Keesokan harinya Rara bersiap untuk bekerja di hari pertamanya. Dia sangat bersemangat dan bahagia, walau dia tidak tahu akan menghadapi murid yang seperti apa nantinya namun dia tetap mencoba ikhlas dan sabar saat menghafapi muridnya nanti.
"Yah, nda Rara berangkat dulu ya. Assalamualaikum" pamit Rara seraya mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
Tiba tiba terdengar suara Farhan dari lantai atas dan suara langkah kakinya yang terdengar sedikit berlari.
"Mba mba tunggu tunggu, Farhan nebeng ya" tanya Farhan yang sudah berada di samping Rara.
"Emang motor kamu kenapa?" Tanya Rara menyelidik adik laki lakinya itu.
"Males bawa, lagi pusing mikirin skripsi" jawab Farhan begitu saja, walau bukan itu alasan utamanya. Dia hanya ingin mengobrol dengan mbanya tentang perjodohan Rara dengan Sakti.
"Ya uda buruan entar Mba yang telat" ucap Rara yang berlalu meninggalkan adiknya yang sedang berpamitan dengan kedua orang tua mereka.
Kini mereka sudah memecah jalanan yang masih belum macet.
"Mba, mba setuju gitu aja mau di jodohin sama Ayah?" Tanya Farhan setelah keheningan yang cukup lama.
"Ya nggak lah, Mba minta waktu seminggu. Mba mau istikharah dulu + berfikir dengan matang" jawab Rara dengan santai
"Terus itu Masnya, sapa sih namanya lupa. Ada ngehubungin Mba?" Tanya Farhan lagi
"Ih kepo deh anak kecil" ledek Rara
"Mba aku uda semester akhir masih dibilang anak kecil? Serius aku tanya" ucap Farhan sedikit.kesal
"Hmmm belum, mungkin dia lupa atau sibuk" jawab Rara jujur. Dia juga sudah menantikan pesan dari Sakti, bukan pesan yang bagaimana tapi sekedar menanyakan sesuatu tentang dirinya atau bisa bertukar informasi tentang diri masing masing. Tetapi sampai saat ini pesan itu belum diterima oleh Rara.
Disisi lain di tempat Sakti berada, ia sedang sibuk memimpin rapat. Walau beberapa kali hpnya bergetar tanda beberapa pesan masuk. Ia sudah tau itu dari siapa, tentu dari Mamanya yang mengingatkan Sakti untuk menghubungi Rara.
Setelah selesai memimpin rapat, Sakti menyenderkan tubuhnya di kursi kerjanya sambil memijit pelipisnya. Lalu ia teringat hpnya yang bergetar sejak lama.
Beberapa pesan masuk memang dari Mamanya dan beberapa rekan kerjanya.
Pesan
Mama : Sakti, buruan kenalan sama Rara.
Mama : Nggak akan nyesel deh kenalan sama dia.
Mama : Mama saranin sih ajak dia makan dimana gtu.
Mama : Jangan kebawa masa permusuhan kalian semasa kecil dulu.
Mama : Sakti maaf ya kami harus menempuh jalan perjodohan ini. Bukan hanya janji yang kami tepati tapi karena kami ingin kamu mendapatkan istri yang baik. Walaupun tidak ada janji itu, kami akan tetap menjodohkan kalian.
Setelah membaca pesan dari Mamanya, Sakti segera mencari nama Rara di hpnya. Tanpa menimbang nimbang iapun segera mengirim pesan, mengajak untuk bertemu nanti malam disalah satu restaurant.
Sakti bukan tidak suka akan perjodohannya ini, tapi memang entah kenapa sampai detik ini rasa tidak suka kepada Rara masih ada. Walaupun Sakti tidak tau mengapa, bahkan dulu setiap bertemu mereka akan saling beradu dan tidak ada yang mau kalah sama sekali sampai masing masinh orang tua mereka yang memisahkan.
Sakti juga merasa dirinya belum siap untuk membina sebuah keluarga, dia berfikir akan membuat banyak beban dan keribetan keribetan lainnya. Walaupun orang tua Sakti selalu memperlihatkan keharmonisan mereka tetapi pemikiran itu timbul sendiri pada diri Sakti.
Mungkin karena Sakti adalah anak pertama yang memiliki 2 orang adik perempuan bernama Zahra dan Almira. Dan mereka selalu saja mengganggu hidup Sakti walau itu normal sebagai saudara namun ternyata itu membuat Sakti akhirnya jenuh harus menghadapi perempuan.
Di tempat lainnya Rara sudah sampai di tempat kerjanya, ia disambut ramah oleh guru guru lainnya yang terlihat beberapa lebih tua dan ada juga yang seumuran dirinya.
"Selamat datang Ibu Adira, semoga ilmu yang akan di berikan nanti akan bermanfaat dan teringat oleh murid murid kita. Semoga juga Ibu Adira diberikan kesabaran untuk menghadapi beberapa sikap murid murid disini" ucap Kepala Sekolah.
"Iya Pak, terimakasih. Guru guru semua terimakasih atas sambutannya yang ramah ramah. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik untuk mengajar murid murid.disini." balas Adira.
Adira disini akan menjadi Guru Konseling dan Bahasa Indonesia sekaligus, karena Guru Konseling yang sebelumnya sedang cuti hamil dan melahirkan.
Kemudian Adira di.temani dengan Bu Intan guru Fisika yang terlihat seumuran dengan dirinya untuk berkeliling sekolah.
"Siap siap ya sama murid disini Bu Adira, aduh tiap hari saya itu ngelus dada. Kelakuannya ada aja ampun" keluh Bu Intan.
"Wajar kali Bu, kita dulu waktu sekolah juga begitu. Yang penting tidak terlalu menyeleweng dengn aturan" timpal Rara.
"Nah itu, apalagi kamu gantiin Bu Dela kan sementara? Siap siap nggak istirahat ya Bu Adira. Bu Dela aja harus sampai cuti lebih awal karena kemarin mengalami pendarahan." Cerita Bu Intan tentang guru Konseling yang ia gantikan sementara.
"Aaah Bu Intan nakut nakutin saya aja deh, kalau saya lagi tidak hamil apa efeknya ya?" Tanya Rara bercanda
"Efeknya bisa diare kali ya Bu Adira, hehehe" ucap Bu Intan dan mereka tertawa.
Setelah selesai berkeliling Adira kini berada di ruangan Konseling, ia membuka daftar nama nama murid satu persatu. Ia juga melihat daftar hitam yang sudah hampir penuh isinya.
Rara membaca satu persatu permasalahan murid murid disini. Rata rata mereka berantem antar teman, kelas, merokok, seragam yang tidak sesuai, dan masih banyak yang lainnya.
"Waaah pantes Bu Dela sampai pendarahan. Ini tiap hari lho datanya nggak ada hari damai sama sekali" celoteh Adira sendiri mengagumi daftar hitam yang ia baca.
Setelah beberapa jam ia selesai.membaca iapun sedikit menyantaikan tubuhnya dan mengambil hpnya yang sedari tadi belum ia sentuh sama sekali.
Sakti : Ketemu di Restaurant IBC nanti malam selepas magrib.
"Ya elah, sekalinya ngirim chat langsung ngajak ketemuan. Apa dia nggak canggung gitu ya" protes Rara menanggapi pesan Sakti.
Rarapun membalas pesan Sakti tanpa basa basi.
Anda : Maaf baru balas, baru sempat lihat hp. Baiklah sampai ketemu disana.
Setelah membalas dan sedikit menunggu ternyata tidak ada balasan dari Sakti, Rarapun bersiap untuk masuk ke kelas pertama kalinya.
ns 15.158.61.54da2