Detik – detik bergant jadi menit dan menit pun silih berganti.
5232Please respect copyright.PENANAmiEfNiA0Sy
“Assalamualaikum.”
5232Please respect copyright.PENANADZ2t8vJ1cM
“Waalaikumsalam. Eh sudah pulang nak.”
5232Please respect copyright.PENANAbItUPBAwcO
“Iya. Aduh…”
5232Please respect copyright.PENANAqT0M5TODbD
“Kenapa sayang?”
5232Please respect copyright.PENANAgYRrJbnhH1
“Cepet berlutut mah?”
5232Please respect copyright.PENANAv1g00PN72E
“Berlutut?”
5232Please respect copyright.PENANASOrl5LnEpF
“Iya, sudah, jangan banyak tanya dulu.”
5232Please respect copyright.PENANALl9aAQvqus
Saat Fania berlutut, Vina melepas rok birunya hingga kini terlihat cd putihnya, yang meski tak seputih salju namun tetap sedap dipandang. Vina berdiri agak jauh dari mama yang berlutut sambil melihatnya. Setelah itu Vina ngompol. Cairan urin merembes menuruni kakinya. Ada juga yang menetes langsung ke lantai.
5232Please respect copyright.PENANA5rpHreYHBc
“Diam dulu ya mah, jangan ngapa – ngapain sebelum Vina bilang.”
5232Please respect copyright.PENANAgX5k1QB8LI
“Iya sayang.”
5232Please respect copyright.PENANAmZ7NdFLHay
Hidung Fania begitu dekat dengan selangkangan putrinya, namun tidak mengenai. Terasa elusan sayang di rambutnya dari tangan putri kecilnya itu.
5232Please respect copyright.PENANAQ2K4dIdVnu
“Ayo mah, hirup saja, tapi jangan kena ya.”
5232Please respect copyright.PENANAJBNqtQ6DCe
Fania menurut. Fania menghirup tanpa terasa waktu berjalan.
5232Please respect copyright.PENANAQTEf6t2d0o
“Sekarang hisap mah, puas – puasin mama.”
5232Please respect copyright.PENANApfotflbprv
Fania menghisap cd putrinya hingga urin yang ada masuk dan ditelan. Fania tetap menghisap dan menjilat cd putrinya meski kini sudah tak ada lagi cairan urinnya.
5232Please respect copyright.PENANAm8JMTYcQJV
“Masih ingin mah?”
5232Please respect copyright.PENANA81e9ewogKA
“Iya sayang.”
5232Please respect copyright.PENANADiAOh5kGLf
“Kalau begitu, jilatin saja yang tadi mengalir di kaki Vina.”
5232Please respect copyright.PENANArPnyEyK0AZ
Tanpa menjawab, Fania langsung menjilati kaki putrinya.
5232Please respect copyright.PENANAmmlLL1nCEL
“Geli mah…” namun Vina tak menghentikan jilatan mama. “Sudah mah, Vina gak tahan kalau berdiri.” Kini tangan Vina sedikit menjambak rambut mama. Saat mulai melangkah, Vina merasa mama akan berdiri.
5232Please respect copyright.PENANAEI26MS5lW4
“Mama jangan berdiri, majunya berlutut aja, atau merangkak sekalian. Kan biar Vina pandu ini pake rambut mama.”
5232Please respect copyright.PENANAlDyf9mov9J
Fania hanya mampu menurut saat dibimbing merangkak hingga ke ruang tv. Di sana, putrinya duduk dan kepalanya kembali di arahkan ke selangkangan putrinya.
5232Please respect copyright.PENANAq2o2HPBGpf
“Lepasin dong celana Vina mah.”
5232Please respect copyright.PENANAvwHnyGtFHJ
Vina memegang cd anaknya, namun tangannya langsung ditampar oleh putrinya.
5232Please respect copyright.PENANAAezJXAHOl8
5232Please respect copyright.PENANAFc7rxrrpD9
“Jangan memakai tangan. Gigit saja mah!”
5232Please respect copyright.PENANAowuXZ0UOpw
Vina menggigit cd anaknya, pelan dan perlahan, hingga lepas.
5232Please respect copyright.PENANAcD6PAvgHhU
“Jilatin lagi mah!”
5232Please respect copyright.PENANA98ak0F0lcI
Jilatan dan jilatan kembali dilancarkan oleh Vina.
5232Please respect copyright.PENANAIBnCMwy2Cg
“Enghh… terus…” rintih Fania sambil menggerakkan selangkangan hingga turut menggesek hidung mamanya. Rintihannya berubah jadi lolongan saat kepalan tangannya menjambak rambut mama dan menekannya.
5232Please respect copyright.PENANAxFnj7IZptG
“Enak mah,” ritih Fania sambil terengah – engah.
5232Please respect copyright.PENANA5rQemmG5tq
***
5232Please respect copyright.PENANA2pwhuerpSR
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti.
5232Please respect copyright.PENANAfYJJOUDRwJ
Aktifitas Vina dan anaknya berlanjut tanpa sepengetahuan yang lain. Bagi Vina, menikmati urin putrinya serasa menikmati obat pengharmonis rumah tangga. Karena, suami makin sering menjamah dirinya, bahkan pernah suatu ketika mengatakan kalau dia merasa istrinya makin bVinafsu.
5232Please respect copyright.PENANAl15duUseV9
Tentu saja segala hasrat yang ditimbulkan putrinya harus mendapat pelampiasan. Dan dalam kasusnya, suamilah yang menjadi pelampiasannya.
5232Please respect copyright.PENANAVe0ShOJgky
Vina pun melihat putrinya lebih riang. Suatu ketika, Vina melihat putrinya sedang nonton tv sambil nungging.
5232Please respect copyright.PENANA1tYsYRrFRP
“Kamu kenapa sayang, kok nonton tvnya sambil begitu?”
5232Please respect copyright.PENANAui1QeuhpK1
“Iya mah, nunggu mama. Sengaja.”
5232Please respect copyright.PENANAntoEA1hifk
“Sengaja?”
5232Please respect copyright.PENANAIYQHxnih2n
Vina melihat putrinya menepuk – nepuk pantatnya sendiri.
5232Please respect copyright.PENANAERk39zNuzH
“Sini mah, bukain celana Fania!”
5232Please respect copyright.PENANAeTx7Jl9emd
“Hah, digigit lagi?”
5232Please respect copyright.PENANAkmXq4M4HTC
“Boleh, tapi terserah mama saja.”
5232Please respect copyright.PENANAYdjQOBVs3y
Vina menurut. Vina mendekat. Vina melorotkan celana pendek lantas cd putrinya. Saat sudah mencapai lutut, satu lutut Fania diangkat sehingga bagian kirinya bisa dilorotkan lagi. Pun dengan bagian kanan, hingga akhirnya tidak bercelana, pendek maupun dalam.
5232Please respect copyright.PENANAsYvYg7R5Xp
Vina mengelus pantat putrinya, melebarkan hingga anusnya terpampang jelas.
5232Please respect copyright.PENANAFRDGP8QAwc
“Cantiknya…” Vina menghirupnya “hm… segar…”
5232Please respect copyright.PENANAbdRGQ0paYl
“Masa sih mah?”
5232Please respect copyright.PENANAy7BY24ciPL
“Iya sayang.”
5232Please respect copyright.PENANAT5UNthWaIQ
“Duh rasanya mau kencing nih. Mama mau gak?”
5232Please respect copyright.PENANAqGRZzLxGMR
Vina menganggukan kepala?
5232Please respect copyright.PENANAya0ZUHaXLx
“Mau gak mah? Kok gak jawab?”
5232Please respect copyright.PENANAdECi2VcjOY
“Iya.”
5232Please respect copyright.PENANA6s432bw8PW
“Iya apa?”
5232Please respect copyright.PENANAp0SLAeBz6y
“Iya mau.”
5232Please respect copyright.PENANAQcoy5kcSsp
“Iya mau apa?”
5232Please respect copyright.PENANAzlfRYx4oLs
“Iya, mama mau minum kencing kamu.”
5232Please respect copyright.PENANAJzTEsLJZfL
“Oh, kalau begitu, coba berbaring mah. Mulutnya taruh dibawah selangkangan Fania!”
5232Please respect copyright.PENANADFsL0g6SCy
Vina melakukan apa kata putrinya. Vina berbaring di, kepalanya ada di bawah selangkangan putrinya. Sementara itu, putrinya kini jongkok lantas.
5232Please respect copyright.PENANAeT2FFeDlAQ
“Buka mulutnya mah. Tapi jangan dulu ditelan, meski nanti mungkin penuh.”
5232Please respect copyright.PENANAdVAy0rVVkq
Vina merasakan urin putrinya mulai membasahi wajah, mengisi mulutnya hingga penuh dan luber.
5232Please respect copyright.PENANAy97MIaA5Se
Setelah selesai kencing, Fania melihat mulut mama penuh dengan urinnya. Fania lantas menutup hidung mama dengan jemarinya.
5232Please respect copyright.PENANAKAqY81CoE3
Vina bingung saat tangan putrinya menutup hidungnya.
5232Please respect copyright.PENANAE2hHFy8E3X
“Kalau Fania tutup hidung mama, berarti mama harus menelan kencing Fania.”
5232Please respect copyright.PENANAfnjzvo7LaR
Setelah mendengar penjelasan putrinya, Vina lantas menutup mulut dan minum hingga tegukannya terdengar oleh putrinya.
5232Please respect copyright.PENANAkWF1mhheOY
“Udah habis mah? Sekarang tolong jilatin memek Fania hingga bersih ya mah?”
5232Please respect copyright.PENANAFHDggQAlLH
Tanpa menunggu jawaban, Fania menurunkan memek hingga mengenai lidah mamanya. Memeknya kini dijilati.
5232Please respect copyright.PENANAZMX1rSRhqG
“Bagus mah. Hayati, kalau gini kan Fania jadi punya toilet pribadi.”
5232Please respect copyright.PENANA8Lv95b8CQI
Vina menjilati tetesan urin di paha putrinya, lantas di memeknya. Setelah itu di bagian jembut tipisnya.
5232Please respect copyright.PENANAHZHN0MIhwm
Setelah merasa cukup, Fania berdiri dan duduk di kursi.
5232Please respect copyright.PENANAWIDYKYxg8S
“Sudah mah, bersihin lantainya sekalian.”
5232Please respect copyright.PENANARmMzMJy3jx
Vina menurut dan membersihkan lantai, dengan mulutnya.
5232Please respect copyright.PENANAFDJtw0RAKy
***
5232Please respect copyright.PENANAKfaXTwZzGt
Detik – detik berganti dengan menit dan menit pun silih berganti. Keakraban ibu dan anak terus berlanjut. Rasa penasaran sang anak membuatnya menyentuh dan memainkan memek ibu. Seiring berjalannya waktu, sang anak akhirnya bisa mengetahui saat – saat sang ibu akan orgasme.
5232Please respect copyright.PENANA8aXGRlmMcr
Setiap ada kesempatan, jemari lentik sang anak selalu bermain di memek sang ibu, permainannya begitu cekatan sehingga saat sang ibu akan orgasme, jemari lentik itu dicabut, meninggalkan sang ibu perasaan sange yang berlebih.
5232Please respect copyright.PENANAyYF4qe7HJY
“Terus sayang, mama udah mau enak nih…”
5232Please respect copyright.PENANAnMVysv36AQ
“Emang enak. Udah, sekarang bikin Vina enak dulu,” kata Vina sambil membimbing kepala mama ke memeknya. Memek Vina lantas dimainkan oleh mulut mama hingga Vina orgasme.
5232Please respect copyright.PENANAw8x3dQQMX4
“Nanti mama main aja sama papa!”
5232Please respect copyright.PENANAiTCwu3ea3p
“Iya deh.”
5232Please respect copyright.PENANAR8Hq5wgEEC
Fania hanya bisa pasrah. Malamnya ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
5232Please respect copyright.PENANAEeqbhslU8N
***
5232Please respect copyright.PENANAC3Nw47AKp0
Kejadian terus berulang. Fania dibawa ke puncak, namun saat akan orgasme, putrinya menghentikan permainan. Pelampiasan Fania otomatis hanya dengan suaminya.
5232Please respect copyright.PENANAhojGOuWtzs
Kejadian terus berulang. ketika suaminya meminta, Fania memberikan tubuhnya dengan senang hati. Mendapati Fania yang bergairah membuat suaminya menggebu – gebu hingga adegan ranjang pun tak bertahan lama.
5232Please respect copyright.PENANAWHo1elcOeR
Kehidupan ranjang yang bahagia membuat karir suami Fania cemerlang hingga mendapat posisi strategis. Kenaikan pangkat berimbas pada kenaikan penghasilan. Kenaikan penghasilan berimbas pada kenaikan tugas. Suami Fania mulai jarang di rumah.
5232Please respect copyright.PENANAMwPQf1AaJQ
***
5232Please respect copyright.PENANAIgJw5zoyaP
“Papamu mulai jarang belai mama.”
5232Please respect copyright.PENANA8eKCx91sHt
“Lho, emang kenapa Mah?”
5232Please respect copyright.PENANAkSYu3Vsllo
“Biasa, sibuk dengan pekerjaannya.”
5232Please respect copyright.PENANADpkxJgIpBw
“Ntar deh Vina bantu. Pokoknya, apa pun yang terjadi, mama diam saja. Pura – pura bego dan tak tahu apa – apa.”
5232Please respect copyright.PENANAvWPxIitNac
“Oke deh.”
5232Please respect copyright.PENANAO8WomOfYBx
Setelah percakapan itu, Vina mulai memakai baju babydoll, dengan celana dalam yang berbeda warna sehingga terlihat mencolok.
5232Please respect copyright.PENANA3T6cgkWx1c
“Sayang, kok bajunya kayak gitu sih?”
5232Please respect copyright.PENANAJlEWtfAyJs
“Gerah sih pah.”
5232Please respect copyright.PENANAAN56exXiLv
“Kan malu kalau dilihat orang.”
5232Please respect copyright.PENANAgc7IILBpLi
“Iyalah malu. Tapi kan lagi gak ada siapa – siapa. Pokoknya kalau lagi ada tamu, Vina ganti deh.”
5232Please respect copyright.PENANAwp8IPfroFE
“Ya, terserah kamu saja.”
5232Please respect copyright.PENANAlv5M52wtOd
Awalnya biasa, namun lama – lama Fania mulai melihat lirikan suaminya pada putrinya semakin lama.
5232Please respect copyright.PENANAmpo9NOdnvg
Fania menyadari ayahnya mulai sering memperhatikannya. Kini Fania bahkan tidak memakai BH.
5232Please respect copyright.PENANAMN1QBa6qG4
Perubahan cara berpakaian anaknya kembali memanaskan ranjang Fania. Namun, setelah beberapa minggu, panasnya ranjang mulai berkurang. Bahkan kini terasa kembali dingin.
5232Please respect copyright.PENANADhZnJzE2qD
Seolah dibuat secara tidak sengaja, Vina mulai dekat, secara fisik, dengan ayahnya. Saat menonton tv, Vina sengaja duduk di samping ayahnya. Ayahnya merasa risih, lantas bangkit dengan alasan minum.
5232Please respect copyright.PENANAwmBhIOMErX
Setelah minum, duduk di tempat lain. Vina biarkan. Namun, di hari yang lain, ketika ada kesempatan, Vina kembali melancarkan aksinya. Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu.
5232Please respect copyright.PENANAxWDTd7PoC8
Saat tidur, siang maupun malam, Vina mulai jarang menutup pintu. Vina membeli sebuah kamera mata – mata lantas memasangnya di tempat yang dia kira strategis.
5232Please respect copyright.PENANAk04WeOBejY
***
5232Please respect copyright.PENANAY1bilp2zTL
Suatu sore, Vina sedang menonton acara tv sambil menikmati geli – geli yang diakibatkan oleh tangan dan lidah mama. Telinga Vina menjadi tempat bermain bagi lidah dan mulut mama, sedang tangan Vina sibuk mengarahkan tangan mama agar bermain di susu dan atau memeknya. Jilatan dan sentuhan itu baru berhenti setelah Vina orgasme.
5232Please respect copyright.PENANASPY4pqT4bE
“Mama jangan dulu ngentot sama ayah!”
5232Please respect copyright.PENANAXvhGgiz3nT
“Emang kenapa?”
5232Please respect copyright.PENANAJwUiIN2z9i
“Pokoknya, Vina punya rencana.”
5232Please respect copyright.PENANAKN9bHARwcU
***
5232Please respect copyright.PENANAknUeG3Bldh
Sudah dua bulan sang ayah tidak orgasme. Sebuah pertengkaran biasa membuat istrinya tak ingin disentuh. Melihat kemolekan tubuh putrinya membuat sang ayah tidak tahan lagi.
5232Please respect copyright.PENANARCl7cQTIn5
Suatu malam, sang ayah melewati kamar putrinya. Pintu yang tidak tertutup membuatnya bisa melihat sang putri tidur memakai kaos, hanya bercelana dalam dan selimut yang tidak menutupi tubuhnya.
5232Please respect copyright.PENANAGjDgCbzWNV
Sang ayah masuk, mengelus paha putrinya lantas melorotkan celana dalam. Setelah itu, sang ayah melepas pakaiannya dan mulai menaiki tubuh putrinya. Karena ada yang menindih, sang putri bangun lantas berontak.
5232Please respect copyright.PENANAvNXk39x6Cy
***
5232Please respect copyright.PENANADbO51im3RG
“Diam, diam,” hanya itu yang keluar dari mulut sang ayah.
5232Please respect copyright.PENANAuQ5GCfBAAe
Menyadari siapa yang sedang berada di atasnya membuat Vina sadar. Vina tetap berontak, namun hanya formalitas saja. Saat keperawanannya diambil sang ayah, Vina mengeluarkan air mata. Namun tidak jelas, apakah air mata itu keluar karena rasa sakit ataukah karena bahagia semua berjalan sesuai rencananya.
5232Please respect copyright.PENANAsEEGiGnrrF
Puas melampiaskan nafsu, sang ayah lantas keluar dari kamar putrinya dan kembali ke kamarnya.
5232Please respect copyright.PENANA9Mqys3ccHW
***
5232Please respect copyright.PENANA9bQlFhlhVd
Fania terkejut dan marah mendengan cerita putrinya. Namun ia juga merasa aneh mendapati Vina yang bereaksi menenangkannya.
5232Please respect copyright.PENANAnSWt0RuYQS
“Sudah mah, diam saja. Mama pura – pura tidak tahu. Vina sudah tahu dan bahkan berharap seperti ini.”
5232Please respect copyright.PENANAEAmaTtqwbr
“Seperti ini bagaimana?”
5232Please respect copyright.PENANADdNKSUgZAW
“Pokoknya mama jangan bertindak apa – apa tanpa izin Vina.”
5232Please respect copyright.PENANAWIjt5qQQj9
***
5232Please respect copyright.PENANAb1DBP2E4p0
Detik – detik berganti jadi menit dan menit pun silih berganti. Sang ayah kembali mengulangi perbuatan bejatnya, dengan sedikit ancaman. Vina menuruti kemauan sang ayah, dengan sedikit meronta.
5232Please respect copyright.PENANArhaUPmiTJe
***
5232Please respect copyright.PENANAe7t5uOTZBh
Karena memiliki niat, maka Vina mengoperasikan perangkat lunak pembuat dan atau perubah video. Hasil rekaman diam – diam saat dirinya dinikmati sang ayah dirubah sedemikian rupa sehingga terlihat jelas adegan rudapaksa.
5232Please respect copyright.PENANAXqAhhRimvC
Film tersebut diperlihatkan kepada sang ayah.
5232Please respect copyright.PENANANLhguexmf1
“Nah, apabila ayah mau menuruti semua kata – kata Vina, maka ayah tidak akan masuk bui. Namun, apabila ayah ingin mencoba masuk bui, ya silakan saja.”
5232Please respect copyright.PENANAEUu86YDFF5
“Iya nak, ayah akan menuruti kamu,” kata sang ayah gemetar melihat akibat dari perbuatannya.
5232Please respect copyright.PENANAB0Gf0VaTyr
“Nah, kalau ayah mau nurut, ayah boleh tiduri Vina. Bilang dulu kalau mau, ntar Vina kasih. Asal jangan kasih tahu siapa – siapa.”
5232Please respect copyright.PENANA8EPszuLIdD
“Iya.”
5232Please respect copyright.PENANA9irtsDFxlk
***
5232Please respect copyright.PENANA11cDVFpcTO
Vina merasa tentram. Nafsunya terpuaskan. Belajarnya terfokuskan. Dan bahkan karir ayahnya pun lancar.
5232Please respect copyright.PENANARjyoHz5LXB