Mata ku perlahan terbuka. Terasa sekujur tubuhku terasa dingin dan lelah. Wajar saja, aku tertidur tanpa memakai busana sehelai pun. Aku teringat bahwa aku telah melakukan apa yang mungkin orang orang sebut dengan masturbasi. Hatiku merasakan emosi yang tinggi saat ku teringat pada bagaimana aku menikmati perbuatan itu. aku mengutuk dan mencaci diriku yang gagal menjaga kesucian ku dan dengan rela bermasturbasi padahal sebelum ini aku sangat membenci perbuatan itu, dan hanya akan denga suami ku kelak aku akan melakukan nya untuk yang pertama kali dalam hidupku tapi yang ada aku malah menikmati permainan tangan ku sendiri. Ohh jika ku bisa memutar waktu, aku pasti akan mencegah diriku untuk berbuat demikian. Air mata mulai mengalir disudut mata ku. Aku pasti malu berjumpa dengan teman teman akhwat ku, malu berjumpa dengan teman teman yang menganggapku sebagai gadis baik baik, dan terutama aku akan malu pada Andre yang mendengar ku mendesah tadi. Ahh perasaan ini berkecamuk dalam hatiku. Aku makin tak mampu bangkit dari ranjang ini sementara tubuh ku semakin kedinginan. Rasanya ingin menghilang selamanya dari dunia ini atas kesalahan yang ku lakukan ini.
Ku lirik jam dinding, jarum pendek hampir mengarah ke angka 11. Berarti aku telah tertidur selama dua jam. Ya ampun, aku melewatkan serial favoritku, acara kamen rider versi Indonesia disalah satu stasiun televisi swasta. Aku sangat suka menonton serial itu, dari season pertama hingga sekarang jarang terlewatkan, eh kok malah bahas serial kamen rider ya..
Ku buka lemari pakaian yang terbuat serbuk kayu itu. ku pilih pakaian kaos lengan panjang berwarna putih dengan motif bunga jingga di ujung lengan nya dan rok tipis bermotif bunga berwarna coklat muda. Saat memakai pakaian itu, ku perhatikan wajah ku lumayan cantik dan tubuh ku pun cukup menarik. Terpesona aku menantap tiap lekuk tubuh ku dicermin dank u jatuhkan kaos yang ku hendak ku pakai. Aku mendekati cermin itu dan menatap bagian bagian vital tubuhku. Ku perhatikan payudaraku yang bulat dengan putting coklat nya mengacung, vagina ku yang mulus karena tiap minggu selalu ku cukur bulu nya, pinggang ku yang ramping dan pantat ku yang sekal yang tak pernah terjamah oleh siapapun namun ku kini ku remas dengan gemas pantatku. Perlahan tangan ku meraba halus permukaan perut ku dan perlahan naik ke payudaraku. Saat rabaan halus ini menyentuh putting, ku rasakan seperti tersengat aliran listrik. Mataku terpejam menikmatinya. Wajahku sungguh erotis saat ku lihat melalui cermin. Tangan ku yang tadi bermain di area pantat mulai berpindah kedepan. Ku elus elus vagina ku dan ingin sekali ku masukan jariku kedalam nya. Ahhh aku tak berani, aku takut jika aku kehilangan keperawanan ku karena ini. Terus ku elus vagina ku hingga ia mulai kembali basah. Ooohh aku mendesah kenikmatan. Sesekali ku lihat kearah jendela siapa tahu gorden nya tersingkap dan ada orang yang mengintip aksi hina yang ku lakukan ini. Gerakan jari tangan ku makin cepat menggosok bagian yang menonjol di vagina ku . Tangan ku satu nya tak lagi meremas payudaraku, melainkan bertumpu pada tembok dimana posisi ku saat ini tengah menungging dengan paha yang dilebarkan. Aku makin terangsang saat melihat diriku sendiri yang sedang menahan nikmat melalui cermin. Rasanya makin menjadi jadi, buat aku makin ingin terus melakukan ini tiap saat dan rasa itu muncul lagi, rasa seperti ada yang ingin keluar dari vagina ku, seperti rasa ingin pipis, makin mendekati, makin nikmati, ku percepat gesekan jari tangan ku dan…
Seseorang : dindaaa?? Kamu didalam?
Seseorang memanggil namaku dan membuatku refleks menghentikan masturbasi ku yang sudah hampir menemui puncak kenikmatan nya. Rasa “ingin pipis” itu mennghilang akibat rasa cemas dan kaget yang ku alami. Bagaimana jika dia mendengar desahan ku tadi, atau ada sebuah celah dimana ia bisa mengintip apa yang ku lakukan tadi. Aku cepat cepat mengusir pikiran itu dan buru buru memakai pakaian yang tadi ku ambil tanpa memakai pakaian dalam karena sangat terburu buru.
Aku : iyaa aku didalam, tunggu sebentar.
Aku terburu buru memakai rok panjang ku dan untung saja tidak terbalik.
Aku membuka pintu dan Tiara sudah berdiri disana sambil mengetik sesuatu di layar android nya.
Aku : eh, ada apa Tia? Tumben pagi pagi sudah mampir?
Tiara : tumben apa nya? Kamu yang tumben sampe jam segini masih tutup pintu
Aku : oh tadi lagi dari toilet, jadi pintunya ku tutup
Tiara : ah dari pagi juga ditutup, kamu sakit?
Aku : nggak, kenapa? Aku pucet ya?
Tiara : nggak, tapi kamu keringetan gini
Aku : ohh a..aaku tadii habis beres beres rumah jadi keringetan
Tiara sedikit mengintip kedalam kamar ku.
Tiara : masih berantakan, apa yang diberesin
Aku : ehhmm anu.. kan belum selesai, ti. Iya belum selesai.
Tiara : ohh, temenin aku ke rumah Dodi ya
Aku : hah, kerumah dodi? Kapan?
Tiara : sekarang. Kapan lagi emangnya.
Aku : ngapain kerumah dia, jalanan nya serem. Banyak anak anak nakal disana.
Tiara : ya justru itu aku minta temenin kamu, yang lain pada gak bisa. Ada yang lagi buat tugas, ada yang mau ke mall, ada yang sakit.
Aku : huhh, kenapa gak besok atau sore nanti saja?
Tiara : ya soalnya aku butuh sekarang. Dia jam setengah satu ini mau pergi sama bokapnya mancing, kan aku mau pinjem buku buat besok bahan presentasi. Mau yaa?
Aku : kenapa gak dia nya saja yang kesini?
Tiara : ya gak tahu, kamu kan tahu dia itu resek banget. Kalo giliran ditraktir makan dia mah duluan.
Aku : ya sudah, aku ganti baju dulu ya
Tiara : ahh gak usah, nanti dia keburu pergi. Baju ini saja.
Aku : iya iya, tapi aku pake kaos kaki dulu
Tiara : iya buruan.
Aku mengambil dan memakai kaos kaki berwarna krem dan sepasang sepatu wedges hijau menghiasi kaki ku. Panjang kaos kaki itu setinggi lutut maka aku rasa tak perlu lagi memakai celana training dibalik rok ku. Lalu bagaimana pakaian dalam ku, ah Tiara masih sedang berada didalam kamar ku, mana mungkin aku mengambil bra dan celana dalam didalam lemari kecil yang berada disebelah nya. Sudahlah, untuk pertama dan terakhir aku keluar tanpa memakai pakaian dalam. Lalu ku ganti kerudung ku yang tadi berwarna putih menjadi warna hijau tua. Kerudung ini panjang nya sepinggang hingga tak aka nada yang tahu jika aku tak memakai bra dan semoga juga tak ada yang menyadari jika aku tak memakai celana dalam.
Aku : kita naik apa?
Tiara : naik angkot lah. Kan kita gak ada motor
Aku : kan masuk kejalan rumah nya jauh
Tiara : ya maka nya aku buru buru kesana
438Please respect copyright.PENANAuKFyQt8Xpu
Tiara berbeda sekali dengan ku. Ia adalah seorang gadis yang modis dan selalu bergaya seksi. Tapi dia bukan wanita yang gampang dirayu laki laki. Justru ia pernah memukul wajah laki laki yang pernah menggoda nya di jalan menuju kosan kami, maklum katanya dulu dia pernah juara 1 lomba silat disekolah nya jadi wajar kalo dia berani dan aku sendiri merasa aman saat bepergian bersama dia, kecuali hari ini karena aku tak memakai pakaian dalam.
Sebuah angkot yang kami tunggu pun tiba. Tiara melambaikan tangan nya dan sopir angkot itu pun menghentikan kendaraan nya. Kami menaiki angkot itu. tiara mendapat kursi paling dekat dengan pintu dan ketika aku melihat kedalam angkot, hanya tinggal satu kursi kosong, yaitu ditempat paling ujung disamping preman yang nampaknya sedang asik mendengar lagu melalui earphone nya. Terpaksa aku harus menungging untuk menuju kursi ujung itu dan disaat itu aku tersadar bahwa rok yang ku pakai ini sebenarnya sedikit ketat dan agak tembus pandang. Ekspresi muka ku berubah ketakutan, ku harap orang orang di angkot ini tak menyadari bahwa aku tak memakai celana dalam. Nampaknya harapan ku meleset, preman disamping ku mulai berani memandangi sekujur tubuhku terutama bagian paha ku yang juga cukup tembus pandang. Untung saja bagian vagina ku masih tertutup oleh kaos ayng panjang nya hingga beberapa centi dibawah pangkal paha. Aku benar benar merasa malu dan serba salah dalam posisi seperti ini. Ditambah lagi laki laki didepan ku pun memandangi rok ku. Ah tidak mungkin jika dia memandangi rok ku karena rok ini bagus dan ingin bertanya berapa harga dan dimana belinya, pastilah ia memperhatikan isi dibalik rok ini. Diperhatikan seperti ini membuat hatiku panas, tubuh ku hanya untuk suami ku pak, begitu gumam ku dalam hatiku. Selain tatapan nakal laki laki didepan ku, preman disamping ku menurunkan tangan kirinya di antara kedua paha kami hingga akhirnya paha ku tersentuh pleh tangan nya walau masih dibatasi oleh rok panjang. Aku makin merasa ingin marah, namun disatu sisi tubuh ku berkata lain. Entah mengapa aku makin ingin diperlakukan lebih jauh dari ini. Oh tidak mengapa aku berpikir seperti ini dan kurasakan vagina ku mulai basah. Rasa yang sama saat aku telanjang didalam kamar muncul lagi. Oh tidak, jangan disini, tak mungkin aku menuntaskan hasrat ini disini. Tolonglah jangan usik ku lagi, jangan buat aku berbuat kesalahan yang sama untuk ketiga kalinya. Tapi rangsangan kini begitu kuat, ditambah tertunda nya penuntasan nafsu karena kedatangan Tiara tadi.
Perasaan bingung makin menjadi jadi didalam pikiran ku. Tatapan mata nya itu buat birahi ku mulai terbakar dan sentuhan tangan nya diluar rok ku pun membangkitkan rasa ingin selalu dijamah oleh tangan laki laki. Aku benar benar tak tahan dan akhirnya ku masukan tangan ku kedalam jilbab lebar dan aku pelan pelan memutar putting ku dari luar kaos ku. Gesekan kaos membuat aku makin merasa nikmat namun rasanya tak senikmat jika menyentuhnya tanpe penghalang. Ku jaga gerakan tangan dibalik jilbab ini agar tak ketahuan orang orang jika aku sedang meremas payudaraku. Ku posisikan tubuh ku agak membungkuk agar jilbab ku makin lebar terjuntai kebawah dan tak terlihat ada tangan yang bergerak didalam jilbab itu. ahh sensasi nya benar benar nikmat, bagaimana jika aku telanjang didepan laki laki ini, ah tentu aku tak akan memuaskan diriku sendiri tapi mereka lah yang akan memuaskanku. Aku menggigit bibir bawahku agar desahan ku dapat tertahan. Ekspresi muka ku pun ku jaga sebaik mungkin agar tak seorang pun tahu jika aku sedang bermasturbasi, terutama Tiara yang sedari tadi masih sibuk menatap layar androidnya.
Nampaknya kondisi jalanan pun mendukung, saat itu macet panjang terjadi. Semua penumpang tertidur didalam angkot termasuk Tiara pun tertidur dengan smartphone yang masih ia genggam. Aku sedikit khawatir jika ada orang yang mengambil kesempatan itu dan mengambil smartphone miliknya. Sementara dua laki laki di depan dan disampingku masih sibuk dengan diriku. Laki laki didepan ku mulai mengelus bagian selangkangan nya sementara preman disampingku memasukan tangan nya kedalam jilbab ku dan meremas payudara ku. Ia akhirnya sadar jika aku tak memakai bra. Melihat aku yang tak melawan, ia makin remas payudara ku dengan keras. rasanya sakit namun nikmat, baru kali ini ada tangan laki laki yang menyentuh tubuhku dan ini bukan hanya sekedar menyentuh melainkan mencabuli, namun anehnya aku tak marah malah menikmati. Jalanan masih dalam keadaan macet, preman disampingku meletakan tas ranselnya diatas pangkuanya. Lalu ia menuntun tangan ku yang tak pernah disentuh oleh laki laki selain ayah dan kakak laki laki ku menuju daerah selangkangan nya. Aku seperti terhipnotis dan menuruti apa yang ia mau. Ia membuka resleting celananya dan aku pun bisa merasakan ada sebuah benda panjang dank eras didalam genggaman tangan ku. Entah apa yang merasuki ku, aku merasa tak berdaya saat ia membisikan ditelingaku untuk mengocok benda itu, dan aku yang sebelumnya tak tahub apa apa bagaimana cara memperlakukan benda itu malah mulai melakukannya tanpa perlawanan. Sejenak aku ingin menghentikan dan melawan namun kenikmatan yang ia berikan pada payudaraku mempengaruhiku. Aku tak dapat berkutik dibuatnya kecuali hanya menikmati apa yang ia lakukan terhadapku dan menikmati apa yang aku lakukan terhadapnya. Laki laki didepan ku pun tampaknya sedang melakukan sesuatu pada penisnya, aku tak tahu karena ia menutupinya dengan jaket yang tadi nya ia pakai tapi sekarang sudah ia lepas dan ia letakan dipangkuannya. Ia pun terlihat menahan nikmat dan melihat ekspresi nya seperti itu malah makin menambah birahi dan kekuatan tangan ku untuk mengocok penis preman ini. Makin nikmat dan makin nikmat, aku tak mampu menahan kenikmatan yang tak seharusnya aku dapatkan ini selain bersama suamiku. Ya, aku tahu ini salah namun aku malah membiarkan ia melakukan ini terhadapku, bukan, tapi aku yang membiarkan diriku melakukan ini terhadapnya. Dan tak bisa ku percaya jika tangan ku yang dari tadi meremas payudara kiriku kini menggenggam tangan nya yang meremas payudara kanan ku dan menuntunya kearah vagina ku. Bagaikan mendapat durian runtuh, preman itu tampak kesengangan.
Preman : ternyata cewek berjilbab panjang kayak lo nafsu nya tinggi juga ya, pantesnya lo jadi lonte deh
Preman itu berbisik di telinga ku dan mmbuat nafsu ku makin memuncak. Seiring dengan nafsu yang terus tak terkendali, kocokan tangan ku pada penisnya pun makin cepat dan tangan ku satunya menekan tangan preman itu yang sedang bermain di vagina ku yang masih tertutup oleh rok. Kemudian preman itu membisikan sesuatu ketelingaku seraya mencium pipiku. Bisikan itu lagi lagi mempengaruiku hingga kini ku lebarkan paha ku dank u lepaskan salah satu wedges yang ku pakai. Tanpa ada rasa khawatir dan malu, aku mengangkat kaki kananku lalu menggesekan kaki ku yang masih terbungkus kaos kaki krem ke penis laki laki didepan ku. Ternyata pria itu sangat menikmati servis yang diberikan oleh kaki ku, raut muka nya yang kenikmatan membuatku makin gemas dan greget dengan penisnya. Aku makin menekan dan menggesek dengan keras penisnya hingga akhirnya ku rasakan sesuatu cairan yang hangat membasahi kaos kaki ku. Ku lihat wajahnya berubah sangat lega dan aku menurunkan kaki ku serta memasukannya kembali kedalam wedges. Kini ku nikmati lagi permainan tangan preman di vagina ku yang terkadang menekan, mendorong dorong, menggesek atau mencubit. Aku makin terhanyut nafsu dan kocokan tangan ku pada penisnya pun makin cepat. Sama seperti kejadian tadi, penis preman ini menyemburkan cairan kental dan hangat. Lalu ku keluarkan tangan ku dari bawah tas nya dan ternyata cairan putih itu sudah mengotori telapak tangan ku yang mulus. Preman itu lalu membisikan sesuatu lagi padaku dan tanpa ragu ku jilat jemariku yang telah dilumuri cairan putih hangat itu. aku sempat berpikir bahwa itu adalah sperma laki laki.
setelah sperma itu bersih ku jilati, ia segera turun dari angkot yang sedari tadi sudah berjalan disusul oleh laki laki dihadapanku tadi. Tak lama kemudian, semua penumpang terbangun dan aku pun terkejut ketika menyadari posisi duduk ku yang mengangkang dan kaki kanan ku yang lengket akibat sebuah cairan putih kental. Tiara segera melihat lihat keluar jendela, lalu ia berkata bahwa kami tempat yang akan kami tuju sudah lewat namun tak seberapa jauh. Kami segera turun dari angkot, saat membayar mata sopir itu berkedip melihatku sambil mengatakan bahwa berapa tarifku selama satu jam. Aku merasa tersinggung dengan perkataan itu namun tak ku ladeni. Saat Tiara hendak mengabari Dodi bahwa kami akan segera sampai dan apakah Dodi masih dirumah, ia tersadar bahwa smartphone nya sudah berpindah tangan.
ns 15.158.61.19da2