Baru kali ini Dudung disuruh menyerahkan berkas kepada keluarga Fania. Biasa melihat Fania dengan gaya resmi yang serba tertutup membuat Dudung terkejut saat melihat Fania yang mengambil berkas dengan hanya berbalut daster.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxSWVIUYTqA
Dudung disuruh duduk dulu di dalam karena berkas tersebut akan diperiksa dulu. Sebelum Fania membacanya, berkas itu ditaruh di meja.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVP4POK95rz
Fania tertawa dalam hati menyadari mata Dudung yang mengintip belahan payudara dari belahan dada dasternya saat menyuguhkan segelas air sirup. “Silakan diminum dulu nak!” celoteh Fania lantas duduk. Fania memeriksa berkas, formalitas saja. “Bilang sama Pak RT ya, terimakasih.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLG8Bmt7XtU
“Iya Bu, kalau begitu saya pulang dulu.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX08SMCOg43
“Iya, hati – hati ya. Terimakasih.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSJhBw1lSUn
“Sama – sama Bu.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTwgJrbIhhm
***
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJwJWN9RdVo
Setelah kepergiannya, Fania teringat percakapannya dengan Pak RT. Fania mencurahkan hati bahwa dia merasa tua. Pak RT menghibur dengan mengatakan Fania masih cantik. Obrolan berlanjut kepada mitos yang mengatakan bahwa bercinta dan atau meminum peju daun muda bisa membuat awet muda. Celoteh tersebut direspon dengan ide Fania yang menjadi penasaran ingin mencoba daun muda.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuevJ8fuavB
Pak RT bingung. Namun saat ada kesulitan, biasanya muncul juga kemudahan. Fania meminta izin untuk menyetubuhi Dudung, anak Pak RT yang masih menengah atas, namun sudah cukup umur hingga sudah memiliki SIM dan KTP. Pak RT terkejut. Namun Fania mencoba meyakinkan bahwa menyetubuhinya akan lebih aman daripada suatu ketika Pak RT mendapati seorang gadis datang kepadanya meminta pertanggungjawaban karena telah mengandung anak dari putranya.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd9gz7LQC69
***
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMKURnOhkAH
Dudung bingung saat ia jadi sering disuruh antar jemput berkas oleh bapaknya ke rumah Bu Fania. Namun, perbedaan gaya busana dan obrolan ringan yang selalu disuguhkan Bu Fania membuat Dudung menjadi betah berlama – lama. Kini, bahkan Dudung tak lagi canggung saat Bu Fania mencubit dan atau mengelus tubuh saat obrolannya diselingi oleh candaan.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsvZ4yXCgeU
Candaan demi candaan membuat Dudung menjadi berani mengutarakan isi hati. Karena merasa kasihan, Fania lantas mengelus rambut Dudung. Elusan Fania disertai dorongan hingga kepala Dudung kini menempel di dadanya. Meski masih memakai daster, namun Dudung girang bukan kepalang.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUKGHuZ7UtN
Kegirangan Dudung mesti berhenti saat elusan tersebut berhenti. Karena sudah mau magrib, Dudung pun pamit. Fania berterimakasih karena Dudung sudah mau mencurahkan isi hati padanya yang menandakan bahwa Dudung mempercayai Fania.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGwwVGFm1R8
***
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8mFNiR9oGe
Kali lain saat Dudung kembali mengantar berkas, terjadi lagi obrolan hangat yang mengarah pada elusan rambut Dudung. Tangan kiri Fania sibuk mengelus rambut, sedang tangan kanannya meraih tangan kiri Dudung dan membimbingnya hingga tangan kiri Dudung menyentuh susu Fania.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhSlNp2J9zb
Dudung diam, bimbang, antara takut, ragu dan nafsu. Jari Dudung dielus – elus ke bagian putingnya. Dudung jadi tahu kalau Fania tak memakai BH. Elusan jari yang dibimbing oleh Fania membuat keberanian Dudung bangkit. Kini, tangan Dudung mulai meremas – remas.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwHboDdmaCo
Tanpa perlu dibimbing lagi, tangan kiri Dudung meremas susu Fania. Sedang tangan kanan Fania melepas resleting dan kancing celana Dudung. Setelah beberapa saat, kontol Dudung pun tegak menantang. Fania lantas meludahi tangan kanannya. Tangan kanan tersebut Fania pakai untuk mengocok kontol Dudung. Rangsangan tersebut akhirnya membuat Dudung memuncratkan peju.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡutltV1Q6ZQ
“Ayo, lap dulu kontolnya. Tuh tisunya di meja?”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6qsjXjbTW0
“Iya Bu.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeEy6weA0vQ
“Sudah, kamu pulang ya. Nanti ada orang.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfzdtuQnUzn
“Iya.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxRPOhGnTJR
***
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4YKCgyPMix
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Meski Dudung masih pasif, diam saja menunggu inisatif Fania, namun tak menghalangi niat Fania. Meski beralas ubin sehingga punggung pantat Dudung terasa dingin, namun Dudung tidak keberatan.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8QSXmPXVYO
Tidak perlu telanjang, Fania hanya sedikit melorotkan celana Dudung hingga Dudung telentang dengan kontol menantang. Fania mengangkat daster dan merendahkan tubuh hingga kontol Dudung masuk ke memeknya. Fania lantas meraih tangan Dudung dan meletakan di dadanya. Dudung lantas meremas susunya sedang Fania lantas menggoyang pantatnya.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfOIgo2tjuu
Goyangan Fania begitu nikmat hingga membuat Dudung memuncratkan peju di memeknya.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbqfY4sG97v
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt7qPwQJEUc
***
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN8im2J5WG4
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif. Meski hanya bergaya anjing, namun Dudung merasa puas.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxNBILV686z
***
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSu7S7Bejxy
Kunjungan berikutnya mulai ada peningkatan. Dudung mulai proaktif sehingga Fania tak harus berinisiatif.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz0DB4Hec4n
“Duduk dulu ya, biar Ibu kupasin mangga,” kata Fania sambil mengupas mangga. Setelah mangga dikupas, lantas dihidangkan di meja. Pisau tetap ditaruh di meja, meski sudah dilap oleh tissue.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7n2axtuhHq
“Biar gak jenuh, kita main pura – pura yuk.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmXMK9yEDR3
“Pura – pura bagaimana Bu?”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDj9XjjTlQ7
“Pura – puranya Ibu kamu perkosa. Coba kamu ambil pisau, terus ceritanya tempelkan ke leher ibu, sambil mengancam.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWsxXl32VFz
“Serius Bu?”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVmnTfvn9Ba
“Iya, kalau kata bahasa inggris, fantasy.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2j8Tptf5zE
“Baiklah.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXMjW0TXzoW
“Ayo, kamu mulai.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv9cvvGddiG
Adegan dimulai. Fania harus beberapakali menyuruh Dudung mengulangi. Dari mulai mengancam dengan menempelkan pisau di leher, dimana tangan satunya menggerayangi. Puas menggerayangi, tangan Dudung melepas celananya.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0B4DY9xErn
Setelah itu, daster Fania disingkapnya hingga Fania telentang di lantai. Dudung ngentot Fania sambil satu tangan tetap fokus pada pisau yang menempel di leher Fania.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkdrahHIxZB
Setelah menyemprotkan peju di memek Fania, Dudung disuruh mengancam, menampar dan mengulangi karena menurut Fania kurang menjiwai.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjBQB2MAV0H
Bu RT lantas bersimpuh di hadapan Fania, memohon agar jangan melibatkan pihak yang berwajib. Fania lantas menawarkan altVinatif, jika memang tak ingin keluarga Bu RT berhubungan dengan pihak berwajib.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt0g4c3pZvn
“Apa altVinatifnya Bu?”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5CgRrjHTlR
“Sebagai anak yang beranjak gede, tentu putra ibu akan menjadi ketagihan perempuan. Lantas, jika Ibu memang tak ingin melibatkan pihak berwajib, maka Ibu mesti menggantikan posisi saya!”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFRkA9rwKM4
“Menggantikan bagaimana?”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZYj9pQMfKA
“Ibu harus berhubungan dengan putra Ibu, selamanya. Kalau tidak, saya takut saya akan kembali dihubungi dan atau diperkosa, Bu.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDT2vA7XPwZ
“Astagfirullah, tapi…”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQP6lTUVilE
“Tapi, hanya itu pilihan Ibu.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOFffdbSFBM
“Tapi, saya tak tahu harus bagaimana, Bu.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoSqZNMKZPw
“Kalau Ibu tak tahu, sore ini ibu ke sini.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ95KkB5owkJ
“Putra ibu sudah mengancam saya, agar sore ini kembali melayaninya.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfx2KrqyI7S
“Benarkah anak saya sebejat itu?”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR93OnCHHR3
“Ibu sudah lihat buktinya.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLdsyC74cUV
***
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdRtoOovv73
Meski sudah ngaceng berat, namun Dudung menurut saat tangannya diikat ke sisi ranjang. Sepadan, pikir Dudung, demi memek. Apalagi matanya ditutupi.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS2gQhmUlWt
Kini terasa sentuhan di perutnya.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqwQxQjSco2
***
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpX9wcuSMnL
Mata Bu RT tak kuat menahan air mata. Putranya yang sangat dibanggakan, kini terikat seolah tak berdaya. Tangannya, meski dengan bimbingan tangan Fania, kini menyentuh perut putranya. Jemarinya mulai mengelus putting putranya, membuat putranya mendesah. Disaat tangannya memainkan puting kiri, kepalanya didorong hingga mulutnya menyentuh puting putranya.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn8B5LiwWMV
“Jilat Bu,” bisikan Fania terdengar pelan. Bu RT menurut, jilatannya ternyata berefek kepada pergerakan tubuh putranya. Kepalanya lantas dibimbing, menurun hingga ke selangkangannya. Bu RT menutup mulut, hingga bibirnya hanya menyentuh saja. Kepalanya menggeleng.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlr1EzPofiL
“Ayo, Bu,” seolah mendapat izin, Bu RT kini menjilati dan menciumi kontol putranya. Tak lama kemudian, kontol itu mulai dihisap dan disepong. Pantat anaknya kini mulai tak diam, mencoba naik turun berirama.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuFK4Giyz9g
***
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9g4ihhiA2w
Dudung mencium mulut yang menciumnya. Aneh, kontolnya masih disepong, namun kini bibirnya dicium. Seolah mengerti dengan kebingunannya, penutup mata Dudung dibuka.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU1PME85QA1
“Mah, ngapain Mah?
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9gvaHcUGF
“Lepasin Dudung Bu!”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSUr8h6aB2D
Dudung mencoba berontak, namun kontolnya sangat menikmati mulut ibunya.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAVqwQhwoax
“Sudah, tenang Nak, mama paham. Kalau kamu mau, minta saja sama mama. Mama mau kok memberikannya sama kamu.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyFc5qiVSen
“Minta apaan mah?”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJKGHM4up89
“Minta ini dong.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4iUzRB42JF
Bu RT lantas bangkit dan berdiri di atas Dudung. Pantatnya diturunkan hingga memeknya mulai dimasuki oleh kontol putranya.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRjUZ2hGhZy
“Sudah Mah, hentikan.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1mZMfT4ntx
“Yakin, tapi kok punyamu malah tegang sih?”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe9Uk9EqdNd
Tak perlu waktu lama, Dudung pun memuncratkan peju di memek ibunya. Bu RT lantas bangkit, mulutnya mendekat kontol putranya. Jijik bahkan sebelumnya tak pernah mengulum kontol suaminya, tapi, karena ini permintaan Fania, agar anaknya selamat, maka Bu RT menjilati dan menghisap sisa peju yang ada di kontol anaknya.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡquQTlEKYI3
Setelah bersih, Bu RT lantas berlari ke kamar mandi, mual dan muntah karena tidak terbiasa. Setelah kembali, Bu RT lantas melepas ikatan tangan putranya dengan gunting.
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv3cBgRweYj
“Mama paham, kamu mulai dewasa. Kini setelah Papa tak ada, Mama juga kesepian. Maka, daripada kamu nakal, Mama minta kamu hanya berhubungan sama mama saja. Mau ya, sayang.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvoQ4hM718H
“Iya Ma, Dudung mau.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsInfLKfZkI
“Tuh, dengerin permintaan ibumu Dung.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyipdij3xhO
“Iya Bu Fania.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEdtGuM7iM0
“Kalau begitu, kami pamit dulu Bu.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQR41F0VYnd
“Iya, Bu RT, hati – hati di jalan ya.”
6657Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjTkZgNvclq
