sebelahnya ada pemuda lain yang tidak termasuk dalam Golden Eleven namun tidak kalah keren dengan Wataru. Toujurou Vandame, teman sekelas Hinata saat mengikuti pendidikan diplomanya. Mereka sangat akrab dan kebetulan bertemu di Kasai untuk melanjutkan ke gelar sarjana. Rasanya jadi seperti mengulang masa muda. Eh, tapi mereka memang masih muda sih.
240Please respect copyright.PENANATd65Fkq0tw
"Toujurou, tugas basis data yang kemarin sudah selesai?" tanya Hinata sambil menarik keluar laptop dari dalam ranselnya.
240Please respect copyright.PENANAfDtvZi0DWD
"Sudah. Kamu ada kendala?" Toujurou bertanya balik. Dia sedang asyik bermain game fitnah-fitnahan yang sedang ngetren saat Hinata bertanya padanya.
240Please respect copyright.PENANAgQenK5bTfI
"Kurasa tidak sih. Tapi aku ingin membandingkannya dengan punyamu sebelum dikumpul besok," jawab Hinata. Dia simpan ranselnya pada rak di bawah kursi sebelum menyalakan laptopnya. "Siapa tau ada yang kelupaan dimasukkan."
240Please respect copyright.PENANA5X0L9fVsPn
"Kenapa tidak minta di telegram saja? Aku bisa mengirim filenya untukmu." Toujurou mengubah posisi ponselnya dari landscape menjadi portrait dan mulai menggunakannya seperti biasa. "Eh kalau sempat, bisa donk aku mintol supaya punyaku juga dipercantik? Kamu kan ahlinya kalau soal desain begini?"
240Please respect copyright.PENANAWL6na7ZzE5
"Oke deh. Tapi kalau ada waktu ya?"
240Please respect copyright.PENANAgedyo3fIUM
"Sip."
240Please respect copyright.PENANAEb4apxY9FZ
Suasana di antara mereka berdua mendadak lengang. Hinata melirik sekeliling, ruang kelas masih sepi. Sebenarnya kuliah mereka baru akan dimulai dua jam lagi, tapi Hinata terlanjur janjian dengan teman PNSnya untuk sarapan bersama di kantin kampus. Kebetulan ada hal lain yang ingin dibicarakan dengan Toujurou secara langsung dan rahasia, jadi sekalian saja.
240Please respect copyright.PENANAqrQ2WmyBwf
"Aku sudah mendapatkan informasi yang kamu minta. Memang sulit dipercaya, tapi ini memang benar," celetuk Toujurou dengan nada yang lebih serius. Bersamaan dengan itu, ponsel Hinata di saku jaket berdering tanda pesan masuk. "Lamia hampir tidak pernah menampakkan dirinya lagi sejak sepuluh tahun terakhir."
240Please respect copyright.PENANAx9345h6nK5
Kesepuluh jari Hinata yang tadinya bergerak lincah di atas keyboard membeku. Dia menoleh sebentar kepada Toujurou lalu kembali ke layar laptopnya. "Kamu yakin sudah memeriksa semuanya?"
240Please respect copyright.PENANANDI4HOXoIC
"Kamu meragukanku?" Toujurou meletakkan ponselnya di atas meja dan mulai menyalakan vapornya. "Selama tiga setengah tahun terakhir, persentasi kemunculannya meraih angka nol."
240Please respect copyright.PENANAw710z31gcb
Senyap sebentar.
240Please respect copyright.PENANAkwVnT9ii2e
"Aku bahkan tidak mempercayainya. Tapi pamanku membenarkan informasi itu. Beliau bahkan menunjukkan data aslinya padaku."
240Please respect copyright.PENANAGpqRG6HZEm
***
240Please respect copyright.PENANAxrN98iAIIs
Di saat malam menjelang, Hinata masih berbaring di kasur sambil membaca data yang ditampilkan di layar ponsel pintarnya. Harusnya berita menghilangnya Lamia menjadi angin segar untuknya, tapi yang ada perasaannya justru tidak karuan. Departemen Pertahanan di seluruh negeri pasti menganggap ini sebagai sebuah ketidakwajaran. Kira-kira apa yang menyebabkan roh jahat paling ditakuti sedunia itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak?
240Please respect copyright.PENANAAG0rdRLmMj
Gadis itu terkejut karena ponselnya mendadak bergetar. Pada bilah notifikasinya hanya ada gambar ikon bintang dari sebuah aplikasi kalkulator scientific. Hinata mengetuk notifikasi tersebut lalu memasukkan kata sandi dari kombinasi angka dan huruf yang sangat rumit. Sebuah peta digital yang menampilkan peta kota Beldiceanu segera memenuhi layar ponselnya. Beberapa titik merah dan biru tampak berkedip di peta tersebut, dimana terlihat berdekatan atau saling bersinggungan di beberapa lokasi. Dan di tengah layar ada satu titik hijau yang merupakan lokasi Hinata saat ini.
240Please respect copyright.PENANA9Vm7Qmn3oK
Hinata mengetuk salah satu tombol yang menampilkan status dari setiap titik merah yang ada. Hampir seluruhnya dapat ditangani, kecuali sebuah lokasi yang berada cukup jauh dari posisi Hinata. Situasi disana sepertinya belum dapat dikendalikan, bahkan sampai dilabeli zona merah dalam radius lima ratus meter.
240Please respect copyright.PENANAni5DbzobDj
"Baiklah, aku akan membantu sedikit." Hinata menekan tombol join pada ujung bilah status lokasi tersebut sebelum meletakkan ponselnya.
240Please respect copyright.PENANAWoz1ggrys2
Lokasi yang dimaksud terletak di sekitar fly over tertua Beldiceanu. Kira-kira butuh waktu sepuluh menit untuk sampai disana dengan kecepatan normal. Dalam beberapa menit saja, Hinata sudah memasuki jalan raya dengan mobil besarnya. Ya, Hinata tidak hanya tomboy dari segi penampilan, tapi juga dari segi selera. Di saat para wanita menginginkan kendaraan yang elegan dan indah, dia justru menginginkan mobil yang bisa di segala medan.
240Please respect copyright.PENANAjSszNstZBs
Kemacetan yang ditimbulkan oleh kekacauan di titik merah tersebut sudah tidak tertolong. Untungnya ada jalur khusus ambulans dan pemadam kebakaran yang juga bisa dilewati oleh hunter Departemen Pertahanan. Walaupun sempat terdengar teriakan marah dari orang-orang yang terjebak macet, mereka akan segera diam begitu melihat garis-garis biru menyala yang menghiasi seluruh badan mobil. Garis tersebut merupakan tanda yang dipasangkan pada kendaraan pribadi para hunter agar mereka dapat bergerak cepat kapan pun dan dimana pun, serta hanya dinyalakan pada situasi darurat seperti sekarang ini.
240Please respect copyright.PENANATjxrVgjCgg
Hinata bahkan sampai tujuan sebelum menit kedelapan. Seorang hunter wanita segera menghampirinya sambil sesekali melirik layar ponselnya. Dilihat dari penampilannya yang hampir tidak mengenakan pengaman lengkap, dapat disimpulkan kalau dia adalah seorang bertipe healer atau mage.
240Please respect copyright.PENANAJF7SrPr5Xc
"Permisi. Perkenalkan, nama saya Satomi Nakamura," celetuk gadis berkacamata bulat itu sopan. "Sepertinya Anda adalah hunter yang baru join beberapa menit yang lalu."
240Please respect copyright.PENANAYWIXO2tOCY
"Benar, itu aku." Hinata menutup pintu depan mobilnya, kemudian berpindah ke pintu belakang dan membukanya. "Bagaimana perkembangan situasinya?"
240Please respect copyright.PENANArNp4pWw50S
"Seperti yang bisa kita lihat sekarang, dia makhluk yang cukup kuat," jelas gadis bernama Satomi itu. Hinata hanya mengikuti pandangannya dan melihat sesosok monster menyerupai pria bertanduk dan bertaring, yang sedang dikelilingi oleh belasan hunter muda. "Dari sini kami menyimpulkan bahwa dia masuk dalam kelas yuurei tingkat tinggi karena dapat melakukan sesuatu yang membahayakan kehidupan di sekitarnya secara langsung."
240Please respect copyright.PENANABPX5sHLT3A
"Apa saja keahliannya selain regenerasi?" tanya Hinata sambil menyelipkan sepucuk senapan flintlock antik pada sabuk yang menyilang di punggungnya.
240Please respect copyright.PENANABlgBXfFmsY
"Dia memiliki kemampuan menyerang dengan menggunakan gelombang suara dan tentakel, Nona."
240Please respect copyright.PENANAdn3EVFtoTy
Hinata berpikir sejenak. Makhluk itu termasuk dalam golongan ghoul, sejenis yuurei yang bersifat nokturnal. Hal ini disebabkan karena mereka sangat sensitif terhadap cahaya matahari. Namun mereka bertahan hidup dengan memangsa manusia sehingga keberadaan mereka yang sangat sedikit tetap menjadi sumber keresahan. Apalagi kalau sudah di kota besar seperti ini.
240Please respect copyright.PENANAl4M6CDKJE8
"Sepertinya aku akan tinggal lebih lama di Beldiceanu." Hinata menyelipkan katana di sabuk pinggangnya.
240Please respect copyright.PENANAd8QUeUcqBc
Seni yang ada pada sarung dan gagang katana tersebut tidak kalah antiknya. Seakan dibuat oleh orang yang sama dengan yang membuat senapan flintlock di punggungnya. Didasari kayu hitam mengkilap dengan lempengan ukiran emas yang menghiasi. Lebih terlihat seperti pajangan ketimbang untuk digunakan bertarung. Namun kedua senjata itu justru sangat terkenal karena keindahan dan kehebatannya.
240Please respect copyright.PENANAMhqFWO6Sx4
Pertarungan masih terus berlangsung. Para hunter muda yang masih bisa berdiri tidak lantas menyerah begitu saja. Mereka terus berjuang meski berkali-kali terlempar akibat serangan suara yang digunakan lawan. Dan di antara hunter muda itu, Toujurou yang terlalu sibuk mencari celah tidak menyadari kedatangan teman lamanya. Ya, walaupun Lamia menghilang, makhluk lain yang tidak kalah merepotkan selalu bermunculan hampir setiap saat.
240Please respect copyright.PENANA2c9qk9hjcN
Ghoul tersebut lagi-lagi melancarkan serangan suara. Toujurou berhasil menghindar dan terlambat menyadari kedatangan tiga tentakel hitam berujung tajam yang mengincar nyawanya. Rekan-rekan yang menyaksikannya berlarian secepat mungkin untuk menyelamatkan Toujurou, tapi semua orang tau kalau itu tidak akan berguna lagi.
240Please respect copyright.PENANA6GqMfibIU5
"Apa aku akan mati disini?" Toujurou membatin kala ujung salah satu tentakel telah berada tepat di depan mata kanannya.
240Please respect copyright.PENANAFhuHnxhJ8R
Satu tentakel lebih dulu menggores perut Toujurou hingga pemuda itu oleng ke samping, bersamaan dengan suara ketukan sol sepatu yang sangat dekat dengannya. Dalam masa yang sangat sempit itu, Toujurou masih sempat melihat sebilah katana yang berkilau kebiruan melintas tepat di depan wajahnya, memotong ketiga tentakel yang hampir mengakhiri hidupnya dengan sekali tebasan. Tidak sampai disitu, sosok hitam pemilik katana tersebut menerjang balik mengikuti arah datangnya serangan dengan sangat cepat sembari memotong-motong tentakel yang dilaluinya.
240Please respect copyright.PENANAtu6o6Aehiv
Semua orang melongo menyaksikan kecepatan serangan itu, tak terkecuali si ghoul sendiri. Dia tampak sangat terkejut saat sosok berkuncir kuda tersebut sudah berada tepat di depan wajahnya. Saat ia hendak membuka mulut untuk melancarkan serangan suara, ujung senapan flintlock yang dingin telah disodok masuk ke dalam rongga mulutnya. Hal terakhir yang dia lihat adalah ekspresi datar nan dingin dari Hinata sebelum gadis itu menarik pelatuk senapannya.
240Please respect copyright.PENANAscrlyjrWjk
Suara tembakan membahana memecah kesunyian di antara para hunter yang menonton pertarungan itu. Begitu pula para senior dan tim medis yang baru saja tiba. Toujurou hampir lupa kalau dirinya sedang terluka jika racun dari tentakel tadi tidak segera bereaksi. Suara Toujurou yang mengaduh kesakitan lantas menyadarkan semua orang. Tim medis segera bergerak bersama para healer untuk menangani mereka yang terluka dan jasad para hunter yang tidak dapat diselamatkan, sementara tim pendukung lainnya bergegas membereskan kekacauan di lokasi.
240Please respect copyright.PENANARQZhbvRcfg
"Lama tidak berjumpa, Nona Muda Aozora."
240Please respect copyright.PENANAdFLP01I5Nm
Hinata menoleh tepat setelah ghoul yang dihabisinya melebur menjadi sebongkah logam berwarna kehitaman. Dia memungut bongkahan sebesar kepalan tangannya itu lalu berpaling menghadap seorang pemuda berambut kecoklatan dalam setelan resmi di belakangnya. Senyum sumringah di wajahnya membuat Hinata balik menyeringai.
240Please respect copyright.PENANAaA4Bzdd6Ew
"Yeah..." Senyuman Hinata semakin melebar hingga memperlihatkan deretan giginya yang rapi. "Lama tidak berjumpa, Tohru Arashi."
240Please respect copyright.PENANArHM3c4RsOa
Bersambung...
240Please respect copyright.PENANArabC8Z3YS5
240Please respect copyright.PENANA3mgV1QGU3l