"Fajar, sebenarnya Ruka telah ditangkap oleh orang dari organisasi"276Please respect copyright.PENANAiTkY1t49cF
276Please respect copyright.PENANArHQbu5sA6U
Kemunculan pria besar dihadapan ku ini tampaknya tidak bercanda.
"Ditangkap? Apa maksudnya paman? Bukankah Ruka selama ini dapat lolos dengan mudah?" Tanyaku bingung
"Iya, pokoknya sekarang ikut saja denganku. Nanti akan ku jelaskan lebih lengkap" Ajaknya
"Tunjukkan bukti paman dulu, kalau paman memang kenalannya Ruka" Ucapku curiga
"Baiklah" Jawabnya sambil mengeluarkan sesuatu dari kantung
Ternyata ia mengambil sebuah pulpen dan menunjukannya kepadaku.
"Ini pulpen Ruka" Ucapku heran
Memang benar, pulpen tersebut adalah milik Ruka yang biasa kami gunakan untuk menulis dilapangan. Setelah tahu bahwa pria tersebut memang berada dipihak Ruka, Aku pun langsung setuju untuk ikut dengannya.
Dengan kencang kami berdua pun pergi dari sana menggunakan sepeda motor dan langsung menuju kearah sekolah ku.
"Bukankah ini sekolahku?" Ucapku bingung
"Untuk sekarang kita masuk saja dulu" Ajak pria tersebut
Dengan membuka kunci gerbang sekolah, kami berdua pun masuk kedalam. Aku masih tahu siapa pria besar ini, namun tampaknya ia bukan orang biasa sama seperti Ruka.
Kami pun berjalan menelusuri sekolah dan masuk kedalam ruang guru.
"Bagaimana paman dapat akses sekolah?" Tanyaku bingung
"Itu tidak penting, sekarang dengarkan saja rencana yang akan dijelaskan oleh Ruka" Ucapnya serius
"Baik" Jawabku
Ruang guru yang sunyi dan udara dingin, membuat kesan sekolah dimalam hari sangat berbeda dari biasanya, hal itu juga menambah kesan tegang dari kejadian kejadian yang telah terjadi.
"Oh iya, Aku Khamsa. Salam kenal" Ucap pria tersebut
"Aku Fajar, salam kenal, paman Khamsa" Jawabku
Karena tidak mengerti situasi yang tengah terjadi, Aku pun duduk dibangku yang kosong dan paman Khamsa tampaknya sedang mempersiapkan alat persentasi. Aku juga tidak tahu apa yang akan dilakukannya, sebab tidak tahu situasi yang tengah terjadi, maka Aku hanya diam saja sejenak.
"Oke. Ingat Fajar, ini adalah rekaman Ruka kemarin. Ia berpesan 'jika tertangkap maka putar rekaman ini bersama Fajar dan lakukan seperti yang ada direkaman tersebut'. Begitu" Ucap paman Khamsa tegas
"Baiklah" Jawabku merinding
Dan tanpa basa basi lagi, paman Khamsa langsung duduk disampingku dan memutar rekaman tersebut. Dan isi dari rekaman tersebut adalah pesan dari Ruka yang dibuat oleh dirinya sendiri.
"Fajar, Khams, dengarkan baik baik. Sekarang pasti Aku sudah ditangkap oleh para anggota Samudra Laut. Dan untuk Fajar itu adalah nama organisasi yang sekarang kita lawan, jadi kau tidak penasaran lagi kan"
Tampak Ruka didalam rekaman yang tengah kami putar, tapi Aku tidak dapat melihat wujud dari Ruka sebab gambar yang tampil dilayar hanya hitam polos tidak ada apapun.
"Nah, sekarang yang kalian lakukan adalah ikuti apa yang akan ku perintahkan ini. Ikuti saja dan jangan menyimpang sedikit pun"
Aku tidak tahu apa yang akan Ruka sampaikan. Namun, apakah benar rencana yang disampaikan olehnya nanti akan berhasil tanpa kehadiran Ruka?. Dengan sedikit takut Aku pun menyiapkan mental untuk melakukan apapun yang direncanakan oleh Ruka. Pasti rencana yang dibuat olehnya itu dapat ku laksanakan dengan lancar.
"Pertama bawa obat yang ada dikhams dan masukkan kedalam minuman yang ada diteras rumah pak RT mu Fajar, tapi lakukan sebelum jam sepuluh. Lalu masukkan kartu yang ada dilaci kepala sekolah kedalam katung baju Pak RT yang sudah meminum obat tersebut"
Sama sekali tidak jelas. Rencana apa yang dibuat oleh Ruka, sama sekali tidak masuk akal. Bagaimana mungkin kami berdua dapat memasukkan obat ke minuman pak RT, lagi pula bagaimana Ruka bisa tahu kalau disana ada minuman dan kenapa harus pak RT.
Segala pertanyaan terus bermunculan, dan saat Aku melihat paman Khamsa nampaknya ia juga bingung dengan rencana yang dibuat oleh Ruka.
"Aku tahu kau pasti bingung Fajar, tapi ikuti saja yang kuperintahkan ini. Setelah itu ikuti pak RT dari jauh agar sampai ketempatku ditahan. Karena pasti Aku bukan ditahan dimarkas mereka"
Waktu itu Ruka memberitahu ku bahwa markas mereka ada disebuah pabrik disekitar sini tanpa menyebutkan nama pabriknya. Tapi karena cukup banyak pabrik yang ada, Aku juga tidak tahu pabrik mana yang dimaksud.
"Jika kalian sudah sampai ditempatnya, lalu tunggu saja diluar selama beberapa saat. Dan jangan ikut masuk. Sekian itu saja yang kalian lakukan, sisanya serahkan kepadaku dan militer pemerintah"
Rekaman itu pun selesai dengan di akhiri cukup janggal.
"Sudah jam setengah sepuluh lewat. Kita harus cepat, paman Khams" Ucapku panik melihat jam
"Hmm, baiklah ayo kita laksanakan" Jawabnya semangat
Setelah mendengar rencana Ruka, kami pun langsung menyiapkan semuanya. Pertama dengan kartu yang ada dilaci kepala sekolah.
"Tidak mau terbuka" Ucapku mencoba membuka pintu ruang kepala sekolah
"Mundur!" Ucap paman Khamsa menarikku
'Duurr'
Dengan sekali tendang, pintu ruangan kepala sekolah pun langsung terbuka. Saat itulah Aku tidak berani bertanya macam macam lagi dengannya. Bergegas kami pun mencari kartu yang dimaksud Ruka, namun hanya terdapat satu buah kartu disana.
Setelah kami mendapatkan kartu dilaci kepala sekolah, kami langsung menuju kerumah pak RT.
Disepanjang jalan Aku memperhatikan kartu yang kami ambil tersebut, tapi Aku masih tetap tidak mengerti kenapa Ruka memperintahkan kami untuk membawa kartu ini. Karena dilihat dari mana pun kartu itu hanya kartu ATM biasa.
"Pak RT???" Gumamku
"Ada apa?" Tanya paman Khamsa
"Tidak, tadi Aku sempat melihat pak RT diwarung" Ucapku
"Oh… Begitu" Jawab paman Khamsa
Saat kami tengah menuju ke arah rumah pak RT dengan sepeda motor, secara tidak sengaja Aku melihat pak RT yang tampaknya sedang belanja diwarung pinggir jalan. Dan setelah Aku memberitahunya kepada paman Khamsa, tampaknya ia sudah tahu maksud dari rencana Ruka ini.
Tidak lama kemudian kami pun sampai didepan rumah pak RT. Dan benar saja ada sebuah cangkir minuman diatas meja teras rumah pak RT.
"Baiklah kamu berjalan santai saja dan masukkan obat ini kedalam sana" Ucap paman Khamsa sambil memberikan obatnya
"Baik" Jawabku siap
Dengan cepat Aku pun pergi ke rumah pak RT dan segera memasukkan obat tersebut. Karena suasana sepi dan nampaknya suasana sudah terkendali Aku pun bergegas untuk memasukkan obat tersebut.
Tapi hal tidak terduga terjadi. Walaupun samar namun Aku dapat mengetahui ada seseorang yang tengah menuju keluar dari dalam rumah. Karena tahu kondisi buruk Aku mengurungkan niat dan langsung berdiri didepan pintu rumahnya.
"Malam bu, pak RT nya ada?" Tanyaku sopan
"Oh, Fajar. Kirain siapa. Pak RT nya lagi kewarung, ada apa?" Tanya bu RT
"Tidak, Aku ada pesan dari ayah untuk pak RT" Jawabku sopan
Entah apa yang terjadi padaku, tetapi disaat itu Aku langsung reflek menyembunyikan tangan yang sedang memegang obat tersebut.
"Ada apa ini?" Tanya pak RT276Please respect copyright.PENANA2nEjzcWJt8
"Oh ini, Fajar katanya ada pesan dari ayahnya" Jawab bu RT
"Malam pak" Sapaku
Kondisi paling buruk pun terjadi yaitu saat pak RT menyadari keberadaanku disana. Dengan melihat jam tangan yang telah menunjukkan pukul sepuluh Aku pun putus asa karena tidak dapat melakukan rencana Ruka dengan baik.
"Ya sudah duduk saja dulu Fajar" Tawar pak RT
"Baik, pak" Jawabku mempertahankan akting sopan
Mereka berdua pun masuk kedalam, dan Aku yang sudah tidak tahu mau bagaimana lagi hanya dapat duduk dibangku teras.
"Lebih baik ku masukkan saja lah" Gumamku lesuh
Walaupun Aku juga tidak tahu apa obat tersebut berhasil, namun Aku tetap memasukkannya kedalam minuman yang ada diteras. Jam tanganku pun kini telah menunjukkan pukul sepuluh lebih delapan menit.
"Maaf lama, minum saja dulu jar. Bapak juga mau minum dulu" Ucap pak RT membawa gelas
"Tidak perlu repot repot pak" Ucapku malu malu
Saat ini ada dua cangkir dimeja teras, dan pak RT pun langsung memegang cangkir yang sudah kumasukkan obat tadi.
"Jadi, sruppptt… apa yang mau dibicarakan?" Tanya pak RT sambil minum
"Yah… bukan hal penting sih. Sebenarnya-"
"Aduh,"
Setelah pak RT meminum obat tersebut, tiba tiba ia berjalan ke halaman sambil memegang kepalanya dan tampak kesakitan. Ia juga langsung membuang minuman tersebut ke tanah.
"Maaf jar, tapi sekarang kamu pulang aja dulu ya" Ucap pak RT tampak kesakitan
"Oh, baik pak" Jawabku bingung
Aku bingung apa yang tengah terjadi, tapi tiba tiba saja pak RT terlihat kesakitan dan ia juga menyuruhku pulang. Satu hal yang mungkin terjadi pikirku, obat tersebut telah berhasil dan inilah efeknya.
Tapi ketika Aku hendak bangun, tiba tiba paman Khamsa berjalan kearahku dan mendekati pak RT. Dari teras Akupun memperhatikan bahwa paman Khamsa memasukkan kartu ATM tersebut kedalam kantung baju pak RT yang kini tengah kesakitan.
Setelah tahu bahwa obat dan kartu tersebut berhasil dilaksanakan, Aku dan paman Khamsa langsung kembali ke motor dan memperhatikan hal apa yang selanjutnya terjadi.
Dari kejauhan kami memperhatikan pak RT yang terdiam dibangku teras rumahnya. Memang cukup lama menunggu, dan disaat itu Aku pun bertanya kepada paman Khamsa.
"Aku memasukkan obat tersebut lebih dari waktu yang ditentukan oleh Ruka, tapi obat tersebut berhasil. Apa maksudnya?" Tanya bingung
"Oh itu, maaf Aku mempercepat jam mu sepuluh menit" Jawab paman Khamsa santai
"Hah? Mempercepat jam ku? Apa maksudnya?" Ucapku kesal
"Yah, untuk berjaga jaga saja. Itu juga salah satu perintah Ruka, 'kalau bertemu dengan Fajar percepat jam tangannya sepuluh menit' begitu" Jawab paman Khamsa
"Dasar Ruka… " Gumamku kesal
Mengetahui hal tersebut Aku pun langsung memperbaiki jam tanganku kembali. Dan setelah cukup lama menunggu terdengar suara motor menyala dari arah rumah pak RT.
"Dia bergerak jar" Ucap paman Khamsa
Tampak pak RT dengan motornya pergi keluar. Dengan cepat kami berdua pun langsung mengikuti pak RT dari belakang untuk sampai ketempat Ruka berada.
Perlahan lahan kami mengikuti pak RT dari belakang dan semakin menjauh dari kampung.
"Mau kemana dia?" Tanyaku penasaran
"Entahlah, tapi pasti tempatnya cukup jauh" Jawab paman Khamsa
Setelah cukup lama berkendara, sampailah kami dikampung sebelah dan pak RT pun masuk kedalam kampung tersebut.
Tetapi tidak berhenti disitu saja, pak RT masih melanjutkan perjalanannya masuk lebih dalam kekampung tersebut dan menaiki jalan bukit.
Setelah sampai dipuncak, pak RT berhenti dan memarkirkan motornya disana. Lalu ia melanjutkannya dengan berjalan kaki menuruni bukit. Kami berdua terus mengawasi dari kejauhan pergerakan pak RT.
"Kita juga turun jar" Ajak paman Khamsa
"Oke" Jawabku
Dengan perlahan kami pun mengikuti pak RT dari kejauhan yang tengah berjalan menuruni bukit.
"Mau kemana dia?" Gumamku
"Entahlah" Jawab paman Khamsa
Dengan bersembunyi dibalik pepohonan, kami perlahan mengikuti pak RT yang berjalan masuk kedalam hutan.
Sunyi, sepi, dan menyeramkan hanya kesan negatif lah yang digambarkan dari tempat tersebut. Tidak ada tanda tanda orang lain disekitar sana bahkan lampu penerang jalan pun tidak ada, jadi kami berdua terpaksa memakai senter dari hp.
"Bagaimana ia dapat melihat di kegelepan ini?" Tanyaku heran
"Entahlah disenter dari belakangpun tidak bergeming sedikitpun" Ucap paman Khamsa heran
Tapi hal yang paling aneh adalah pak RT sendiri. Ia dapat dengan normal berjalan di kegelapan tanpa cahay bulan ini, bahkan saat kami mensorotkan senter kearahnya pun ia tidak berbalik arah sama sekali. Seakan akan ia tengah dikendalikan.
"Lihat! Ada gubuk disana" Ucapku terkejut
Setelah sekian lama berjalan, akhirnya tampak cahaya dari sebuah gubuk tua. Dan pak RT pun masuk kedalam sana.
"Ruka ada didalam sana ya" Gumamku penasaran
"Lebih baik kita tunggu disini saja" Ucap paman Khamsa
"Benar, Ruka juga menyuruh kita untuk tidak masuk" Ucapku setuju
Karena telah mengetahui tempat Ruka berada dan selesai melakukan rencana buatannya, Aku dan paman Khamsa pun menunggu dibalik pohon besar disana.
Selagi menunggu cukup lama Aku dan paman Khamsa beristirahat disana. Dan Aku pun menanyakan beberapa hal kepada paman Khamsa mengenai Ruka, guna mengisi waktu kosong.
"Paman, kenalannya Ruka sejak lama?" Tanyaku
"Iya, paman kenal Ruka sejak ia kecil" Jawabnya santai
"Oh, Ruka itu sebenarnya siapa sih. Pasti ia bukan orang biasa kan?" Tanyaku penasaran
"Yah gimana ya, kalau bisa digambarkan ia adalah seorang penyihir mungkin" Jawabnya ragu
"Heh?"276Please respect copyright.PENANABgTFhjY7tT
276Please respect copyright.PENANAgKAco3YyO0
BERSAMBUNG….. 276Please respect copyright.PENANAK9KpZafhqm