Baru kali ini Dudung disuruh menyerahkan berkas kepada keluarga Fania. Biasa melihat Fania dengan gaya resmi yang serba tertutup membuat Dudung terkejut saat melihat Fania yang mengambil berkas dengan hanya berbalut daster.
2904Please respect copyright.PENANAULMyMe4HFO
Dudung disuruh duduk dulu di dalam karena berkas tersebut akan diperiksa dulu. Sebelum Fania membacanya, berkas itu ditaruh di meja.
2904Please respect copyright.PENANARSgmeWBLIE
Fania tertawa dalam hati menyadari mata Dudung yang mengintip belahan payudara dari belahan dada dasternya saat menyuguhkan segelas air sirup. “Silakan diminum dulu nak!” celoteh Fania lantas duduk. Fania memeriksa berkas, formalitas saja. “Bilang sama Pak RT ya, terimakasih.”
2904Please respect copyright.PENANAvmPZXu2wam
“Iya Bu, kalau begitu saya pulang dulu.”
2904Please respect copyright.PENANAWxKmicN5TW
“Iya, hati – hati ya. Terimakasih.”
2904Please respect copyright.PENANA419kdiPQzg
“Sama – sama Bu.”
2904Please respect copyright.PENANAceq5uf9zUF
***
2904Please respect copyright.PENANA5e7LEfMzER
Setelah kepergiannya, Fania teringat percakapannya dengan Pak RT. Fania mencurahkan hati bahwa dia merasa tua. Pak RT menghibur dengan mengatakan Fania masih cantik. Obrolan berlanjut kepada mitos yang mengatakan bahwa bercinta dan atau meminum peju daun muda bisa membuat awet muda. Celoteh tersebut direspon dengan ide Fania yang menjadi penasaran ingin mencoba daun muda.
2904Please respect copyright.PENANAVzHCsXY3ak
Pak RT bingung. Namun saat ada kesulitan, biasanya muncul juga kemudahan. Fania meminta izin untuk menyetubuhi Dudung, anak Pak RT yang masih menengah atas, namun sudah cukup umur hingga sudah memiliki SIM dan KTP. Pak RT terkejut. Namun Fania mencoba meyakinkan bahwa menyetubuhinya akan lebih aman daripada suatu ketika Pak RT mendapati seorang gadis datang kepadanya meminta pertanggungjawaban karena telah mengandung anak dari putranya.
2904Please respect copyright.PENANAc9X5gmR0WQ
***
2904Please respect copyright.PENANAy9iFjg12vf
Dudung bingung saat ia jadi sering disuruh antar jemput berkas oleh bapaknya ke rumah Bu Fania. Namun, perbedaan gaya busana dan obrolan ringan yang selalu disuguhkan Bu Fania membuat Dudung menjadi betah berlama – lama. Kini, bahkan Dudung tak lagi canggung saat Bu Fania mencubit dan atau mengelus tubuh saat obrolannya diselingi oleh candaan.
2904Please respect copyright.PENANAogJaz2vcxj
Candaan demi candaan membuat Dudung menjadi berani mengutarakan isi hati. Karena merasa kasihan, Fania lantas mengelus rambut Dudung. Elusan Fania disertai dorongan hingga kepala Dudung kini menempel di dadanya. Meski masih memakai daster, namun Dudung girang bukan kepalang.
2904Please respect copyright.PENANAiFsFnJvZB4
Kegirangan Dudung mesti berhenti saat elusan tersebut berhenti. Karena sudah mau magrib, Dudung pun pamit. Fania berterimakasih karena Dudung sudah mau mencurahkan isi hati padanya yang menandakan bahwa Dudung mempercayai Fania.
2904Please respect copyright.PENANARbuA65epte
***
2904Please respect copyright.PENANA3fbuEUgQql
Kali lain saat Dudung kembali mengantar berkas, terjadi lagi obrolan hangat yang mengarah pada elusan rambut Dudung. Tangan kiri Fania sibuk mengelus rambut, sedang tangan kanannya meraih tangan kiri Dudung dan membimbingnya hingga tangan kiri Dudung menyentuh susu Fania.
2904Please respect copyright.PENANAG1taFwMsRK
Dudung diam, bimbang, antara takut, ragu dan nafsu. Jari Dudung dielus – elus ke bagian putingnya. Dudung jadi tahu kalau Fania tak memakai BH. Elusan jari yang dibimbing oleh Fania membuat keberanian Dudung bangkit. Kini, tangan Dudung mulai meremas – remas.
2904Please respect copyright.PENANA19rsu6RUvZ
Tanpa perlu dibimbing lagi, tangan kiri Dudung meremas susu Fania. Sedang tangan kanan Fania melepas resleting dan kancing celana Dudung. Setelah beberapa saat, kontol Dudung pun tegak menantang. Fania lantas meludahi tangan kanannya. Tangan kanan tersebut Fania pakai untuk mengocok kontol Dudung. Rangsangan tersebut akhirnya membuat Dudung memuncratkan peju.
2904Please respect copyright.PENANAiF6YzFAhBf
“Ayo, lap dulu kontolnya. Tuh tisunya di meja?”
2904Please respect copyright.PENANA9SiOj1hSO0
“Iya Bu.”
2904Please respect copyright.PENANAUaVsbddcBf
“Sudah, kamu pulang ya. Nanti ada orang.”
2904Please respect copyright.PENANAPikaTG7kB3
“Iya.”
2904Please respect copyright.PENANATDkfgV6vOv
***
2904Please respect copyright.PENANA3IV3tTTuU4
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Meski Dudung masih pasif, diam saja menunggu inisatif Fania, namun tak menghalangi niat Fania. Meski beralas ubin sehingga punggung pantat Dudung terasa dingin, namun Dudung tidak keberatan.
2904Please respect copyright.PENANA3b5kXfboAp
Tidak perlu telanjang, Fania hanya sedikit melorotkan celana Dudung hingga Dudung telentang dengan kontol menantang. Fania mengangkat daster dan merendahkan tubuh hingga kontol Dudung masuk ke memeknya. Fania lantas meraih tangan Dudung dan meletakan di dadanya. Dudung lantas meremas susunya sedang Fania lantas menggoyang pantatnya.
2904Please respect copyright.PENANAbJKn2CR4cy
Goyangan Fania begitu nikmat hingga membuat Dudung memuncratkan peju di memeknya.
2904Please respect copyright.PENANAIap28Wgssk
2904Please respect copyright.PENANAHqDP4HwTus
***
2904Please respect copyright.PENANAffroNoGafR
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif. Meski hanya bergaya anjing, namun Dudung merasa puas.
2904Please respect copyright.PENANADy40SyOWpM
***
2904Please respect copyright.PENANAKsbHPSEV6F
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif.
2904Please respect copyright.PENANASUqMkKS48d
“Duduk dulu ya, biar Ibu kupasin mangga,” kata Fania sambil mengupas mangga. Setelah mangga dikupas, lantas dihidangkan di meja. Pisau tetap ditaruh di meja, meski sudah dilap oleh tissue.
2904Please respect copyright.PENANANnupBqPx39
“Biar gak jenuh, kita main pura – pura yuk.”
2904Please respect copyright.PENANAOlU71ytdjE
“Pura – pura bagaimana Bu?”
2904Please respect copyright.PENANAabmLXessnf
“Pura – puranya Ibu kamu perkosa. Coba kamu ambil pisau, terus ceritanya tempelkan ke leher ibu, sambil mengancam.”
2904Please respect copyright.PENANArj5yCirsdm
“Serius Bu?”
2904Please respect copyright.PENANAVucP5hpEC3
“Iya, kalau kata bahasa inggris, fantasy.”
2904Please respect copyright.PENANAR0xR8jseeV
“Baiklah.”
2904Please respect copyright.PENANA6H8EAPjANg
“Ayo, kamu mulai.”
2904Please respect copyright.PENANAaJC5TUV24z
Adegan dimulai. Fania harus beberapakali menyuruh Dudung mengulangi. Dari mulai mengancam dengan menempelkan pisau di leher, dimana tangan satunya menggerayangi. Puas menggerayangi, tangan Dudung melepas celananya.
2904Please respect copyright.PENANAyK5iNPbEH7
Setelah itu, daster Fania disingkapnya hingga Fania telentang di lantai. Dudung ngentot Fania sambil satu tangan tetap fokus pada pisau yang menempel di leher Fania.
2904Please respect copyright.PENANAgmQQTSTCfi
Setelah menyemprotkan peju di memek Fania, Dudung disuruh mengancam, menampar dan mengulangi karena menurut Fania kurang menjiwai.
2904Please respect copyright.PENANA7juyQtYirs
Bu RT lantas bersimpuh di hadapan Fania, memohon agar jangan melibatkan pihak yang berwajib. Fania lantas menawarkan altVinatif, jika memang tak ingin keluarga Bu RT berhubungan dengan pihak berwajib.
2904Please respect copyright.PENANAYlvmUHLpvN
“Apa altVinatifnya Bu?”
2904Please respect copyright.PENANAQFXeND9CGx
“Sebagai anak yang beranjak gede, tentu putra ibu akan menjadi ketagihan perempuan. Lantas, jika Ibu memang tak ingin melibatkan pihak berwajib, maka Ibu mesti menggantikan posisi saya!”
2904Please respect copyright.PENANA4m1jWw25h5
“Menggantikan bagaimana?”
2904Please respect copyright.PENANA9TXOVBIEPU
“Ibu harus berhubungan dengan putra Ibu, selamanya. Kalau tidak, saya takut saya akan kembali dihubungi dan atau diperkosa, Bu.”
2904Please respect copyright.PENANAC5uGs8zJrC
“Astagfirullah, tapi…”
2904Please respect copyright.PENANAykbfeuTmxr
“Tapi, hanya itu pilihan Ibu.”
2904Please respect copyright.PENANAwdltZnulr4
“Tapi, saya tak tahu harus bagaimana, Bu.”
2904Please respect copyright.PENANAKgqgp7NoI2
“Kalau Ibu tak tahu, sore ini ibu ke sini.
2904Please respect copyright.PENANAbdQzqHitA5
“Putra ibu sudah mengancam saya, agar sore ini kembali melayaninya.”
2904Please respect copyright.PENANAFl95WHbdes
“Benarkah anak saya sebejat itu?”
2904Please respect copyright.PENANAbYTGWRHO1Z
“Ibu sudah lihat buktinya.”
2904Please respect copyright.PENANASshAI85ZsA
***
2904Please respect copyright.PENANAU5eLl3dYfS
Meski sudah ngaceng berat, namun Dudung menurut saat tangannya diikat ke sisi ranjang. Sepadan, pikir Dudung, demi memek. Apalagi matanya ditutupi.
2904Please respect copyright.PENANAvCODbredwC
Kini terasa sentuhan di perutnya.
2904Please respect copyright.PENANA6af4NSiTAb
***
2904Please respect copyright.PENANA4656jcvKlh
Mata Bu RT tak kuat menahan air mata. Putranya yang sangat dibanggakan, kini terikat seolah tak berdaya. Tangannya, meski dengan bimbingan tangan Fania, kini menyentuh perut putranya. Jemarinya mulai mengelus putting putranya, membuat putranya mendesah. Disaat tangannya memainkan puting kiri, kepalanya didorong hingga mulutnya menyentuh puting putranya.
2904Please respect copyright.PENANA8GTE1ur9DM
“Jilat Bu,” bisikan Fania terdengar pelan. Bu RT menurut, jilatannya ternyata berefek kepada pergerakan tubuh putranya. Kepalanya lantas dibimbing, menurun hingga ke selangkangannya. Bu RT menutup mulut, hingga bibirnya hanya menyentuh saja. Kepalanya menggeleng.
2904Please respect copyright.PENANAKjW0XGsFfI
“Ayo, Bu,” seolah mendapat izin, Bu RT kini menjilati dan menciumi kontol putranya. Tak lama kemudian, kontol itu mulai dihisap dan disepong. Pantat anaknya kini mulai tak diam, mencoba naik turun berirama.
2904Please respect copyright.PENANAS7RA0TAdDz
***
2904Please respect copyright.PENANAcog7XNsSME
Dudung mencium mulut yang menciumnya. Aneh, kontolnya masih disepong, namun kini bibirnya dicium. Seolah mengerti dengan kebingunannya, penutup mata Dudung dibuka.
2904Please respect copyright.PENANAThGDgkQbn0
“Mah, ngapain Mah?
2904Please respect copyright.PENANAHnex2WuIwv
“Lepasin Dudung Bu!”
2904Please respect copyright.PENANAT0R8Dap8g9
Dudung mencoba berontak, namun kontolnya sangat menikmati mulut ibunya.
2904Please respect copyright.PENANA2mrqgBrK6A
“Sudah, tenang Nak, mama paham. Kalau kamu mau, minta saja sama mama. Mama mau kok memberikannya sama kamu.”
2904Please respect copyright.PENANADX5eRhVI97
“Minta apaan mah?”
2904Please respect copyright.PENANAcv7mZFYpe2
“Minta ini dong.”
2904Please respect copyright.PENANAJ1VvG5ImTF
Bu RT lantas bangkit dan berdiri di atas Dudung. Pantatnya diturunkan hingga memeknya mulai dimasuki oleh kontol putranya.
2904Please respect copyright.PENANAoPoyUltWO3
“Sudah Mah, hentikan.”
2904Please respect copyright.PENANA8gyjwO8CEJ
“Yakin, tapi kok punyamu malah tegang sih?”
2904Please respect copyright.PENANA0SfBFfb6Ol
Tak perlu waktu lama, Dudung pun memuncratkan peju di memek ibunya. Bu RT lantas bangkit, mulutnya mendekat kontol putranya. Jijik bahkan sebelumnya tak pernah mengulum kontol suaminya, tapi, karena ini permintaan Fania, agar anaknya selamat, maka Bu RT menjilati dan menghisap sisa peju yang ada di kontol anaknya.
2904Please respect copyright.PENANAXWPn3yNLb0
Setelah bersih, Bu RT lantas berlari ke kamar mandi, mual dan muntah karena tidak terbiasa. Setelah kembali, Bu RT lantas melepas ikatan tangan putranya dengan gunting.
2904Please respect copyright.PENANA3okNTHzFDD
“Mama paham, kamu mulai dewasa. Kini setelah Papa tak ada, Mama juga kesepian. Maka, daripada kamu nakal, Mama minta kamu hanya berhubungan sama mama saja. Mau ya, sayang.”
2904Please respect copyright.PENANAUUEU5sYiSi
“Iya Ma, Dudung mau.”
2904Please respect copyright.PENANA6MEeGlL6Re
“Tuh, dengerin permintaan ibumu Dung.”
2904Please respect copyright.PENANAgaeciYEFTV
“Iya Bu Fania.”
2904Please respect copyright.PENANArXzQcYCM1J
“Kalau begitu, kami pamit dulu Bu.”
2904Please respect copyright.PENANAvY0uCbVChT
“Iya, Bu RT, hati – hati di jalan ya.”
2904Please respect copyright.PENANADEMcOTI0ZW