#5 Menyatu 99Please respect copyright.PENANAtvbamT4KDJ
99Please respect copyright.PENANAVRNyB4mKNe
“Ahhhh…, Pelan-pelan…,” Aku meringis kecil ketika kurasakan penisnya mulai masuk. Tak bisa kubayangkan, bawah kini aku telah sah disetubuhi olehnya.99Please respect copyright.PENANA4wMSYsS5kV
99Please respect copyright.PENANAc9LS7tDhI0
“Kalau sakit, bilang, ya, tan.” Fajar mengeluarkan penisnya, lalu ia meludahkan tangannya, dan liur itu ia oles ke penisnya. Ia meraih kedua tanganku dan menempatkannya di kedua kakiku.99Please respect copyright.PENANAzseYQrwpVS
99Please respect copyright.PENANACiRKjUfgRY
“Tahan tan,” suruhnya. Bagai tersihir aku mengikuti perintahnya. Aku menarik kakiku dan menahannya. Kini hilanglah sudah martabatku sebagai istri sekaligus ibu.99Please respect copyright.PENANADBzNIGVkfU
99Please respect copyright.PENANAix2U41IM8z
“Jar…Ahhhh…” Aku mendesah tak tertahan ketika penisnya mulai masuk kembali. Aku mengigit bibir. Menahan nikmat.99Please respect copyright.PENANAegnvdWJoek
99Please respect copyright.PENANAIxj9J0TceM
Terdengar bisiknya di telingaku. “Makasih, tan.”99Please respect copyright.PENANA0SBZ4tntQw
99Please respect copyright.PENANAPHdQvRWps5
Aku tidak menjawab.99Please respect copyright.PENANAv6XbamjRJB
99Please respect copyright.PENANAMCTVvrkVCl
Perlahan penisnya mulai masuk lebih dalam. Tidak ada rasa sakit yang kurasakan, melainkan kenikmatan penuh.99Please respect copyright.PENANAafqsnXvhqS
99Please respect copyright.PENANAddbnc6c2TI
“Ahhhh…empshhhh…,” Aku mendesah lagi ketika penisnya penuh dalam kemaluanku. Aku menggeleng kanan-kiri, menahan rasa nikmat yang luar biasa.99Please respect copyright.PENANA0xlYI3Lzef
99Please respect copyright.PENANA069PJtJXvd
Fajar memaju-mundur-kan penisnya perlahan. Tangannya meremas buah dadaku, dan sesekali memelintir putingku. Sementara tangannya yang satu bertengger di puncak kepalaku yang terbalut jilbab.99Please respect copyright.PENANA1LW7K9BfBf
99Please respect copyright.PENANAdMhvSBMeEW
Seketika pinggulku terdorong sebab hentakan dar ipenisnya.99Please respect copyright.PENANALJB7nHhQVs
99Please respect copyright.PENANANW1Hd1Tz29
“Enak…tan, hah?” Fajar berkata dengan suara memburu.99Please respect copyright.PENANASK3QVUXfTC
99Please respect copyright.PENANA7NQcj4a8BC
“Empshh…, enak…, Jar,” jawabku terbawa nafsu.99Please respect copyright.PENANAbhEsn9mUen
99Please respect copyright.PENANATOCvJO7E1w
Fajar mempercepat temponya. Tangan kananku hengkar dari kaki, ia tarik ke atas, dan ia jilati ketiakku.99Please respect copyright.PENANARUXneSVuIw
99Please respect copyright.PENANAAaOqOO7oA6
“Ahhh…., geli…, Jar…” Nafasku memburu, bibirku bergetar, wajahku meringis nikmat. Bisa kurasakan penisnya menyatu dalam tubuhku. Aku tidak menyangka, bahwa aku akan berakhir disetubuhi oleh sahabat anakku sendiri.99Please respect copyright.PENANAXkZRJZ1Drz
99Please respect copyright.PENANAtS1ZlmEVfY
Penisnya terus menusuk kemaluanku. Kami saling bercumbu dan bertukar ludah. Sapuan lidahnya kubalas. Lepas dari cumbuan, ia membanjiri kedua buah dadaku dengan ludahnya. Sesekali ia gigit kecil putingku. Membuat tubuhku mengelinjang.99Please respect copyright.PENANAvKntOLsRR0
99Please respect copyright.PENANAZP0ZEe23us
“Gimana, tan? Enak gak dientot?” tanyanya dengan kalimat vulgar.99Please respect copyright.PENANA62B26gjyxi
99Please respect copyright.PENANA4M5RWj0oWX
Aku terbawa suasana, dan menjawab, “Enak…”99Please respect copyright.PENANAsGqikWJgmw
99Please respect copyright.PENANAsWo56qpTp7
Fajar semakin gencar menghujani kemaluanku. Aku memeluk tubuhnya dengan erat, menikmati setiap sentakan yang ia layangkan. Sungguh, dalam dosa ini, kurasakan kenikmatan duniawi. Bukannya malah menolak, malah sebaliknya. racau-racau terus keluar dari mulutku.99Please respect copyright.PENANArzxgwIgGep
99Please respect copyright.PENANAfRfshl8nHt
“Memek tante enak banget.” Giliran Fajar yang meracau tidak jelas. “Sempit banget, tan!”99Please respect copyright.PENANAcF5WOVS4tc
99Please respect copyright.PENANAtdsRC0y9ek
Aku malah terangsang mendengar ucapan vulgarnya. Lama-lama kelamaan kurasakan kenikmatan yang ingin tersalurkan. Sebuah puncak dari bersetubuh. Dan aku bisa merasakan bahwa Fajar merasakan hal yang sama.99Please respect copyright.PENANA8KUdhplVOn
99Please respect copyright.PENANAy5jPGse6Um
Dalam satu sentakan kuat, aku berkata dengan desah yang melingking, “Empshhh…, tante keluar…”99Please respect copyright.PENANAoVwv38uTc2
99Please respect copyright.PENANAB77lyfirYW
Fajar berbisik di telingaku. “Fajar keluarin di dalam, tan.”99Please respect copyright.PENANAYu4E7nu8iQ
99Please respect copyright.PENANAyr7apxqJci
Pupil membesar, dengan sekuat tenaga, aku dorong tubuhnya. Tapi, aku tak cukup kuat untuk membuat penisnya keluar dari dalam kemaluanku. Sementara itu, Fajar semakin erat memelukku.99Please respect copyright.PENANA2fiiFcOB82
99Please respect copyright.PENANAJw6iKLbmTB
“Tan…, Fajar keluar!!” Dia mengerang keras.99Please respect copyright.PENANAV93TkDVUne
99Please respect copyright.PENANAYv6iQ7AlwP
Pun aku, tubuhku mengelinjang, mataku terangkat ke atas. Deruh nafasku memburu. Kupeluk erat tubuhnya dalam dekapku. Fajar berbisik, “Makasih, tan.”99Please respect copyright.PENANAbwB5lDKago
99Please respect copyright.PENANAt8CgIFFG8j
Aku menatap langit-langit kamar. Berharap bahwa spermanya gagal untuk membuahiku.99Please respect copyright.PENANALxpfI8fvQx
99Please respect copyright.PENANAFdKvNkbH0e
***99Please respect copyright.PENANAoTyX5B7STc
99Please respect copyright.PENANAM1fp8plZ1y
Aku bersandar di ranjang dengan tatapan kosong. Sementara Fajar mengelus puncak kepalaku sedari tadi. Ia terus berusaha menenangkanku, bahwa tidak mungkin aku akan hamil dalam satu kali persetubuhan.99Please respect copyright.PENANA0iMFcDl2up
99Please respect copyright.PENANAD7pDeFGX24
Aku masih dalam keadaan setengah telanjang, dengan bra dan hijab yang tak pernah terlepas sedari awal kami bersetubuh.99Please respect copyright.PENANAgfJuv0wMkl
99Please respect copyright.PENANAzOJrqWdXwi
“Tan…, Fajar janji bakal tanggung jawab kalau tante hamil,” Kata Fajar sambil jemarinya mengelus pipiku.99Please respect copyright.PENANAE5Fevpi60L
99Please respect copyright.PENANAhc9Yo9NzRb
Aku mendengus kesal. “Tante udah punya keluarga Fajar! Kamu malah seenaknya keluarin di dalam. Dan kamu juga ngelagar janji kamu! udah tante bilang, kan, jangan sampe masuk!” Aku berkata dengan nada penuh tekanan.99Please respect copyright.PENANA4zZv94cups
99Please respect copyright.PENANAtcefjh0AcU
Fajar tidak menjawab. Melainkan ia rengkuh kepalaku agar besandar di bahunya. Amarahku seketika mereda.99Please respect copyright.PENANAMZn9vbAAkC
99Please respect copyright.PENANA9sQDCQCQ6B
“Udah, tan…, Tenang, ya…,” katanya lembut.99Please respect copyright.PENANAAuRkFK7UAr
99Please respect copyright.PENANAXpBMFGGEYa
Entah kenapa aku luluh seketika. Belain tangannya di hijabku, membuatku merasakan kenyamanan.99Please respect copyright.PENANA33ItGMBo0w
99Please respect copyright.PENANAQFwHVt3XF2
“Tante takut, Jar…,” Aku berkata lirih. “Tante belum siap sebenarnya.”99Please respect copyright.PENANAjdZkrcXr1P
99Please respect copyright.PENANAjTCxb9Eutu
Fajar menarik kedua bahuku menghadapnya. “Percaya sama Fajar, oke?” dia menatapku dalam.99Please respect copyright.PENANAjmGtnz9Qcp
99Please respect copyright.PENANA6r0wbCwfCL
Aku hanya bisa mengganguk pelan, lalu ku tenggelamkan kepalaku dalam dadanya. Kupeluk tubuhnya dengan erat.99Please respect copyright.PENANAA0VsqUx1Z1
99Please respect copyright.PENANADvLTRW7M5i
Tak lama kemudian, kami saling berpakain dan beranjak menuju teras.99Please respect copyright.PENANAyAN9UptDnO
99Please respect copyright.PENANAqrwdiZLNRx
Aku menatap halaman dengan tatapan kosong. Entah kenapa, persetubuhan tadi, membuat pikiranku kacau. Terlebih apa yang dilakukan Fajar kepadaku. Fajar yang di sampingku malah terlihat santai. Ia seakan tidak peduli apabila aku hamil dan mengandung anaknya.99Please respect copyright.PENANAn1jt5dpXTd
99Please respect copyright.PENANA0LMGzWob5p
“Jar…, tadi yang terakhir kali, ya,” kataku, datar.99Please respect copyright.PENANAkgX4eLMJDc
99Please respect copyright.PENANAIfIsx0lpBk
“Engga. Fajar masih pengen ngentotin tante.”99Please respect copyright.PENANAhtHelM0rED
99Please respect copyright.PENANAYlFCqzU3xJ
“Bisa gak sih, kamu gak ngomong kotor kaya gitu?” Terdengar suaraku meninggi. Aku emosi terhadap perkataannya yang seakan menghinaku. Walaupun kutau kami memang sudah bercinta.99Please respect copyright.PENANAJQ7YXktS5M
99Please respect copyright.PENANA21VQMKVti4
Terdengar helaan nafasnya, berat. “Tan…, Fajar cinta sama tante,” katanya, lirih.99Please respect copyright.PENANAi6UMmPoQqU
99Please respect copyright.PENANAmPeC6BZWvt
“Cinta atau nafsu?” aku meringis kecil. “Atau, kamu palingan Cuma pengen nikmatin tante, terus kamu buang? Gitu?” Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca.99Please respect copyright.PENANAMykH2N9tRd
99Please respect copyright.PENANAh4tfyt1aND
Fajar malah menarik tubuhku menghambur padanya. Aku menangis seketika, kutenggelamkan kepalaku di dadanya. Aku merasakan elusan mesra di punggungku. Lagi dan lagi, ia mampu membuatku luluh atas sikapnya yang romantis.99Please respect copyright.PENANAHJ6SquRosz
99Please respect copyright.PENANAst1wkoZan7
“Fajar cinta sama tante,” bisiknya. “Bukan sekedar mau nikmatin tante doang.”99Please respect copyright.PENANAkmJBPZZU0v
99Please respect copyright.PENANAuhmhGG4d6H
Dalam dekapnya, aku merasakan ketulusan yang menjalar pada suaranya. Aku merasakan kehangatan yang ia berikan. Dan, entah kenapa, aku tidak menyesal disetubuhi olehnya.99Please respect copyright.PENANAZN4kqIE3Ap
99Please respect copyright.PENANAwZ655ks6g0
Kuseka tangisku, dan kemudian menatapnya. “Jar, tante mau pulang.” Terdengar suaraku sedikit parau. Fajar mengganguk. Ia kecup bibirku, pipiku, keningku, bergantian. Kemudian ia beranjak bangkit, pun aku.99Please respect copyright.PENANAZI4ZsOIeYV
99Please respect copyright.PENANAhgCXzvPU0j
Fajar mengulurkan tangan sambil tersenyum. Aku mengulum senyum dan menyambar uluran tangannya. Kami melangkah bergandengan menuju mobil. Fajar membukakan pintu mobil dan menyuruhku masuk terlebih dahulu, Aku beranjak masuk. Di susul olehnya.99Please respect copyright.PENANAW4WDKYe3Xw
99Please respect copyright.PENANAndfxc6r7xH
Dalam mobil Fajar memandangiku. Aku menatapnya bingung. “Kenapa?”99Please respect copyright.PENANAufFvUPyoOM
99Please respect copyright.PENANAwbKfOVIhst
Fajar memalingkan wajah, lalu menunjuk pipinya dengan jari telunjuk. Aku menghela nafas, kemudian kudekatkan wajahku dan kukecup pipinya.99Please respect copyright.PENANAvS9UEq4173
99Please respect copyright.PENANAiKDq1S7uIC
“Udah, yuk. Pulang,” kataku.99Please respect copyright.PENANAZ8KrIB6kPb
99Please respect copyright.PENANAiePvcERcmQ
Fajar mengganguk, lalu terdengar bunyi mobil menyala. Aku meliriknya sekilas. Remaja itu, sungguh berhasil membuatku jatuh cinta. Seumur hidup, tak pernah kubayangkan bahwa aku akan disetubuhi oleh pria lain selain suamiku. Sungguh, terkadang, apa yang kita bayangkan tidak sesuai dengan yang akan terjadi.99Please respect copyright.PENANAoeEkk9yTU3
99Please respect copyright.PENANANUe98ssg5W
***99Please respect copyright.PENANAbD6wpqR8Yg
99Please respect copyright.PENANAHapHsHeZ3T
Air-air mengalir di setiap lekuk tubuhku. Aku memejamkan mata, menikmati setiap tetes air yang membelai mesra wajahku. Tak lupa kusabuni setiap inci tubuhku, mulai dari ketiak, leherku yang tampak memerah, dan area selangkangan.99Please respect copyright.PENANAbwMRxJ66x2
99Please respect copyright.PENANAcUYOCEBv7f
Setelah itu, Ku raih handuk di gantungan samping pintu. Ketepuk-tepuk rambutku pelan, lalu kukeringkan anggota tubuhku. Lalu, ku belit handuk ditubuhku.99Please respect copyright.PENANATDLMCpMvEr
99Please respect copyright.PENANABTDUUll2f6
Suara Fajar terdengar di meja makan. Ku raih gagang pintu dan kubuka. Fajar tersenyum ke arahku.99Please respect copyright.PENANAlBmLhKHgHj
99Please respect copyright.PENANA5RzFaZX2T2
“Sexy, banget, tan,” katanya sambil memandangi tubuhku yang terbelit handuk.99Please respect copyright.PENANAy70HgTGvth
99Please respect copyright.PENANAjERUOHolO0
Aku buru-buru melangkah menuju kamarku, wanti-wanti sekiranya ia kembali menyetubuhiku. Tiba-tiba langkahku terhenti. Ia berdiri di hadapanku.99Please respect copyright.PENANAounCgu1EgB
99Please respect copyright.PENANAAaPC0Vppn4
Aku mendongak, menatapnya. “Minggir, gak!” kataku, galak.99Please respect copyright.PENANA6yFzdbKzA9
99Please respect copyright.PENANA0kZEUCYoE6
“Galak banget,” katanya sambil melangkah dan duduk kembali di meja makan.99Please respect copyright.PENANAs1pnH4ndgv
99Please respect copyright.PENANAVZoZf6EZ9D
Aku melanjutkan langkahku yang sempat terhenti. Tiba di kamar, aku lekas mengenakan pakaian. Aku menggenakan daster bermotif bunga, dan jilbab bewarna coklat.99Please respect copyright.PENANAbruUOk00CR
99Please respect copyright.PENANAH3uxaP856p
“Kamu laper gak?” tanyaku menghampiri Fajar dan duduk di hadapannya. “Mau makan?”99Please respect copyright.PENANArTqOnBkblX
99Please respect copyright.PENANAyzJuP5g1DY
“Engga, Tan.” jawabnya. Ia mengedipkan sebelah mata. “Maunya, makan tante.”99Please respect copyright.PENANAI43OaHHosA
99Please respect copyright.PENANAceBYgWxuRH
Aku menghela nafas. Remaja itu, sering kali menggodaku. Aku beranjak berdiri. Ku ambil dua gelas, hendak membuat kopi untuknya dan untukku. Terdengar langkahnya mendekat.99Please respect copyright.PENANAnzqXoo5vxg
99Please respect copyright.PENANAZBRisYTiFM
“Fajar aja yang bikin, tan,” bisiknya, memelukku dari belakang. “Tante tunggu di ruang tamu aja.” Ia mengecup mesra pipiku.99Please respect copyright.PENANAfGXDuN3zIG
99Please respect copyright.PENANAbVzea32GHx
Aku bisa merasakan tonjolan kemalunnya yang menekan pantatku. Tapi, kubiarkan saja.99Please respect copyright.PENANASrb28g99We
99Please respect copyright.PENANAAu5v4s86Rw
“Tante, aja, Jar,” kataku.99Please respect copyright.PENANARex91uuAhy
99Please respect copyright.PENANAopbrG2Pj7T
Fajar membalik tubuhku menghadapnya. Ia kecup bibirku mesra. Aku memejamkan mata.99Please respect copyright.PENANAB7kQeYISiT
99Please respect copyright.PENANAQGw0xwcHMN
“Fajar aja,” katanya. Aku mengganguk. Membiarkannya mengambil alih.99Please respect copyright.PENANAGjGgglgasc
99Please respect copyright.PENANAAi0POsIUyW
Entah kenapa, caranya memperlakukanku, membuat perasaanku mekar. Remaja itu, sungguh piawai menata sebuah hati. Lambat laun, aku semakin terbiasa akan perlakuannya.99Please respect copyright.PENANAS0qY92vS6r
99Please respect copyright.PENANAoSbuvb9CPw
Tidak lama kemudian. Ia tiba dengan nampan berisi dua gelas kopi. Ia letakan dua kopi itu di meja, dan duduk di sampingku. Tangannya melikir di leherku, ia kecup kembali pipiku. Aku malah merona. Padahal, kecupan itu sudah sering ia layangkan.99Please respect copyright.PENANApLG3bWv7V7
99Please respect copyright.PENANAChN6gyGZG3
“Boleh tidur bareng, tan?” tanyanya. “Please boleh, ya? Fajar janji engga bakal macem-macem.”99Please respect copyright.PENANAk01w3gX4Yc
99Please respect copyright.PENANA2aWaMhITRY
Aku menoleh ke arahnya. “Janji?” kataku sambil mengulurkan jari kelingking di depan wajahnya.99Please respect copyright.PENANAABM0t5jUZN
99Please respect copyright.PENANAMnpLQbqLTZ
Fajar menyambut jari kelingkingku dengan jari kelingkingnya. “Janji.”99Please respect copyright.PENANAtHrNTZQZjM
99Please respect copyright.PENANATVXloCOKdn
Aku mengganguk ringan. Entah kenapa, aku malah membiarkannya. Mungkin, karena aku merasa tidak enak akan sikapnya yang lembut. Tapi, kali ini, kupastikan akan memarihnya apabila ia kembali menyetubuhiku. Pasti.99Please respect copyright.PENANAi50XWf5Jo3
99Please respect copyright.PENANArBfKw8HMg0
“Om pulangnya kapan, tan?” Fajar menyesap kopinya, kakinya tersilang.99Please respect copyright.PENANA57HL2PsqAR
99Please respect copyright.PENANAA3rw84i7dr
“Sabtu depan,” jawabku.99Please respect copyright.PENANAAyD2tTPX9G
99Please respect copyright.PENANAafxBIlpTnL
“Yes! Masih lama, dong.” Suaranya terdengar riang. “kalau gitu, anggap aja Fajar suami tante selama di rumah ini, oke istriku?”99Please respect copyright.PENANA6gZkN5pec5
99Please respect copyright.PENANAab19GtbJIP
Seketika aku merasa desir panas mejalar di tubuhku. Menggapnya suamiku? bagaimana bisa aku melakukan hal seperti itu. Tapi, entah kenapa, aku malah merasa bahagia ketika ia mengatakan itu.99Please respect copyright.PENANA1SJrgFXcMd
99Please respect copyright.PENANA3j60kKPrwb
“Apaan, sih, Jar,” kataku. “jangan aneh-aneh, deh.”99Please respect copyright.PENANATOgW8Y9SGR
99Please respect copyright.PENANA8tn8GsNxCI
Fajar mengusap kepalaku lembut. “Bercanda, tan,” katanya.99Please respect copyright.PENANAtSn6HpmnHn
99Please respect copyright.PENANAnbMnLpDz5s
Aku menyesap kopiku, kemudian kusandarkan kepalaku di bahunya. “Degup jantung tante berdetak cepat kalau bareng kamu. Tante juga bingung, kok bisa. Tapi kelamaan tante tahu, kayanya tante jatuh cinta deh sama kamu.” akhirnya aku mengungkapkan perasaanku.99Please respect copyright.PENANAgYL86mjYFx
99Please respect copyright.PENANA9DtFxVI1kA
Fajar menjatuhkan kepalanya di kepalaku. Ia usap punggung tanganku dan berkata, “Kan udah Fajar bilang, tante harus ikutin naluri tante. Jika cinta berseru lantang, jangan menutup telinga. Lagian, Fajar janji, Fajar bakal bikin tante jatuh cinta sama Fajar. Selamanya,” ia berhenti sejenak, dikecupnya puncak kepalaku dan melanjutkan. “Tan. Fajar cinta banget sama tante. Fajar pengen bikin tante bahagia sekaligus menuntun tante. Tante harus percaya sama Fajar, oke?”99Please respect copyright.PENANA2Y7usCOyjQ
99Please respect copyright.PENANAncA4MVatyU
Aku hengkang dari bahunya. Kutatap matanya, “menuntun?” tanyaku, bingung.99Please respect copyright.PENANAJEWxujPxVv
99Please respect copyright.PENANAJ6vJLIa0A8
Fajar meraih telapak tanganku. Ia belai lembut jemariku, lalu menjawab, “Fajar pengen tante ikut Fajar.”99Please respect copyright.PENANA1yGOSUczNh
99Please respect copyright.PENANAQQEdB8LCVJ
Aku menelan ludah. Aku paham maksudnya. “Kalau itu tante gak bisa Jar. Sedari kecil, tante berpegang teguh sama keyakinan itu. Tante gak bisa.”99Please respect copyright.PENANATnSctCq79L
99Please respect copyright.PENANAt7a3RJVIQP
“Tan, percaya sama Fajar, oke? Fajar bakal mengarahkan tante ke jalanan yang benar. Fajar janji.”99Please respect copyright.PENANAo8USPxbSVn
99Please respect copyright.PENANAh2QTfxqlsz
“Tante gak bisa mengiyakan kalau soal itu,” kataku, meminta pengertian.99Please respect copyright.PENANAgMCWIC40xu
99Please respect copyright.PENANAQnbLGkszFH
Fajari menarik tubuhku masuk dalam pelukannya. Lagi-lagi aku merasakan kehangatan yang begitu nyata. Aku merasakan sebuah gejolak hatiku bermekaran. Lantas, ia berbisik, “Pelan-pelan aja, tan?”99Please respect copyright.PENANAdp0FgTlaqE
99Please respect copyright.PENANAGlgLYcifhm
Aku tidak mengiyakan, tidak juga menolak. Aku hanya berdiam dalam dadanya.99Please respect copyright.PENANAYzz8GPaHpT
99Please respect copyright.PENANA5yF3n1zlqv
“Bisa, tan?” tanya Fajar memandangiku dalam.99Please respect copyright.PENANAn4roNonVyc
99Please respect copyright.PENANAxoZEfr0Inl
Aku menggeleng. “Maaf,” kataku. “Tante gak bisa.”99Please respect copyright.PENANA3Iij08Q3ii
99Please respect copyright.PENANAmrWDz5NUux
***99Please respect copyright.PENANAcA2OidemY6
99Please respect copyright.PENANABNhkfznG3i
Aku mematung. Tak pernah kubayangkan aku akan mengajak pria lain tidur bersamaku, di kamarku dan suamiku. Sungguh perbuatan dosa yang besar. Kami bersandar di penyangga ranjang. Fajar membentangkan pandangannya ke setiap penjuru ruang.99Please respect copyright.PENANAmyNXJe6qJ1
99Please respect copyright.PENANAS9LGrHzV65
Kamarku cukup menimalis. Dengan satu ranjang, lemari pakain yang tak jauh dari ranjang. Meja rias di samping lemari pakain, AC yang selalu menyala, dan satu lampu terang di atap yang selalu menyala. Aku tidak bisa tidur dalam keadaan gelap. Mungkin karena sedari kecil aku sering tidur dengan lampu yang menyala.99Please respect copyright.PENANAeQx5x8eQ1i
99Please respect copyright.PENANAab8CexkVtE
Aku melirik ke Arahnya. “Kamu gak tidur?” tanyaku.99Please respect copyright.PENANA0GdYXyZftH
99Please respect copyright.PENANAoh51iailB2
Fajar menoleh, tersenyum. “Tante udah ngantuk?” tanyanya balik.99Please respect copyright.PENANAfjVh7xc2dq
99Please respect copyright.PENANAjqIKK8ASvO
Aku menggeleng.99Please respect copyright.PENANATNgoQOJKGy
99Please respect copyright.PENANAbPUAl8rToH
“Ngentot, yuk, tan,” katanya berterus terang.99Please respect copyright.PENANAjvEZtq87LD
99Please respect copyright.PENANApwqG888GNQ
Aku menatapnya tajam. “Kamu lupa atau pura-pura lupa?”99Please respect copyright.PENANA0fXi26IYkf
99Please respect copyright.PENANAjF2Mxqx8dp
Fajar malah terkekeh. Ia mengangkat pinggulnya sedikit, lalu menanggalkan boxernya. “Kalau gitu kocokin,” katanya.99Please respect copyright.PENANAWEVeZeyvcB
99Please respect copyright.PENANAGclqyWw4H1
Aku menelan ludah, tonjolan di balik celana dalamnya membuat desir di darahku menyalak.99Please respect copyright.PENANA0uZxuok8Zl
99Please respect copyright.PENANAicUP4I1WdZ
“Jangan macem-macem, deh,” kataku, masih memandangi penisnya.99Please respect copyright.PENANA6X3WyCjeqo
99Please respect copyright.PENANAPQr4Zk6SvQ
Fajar menarik celana dalamnya ke bawah. Bagai sebuah hadih dalam tirai yang dibuka, penisnya menyembul keluar. Aku terbelangak menatap penis yang pernah menyetubuhiku itu.99Please respect copyright.PENANAsZk2eSSIQN
99Please respect copyright.PENANABLospCDcdH
“Mau nyoba pake mulut, tan?”99Please respect copyright.PENANAQ7qLlSur0k
99Please respect copyright.PENANAqhTz4HTlUN
Aku menggeleng.99Please respect copyright.PENANACPQpCfmdGz
99Please respect copyright.PENANAeWpqL79fYA
Fajar malah menarik kepalaku mendekat ke arah penisnya. Entah kenapa aku tidak memberontak. Kini penis itu tepat dihadapanku. Penisnya mengeluarkan sebuah aroma yang tak kukenali. Fajar menarik kepalaku lagi, sontak bibirku menyentuh kepala penisnya. Lalu ku dorong kepalaku ke belakang.99Please respect copyright.PENANAWGVOKncI1J
99Please respect copyright.PENANAAOVTrtFgHx
“Apaan sih, Jar.” Aku memukul pelan bahunya. “Kamu kelamaan kurang ajar banget, tau gak? Tante izinin kamu buat nyentuh tante bukan berarti kamu bisa bersikap seenaknya!”99Please respect copyright.PENANAScdT4wqa1g
99Please respect copyright.PENANAGrbeNxGD1C
Fajar terlihat menelan ludah. Aku menatapnya tajam. Ia mengegser tubuhnya dengan wajah kikuk. Mungkin ia menyadari kesalahannya itu.99Please respect copyright.PENANAgt63IBZqcb
99Please respect copyright.PENANACDJDrakd3D
“Iya, tan.” Wajahnya terlihat memelas. “Maaf.”99Please respect copyright.PENANAwINlFgcXE2
99Please respect copyright.PENANAkChpacnpnH
Remaja itu, memang harus diperlakukan seperti ini, sebab apabila kubiarkan, mungkin ia akan bertindak dengan senonoh lagi.99Please respect copyright.PENANARJOAq8fbrN
99Please respect copyright.PENANAbuCBVji9Rj
“Sekali lagi kamu kaya gitu, tante gak bakal izinin kamu buat nyentuh tubuh tante lagi!” Aku kemudian melirik penisnya yang masih berdiri tegak. “Pake celana kamu!”99Please respect copyright.PENANAXsTkOasunG
99Please respect copyright.PENANAiv3qfq4NR6
Terdengar helaan nafasnya, kemudian ia kembali memakai celananya.99Please respect copyright.PENANAJEk9vMkKGZ
99Please respect copyright.PENANA4LwLVZ7Nqw
“Tante marah?” tanyanya.99Please respect copyright.PENANAL4gF58I1uy
99Please respect copyright.PENANAe60w4oklwd
“Tante gak suka sikap kamu yang kurang ajar kaya gitu, Jar.”99Please respect copyright.PENANAGbuiXrvRQs
99Please respect copyright.PENANAtZqPnvQMso
‘Tapi, kan, tante cinta sama Fajar, kan? “99Please respect copyright.PENANAR4PuD8Q5xt
99Please respect copyright.PENANAVCNJ3hwn8f
“Iya, tapi bukan berarti kamu bisa berlaku seenaknya kaya gitu! “99Please respect copyright.PENANAnnIxlnM1VS
99Please respect copyright.PENANA1qVMRnr1aM
“Tan,” Fajar meraih kedua tanganku. Jika sudah begini, pastilah keluar kata-kata lembut dari mulutnya. “Fajar Cuma mengekspresikan cinta Fajar, emang gak boleh?”99Please respect copyright.PENANAq8qciM8QQH
99Please respect copyright.PENANA1dVPk7Fvn5
“Jar, itu cinta atau nafsu? Kalau landasan kamu cinta sama tante karena nafsu, itu bejat banget tau, gak?” Aku memandangi bola matanya, dalam.99Please respect copyright.PENANAX6dOgwpIRp
99Please respect copyright.PENANAFP4ANBg3n2
“Cinta sama nafsu adalah dua hal yang gak bisa dipisahkan, tan. Fajar nafsu sama tante, iya. Tapi, Fajar juga cinta sama tante.” Ia memandangiku balik.99Please respect copyright.PENANAMJW8Dw9pD4
99Please respect copyright.PENANAnBOnEJxLH1
Benar yang dikatakannya. Cinta dan nafsu tidak lah terpisahakan. Mereka bagai jiwa dan nyawa, hidup dalam satu.99Please respect copyright.PENANAtwy5yanHR6
99Please respect copyright.PENANAdmZ8vP4nxG
Fajar berkata lagi, “Cinta itu energi paling purba, tan. Ia yang membentuk semesta, sekaligus ia yang menghancurkan semesta. Nafsu adalah sahabat daripada semesta itu. tanpa nafsu cinta akan terasa hampa.” Ia menatapku semakin dalam.99Please respect copyright.PENANAABlzjY4vD9
99Please respect copyright.PENANAkImBFGOTbu
Kata-kata yang ia rangkai sedemikian rup, membuatku luruh-lantah. Aku mengehela nafas sejenak, “Iya, tante paham, kok.” Suaraku mulai terdengar lembut. “Tapi, kan, tante butuh adaptasi, Jar. Kamu ngertiin tante, ya?”99Please respect copyright.PENANAW4fzuiNVor
99Please respect copyright.PENANAdGjbwobuuN
Fajar mengganguk. Wajahnya mendekat. Seperti yang sudah, aku memejamkan mataku. Menikmati setiap cumbuan bibirnya. Lidahnya mulai masuk. Kusabut kehadiran lidahnya.99Please respect copyright.PENANAEEHAuyRBwY
99Please respect copyright.PENANAhjwFhCyJGv
Tangannya meremas pelan buah dadaku. membuatku melenguh pelan. Lalu ia rebahkan tubuhku berbaring di ranjang. Lumatan-lumatannya semakin ganas.99Please respect copyright.PENANAfkV9HdOumr
99Please respect copyright.PENANAVG2aH4CJwa
“Tan, boleh?” ia memandangiku. Kali ini, entah kenapa, aku tergerak untuk mengatakan iya. Maka, kuanggukan kepalaku. Sepersekian detik kemudian ia tersenyum.99Please respect copyright.PENANAClGVBkk6hB
99Please respect copyright.PENANAp4PZCv34Ws
“Tapi jangan di kamar ini,” kataku lagi. “Di kamar adit, aja, ya?”99Please respect copyright.PENANAHa8OWCss5a
99Please respect copyright.PENANAf8S8MvA2f4
Fajar mengerti. Kami beranjak dari Kasur. Mendadak tubuhku terangkat, segera kulingkaran kedua tanganku di lehernya.99Please respect copyright.PENANAjxNYuYTD3R
99Please respect copyright.PENANAkgLctHf3RK
“Tante berat tauk!” suaraku terdengar manja.99Please respect copyright.PENANAV39xa8hgjW
99Please respect copyright.PENANAVk7XQ6E8Lf
Fajar malah tersenyum. Perlahan ia melangkah. Pintu kamar dengan mudah ia buka. Aku memandangi wajahnya, tampan sekali. Kadang aku berfikir, bagaimana seorang remaja yang seumuran anakku berhasil membuatku jatuh cinta.99Please respect copyright.PENANADTZ0V1rIwW
99Please respect copyright.PENANAMIcclKWVY7
Fajar merebahkan tubuhku dengan lembut di kamar Adit, anakku. Mungkin, aku harus meminta maaf kepadanya, sebab kamar ini akan kugunakan untuk bersetubuh dengan sahabatnya sendiri.99Please respect copyright.PENANA0QPnoXLbSy
99Please respect copyright.PENANAjq9DNycMoW
Di tepi kamar tidur, Fajar membuka bajunya, menampilan dadanya yang terlihat bidang. Ia lempar bajunya di samping televisi. Lalu, ia menanggalkan celana serta celana dalamnya.99Please respect copyright.PENANAJGiIvGjGsD
99Please respect copyright.PENANAUqO6F5M86A
Aku kembali menelan ludah. Ini memang bukan yang kali pertamanya aku melihat kemaluannya, tapi tetap saja aku merasa agak kikuk.99Please respect copyright.PENANAPCIEIWqMV5
99Please respect copyright.PENANAzdJ3SvG0N6
Fajar menghamburkan tubuhnya di ranjang. Ia melumat kembali bibirku. Aku membalasnya lagi. Kedua tanganku memegangi kepalanya. kurasakan tangannya mulai turun dan menjama kemaluanku dari balik daster.99Please respect copyright.PENANAwkjt81yjLS
99Please respect copyright.PENANAYdEvpUolBi
“Empshh…,” aku melenguh pelan, masih bercumbu. Sentuhannya berhasil membuat gairahku bangkit.99Please respect copyright.PENANAbmfzOXkYdh
99Please respect copyright.PENANAAt7vuJAaWr
Mulutnya mulai berpindah, ia singkap jilbabku dari bawah, lalu ia jilati kembali leherku.99Please respect copyright.PENANAv4mF1Vmp0x
99Please respect copyright.PENANAhSHx7T4iGR
“Ahh…, Jar…,” sentuhan lidahnya membuat tubuhku merinding seketika.99Please respect copyright.PENANA6n0z3ux2t6
99Please respect copyright.PENANAkcN7L2kBVT
Kurasakan tangannya menarik dasterku sampai pangkal paha. Aku kembali mengerang ketika tangannya menyetuh kemaluanku dari balik celana dalam. Sementara tangan satunya sedari tadi meremas buah dadaku.99Please respect copyright.PENANAzSTsrzT0ny
99Please respect copyright.PENANAVy7W96fgE6
“Angkat tangannya, Tan. Fajar pengen nelanjangin tante.”99Please respect copyright.PENANA9JogEJgKtw
99Please respect copyright.PENANAxQUsiIcHBZ
Aku beranjak duduk di ranjang, lalu mengangkat pinggulku sedikit. Dasterku tertanggal. Kemudian tangannya beralih menarik celana dalamku. Aku menggangkat pinggulku kembali, dan kini celana dalamku lolos dari kedua kakiku. Yang tersisa hanyalah bra. Dengan piawai, ia bergeser ke arah belakang, membuka kancing braku.99Please respect copyright.PENANAnPwhBgODJH
99Please respect copyright.PENANAeGFYbnY6hB
“Wangi banget, tan.” ia mencium braku sembari memejamkan mata.99Please respect copyright.PENANAR3bSK7vNgD
99Please respect copyright.PENANAFzwxILbMQh
“Fajar, ih, Jorok.”99Please respect copyright.PENANApG2SKpdMAQ
99Please respect copyright.PENANAE0Lt8eslE9
Fajar malah terkekeh. Braku dilemparnya ke sembarang tempat. Kemudian ditindihnya tubuhku. Aku memejamkan mata saat bibirnya menghisap-hisap pelan pentilku. Sementara Tangan satunya bergerilya di area selangkanganku.99Please respect copyright.PENANAjEfGoy5Osc
99Please respect copyright.PENANAVYe8lVoBW6
“Mpshhh…. Ahhhh…” lenguhku tak tertahan ketika satu jarinya ia masukan dalam kemaluanku.99Please respect copyright.PENANAnr5Q1a54Wf
99Please respect copyright.PENANAlRv3C6Mci8
Semua lekuk tubuhku ia singgahi. Ketiakku, dijilatnya dengan rakus. Putingku digigitnya pelan. Jarinya di kemaluanku semakin bergerak cepat. Membuatku terus melenguh dan melenguh akan nikmat yang diberikannya.99Please respect copyright.PENANAVaPygWkSVw
99Please respect copyright.PENANA12nv6bvg1J
Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku. Dan aku membalas senyumnya.99Please respect copyright.PENANAN9k9p6inSC
99Please respect copyright.PENANAgV8rL1c59J
“Fajar buka jilbabnya, boleh?”99Please respect copyright.PENANA2ca7X01ROX
99Please respect copyright.PENANAVIgloYfewR
Aku tidak langsung mengiyakan. Sebab bagaimanapun Jilbab yang kukenakan adalah identitas agamaku. Dan, hanya Suamiku dan anakku yang pernah melihat rambutku. Tanpa persetujuanku, Fajar langsung membuka jarum pentol di hijabku. Aku malah diam, tidak tahu akan berbuat apa.99Please respect copyright.PENANApcJxKHhcy1
99Please respect copyright.PENANAGhbQihEZL6
“Empsshhh…, Jangan dikasih tanda, Jar….” Aku memejamkan mata. Lidahnya menyapu keringat yang bersinggah di leherku.99Please respect copyright.PENANAhs8GzX5uAs
99Please respect copyright.PENANAEI2Lh8Ru6c
Perlahan, kurasakan tangannya mengelus rambutku. “Tante lebih cantik kalau gak pake jilbab.” Jilbabku, telah hilang entah ke mana.99Please respect copyright.PENANAtzQT2U6Qwj
99Please respect copyright.PENANAIqs2968hf1
Fajar kemudian menarik kedua bahuku. Kini kami saling berhadapan. Bertelanjang.99Please respect copyright.PENANACXDbWGOduO
99Please respect copyright.PENANAnNUf5jnMD0
“Nungging, tan,” suruhnya.99Please respect copyright.PENANAori3mFt2cG
99Please respect copyright.PENANAjcygvcL0vf
Aku menggeleng. “Jangan pake gaya yang aneh-aneh, deh,” kataku.99Please respect copyright.PENANAwL2c6CyddW
99Please respect copyright.PENANAKXN5JI6KAk
Sepanjang persetubuhanku dengan suamiku, kami tidak pernah bercinta dengan posisi yang aneh. Yang ku tahu, ketika kami bercinta, aku selalu berada di bawah.99Please respect copyright.PENANAQ4U9suER6O
99Please respect copyright.PENANAXojC0tI0TX
Fajar tidak menghiraukan perkataanku. Ia membalik tubuhku, lalu menarik pinggangku. Posisi ini membuatku merasakan desir yang berbeda. Sesuatu yang tidak pernah kucoba sebelumnya. Tidak sama sekali.99Please respect copyright.PENANADAS1Khx2fV
99Please respect copyright.PENANAc1p1rT1nLo
Aku menoleh ke belakang, Ke Arah Fajar. Tubuhnya terlihat berkeringat, persis seperti dioles minyak. Bagian ketiaknya menyembut bulu-bulu tipis. Yang membuatku menelan ludah adalah bagian perutnya yang bagai sebuah rotis yang di tumpuk menjadi enam bagian.99Please respect copyright.PENANAriAA6zJSag
99Please respect copyright.PENANAY7GW1hZQFi
“Fajar masukin, Tan.”99Please respect copyright.PENANAoykKVuRbNg
99Please respect copyright.PENANARPMa1Cu2NV
“Pelan-pelan, Jar.” Aku memalingkan wajah ke depan. Tanganku bertumpu di sprei putih. Kepalaku mendongak ke bawah.99Please respect copyright.PENANA0dUlkrz9oq
99Please respect copyright.PENANAbO2vFJxGJQ
Perlahan, kurasakan penisnya menyentuh permukaan vaginaku. Aku menggigit bibir seraya memejamkan mata.99Please respect copyright.PENANAAkxCX6veUN
99Please respect copyright.PENANAGZg3OXmr1B
“Empshhhhh….” Penisnya kurasakan mulai mencoba masuk lebih dalam. “Pelan-pelan..., Jar.”99Please respect copyright.PENANAwf1Hu21xfg
99Please respect copyright.PENANASFggEmlxFz
“Ahhhh…, mpshhh…, Jar…, Enak…” Aku mendesah melengking ketika kurasakan kemaluanku menarik penuh penisnya.99Please respect copyright.PENANABryqUzVlST
99Please respect copyright.PENANApel34Nq3Vf
“Memek tante enak banget.” Fajar meracau sembari menusuk kemaluanku.99Please respect copyright.PENANAGMvXLsPMPu
99Please respect copyright.PENANAWoPxfSujwI
Aku menggeleng-gelengkan kepala, merasakan setiap tusukan penisnya. Kata-kata vulgar yang ia lontarkan dan posisi bercinta kami, membuat gairahku berkobar.99Please respect copyright.PENANAr0q3r8BYD8
99Please respect copyright.PENANAtzFGsxJwOp
Terdengar suara aneh yang di hasilkan oleh benturan penisnya dan kemaluanku. Suara yang sangat erotis.99Please respect copyright.PENANAE2Cbw4dady
99Please respect copyright.PENANAtFHxpEaLFK
Fajar menusukku makin cepat. Setiap tusukan penisnya membuatku mendesah kenikmatan. Tidak pernah aku merasakan sensasi senikmat ini dalam bercinta.99Please respect copyright.PENANAvnmrJYGePy
99Please respect copyright.PENANAsvGs7PK3Bv
Tiba-tiba kepalaku sedikit terangkat. Fajar menarik rambutku sambil terus menusuk kemaluanku.99Please respect copyright.PENANAUyMm0nWNMB
99Please respect copyright.PENANAf0KFBrtrqB
“Enak…, gak tan…, di doogy?”99Please respect copyright.PENANAkSlliKiQId
99Please respect copyright.PENANAXzKQjtipkC
“Ahhh…, ahhh…, empsshh…, enak.” Suaraku bercampur dengan desah. Bercinta dalam posisi memalukan ini membuatku makin terasa nikmat.99Please respect copyright.PENANA0SllIz4A8k
99Please respect copyright.PENANAcjMJ1APVBq
Fajar terus menusuk kemaluanku, tangannya masih menarik rambutku pelan. tangan satunya meremas buah dadaku yang terombang-ambing akibat setiap sentakan yang ia lancarkan.99Please respect copyright.PENANAj9PKYIsjoy
99Please respect copyright.PENANAWIFAh5jO53
Setiap sentakan penisnya membuatku menuju sebuab kenikmatan yang semakin nikmat. Bertahap-tahap.99Please respect copyright.PENANAyeak2Z1qOu
99Please respect copyright.PENANAPSWUFyEK9j
“Gila, Om Dimas enak banget bisa nyicipin memek seenak ini.” Ucapannya tersebut entah kenapa, membuat birahi menuju tahap yang lebih tinggi. Padahal, aku tidak suka mendengar kata-kata kotor. Tapi kali ini, entah kenapa, aku merasakan sesuatu yang aneh. Mungkin karena nafsuku sudah membara.99Please respect copyright.PENANArd1Y7FH75b
99Please respect copyright.PENANAdElfR8oAA3
“Empshhh…, Jar…, yang kenceng…, ahhh…” Kali ini aku yang meminta. Rasa nikmat yang kurasakan membuatku melakukannya. Sungguh, setiap sentakan penisnya membuatku meracau nikmat.99Please respect copyright.PENANA6QQqrg9VWn
99Please respect copyright.PENANAp1A3r41DQf
“Enakan kontol Fajar atau Om Dimas!”99Please respect copyright.PENANAQhFlWHTQL5
99Please respect copyright.PENANARplWdrIL8n
Aku menggelengkan kepala dengan mata yang terpejam. Tidak menjawab pertanyaannya. Tiba-tiba kepalku kembali terangkat, sebab tangannya menarik rambutku, cukup kuat.99Please respect copyright.PENANAHzWKNzwQV7
99Please respect copyright.PENANABvbDKcEY9z
“Jawab, tan.” Terdengar suaranya bercampur desah.99Please respect copyright.PENANASGM8gwO4VV
99Please respect copyright.PENANAseMZ98s9v3
Aku masih kekeuh tidak menjawab. Bagiku pertanyaan seperti itu sama halnya menghinakan suamiku. Bagaimanapun, aku masih mencintainya. Walaupun kini aku sedang disetubuhi.99Please respect copyright.PENANAJIZlntriSb
99Please respect copyright.PENANAAr9EktHBcR
Fajar mendorong tubuhku. Tusukan penisnya terasa dalam. Buah dadaku menghepat ke ranjang. wajahku terhunus pada bantal. Lalu kurasakan tangannya membelai puncak kepalaku. Tusukannya semakin kuat dan cepat, membuatku terus mengerang dalam kenikmatan duniawi.99Please respect copyright.PENANANRlngGoO1O
99Please respect copyright.PENANA5cakwCEhgt
Bunyi benturan kemaluan kami, mengisi setiap sudur kamar anakku. Di ranjang tempat biasa ia tidur, kini kami kotori dengan perzinahan. Sesuatu yang sungguh tak layak dilakukan seorang ibu.99Please respect copyright.PENANAFVTO4Nn16F
99Please respect copyright.PENANAKZ1B0WIoFt
“Empshhhh…, Jar…, Jangan…, Ahhhh…, di kasih tanda!” Suaraku terbata-bata sebab desah.99Please respect copyright.PENANAVjQv2ikJOq
99Please respect copyright.PENANAklKw1CF9xT
“Enak gak, tan?” bisiknya di telingaku.99Please respect copyright.PENANAxzsMPvHF6T
99Please respect copyright.PENANARp3qYRbB5I
“Ahhh…, Ahhhh…Enak…, Jar…”99Please respect copyright.PENANAFEEh6uk3Qh
99Please respect copyright.PENANA3gh8LxJ1he
Fajar terus mendorong penisnya masuk. Tusukannya semakin cepat dan cepat Membuatku menuju tahap yang lebih tinggi lagi.99Please respect copyright.PENANAC1rcKAcS68
99Please respect copyright.PENANAvasR8tvoUZ
“Mau dientot lagi, tan?” bisiknya sambil terus menusuk kemaluanku.99Please respect copyright.PENANA916KSuMncB
99Please respect copyright.PENANAoil2mylCBk
“Empshh…, Mauu Jar….” Aku menjawab dengan lugas, seakan sudah terbiasa. Kenikmat yang ia berikan sungguh mampu merubah diriku. Aku seakan menghinakan diri kepadanya. Seakan tunduk terhadap penisnya.99Please respect copyright.PENANA88tKXysXT9
99Please respect copyright.PENANAytoOSTDFwP
Lama-kelamaan tubuhku terasa ingin menghamburkan segala nikmat yang sedari tadi ia berikan. Aku mengigit prlsn bibirku. sesekali kuseka keringatku dengan bantal. Sampai pada ambang batas, aku mendesah lengking.99Please respect copyright.PENANAx4SxSiI6O2
99Please respect copyright.PENANAQqnBZ0C4vt
“Jar…, Tante…, keluar…,”99Please respect copyright.PENANAtsaENXL2SE
99Please respect copyright.PENANAtZFriCQ0hz
Fajar berbisik, “Fajar pengen hamilin tante.”99Please respect copyright.PENANAvTQPuhsgwM
99Please respect copyright.PENANAVgIB4zQLQw
Sontak, pupil mataku membesar. Entah kenapa aku selalu melupakan satu hal: Fajar menyetubuhiku tanpa menggunakan pengaman.99Please respect copyright.PENANAjAQvf0ccA3
99Please respect copyright.PENANAbmZofmwfab
Tapi, aku sudah tidak berdaya untuk melawan. Aku merasakan kenikmatan. Dalam satu dorongan penisnya, tubuhku mengelinjang, mataku tertarik ke atas, bibirku sedikit bergeter, racauku sudah tak karuan, bersamaan dengan itu, perlahan ku rasakan cairan hangat dalam kemaluanku. Sebuah cairan cinta yang ia berikan. Aku hanya bisa berharap agar cairan itu gagal membuahiku.99Please respect copyright.PENANA9WgMTYsqHI
99Please respect copyright.PENANAPyeBKzEJe4
Fajar merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku masih tengkurap, sesekali mencuri nafas. Mataku sayu, dadaku kempang-kempis. Sungguh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan yang begitu megah selain bersetubuh dengannya.99Please respect copyright.PENANAtzsOIvZl11
99Please respect copyright.PENANAixPI6VH1Mo
“Makasih, Tan.” Fajar mengelus rambutku yang bercampur keringat dengan mesra.99Please respect copyright.PENANAsHaUQdd1BS
99Please respect copyright.PENANA4eJndxxvF8
Aku hanya mengganguk kecil. Mataku terasa berat. Kantuk terlebih dahulu menyapa. Orgasme yang kukeluarkan membuatku tertidur, berbantal lengannya.99Please respect copyright.PENANAplxndYsn3e
99Please respect copyright.PENANACo22Gligkk
***99Please respect copyright.PENANAxueUOoWCDj
99Please respect copyright.PENANAyPiaqIFkSF
Aku bersandar di penyangga ranjang dengan selimut yang menutupi dadaku. Fajar terlihat puas dalam tidurnya. Jarum jam menujuk pukul 03.00. Aku menghela nafas dalam, lagi-lagi aku jatuh dalam persetubuhan yang seharusnya tidak kulakukan. Apalagi kali ini ia mengeluarkan cairannya dalam kemaluanku.99Please respect copyright.PENANAUhwqegK1Mr
99Please respect copyright.PENANA7oZnVjdxPk
Bagaimana kalau aku hamil?99Please respect copyright.PENANAz6ItwloLyr
99Please respect copyright.PENANACLmxCg3W1J
Pertanyaan itu terus saja bergema dalam ruang pikir. Menghantarkanku pada alam khayal. Katakanlah jika iya, bagaimana aku harus memberitahu suamiku dan anakku? Seberapa besar mereka akan kecewa? Dan apa yang terjadi jika Dimas menceraikanku?99Please respect copyright.PENANAgEklEp8rZg
99Please respect copyright.PENANAh8u8DkEaDo
Sungguh, jika alam khayal itu menjadi realita, akan jadi apa aku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku. Memikarkannya saja membuat bulu kuduku merinding.99Please respect copyright.PENANA515zfIIAa2
99Please respect copyright.PENANA24d1Egg9Cm
Di lain sisi, aku juga merasa bersalah karena menyelingkuhi Dimas, Tapi, sekalipun aku merasa bersalah, aku malah melakukannya lagi. Sungguh Hipokrit.99Please respect copyright.PENANAtTulMo21qQ
99Please respect copyright.PENANADfth1t2Lv7
Aku membelai rambut Fajar. Wajahnya terlihat senduh dengan mata yang terpejam. Aku tidak bisa menyalahkannya akan perbuatannya kepadaku. Sebab, bagaimanapun, aku juga menikmati persetubuhan tadi.99Please respect copyright.PENANA3N0QUTQQHZ
99Please respect copyright.PENANAq4TL4tT3vu
Aku menarik selimut ke atas, sampai bahunya, melindunginya dari dingin yang menyerang. Kemudian aku beranjak dari ranjang. Dalam keadaan telanjang aku melangkah menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari ruang makan. Langkahku terasa berat, seperti ada batu besar yang kupikul di kedua bahuku.99Please respect copyright.PENANAPoclkBJb3u
99Please respect copyright.PENANAL5e8lDbOiT
Tiba di kamar mandi, aku segera menyalakan shower. Dinginnya air membasuh tubuhku, semoga ia juga membasuh setiap dosaku. Aku menyeka rambutku dengan kedua tangan, membasuh ketiak, leher, dan juga selangkangan. Mataku terpejam, gemercik air terdengar syahdu, bagai alunan musik indie. Bau wangi shampo pada rambutku begitu harum, di tambah dengan harumnya sabun mandi.99Please respect copyright.PENANAT0lyajJ1Ez
99Please respect copyright.PENANAzqluRwQWrg
Merasa sudah bersih, aku mematikan shower, mengambil handuk yang tergantung di dinding. Ku seka setiap air yang tersisa ditubuhku. Dengan handuk yang terlilit, aku melangkah keluar, menuju kamar.99Please respect copyright.PENANAYr8K7CASUv
99Please respect copyright.PENANAc8HskgLZzj
Jarum jam menunjuk pukul 04.30, aku berganti pakain, mengenakan gamis. Fajar masih terlihat pulas dalam tidurnya. Aku tersenyum sekilas. Seharusnya, aku menyesali apa yang kulakukan, tapi entah kenapa, aku malah menormalisikan.99Please respect copyright.PENANAWgUkb09Vzf
99Please respect copyright.PENANAYuv7AujAi5
Kemudian Adzan subuh berkumandang. Aku mengambil telukung dan mengenakannya. Sajadah ku letakan di samping tempat tidur. Sekilas aku meliriknya lagi. Kemudian, aku menatap khusyuk sajadah.99Please respect copyright.PENANASKGTFpwb6J
99Please respect copyright.PENANA1SspeixK1f
“Laialahailah.” Terdengar merdu suara Adzan. Aku menghela nafas sejenak, memejamkan mata, lalu merampal niat.99Please respect copyright.PENANAKWDbFxjKv7
99Please respect copyright.PENANANb8rJuJBtu
***99Please respect copyright.PENANA3sg58C6mMg
99Please respect copyright.PENANArUpTplrjNI
“KepadaMu yang ubun-ubunku berada dalam genggamanMu. Engkau zat yang paling berkuasa dari penguasa manapun, dan Engkau adalah Raja daripada Raja. Kumohon, maafkan setiap dosaku, setiap kelalainku. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa.”99Please respect copyright.PENANA4wmfnfA7L6
99Please respect copyright.PENANA0PjtesDnaf
Aku merampal doa dengan kedua telapak tangan yang terangkat setinggi wajah. Bola mataku terangat ke atas. Barangkali Ia menatapku dari atas sana. Tak terasa air mataku terjatuh, merambat melewati pipi, kemudian jatuh membashi telekung.99Please respect copyright.PENANA4lIAR2zHh3
99Please respect copyright.PENANAwOWRwgxXLE
Tersirat sebuah makna yang kemudian kusadari, bahwa aku telah jauh dari arah yang seharusnya. Kemudian kurampalkan doa lagi.99Please respect copyright.PENANA9F8oYuusMU
99Please respect copyright.PENANAKhclvVPZm0
“Engkau adalah yang maha pemaaf dan pengampun. Aku hanyalah titik kecil dalam kertas. Aku bukanlah apa-apa, tidakpun aku menjadi siapa-siapa. Barangkali yang kulakukan terlampu batas yang Kauciptakan. Aku memohon pengampunan.”99Please respect copyright.PENANATnvoM6mIdd
99Please respect copyright.PENANAG6a7poECII
Selesai berdoa aku beranjak bangkit, melepas telekung, melipat sajadah, dan memasukannya ke dalam lemari. Fajar terlihat masih pulas. Sejenak, kupandangi wajahnya, kemudian aku tersenyum. Remaja itu sungguh telah membuatku jatuh cinta kepadanya.99Please respect copyright.PENANAXwvLoa8tHo
99Please respect copyright.PENANA4AkSfI6wzw
Pintu kamar terbuka setengah. Lagi, kulirik wajahnya. Ia masih tertidur pulas. Dalam helaan nafasku, aku membentangkan kaki menuju ruang tamu.99Please respect copyright.PENANAsfhqDo4vrc
99Please respect copyright.PENANAqQts8n4KCU
Ruang tamu terasa lenggang. Dari kaca jendela di samping terlevisi, terlihat kaki langit yang mulai bersinar, walaupun agak malu. Mataku terhenti di pintu kamar anakku. Rasa bersalah kembali menaungi.99Please respect copyright.PENANAgjq5uizjHw
99Please respect copyright.PENANAhGnEciuJgN
Aku selalu mengajarkan kepada anakku untuk selalu menghindari dosa, sedangkan aku sendiri malah melakukannya dengan sadar. Bukankah aku adalah manusia yang munafik. Aku juga sering berkata kepada anakku untuk menghindari perzinahan. Sementara aku malah melakukannya.99Please respect copyright.PENANA3J2HMN2fNq
99Please respect copyright.PENANA5T4Ka1sZJG
Dari kaca jendela ruang tamu, semburat cahaya orange menghambur, mencium mesra wajahku. Selintas, aku menyungging sebuah senyum. Pagi mulai menyapa. Dari kejauhan, terdengar derit pintu terbuka. Telingaku cukup peka untuk mendengar sesuatu dari keheningan. Terdengar langkah kaki mulai menyusul. Aku memejamkan mata sesaat. Langkah itu semakin terdengar. Aku masih menunduk, menatap kaki meja.99Please respect copyright.PENANAiHaGrMN0aN
99Please respect copyright.PENANAwAtqZSGbJr
“Udah bangun, Tan,” Kini suara itu jelas terdengar.99Please respect copyright.PENANAWeXpXlH62F
99Please respect copyright.PENANAKGv4zPMyNI
Aku mengangkat wajahku perlahan. Sepersekian detik kemudian aku kembali menunduk. Fajar duduk di hadapanku tanpa menggunakan sehelai pakain. Penisnya sempat terlihat sekilas olehku, berdiri tegak, dengan bulu-bulu tipis di sekitarnya.99Please respect copyright.PENANAdMXvzex0O4
99Please respect copyright.PENANA0HSies5UiQ
“Pake baju!” kataku, masih menunduk.99Please respect copyright.PENANAEWR7pIiiFJ
99Please respect copyright.PENANAHwICL1DhNx
“Tante kaya gak pernah liat Fajar bugil aja,” katanya. “Lagian kita semalam udah ngentot juga,” sambungnya dengan vulgar.99Please respect copyright.PENANAh3Ou8cmwLG
99Please respect copyright.PENANAnlSgc1P1JZ
“Kamu kenapa sih, Jar, selalu ngomong vulgar gitu?” aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Menatapnya. Walaupun fokusku lebih menuju arah kemaluannya.99Please respect copyright.PENANAzPoDjE4j2w
99Please respect copyright.PENANAd0U8kpUIyX
Fajar berdehem. Ia mengelus dagunya dengan jari jempol dan telunjuk. Terlihat sedang berfikir.99Please respect copyright.PENANAWyz5j0ggCd
99Please respect copyright.PENANA1lRTXjrdhs
“Kenapa ‘ngentot’ termasuk kata kasar? ‘ngentot’ bukannya sama dengan bercinta? Bersetubuh?” Wajahnya berkerut. Ia memandangiku, meminta jawaban.99Please respect copyright.PENANAVT9VGSCMKl
99Please respect copyright.PENANAM2Hg1EOFCE
“Ya, karena kata bercinta terdengar lebih sopan.” Jawabku.99Please respect copyright.PENANACPryKk6Kei
99Please respect copyright.PENANAqMyUR7ypdN
Fajar mencodongkan badannya. Lagi-lagi, bola mataku teralih pada kemaluannya. terlihat kulup penisnya bewarna merah muda. desir hangat itu, kembali menjamu.99Please respect copyright.PENANAnL6cdh37iL
99Please respect copyright.PENANAH6mbp74kOM
“Berarti, vulgar atau tidaknya tergantung pembahasaan?” alisnya sedikit berkerut. “Kata, ‘kontol’ sama kemaluankan sama. Tapi, kenapa kalau orang bilang ‘kontol’ ia di kategorikan toxic? Aneh, kan, Tan?”99Please respect copyright.PENANAth5Gw4GSik
99Please respect copyright.PENANAj3oLkWlpRD
“Ya, karena masyarakat menjujung tinggi nilai adab dan kesopanan.” Jawabku.99Please respect copyright.PENANAu4e8DzRDhs
99Please respect copyright.PENANA0Kfp1W4AX2
Fajar menarik tubuhnya, bersandar di sofa. Kini penisnya terlihat jelas. Besar, panjang, dan menggairahkan.99Please respect copyright.PENANAHK627fNWvx
99Please respect copyright.PENANATcH61a17Km
“Udah, jangan dibahas lagi,” kataku ketika ia hendak berkomentar lagi. Sebab, jika sudah begini, pastilah di antara kami tidak akan ada yang mau mengalah.99Please respect copyright.PENANAaTnwO3uwCL
99Please respect copyright.PENANAjdMWPTB6VC
“Kamu mandi, gih,” aku beranjak bangkit. “Tante mau masak dulu.” Kemudian aku beranjak melangkah menuju dapur.99Please respect copyright.PENANAYVFSDplkQw
99Please respect copyright.PENANA7TUztqZUCQ
Sesampainya di dapur. Aku lekas memanaskan minyak. Meletakan lima potong ayam di piring. Tak lupa mengolesnya dengan tepung. Letup-letup kecil dari minyak mulai terdengar. Penuh hati-hati kumasukan ayam ke dalam wajan. Membiarkannya terpanggang hingga merah.99Please respect copyright.PENANAIqcQQJjMMH
99Please respect copyright.PENANAbaDnpDybwq
Setelah itu, aku meletakan ayam goreng dan nasi di atas meja, di samping teko air. Tak lama kemudian, terlihat sosok Fajar mendekat dan duduk di hadapanku.99Please respect copyright.PENANAMmUP7j1BOs
99Please respect copyright.PENANAwCHmLg0AZa
Aku tersenyum memandanginya. Rambutnya terlihat masih basah, beberapa helai menutupi wajahnya. ia menggunakan kaos hitam berlengan pendek, khas kaos yang sering digunakan anakku.99Please respect copyright.PENANA8ZOX1VFwaP
99Please respect copyright.PENANAT6yBWuXzCA
Rahangnya terlihat mengeras, ciri khasnya. Urat-urat pergelangan tangannya terlihat jelas, menambah kesan lelaki genjtle.99Please respect copyright.PENANAGHPPMFIdBe
99Please respect copyright.PENANAMAuaqSJ30T
Kemudian, hanya hening yang mengisi. Dengan takzim, kami melahap makanan. Sesekali mata kami bertempu dan saling melempar senyum. Lagi, dan lagi, aku kembali jatuh.99Please respect copyright.PENANAHQR1Wpbqp5
99Please respect copyright.PENANAYSIHNvvYWc
***99Please respect copyright.PENANA3RzJHLWXBy
99Please respect copyright.PENANAYtwiQNW2La
“Jangan lama-lama, Tan!” Terdengar suaranya sedikit berteriak dari ruang tamu. “Tante gak dandan juga cantik.”99Please respect copyright.PENANAlMPa8jTG4D
99Please respect copyright.PENANAKnnSm3YYhA
“Tunggu!” Balasku dengan berteriak.99Please respect copyright.PENANAkLpQC76DUW
99Please respect copyright.PENANAN0g9KgcQKy
Aku sedang memoles wajahku dengan make-up, menyemportkan Farfum non alkohol, dan juga meliuk-kan pinggangku, memastikan penampilanku sudah cantik hari ini.99Please respect copyright.PENANARinix6qmoM
99Please respect copyright.PENANAq6gr8MSZt1
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar, menghampiri Fajar di ruang tamu. Ia sendiri, masih berpakain sama sewaktu di meja makan. Celana pendek bewarna nila, dan kaos hitam lengan pendek. Kemudian, kami keluar rumah, beranjak menuju halaman dan masuk ke dalam mobil.99Please respect copyright.PENANABMTNDa7RhS
99Please respect copyright.PENANAqNM3llM6MI
Sewaktu di meja makan, Fajar mengajakku untuk berkeliling kota pekanbaru. Sebuah kota yang teramat kusayangi. Tanah kelahirkanku, tempat kubertumbuh, berpaduh kasih, dan menabur benih cinta.99Please respect copyright.PENANAQjFkIsCIto
99Please respect copyright.PENANAKUXuyjVVmq
Pekanbaru, kota panas, ya, tak dipungkiri jika disiang harinya, terik matahari sungguh terasa membakar kepala. Tapi, percayalah, Kota ini adalah kota yang yang teramat indah sekali. Jika seseorang berkata, Jogja adalah kota terbaik dan terindah. Mungkin, mereka bilang gitu karena belum pernah ke Pekanbaru.99Please respect copyright.PENANApLEjUiGfyz
99Please respect copyright.PENANAiiCPfJiJPJ
Aku memandang ke arah jalanan dari jendela yang tertutup. Warung-warung makan terlihat sepi, mungkin karena belum jam makan. Gedung-gedung menjulang tinggi di sepanjang jalanan.99Please respect copyright.PENANA1sWWLwObz7
99Please respect copyright.PENANAniQCG9SShB
“Tan, mau ke Indrustintin?” Terdengar suara Fajar memecah lamunan.99Please respect copyright.PENANADNKvW8561N
99Please respect copyright.PENANAETQNbocnir
Aku meliriknya sekilas dengan siku yang bertopang di jok mobil. “Rame, Jar.” Jawabku singkat. “Tempat lain, aja.”99Please respect copyright.PENANAdbhRBYDVuA
99Please respect copyright.PENANA1DYUSHkQk7
Fajar mengangguk, fokus menyetir. Aku kembali membentangkan pandangan keluar jendela mobil. Sayup-sayup suara knalpot kendaraan roda dua dan empat terdengar. Di kaca mobil depan, kerumunan orang berkendara terlihat ramai. Di setiap sudut jalanan.99Please respect copyright.PENANAkmmV9oaRr1
99Please respect copyright.PENANAFK60gNcOqj
Angkot-angkot terlihat menepi di bahu jalan. Di depan, dari sudut aku memandang, terlihat anak-anak SD yang sedang jajan, salah satu dari mereka terlihat riang memakan gulali. Aku tersenyum, sebuah pemandangan yang membuat hatiku meriah.99Please respect copyright.PENANAgiZZ2Jlyvm
99Please respect copyright.PENANAS1pbII7jCO
Kami berhenti di sebuah pemakaman. Fajar memarkirkan mobil di tepi jalanan. Kemudian, aku dan ia turun dari mobil. Melangkah menuju setapak pemakaman.99Please respect copyright.PENANAOSgjh0aSsC
99Please respect copyright.PENANA4RDt1z9ZET
Kuburan-kuburan terbentang luas menemani langkah kami. Pohon-pohon kamboja terlihat syahdu. Kami terus melangkah, tanpa bersuara. Aku membiarkannya membawaku.99Please respect copyright.PENANAWuHtRnldWh
99Please respect copyright.PENANA2F25T8hKoH
Tak lama, kami berhenti di sebuah kuburan, yang di nisannya tertulis sebuah nama: Maya.99Please respect copyright.PENANA93kvtE5Uup
99Please respect copyright.PENANA48IwvvknPl
Fajar berjongkok di depan kuburan itu, tangannya memegang nisan. Aku ikut berjongkok di sampingnya. Sekilas, kulihat wajahnya yang terlihat sendu.99Please respect copyright.PENANAdpOc90sk47
99Please respect copyright.PENANAoZy0Kr0bxu
“Ini, Ibu, Tan,” Katanya. Suaranya terdengar pilu.99Please respect copyright.PENANAbvYqsEMLzE
99Please respect copyright.PENANAwT3QbJG9gH
Aku tidak menjawab. Aku membiarkannya melepas rindu kepada sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini.99Please respect copyright.PENANA7BDHnlPyoB
99Please respect copyright.PENANAefMjMSN1nQ
Terdengar suaranya sedikit terkekeh. “Bu, Itu laras. Ibu sahabatnya Fajar,” ia melirik ku. Lalu kembali menatap kuburan. “Sekaligus kekasihnya Fajar.”99Please respect copyright.PENANAYxmolsrskh
99Please respect copyright.PENANA6ofYYuJDOl
Lagi-lagi aku diam.99Please respect copyright.PENANAfloQowhWru
99Please respect copyright.PENANASPbhVkmwxW
“Fajar, udah murtad, Bu.” Kali ini suaranya terdengar serius. “Ibu kecewa gak? Maaf kalau ibu kecewa. Maaf, ya, bu.” Tangannya mengelus kuburan, mengelus tanah kasar bewarna agak merah. Ia melanjutkan. “Makasih banyak udah ngelahirin Fajar ke dunia.” Terdengar helaan nafasnya. Kemudian, ia beranjak bangkit.99Please respect copyright.PENANAFSR6nMWG19
99Please respect copyright.PENANADMRGxYmbmS
Di sepanjang perjalanan keluar kuburan, aku tidak bersuara. Fajar juga begitu. Hanya keheningan yang menyapa di setiap langkah kami.99Please respect copyright.PENANABj81LkjzO5
99Please respect copyright.PENANANBEuAlAZO1
Dalam mobil, aku bertanya kepadanya. “Mau kemana lagi?”99Please respect copyright.PENANAK6rTEyHhyh
99Please respect copyright.PENANAb7EFyjJW1D
Fajar menoleh ke arahku. Kedua tangannya memegang kemudi. Dia tersenyum dan berkata, “Mutar-mutar gak jelas aja, mau, Tan?”99Please respect copyright.PENANAjgx18MFPJK
99Please respect copyright.PENANAfmgTIIs0C6
Aku balik tersenyum. Mengangguk.99Please respect copyright.PENANATclgpQ6kq5
99Please respect copyright.PENANAzPTZvJMv9r
Tangan kirinya, meraih tangan kananku. Kemudian ia genggam. Sudut bibirnya terangkat ke atas, mencipta sebuah senyum hangat.99Please respect copyright.PENANAefhEAPiq8A
99Please respect copyright.PENANAwM7leMvEV4
“Makasih.”99Please respect copyright.PENANA37ovSMEXhd
99Please respect copyright.PENANAUvYoUqEAK2
***99Please respect copyright.PENANAD4KJlr4G3e
99Please respect copyright.PENANAllYGomFSGV
Riuh tawa, perbicangan hangat, sentuhan-sentuhan, mengisi perjalanan tidak jelas kami. Dalam mobil aku merasakan sekuntum bunga yang bermekaran. Aromanya sungguh wangi sekali, lebih wangi dari parfum ruangan yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal.99Please respect copyright.PENANApt0x8RkqHZ
99Please respect copyright.PENANAuiDlEMsk8O
Menjelang siang, kami berhenti di kedai tepi jalan. Duduk di satu meja. menikmati Es kelapa muda.99Please respect copyright.PENANA8M0Ys8VCyL
99Please respect copyright.PENANADWKaGBf0y7
Seperti pasangan suami-istri, kami berbincang sana-sini. Membahas setiap hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat. Tapi, obrolan semacam itu, malah menghangatkan.99Please respect copyright.PENANASwnkeV43ek
99Please respect copyright.PENANANgOBHNBD0M
Tidak ada jarak usia di antara kami berdua. Piyur seperti sepasang kekasih. Ia juga tidak berprilaku seperti biasanya. Biasanya ia sering menggodaku. Sekarang, ia malah bersikap lemah-lembut. Ini. Ini sosok yang aku inginkan darinya. Dari remaja seumuran anakku.99Please respect copyright.PENANArOsXcA8VzS
99Please respect copyright.PENANATvP7ZihupU
Sehabis itu, kami terus menapak di jalanan Pekanbaru. Kota yang teramat kucintai. Kami berbincang, dan terus berbincang. Sesekali ia melempar jokes.99Please respect copyright.PENANAK84vDsC0QT
99Please respect copyright.PENANAG4p8zj6TMX
“Karya, karya apa yang enak?” tanyanya sambil mengulum senyum.99Please respect copyright.PENANA5jUh7zbS8X
99Please respect copyright.PENANA6ZM5v4ty3G
Aku berfikir sejenak. “Karya kudapan!” jawabku, antusias.99Please respect copyright.PENANAD4yaGbcbDn
99Please respect copyright.PENANAYojlhqJEQC
Fajar menggeleng.99Please respect copyright.PENANAGuq4CpSrce
99Please respect copyright.PENANAZCeNjBT0e4
Aku berdehem. Kembali berfikir. Detik berlalu. Akhirnya aku menyerah.99Please respect copyright.PENANArgllpeI4US
99Please respect copyright.PENANAUK9T2pLGsU
“Karya Anyaman.” Tawanya tertahan di dada. “Anyaman-anyaman.” Kali ini tawanya pecah. Tangan kanannya memukul kemudi. Wajahnya dipenuhi gores senyum. Terdengar gelak tawa di seisi ruang mobil. Aku ikut tertawa, walaupun tidak terbahak sepertinya.99Please respect copyright.PENANAFWCX7VghHV
99Please respect copyright.PENANAS7SmyYMFwl
Kami juga sempat berhenti di sebuah toko buku. Hanya melihat-lihat saja, tidak ada keinginan untuk membeli. Perkiraanku, kami menghabiskan waktu dua jam hanya untuk membaca buku gratis di ruang baca yang telah disediakan.99Please respect copyright.PENANAbTWlaeC0yJ
99Please respect copyright.PENANAYMopNOLAaD
Perihal buku, Fajar selalu serius. Wajahnya terlihat fokus menatap deretan huruf-huruf. Sementara aku, menyandarkan kepalaku di bahunya. Ya, entah kenapa aku mulai terbiasa bersikap manja kepadanya. Sebuah penerimaan.99Please respect copyright.PENANAy0i3NiVtj5
99Please respect copyright.PENANAQ8ign8KHRb
“Ih, kamu fokus banget baca buku.” Kataku, memanyunkan bibir. Berpura-pura ngambek. Fajar meletakan bukunya di meja. ia beranjak berdiri, mengambil satu buku di rak samping tempat kami duduk.99Please respect copyright.PENANAB8Zpj076nL
99Please respect copyright.PENANAuDhUCJmzpH
“Mau dibacain dongeng?” Alisnya berkerut. Tangan nya mengangkat buku setinggi dadanya.99Please respect copyright.PENANAmUFPT5TQd4
99Please respect copyright.PENANAUR4Xvgr8ZC
aku malah terkekeh. “Tante bukan anak kecil,” kataku.99Please respect copyright.PENANAfl4dbunOi8
99Please respect copyright.PENANA4Qc4oNlK5U
Ia kemudian beranjak duduk di sampingku. Tangannya menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.99Please respect copyright.PENANADqSkJFPamw
99Please respect copyright.PENANA505XCFajP1
Aku memejamkan mata. Rasa nyaman kembali kurasakan. Terlebih ruang baca hanya ada kami berdua. Aroma wangi parfumnya tercium. Harum.99Please respect copyright.PENANApNjAOW7uhb
99Please respect copyright.PENANAGDKz9vGwxC
Perlahan, terdengar lembaran buku terbuka. Suaranya menyusul kemudian. Dengan piawai, Fajar berdongeng seperti seorang ayah kepada anak gadisnya. Aku memejamkan mata, menikmati suaranya yang terdengar merdu masuk dalam telingaku. Ini, Ini yang kucari.99Please respect copyright.PENANAiTS3jX7Abz
99Please respect copyright.PENANA8YvDPNtplS
Keluar dari toko buku, kami membeli jajanan ringan, lalu masuk ke dalam mobil. Memakan jajanan di dalamnya. Di parkiran tepi jalan, kami menikmati pedasnya pentol tusuk. Sesekali ia mengadu kepedasan, dan kusambut dengan tawa. Lalu kusodorkan sebotol air kepadanya. Kami juga saling ber suap-suapan. Lagi, lagi, dan lagi, bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Ini, ini yang kucari.99Please respect copyright.PENANAg4R5IIXg7y
99Please respect copyright.PENANA2QV1SaV7UB
***99Please respect copyright.PENANAeLqG2erQ48
99Please respect copyright.PENANARgRoBFHU11
Dari kaca jendela mobil, langit-langit menguning. Waktu berlalu begitu cepat. Dari pagi hingga sore, kami menghabiskan waktu berdua, menabur kenangan di setiap sudut jalan Pekanbaru. Seharian dengannya, terasa begitu mengasikan. Hal-hal kecil yang kami lakukan terasa begitu indah.99Please respect copyright.PENANAfrhSbufFka
99Please respect copyright.PENANAnOqIC8OmQg
Aku meliriknya. Pandangannya fokus ke depan, ke arah jalan. Wajahnya terlihat sedikit kusam sebab cahaya matahari di siang hari tadi.99Please respect copyright.PENANAzIdkgOj5rQ
99Please respect copyright.PENANAdGMoKohoDZ
“Langsung mau pulang?” tanyaku.99Please respect copyright.PENANAC1zhSsZGO7
99Please respect copyright.PENANALVI4ynta4b
Fajar menoleh ke arahku dan tersenyum. “Tante mau pulang?” tanyanya balik.99Please respect copyright.PENANAyhmCtjT2dl
99Please respect copyright.PENANAn5hWci5dAj
Aku memanyunkan bibir lalu menggeleng. Menolak untuk menyudahi kebersamaan ini.99Please respect copyright.PENANAel090JpiLx
99Please respect copyright.PENANAOIQ7wAfnJw
“Mau makan?” tanyanya. Senyumnya masih sama. Menghangatkan.99Please respect copyright.PENANAIIKwaJSB4L
99Please respect copyright.PENANAeu0AKTBFlV
Aku mengangguk, antusias.99Please respect copyright.PENANARm6BmriAEs
99Please respect copyright.PENANAY0D35pei3P
Kemudian tangan kirinya mengelus puncak kepalaku yang terbalut jilbab dengan mesra.99Please respect copyright.PENANA2IipUKnc8K
99Please respect copyright.PENANA7zBuwaO2p6
Aku tersenyum hangat kepadanya. Dalam mobil, cinta bersemi seperti sekuntum bunga yang wangi.99Please respect copyright.PENANAfniDIOhU1L
99Please respect copyright.PENANA1x10SYkY0O
Tidak lama kemudian, mobil yang kami kendarai berhenti di sebuah warung bakso di tepian jalan. Fajar memarkirkan mobil sedikit lebih jauh dari warung.99Please respect copyright.PENANAvaf8JTiPi4
99Please respect copyright.PENANAjxEviFA5rH
Kami keluar dari mobil. berjalan menuju warung bakso bergandengan tangan, seperti sepasang kekasih.99Please respect copyright.PENANAKjbohKw1GG
99Please respect copyright.PENANAeXUlrQSP3N
“Pak, dua, ya. Yang pedas satu, satunya biasa aja,” katanya kepada si tukang bakso. Sekilas ia melirikku ke arahku, tersenyum. Aku membalas tersenyum.99Please respect copyright.PENANAfS0cVlD7SI
99Please respect copyright.PENANAiSThSoaCbr
Kemudian kami duduk di satu meja, di pojok ruang. Warung bakso ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat tiga meja dengan dua bangku berhadapan, di samping kiri. di samping kanan (tempatku dan Fajar duduk) terdapat 3 meja, dua meja kecil dengan dua bangku, dan satu meja lebar dan dua bangku lebar.99Please respect copyright.PENANAjNaBcpPxNh
99Please respect copyright.PENANAbQwq7d8Ea8
“Tan, habis makan, ke taman, yuk?” Fajar melipat tangannya di atas meja. tubuhnya sedikit condong ke arahku.99Please respect copyright.PENANAWBvXZurR9x
99Please respect copyright.PENANAGF4Q43ECTG
Aku berdehem. “Boleh.” Jawabku, singkat.99Please respect copyright.PENANA1FVWCHUrL2
99Please respect copyright.PENANA2CJwdpKEWS
Lalu, kami jatuh dalam kesibukan masing-masing. Dengan lahap aku mengunyah bakso. Rasa asin kuah terasa menyatu dengan lidah. Di tambah dengan rasa pedas yang membuat rasa menjadi nikmat.99Please respect copyright.PENANAxJnsa3Zmdm
99Please respect copyright.PENANAWbCbqCNXzV
Aku agak heran, kenapa sebagian orang tidak menyukai rasa pedas, agaknya ada yang masalah dari lidah mereka.99Please respect copyright.PENANAPm6L45xCF6
99Please respect copyright.PENANA7Jqk0tJJ3d
Sambil mengunyah bakso, aku meliriknya sekilas. Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku dengan bibir yang terlihat berminyak. Aku membalas senyumnya. Lalu, kami melanjutkan memakan bakso masing-masing.99Please respect copyright.PENANApVV2cnd8dk
99Please respect copyright.PENANALQnNKmlYhw
“Hari ini seru banget, kan, Tan?” Fajar menuang air ke dua gelas. Gelas satunya ia sodorkan kepadaku.99Please respect copyright.PENANAOi8PDFcQg4
99Please respect copyright.PENANAdgKxb2z4Dq
Baksoku sudah habis, hanya menyisakan mangkok dan kuah yang bewarna kemerahan. Kuteguk air perlahan, lalu menyeka bibirku dengan tisu yang kuambil di atas meja, di samping teko air.99Please respect copyright.PENANASOm9bMhJMq
99Please respect copyright.PENANA7crcQy77iJ
“Seru,” jawabku. “Baru kali ini tante ngerasain sebahagia ini. Seru banget, sangat, sangat, sangat, seru.”99Please respect copyright.PENANAxWxTonNVT1
99Please respect copyright.PENANAe6kfj7qiDN
“Lebih seru daripada sama Om Dimas, kan?” tanyanya lagi.99Please respect copyright.PENANACJxj9cSVvg
99Please respect copyright.PENANA0KhnL5TcMk
Aku menunduk. Tidak menjawab. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ku jawab. Walaupun dalam hatiku, aku merasakan kebahagian lebih jika bersama Fajar daripada suamiku. Aneh.99Please respect copyright.PENANA9StA0yYQ72
99Please respect copyright.PENANAzZm2P1qWY1
“Habis ini, kita langsung ke taman?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan. “Habis tante solat Magrib aja, ya?”99Please respect copyright.PENANA3qA0v2tFrG
99Please respect copyright.PENANAWDnam7CFgU
Fajar tersenyum dan mengangguk.99Please respect copyright.PENANANH0cOLBrrm
99Please respect copyright.PENANAmAlqC88qQd
Kali ini, aku memberanikan menyentuh telapak tangannya. Sambil tersenyum, kutatap manik matanya. Dari bola mata hitamnya, terlihat aku di sana. Hanya aku.99Please respect copyright.PENANAhhaiZTfF8E
99Please respect copyright.PENANA1d3DExvOo0
“Makasih,” kataku, pelan.99Please respect copyright.PENANAODBP51WXxc
99Please respect copyright.PENANAMNHQ1GAR0x
***99Please respect copyright.PENANAojnwgmg63U
99Please respect copyright.PENANAvR6yvnyv8C
Langit-langit menghitam. Lampu-lampu jalan bercahaya terang mengisi kegelapan malam. Bangunan-bangunan yang berjejer rapi, terlihat memukau dari setiap sudut mereka yang memandang. Jarum jam di lenganku menunjuk pukul 18. 59, hampir menyentuh pukul 19.00.99Please respect copyright.PENANAI2wtYQgU9n
99Please respect copyright.PENANANIRfUBl1Nr
Fajar masih fokus menyetir. Bibirnya bergerak, melahirkan senandung kecil yang terdengar merdu. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Memejamkan mata sambil menikmati kemesraan yang tidak pernah pudar ini.99Please respect copyright.PENANAruTEwM7JjK
99Please respect copyright.PENANAXzSjnCMbb5
“Masih jauh?” tanyaku.99Please respect copyright.PENANAwDpZOEDJBc
99Please respect copyright.PENANAC37GG4CJx1
Terasa tangannya mengelus puncak kepalaku. “Dikit lagi sampe,” jawabnya.99Please respect copyright.PENANAJnbEuFpgVH
99Please respect copyright.PENANAUwkThVE68v
Aku mengangguk pelan.99Please respect copyright.PENANAGFArSYShXV
99Please respect copyright.PENANAPtFij0Dqna
Sesekali aku mengusel di bahunya seperti kucing yang bermanja kepada tuannya. Aku memang seperti ini, sosok yang teramat manja aslinya, tapi kadang aku juga bisa bersikap tegas.99Please respect copyright.PENANAOrOWpsyqIv
99Please respect copyright.PENANAUA5oahvFaL
Detik berlalu, menjadi menit. Satuan bersatu menjadi belasan. Mobil yang kami kendarai, berhenti di sebuah taman yang letaknya di pinggiran jalan. Fajar memarkirkan mobil di dalam taman, di samping bangku taman.99Please respect copyright.PENANAxEc9mne35p
99Please respect copyright.PENANAiG9RIvZMDX
Dari samping jendela mobil, terlihat lampu-lampu bersinar terang menyinari seisi taman. Tak sabaran, aku membuka pintu mobil dan langsung melangkah.99Please respect copyright.PENANAr7RSABIjWJ
99Please respect copyright.PENANAGGlaAD4mfv
“Jangan lari, Tan,” Terdengar suaranya dari belakang.99Please respect copyright.PENANAsaHX4u9i0R
99Please respect copyright.PENANARUxFsZFxCn
Aku menghiraukannya dan terus berlarian kecil menuju bangku taman yang letaknya agak jauh dari posisi mobil. Langkahku terhenti seketika.99Please respect copyright.PENANA8EPhmsY0PM
99Please respect copyright.PENANASMe3T7vGm4
Mataku tertuju ke arah jembatan yang melengkung, yang letaknya tidak jauh dari arahku berdiri. Jembatan itu terlihat bersinar terang, sebab penyanggahnya dikelilingi oleh lampu lilit.99Please respect copyright.PENANAxGMl3SfH6J
99Please respect copyright.PENANA3YUQ6OIZZ6
Aku melangkah menuju jembatan itu. Tiba-tiba hatiku terasa hangat. Aku berputar kecil sambil memejamkan mata. Kedua telapak tanganku bertopang di penyanggah jembatan.99Please respect copyright.PENANAaEQkkvVM3b
99Please respect copyright.PENANAeXaX2NK10g
Ikan-ikan kecil terlihat menyembul dari kolam. beberapa ikan besar juga terlihat, seperti sengaja menampakkan diri.99Please respect copyright.PENANA7ts93MW0ws
99Please respect copyright.PENANAjPAzYfpvhe
“Indah, kan, Tan?” Tiba-tiba terdengar suara Fajar. Ia berdiri di sampingku.99Please respect copyright.PENANAD5ZBsG3clo
99Please respect copyright.PENANAPQAkHK9ahn
Aku mengangguk, masih menatap kolam. Senyumku terkulum, menahan mekar di dada. Cahaya bulan jatuh dalam air, membuat lingkaran cahaya.99Please respect copyright.PENANAXRhmB8OAzX
99Please respect copyright.PENANAu5xC1Qtphp
“Makasih, ya,” kataku, pelan, menoleh ke arahnya.99Please respect copyright.PENANAtSV7pYRKPI
99Please respect copyright.PENANAI2BtnpdwkG
Fajar membalas tersenyum. Sekilas, kurasakan ketenangan dari raut wajahnya yang terlihat begitu menangkan.99Please respect copyright.PENANAcHsnK6HFz5
99Please respect copyright.PENANA4gNaR9M55B
Lembut, kurasakan sentuhan hangat di jemariku. Rasanya seperti mengudara dan terbang di angkasa. Dalam satu tarikan, ia rengkuh tubuhku dalam peluknya.99Please respect copyright.PENANAL38bMd8ggF
99Please respect copyright.PENANA4v7VZ4qYr8
Di bawah sinar rembulan, kami berpelukan. Bising kendaraan seakan tidak terdengar, tidak mengusik kemesraan kami sama sekali.99Please respect copyright.PENANAi5Pm7XzDkj
99Please respect copyright.PENANA67MwnoRL2k
Lalu, kami saling menatap. Bola mata kami seperti memancarkan sebuah kilau kasih yang tidak terbendung. Aku berjinjit sedikit, kini, giliran aku yang mendaratkan cumbuan di bibirnya.99Please respect copyright.PENANAk8Fdxi63ab
99Please respect copyright.PENANA7yAsa7jn9n
Sembari menutup mata, aku melumat lembut bibirnya. Ia membalas lumatanku. Kedua tangannya melingkar di kepalaku. Kami jatuh dalam lumatan penuh gairah, di sebuah taman, pinggiran jalan. Berteman malam dan cahaya rembulan. Di jembatan atas kolam. Ini. Ini yang kucari selama ini.
Bersambung
ns 15.158.61.55da2