#5 Menyatu 56Please respect copyright.PENANAdz6ZtxB8q3
56Please respect copyright.PENANAP02qVbZo1g
“Ahhhh…, Pelan-pelan…,” Aku meringis kecil ketika kurasakan penisnya mulai masuk. Tak bisa kubayangkan, bawah kini aku telah sah disetubuhi olehnya.56Please respect copyright.PENANAnkjmjDfgvH
56Please respect copyright.PENANAyPSlO4kPLQ
“Kalau sakit, bilang, ya, tan.” Fajar mengeluarkan penisnya, lalu ia meludahkan tangannya, dan liur itu ia oles ke penisnya. Ia meraih kedua tanganku dan menempatkannya di kedua kakiku.56Please respect copyright.PENANASFtLir0lyi
56Please respect copyright.PENANAuI3nElMWnx
“Tahan tan,” suruhnya. Bagai tersihir aku mengikuti perintahnya. Aku menarik kakiku dan menahannya. Kini hilanglah sudah martabatku sebagai istri sekaligus ibu.56Please respect copyright.PENANAhBOFS0UYss
56Please respect copyright.PENANARG0b76VUVY
“Jar…Ahhhh…” Aku mendesah tak tertahan ketika penisnya mulai masuk kembali. Aku mengigit bibir. Menahan nikmat.56Please respect copyright.PENANAvaG8RzxBMt
56Please respect copyright.PENANAh56ywUf3ML
Terdengar bisiknya di telingaku. “Makasih, tan.”56Please respect copyright.PENANA8oh35igOgD
56Please respect copyright.PENANAVb8tZg20Nh
Aku tidak menjawab.56Please respect copyright.PENANAo3sHDbT6lG
56Please respect copyright.PENANADibrSvWCbw
Perlahan penisnya mulai masuk lebih dalam. Tidak ada rasa sakit yang kurasakan, melainkan kenikmatan penuh.56Please respect copyright.PENANAmCG3xkldwU
56Please respect copyright.PENANAMSO0TDt4pA
“Ahhhh…empshhhh…,” Aku mendesah lagi ketika penisnya penuh dalam kemaluanku. Aku menggeleng kanan-kiri, menahan rasa nikmat yang luar biasa.56Please respect copyright.PENANAwkgJTKC5Hm
56Please respect copyright.PENANA56YY2oNyqK
Fajar memaju-mundur-kan penisnya perlahan. Tangannya meremas buah dadaku, dan sesekali memelintir putingku. Sementara tangannya yang satu bertengger di puncak kepalaku yang terbalut jilbab.56Please respect copyright.PENANAVTAN1dp797
56Please respect copyright.PENANAi6r4RuMCcO
Seketika pinggulku terdorong sebab hentakan dar ipenisnya.56Please respect copyright.PENANA8FIsz7VsTm
56Please respect copyright.PENANA43MGxiFo9F
“Enak…tan, hah?” Fajar berkata dengan suara memburu.56Please respect copyright.PENANAYm5lvEorJp
56Please respect copyright.PENANAZYJphIjvT4
“Empshh…, enak…, Jar,” jawabku terbawa nafsu.56Please respect copyright.PENANAtnxxW2vUxE
56Please respect copyright.PENANAxl8k8DBHXW
Fajar mempercepat temponya. Tangan kananku hengkar dari kaki, ia tarik ke atas, dan ia jilati ketiakku.56Please respect copyright.PENANAhve6TExhqo
56Please respect copyright.PENANAgcEK1b85V8
“Ahhh…., geli…, Jar…” Nafasku memburu, bibirku bergetar, wajahku meringis nikmat. Bisa kurasakan penisnya menyatu dalam tubuhku. Aku tidak menyangka, bahwa aku akan berakhir disetubuhi oleh sahabat anakku sendiri.56Please respect copyright.PENANAjegxfpqGzZ
56Please respect copyright.PENANAAfI0BQo0Ix
Penisnya terus menusuk kemaluanku. Kami saling bercumbu dan bertukar ludah. Sapuan lidahnya kubalas. Lepas dari cumbuan, ia membanjiri kedua buah dadaku dengan ludahnya. Sesekali ia gigit kecil putingku. Membuat tubuhku mengelinjang.56Please respect copyright.PENANAvxzvyWVnin
56Please respect copyright.PENANA3q26lhKxxd
“Gimana, tan? Enak gak dientot?” tanyanya dengan kalimat vulgar.56Please respect copyright.PENANAXsBXeIujsC
56Please respect copyright.PENANAp9MePmbAME
Aku terbawa suasana, dan menjawab, “Enak…”56Please respect copyright.PENANA2lZAhw8L1Y
56Please respect copyright.PENANAb0Ff0MQe1l
Fajar semakin gencar menghujani kemaluanku. Aku memeluk tubuhnya dengan erat, menikmati setiap sentakan yang ia layangkan. Sungguh, dalam dosa ini, kurasakan kenikmatan duniawi. Bukannya malah menolak, malah sebaliknya. racau-racau terus keluar dari mulutku.56Please respect copyright.PENANAfykOLNimWy
56Please respect copyright.PENANA4CjFpnUW2D
“Memek tante enak banget.” Giliran Fajar yang meracau tidak jelas. “Sempit banget, tan!”56Please respect copyright.PENANAB7MeQAEqWP
56Please respect copyright.PENANA9TRc6163I9
Aku malah terangsang mendengar ucapan vulgarnya. Lama-lama kelamaan kurasakan kenikmatan yang ingin tersalurkan. Sebuah puncak dari bersetubuh. Dan aku bisa merasakan bahwa Fajar merasakan hal yang sama.56Please respect copyright.PENANAC4JX5SIMJW
56Please respect copyright.PENANA7YJKeg5UlH
Dalam satu sentakan kuat, aku berkata dengan desah yang melingking, “Empshhh…, tante keluar…”56Please respect copyright.PENANAwHNkMtnDed
56Please respect copyright.PENANAjSRUZrIpEG
Fajar berbisik di telingaku. “Fajar keluarin di dalam, tan.”56Please respect copyright.PENANA49meHU1Yp9
56Please respect copyright.PENANArvZ8zqNohE
Pupil membesar, dengan sekuat tenaga, aku dorong tubuhnya. Tapi, aku tak cukup kuat untuk membuat penisnya keluar dari dalam kemaluanku. Sementara itu, Fajar semakin erat memelukku.56Please respect copyright.PENANAv8DJPLPfAJ
56Please respect copyright.PENANAe9MrhC0cdv
“Tan…, Fajar keluar!!” Dia mengerang keras.56Please respect copyright.PENANAMgNDpgN7Bs
56Please respect copyright.PENANAyg2ZqA14fA
Pun aku, tubuhku mengelinjang, mataku terangkat ke atas. Deruh nafasku memburu. Kupeluk erat tubuhnya dalam dekapku. Fajar berbisik, “Makasih, tan.”56Please respect copyright.PENANAhuZb2Csx9P
56Please respect copyright.PENANA211pMgVbfQ
Aku menatap langit-langit kamar. Berharap bahwa spermanya gagal untuk membuahiku.56Please respect copyright.PENANAwmMlVAbe10
56Please respect copyright.PENANAec426I3sel
***56Please respect copyright.PENANAXCjJez163R
56Please respect copyright.PENANAx9DLWaqvKC
Aku bersandar di ranjang dengan tatapan kosong. Sementara Fajar mengelus puncak kepalaku sedari tadi. Ia terus berusaha menenangkanku, bahwa tidak mungkin aku akan hamil dalam satu kali persetubuhan.56Please respect copyright.PENANAWQf7MG1ZEX
56Please respect copyright.PENANA1jB3VQXZ2T
Aku masih dalam keadaan setengah telanjang, dengan bra dan hijab yang tak pernah terlepas sedari awal kami bersetubuh.56Please respect copyright.PENANAZETjPJXquT
56Please respect copyright.PENANAUqO0In2pcN
“Tan…, Fajar janji bakal tanggung jawab kalau tante hamil,” Kata Fajar sambil jemarinya mengelus pipiku.56Please respect copyright.PENANAz32baC4Hu4
56Please respect copyright.PENANA8LjpwJrmpR
Aku mendengus kesal. “Tante udah punya keluarga Fajar! Kamu malah seenaknya keluarin di dalam. Dan kamu juga ngelagar janji kamu! udah tante bilang, kan, jangan sampe masuk!” Aku berkata dengan nada penuh tekanan.56Please respect copyright.PENANA7ta1jSJI8M
56Please respect copyright.PENANAqmfv1KAQok
Fajar tidak menjawab. Melainkan ia rengkuh kepalaku agar besandar di bahunya. Amarahku seketika mereda.56Please respect copyright.PENANAOYYy16biW9
56Please respect copyright.PENANAFz8mv5Hpae
“Udah, tan…, Tenang, ya…,” katanya lembut.56Please respect copyright.PENANArG5I9SCpli
56Please respect copyright.PENANASM1WU2ogH7
Entah kenapa aku luluh seketika. Belain tangannya di hijabku, membuatku merasakan kenyamanan.56Please respect copyright.PENANAHnxwvkQScE
56Please respect copyright.PENANAU39GTItEkn
“Tante takut, Jar…,” Aku berkata lirih. “Tante belum siap sebenarnya.”56Please respect copyright.PENANAjGTVOJTzGJ
56Please respect copyright.PENANAy5Ek401lFx
Fajar menarik kedua bahuku menghadapnya. “Percaya sama Fajar, oke?” dia menatapku dalam.56Please respect copyright.PENANAHXXr2Y3EUI
56Please respect copyright.PENANA6SHG3eZNVA
Aku hanya bisa mengganguk pelan, lalu ku tenggelamkan kepalaku dalam dadanya. Kupeluk tubuhnya dengan erat.56Please respect copyright.PENANAMJBjybYfW6
56Please respect copyright.PENANAa2nSrJJQnu
Tak lama kemudian, kami saling berpakain dan beranjak menuju teras.56Please respect copyright.PENANAW1M1SPilyz
56Please respect copyright.PENANAFU37eYCC2u
Aku menatap halaman dengan tatapan kosong. Entah kenapa, persetubuhan tadi, membuat pikiranku kacau. Terlebih apa yang dilakukan Fajar kepadaku. Fajar yang di sampingku malah terlihat santai. Ia seakan tidak peduli apabila aku hamil dan mengandung anaknya.56Please respect copyright.PENANADazDiJ0EmB
56Please respect copyright.PENANAcEdyT652U1
“Jar…, tadi yang terakhir kali, ya,” kataku, datar.56Please respect copyright.PENANAZTC6BiYHBq
56Please respect copyright.PENANAalqgpTaLC7
“Engga. Fajar masih pengen ngentotin tante.”56Please respect copyright.PENANAnfnYtgUmw3
56Please respect copyright.PENANAmI6F7SFvnD
“Bisa gak sih, kamu gak ngomong kotor kaya gitu?” Terdengar suaraku meninggi. Aku emosi terhadap perkataannya yang seakan menghinaku. Walaupun kutau kami memang sudah bercinta.56Please respect copyright.PENANAq0FpKRdfHJ
56Please respect copyright.PENANApgn0iM96TK
Terdengar helaan nafasnya, berat. “Tan…, Fajar cinta sama tante,” katanya, lirih.56Please respect copyright.PENANAJADJ1HqdOG
56Please respect copyright.PENANAjZrHgN1iMJ
“Cinta atau nafsu?” aku meringis kecil. “Atau, kamu palingan Cuma pengen nikmatin tante, terus kamu buang? Gitu?” Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca.56Please respect copyright.PENANAKpNWHLlGGG
56Please respect copyright.PENANAo84a66Djsj
Fajar malah menarik tubuhku menghambur padanya. Aku menangis seketika, kutenggelamkan kepalaku di dadanya. Aku merasakan elusan mesra di punggungku. Lagi dan lagi, ia mampu membuatku luluh atas sikapnya yang romantis.56Please respect copyright.PENANAt9Mo2jcOe2
56Please respect copyright.PENANAzqJReICowk
“Fajar cinta sama tante,” bisiknya. “Bukan sekedar mau nikmatin tante doang.”56Please respect copyright.PENANA9jyZO0uG7b
56Please respect copyright.PENANAOfmdnGIKQ7
Dalam dekapnya, aku merasakan ketulusan yang menjalar pada suaranya. Aku merasakan kehangatan yang ia berikan. Dan, entah kenapa, aku tidak menyesal disetubuhi olehnya.56Please respect copyright.PENANALR8smx8BMs
56Please respect copyright.PENANAdQK23lyx4A
Kuseka tangisku, dan kemudian menatapnya. “Jar, tante mau pulang.” Terdengar suaraku sedikit parau. Fajar mengganguk. Ia kecup bibirku, pipiku, keningku, bergantian. Kemudian ia beranjak bangkit, pun aku.56Please respect copyright.PENANAsrj0J0gRSD
56Please respect copyright.PENANA40Jia29rJA
Fajar mengulurkan tangan sambil tersenyum. Aku mengulum senyum dan menyambar uluran tangannya. Kami melangkah bergandengan menuju mobil. Fajar membukakan pintu mobil dan menyuruhku masuk terlebih dahulu, Aku beranjak masuk. Di susul olehnya.56Please respect copyright.PENANAI7iGL0K3O3
56Please respect copyright.PENANAr1b7nb3Kap
Dalam mobil Fajar memandangiku. Aku menatapnya bingung. “Kenapa?”56Please respect copyright.PENANAC4kQkWVeTe
56Please respect copyright.PENANABj5RvRoUlJ
Fajar memalingkan wajah, lalu menunjuk pipinya dengan jari telunjuk. Aku menghela nafas, kemudian kudekatkan wajahku dan kukecup pipinya.56Please respect copyright.PENANAoNfQekiYfp
56Please respect copyright.PENANAM3L1VKcw51
“Udah, yuk. Pulang,” kataku.56Please respect copyright.PENANACFqvzCKxY8
56Please respect copyright.PENANAfaaVvfPCZE
Fajar mengganguk, lalu terdengar bunyi mobil menyala. Aku meliriknya sekilas. Remaja itu, sungguh berhasil membuatku jatuh cinta. Seumur hidup, tak pernah kubayangkan bahwa aku akan disetubuhi oleh pria lain selain suamiku. Sungguh, terkadang, apa yang kita bayangkan tidak sesuai dengan yang akan terjadi.56Please respect copyright.PENANAmSnPflNueb
56Please respect copyright.PENANAcyLpH57LXZ
***56Please respect copyright.PENANAeW8Jf3vV4R
56Please respect copyright.PENANALypnBTIMNF
Air-air mengalir di setiap lekuk tubuhku. Aku memejamkan mata, menikmati setiap tetes air yang membelai mesra wajahku. Tak lupa kusabuni setiap inci tubuhku, mulai dari ketiak, leherku yang tampak memerah, dan area selangkangan.56Please respect copyright.PENANAuEzPDXEfjl
56Please respect copyright.PENANAJLfcGxDQ6a
Setelah itu, Ku raih handuk di gantungan samping pintu. Ketepuk-tepuk rambutku pelan, lalu kukeringkan anggota tubuhku. Lalu, ku belit handuk ditubuhku.56Please respect copyright.PENANAGDr3UzpMmX
56Please respect copyright.PENANAs8593FtflJ
Suara Fajar terdengar di meja makan. Ku raih gagang pintu dan kubuka. Fajar tersenyum ke arahku.56Please respect copyright.PENANAm6bmmICUEV
56Please respect copyright.PENANA4gVryqiNMn
“Sexy, banget, tan,” katanya sambil memandangi tubuhku yang terbelit handuk.56Please respect copyright.PENANAoliHbLCWJe
56Please respect copyright.PENANAlhRTCV2cW5
Aku buru-buru melangkah menuju kamarku, wanti-wanti sekiranya ia kembali menyetubuhiku. Tiba-tiba langkahku terhenti. Ia berdiri di hadapanku.56Please respect copyright.PENANAxYQtVtSRDU
56Please respect copyright.PENANAd0UUGMiNzx
Aku mendongak, menatapnya. “Minggir, gak!” kataku, galak.56Please respect copyright.PENANAOdTqR7qloH
56Please respect copyright.PENANAfiiALY08Zm
“Galak banget,” katanya sambil melangkah dan duduk kembali di meja makan.56Please respect copyright.PENANA4Re1VD599o
56Please respect copyright.PENANAS7xcw1UIp5
Aku melanjutkan langkahku yang sempat terhenti. Tiba di kamar, aku lekas mengenakan pakaian. Aku menggenakan daster bermotif bunga, dan jilbab bewarna coklat.56Please respect copyright.PENANAwirUxSPoTN
56Please respect copyright.PENANAPwQWTFYx3H
“Kamu laper gak?” tanyaku menghampiri Fajar dan duduk di hadapannya. “Mau makan?”56Please respect copyright.PENANAsuzlu7ihzO
56Please respect copyright.PENANA23wZ3hgSHa
“Engga, Tan.” jawabnya. Ia mengedipkan sebelah mata. “Maunya, makan tante.”56Please respect copyright.PENANA5dkXGIHEQn
56Please respect copyright.PENANAvigwWdqmzz
Aku menghela nafas. Remaja itu, sering kali menggodaku. Aku beranjak berdiri. Ku ambil dua gelas, hendak membuat kopi untuknya dan untukku. Terdengar langkahnya mendekat.56Please respect copyright.PENANAZjqo4qZyvt
56Please respect copyright.PENANA5v3hIV4UFT
“Fajar aja yang bikin, tan,” bisiknya, memelukku dari belakang. “Tante tunggu di ruang tamu aja.” Ia mengecup mesra pipiku.56Please respect copyright.PENANA53W65Fjx01
56Please respect copyright.PENANALurIurXsug
Aku bisa merasakan tonjolan kemalunnya yang menekan pantatku. Tapi, kubiarkan saja.56Please respect copyright.PENANAm18P6o77Eq
56Please respect copyright.PENANAhhDw8SRkF5
“Tante, aja, Jar,” kataku.56Please respect copyright.PENANA9ZRUQdMpzy
56Please respect copyright.PENANAqO7TDYP7Rx
Fajar membalik tubuhku menghadapnya. Ia kecup bibirku mesra. Aku memejamkan mata.56Please respect copyright.PENANAYgvWF6zji7
56Please respect copyright.PENANAF7NWUaVN0W
“Fajar aja,” katanya. Aku mengganguk. Membiarkannya mengambil alih.56Please respect copyright.PENANAIWLlcvfiMR
56Please respect copyright.PENANAWnMnWZNFcc
Entah kenapa, caranya memperlakukanku, membuat perasaanku mekar. Remaja itu, sungguh piawai menata sebuah hati. Lambat laun, aku semakin terbiasa akan perlakuannya.56Please respect copyright.PENANAIkf6vJuNrd
56Please respect copyright.PENANA2QUACapfNw
Tidak lama kemudian. Ia tiba dengan nampan berisi dua gelas kopi. Ia letakan dua kopi itu di meja, dan duduk di sampingku. Tangannya melikir di leherku, ia kecup kembali pipiku. Aku malah merona. Padahal, kecupan itu sudah sering ia layangkan.56Please respect copyright.PENANA7ELjp3V2xs
56Please respect copyright.PENANAAdKKqimMOq
“Boleh tidur bareng, tan?” tanyanya. “Please boleh, ya? Fajar janji engga bakal macem-macem.”56Please respect copyright.PENANAwEk9igjR6m
56Please respect copyright.PENANAX5jA1mF13Y
Aku menoleh ke arahnya. “Janji?” kataku sambil mengulurkan jari kelingking di depan wajahnya.56Please respect copyright.PENANAZwewTp8i91
56Please respect copyright.PENANApRnBuGc3Bc
Fajar menyambut jari kelingkingku dengan jari kelingkingnya. “Janji.”56Please respect copyright.PENANAG8r1mN4Rvk
56Please respect copyright.PENANAxjfVrv0ayw
Aku mengganguk ringan. Entah kenapa, aku malah membiarkannya. Mungkin, karena aku merasa tidak enak akan sikapnya yang lembut. Tapi, kali ini, kupastikan akan memarihnya apabila ia kembali menyetubuhiku. Pasti.56Please respect copyright.PENANABOBbV9fVPQ
56Please respect copyright.PENANAWqdf9jYJ5J
“Om pulangnya kapan, tan?” Fajar menyesap kopinya, kakinya tersilang.56Please respect copyright.PENANAJjUL8Y3hnL
56Please respect copyright.PENANAoVyVyWb03J
“Sabtu depan,” jawabku.56Please respect copyright.PENANAXErNYzfPYP
56Please respect copyright.PENANATEgL053efa
“Yes! Masih lama, dong.” Suaranya terdengar riang. “kalau gitu, anggap aja Fajar suami tante selama di rumah ini, oke istriku?”56Please respect copyright.PENANAeWNKanC6Ss
56Please respect copyright.PENANAtt94odaoEG
Seketika aku merasa desir panas mejalar di tubuhku. Menggapnya suamiku? bagaimana bisa aku melakukan hal seperti itu. Tapi, entah kenapa, aku malah merasa bahagia ketika ia mengatakan itu.56Please respect copyright.PENANAWjLShJ8pPE
56Please respect copyright.PENANAVE4YoK7kSO
“Apaan, sih, Jar,” kataku. “jangan aneh-aneh, deh.”56Please respect copyright.PENANAtLRYil2N71
56Please respect copyright.PENANAfBXQ69shEJ
Fajar mengusap kepalaku lembut. “Bercanda, tan,” katanya.56Please respect copyright.PENANAyGfIBwNXBe
56Please respect copyright.PENANAfGEY9nBint
Aku menyesap kopiku, kemudian kusandarkan kepalaku di bahunya. “Degup jantung tante berdetak cepat kalau bareng kamu. Tante juga bingung, kok bisa. Tapi kelamaan tante tahu, kayanya tante jatuh cinta deh sama kamu.” akhirnya aku mengungkapkan perasaanku.56Please respect copyright.PENANA2DB3kQ4ley
56Please respect copyright.PENANAArl4p6E4aG
Fajar menjatuhkan kepalanya di kepalaku. Ia usap punggung tanganku dan berkata, “Kan udah Fajar bilang, tante harus ikutin naluri tante. Jika cinta berseru lantang, jangan menutup telinga. Lagian, Fajar janji, Fajar bakal bikin tante jatuh cinta sama Fajar. Selamanya,” ia berhenti sejenak, dikecupnya puncak kepalaku dan melanjutkan. “Tan. Fajar cinta banget sama tante. Fajar pengen bikin tante bahagia sekaligus menuntun tante. Tante harus percaya sama Fajar, oke?”56Please respect copyright.PENANA6lr2W8mn6q
56Please respect copyright.PENANA0riOldWu4u
Aku hengkang dari bahunya. Kutatap matanya, “menuntun?” tanyaku, bingung.56Please respect copyright.PENANAkUdwlHNzn5
56Please respect copyright.PENANAk3jegJ1vDE
Fajar meraih telapak tanganku. Ia belai lembut jemariku, lalu menjawab, “Fajar pengen tante ikut Fajar.”56Please respect copyright.PENANA6yybjgFAtM
56Please respect copyright.PENANACn9ESqxFMR
Aku menelan ludah. Aku paham maksudnya. “Kalau itu tante gak bisa Jar. Sedari kecil, tante berpegang teguh sama keyakinan itu. Tante gak bisa.”56Please respect copyright.PENANAmIp6kIq4g1
56Please respect copyright.PENANAgBdaGNtA5B
“Tan, percaya sama Fajar, oke? Fajar bakal mengarahkan tante ke jalanan yang benar. Fajar janji.”56Please respect copyright.PENANAjlIrn4BEzM
56Please respect copyright.PENANASpmzMUG00J
“Tante gak bisa mengiyakan kalau soal itu,” kataku, meminta pengertian.56Please respect copyright.PENANAm8UlBSfAem
56Please respect copyright.PENANAqRAOR0eW8J
Fajari menarik tubuhku masuk dalam pelukannya. Lagi-lagi aku merasakan kehangatan yang begitu nyata. Aku merasakan sebuah gejolak hatiku bermekaran. Lantas, ia berbisik, “Pelan-pelan aja, tan?”56Please respect copyright.PENANAYV6PWX7YFf
56Please respect copyright.PENANA6JWMqQdNDU
Aku tidak mengiyakan, tidak juga menolak. Aku hanya berdiam dalam dadanya.56Please respect copyright.PENANAuTS718JyS3
56Please respect copyright.PENANAwkFE3DAinK
“Bisa, tan?” tanya Fajar memandangiku dalam.56Please respect copyright.PENANAnJ88FjyZrz
56Please respect copyright.PENANAcCsq0X9lB5
Aku menggeleng. “Maaf,” kataku. “Tante gak bisa.”56Please respect copyright.PENANAYP4oEoeavm
56Please respect copyright.PENANAILaUxt1BsC
***56Please respect copyright.PENANAdj2KrnpZCS
56Please respect copyright.PENANAZVbblbKXbX
Aku mematung. Tak pernah kubayangkan aku akan mengajak pria lain tidur bersamaku, di kamarku dan suamiku. Sungguh perbuatan dosa yang besar. Kami bersandar di penyangga ranjang. Fajar membentangkan pandangannya ke setiap penjuru ruang.56Please respect copyright.PENANARxHtTLMWUG
56Please respect copyright.PENANAuojdtPNZ2V
Kamarku cukup menimalis. Dengan satu ranjang, lemari pakain yang tak jauh dari ranjang. Meja rias di samping lemari pakain, AC yang selalu menyala, dan satu lampu terang di atap yang selalu menyala. Aku tidak bisa tidur dalam keadaan gelap. Mungkin karena sedari kecil aku sering tidur dengan lampu yang menyala.56Please respect copyright.PENANA8aBHMrYUZk
56Please respect copyright.PENANAf55GU14iDu
Aku melirik ke Arahnya. “Kamu gak tidur?” tanyaku.56Please respect copyright.PENANABjIdxuleIY
56Please respect copyright.PENANAZb9ehSJuwj
Fajar menoleh, tersenyum. “Tante udah ngantuk?” tanyanya balik.56Please respect copyright.PENANAjQJgEiEoBw
56Please respect copyright.PENANA0Bsfp6ch6u
Aku menggeleng.56Please respect copyright.PENANA7d1oz2d2cC
56Please respect copyright.PENANAnVgUXaSD9w
“Ngentot, yuk, tan,” katanya berterus terang.56Please respect copyright.PENANAI9WwMjAjDk
56Please respect copyright.PENANAxJGXScod8n
Aku menatapnya tajam. “Kamu lupa atau pura-pura lupa?”56Please respect copyright.PENANAlOWz7GkJxc
56Please respect copyright.PENANAEmCZoewcYZ
Fajar malah terkekeh. Ia mengangkat pinggulnya sedikit, lalu menanggalkan boxernya. “Kalau gitu kocokin,” katanya.56Please respect copyright.PENANAvKNs2Ni9aE
56Please respect copyright.PENANA87RYzzKZ5q
Aku menelan ludah, tonjolan di balik celana dalamnya membuat desir di darahku menyalak.56Please respect copyright.PENANAd1iMi0qWOV
56Please respect copyright.PENANAaIBYgEuZwz
“Jangan macem-macem, deh,” kataku, masih memandangi penisnya.56Please respect copyright.PENANArKpu1W9YaF
56Please respect copyright.PENANAZpuqzWbo3g
Fajar menarik celana dalamnya ke bawah. Bagai sebuah hadih dalam tirai yang dibuka, penisnya menyembul keluar. Aku terbelangak menatap penis yang pernah menyetubuhiku itu.56Please respect copyright.PENANAGgQBCUXlpy
56Please respect copyright.PENANAdn98wOrXpE
“Mau nyoba pake mulut, tan?”56Please respect copyright.PENANAPRci7AmTFN
56Please respect copyright.PENANABOZGzsyqU9
Aku menggeleng.56Please respect copyright.PENANAfG34rldpUM
56Please respect copyright.PENANA7Wwkp9Whz4
Fajar malah menarik kepalaku mendekat ke arah penisnya. Entah kenapa aku tidak memberontak. Kini penis itu tepat dihadapanku. Penisnya mengeluarkan sebuah aroma yang tak kukenali. Fajar menarik kepalaku lagi, sontak bibirku menyentuh kepala penisnya. Lalu ku dorong kepalaku ke belakang.56Please respect copyright.PENANAuHAkDyUhVu
56Please respect copyright.PENANAqmNQ0ID6fv
“Apaan sih, Jar.” Aku memukul pelan bahunya. “Kamu kelamaan kurang ajar banget, tau gak? Tante izinin kamu buat nyentuh tante bukan berarti kamu bisa bersikap seenaknya!”56Please respect copyright.PENANA3C07hiSkLJ
56Please respect copyright.PENANAicI9smlEHv
Fajar terlihat menelan ludah. Aku menatapnya tajam. Ia mengegser tubuhnya dengan wajah kikuk. Mungkin ia menyadari kesalahannya itu.56Please respect copyright.PENANAif6izx45pT
56Please respect copyright.PENANARg5QNMeNdA
“Iya, tan.” Wajahnya terlihat memelas. “Maaf.”56Please respect copyright.PENANAz5xw7Lfzft
56Please respect copyright.PENANAH2vam0AVTJ
Remaja itu, memang harus diperlakukan seperti ini, sebab apabila kubiarkan, mungkin ia akan bertindak dengan senonoh lagi.56Please respect copyright.PENANAk5hLyKJqf3
56Please respect copyright.PENANA3Rq0Ik24gI
“Sekali lagi kamu kaya gitu, tante gak bakal izinin kamu buat nyentuh tubuh tante lagi!” Aku kemudian melirik penisnya yang masih berdiri tegak. “Pake celana kamu!”56Please respect copyright.PENANAwPxHFVYBqo
56Please respect copyright.PENANA5JUe6jGuLp
Terdengar helaan nafasnya, kemudian ia kembali memakai celananya.56Please respect copyright.PENANA1p6pQryoeF
56Please respect copyright.PENANADQvwd9cJMO
“Tante marah?” tanyanya.56Please respect copyright.PENANAa08RxqOwrA
56Please respect copyright.PENANAUKdloFW8MR
“Tante gak suka sikap kamu yang kurang ajar kaya gitu, Jar.”56Please respect copyright.PENANArCLuuurgqd
56Please respect copyright.PENANAwhVpGEfzla
‘Tapi, kan, tante cinta sama Fajar, kan? “56Please respect copyright.PENANAMGXGhI3ULZ
56Please respect copyright.PENANAFrWhAONk99
“Iya, tapi bukan berarti kamu bisa berlaku seenaknya kaya gitu! “56Please respect copyright.PENANA2mcNvygTiX
56Please respect copyright.PENANAS0n7kAJi7U
“Tan,” Fajar meraih kedua tanganku. Jika sudah begini, pastilah keluar kata-kata lembut dari mulutnya. “Fajar Cuma mengekspresikan cinta Fajar, emang gak boleh?”56Please respect copyright.PENANAI2y7TgtgBn
56Please respect copyright.PENANAplElxgDgL2
“Jar, itu cinta atau nafsu? Kalau landasan kamu cinta sama tante karena nafsu, itu bejat banget tau, gak?” Aku memandangi bola matanya, dalam.56Please respect copyright.PENANAdHUILsYE3d
56Please respect copyright.PENANAcbS0G55Wla
“Cinta sama nafsu adalah dua hal yang gak bisa dipisahkan, tan. Fajar nafsu sama tante, iya. Tapi, Fajar juga cinta sama tante.” Ia memandangiku balik.56Please respect copyright.PENANAMiwt8v9iRf
56Please respect copyright.PENANAD9cfIkWsPx
Benar yang dikatakannya. Cinta dan nafsu tidak lah terpisahakan. Mereka bagai jiwa dan nyawa, hidup dalam satu.56Please respect copyright.PENANAp4fyzDAqrr
56Please respect copyright.PENANAardtTTgL1V
Fajar berkata lagi, “Cinta itu energi paling purba, tan. Ia yang membentuk semesta, sekaligus ia yang menghancurkan semesta. Nafsu adalah sahabat daripada semesta itu. tanpa nafsu cinta akan terasa hampa.” Ia menatapku semakin dalam.56Please respect copyright.PENANAfZ8kJfLOmW
56Please respect copyright.PENANAhCcuqipQjC
Kata-kata yang ia rangkai sedemikian rup, membuatku luruh-lantah. Aku mengehela nafas sejenak, “Iya, tante paham, kok.” Suaraku mulai terdengar lembut. “Tapi, kan, tante butuh adaptasi, Jar. Kamu ngertiin tante, ya?”56Please respect copyright.PENANADIdd8MhRd6
56Please respect copyright.PENANAi26sn3RkGQ
Fajar mengganguk. Wajahnya mendekat. Seperti yang sudah, aku memejamkan mataku. Menikmati setiap cumbuan bibirnya. Lidahnya mulai masuk. Kusabut kehadiran lidahnya.56Please respect copyright.PENANA8DhOwpMDqP
56Please respect copyright.PENANAYPZcekq9Vu
Tangannya meremas pelan buah dadaku. membuatku melenguh pelan. Lalu ia rebahkan tubuhku berbaring di ranjang. Lumatan-lumatannya semakin ganas.56Please respect copyright.PENANA0Z9zj5rZQi
56Please respect copyright.PENANABLmOiF0QQm
“Tan, boleh?” ia memandangiku. Kali ini, entah kenapa, aku tergerak untuk mengatakan iya. Maka, kuanggukan kepalaku. Sepersekian detik kemudian ia tersenyum.56Please respect copyright.PENANAZ3fd8Yx4Ya
56Please respect copyright.PENANAprF69m5IVf
“Tapi jangan di kamar ini,” kataku lagi. “Di kamar adit, aja, ya?”56Please respect copyright.PENANANCdBwDjjvY
56Please respect copyright.PENANAoyu5pbhnLd
Fajar mengerti. Kami beranjak dari Kasur. Mendadak tubuhku terangkat, segera kulingkaran kedua tanganku di lehernya.56Please respect copyright.PENANAvVKqNVkzC6
56Please respect copyright.PENANAzAP7htJ3su
“Tante berat tauk!” suaraku terdengar manja.56Please respect copyright.PENANAjJXBxFipzC
56Please respect copyright.PENANAOuTVmL8deC
Fajar malah tersenyum. Perlahan ia melangkah. Pintu kamar dengan mudah ia buka. Aku memandangi wajahnya, tampan sekali. Kadang aku berfikir, bagaimana seorang remaja yang seumuran anakku berhasil membuatku jatuh cinta.56Please respect copyright.PENANALKJYX9r94k
56Please respect copyright.PENANAeHZD9IFmRB
Fajar merebahkan tubuhku dengan lembut di kamar Adit, anakku. Mungkin, aku harus meminta maaf kepadanya, sebab kamar ini akan kugunakan untuk bersetubuh dengan sahabatnya sendiri.56Please respect copyright.PENANA1Y8q3STDba
56Please respect copyright.PENANAy9RWizUzzc
Di tepi kamar tidur, Fajar membuka bajunya, menampilan dadanya yang terlihat bidang. Ia lempar bajunya di samping televisi. Lalu, ia menanggalkan celana serta celana dalamnya.56Please respect copyright.PENANABVB6lF2KVu
56Please respect copyright.PENANAJKNUcorXSJ
Aku kembali menelan ludah. Ini memang bukan yang kali pertamanya aku melihat kemaluannya, tapi tetap saja aku merasa agak kikuk.56Please respect copyright.PENANADhC73ErRUJ
56Please respect copyright.PENANAL4moo0sNxy
Fajar menghamburkan tubuhnya di ranjang. Ia melumat kembali bibirku. Aku membalasnya lagi. Kedua tanganku memegangi kepalanya. kurasakan tangannya mulai turun dan menjama kemaluanku dari balik daster.56Please respect copyright.PENANACv2zl99blH
56Please respect copyright.PENANAy9pRCRUDVq
“Empshh…,” aku melenguh pelan, masih bercumbu. Sentuhannya berhasil membuat gairahku bangkit.56Please respect copyright.PENANAQyKNIzqx4S
56Please respect copyright.PENANAgvWAal9YDq
Mulutnya mulai berpindah, ia singkap jilbabku dari bawah, lalu ia jilati kembali leherku.56Please respect copyright.PENANAG8ZX2Uc0wn
56Please respect copyright.PENANA64WbrDTFnl
“Ahh…, Jar…,” sentuhan lidahnya membuat tubuhku merinding seketika.56Please respect copyright.PENANAcsvnEkTVzC
56Please respect copyright.PENANAHoIAuaTyxB
Kurasakan tangannya menarik dasterku sampai pangkal paha. Aku kembali mengerang ketika tangannya menyetuh kemaluanku dari balik celana dalam. Sementara tangan satunya sedari tadi meremas buah dadaku.56Please respect copyright.PENANAwXPYZkAVmE
56Please respect copyright.PENANAUVOVc8BLtN
“Angkat tangannya, Tan. Fajar pengen nelanjangin tante.”56Please respect copyright.PENANAh5kvBqBD8q
56Please respect copyright.PENANAaTIKNwtlUo
Aku beranjak duduk di ranjang, lalu mengangkat pinggulku sedikit. Dasterku tertanggal. Kemudian tangannya beralih menarik celana dalamku. Aku menggangkat pinggulku kembali, dan kini celana dalamku lolos dari kedua kakiku. Yang tersisa hanyalah bra. Dengan piawai, ia bergeser ke arah belakang, membuka kancing braku.56Please respect copyright.PENANAt30tLK7w5x
56Please respect copyright.PENANA19JDO660Fy
“Wangi banget, tan.” ia mencium braku sembari memejamkan mata.56Please respect copyright.PENANApbK1XE2sSD
56Please respect copyright.PENANAKrIj3Kgzjt
“Fajar, ih, Jorok.”56Please respect copyright.PENANA1cWKnxZyX0
56Please respect copyright.PENANAb3PYVCa0Nt
Fajar malah terkekeh. Braku dilemparnya ke sembarang tempat. Kemudian ditindihnya tubuhku. Aku memejamkan mata saat bibirnya menghisap-hisap pelan pentilku. Sementara Tangan satunya bergerilya di area selangkanganku.56Please respect copyright.PENANA9zOE7rpG8W
56Please respect copyright.PENANAKppeBlDL1v
“Mpshhh…. Ahhhh…” lenguhku tak tertahan ketika satu jarinya ia masukan dalam kemaluanku.56Please respect copyright.PENANA2aiD32BFDp
56Please respect copyright.PENANACMInaZ489w
Semua lekuk tubuhku ia singgahi. Ketiakku, dijilatnya dengan rakus. Putingku digigitnya pelan. Jarinya di kemaluanku semakin bergerak cepat. Membuatku terus melenguh dan melenguh akan nikmat yang diberikannya.56Please respect copyright.PENANAOR6pFFOfhk
56Please respect copyright.PENANA60C5rQrGab
Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku. Dan aku membalas senyumnya.56Please respect copyright.PENANAKG3yQNZoBb
56Please respect copyright.PENANAejh7q52OTS
“Fajar buka jilbabnya, boleh?”56Please respect copyright.PENANAdVMhhcSjri
56Please respect copyright.PENANA18oMvCVLJ0
Aku tidak langsung mengiyakan. Sebab bagaimanapun Jilbab yang kukenakan adalah identitas agamaku. Dan, hanya Suamiku dan anakku yang pernah melihat rambutku. Tanpa persetujuanku, Fajar langsung membuka jarum pentol di hijabku. Aku malah diam, tidak tahu akan berbuat apa.56Please respect copyright.PENANAdlQH3cJALF
56Please respect copyright.PENANAmgeMxNps3J
“Empsshhh…, Jangan dikasih tanda, Jar….” Aku memejamkan mata. Lidahnya menyapu keringat yang bersinggah di leherku.56Please respect copyright.PENANAO5rDD1k3mm
56Please respect copyright.PENANATdm5ypnBjc
Perlahan, kurasakan tangannya mengelus rambutku. “Tante lebih cantik kalau gak pake jilbab.” Jilbabku, telah hilang entah ke mana.56Please respect copyright.PENANAi9mc3Fx4eZ
56Please respect copyright.PENANAWd7ah3llDk
Fajar kemudian menarik kedua bahuku. Kini kami saling berhadapan. Bertelanjang.56Please respect copyright.PENANAlSj77rSIdM
56Please respect copyright.PENANACxIoelYrsM
“Nungging, tan,” suruhnya.56Please respect copyright.PENANAmMSkBaneFP
56Please respect copyright.PENANAuPchhTyiDe
Aku menggeleng. “Jangan pake gaya yang aneh-aneh, deh,” kataku.56Please respect copyright.PENANAVaC9fx5MMb
56Please respect copyright.PENANA5ipR5PqhNm
Sepanjang persetubuhanku dengan suamiku, kami tidak pernah bercinta dengan posisi yang aneh. Yang ku tahu, ketika kami bercinta, aku selalu berada di bawah.56Please respect copyright.PENANAsgboN03AfQ
56Please respect copyright.PENANAVM9jKYZUFh
Fajar tidak menghiraukan perkataanku. Ia membalik tubuhku, lalu menarik pinggangku. Posisi ini membuatku merasakan desir yang berbeda. Sesuatu yang tidak pernah kucoba sebelumnya. Tidak sama sekali.56Please respect copyright.PENANASunzMBSkeq
56Please respect copyright.PENANA63iJCyGSiB
Aku menoleh ke belakang, Ke Arah Fajar. Tubuhnya terlihat berkeringat, persis seperti dioles minyak. Bagian ketiaknya menyembut bulu-bulu tipis. Yang membuatku menelan ludah adalah bagian perutnya yang bagai sebuah rotis yang di tumpuk menjadi enam bagian.56Please respect copyright.PENANACW0BRLhyRm
56Please respect copyright.PENANAPE5kw0EhCY
“Fajar masukin, Tan.”56Please respect copyright.PENANALuKaduPv5l
56Please respect copyright.PENANA8giyXblaPq
“Pelan-pelan, Jar.” Aku memalingkan wajah ke depan. Tanganku bertumpu di sprei putih. Kepalaku mendongak ke bawah.56Please respect copyright.PENANAsPtzBh1Xw5
56Please respect copyright.PENANAYHZ72er1Dt
Perlahan, kurasakan penisnya menyentuh permukaan vaginaku. Aku menggigit bibir seraya memejamkan mata.56Please respect copyright.PENANAqdGB0mqvx6
56Please respect copyright.PENANAhDjK2TKIb4
“Empshhhhh….” Penisnya kurasakan mulai mencoba masuk lebih dalam. “Pelan-pelan..., Jar.”56Please respect copyright.PENANAkH7byl2Yng
56Please respect copyright.PENANAa8MfMNkrQV
“Ahhhh…, mpshhh…, Jar…, Enak…” Aku mendesah melengking ketika kurasakan kemaluanku menarik penuh penisnya.56Please respect copyright.PENANAUZTpWmSiAu
56Please respect copyright.PENANA24FTBzcfDz
“Memek tante enak banget.” Fajar meracau sembari menusuk kemaluanku.56Please respect copyright.PENANAMZxDKobBEe
56Please respect copyright.PENANA6XjORcauqj
Aku menggeleng-gelengkan kepala, merasakan setiap tusukan penisnya. Kata-kata vulgar yang ia lontarkan dan posisi bercinta kami, membuat gairahku berkobar.56Please respect copyright.PENANAiwEaPzWOgA
56Please respect copyright.PENANA4GBHA843wL
Terdengar suara aneh yang di hasilkan oleh benturan penisnya dan kemaluanku. Suara yang sangat erotis.56Please respect copyright.PENANAHsymmhNf3h
56Please respect copyright.PENANAmygbp61G1w
Fajar menusukku makin cepat. Setiap tusukan penisnya membuatku mendesah kenikmatan. Tidak pernah aku merasakan sensasi senikmat ini dalam bercinta.56Please respect copyright.PENANA6FOQvtc6OE
56Please respect copyright.PENANAiwpySDv7qq
Tiba-tiba kepalaku sedikit terangkat. Fajar menarik rambutku sambil terus menusuk kemaluanku.56Please respect copyright.PENANAlvLfX0AuQS
56Please respect copyright.PENANASctuFNoQBj
“Enak…, gak tan…, di doogy?”56Please respect copyright.PENANAwKZwqjljfy
56Please respect copyright.PENANA7kCwXDfJp8
“Ahhh…, ahhh…, empsshh…, enak.” Suaraku bercampur dengan desah. Bercinta dalam posisi memalukan ini membuatku makin terasa nikmat.56Please respect copyright.PENANAbNmAXorsnO
56Please respect copyright.PENANAuTPFMjOqKL
Fajar terus menusuk kemaluanku, tangannya masih menarik rambutku pelan. tangan satunya meremas buah dadaku yang terombang-ambing akibat setiap sentakan yang ia lancarkan.56Please respect copyright.PENANA9yNHnBPVQp
56Please respect copyright.PENANAydjQtOqyDL
Setiap sentakan penisnya membuatku menuju sebuab kenikmatan yang semakin nikmat. Bertahap-tahap.56Please respect copyright.PENANAjFZS5dilxh
56Please respect copyright.PENANAmUyStRVgAT
“Gila, Om Dimas enak banget bisa nyicipin memek seenak ini.” Ucapannya tersebut entah kenapa, membuat birahi menuju tahap yang lebih tinggi. Padahal, aku tidak suka mendengar kata-kata kotor. Tapi kali ini, entah kenapa, aku merasakan sesuatu yang aneh. Mungkin karena nafsuku sudah membara.56Please respect copyright.PENANAFd9lmcuu90
56Please respect copyright.PENANAf8eDB3y8ro
“Empshhh…, Jar…, yang kenceng…, ahhh…” Kali ini aku yang meminta. Rasa nikmat yang kurasakan membuatku melakukannya. Sungguh, setiap sentakan penisnya membuatku meracau nikmat.56Please respect copyright.PENANArZphpPkY3N
56Please respect copyright.PENANAB83cIJR2x9
“Enakan kontol Fajar atau Om Dimas!”56Please respect copyright.PENANAtFURqqSGwH
56Please respect copyright.PENANAc3mTIpstXO
Aku menggelengkan kepala dengan mata yang terpejam. Tidak menjawab pertanyaannya. Tiba-tiba kepalku kembali terangkat, sebab tangannya menarik rambutku, cukup kuat.56Please respect copyright.PENANAMM6DhFMTT4
56Please respect copyright.PENANAWPVegwYuzV
“Jawab, tan.” Terdengar suaranya bercampur desah.56Please respect copyright.PENANApv2kyYvEG2
56Please respect copyright.PENANAVmlut6l8Hh
Aku masih kekeuh tidak menjawab. Bagiku pertanyaan seperti itu sama halnya menghinakan suamiku. Bagaimanapun, aku masih mencintainya. Walaupun kini aku sedang disetubuhi.56Please respect copyright.PENANAnLGqRVQNKt
56Please respect copyright.PENANAgtQifGWA0f
Fajar mendorong tubuhku. Tusukan penisnya terasa dalam. Buah dadaku menghepat ke ranjang. wajahku terhunus pada bantal. Lalu kurasakan tangannya membelai puncak kepalaku. Tusukannya semakin kuat dan cepat, membuatku terus mengerang dalam kenikmatan duniawi.56Please respect copyright.PENANALSWf6eyixx
56Please respect copyright.PENANAmdlJ6donRJ
Bunyi benturan kemaluan kami, mengisi setiap sudur kamar anakku. Di ranjang tempat biasa ia tidur, kini kami kotori dengan perzinahan. Sesuatu yang sungguh tak layak dilakukan seorang ibu.56Please respect copyright.PENANALMFTmS3U9w
56Please respect copyright.PENANAuUU1W7Z7eJ
“Empshhhh…, Jar…, Jangan…, Ahhhh…, di kasih tanda!” Suaraku terbata-bata sebab desah.56Please respect copyright.PENANApIIectYJKz
56Please respect copyright.PENANAPuvds5VGTc
“Enak gak, tan?” bisiknya di telingaku.56Please respect copyright.PENANAmKbZ3ToPwq
56Please respect copyright.PENANAxQs7Qd13vN
“Ahhh…, Ahhhh…Enak…, Jar…”56Please respect copyright.PENANAhfoa3qn6fq
56Please respect copyright.PENANAIVjqcN2lKJ
Fajar terus mendorong penisnya masuk. Tusukannya semakin cepat dan cepat Membuatku menuju tahap yang lebih tinggi lagi.56Please respect copyright.PENANAxsik3SZkMz
56Please respect copyright.PENANAaiReHjjhts
“Mau dientot lagi, tan?” bisiknya sambil terus menusuk kemaluanku.56Please respect copyright.PENANAg23V3XIIZO
56Please respect copyright.PENANA9kr5TcSW5A
“Empshh…, Mauu Jar….” Aku menjawab dengan lugas, seakan sudah terbiasa. Kenikmat yang ia berikan sungguh mampu merubah diriku. Aku seakan menghinakan diri kepadanya. Seakan tunduk terhadap penisnya.56Please respect copyright.PENANAZxw8Bo5C3k
56Please respect copyright.PENANAHeqtZ54c7K
Lama-kelamaan tubuhku terasa ingin menghamburkan segala nikmat yang sedari tadi ia berikan. Aku mengigit prlsn bibirku. sesekali kuseka keringatku dengan bantal. Sampai pada ambang batas, aku mendesah lengking.56Please respect copyright.PENANA6KZB98aaZy
56Please respect copyright.PENANAUfuTVPup9r
“Jar…, Tante…, keluar…,”56Please respect copyright.PENANAYqNttf8PMU
56Please respect copyright.PENANAuxNyCDqQiP
Fajar berbisik, “Fajar pengen hamilin tante.”56Please respect copyright.PENANATBkWMo4rXl
56Please respect copyright.PENANALUNd46Bwxi
Sontak, pupil mataku membesar. Entah kenapa aku selalu melupakan satu hal: Fajar menyetubuhiku tanpa menggunakan pengaman.56Please respect copyright.PENANAyNetv53T2E
56Please respect copyright.PENANAOPSKIXAlk5
Tapi, aku sudah tidak berdaya untuk melawan. Aku merasakan kenikmatan. Dalam satu dorongan penisnya, tubuhku mengelinjang, mataku tertarik ke atas, bibirku sedikit bergeter, racauku sudah tak karuan, bersamaan dengan itu, perlahan ku rasakan cairan hangat dalam kemaluanku. Sebuah cairan cinta yang ia berikan. Aku hanya bisa berharap agar cairan itu gagal membuahiku.56Please respect copyright.PENANAumgGqJA1bd
56Please respect copyright.PENANABdMn31HUo5
Fajar merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku masih tengkurap, sesekali mencuri nafas. Mataku sayu, dadaku kempang-kempis. Sungguh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan yang begitu megah selain bersetubuh dengannya.56Please respect copyright.PENANAJ84JZfIQRb
56Please respect copyright.PENANAPekZOF39b8
“Makasih, Tan.” Fajar mengelus rambutku yang bercampur keringat dengan mesra.56Please respect copyright.PENANAjBVVUHJbAx
56Please respect copyright.PENANAstRAj6RyZK
Aku hanya mengganguk kecil. Mataku terasa berat. Kantuk terlebih dahulu menyapa. Orgasme yang kukeluarkan membuatku tertidur, berbantal lengannya.56Please respect copyright.PENANATmFzKBNH9r
56Please respect copyright.PENANAewoveNKumL
***56Please respect copyright.PENANA9KGRgh9Ued
56Please respect copyright.PENANAJXJAcownwh
Aku bersandar di penyangga ranjang dengan selimut yang menutupi dadaku. Fajar terlihat puas dalam tidurnya. Jarum jam menujuk pukul 03.00. Aku menghela nafas dalam, lagi-lagi aku jatuh dalam persetubuhan yang seharusnya tidak kulakukan. Apalagi kali ini ia mengeluarkan cairannya dalam kemaluanku.56Please respect copyright.PENANAPvT4nGiBCf
56Please respect copyright.PENANA84CzFq2CLO
Bagaimana kalau aku hamil?56Please respect copyright.PENANAhWCsnUgGSN
56Please respect copyright.PENANAyC3vhsxYjm
Pertanyaan itu terus saja bergema dalam ruang pikir. Menghantarkanku pada alam khayal. Katakanlah jika iya, bagaimana aku harus memberitahu suamiku dan anakku? Seberapa besar mereka akan kecewa? Dan apa yang terjadi jika Dimas menceraikanku?56Please respect copyright.PENANAXnQs3oyliy
56Please respect copyright.PENANAL01SJq2Kfv
Sungguh, jika alam khayal itu menjadi realita, akan jadi apa aku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku. Memikarkannya saja membuat bulu kuduku merinding.56Please respect copyright.PENANADLJ0NjWZ7S
56Please respect copyright.PENANAyuvcOfbaAk
Di lain sisi, aku juga merasa bersalah karena menyelingkuhi Dimas, Tapi, sekalipun aku merasa bersalah, aku malah melakukannya lagi. Sungguh Hipokrit.56Please respect copyright.PENANAjSOHuY4B32
56Please respect copyright.PENANAyk5boQq6TE
Aku membelai rambut Fajar. Wajahnya terlihat senduh dengan mata yang terpejam. Aku tidak bisa menyalahkannya akan perbuatannya kepadaku. Sebab, bagaimanapun, aku juga menikmati persetubuhan tadi.56Please respect copyright.PENANAWqf1BqmcSw
56Please respect copyright.PENANACyeYB6YRFa
Aku menarik selimut ke atas, sampai bahunya, melindunginya dari dingin yang menyerang. Kemudian aku beranjak dari ranjang. Dalam keadaan telanjang aku melangkah menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari ruang makan. Langkahku terasa berat, seperti ada batu besar yang kupikul di kedua bahuku.56Please respect copyright.PENANAbv8nLJlAJl
56Please respect copyright.PENANAHQtK6ksLh8
Tiba di kamar mandi, aku segera menyalakan shower. Dinginnya air membasuh tubuhku, semoga ia juga membasuh setiap dosaku. Aku menyeka rambutku dengan kedua tangan, membasuh ketiak, leher, dan juga selangkangan. Mataku terpejam, gemercik air terdengar syahdu, bagai alunan musik indie. Bau wangi shampo pada rambutku begitu harum, di tambah dengan harumnya sabun mandi.56Please respect copyright.PENANAsg0xxOInzS
56Please respect copyright.PENANAWS80rkP4GQ
Merasa sudah bersih, aku mematikan shower, mengambil handuk yang tergantung di dinding. Ku seka setiap air yang tersisa ditubuhku. Dengan handuk yang terlilit, aku melangkah keluar, menuju kamar.56Please respect copyright.PENANAntasLu7yvD
56Please respect copyright.PENANAv0bHdXq8mW
Jarum jam menunjuk pukul 04.30, aku berganti pakain, mengenakan gamis. Fajar masih terlihat pulas dalam tidurnya. Aku tersenyum sekilas. Seharusnya, aku menyesali apa yang kulakukan, tapi entah kenapa, aku malah menormalisikan.56Please respect copyright.PENANAM4RyTZXrEw
56Please respect copyright.PENANAj3sYUs4Br5
Kemudian Adzan subuh berkumandang. Aku mengambil telukung dan mengenakannya. Sajadah ku letakan di samping tempat tidur. Sekilas aku meliriknya lagi. Kemudian, aku menatap khusyuk sajadah.56Please respect copyright.PENANAXhjLEfUckO
56Please respect copyright.PENANAEJlmvkyfsX
“Laialahailah.” Terdengar merdu suara Adzan. Aku menghela nafas sejenak, memejamkan mata, lalu merampal niat.56Please respect copyright.PENANA2h4PxukNCc
56Please respect copyright.PENANANwbKzKs3BV
***56Please respect copyright.PENANAMBipa7qsvU
56Please respect copyright.PENANAT9GGmEg3I4
“KepadaMu yang ubun-ubunku berada dalam genggamanMu. Engkau zat yang paling berkuasa dari penguasa manapun, dan Engkau adalah Raja daripada Raja. Kumohon, maafkan setiap dosaku, setiap kelalainku. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa.”56Please respect copyright.PENANA7DVAUEusuD
56Please respect copyright.PENANAnCgeJZ1i3h
Aku merampal doa dengan kedua telapak tangan yang terangkat setinggi wajah. Bola mataku terangat ke atas. Barangkali Ia menatapku dari atas sana. Tak terasa air mataku terjatuh, merambat melewati pipi, kemudian jatuh membashi telekung.56Please respect copyright.PENANAObfojQrpil
56Please respect copyright.PENANAOg17zwW45z
Tersirat sebuah makna yang kemudian kusadari, bahwa aku telah jauh dari arah yang seharusnya. Kemudian kurampalkan doa lagi.56Please respect copyright.PENANAQBQRZZmeil
56Please respect copyright.PENANAKLafDizbZV
“Engkau adalah yang maha pemaaf dan pengampun. Aku hanyalah titik kecil dalam kertas. Aku bukanlah apa-apa, tidakpun aku menjadi siapa-siapa. Barangkali yang kulakukan terlampu batas yang Kauciptakan. Aku memohon pengampunan.”56Please respect copyright.PENANAUKYiqN9ty6
56Please respect copyright.PENANAuXgJZcR1Ky
Selesai berdoa aku beranjak bangkit, melepas telekung, melipat sajadah, dan memasukannya ke dalam lemari. Fajar terlihat masih pulas. Sejenak, kupandangi wajahnya, kemudian aku tersenyum. Remaja itu sungguh telah membuatku jatuh cinta kepadanya.56Please respect copyright.PENANA4bF4ak5FQI
56Please respect copyright.PENANA4lWDnS3pkm
Pintu kamar terbuka setengah. Lagi, kulirik wajahnya. Ia masih tertidur pulas. Dalam helaan nafasku, aku membentangkan kaki menuju ruang tamu.56Please respect copyright.PENANAotTQAGVOVM
56Please respect copyright.PENANAxhScrQXy7I
Ruang tamu terasa lenggang. Dari kaca jendela di samping terlevisi, terlihat kaki langit yang mulai bersinar, walaupun agak malu. Mataku terhenti di pintu kamar anakku. Rasa bersalah kembali menaungi.56Please respect copyright.PENANArdrWDhIh1m
56Please respect copyright.PENANApEHpMYXDWB
Aku selalu mengajarkan kepada anakku untuk selalu menghindari dosa, sedangkan aku sendiri malah melakukannya dengan sadar. Bukankah aku adalah manusia yang munafik. Aku juga sering berkata kepada anakku untuk menghindari perzinahan. Sementara aku malah melakukannya.56Please respect copyright.PENANAadzHtSRBzY
56Please respect copyright.PENANAlDkcpOjjmC
Dari kaca jendela ruang tamu, semburat cahaya orange menghambur, mencium mesra wajahku. Selintas, aku menyungging sebuah senyum. Pagi mulai menyapa. Dari kejauhan, terdengar derit pintu terbuka. Telingaku cukup peka untuk mendengar sesuatu dari keheningan. Terdengar langkah kaki mulai menyusul. Aku memejamkan mata sesaat. Langkah itu semakin terdengar. Aku masih menunduk, menatap kaki meja.56Please respect copyright.PENANAu3lPwPpfHr
56Please respect copyright.PENANAeDIuDuv8Fm
“Udah bangun, Tan,” Kini suara itu jelas terdengar.56Please respect copyright.PENANAJ3zoeNMf9M
56Please respect copyright.PENANAmjAnonMFb2
Aku mengangkat wajahku perlahan. Sepersekian detik kemudian aku kembali menunduk. Fajar duduk di hadapanku tanpa menggunakan sehelai pakain. Penisnya sempat terlihat sekilas olehku, berdiri tegak, dengan bulu-bulu tipis di sekitarnya.56Please respect copyright.PENANAqd45yGlDZ3
56Please respect copyright.PENANACWQQ8LtDEQ
“Pake baju!” kataku, masih menunduk.56Please respect copyright.PENANA0a4hcwkssj
56Please respect copyright.PENANA37d49UDB3b
“Tante kaya gak pernah liat Fajar bugil aja,” katanya. “Lagian kita semalam udah ngentot juga,” sambungnya dengan vulgar.56Please respect copyright.PENANAxHc6DdTx2p
56Please respect copyright.PENANAmwkwQzL4oy
“Kamu kenapa sih, Jar, selalu ngomong vulgar gitu?” aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Menatapnya. Walaupun fokusku lebih menuju arah kemaluannya.56Please respect copyright.PENANAjKol8cetzy
56Please respect copyright.PENANAw10htNnRyv
Fajar berdehem. Ia mengelus dagunya dengan jari jempol dan telunjuk. Terlihat sedang berfikir.56Please respect copyright.PENANAZh86ZJwspt
56Please respect copyright.PENANAkyEnpVyiO8
“Kenapa ‘ngentot’ termasuk kata kasar? ‘ngentot’ bukannya sama dengan bercinta? Bersetubuh?” Wajahnya berkerut. Ia memandangiku, meminta jawaban.56Please respect copyright.PENANAVswVY1rLaH
56Please respect copyright.PENANAQJDnDb0nDZ
“Ya, karena kata bercinta terdengar lebih sopan.” Jawabku.56Please respect copyright.PENANASCer9XxXBo
56Please respect copyright.PENANAWiLexQmMFT
Fajar mencodongkan badannya. Lagi-lagi, bola mataku teralih pada kemaluannya. terlihat kulup penisnya bewarna merah muda. desir hangat itu, kembali menjamu.56Please respect copyright.PENANAsgdOAoUa8o
56Please respect copyright.PENANAVWEyfO7kBr
“Berarti, vulgar atau tidaknya tergantung pembahasaan?” alisnya sedikit berkerut. “Kata, ‘kontol’ sama kemaluankan sama. Tapi, kenapa kalau orang bilang ‘kontol’ ia di kategorikan toxic? Aneh, kan, Tan?”56Please respect copyright.PENANAvqGcj7BF5g
56Please respect copyright.PENANApHvEOua8EU
“Ya, karena masyarakat menjujung tinggi nilai adab dan kesopanan.” Jawabku.56Please respect copyright.PENANAtbEAXZGqB1
56Please respect copyright.PENANARIBT61DxQS
Fajar menarik tubuhnya, bersandar di sofa. Kini penisnya terlihat jelas. Besar, panjang, dan menggairahkan.56Please respect copyright.PENANAK0bpne6eYz
56Please respect copyright.PENANAHUjT9TACEY
“Udah, jangan dibahas lagi,” kataku ketika ia hendak berkomentar lagi. Sebab, jika sudah begini, pastilah di antara kami tidak akan ada yang mau mengalah.56Please respect copyright.PENANAjKbqkD2KRx
56Please respect copyright.PENANAY3ViXB97KH
“Kamu mandi, gih,” aku beranjak bangkit. “Tante mau masak dulu.” Kemudian aku beranjak melangkah menuju dapur.56Please respect copyright.PENANA0wjZVQJKmv
56Please respect copyright.PENANATSlr7A9c2z
Sesampainya di dapur. Aku lekas memanaskan minyak. Meletakan lima potong ayam di piring. Tak lupa mengolesnya dengan tepung. Letup-letup kecil dari minyak mulai terdengar. Penuh hati-hati kumasukan ayam ke dalam wajan. Membiarkannya terpanggang hingga merah.56Please respect copyright.PENANAzYLLzA2dl8
56Please respect copyright.PENANA4nBHCWX1Sr
Setelah itu, aku meletakan ayam goreng dan nasi di atas meja, di samping teko air. Tak lama kemudian, terlihat sosok Fajar mendekat dan duduk di hadapanku.56Please respect copyright.PENANAuGlI769MC5
56Please respect copyright.PENANAnuiEbs2msZ
Aku tersenyum memandanginya. Rambutnya terlihat masih basah, beberapa helai menutupi wajahnya. ia menggunakan kaos hitam berlengan pendek, khas kaos yang sering digunakan anakku.56Please respect copyright.PENANA7VUMsF7QEh
56Please respect copyright.PENANAVu78b9a0y0
Rahangnya terlihat mengeras, ciri khasnya. Urat-urat pergelangan tangannya terlihat jelas, menambah kesan lelaki genjtle.56Please respect copyright.PENANAmLlfZ4YNo3
56Please respect copyright.PENANA0OQiz1z7HV
Kemudian, hanya hening yang mengisi. Dengan takzim, kami melahap makanan. Sesekali mata kami bertempu dan saling melempar senyum. Lagi, dan lagi, aku kembali jatuh.56Please respect copyright.PENANAuiaYJiNtgK
56Please respect copyright.PENANAvPTtLJrvrD
***56Please respect copyright.PENANAgLstHEdzEE
56Please respect copyright.PENANAj2rfNnPfGt
“Jangan lama-lama, Tan!” Terdengar suaranya sedikit berteriak dari ruang tamu. “Tante gak dandan juga cantik.”56Please respect copyright.PENANAZx2jYGoceU
56Please respect copyright.PENANAT5seY3TEXf
“Tunggu!” Balasku dengan berteriak.56Please respect copyright.PENANA4qctq2XGsN
56Please respect copyright.PENANAyinKchcVoW
Aku sedang memoles wajahku dengan make-up, menyemportkan Farfum non alkohol, dan juga meliuk-kan pinggangku, memastikan penampilanku sudah cantik hari ini.56Please respect copyright.PENANAbRv0hXcW91
56Please respect copyright.PENANAF3e6nXlgDw
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar, menghampiri Fajar di ruang tamu. Ia sendiri, masih berpakain sama sewaktu di meja makan. Celana pendek bewarna nila, dan kaos hitam lengan pendek. Kemudian, kami keluar rumah, beranjak menuju halaman dan masuk ke dalam mobil.56Please respect copyright.PENANAPrhtPXKdGG
56Please respect copyright.PENANAPlTPP6PUEF
Sewaktu di meja makan, Fajar mengajakku untuk berkeliling kota pekanbaru. Sebuah kota yang teramat kusayangi. Tanah kelahirkanku, tempat kubertumbuh, berpaduh kasih, dan menabur benih cinta.56Please respect copyright.PENANAUj1bIzcUIF
56Please respect copyright.PENANA7jg6mFqaQM
Pekanbaru, kota panas, ya, tak dipungkiri jika disiang harinya, terik matahari sungguh terasa membakar kepala. Tapi, percayalah, Kota ini adalah kota yang yang teramat indah sekali. Jika seseorang berkata, Jogja adalah kota terbaik dan terindah. Mungkin, mereka bilang gitu karena belum pernah ke Pekanbaru.56Please respect copyright.PENANA79PT8WrzeX
56Please respect copyright.PENANAFEg6dvSENk
Aku memandang ke arah jalanan dari jendela yang tertutup. Warung-warung makan terlihat sepi, mungkin karena belum jam makan. Gedung-gedung menjulang tinggi di sepanjang jalanan.56Please respect copyright.PENANAZ4NeZeaM2I
56Please respect copyright.PENANAREZvEJ00rF
“Tan, mau ke Indrustintin?” Terdengar suara Fajar memecah lamunan.56Please respect copyright.PENANAoHzH2Bnzvw
56Please respect copyright.PENANA9P8AyBcaht
Aku meliriknya sekilas dengan siku yang bertopang di jok mobil. “Rame, Jar.” Jawabku singkat. “Tempat lain, aja.”56Please respect copyright.PENANAKPO3qZI1TT
56Please respect copyright.PENANAN4jrZqAL44
Fajar mengangguk, fokus menyetir. Aku kembali membentangkan pandangan keluar jendela mobil. Sayup-sayup suara knalpot kendaraan roda dua dan empat terdengar. Di kaca mobil depan, kerumunan orang berkendara terlihat ramai. Di setiap sudut jalanan.56Please respect copyright.PENANA3joTZu8VHm
56Please respect copyright.PENANAV9UGrYk8WY
Angkot-angkot terlihat menepi di bahu jalan. Di depan, dari sudut aku memandang, terlihat anak-anak SD yang sedang jajan, salah satu dari mereka terlihat riang memakan gulali. Aku tersenyum, sebuah pemandangan yang membuat hatiku meriah.56Please respect copyright.PENANATVFcjGw3nA
56Please respect copyright.PENANAV2Uv4DRJhC
Kami berhenti di sebuah pemakaman. Fajar memarkirkan mobil di tepi jalanan. Kemudian, aku dan ia turun dari mobil. Melangkah menuju setapak pemakaman.56Please respect copyright.PENANAjeuPSjXFPm
56Please respect copyright.PENANA1TxNZQrZcw
Kuburan-kuburan terbentang luas menemani langkah kami. Pohon-pohon kamboja terlihat syahdu. Kami terus melangkah, tanpa bersuara. Aku membiarkannya membawaku.56Please respect copyright.PENANApZDtge1Xq5
56Please respect copyright.PENANAWp1ymCU3L6
Tak lama, kami berhenti di sebuah kuburan, yang di nisannya tertulis sebuah nama: Maya.56Please respect copyright.PENANA96ozqFbBLw
56Please respect copyright.PENANAiTh9WIFAAM
Fajar berjongkok di depan kuburan itu, tangannya memegang nisan. Aku ikut berjongkok di sampingnya. Sekilas, kulihat wajahnya yang terlihat sendu.56Please respect copyright.PENANAAAekdgfXb5
56Please respect copyright.PENANASMkxjgk5qG
“Ini, Ibu, Tan,” Katanya. Suaranya terdengar pilu.56Please respect copyright.PENANAg5tbc8P61d
56Please respect copyright.PENANA2k5A927tHC
Aku tidak menjawab. Aku membiarkannya melepas rindu kepada sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini.56Please respect copyright.PENANAzZ1Mh6Xc56
56Please respect copyright.PENANA874s9QGKGV
Terdengar suaranya sedikit terkekeh. “Bu, Itu laras. Ibu sahabatnya Fajar,” ia melirik ku. Lalu kembali menatap kuburan. “Sekaligus kekasihnya Fajar.”56Please respect copyright.PENANAIFlsTeLzHW
56Please respect copyright.PENANAIMpvFpAynL
Lagi-lagi aku diam.56Please respect copyright.PENANAsyjLooPYor
56Please respect copyright.PENANABn0s3UVVfg
“Fajar, udah murtad, Bu.” Kali ini suaranya terdengar serius. “Ibu kecewa gak? Maaf kalau ibu kecewa. Maaf, ya, bu.” Tangannya mengelus kuburan, mengelus tanah kasar bewarna agak merah. Ia melanjutkan. “Makasih banyak udah ngelahirin Fajar ke dunia.” Terdengar helaan nafasnya. Kemudian, ia beranjak bangkit.56Please respect copyright.PENANAPBJjZExS2Q
56Please respect copyright.PENANAPTJBjPmF6V
Di sepanjang perjalanan keluar kuburan, aku tidak bersuara. Fajar juga begitu. Hanya keheningan yang menyapa di setiap langkah kami.56Please respect copyright.PENANAlvb26tmgZM
56Please respect copyright.PENANA6cn9VwnjKS
Dalam mobil, aku bertanya kepadanya. “Mau kemana lagi?”56Please respect copyright.PENANAJZpGNFXJNl
56Please respect copyright.PENANA2CHgg8QkZM
Fajar menoleh ke arahku. Kedua tangannya memegang kemudi. Dia tersenyum dan berkata, “Mutar-mutar gak jelas aja, mau, Tan?”56Please respect copyright.PENANA3XQz6oYYgi
56Please respect copyright.PENANArO37ixY2tI
Aku balik tersenyum. Mengangguk.56Please respect copyright.PENANAYnc2znb2yX
56Please respect copyright.PENANADcqnBcBwS1
Tangan kirinya, meraih tangan kananku. Kemudian ia genggam. Sudut bibirnya terangkat ke atas, mencipta sebuah senyum hangat.56Please respect copyright.PENANAk0Zyf6xfpf
56Please respect copyright.PENANAWcbaMPyds3
“Makasih.”56Please respect copyright.PENANAFUfZ5s0Mcu
56Please respect copyright.PENANASsxSUNIN7t
***56Please respect copyright.PENANA0c7gREwl1k
56Please respect copyright.PENANAry1ovRDXa5
Riuh tawa, perbicangan hangat, sentuhan-sentuhan, mengisi perjalanan tidak jelas kami. Dalam mobil aku merasakan sekuntum bunga yang bermekaran. Aromanya sungguh wangi sekali, lebih wangi dari parfum ruangan yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal.56Please respect copyright.PENANAA0kx826WEm
56Please respect copyright.PENANAutTtemuSsM
Menjelang siang, kami berhenti di kedai tepi jalan. Duduk di satu meja. menikmati Es kelapa muda.56Please respect copyright.PENANAmquzrLJEGy
56Please respect copyright.PENANAJDXRbOdXjJ
Seperti pasangan suami-istri, kami berbincang sana-sini. Membahas setiap hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat. Tapi, obrolan semacam itu, malah menghangatkan.56Please respect copyright.PENANAupl1B2ORfk
56Please respect copyright.PENANAaRc9NZ31GO
Tidak ada jarak usia di antara kami berdua. Piyur seperti sepasang kekasih. Ia juga tidak berprilaku seperti biasanya. Biasanya ia sering menggodaku. Sekarang, ia malah bersikap lemah-lembut. Ini. Ini sosok yang aku inginkan darinya. Dari remaja seumuran anakku.56Please respect copyright.PENANAsOQydrDHne
56Please respect copyright.PENANAumTk1fnOpT
Sehabis itu, kami terus menapak di jalanan Pekanbaru. Kota yang teramat kucintai. Kami berbincang, dan terus berbincang. Sesekali ia melempar jokes.56Please respect copyright.PENANADj6zm7gZwb
56Please respect copyright.PENANA47yUUDyFzM
“Karya, karya apa yang enak?” tanyanya sambil mengulum senyum.56Please respect copyright.PENANAcP1HhoTnBA
56Please respect copyright.PENANA18vvLL2vDX
Aku berfikir sejenak. “Karya kudapan!” jawabku, antusias.56Please respect copyright.PENANAPfJq8mZpyX
56Please respect copyright.PENANAqf2ko9ajL6
Fajar menggeleng.56Please respect copyright.PENANAIPejIuG2iv
56Please respect copyright.PENANAHqvVtcAl7J
Aku berdehem. Kembali berfikir. Detik berlalu. Akhirnya aku menyerah.56Please respect copyright.PENANASCEOH6DH47
56Please respect copyright.PENANAybzQ1y7uh4
“Karya Anyaman.” Tawanya tertahan di dada. “Anyaman-anyaman.” Kali ini tawanya pecah. Tangan kanannya memukul kemudi. Wajahnya dipenuhi gores senyum. Terdengar gelak tawa di seisi ruang mobil. Aku ikut tertawa, walaupun tidak terbahak sepertinya.56Please respect copyright.PENANAbUJ6GNQpaf
56Please respect copyright.PENANAmSVvJiEp0R
Kami juga sempat berhenti di sebuah toko buku. Hanya melihat-lihat saja, tidak ada keinginan untuk membeli. Perkiraanku, kami menghabiskan waktu dua jam hanya untuk membaca buku gratis di ruang baca yang telah disediakan.56Please respect copyright.PENANAKmWs0cgzzR
56Please respect copyright.PENANAFv4smpkZHJ
Perihal buku, Fajar selalu serius. Wajahnya terlihat fokus menatap deretan huruf-huruf. Sementara aku, menyandarkan kepalaku di bahunya. Ya, entah kenapa aku mulai terbiasa bersikap manja kepadanya. Sebuah penerimaan.56Please respect copyright.PENANArQj5Wc3ZOV
56Please respect copyright.PENANAeOPLPRelpM
“Ih, kamu fokus banget baca buku.” Kataku, memanyunkan bibir. Berpura-pura ngambek. Fajar meletakan bukunya di meja. ia beranjak berdiri, mengambil satu buku di rak samping tempat kami duduk.56Please respect copyright.PENANAfAbIyajVUY
56Please respect copyright.PENANAw0j6SKT5pG
“Mau dibacain dongeng?” Alisnya berkerut. Tangan nya mengangkat buku setinggi dadanya.56Please respect copyright.PENANAhI6ukZkiVV
56Please respect copyright.PENANAJ7TNzwpYnl
aku malah terkekeh. “Tante bukan anak kecil,” kataku.56Please respect copyright.PENANAzELi7nFRIA
56Please respect copyright.PENANAchaGqXXNEk
Ia kemudian beranjak duduk di sampingku. Tangannya menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.56Please respect copyright.PENANAvLSnCZAkKk
56Please respect copyright.PENANA5sDiHKFrZX
Aku memejamkan mata. Rasa nyaman kembali kurasakan. Terlebih ruang baca hanya ada kami berdua. Aroma wangi parfumnya tercium. Harum.56Please respect copyright.PENANAsvArEQh4e4
56Please respect copyright.PENANAyWiCTUFGyd
Perlahan, terdengar lembaran buku terbuka. Suaranya menyusul kemudian. Dengan piawai, Fajar berdongeng seperti seorang ayah kepada anak gadisnya. Aku memejamkan mata, menikmati suaranya yang terdengar merdu masuk dalam telingaku. Ini, Ini yang kucari.56Please respect copyright.PENANAv16zSZKV06
56Please respect copyright.PENANAiiZqQuj0Ui
Keluar dari toko buku, kami membeli jajanan ringan, lalu masuk ke dalam mobil. Memakan jajanan di dalamnya. Di parkiran tepi jalan, kami menikmati pedasnya pentol tusuk. Sesekali ia mengadu kepedasan, dan kusambut dengan tawa. Lalu kusodorkan sebotol air kepadanya. Kami juga saling ber suap-suapan. Lagi, lagi, dan lagi, bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Ini, ini yang kucari.56Please respect copyright.PENANA9QZyLCZCnV
56Please respect copyright.PENANAmXGoN9npXw
***56Please respect copyright.PENANAbzp7hXjt3q
56Please respect copyright.PENANA0hN3kfj9eg
Dari kaca jendela mobil, langit-langit menguning. Waktu berlalu begitu cepat. Dari pagi hingga sore, kami menghabiskan waktu berdua, menabur kenangan di setiap sudut jalan Pekanbaru. Seharian dengannya, terasa begitu mengasikan. Hal-hal kecil yang kami lakukan terasa begitu indah.56Please respect copyright.PENANATxqVqAVkui
56Please respect copyright.PENANAbKDIaFsiwe
Aku meliriknya. Pandangannya fokus ke depan, ke arah jalan. Wajahnya terlihat sedikit kusam sebab cahaya matahari di siang hari tadi.56Please respect copyright.PENANA2YdPpLlGdc
56Please respect copyright.PENANAiDcM7EeyVQ
“Langsung mau pulang?” tanyaku.56Please respect copyright.PENANAbzMOr0HT5P
56Please respect copyright.PENANALMBCt5rNop
Fajar menoleh ke arahku dan tersenyum. “Tante mau pulang?” tanyanya balik.56Please respect copyright.PENANAcV5WKgCaAj
56Please respect copyright.PENANAvwqOQCpkFG
Aku memanyunkan bibir lalu menggeleng. Menolak untuk menyudahi kebersamaan ini.56Please respect copyright.PENANAwp3TN7Juis
56Please respect copyright.PENANAzbFfLuuCvt
“Mau makan?” tanyanya. Senyumnya masih sama. Menghangatkan.56Please respect copyright.PENANAjRVdet30wz
56Please respect copyright.PENANABJeqQUkffu
Aku mengangguk, antusias.56Please respect copyright.PENANAASyGjgtU61
56Please respect copyright.PENANAclN6rbClTF
Kemudian tangan kirinya mengelus puncak kepalaku yang terbalut jilbab dengan mesra.56Please respect copyright.PENANAgxQ3429cVH
56Please respect copyright.PENANAvawGFn8kcr
Aku tersenyum hangat kepadanya. Dalam mobil, cinta bersemi seperti sekuntum bunga yang wangi.56Please respect copyright.PENANALR4kGKU4nB
56Please respect copyright.PENANAbI1xGYwImw
Tidak lama kemudian, mobil yang kami kendarai berhenti di sebuah warung bakso di tepian jalan. Fajar memarkirkan mobil sedikit lebih jauh dari warung.56Please respect copyright.PENANADjBhX6BAAH
56Please respect copyright.PENANArkDQrAwqDB
Kami keluar dari mobil. berjalan menuju warung bakso bergandengan tangan, seperti sepasang kekasih.56Please respect copyright.PENANAmeYb07BR6i
56Please respect copyright.PENANAi4U1KAw6nN
“Pak, dua, ya. Yang pedas satu, satunya biasa aja,” katanya kepada si tukang bakso. Sekilas ia melirikku ke arahku, tersenyum. Aku membalas tersenyum.56Please respect copyright.PENANAeCcw79dL7k
56Please respect copyright.PENANAfHj45uPMjp
Kemudian kami duduk di satu meja, di pojok ruang. Warung bakso ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat tiga meja dengan dua bangku berhadapan, di samping kiri. di samping kanan (tempatku dan Fajar duduk) terdapat 3 meja, dua meja kecil dengan dua bangku, dan satu meja lebar dan dua bangku lebar.56Please respect copyright.PENANAIAy9JoAlRu
56Please respect copyright.PENANAnyjdfxxN61
“Tan, habis makan, ke taman, yuk?” Fajar melipat tangannya di atas meja. tubuhnya sedikit condong ke arahku.56Please respect copyright.PENANAuYVUUafUrB
56Please respect copyright.PENANAU1YhpOqCrV
Aku berdehem. “Boleh.” Jawabku, singkat.56Please respect copyright.PENANA9LMESiRm6i
56Please respect copyright.PENANABGqNJ93thA
Lalu, kami jatuh dalam kesibukan masing-masing. Dengan lahap aku mengunyah bakso. Rasa asin kuah terasa menyatu dengan lidah. Di tambah dengan rasa pedas yang membuat rasa menjadi nikmat.56Please respect copyright.PENANAQhMaztSEGK
56Please respect copyright.PENANAPytDKqNhfZ
Aku agak heran, kenapa sebagian orang tidak menyukai rasa pedas, agaknya ada yang masalah dari lidah mereka.56Please respect copyright.PENANAH6nuewTexG
56Please respect copyright.PENANASS5IFC5t3A
Sambil mengunyah bakso, aku meliriknya sekilas. Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku dengan bibir yang terlihat berminyak. Aku membalas senyumnya. Lalu, kami melanjutkan memakan bakso masing-masing.56Please respect copyright.PENANAYJIy2G9Hc4
56Please respect copyright.PENANAr0hFQ127kx
“Hari ini seru banget, kan, Tan?” Fajar menuang air ke dua gelas. Gelas satunya ia sodorkan kepadaku.56Please respect copyright.PENANAdWb2ojG6YZ
56Please respect copyright.PENANAzDnqb1QiYt
Baksoku sudah habis, hanya menyisakan mangkok dan kuah yang bewarna kemerahan. Kuteguk air perlahan, lalu menyeka bibirku dengan tisu yang kuambil di atas meja, di samping teko air.56Please respect copyright.PENANAk0gp3gW2Of
56Please respect copyright.PENANA6BxJN5bNyr
“Seru,” jawabku. “Baru kali ini tante ngerasain sebahagia ini. Seru banget, sangat, sangat, sangat, seru.”56Please respect copyright.PENANAMeknErhjD3
56Please respect copyright.PENANAM2vebwwfve
“Lebih seru daripada sama Om Dimas, kan?” tanyanya lagi.56Please respect copyright.PENANA7PiIyGrzpF
56Please respect copyright.PENANAlHS75coAbV
Aku menunduk. Tidak menjawab. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ku jawab. Walaupun dalam hatiku, aku merasakan kebahagian lebih jika bersama Fajar daripada suamiku. Aneh.56Please respect copyright.PENANAdUWln1z8T4
56Please respect copyright.PENANAMKPoGLo0jt
“Habis ini, kita langsung ke taman?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan. “Habis tante solat Magrib aja, ya?”56Please respect copyright.PENANAd53x5llJPr
56Please respect copyright.PENANA5cDqhkkMG2
Fajar tersenyum dan mengangguk.56Please respect copyright.PENANANpsSziiR9F
56Please respect copyright.PENANAJ3NCG4MAN0
Kali ini, aku memberanikan menyentuh telapak tangannya. Sambil tersenyum, kutatap manik matanya. Dari bola mata hitamnya, terlihat aku di sana. Hanya aku.56Please respect copyright.PENANARY5PjLp5lr
56Please respect copyright.PENANA7AwxdUyK0q
“Makasih,” kataku, pelan.56Please respect copyright.PENANAMjXFkYB8PX
56Please respect copyright.PENANALmugSXKIWZ
***56Please respect copyright.PENANA2um8ophIfo
56Please respect copyright.PENANAcIL2HoHmeS
Langit-langit menghitam. Lampu-lampu jalan bercahaya terang mengisi kegelapan malam. Bangunan-bangunan yang berjejer rapi, terlihat memukau dari setiap sudut mereka yang memandang. Jarum jam di lenganku menunjuk pukul 18. 59, hampir menyentuh pukul 19.00.56Please respect copyright.PENANA2vOVhevQoi
56Please respect copyright.PENANAHtFUrHBVYd
Fajar masih fokus menyetir. Bibirnya bergerak, melahirkan senandung kecil yang terdengar merdu. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Memejamkan mata sambil menikmati kemesraan yang tidak pernah pudar ini.56Please respect copyright.PENANA9sSmgfdbQh
56Please respect copyright.PENANAT2GTfE9jeT
“Masih jauh?” tanyaku.56Please respect copyright.PENANAG4ukuqLecE
56Please respect copyright.PENANAmVQsGJnlZj
Terasa tangannya mengelus puncak kepalaku. “Dikit lagi sampe,” jawabnya.56Please respect copyright.PENANA9HuDA0H43i
56Please respect copyright.PENANAwgwWaTbS4c
Aku mengangguk pelan.56Please respect copyright.PENANAa48I4Pvufw
56Please respect copyright.PENANAlqCqEo9dap
Sesekali aku mengusel di bahunya seperti kucing yang bermanja kepada tuannya. Aku memang seperti ini, sosok yang teramat manja aslinya, tapi kadang aku juga bisa bersikap tegas.56Please respect copyright.PENANAF8Z4vNmar5
56Please respect copyright.PENANA7Uej8GiriH
Detik berlalu, menjadi menit. Satuan bersatu menjadi belasan. Mobil yang kami kendarai, berhenti di sebuah taman yang letaknya di pinggiran jalan. Fajar memarkirkan mobil di dalam taman, di samping bangku taman.56Please respect copyright.PENANAetAFpBmT56
56Please respect copyright.PENANAQjdnFi5Zwd
Dari samping jendela mobil, terlihat lampu-lampu bersinar terang menyinari seisi taman. Tak sabaran, aku membuka pintu mobil dan langsung melangkah.56Please respect copyright.PENANAkLM7AlZnJV
56Please respect copyright.PENANAihAsA1B4wJ
“Jangan lari, Tan,” Terdengar suaranya dari belakang.56Please respect copyright.PENANAQBc0b06Tdb
56Please respect copyright.PENANAdMa12XWitT
Aku menghiraukannya dan terus berlarian kecil menuju bangku taman yang letaknya agak jauh dari posisi mobil. Langkahku terhenti seketika.56Please respect copyright.PENANAYS4JSOF3ru
56Please respect copyright.PENANAutOKkU4oq6
Mataku tertuju ke arah jembatan yang melengkung, yang letaknya tidak jauh dari arahku berdiri. Jembatan itu terlihat bersinar terang, sebab penyanggahnya dikelilingi oleh lampu lilit.56Please respect copyright.PENANAumaETvkF6q
56Please respect copyright.PENANAyyM06fcw0g
Aku melangkah menuju jembatan itu. Tiba-tiba hatiku terasa hangat. Aku berputar kecil sambil memejamkan mata. Kedua telapak tanganku bertopang di penyanggah jembatan.56Please respect copyright.PENANADFXFVI7x2t
56Please respect copyright.PENANAPtoDM8mTHy
Ikan-ikan kecil terlihat menyembul dari kolam. beberapa ikan besar juga terlihat, seperti sengaja menampakkan diri.56Please respect copyright.PENANASaoghTNc3E
56Please respect copyright.PENANA83rK86WwKi
“Indah, kan, Tan?” Tiba-tiba terdengar suara Fajar. Ia berdiri di sampingku.56Please respect copyright.PENANA49mHUBZWSa
56Please respect copyright.PENANAzPBjLQGXTk
Aku mengangguk, masih menatap kolam. Senyumku terkulum, menahan mekar di dada. Cahaya bulan jatuh dalam air, membuat lingkaran cahaya.56Please respect copyright.PENANA4VVytVPRSj
56Please respect copyright.PENANA8etqZLTXPr
“Makasih, ya,” kataku, pelan, menoleh ke arahnya.56Please respect copyright.PENANASM6lPJav7t
56Please respect copyright.PENANAfPLt1vmzLY
Fajar membalas tersenyum. Sekilas, kurasakan ketenangan dari raut wajahnya yang terlihat begitu menangkan.56Please respect copyright.PENANAnyq6e9shQ4
56Please respect copyright.PENANATGXQY2Ayce
Lembut, kurasakan sentuhan hangat di jemariku. Rasanya seperti mengudara dan terbang di angkasa. Dalam satu tarikan, ia rengkuh tubuhku dalam peluknya.56Please respect copyright.PENANAeFj1pdTsve
56Please respect copyright.PENANAnCAmw9YgAz
Di bawah sinar rembulan, kami berpelukan. Bising kendaraan seakan tidak terdengar, tidak mengusik kemesraan kami sama sekali.56Please respect copyright.PENANASVZiF42Bzt
56Please respect copyright.PENANA5QRnewavrJ
Lalu, kami saling menatap. Bola mata kami seperti memancarkan sebuah kilau kasih yang tidak terbendung. Aku berjinjit sedikit, kini, giliran aku yang mendaratkan cumbuan di bibirnya.56Please respect copyright.PENANAgpPbQTcGWQ
56Please respect copyright.PENANAo8OEMQQsLN
Sembari menutup mata, aku melumat lembut bibirnya. Ia membalas lumatanku. Kedua tangannya melingkar di kepalaku. Kami jatuh dalam lumatan penuh gairah, di sebuah taman, pinggiran jalan. Berteman malam dan cahaya rembulan. Di jembatan atas kolam. Ini. Ini yang kucari selama ini.
Bersambung
ns 15.158.61.55da2