"Kau ini siapa sebenarnya?"
Ruka seorang siswa yang sangat misterius dari SMK Dewarata. Kini Aku tengah dibuat takur olehnya.
"Yah, kita pergi ke lapangan saja terlebih dahulu" Ucap Ruka menyarankan
"I-iya" Jawabku ragu
Disepanjang jalan menuju lapangan umum dekat sana, Ruka terus saja mengoceh dengan topik yang tidak ku mengerti.
Tidak lama kami berjalan, sampailah kami di lapangan. Langsung saja Aku menanyakan mengenai dirinya yang tahu semua itu.
"Pertama, bagaimana kau bisa tahu mengenai ketiga hal tersebut?" Tanyaku serius
"Ketiga hal? Oh yang itu" Jawabnya
"Iya, kenapa kau bisa tahu semua itu?" Tanyaku serius
"Akan kujelaskan dengan singkat, yang dihajatan Aku bisa tahu sebab melihatnya banyak orang berpakaian rapi menggunakan motor pergi kearah belakang, dan kembali dengan wajah yang suram sambil memegangi perut yang kembung. Mungkin makanan disana terlalu pedas dan membuat para pengunjung harus minum banyak air" Ucap Ruka menjelaskan
"Oh… lalu yang dijalan besar?" Tanyaku kembali
"Jalan besar kemarin Aku jalan disana dan melihat ada lubang besar dipinggir jalan, dan Aku pun mengambil kesimpulan bahwa akan ada pengendara motor yang jatuh jika melaju dengan kencang disana, dan pasti itu besok hari dimana ada bazar besar besaran didekat sana. Namun, pengendara motor tersebut akan mengalami luka parah dibagian kaki sebab gaya potensial dan energi kinetik saling bertabrakan yang menyebabkan pengendara tersebut harus mengorbankan kakinya untuk dapat selamat" Ucap Ruka menjelaskannya
"Lalu bagaimana dengan Mugi?" Tanyaku kembali
"Kalau itu sebab Aku tahu Mugi tengah kedatangan kerumahnya dan pasti Mugi akan sering meminjam motor saudaranya. Tapi, motor bebek seperti itu biasanya memiliki banyak tambalan ban dan ketika ku perhatikan ban motor tersebut sudah berkali kali ditambal yang pasti akan menyebabkan tambalan ban itu hanya dapat bertahan selama beberapa hari lagi, lebih tepatnya lima hari tiga jam-an" Ucap Ruka kembali
"Luar biasa…" Ucapku kagum
"Yah, kasus Mugi Aku hanya menggunakan pengetahuan mengenai karet saja" Ucap Ruka angkuh
Aku pun tidak dapat bergeming dengan penjelasan Ruka. Dia membuat teori dan kesimpulan yang sangat pas untuk diracik menjadi fakta unik.
Setelah Aku selesai memahami mengenai Ruka, Aku pun yakin bahwa anak ini pasti dapat menyelesaikan kasus mengenai kematian Alwan juga.
"Fajar, Aku ingin meminta bantuanmu untuk menyelidiki kasus Alwan" Ucap Ruka serius
Dan benar saja, tujuan dia membawaku ke sini adalah untuk hal tersebut.
"Alwan? Oh… Baiklah Ruka, akan ku bantu penyelidikanmu itu" Jawabku tegas
"Hm…"
Dari situlah Ruka dan Aku mulai menjadi saling mengerti satu sama lain dengan satu tujuan yang sama. Yaitu untuk menyelidiki hal yang sebenarnya dibalik kematian Alwan.
"Jadi, bagaimana cara kita untuk menemukan petunjuk mengenai kematian Alwan?" Tanyaku
"Bukan kita, tapi Aku yang akan menemukannya" Jawabnya angkuh
"Hah? Bukankah kita akan bekerjasama untuk mencari petunjuk?" Tanyaku serius
"Tidak perlu dicari lagi karena petunjuk tersebut sudah ada ditanganku sekarang" Jawabnya yakin
Dengan berdiri disampingku, entah apa yang akan dilakukan oleh Ruka, tapi tekad dan semangatnya itu tidaklah bohong. Ia benar benar ingin memecahkan misteri kematian Alwan yang bahkan hingga sekarang belum diselesai oleh pihak berwenang.
"Lalu petunjuk apa yang telah kau temukan?" Tanyaku
"Hoh… apa kau bodoh, mana mungkin Aku ceritakan disini. Sang pembunuh tersebut bisa jadi ada disekitar kita" Ucapnya angkuh
"Benar juga sih…" Ucapku
"Kita akan ketemuan didepan gerbang sekolah nanti malam jam sepuluhan, oke" Ucapnya
"Oh, oke deh" Jawabku
Dan setelah kami berdua setuju untuk bertemu didepan gerbang sekolah nanti malam pukul sepuluh, Aku pun pulang kerumah dan Ruka juga pergi kearah berlawanan dariku. Aku tidak mengerti sama sekali apa yang tengah dipikirkan oleh Ruka, namun mungkin saja kami berdua dapat mengetahui misteri dibalik kematian Alwan.
Tepat pukul lima sore, karena tidak memiliki kegiatan apapun jadi Aku menghabiskan waktu dengan duduk santai sambil bermain game online diteras rumah.
"Siapa itu?"
Namun, secara tidak sengaja Aku melihat seseorang sedang bersandar didekat pohon depan rumahku.
"Ruka???" Ucapku terkejut
Tidak disangka, saat Aku men-zoom kamera hp untuk melihat lebih jelas siapa yang ada disana, Aku melihat sesuatu yang mengejutkan. Ternyata secara samar tampak seorang pemuda memakai seragam sekolahku dan memiliki model rambut dan tinggi yang sama.
Karena sadar bahwa orang tersebut adalah Ruka, Aku pun segera menghampirinya. Namun, saat Aku keluar dari rumah tiba tiba dia berlari kencang menjauh.
Setelah melihat larinya yang kencang tersebut, Aku pun mengurungkan niat untuk mengejarnya. Walaupun Aku mengejarnya pasti tidak akan terkejar karena lariku yang tidak begitu kencang.
Entah apa yang dipikirkan oleh Ruka, Aku sama sekali tidak mengerti sedikit pun. Yang pasti Aku akan pergi menemuinya nanti malam, walaupun awalnya Aku malas untuk pergi.
Malampun tiba. Aku yang sudah meminta izin kepada orangtua untuk pergi malam pun berangkat pukul sembilan malam lebih tiga puluh menit.
'Mungkin Ruka juga sudah ada disana sebelum Aku tiba' pikirku.
Setelah berjalan santai kearah sekolah cukup lama, Aku pun sampai didepan gerbang sekolah tepat sepuluh menit dari rumah. Tetapi tidak biasanya Ruka belum ada disana. Yah walaupun Aku juga belum terlalu kenal dengannya sih, tapi menurut kabar yang beredar ia biasanya datang lebih awal dari waktu yang ditentukan.
Waktu pun berlalu, kini sudah tepat pukul sepuluh malam di jam yang kugunakan. Karena mungkin ia ada urusan lain, jadi ku putuskan untuk menunggu lebih lama sedikit.
"Lama sekali…" Ucapku kesal
Jam tanganku kini telah menunjukkan pukul sebelas malam kurang sepuluh menit. Entah apa yang tengah dikerjakan oleh Ruka, tapi kalau sudah telat seperti ini tidak bisa diterima begitu saja.
Walaupun suasana disana cukup ramai dengan banyaknya kendaraan yang lewat dan anak muda yang nongkrong dipinggir jalan, namun tetap saja Aku yang tidak melakukan apapun selama sejam ini sudah diujung tanduk.
"Hah…. Dasar Ruka" Keluhku
Karena batang hidungnya pun tidak tampak, Aku memutuskan untuk pulang dan tidak perduli lagi dengan Ruka.
Dengan lemas Aku berjalan menuju arah rumah. Setelah berjalan cukup lama Aku pun sampai didepan gang rumah dan tampak keramaian dari jauh yang mengepung rumahku.
Melihat hal tersebut Aku pun lari menuju arah rumah dan bertanya kepada orang disana.
"Pak RT ada apa ini?" Tanyaku panik
"Oh, Fajar. Warga Fajar ada nih" Teriak pak RT
Kebetulan disana ada pak RT yang tengah berdiri didepan pintu, lantas Aku pun langsung menanyakan kondisi yang telah terjadi.
"Fajar, untung saja kamu selamat" Peluk ayahku
"Ada apa yah?" Tanyaku bingung
"Tadi ada beberapa orang yang menerobos masuk rumah dan menanyakan tentang kamu jar. Kamu tidak baik baik saja kan?" Ucap ayah
"Iya, Aku baik baik saja" Jawabku bingung
Setelah kondisi mereda pak RT langsung membubarkan warga yang ramai berkumpul didepan rumahku. Dan Aku pun langsung diberitahu apa yang telah terjadi selama Aku tidak ada tadi.
Ternyata selama Aku pergi ada sekitar lima orang dengan memakai penutup muka seperti perampok menerobos masuk kedalam rumah dengan mendobrak pintu. Disana hanya ada ibu dan adikku saja, sedangkan ayah tengah dimasjid bersama pak RT dan yang lain.
Lalu pak RT serta ayah dan yang lain tengah berjalan, mereka melihat ada beberapa orang mencurigakan didepan rumahku. Dengan cepat pak RT dan yang lainnya serta ayah langsung lari menuju rumah.
Tampak jelas beberapa orang yang memakai pakaian mencurigakan tengah berdiri didepan rumah. Melihat hal tersebut dengan kencan cepat ayah dan yang lain berteriak meminta tolong.
Dan tentu saja semua orang mencurigakan tersebut langsung lari terbirit birit mengetahui bahwa mereka telah ketahuan. Tapi ternyata tidak hanya diluar dari dalam rumah pun keluar beberapa orang juga yang ikut lari bersama mereka.
Menurut penjelasan ibu dan adikku yang ada didalam, mereka diancam oleh tiga orang menggunakan pistol untuk mengatakan keberadaanku saat itu. Namun, karena ibu sudah mengetahui kemana Aku pergi, dia pun langsung membocorkannya kepada mereka.
Tapi anehnya orang tersebut tidak percaya dan malah mencariku diberbagai sudut rumah sambil mengacak acak barang.
"Begitu ya…" Ucapku serius
"Untung saja kau tidak ada dirumah jar tadi, kalau kau ada dirumah mungkin saja akan ada hal berbahaya yang terjadi" Ucap pak RT
"Pukul berapa kejadiannya yah?" Tanyaku penasaran
"Mungkin pukul sembilan kurang lima belas menitan" Jawab ayahku melihat jam
"Sembilan kurang?" Tanyaku terkejut
"Iya, kenapa memang?" Ucap ayahku
Dan disitulah Aku merasa ada yang aneh sungguh aneh. Dengan melihat jam didinding rumah yang kini masih menunjukkan pukul sepuluh lewat sepuluh menit, Aku mencari berbagai kemungkinan yang terjadi.
Lalu setelah berbagai kemungkinan itu, akhirnya Aku paham bahwa jam yang kugunakan tidaklah sama dengan jam yang ada dirumah. Lebih tepatnya jam yang ku selalu gunakan untuk melihat waktu lebih cepat sejam dari pada jam yang seharusnya.
Tidak salah lagi, yang mempercepat jamku ini pasti Ruka. Tapi Aku tidak menemukan kesempatan baginya untuk meng-otak atik jam tanganku ini.
"Jar? Fajar?" Tegur ayah
"Hah? Eh… kenapa?" Jawabku
"Ada apa, kau diam saja?" Tanya ayah curiga
"Tidak, Aku baik baik saja. Hehehe" Jawabku mengelak
Setelah itu Aku pun masuk kedalam rumah dan ayah bersama pak RT mengobrol diteras rumah.
Walaupun tidak pasti, namun keesokan harinya Aku pergi ke lapangan sendirian. Benar, untuk bertemu Ruka disana.
Dan beruntung Aku dari kejauhan melihat sosok Ruka yang masih saja mengenakan seragam sekolah tengah berdiri dibawah sebuah pohon.
"Ruka, kau yang mempercepat jam tanganku ini ya?" Tanyaku dari kejauhan
"Benar, itu Aku jar" Jawabnya tersenyum
BERSAMBUNG…..
ns 15.158.61.6da2