#3 Apa yang memaknai “Segalanya?”135Please respect copyright.PENANALCoeSEbRFi
135Please respect copyright.PENANA5isxvT3PSz
Aku berdiri di tengah pintu, memandangi anak-ku dan suamiku yang hendak pergi menuju bandara. Aku tersenyum haru. Waktu berlalu begitu cepat bagaikan kedipan mata. Tak terasa Adit akan lekas kuliah. Ia memutuskan untuk kuliah di ibu kota. Dan Dimas menyertainya untuk mengurus segala keperluannya.135Please respect copyright.PENANARwNfypg7cA
135Please respect copyright.PENANAWmi3eF7zdC
Dari kejauhan, aku melihat Fajar masuk ke dalam mobil. Ia bertugas mengantar mereka. Ya, hubunganku dengan Fajar kian memburuk waktu ke waktu. Satu bulan kami tidak berbicara. Aku enggan, begitupun dia.135Please respect copyright.PENANAYPtXK4tlCR
135Please respect copyright.PENANApqFfLV1m81
Adit Dan Dimas melambai dari kejauhan dan masuk ke dalam mobil. Aku tersenyum kepada mereka. Lalu, mobil yang dikendarai mereka menjauh dari pandanganku dan perlahan menghilang. Sedih rasanya melepas anak satu-satunya, pastilah rumah akan terasa sepi, cepat-lambat aku harus terbiasa. Aku menghela nafas dan menutup pintu sambil melangkah menuju kamarku.135Please respect copyright.PENANAgK8RvVuGnZ
135Please respect copyright.PENANAmYhImk4hbz
Tiba di kamar aku lekas berbaring. Jarum jam baru menunjuk pukul sepuluh pagi. Aku sudah selesai melakukan tugasku sebagai ibu rumah tangga. Aku menatap langit-langit kamar. Sesekali aku tersenyum sendirian, mengingat-ingat kenangan sewaktu anakku masih kecil.135Please respect copyright.PENANAJeAj4xHDqq
135Please respect copyright.PENANAjw2TISc8WB
Adit tergolong anak yang aktif. Aku sering mengajaknya bermain di taman dekat rumah. Dia bersama Fajar sering berlari-larian di taman. Sesekali mereka berdua mengajakku bermain perosotan. Adit dan Fajar memang akrab sejak kanak-kanak, mereka seperti tidak terpisahkan. Dari SD-SMA, mereka berada di sekolah yang sama. Kini mereka tidak lagi anak kecil, sudah beranjak dan tumbuh dewasa.135Please respect copyright.PENANAJ6y8g3fdnq
135Please respect copyright.PENANACA2NkaXng0
Satu jam berlalu, aku masih berbaring di ranjang. Entah kenapa aku tidak mood untuk melakukan apapun, kepergian anakku membuatku merasa sedih. Memikirkannya saja membuat bola mataku berkaca-kaca.135Please respect copyright.PENANAvxg5kuaAEj
135Please respect copyright.PENANAJWjhdw9aWM
Aku keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Membuat kopi hangat dan memutuskan untuk bersantai di sofa sambil membaca buku. Aroma kopi hitam tercium. Aku menyesap kopi sambil memejamkan mata. Lalu membuka lembar-lembar buku dan membacanya.135Please respect copyright.PENANAXl4lnJSSA4
135Please respect copyright.PENANAww6z9IuW1O
Satu persatu Lembar-lembar buku terlewati. Tidak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka, aku menoleh. Fajar tersenyum kepadaku, aku tidak membalas. Berpura-pura membaca buku. Langkahnya semakin mendekat. Entah kenapa aku merasa gugup.135Please respect copyright.PENANAgn9uxsPpSJ
135Please respect copyright.PENANAUmuz1AjjTb
Fajar duduk di hadapanku. Aku masih bergeming, enggan untuk menatapnya. “Kunci mobilnya, Tan.” Fajar meletakan kunci mobil di atas meja. Kemudian berdiri. “Fajar pulang dulu.”135Please respect copyright.PENANA4HKJcrhr1J
135Please respect copyright.PENANAAHKukGoN3W
Ingin rasanya aku mengatakan tidak. tapi urung untuk ku lakukan. Sebenarnya aku rindu berbincang dengannya. Tapi, aku tidak ingin terlihat seolah aku suka kepadanya. Nanti, ia pasti akan bersikap semena-mena padaku.135Please respect copyright.PENANAOjxIngCwAC
135Please respect copyright.PENANA8PW0wcTkkV
Maka, kubiarkan ia pergi, dan kembali membaca buku. Aku menghela nafas ketika Fajar telah hilang dari pandanganku. Remaja itu sungguh membuatku jengkel. Ia tidak meminta maaf kepadaku atas perlakuannya tempo dulu. Seakan yang dilakukannya adalah benar. Aku menggelengkan kepala, anak jaman sekarang moralnya pada rusak.135Please respect copyright.PENANAWePYHBnrhe
135Please respect copyright.PENANAgekLcuqQzq
Waktu berlalu begitu saja, aku merasa bosan dan bosan. Aku tidak tahu harus melakukan apa. Kopiku sudah habis menyisakan bubuk-bubuk hitam yang basah. Lembar buku yang berhalaman 120 sudah tuntas kuhabiskan. Sofa yang empuk perlahan terasa keras sebab aku tidak beranjak kemanapun sama sekali.135Please respect copyright.PENANAWhBgaauxG3
135Please respect copyright.PENANAWAlPgEAgIh
Aku meregangkan tanganku sambil menggelengkan kepala, sebab kantuk perlahan menjalar. Aku menyandarkan punggung di sofa sambil menatap langit-langit atap. Berkata dalam hati, Abi, cepetan pulang, umi bosan sendirian.135Please respect copyright.PENANAL9tJi5A39f
135Please respect copyright.PENANAybUryaMayd
Terdengar notif WhatsApp. Aku meraih ponselku di atas meja, samping gelas. Pesan WhatsApp tertulis: Abi sama Adit udah di Jakarta, ini lagi cari kost.135Please respect copyright.PENANAg55SSLM3Ft
135Please respect copyright.PENANAGAwxjrIU8O
Aku merasa lega, lalu mengetik: Alhamdulilah, terus kabarin umi, ya. 135Please respect copyright.PENANAROizQPDMBz
135Please respect copyright.PENANA5FncqT8vyB
Aku menunggu balasan, tapi yang kulihat hanya centang biru yang berarti sudah dibaca. Aku mengerti, mungkin mereka sibuk. Maka, aku letakan ponselku kembali ke meja. Kemudian merebahkan tubuhku di sofa yang empuk, menyandarkan kepala di penyanggah sofa, berharap satu minggu cepat berlalu. Kantuk merambat, mataku perlahan malu, bersaman dengan itu, aku terlelap.135Please respect copyright.PENANAnwamiqCXTc
135Please respect copyright.PENANA0VB8G6vig1
***135Please respect copyright.PENANAalxwm6Vpvu
135Please respect copyright.PENANAigku0MYQIK
Aku terbangun di sore hari, pukul dua. Sehabis mandi aku kembali ke sofa, tentunya dengan secangkir kopi hitam yang selalu menemani kesendirianku. Tapi, kali ini tidak ada buku yang ku baca.135Please respect copyright.PENANAzhe5sdQ8Co
135Please respect copyright.PENANAFEMjuzgFoj
Aku sibuk berkutat dengan ponselku. Berselancar ria di media sosial. Berita-berita terbaru di lini masa membuatku jengkel. Aku bukan seorang ibu rumah tangga yang dengan mudahnya akan termakan hoax. Aku memiliki nalar yang bagus untuk memilah mana yang benar dan tidak.135Please respect copyright.PENANABKHhsFIc0w
135Please respect copyright.PENANAgCOKjR1Tuo
Tapi, itu semua tidak cukup untuk membunuh bosanku. Aku meletakan kembali ponselku dan menyesap kopi hitam yang mulai mendingin, mulai melamun dan membiarkan pikiranku ke mana-mana. Belum ada satu hari setelah Dimas dan Adit pergi, tapi aku sudah hampir mati karena dilanda bosan.135Please respect copyright.PENANA3lzVLoSQ2P
135Please respect copyright.PENANAPJ6T32C58q
ingin rasanya aku keluar rumah dan ke toko buku, tapi aku tidak bisa mengendarai mobil. Entah kenapa terbesit sesuatu dalam pikiranku. Buru-buru aku mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp pada suamiku: Bi, Umi mau ke toko buku. Abi bisa gak bilang sama Fajar buat anterin umi.135Please respect copyright.PENANApj7yX9fyd9
135Please respect copyright.PENANANqLekKlZmH
Agak lama aku berfikir sebelum mengirim pesan tersebut. Tapi, pada akhirnya aku menekan tombol kirim. Sambil menunggu, aku beranjak ke kamar. Memoles pipiku dengan sedikit make-up. Dan mungkin saja, dengan langkahku seperti ini, Fajar akan meminta maaf, dan hubungan kami kembali seperti sediakala. Semoga dia menyadari kesalahannya.135Please respect copyright.PENANAJOFaLmhTcD
135Please respect copyright.PENANAxA29sKaesB
Lima belas menit aku menunggu balasan dari suamiku. Tapi tak kunjung jua ia membalas. Agak kecewa, aku menyandarkan punggungku di sofa. Derit pintu terdengar, Aku menoleh ke arah pintu, menampilkan sosok remaja yang teramat kurindu. Fajar tersenyum di tengah pintu. Kemudian Ia menghampiriku dan duduk di sofa.135Please respect copyright.PENANAT2QkWqo604
135Please respect copyright.PENANAaLxA9JIzpH
“Cie, kangen.” Fajar menggodaku sambil tersenyum kecil.135Please respect copyright.PENANAkM7YuEaam9
135Please respect copyright.PENANAINmZEO779A
Kenapa aku harus merona seperti ini? Aku memejamkan mata sejenak, dan menjawab dengan datar, “Tante cuma mau minta anterin dong, gak lebih.”135Please respect copyright.PENANAiLZ09fif7D
135Please respect copyright.PENANAis9Cp1uc3j
Fajar malah terkekeh. Ia tampak rapi dengan jaket jeans, dan celana pendek hitam. “Mau kemana nih, tan?” tanyanya.135Please respect copyright.PENANAGhEJgs7l6z
135Please respect copyright.PENANADf8jFJRYBX
“Ke toko buku,” kataku, masih datar.135Please respect copyright.PENANAVSSfIPjwJp
135Please respect copyright.PENANATXIH01Fty2
Fajar mengangguk, lalu berdiri. Aku mengekor. Kami keluar dari rumah. Aku mengeluarkan kunci mobil dari tas yang melingkar di pundakku.135Please respect copyright.PENANAGDJmembRbT
135Please respect copyright.PENANAAOpQ1ytrf6
“Nih, kuncinya,” kataku. Fajar berbalik, menyambut uluran ku. Kami berdua lekas masuk ke dalam mobil. Seperti biasa, aku selalu menggunakan gamis kalau pergi kemana-kemana.135Please respect copyright.PENANALXIiy0oy7J
135Please respect copyright.PENANAYB2OTef73O
***135Please respect copyright.PENANAjoW3xQhoCn
135Please respect copyright.PENANAaxj5T9EZ2m
Dalam mobil, hening menyapa. Fajar fokus menatap jalanan sambil mengemudi. Aku memandang keluar jendela mobil. Memperhatikan jalanan dari kaca yang tertutup. Canggung menyalak dalam ruang. Entah kenapa, berduaan dengan Fajar seperti ini membuat degup jantungku berdetak tak karuan. Di tambah dengan parfum yang dikenakannya, aroma yang segar dan ringan, seperti campuran buah dan bunga. Aku mengernyit heran ketika toko buku terlewati, Aku menoleh dan bertanya kepadanya, “Ini mau kemana?”135Please respect copyright.PENANAnhauCTZIUm
135Please respect copyright.PENANAEqLrd2ey81
“Kerumahku,” kata Fajar masih fokus menyetir.135Please respect copyright.PENANA7s2QHnFJjI
135Please respect copyright.PENANAkFWiUbvjJY
“Tante mau ke toko buku,” kataku.135Please respect copyright.PENANAfjYo2vu8UK
135Please respect copyright.PENANA3P20KJbvIU
Fajar tak menjawab. ia masih fokus menyetir.135Please respect copyright.PENANAODumuE47ne
135Please respect copyright.PENANASzxPd83jvw
Tapi, entah kenapa aku tidak marah, malah membiarkannya. Padahal tidak sesuai dengan tujuanku. Aku menghela nafas dan kembali memandangi jalanan dengan degup jantung yang semakin berdetak kencang.135Please respect copyright.PENANAbXwq6aq1OP
135Please respect copyright.PENANARCSlsiEWgH
Lima belas menit kemudian, tibalah aku di Rumah Fajar. Ia membuka pintu mobil dan turun, begitupun aku. Aku mengekor dari belakang. Di depan pintu langkahnya terhenti. “Mau di dalam atau di teras, tan?” tanyanya.135Please respect copyright.PENANA4j53flPBHQ
135Please respect copyright.PENANA0Ig6gQE30G
“Teras aja, Jar.”135Please respect copyright.PENANAVCnPKSNvb9
135Please respect copyright.PENANAEskRZQpAlS
Fajar meraih gagang pintu dan membukanya. Sementara Aku duduk di pembatas teras, urung untuk masuk, sebab, jujur saja aku masih ada ketakutan apabila Fajar melecehkan ku.135Please respect copyright.PENANAxITpRp3xqs
135Please respect copyright.PENANALKTN1oaWRD
Fajar tiba dengan bangku karet yang ia angkat di kedua tangannya, lalu meletakan dua bangku karet itu saling bersebelahan. “Duduk, tan, Fajar mau bikin kopi dulu.”135Please respect copyright.PENANAQGDC0PyLnw
135Please respect copyright.PENANA4TsIA2Pwxo
Aku beranjak duduk di bangku sambil menunggunya membuat kopi. Halaman rumah Fajar terlihat asri dengan rerumputan hijau.135Please respect copyright.PENANA8487EMY8mX
135Please respect copyright.PENANADIzL9mSaRW
Tiba-tiba Ponselku berdering, aku merogoh tasku dan mengangkat telepon.135Please respect copyright.PENANAHEZiKOsDYX
135Please respect copyright.PENANAsMb9RWTfhc
“Assalamualaikum, mi,” Terdengar suara Dimas di sebrang sana.135Please respect copyright.PENANAnk8tR4pzTi
135Please respect copyright.PENANAIaQjVnHhMn
“Walaikumsallam, Abi,” jawabku.135Please respect copyright.PENANA9vSWj4D4wJ
135Please respect copyright.PENANA7vZlly5vhU
“Abi sama sama Adit udah dapet kos, nih,” Kata Dimas. Aku bisa mendengar suara Adit yang nampaknya ingin berbincang denganku.135Please respect copyright.PENANA1pGWaL2fWr
135Please respect copyright.PENANAElHNbg5Cmo
“Bi, mana Adit,” kataku.135Please respect copyright.PENANAYmF2dMGyjN
135Please respect copyright.PENANAwJEi4EJqaM
“Assalamualaikum, Umi,” Terdengar suara Adit. “Umi sehat kan? Umi kesepian ya? jangan kangen sama Adit ya, mi.”135Please respect copyright.PENANAoAwWoYpurb
135Please respect copyright.PENANAwzWYCXCGjs
Aku terkekeh. “Kamu kuliahnya yang benar, awas aja kalau kamu gak karuan di sana.”135Please respect copyright.PENANAoGJxO9ojJw
135Please respect copyright.PENANAP6RKQieJ3I
Terdengar suara Adit tertawa. “Iya umi sayang, Adit janji, kok, bakal kuliah yang benar dan bikin Umi bangga.”135Please respect copyright.PENANAHu33sRFz2k
135Please respect copyright.PENANA4ekay1HdWm
Aku senang mendengarnya. Tapi, obrolan kami tidak berlanjut lama, Terdengar Dimas mengambil alih percakapan. “Mi udah dulu, ya. Abi sama Adit mau lanjut dulu. Yang sehat, ya, Mi. Assalamualaikum.”135Please respect copyright.PENANA0G3YVuGshc
135Please respect copyright.PENANATcBsV2QAnt
Aku membalas salam suamiku dan mematikan telepon. Tak lama, Fajar datang dengan membawa dua cangkir kopi. Ia meletakkannya di pembatas teras, kemudian duduk di sampingku.135Please respect copyright.PENANAvrJhGZt5aD
135Please respect copyright.PENANAxsNkkeR8nX
Canggung kembali menyapa di antara kami, entah kenapa aku merasa mulutku seakan terkunci. Sementara Fajar piawai menyesap kopinya sambil memandang ke depan. Aku tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Aku harap dia tidak bertindak aneh-aneh.135Please respect copyright.PENANA2IzUGEt844
135Please respect copyright.PENANAqzmpeQ49MZ
Aku meletakan kedua tanganku di paha, meremas pelan gamisku sebab canggung menyalak lebih lantang. Sepuluh menit berlalu dan tidak ada perbincangan di antara kami. Bahkan, saking heningnya, desir rumput terdengar.135Please respect copyright.PENANAT22alTq46R
135Please respect copyright.PENANAIlzjuKmx2G
“Kopinya minum, tan.” Akhirnya Adit membuka percakapan.135Please respect copyright.PENANAI9U3k5uCsk
135Please respect copyright.PENANAkvT7DOvjSD
Aku mengangguk kikuk sambil meraih secangkir kopi dan menyesapnya sedikit, lalu meletakkannya kembali.135Please respect copyright.PENANAlb23lwvfj8
135Please respect copyright.PENANAzmuICzX7CC
“Kamu gak kuliah, Jar?” tanyaku mencoba membuat obrolan memanjang.135Please respect copyright.PENANA5pFvYCz5KT
135Please respect copyright.PENANArycGHMINUt
“Kalau Fajar kuliah, kasihan nenek, Tan,” katanya. “Gak mungkin kan nenek sendirian di rumah?”135Please respect copyright.PENANA1hRgcpYN1j
135Please respect copyright.PENANAHyA7sDKi2f
Aku mengangguk. Mengiyakan. “Nenek belum pulang?”135Please respect copyright.PENANAx8uYPwaTCB
135Please respect copyright.PENANA0b57dG0aKJ
“Nenek kalau hari biasa pulangnya agak malem, biasanya habis magrib.”135Please respect copyright.PENANAc79U0y00cf
135Please respect copyright.PENANAE3uAfBJYHj
“Nenek masih kuat kerja, ya. Padahal udah lumayan tua, lho.”135Please respect copyright.PENANAVrDYiQACvf
135Please respect copyright.PENANAgx2w8p8g4t
“Ya, begitulah, tan,” katanya. “Fajar juga udah kasih tau nenek biar Fajar aja yang kerja. Tapi nenek selalu keras kepala.”135Please respect copyright.PENANAR2Xedcnuz4
135Please respect copyright.PENANAz7T61RmU3a
“Namanya juga orang tua, Jar. Apalagi nenek udah rawat kamu dari kecil, Mungkin nenek mau ngeringanin tanggung jawab Fajar juga, kan?”135Please respect copyright.PENANAjjbm4kpDbV
135Please respect copyright.PENANAjQgQ9OLr8k
Fajar mengangguk masih menatap ke depan. “Mana Adit udah kuliah,” nadanya terdengar kecewa. “Jadi gak bisa lihat tante lagi.”135Please respect copyright.PENANASZUvZ0PD39
135Please respect copyright.PENANAxI7YC0ihRI
Aku tertawa ringan. “kalau kamu mau main ke rumah, main aja,” kataku. “Pintu rumah terbuka lebar buat kamu.”135Please respect copyright.PENANAbsTp7aHqMc
135Please respect copyright.PENANA9tWbWw840D
Perlahan, perasaan kesalku kepadanya mereda, bagai sebuah air panas yang mulai mendingin seiring waktu.135Please respect copyright.PENANA0EjHBuNmu7
135Please respect copyright.PENANATUeQsCIh9k
Ia terlihat tersenyum, kemudian beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian ia datang sambil membawa gitar. Merubah posisi bangkunya mengarah ke aku, dengan gitar yang duduk takzim di pangkuannya.135Please respect copyright.PENANA6WBSpPaQwi
135Please respect copyright.PENANAgdjKL8pIti
“Mau dinyanyiin tan?” Tanyanya.135Please respect copyright.PENANAnG54dZdpSC
135Please respect copyright.PENANAFrdUmk6WV1
Aku terlihat antusias, dan mengubah posisi dudukku. Kini kami saling berhadapan.135Please respect copyright.PENANAPWNYU47G3x
135Please respect copyright.PENANAtJSwbdHJnD
“Boleh,” kataku agak tersipu.135Please respect copyright.PENANAiu0B35aJXr
135Please respect copyright.PENANAltOHyHfmoT
Perlahan, terdengar nada merdu dari dawai Gitar. Petikan-petikan dari jemarinya membangun sebuah nada yang harmonis. Jemari satunya berpindah-pindah chord. Membentuk sebuah kesatuan irama.135Please respect copyright.PENANA7fBuBeiIwJ
135Please respect copyright.PENANAI6Ctopc8av
“Badai, puan telah berlalu berlalu, salahkah ku menuntut mesra,” Fajar mulai bernyanyi. Suaranya halus, indah, penuh rasa. Ia menatapku, aku pun begitu. entah bagaimana, rasa hangat bisa kurasakan dari setiap tatapannya.135Please respect copyright.PENANAdlM9rqel5W
135Please respect copyright.PENANAD7emj4yaS3
Dia melanjutkan, “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” Ia semakin dalam menatapku, petikannya pada dawai dan suaranya yang indah mampu membuatku terpaku, dan bergeming dari duduk.135Please respect copyright.PENANA8rMA9BAO4k
135Please respect copyright.PENANAtbDNCBmUXQ
“Selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu, ku di liang yang satu135Please respect copyright.PENANAiWGqfiwuE3
Ku di sebelahmu,” Suara nya terlihat megah dalam petikan dawai yang merdu. Kami saling bertatapan. Fajar menatapku dengan senyum hangat yang mampu membuatku tak berdaya.135Please respect copyright.PENANA6JJ6A6o5k0
135Please respect copyright.PENANAQCDOawH2Bb
Aku menggeleng pelan ke kanan-kiri, menikmati setiap perpindahan Chord C ke G yang begitu indah, nyaman, dan mampu membuatku tak melepaskan pandangan kepadanya.135Please respect copyright.PENANAWazDIJCJJw
135Please respect copyright.PENANArsC12ZGQ8f
Fajar tersenyum, jemarinya berhenti memetik dawai. Aku berhenti menggelengkan kepala. Fajar meletakan gitarnya di pembatas teras. Dia kembali menatapku, perlahan wajahnya semakin mendekat. Jantungku berdegup tak karuan. Seketika pupil mataku membesar ketika ia mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku bergeming. Tiga detik bibir kami saling menyapa, kemudian kudorong tubuhnya cukup kuat.135Please respect copyright.PENANAsHQTqF49JQ
135Please respect copyright.PENANAKwyhY5r9YW
“Apaan, sih kamu, Jar!” kataku, geram, merasa terlecehkan. Posisi dudukku berubah, tidak berhadapan dengannya, melainkan kembali menatap ke depan, ke halaman. Aku tidak habis fikir, berani-beraninya ia mencium bibirku.135Please respect copyright.PENANAQ1ub68xH7w
135Please respect copyright.PENANALKidjEAx8z
“Fajar cinta sama tante.”135Please respect copyright.PENANArDBXaKldyx
135Please respect copyright.PENANAeHMiR9lJcL
Bagai Guntur yang menyalak di siang bolong, kurasakan sentakan kuat. Bagaimana bisa ia mecintai seseorang perempuan yang seharusnya lebih cocok menjadi ibunya. Aku menggeleng-geleng. “Jangan aneh-aneh, Jar,” kataku, ketus. “Kamu udah ngelecehin tante, tau gak?”135Please respect copyright.PENANAeEo18kF46O
135Please respect copyright.PENANAbj7cPrU8py
Fajar menyentuh bahuku, lekas kugeser bahuku. “Jangan pegang-pegang,” kataku, masih garang.135Please respect copyright.PENANANWyevRBzlW
135Please respect copyright.PENANA2rHPg3Bh5G
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar serius, Fajar cinta sama tante!”135Please respect copyright.PENANAhGxyZHaYpM
135Please respect copyright.PENANAgP61ViKX41
“Tante udah punya keluarga, fajar!”135Please respect copyright.PENANAQuiWngs7kO
135Please respect copyright.PENANAmZp1s4pd7V
“Fajar tahu tante gak bahagia,” katanya dengan mudah menyimpulkan.135Please respect copyright.PENANAHRTL8gmPA0
135Please respect copyright.PENANAtvLynzBf1m
Otakku terasa panas, aku menatapnya dengan tajam. “Jaga omongan kamu!” bentakku.135Please respect copyright.PENANAQIx6Lwt8XY
135Please respect copyright.PENANAcjTMtPhid6
Fajar menunduk, agaknya ia merasa bersalah. Aku sedikit merasa tidak tega membentaknya. Tapi, dia memang pantas mendapatkannya. Tidak pernah seumur-umur lelaki lain mencium bibirku selain suamiku sendiri.135Please respect copyright.PENANA5dW7RECDGD
135Please respect copyright.PENANAO1HEWMeHO0
Terdengar helaan nafasnya lagi. Ia merogoh kantung celana. Aku mengernyit bingung ketika ia mengeluarkan kotak bewarna merah berbentuk love. Fajar membuka kotak itu. Aku menelan ludah ketika melihat cincin yang duduk takzim di dalamnya. Kemudian aku menatapnya dengan penuh pertanyaan.135Please respect copyright.PENANAmorylYkPv7
135Please respect copyright.PENANA9LFV3P9TFZ
Sambil menunduk Fajar berkata, lirih, “Fajar nabung buat beli cincin ini, buat tante.”135Please respect copyright.PENANAUfkHVeISAw
135Please respect copyright.PENANASEWgE74JY2
Aku terenyah, dadaku berdebar tak karuan. Amarahku menghilang seketika, seakan kata-katanya tersebut mampu menembus jiwaku dan mengobrak-abrik nya dari dalam. Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca, aku terharu. Aku tahu persis bahwa cincin itu sungguhlah mahal, dan dia butuh waktu berapa lama untuk menabung dan membeli cincin itu.135Please respect copyright.PENANAX5luWMU1ZJ
135Please respect copyright.PENANAliv9615rrH
“Tante gak bisa, Jar, maaf,” kataku, sedikit terisak. “Tante udah punya suami.”135Please respect copyright.PENANA1IZi0UaKVf
135Please respect copyright.PENANAveQ7QcgXZR
Fajar mengangguk pelan, menutup kembali kotak cincin itu dan berkata, “Iya, tan. Setidaknya Fajar lega udah mengutarakan perasaan Fajar.” Dia tersenyum.135Please respect copyright.PENANAWdwP0T34m8
135Please respect copyright.PENANAVyZ2UvbExF
Lagi-lagi aku merasa terenyah. Senyum yang keluar dari wajah remaja itu mampu membuatku luluh. Isak-ku semakin menjadi. Perlahan ku rasakan jemari-jemarinya mengusap pipiku dan menyeka tangisku. Aku membiarkan jemari itu bergelayut di wajahku. Ada perasaan nyaman ketika Fajar menyentuh wajahku, sebuah perasaan nyaman yang lagi-lagi tidak bisa ku jelaskan.135Please respect copyright.PENANAW6W8IvYxXN
135Please respect copyright.PENANAZYlZmxUOcr
Kemudian ia menarik tubuhku dalam dekapannya. Tangannya melingkar di tubuhku. Aku membiarkannya. Bersamaan dengan isakku yang mulai mereda, Fajar mengusap kepalaku yang terbalut jilbab. Aku merasa nyaman, ku tenggelamkan wajahku lebih dalam pada dadanya. Berada di pelukannya terasa hangat.135Please respect copyright.PENANAVIDx4GBqg5
135Please respect copyright.PENANAmHQRPRxGao
Kemudian Fajar mendorong tubuhku, lalu menatapku lekat, kedua tangannya memegang kepalaku. Dia tersenyum, kemudian menarik kepalaku. Bisa kurasakan bibirnya mencium keningku. Lagi-lagi aku membiarkannya, padahal aku sadar, apa yang aku lakukan ini adalah dosa yang besar. Yang teramat besar.135Please respect copyright.PENANAnhDLRZ7cjp
135Please respect copyright.PENANAaRjXIbihIQ
Kami kembali menatap satu sama lain. Fajar tersenyum penuh arti, aku pun begitu. Lalu dia berkata, “Tante mau jadi pacar Fajar?”135Please respect copyright.PENANAbRDDZ0gM5U
135Please respect copyright.PENANAW3M2x9X0Fw
Ungkapan hati remaja itu sungguh tak bisa ku terka. Bagaimana bisa aku menjadi pacarnya, sedangkan aku sendiri bersuami. Maka, aku berkata kepadanya, “Tante gak bisa, Jar. Maaf, ya.”135Please respect copyright.PENANAazOxdSA3VW
135Please respect copyright.PENANAFk4MlEHS9I
Kedua tangannya beranjak turun dari kepalaku. Aku bisa menangkap kecewa pada raut wajahnya. Ia menggeser bangkunya, menatap kosong halaman.135Please respect copyright.PENANAm5LxN20Pdl
135Please respect copyright.PENANAO9oRX2RsN8
“Emang salah ya, Tan, kalau Fajar cinta sama tante?” tanyanya, lirih.135Please respect copyright.PENANAyCvGvAzki9
135Please respect copyright.PENANAC3JDUJSJQL
“Engga ada yang salah dari cinta, Jar,” Aku meliriknya sekilas. Ia masih fokus memandang ke depan. “tapi tante udah bersuami.”135Please respect copyright.PENANApf2okn7bVU
135Please respect copyright.PENANACm9mKeowyQ
“Kan, bisa diem-diem, tan.” ia bersikukuh.135Please respect copyright.PENANAR2Is5x401j
135Please respect copyright.PENANArlD6plaQ9v
“Tante gak bisa, Jar,” aku tetap menolak. “Lagian kamu udah punya pacar, kan?”135Please respect copyright.PENANAL8sgozmnha
135Please respect copyright.PENANAJqhy5X47eW
Terdengar helaan nafasnya. “Fajar gak pernah pacaran, Tan. Cewek kebanyakan suka sama Fajar, tapi Fajar engga. Fajar cintanya sama tante dong.”135Please respect copyright.PENANAfcCsDiv75b
135Please respect copyright.PENANAQjlOiRAQRr
Mendengar perkataannya barusan, aku sedikit tersipu. Tak bisa dipungkiri bahwa Fajar lumayan tampan untuk digandrungi remaja perempuan seumurannya. Dan aku tidak habis pikir, bagaimana dia bisa mencintai seorang ibu rumah tangga sepertiku ini. Agak penasaran aku bertanya, “Kenapa kamu bisa cinta sama tante? Banyak lho perempuan yang seumuran dengan kamu yang lebih cantik daripada tante.”135Please respect copyright.PENANAoNc370n7GI
135Please respect copyright.PENANA7tgu8JwkUN
Fajar menoleh, mata kami bertemu. Dia berkata, “Yang cantik emang banyak, tan. Tapi, kalau Fajar Sukanya sama tante, gimana?”135Please respect copyright.PENANAAx7jDnIOZ4
135Please respect copyright.PENANA1AHMXUdqWz
“Tapi, tante udah bersuami, Jar!” aku mengulangi terus menurus.135Please respect copyright.PENANAiUc5mx09qS
135Please respect copyright.PENANAlbm4cbc45G
Fajar meraih kedua tanganku dan mengelusnya lembut. Aku membiarkannya. Ia semakin dalam menatapku, kemudian berkata, “Tan, tolong kasih Fajar kesempatan buat bikin tante Jatuh cinta sama Fajar, ya?”135Please respect copyright.PENANAzLZrWUn3k8
135Please respect copyright.PENANA4KW4FqLwH4
Aku dilema. Aku mecintai suamiku, tapi, bersama Fajar aku merasa lebih hidup. Aku tahu semua ini dosa yang besar, tapi aku tak sanggup untuk lari dari dosa ini.135Please respect copyright.PENANAf2yTlDiFrM
135Please respect copyright.PENANAt1fKSAFzvV
“Fajar tahu, Kok, Tante ada perasaan sama Fajar.” Fajar tersenyum sambil terus menatapku. Aku menunduk. Benar yang dikatakannya, bahwa aku menyukainya sebagai lawan jenis.135Please respect copyright.PENANAsYuqiyUr6p
135Please respect copyright.PENANAjZuk60H402
“Tan,” katanya lembut. Aku mendongak, menatap binar matanya yang seakan meminta kepastian. “Balas perasaan Fajar, ya?” Ia berkata lirih.135Please respect copyright.PENANAVhe5YorXyS
135Please respect copyright.PENANA9XqW7oOEqg
Aku memejamkan mata. Menikmati setiap elusan lembut jemarinya di punggung tanganku. Aku menghela nafas, kemudian menatapnya kembali. Aku tidak bisa membohongi perasaanku kepadanya. Aku mengangguk pelan.135Please respect copyright.PENANA1bKoWvU9k1
135Please respect copyright.PENANAfBYRbg2koI
Fajar kembali membawaku pada peluknya. Aku bisa merasakan rasa senang yang mengalir pada tubuhnya. Begitupun aku, aku tidak menghindar bahwa aku juga merasa senang diperlakukan romantis seperti ini.135Please respect copyright.PENANAZhrnWEoWTo
135Please respect copyright.PENANAxyqE9eCxCJ
Fajar melepas pelukan. Mata kami bertemu. Wajahnya mendekat, aku memejamkan mata. Membiarkan bibirnya bertemu dengan bibirku. Kenyal, aku merasakan bibirnya yang terasa kenyal. Lidahnya berusaha masuk, aku membuka sedikit bibirku, membiarkan lidahnya menyapa rongga mulutku. Lumatan-lumatan terjadi, aku membiarkannya sambil memejamkan mata.135Please respect copyright.PENANAVNLBunc86y
135Please respect copyright.PENANAtd0KRuH0BH
Aku merasakan sentuhan di pahaku, tubuhku merinding ketika sentuhan tangan Fajar mulai beralih ke pinggangku. Aku membiarkannya. Lumatannya semakin liar, lidahnya mencoba mencari lidahku. Aku hanya diam, tidak membalas pun menolak.135Please respect copyright.PENANA2EesH1sCyz
135Please respect copyright.PENANArFA9Cazeno
Aku mendesah kecil ketika telapak tangannya mulai meremas pelan buah dadaku. Lagi-lagi aku tak menolak, membiarkannya. Remasan itu semakin kasar, membuatku melenguh kecil. Tapi, kemudian, ku dorong pelan dadanya. Aku belum sanggup untuk melangkah ke hal yang lebih jauh.135Please respect copyright.PENANABCXdop3opV
135Please respect copyright.PENANA6GlUKFcU0B
“Jangan jauh-jauh dulu, ya?” Aku menatapnya meminta pengertian.135Please respect copyright.PENANASN8e3YMyLI
135Please respect copyright.PENANAl6piLDXK4G
Fajar mengangguk paham. Kemudian ia usap pelan kepalaku. “Iya, tan. Fajar tunggu kesiapan tante.”135Please respect copyright.PENANAjvb1DNfyKs
135Please respect copyright.PENANA0YowSM8OL8
Aku menggangguk.135Please respect copyright.PENANAPwfl6c12Lz
135Please respect copyright.PENANATSa5sQv7sW
Fajar merogoh kantung celananya dan kembali mengeluar kotak bewarna merah itu. Ia bukan kotak itu dan mengambil cincin yang kemudian dengan mesra ia lingkaran di jari manis tangan kiriku. Aku membiarkannya. Aku merasa senang diperlakukan sebegitu romantisnya.135Please respect copyright.PENANA4BtQOqfjSz
135Please respect copyright.PENANAOSyWx679F7
“Dengan ini, tante udah resmi jadi milik Fajar.” Ia tersenyum sumringah menatapku.135Please respect copyright.PENANAyqqSqEWUKY
135Please respect copyright.PENANADwcqPWsoI6
“Udah, ih, takut ada yang lihat,” kataku sambil merubah posisi ke depan. Sekilas aku melirik cincin yang ia lingkarkan di jari manisku. Cantik sekali.135Please respect copyright.PENANAG9yg79xZnZ
135Please respect copyright.PENANA4YlRM9Cmbs
Kami kembali pada suasana awal. Fajar tersenyum tak karuan sambil menatap halaman-halaman hijau. Aku pun begitu, perasaanku terombang-ambing bagai sebuah ombak kecil yang bergoyang menyapu para perenang.135Please respect copyright.PENANAXD2jTZqtup
135Please respect copyright.PENANAVK9hwqwRVX
“Fajar udah suka sama tante dari kecil, lho.” Fajar terkekeh, kakinya membujur di penyangga teras.135Please respect copyright.PENANAZDkTUdzafm
135Please respect copyright.PENANAQ7TCHMXzoL
“Kok, bisa?” tanyaku, penasaran.135Please respect copyright.PENANAZJpcdKyKiE
135Please respect copyright.PENANAwoEXOmkIWC
“Menurut Fajar, tante baik banget. Waktu masih kecil tante sering ngasih Fajar jajan, sering kasih mainan. Pokoknya tante tuh baik banget. Mana cantik lagi!”135Please respect copyright.PENANAgjl1pHUf3D
135Please respect copyright.PENANAr4ButjVk8k
Aku sedikit terharu mendengarnya. Dan bisa kurasakan tidak ada kebohongan pada suaranya. “Kamu suka tante, gara-gara itu doang?” tanyaku.135Please respect copyright.PENANAR2YLmT1m1u
135Please respect copyright.PENANAfmQFQLk2ri
Fajar menggeleng. Aku menoleh ke arahnya, “Terus?” tanyaku lagi.135Please respect copyright.PENANAj0bJlsj0H2
135Please respect copyright.PENANAZ2hRmbeJ2S
Fajar menoleh sekilas kemudian kembali menatap ke depan. “Cinta engga butuh alasan, Tan,” katanya. “cintah sudah cukuplah bagi cinta.”135Please respect copyright.PENANA6Ysge8wn8e
135Please respect copyright.PENANAxspoVtoi64
Aku terkekeh. “Dasar pujangga.”135Please respect copyright.PENANAiA16dsParj
135Please respect copyright.PENANAUQoUZ2S7sb
Fajar tersenyum kecil. “Tante udah mau pulang?”135Please respect copyright.PENANAxbqLLG8i9D
135Please respect copyright.PENANAwz5I9NB3KH
Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kananku. Baru pukul setengah empat. Aku menggeleng. “Bentaran lagi, deh, jar.”135Please respect copyright.PENANABwYtDCdeH0
135Please respect copyright.PENANAu2QrQLvabD
“Mau main ps?” tanyanya. “yang kalah dapat hukuman.”135Please respect copyright.PENANAL4ZQXrLpsM
135Please respect copyright.PENANAFJyZeEU9Z3
Aku nampak antusias. “Kalau kamu kalah, beliin tante tiga buku, oke?”135Please respect copyright.PENANAj03LNFOLpV
135Please respect copyright.PENANADBuZ9VCbRZ
Fajar mengangguk. “Kalau tante kalah, aku boleh cium ketiak tante sepuasnya, oke?”135Please respect copyright.PENANAjqkTexVOXe
135Please respect copyright.PENANAhZsGpZVKpo
Aku menarik kepalaku sebab terkejut. Lalu berfikir sejenak dan akhirnya mengiyakan. Fajar sumringah. kami berdua berdiri dan masuk ke dalam. Duduk bersampingan di lantai. Fajar menyodorkan stick PS kepadaku dan menyalakan tv. Aku bersiap-siap mengambil posisi yang nyaman. Lagian, tidak mungkin ia bisa mengalahkan ku, aku sangat piawai bermain console game.135Please respect copyright.PENANAq2p36xh2lC
135Please respect copyright.PENANArF8bITzBOs
Pertandingan di mulai. Kami bermain game sepak bola. Tombol stick terdengar. Kami sama-sama fokus. Saling beradu strategi satu sama lain. Riuh gembira terdengar. Suasana semakin intens. Babak pertama skor masih 0-0. Di mulai-lah babak kedua dengan tegang yang menyalak. Aku mendengus kesal ketika Fajar mencetak gol pertamanya. Ia menoleh dan menjulurkan lidah kepadaku. Kami terus bermain dan sampai pada babak akhir. Aku kalah dengan skor 2-0.135Please respect copyright.PENANABrwXHBve98
135Please respect copyright.PENANAVIHWHMYW5B
Fajar tersenyum sumringah, lalu mengedipkan mata kepadaku, mengejek. Aku malah meringis kesal kepadanya.135Please respect copyright.PENANAHjvGNKaUPD
135Please respect copyright.PENANA7lZBYlRzBb
“Angkat tangannya, tan,” Fajar mendekat ke arahku.135Please respect copyright.PENANAU5iURQVFMk
135Please respect copyright.PENANAcBvSOxBckR
Mau tidak mau aku mengangkat tangan kananku ke atas dan membiarkannya menciumi area ketiakku. Fajar memejamkan matanya sambil mengendus bau ketiakku.135Please respect copyright.PENANAvvJiAA40DP
135Please respect copyright.PENANAUClMGbkuVy
“Enak banget, baunya Tan,” katanya.135Please respect copyright.PENANABaw16j5sdi
135Please respect copyright.PENANATI7Yy2nX61
Aku tidak menanggapi. Perlahan tangan kirinya mulai masuk ke dalam Gamisku dan membelai pahaku. Aku membiarkannya,135Please respect copyright.PENANA98ZBVmNzKT
135Please respect copyright.PENANAvYC2Ba8KRx
“Udah, Ya, Jar. Tangan tante capek.” Aku hendak menurunkan tangan, tapi Fajar lekas mengangkat tanganku kembali ke udara.135Please respect copyright.PENANAwC2F17LKjI
135Please respect copyright.PENANAlXdadEqemi
“Bentar lagi, tan.”135Please respect copyright.PENANAeoi5f3tZKw
135Please respect copyright.PENANAVCEYJdCEBi
Aku mengiyakan, dan membiarkannya menikmati aroma ketiakku yang aku yakin tidaklah berbau. Aku kerap merawat bagian dalam tubuhku dengan baik, tentu saja aku percaya diri. Fajar semakin nakal. Tangan kanannya mulai merembet menuju pangkal pahaku.135Please respect copyright.PENANAfxdCQEP0A2
135Please respect copyright.PENANA1eoKliobtZ
“Jangan masuk ke dalam, Jar.” Aku mendorong tangan kanannya agar keluar dari gamisku. Fajar mengerti, tangan kanannya hengkang dari dalam gamisku. Kemudian ia beralih menuju buah dadaku, yang lekas ku tahan.135Please respect copyright.PENANAFuaixoDf0C
135Please respect copyright.PENANAlBlo8nWQB8
“Jangan,” kataku.135Please respect copyright.PENANAk4eoFjkwAy
135Please respect copyright.PENANAhNcylotzS4
Fajar yang masih mengendus ketiak ku tak peduli. Ia dorong tubuhku, aku bergeser merapat ke dinding dengan satu tangan yang masih terangkat ke atas. Tangan kanannya masih berusaha meremas buah dadaku. Lagi-lagi aku berusaha untuk mencegahnya.135Please respect copyright.PENANAseucQw4CJO
135Please respect copyright.PENANAvlZ3GX0tXt
Kemudian Fajar menurunkan tanganku dan mengangkat tanganku yang satu. Bergantian, ia endus area ketiakku. Aku menelan ludah sebab posisi ini sungguh membuat desir gairahku bangkit135Please respect copyright.PENANAtFeCpN4bl6
135Please respect copyright.PENANAnmoH3Tn6XU
Aku melenguh ketika buah dadaku di remasnya perlahan. Kali ini aku membiarkannya. Entah kenapa aku malah menikmati setiap sentuhan tangannya. Tapi, aku tidak mau terlalu jauh.135Please respect copyright.PENANAh1G3ko9gRI
135Please respect copyright.PENANAIIzH5ZCLRF
“Udah, Jar. Tante mau pulang.” Aku menurunkan tanganku dan mendorong tangan satunya yang meremas buah dadaku.135Please respect copyright.PENANA9zAWg5dGv9
135Please respect copyright.PENANA83E0bXcItD
Sambil bersandar di dinding, aku berkata lagi. “Tante mau pulang, Jar.”135Please respect copyright.PENANANz1yRvjQM1
135Please respect copyright.PENANAKmGE9EZooM
Wajahnya terlihat tanggung. Tapi, dua detik kemudian dia tersenyum dan bangkit. Aku bersyukur sebab dia mengerti. Aku beranjak berdiri sambil membenarkan gamisku yang sedikit berantakan. Lalu melangkah keluar rumah.135Please respect copyright.PENANAAy6TRqHzY8
135Please respect copyright.PENANAy4gxooaJYO
Fajar menutup pintu dan menguncinya. “Aku nginep di rumah tante, ya?” tanyanya.135Please respect copyright.PENANAumLBha6xW4
135Please respect copyright.PENANAhWPRqz8jd8
Aku tidak menjawab. Fajar bertanya lagi. “Boleh gak, tan?”135Please respect copyright.PENANA6AchfCalk6
135Please respect copyright.PENANAsISa62yomR
“Nenek sendirian nanti di rumah,” elakku.135Please respect copyright.PENANAQxLRIvle9Y
135Please respect copyright.PENANAaqgyevoSZW
“Nenek hari ini kebetulan nginep di rumah tetangga, tan.”135Please respect copyright.PENANA88gbksoyl6
135Please respect copyright.PENANAATcky3vNMS
Aku tidak punya alasan lagi untuk menyangkal. “Iya,” kataku singkat dan mengangguk.135Please respect copyright.PENANAtFVTap5Gzy
135Please respect copyright.PENANAk9Prfvoiy6
Fajar sumringah. Kemudian ia menggenggam tanganku. Aku membalas genggaman tangannya. Kami melangkah masuk ke dalam mobil bagai pengantin baru. Lagi-lagi, keromantisan ini membuatku tersipu.135Please respect copyright.PENANAePIZwtBav8
135Please respect copyright.PENANAMbMJLCVVNq
Dalam mobil, sepanjang perjalanan, aku menyenderkan kepalaku di bahunya. Posisi ini terasa hangat sekali. Fajar masih fokus mengemudi. Aku ingin menikmati kemesraan ini. Untuk kedepannya, aku tidak tahu, aku tidak bisa menerka apa yang terjadi.135Please respect copyright.PENANAPcNv6NTyri
135Please respect copyright.PENANAJe7Ml3X3i9
Aku memandang ke kaca mobil depan. Memperhatikan setiap kendaraan di depan mobil kami. Jauh di sana, langit-langit menguning, burung-burung berterbangan bagai mengemis kasih pada awan yang menggulung. Di luar kaca jendela sampingku, bangunan-bangunan, warung-warung, yang kami lewati tampak ramai orang-orang. Aku melirik Fajar sekilas. Wajah remaja itu tampak teduh. Aku tersenyum, menyadari sesuatu, bahwa matanya sungguh indah, bagai mata elang yang beterbangan meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Dalam suasana sore yang bisa kurasakan teduh, aku memejamkan mata. Bahunya, menjadi tempat yang teramat nyaman untuk bersandar.135Please respect copyright.PENANAnTGc7XMoLE
135Please respect copyright.PENANATY8xAi1Vd0
***135Please respect copyright.PENANAiyT9PERntC
135Please respect copyright.PENANAddbDKUnaFL
Sesampainya di rumah, Fajar lekas menghambur di sofa. Sementara aku beranjak ke kamar, berganti pakain, lalu kembali menghampirinya.135Please respect copyright.PENANAk898OdjR2h
135Please respect copyright.PENANA5xF0xyAEf7
“Di sini, tan.” Fajar menepuk sofa, mengisyaratkan agar aku duduk sampingnya. Aku mengiyakan, dan duduk sebelahnya.135Please respect copyright.PENANAbsuyF4nV8f
135Please respect copyright.PENANAJzfb82B1kp
“Jangan ngerokok, tante gak tahan asap rokok,” kataku ketika Fajar hendak membakar rokoknya.135Please respect copyright.PENANAVKuaz8KOnY
135Please respect copyright.PENANAvJqpM6fsz3
Fajar meletakan rokoknya di atas meja, tangannya melingkar di bahuku. “Bikinin kopi dong, tan,” katanya.135Please respect copyright.PENANAH1NdD2tUcu
135Please respect copyright.PENANAMaYGA2Eksv
Aku tersenyum kepadanya, lalu bangkit. Tapi tiba-tiba Fajar memukul pelan pantatku, sontak aku berbalik dan menatapnya garang. Fajar malah tertawa sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya di depan wajah. Aku yang tidak mau berdebat dengannya langsung melangkah menuju dapur.135Please respect copyright.PENANAiwh6GzMJ4N
135Please respect copyright.PENANAd4q8x5AfIa
Tiba di dapur aku mengambil dua cangkir gelas, lalu menuangkan bubuk ke masing-masing gelas. Kemudian memanaskan air. Sambil menunggu air panas aku kembali mengingat-ingat setiap hal yang barusan terjadi. Agaknya aku sudah melewati sebuah batas.135Please respect copyright.PENANAOHBazt1vLu
135Please respect copyright.PENANAsAJcwvUyjX
Istri mana yang berani membiarkan remaja seumuran anaknya mencumbu bibirnya dan mengendus ketiaknya. Aku tak menyangka bahwa aku membiarkannya begitu saja. Pun ketika ia memukul pelan pantatku, aku tidak merespon marah kepadanya. Bukankah dia sudah melecehkanku?135Please respect copyright.PENANAg3HyoLxL0t
135Please respect copyright.PENANASHfQ16cc4z
Gemercik air terdengar. Buru-buru aku menuangkan air kedua gelas dan membawanya, kembali menuju ruang tamu.135Please respect copyright.PENANAZQce0fBpa3
135Please respect copyright.PENANAORXWZDy47V
“Ini, tuan muda,” kataku bercanda sambil meletakan dua cangkir kopi di atas meja.135Please respect copyright.PENANAWQ6KyCxR2g
135Please respect copyright.PENANAGiDLcVtU4V
Fajar meraih kopinya masih panas. Ia tiup perlahan dan menyesapnya sedikit. Kemudian Terlihat wajahnya yang sumringah.135Please respect copyright.PENANAlnlpVVY3Ih
135Please respect copyright.PENANAQP20N03iQG
“Nanti Fajar tidur sama tante boleh?” Fajar meletakan kembali cangkirnya dan menoleh ke arahku.135Please respect copyright.PENANAlgo6pi43UK
135Please respect copyright.PENANADcCeOiGbcm
“Jangan aneh-aneh, deh,” kataku, sedikit galak. “kamu tidur di kamar Adit!”135Please respect copyright.PENANADtLvI0vqEq
135Please respect copyright.PENANA4T7IEF1bOx
Fajar menghela nafas dan berpaling. Terlihat raut wajahnya kecewa. Lalu aku berkata, “Kan tante udah bilang, tante belum bisa sampe jauh.”135Please respect copyright.PENANAp1yWuUF5So
135Please respect copyright.PENANAVdAx4Jwrl6
Remaja itu sangat ngebet sekali untuk menikmati tubuhku. Tentu saja aku tidak semudah itu untuk memberikannya. Walaupun ia sudah sempat menikmati bibirku. Tapi, aku tidak ingin di pandang serendah itu.135Please respect copyright.PENANATMIeFAzkwf
135Please respect copyright.PENANAasyZmHhwqY
“Yudah, kalau gitu mau ciuman,” katanya lagi.135Please respect copyright.PENANAPIkyVjwtGZ
135Please respect copyright.PENANAbi9JTn7jIM
“Engga boleh!”135Please respect copyright.PENANAhgaY26WMo0
135Please respect copyright.PENANAvKL0FQ7KaW
“Tante semuanya gak boleh,” katanya. “Lagian tadi juga kita ciuman.”135Please respect copyright.PENANAeReKevnJCQ
135Please respect copyright.PENANAAPUgpFLEpT
Aku menghela nafas sejenak dan berkata, “Ciuman aja, ya, gak lebih. Awas aja tangan kamu sampe ke mana-mana.”135Please respect copyright.PENANAUDLuR0kmdz
135Please respect copyright.PENANAV8QTbwxH3D
Fajar terlihat bersemangat. Buru-buru ia mendekat dan memegang kepalaku dengan kedua tangannya lalu mendaratkan cumbuan pada bibirku. Aku memejamkan mata, membiarkan bibir kami menyatu. Terasa bibirku di gigit kecill olehnya, kemudian lidahnya berusaha masuk dalam rongga mulutku. Lidahnya berusaha mencari lidahku. Aku tak piawai dalam bercumbu, makanya aku hanya diam saja dan membiarkannya. Semakin lama. Lumatan-lumatan Fajar, membuat gejolak birahiku bangkit seketika. Perlahan aku mencoba membalas lumatan pada bibirnya.135Please respect copyright.PENANAI5HBv2jSi8
135Please respect copyright.PENANAEbcH6aNhaV
Dengan mesra Fajar membaringkanku di sofa sambil terus melumat bibirku. Aku bisa merasakan tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian pahaku yang bisa kurasa menyentuh kakinya. Kemudian Fajar menyudahi aktivitasnya. Kami saling bertatapan.135Please respect copyright.PENANAOjN7t4wrSB
135Please respect copyright.PENANA9i6P0Kbd9U
“Boleh cium ketek, tan?” tanya Fajar.135Please respect copyright.PENANAvpC7E91XyB
135Please respect copyright.PENANA9KhfLZGkuC
Aku mengangguk. Dengan segera Fajar mengangkat tangan kananku dan membenamkan wajahnya dalam ketiakku. Aku yakin dia bisa mencium aroma ketiakku dengan lebih leluasa, sebab pakaian yang ku gunakan sekarang cukup tipis.135Please respect copyright.PENANACWQKu49vFN
135Please respect copyright.PENANAjR006dlSYq
Aku merasa geli ketika merasakan ketiak ku dijilati dari luar, seketika aku mendorong kepalanya pelan. “Jorok, ih,” kataku. Fajar tidak peduli, Kini giliran ketiakku yang satunya ia cium aromanya.135Please respect copyright.PENANARfXiQDr8AK
135Please respect copyright.PENANAapfEFUQGUY
Tubuh kami saling bersentuhan, terutama bagian dadaku yang ditindih oleh dadanya. Aku yakin dia pasti bisa merasakan kenyalnya kedua buah dadaku.135Please respect copyright.PENANAjAj1nLTRr9
135Please respect copyright.PENANAYpoaVhXTTq
Permainan Fajar semakin liar, aku bisa merasakan tangan satunya meraba bagian pahaku. Lagi dan lagi, aku dorong pelan tangannya agar tidak menyentuh areh sensitif ku. Sebab aku memang benar-benar belum siap.135Please respect copyright.PENANArqKQR2MzqV
135Please respect copyright.PENANAWVqcuZ3rlT
Bosan mencium ketiakku, dia mulai mencumbu bibirku kembali. Aku kembali memejamkan mata. Sambil kepalaku bersandar di penyangga sofa, aku membalas kecil lumatan-lumatannya.135Please respect copyright.PENANAXcfzSjQec5
135Please respect copyright.PENANAlO2tdqGq1J
Lagi-lagi ia berusaha meremas buah dadaku, kembali ku halangi dan mendorong tangannya. Tangannya yang satu meraba pahaku. Aku sedikit kesulitan untuk mencegah aktivitas tangannya yang begitu nakal.135Please respect copyright.PENANA1Ce2VxeDNm
135Please respect copyright.PENANAyTbPG5ZPKl
Lumatan-lumatan yang dilayangkannya membuatku semakin bergairah. Perlahan, aku membiarkannya meremas buah dadaku. Posisi kami tampak seperti orang yang sedang bercinta, dengannya yang di atas sementara aku berada di bawah.135Please respect copyright.PENANAHURKU9d9pL
135Please respect copyright.PENANAsAzYeaw7Ci
Suara-suara yang diciptakan dari percumbuan kami memenuhi ruang tamu. Semakin lama permainan Fajar semakin liar. Aku bisa merasakan celana kainku mulai terangkat melewati betis. Menampakan sekujur area kakiku yang putih dan bersih. Aku tidak ingin terbawa suasana, makanya kudorong pelan dadanya, dan cumbuan kami terlepas.135Please respect copyright.PENANAacTyI8Q46k
135Please respect copyright.PENANA869wf4Bbod
“Udahan, Jar.” Aku mencoba bangkit.135Please respect copyright.PENANAzfLRGuYUgF
135Please respect copyright.PENANA8aG8JlFlXb
Fajar mengerti, ia tarik tubuhnya yang menghalangi lajuku. Kemudian duduk kembali di sofa. Aku mendorong tubuhku bangkit, lalu duduk sambil membenarkan celana, pakaian, serta jilbabku yang tampak berantakan.135Please respect copyright.PENANAQ8ibBqwnVJ
135Please respect copyright.PENANAJuGJlInBBD
“Ih, mukanya cemberut banget,” kataku sambil terkekeh memandangi wajahnya yang terlihat tanggung. Remaja jaman sekarang memang sangat mesum sekali.135Please respect copyright.PENANAfQivmusqWT
135Please respect copyright.PENANAvL8kdgKcw1
Fajar menoleh dan memandangiku. Kemudian dia meraih kedua tanganku dan mengusap mesra jemari-jemariku. “Fajar pengen banget bercinta sama tante. Tapi, Fajar gak mau kalau tante terpaksa.”135Please respect copyright.PENANAseGwgadvZt
135Please respect copyright.PENANAkxcqckZ1QJ
Mendengarnya membuatku tersenyum haru, hubungan yang kami lakukan memang salah, tapi, setidaknya dia masih menghargaiku. “Makasih, ya, jar,” kataku.135Please respect copyright.PENANAUmP4gYHF8N
135Please respect copyright.PENANAtnpf3P49ew
Fajar menarik kedua tanganku menuju wajahnya. Tiba-tiba hatiku terasa hangat ketika dia mencium punggung tanganku bergantian.135Please respect copyright.PENANAlOY3LNT4lA
135Please respect copyright.PENANAp0Jv3lFS9i
Terdengar suara Adzan berkumandang.135Please respect copyright.PENANAx3UL4y11RU
135Please respect copyright.PENANAe734jIBGaQ
“Tante solat dulu, ya?” kataku. Walaupun aku melakukan zina seperti sekarang ini, tapi aku masih ingat akan kewajiban. Kemudian aku beranjak berdiri, lalu melirik Fajar yang mendongak menatapku. Aku melayangkan senyum singkat kepadanya, lalu menuju kamar dan melaksanakan solat magrib.135Please respect copyright.PENANAOU0rn5kt6X
135Please respect copyright.PENANAE3bopjqQwc
Bersambuing
ns 15.158.61.55da2