
429Please respect copyright.PENANATbclWqwnRH
Pagi itu, matahari bersinar terik di langit Kampung Angin. Dani sedang jongkok di pinggir jalan, kedua tangannya sibuk mencabut sampah yang menyumbat gorong-gorong rumah salah satu tetangganya. Keringat bercampur kotoran menempel di wajah dan lengannya, membuatnya terlihat seperti baru saja bergulat dengan lumpur.
429Please respect copyright.PENANAQV1ETcGOqs
Baru saja ia ingin menarik napas lega setelah berhasil membersihkan sebagian besar, suara ibunya terdengar dari kejauhan.
429Please respect copyright.PENANArwOpgXFkD7
"Daniii! Cepat ke rumah Bu Rina! Katanya ada perlu penting!"
429Please respect copyright.PENANAw5UKwL3Eoj
Dani mendongak dengan napas masih terengah. Ia melirik ke arah tubuhnya yang penuh lumpur dan dedaunan kering, lalu mendesah panjang.
429Please respect copyright.PENANAAb10yTL6xD
"Bu! Aku kayak gini! Masa ke sana dalam keadaan kayak orang jatuh di comberan?" serunya, mengangkat kedua tangannya yang penuh lumpur.
429Please respect copyright.PENANAwUMXDey3Pf
Ibunya hanya melotot tajam. "Udah, nggak usah banyak alasan! Pergi sekarang juga!"
429Please respect copyright.PENANAxligqHjJVw
Dani mendecak, lalu mengeluh, "Paling nggak mandi dulu, Bu. Masa aku mau ketemu Bu Rina dalam keadaan begini? Bisa-bisa dikira hantu gorong-gorong!"
429Please respect copyright.PENANATfqJY7a91D
Ibunya mengibaskan tangan dengan malas. "Dia butuh cepat! Jangan buang waktu! Lagian Bu Rina udah biasa lihat kamu dekil."
429Please respect copyright.PENANAuOkKM3bU3P
Dani hanya bisa menggeleng pasrah sebelum akhirnya menaiki motornya dan melaju ke rumah Rina.
__________
429Please respect copyright.PENANAT73FDadGIf
Di rumahnya, Rina sedang menggendong bayinya di ruang tamu saat suara motor Dani terdengar mendekat. Refleks, ia berdiri dan melangkah ke depan kaca, menatap pantulan dirinya.
429Please respect copyright.PENANAB30OOMOZF0
Tangannya buru-buru merapikan rambut, lalu ia berhenti sejenak dan mengerutkan dahi. "Aduh, kenapa aku malah sibuk sendiri?" gumamnya, merasa aneh dengan tingkahnya sendiri.
429Please respect copyright.PENANAXKRfzxSE07
Sesaat kemudian, Dani turun dari motor dengan wajah penuh noda kotoran, bajunya pun masih belepotan. Begitu melihat keadaannya, Rina tak bisa menahan tawa. Untuk pertama kalinya, suara tawanya terdengar begitu lepas.
429Please respect copyright.PENANAM7sYJkGQ2D
"Astaga, Dani! Kamu mirip hantu gorong-gorong!" ujarnya sambil terkekeh.
429Please respect copyright.PENANAB8bCAu9Ad0
Dani hanya cengengesan, merasa sedikit malu tapi juga senang melihat Rina tertawa. "Iya nih, Bu. Saya langsung disuruh ke sini tanpa sempat mandi. Jadi, Bu Rina ada perlu apa?"
429Please respect copyright.PENANA8Wrm12aiIM
Rina masih tersenyum kecil sebelum akhirnya menjelaskan bahwa atap rumahnya sudah mulai rapuh dan ia juga berencana merenovasi sedikit warungnya agar lebih nyaman. Dani mendengarkan dengan saksama, lalu mengangguk.
429Please respect copyright.PENANAJN3qVy7cSJ
"Bisa, Bu. Tapi kalau atapnya, saya ajak Bapak juga ya? Soalnya kalau saya sendirian, bakal butuh waktu lama."
429Please respect copyright.PENANAkCbx9cc5gU
Rina mengangguk setuju. "Boleh, kalau begitu aku percayakan pada kalian."
429Please respect copyright.PENANATDqu2fIXof
__________
429Please respect copyright.PENANAqM8gLFqSCp
Selama dua minggu berikutnya, Dani dan ayahnya bekerja keras memperbaiki atap dan merapikan warung Rina. Panas terik dan lelah tak membuat mereka mengeluh, dan itu semakin membuka mata Rina.
429Please respect copyright.PENANAHZ5IkndOME
Dani benar-benar pemuda yang tulus. Ia tak pernah menunjukkan gelagat ingin mengambil keuntungan dari bantuannya. Tidak seperti kebanyakan laki-laki yang hanya datang mendekat jika ada maunya.
429Please respect copyright.PENANArPR3xhDppQ
Perlahan, warung Rina semakin kokoh dan rapi, bersamaan dengan hatinya yang makin luluh. Setiap kali melihat Dani bekerja tanpa mengeluh, Rina semakin yakin—pemuda itu berbeda.
429Please respect copyright.PENANAvmlVlWCLUB
Jika sebelumnya ia masih mencoba menyangkal, kini ia tak bisa lagi menolak kenyataan. Ada sesuatu yang tumbuh di hatinya. Sesuatu yang hangat, lembut, dan tak lagi bisa ia abaikan.
429Please respect copyright.PENANAxVkaWc7KP5
Setiap senyum Dani, setiap tatapan penuh ketulusan itu, membuatnya semakin yakin bahwa perasaan ini nyata.
429Please respect copyright.PENANAk90RkUu8CR
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Rina membiarkan hatinya merasakan cinta lagi.
429Please respect copyright.PENANAXA1RvTgtjh
___________
429Please respect copyright.PENANABd9tL8p975
Saat pekerjaan hampir selesai, tiba-tiba ayah Dani mendapat panggilan untuk menghadiri kegiatan desa.
429Please respect copyright.PENANAmUYctptsjC
"Dani, Bapak harus pergi sebentar ke balai desa. Kamu lanjutkan saja sisa-sisanya, ya. Tinggal sedikit lagi kok," ujar sang ayah sebelum bergegas pergi.
429Please respect copyright.PENANAnbB5vjZXsg
Dani mengangguk santai. "Iya, Pak. Biar saya selesaikan."
429Please respect copyright.PENANA7ZMruG0YPo
Melihat Dani yang kini bekerja sendirian, Rina merasa tidak enak jika hanya diam saja. Ia pun masuk ke dalam rumah, lalu tak lama kemudian keluar membawa dua cangkir kopi panas dan sepiring gorengan.
429Please respect copyright.PENANAjdoJZaRuUz
"Dani, istirahat dulu. Minum kopi sama makan gorengan dulu, biar nggak capek banget," katanya sambil meletakkan nampan di atas meja kecil di teras.
429Please respect copyright.PENANAnUQ7KDyQj6
Dani yang memang sudah mulai kelelahan langsung menyambut dengan senang hati. "Wah, pas banget, Bu. Tenggorokan saya udah kering dari tadi."
429Please respect copyright.PENANAdiA4MKtNEx
Dani duduk di bangku kayu, meniup kopi panasnya, sementara Rina ikut duduk di seberangnya. Ia menyandarkan tubuhnya, menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus di halaman rumahnya.
429Please respect copyright.PENANAS1ss6lobgb
"Kamu nggak capek kerja terus, Dani?" tanya Rina, membuka obrolan.
429Please respect copyright.PENANAn3psR5W7Sl
Dani menyesap sedikit kopinya sebelum menjawab, "Capek sih, Bu. Tapi kalau sudah terbiasa, ya dijalanin aja. Lagian, saya juga senang kerja kayak gini. Rasanya puas kalau bisa bantu orang."
429Please respect copyright.PENANAeveIpfOLPT
Rina tersenyum kecil. "Kamu memang beda dari laki-laki lain, Dani."
429Please respect copyright.PENANAILw6FjORRK
Dani mengangkat alis. "Beda gimana, Bu?"
429Please respect copyright.PENANAWlwBI9M9M5
Rina menghela napas pelan, lalu menatap Dani dengan lembut. "Banyak laki-laki yang membantu karena ada maunya. Tapi kamu? Kamu tulus. Itu yang bikin aku..."
429Please respect copyright.PENANAgNd3CJcAFD
Rina langsung menghentikan kalimatnya. Hampir saja ia keceplosan mengungkapkan isi hatinya.
429Please respect copyright.PENANAgd7Teo1hbz
Dani yang tidak menyadari perubahan ekspresi Rina hanya tertawa kecil. "Ah, Bu Rina terlalu baik. Saya cuma melakukan apa yang saya bisa."
429Please respect copyright.PENANAdNoXR8Daxs
Rina ikut tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia tahu—perasaan ini sudah semakin sulit untuk dihindari.
429Please respect copyright.PENANAdfbPugXnZ9
Ia menyeruput kopinya pelan, menatap Dani yang masih lahap mengunyah gorengan. Sebenarnya, ia ingin tahu lebih banyak tentang pemuda ini. Selama ini, ia hanya mengenal Dani dari cerita orang-orang atau sekilas dari ibunya.
429Please respect copyright.PENANAN2OgmnUqPf
"Dani, boleh tanya sesuatu?" ujar Rina akhirnya, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya.
429Please respect copyright.PENANATAUVfKa0Ef
Dani menoleh sambil mengunyah. "Tentu, Bu. Mau tanya apa?"
429Please respect copyright.PENANAjMbw5YPUua
Rina tersenyum tipis, menaruh cangkir kopinya ke meja. "Kamu kan sempat kuliah di ibu kota, ya? Gimana rasanya hidup di sana?"
429Please respect copyright.PENANAeW7oZcZyT3
Dani menyandarkan punggungnya ke kursi kayu, lalu menghela napas panjang. "Seru sih, Bu. Tapi juga melelahkan. Semua orang sibuk, semuanya cepat. Kadang kangen juga sama rumah."
429Please respect copyright.PENANA9vRTwqOVah
Rina terdiam sejenak. Ada sesuatu dari jawaban Dani yang membuat hatinya semakin hangat.
429Please respect copyright.PENANAgysNbv9ipT
Ia menundukkan pandangannya ke cangkir kopi di tangannya. Perlahan, dengan jemari yang sedikit gemetar, ia mengangkat cangkir itu ke bibirnya dan menyeruput pelan.
429Please respect copyright.PENANAOHY7rlsXoV
Kopi itu pahit, tapi ada kehangatan di dalamnya.
429Please respect copyright.PENANAGeWOiWlSZ7
Dan saat itu juga, Rina sadar—perasaan ini nyata.
429Please respect copyright.PENANA4OCTTgHwEO
Ia jatuh cinta.
429Please respect copyright.PENANALuoD5oYMkj
Dan kali ini, ia tak akan menyangkalnya.
429Please respect copyright.PENANA4AmjfMiRNf