"waaw" itulah kesan pertama Rara saat tiba di apartemen milik Sakti.
Setelah semalam menginap di hotel tempat acara dilangsungkan, segera esoknya saat cek out mereka berpisah dengan keluarga.
Sakti segera membawa Rara ke apartemen yang sudah ia miliki untuk akhirnya ditinggali, apartemen itu sudah dimiliki Sakti selama 3 tahun. Ia membeli hanya sebagai investasi saja tidak pernah terfikir akan di tinggali.
"Apapun yang kamu tidak suka dari apartemen ini katakan saya akan meminta untuk dibenahi" ucap Sakti yang sudah duduk di atas sofa ruang TV.
"Bolehkah begitu?" Tanya Rara meyakinkan ucapan Sakti
"Apa saya seperti bercanda?" Tanya Sakti balik
"Hmmm tidak hanya saja saya berfikir tidak memiliki hak seperti itu" jawab Rara yang kembali menelusuri setiap sudut ruangan di Apartemen ini.
Apartemen ini memiliki 4 kamar tidur, 1 kamar tidur utama, 2 kamar tamu sepertinya dan kamar asisten rumah tangga. Terdapat pula 5 kamar mandi, 1 kamar mandi di dekat tempat cuci baju, 1 di dekat dapur, 3 nya di dalam kamar utama dan tamu masing masing. Tergolong mewah bukan? Ada yang lebih istimewa lagi, memiliki private lift yang punya akses card khusus. Sangat luas untuk sebuah apartemen, bahkan tidak berasa ini apartemen melainkan sudah masuk ukuran rumah.
"Mas sepertinya ada beberapa yang ingin saya ubah" ucap Rara setelah berkeliling.
"Baiklah, besok saya akan telfonkan orang yang bisa membantu kamu." Ucap Sakti, yang kemudian iapun bangkit untuk memasuki kamar utama.
Rarapun segera masuk kedalam salah satu kamar tamu disebelah kamar utama. Mereka sudah perjanjian untuk tidur terpisah yang tidak ada batas waktunya.
Seperti halnya saat mereka bermalam di hotel, Rara yang sempat bingung sesaat sebelum memasuki kamar akhirnya merasa tenang. Rupanya Sakti telah memesan kamar yang berbeda dari yang disiapkan oleh pihak WO. Dan itu tidak ada siapapun yang mengetahui.
Didalam kamar itu terdapat 2 ranjang yang terpisah, sehingga tidak perlu untuk berkorban atau mengorbankan salah satunya tidur di sofa atau terpaksa tidur satu ranjang.
Malam itu berlalu begitu saja tidak ada yang spesial atau suasana canggung. Mereka hanya sempat membahas pisah kamar tidur saat di apartemen, itu saja. Artinya banyak peluang untuk mereka bisa berubah hati lebih tepatnya Sakti karena Rara ternyata sudah memiliki sedikit rasa cinta kepada Sakti.
Waktu masih menunjukkan pukul 3 sore, Rara yang berada di kamar sudah merasa jenuh. Lalu iapun terfikir untuk membuat sesuatu di dapur. Kebetulan Rara memang pandai memasak, karena sedari ia duduk di SMP ia sidah mengikuti les memasak. Waah beruntungnya Sakti.
Saat Rara membuka kulkas ia terkejut karena tidak ada apa apa disana, kosong benar benar kosong hanya ada 2 botol air mineral ukuran sedang.
"Kalau tau begini aku mampir belanja saja tadi. Mas Sakti kenapa nggak bilang sih" gerutu Rara. Iapun bergeser menuju ruang TV, ia tekan handphonenya untuk memesan beberapa keperluan yang tidak ada dirumah ini. Beruntungnya semua sudah mudah dan bisa dibeli jarak jauh.
"Beres" ucap Rara
"Apanya yang beres?" Tanya Sakti yang ternyata tidak disadari Rara sudah ada diruangan yang sama.
"Belanja online. Kenapa Mas nggak bilang kalau apartemen ini benar benar kosong" protes Rara,
"Karena saya baru mau ajak kamu berbelanja saat tiba disini, agar kamu bisa tahu apa saja yang dibutuhkan" jawab Sakti yang ternyata sudah berfikir sejauh itu.
"Yah, tapi saya sudah belanja online. Mungkin beberapa saat lagi semuanya sampai" ucap Rara.
"Mas ganti pakaian saja yang lebih santai kan tidak jadi pergi" titah Rara.
"Kata siapa saya tidak jadi pergi, saya akan bertemu klien sebentar" ucap Sakti yang melangkahkan kakinya menuju lift.
"Waalaikumsalam" jawab Rara menyindir Sakti.
"Oh ya assalamualaikum" ucap Sakti.
Tak beberapa lama dari kepergian Sakti belanjaan Rara sudah sampai, ia meminta beberapa office boy dan girl disini untuk membantunya. Karena belanjaan Rara tidak hanya makanan, namun peralatan dapur, makan, bahkan peralatan bersih bersih dan mencuci.
"Nah taruh disini saja, selebihnya biar saya kerjakan sendiri. Terimakasih ya. Ini buat kalian dibagi bagi secara adil ya" ucap Rara sambil menyodorkan sebuah amplop yang terlihat cukup tebal.
"Sama sama Bu, terimakasih juga untuk ini" ucap salah seorang office girl yang terlihat lebih tua dari yang lain.
Selepas kepergian para office boy dan girl itu, Rara segera mengemasi dan menata semuanya.
499Please respect copyright.PENANAdg4pXuBj6g