#5 Menyatu 126Please respect copyright.PENANAQvgCmFlaS4
126Please respect copyright.PENANAa8h1RHhC01
“Ahhhh…, Pelan-pelan…,” Aku meringis kecil ketika kurasakan penisnya mulai masuk. Tak bisa kubayangkan, bawah kini aku telah sah disetubuhi olehnya.126Please respect copyright.PENANAooOMN0GKC0
126Please respect copyright.PENANALsjgLku9AW
“Kalau sakit, bilang, ya, tan.” Fajar mengeluarkan penisnya, lalu ia meludahkan tangannya, dan liur itu ia oles ke penisnya. Ia meraih kedua tanganku dan menempatkannya di kedua kakiku.126Please respect copyright.PENANAIMv7TIUKBc
126Please respect copyright.PENANALNqW5VsfxH
“Tahan tan,” suruhnya. Bagai tersihir aku mengikuti perintahnya. Aku menarik kakiku dan menahannya. Kini hilanglah sudah martabatku sebagai istri sekaligus ibu.126Please respect copyright.PENANA4zrgq6jRwT
126Please respect copyright.PENANAKaKQoQfuX6
“Jar…Ahhhh…” Aku mendesah tak tertahan ketika penisnya mulai masuk kembali. Aku mengigit bibir. Menahan nikmat.126Please respect copyright.PENANAz1RCYc85OK
126Please respect copyright.PENANAGFWgwJaOQf
Terdengar bisiknya di telingaku. “Makasih, tan.”126Please respect copyright.PENANAK4OMYnhB09
126Please respect copyright.PENANAxocbqTLqKZ
Aku tidak menjawab.126Please respect copyright.PENANA1aELWXyptL
126Please respect copyright.PENANAEA6HSUMnRA
Perlahan penisnya mulai masuk lebih dalam. Tidak ada rasa sakit yang kurasakan, melainkan kenikmatan penuh.126Please respect copyright.PENANA3Pj698965H
126Please respect copyright.PENANAE9fzWLsUPE
“Ahhhh…empshhhh…,” Aku mendesah lagi ketika penisnya penuh dalam kemaluanku. Aku menggeleng kanan-kiri, menahan rasa nikmat yang luar biasa.126Please respect copyright.PENANAwuwEutX6tm
126Please respect copyright.PENANASr3un0d2I1
Fajar memaju-mundur-kan penisnya perlahan. Tangannya meremas buah dadaku, dan sesekali memelintir putingku. Sementara tangannya yang satu bertengger di puncak kepalaku yang terbalut jilbab.126Please respect copyright.PENANApi5eSaoErY
126Please respect copyright.PENANAlgRWmNZc6Y
Seketika pinggulku terdorong sebab hentakan dar ipenisnya.126Please respect copyright.PENANA07acOGMiI4
126Please respect copyright.PENANAY0giBXrfic
“Enak…tan, hah?” Fajar berkata dengan suara memburu.126Please respect copyright.PENANA4lJNiEYVwr
126Please respect copyright.PENANAMv57zAMpMD
“Empshh…, enak…, Jar,” jawabku terbawa nafsu.126Please respect copyright.PENANARaI6xb1Ypx
126Please respect copyright.PENANATtisZBVtR5
Fajar mempercepat temponya. Tangan kananku hengkar dari kaki, ia tarik ke atas, dan ia jilati ketiakku.126Please respect copyright.PENANAQbO1bE79Ne
126Please respect copyright.PENANA5CHQPapbvH
“Ahhh…., geli…, Jar…” Nafasku memburu, bibirku bergetar, wajahku meringis nikmat. Bisa kurasakan penisnya menyatu dalam tubuhku. Aku tidak menyangka, bahwa aku akan berakhir disetubuhi oleh sahabat anakku sendiri.126Please respect copyright.PENANAsCx6rwHx6D
126Please respect copyright.PENANAHTDRGaG5ou
Penisnya terus menusuk kemaluanku. Kami saling bercumbu dan bertukar ludah. Sapuan lidahnya kubalas. Lepas dari cumbuan, ia membanjiri kedua buah dadaku dengan ludahnya. Sesekali ia gigit kecil putingku. Membuat tubuhku mengelinjang.126Please respect copyright.PENANAJ36XKjbBzN
126Please respect copyright.PENANAsQDp4mouLg
“Gimana, tan? Enak gak dientot?” tanyanya dengan kalimat vulgar.126Please respect copyright.PENANAdFHKu4Dcms
126Please respect copyright.PENANAlixjEsLuVm
Aku terbawa suasana, dan menjawab, “Enak…”126Please respect copyright.PENANAa3GGtgZuov
126Please respect copyright.PENANAKRGAbqJHLR
Fajar semakin gencar menghujani kemaluanku. Aku memeluk tubuhnya dengan erat, menikmati setiap sentakan yang ia layangkan. Sungguh, dalam dosa ini, kurasakan kenikmatan duniawi. Bukannya malah menolak, malah sebaliknya. racau-racau terus keluar dari mulutku.126Please respect copyright.PENANAvN7RqrG1UX
126Please respect copyright.PENANA4ILSxsSPFC
“Memek tante enak banget.” Giliran Fajar yang meracau tidak jelas. “Sempit banget, tan!”126Please respect copyright.PENANAkGkelQJGYb
126Please respect copyright.PENANA2IwERGqGhx
Aku malah terangsang mendengar ucapan vulgarnya. Lama-lama kelamaan kurasakan kenikmatan yang ingin tersalurkan. Sebuah puncak dari bersetubuh. Dan aku bisa merasakan bahwa Fajar merasakan hal yang sama.126Please respect copyright.PENANAkleNYso7Zt
126Please respect copyright.PENANAdGEew95CbC
Dalam satu sentakan kuat, aku berkata dengan desah yang melingking, “Empshhh…, tante keluar…”126Please respect copyright.PENANAdpi38sLnzd
126Please respect copyright.PENANA7htGISIuZB
Fajar berbisik di telingaku. “Fajar keluarin di dalam, tan.”126Please respect copyright.PENANAWAli34QXh1
126Please respect copyright.PENANATzrFtkOyKY
Pupil membesar, dengan sekuat tenaga, aku dorong tubuhnya. Tapi, aku tak cukup kuat untuk membuat penisnya keluar dari dalam kemaluanku. Sementara itu, Fajar semakin erat memelukku.126Please respect copyright.PENANAKhUYNcslh2
126Please respect copyright.PENANAZt8TO6ql0Q
“Tan…, Fajar keluar!!” Dia mengerang keras.126Please respect copyright.PENANAxE3PGbRZqf
126Please respect copyright.PENANAo8hIG1WVZm
Pun aku, tubuhku mengelinjang, mataku terangkat ke atas. Deruh nafasku memburu. Kupeluk erat tubuhnya dalam dekapku. Fajar berbisik, “Makasih, tan.”126Please respect copyright.PENANAt3zMwPgOcz
126Please respect copyright.PENANACyk8RyDQcV
Aku menatap langit-langit kamar. Berharap bahwa spermanya gagal untuk membuahiku.126Please respect copyright.PENANA6TD73hxUpq
126Please respect copyright.PENANAiJivTcMMRP
***126Please respect copyright.PENANAxXkNLiO7IO
126Please respect copyright.PENANAq0nlB15waZ
Aku bersandar di ranjang dengan tatapan kosong. Sementara Fajar mengelus puncak kepalaku sedari tadi. Ia terus berusaha menenangkanku, bahwa tidak mungkin aku akan hamil dalam satu kali persetubuhan.126Please respect copyright.PENANADVXU7vzqEl
126Please respect copyright.PENANAAv8K8cVa7v
Aku masih dalam keadaan setengah telanjang, dengan bra dan hijab yang tak pernah terlepas sedari awal kami bersetubuh.126Please respect copyright.PENANAq4MrRviI5t
126Please respect copyright.PENANAYR9G1dSuIO
“Tan…, Fajar janji bakal tanggung jawab kalau tante hamil,” Kata Fajar sambil jemarinya mengelus pipiku.126Please respect copyright.PENANAsg32bKxDKB
126Please respect copyright.PENANAP3dPAjY9zf
Aku mendengus kesal. “Tante udah punya keluarga Fajar! Kamu malah seenaknya keluarin di dalam. Dan kamu juga ngelagar janji kamu! udah tante bilang, kan, jangan sampe masuk!” Aku berkata dengan nada penuh tekanan.126Please respect copyright.PENANAL4w62XZk6D
126Please respect copyright.PENANAJ9dtbFuRjK
Fajar tidak menjawab. Melainkan ia rengkuh kepalaku agar besandar di bahunya. Amarahku seketika mereda.126Please respect copyright.PENANAP0rIEoW5IS
126Please respect copyright.PENANAj4xXpRrjME
“Udah, tan…, Tenang, ya…,” katanya lembut.126Please respect copyright.PENANASPlcwQuERr
126Please respect copyright.PENANAutD4V7a1mG
Entah kenapa aku luluh seketika. Belain tangannya di hijabku, membuatku merasakan kenyamanan.126Please respect copyright.PENANAHI28nNTAul
126Please respect copyright.PENANAj24gsnoXKF
“Tante takut, Jar…,” Aku berkata lirih. “Tante belum siap sebenarnya.”126Please respect copyright.PENANALdp2DwANN7
126Please respect copyright.PENANAo7jcKwoHWN
Fajar menarik kedua bahuku menghadapnya. “Percaya sama Fajar, oke?” dia menatapku dalam.126Please respect copyright.PENANAj26Y8wexCP
126Please respect copyright.PENANAw7wvhJIbVh
Aku hanya bisa mengganguk pelan, lalu ku tenggelamkan kepalaku dalam dadanya. Kupeluk tubuhnya dengan erat.126Please respect copyright.PENANAuhH2lbyX1K
126Please respect copyright.PENANAogfYY4nfxp
Tak lama kemudian, kami saling berpakain dan beranjak menuju teras.126Please respect copyright.PENANAhaEBuXtWIC
126Please respect copyright.PENANARN3BlvwA4D
Aku menatap halaman dengan tatapan kosong. Entah kenapa, persetubuhan tadi, membuat pikiranku kacau. Terlebih apa yang dilakukan Fajar kepadaku. Fajar yang di sampingku malah terlihat santai. Ia seakan tidak peduli apabila aku hamil dan mengandung anaknya.126Please respect copyright.PENANAGB89Ic8uwp
126Please respect copyright.PENANAdttdhZv3DH
“Jar…, tadi yang terakhir kali, ya,” kataku, datar.126Please respect copyright.PENANAtMj4CGiq58
126Please respect copyright.PENANAN3lPOuQkhP
“Engga. Fajar masih pengen ngentotin tante.”126Please respect copyright.PENANAYSk8TLL2xc
126Please respect copyright.PENANA0zK6zX5qxt
“Bisa gak sih, kamu gak ngomong kotor kaya gitu?” Terdengar suaraku meninggi. Aku emosi terhadap perkataannya yang seakan menghinaku. Walaupun kutau kami memang sudah bercinta.126Please respect copyright.PENANAkzrS6kZlqa
126Please respect copyright.PENANAiJNAsKfb6N
Terdengar helaan nafasnya, berat. “Tan…, Fajar cinta sama tante,” katanya, lirih.126Please respect copyright.PENANAeXSKSohtcM
126Please respect copyright.PENANAIUNY8rSlIx
“Cinta atau nafsu?” aku meringis kecil. “Atau, kamu palingan Cuma pengen nikmatin tante, terus kamu buang? Gitu?” Mataku memanas, pandanganku berkaca-kaca.126Please respect copyright.PENANAbo0ur93tEC
126Please respect copyright.PENANAA6A2OWoVac
Fajar malah menarik tubuhku menghambur padanya. Aku menangis seketika, kutenggelamkan kepalaku di dadanya. Aku merasakan elusan mesra di punggungku. Lagi dan lagi, ia mampu membuatku luluh atas sikapnya yang romantis.126Please respect copyright.PENANAdI0RZKzQ6P
126Please respect copyright.PENANAdDcmipP2Vh
“Fajar cinta sama tante,” bisiknya. “Bukan sekedar mau nikmatin tante doang.”126Please respect copyright.PENANAI161qNgeTv
126Please respect copyright.PENANAScY5cnxEQp
Dalam dekapnya, aku merasakan ketulusan yang menjalar pada suaranya. Aku merasakan kehangatan yang ia berikan. Dan, entah kenapa, aku tidak menyesal disetubuhi olehnya.126Please respect copyright.PENANAnKEuBjeFGT
126Please respect copyright.PENANAOnupZhwYao
Kuseka tangisku, dan kemudian menatapnya. “Jar, tante mau pulang.” Terdengar suaraku sedikit parau. Fajar mengganguk. Ia kecup bibirku, pipiku, keningku, bergantian. Kemudian ia beranjak bangkit, pun aku.126Please respect copyright.PENANAIXJwE93W8s
126Please respect copyright.PENANARN6rAtsDzD
Fajar mengulurkan tangan sambil tersenyum. Aku mengulum senyum dan menyambar uluran tangannya. Kami melangkah bergandengan menuju mobil. Fajar membukakan pintu mobil dan menyuruhku masuk terlebih dahulu, Aku beranjak masuk. Di susul olehnya.126Please respect copyright.PENANATgWzxnDuYG
126Please respect copyright.PENANAPTChFbemeP
Dalam mobil Fajar memandangiku. Aku menatapnya bingung. “Kenapa?”126Please respect copyright.PENANAVzH5C46TDB
126Please respect copyright.PENANA0cVVNbkrjz
Fajar memalingkan wajah, lalu menunjuk pipinya dengan jari telunjuk. Aku menghela nafas, kemudian kudekatkan wajahku dan kukecup pipinya.126Please respect copyright.PENANA9DFioM2mAi
126Please respect copyright.PENANANr3CE7455d
“Udah, yuk. Pulang,” kataku.126Please respect copyright.PENANA3lOicyJFVU
126Please respect copyright.PENANAesRS8pCaE8
Fajar mengganguk, lalu terdengar bunyi mobil menyala. Aku meliriknya sekilas. Remaja itu, sungguh berhasil membuatku jatuh cinta. Seumur hidup, tak pernah kubayangkan bahwa aku akan disetubuhi oleh pria lain selain suamiku. Sungguh, terkadang, apa yang kita bayangkan tidak sesuai dengan yang akan terjadi.126Please respect copyright.PENANA6v4BT3xOvG
126Please respect copyright.PENANATMC9Ta6gNU
***126Please respect copyright.PENANALWkEAHSvLn
126Please respect copyright.PENANApJN06xbiZZ
Air-air mengalir di setiap lekuk tubuhku. Aku memejamkan mata, menikmati setiap tetes air yang membelai mesra wajahku. Tak lupa kusabuni setiap inci tubuhku, mulai dari ketiak, leherku yang tampak memerah, dan area selangkangan.126Please respect copyright.PENANALMh7hupzL5
126Please respect copyright.PENANA92KRhe71X1
Setelah itu, Ku raih handuk di gantungan samping pintu. Ketepuk-tepuk rambutku pelan, lalu kukeringkan anggota tubuhku. Lalu, ku belit handuk ditubuhku.126Please respect copyright.PENANASLMiZFPTj8
126Please respect copyright.PENANAwmk5KHiWwZ
Suara Fajar terdengar di meja makan. Ku raih gagang pintu dan kubuka. Fajar tersenyum ke arahku.126Please respect copyright.PENANA2gi1eH4FqQ
126Please respect copyright.PENANA3WhySJ8nvx
“Sexy, banget, tan,” katanya sambil memandangi tubuhku yang terbelit handuk.126Please respect copyright.PENANAlYuEXvO844
126Please respect copyright.PENANAPGdsX3j7wq
Aku buru-buru melangkah menuju kamarku, wanti-wanti sekiranya ia kembali menyetubuhiku. Tiba-tiba langkahku terhenti. Ia berdiri di hadapanku.126Please respect copyright.PENANAwpaG4FwElT
126Please respect copyright.PENANAvRITLjoZNt
Aku mendongak, menatapnya. “Minggir, gak!” kataku, galak.126Please respect copyright.PENANAhmMiw7PsfF
126Please respect copyright.PENANARDCqq432x4
“Galak banget,” katanya sambil melangkah dan duduk kembali di meja makan.126Please respect copyright.PENANAHajPA6oVrc
126Please respect copyright.PENANAwYNlwEpPNk
Aku melanjutkan langkahku yang sempat terhenti. Tiba di kamar, aku lekas mengenakan pakaian. Aku menggenakan daster bermotif bunga, dan jilbab bewarna coklat.126Please respect copyright.PENANAjXcBfnde97
126Please respect copyright.PENANAW4fKjG3j7s
“Kamu laper gak?” tanyaku menghampiri Fajar dan duduk di hadapannya. “Mau makan?”126Please respect copyright.PENANAcDmdDdKQcc
126Please respect copyright.PENANA5SMh6rkTLN
“Engga, Tan.” jawabnya. Ia mengedipkan sebelah mata. “Maunya, makan tante.”126Please respect copyright.PENANARqFp3G13pw
126Please respect copyright.PENANA0LypM3Efz2
Aku menghela nafas. Remaja itu, sering kali menggodaku. Aku beranjak berdiri. Ku ambil dua gelas, hendak membuat kopi untuknya dan untukku. Terdengar langkahnya mendekat.126Please respect copyright.PENANAe4p2oqkuBQ
126Please respect copyright.PENANAUMXRbh3hz4
“Fajar aja yang bikin, tan,” bisiknya, memelukku dari belakang. “Tante tunggu di ruang tamu aja.” Ia mengecup mesra pipiku.126Please respect copyright.PENANABdhX0ztHbq
126Please respect copyright.PENANA1UcI4lFtmL
Aku bisa merasakan tonjolan kemalunnya yang menekan pantatku. Tapi, kubiarkan saja.126Please respect copyright.PENANAFeWMB1PKKI
126Please respect copyright.PENANAV9LP2rkYiV
“Tante, aja, Jar,” kataku.126Please respect copyright.PENANAtl0OWVhOlf
126Please respect copyright.PENANA4AcinL3aOM
Fajar membalik tubuhku menghadapnya. Ia kecup bibirku mesra. Aku memejamkan mata.126Please respect copyright.PENANAkqPxpw1T1h
126Please respect copyright.PENANApXGaqdNC7h
“Fajar aja,” katanya. Aku mengganguk. Membiarkannya mengambil alih.126Please respect copyright.PENANAWD1IunsipK
126Please respect copyright.PENANAMB0PmQjluF
Entah kenapa, caranya memperlakukanku, membuat perasaanku mekar. Remaja itu, sungguh piawai menata sebuah hati. Lambat laun, aku semakin terbiasa akan perlakuannya.126Please respect copyright.PENANAzXpJupmDZY
126Please respect copyright.PENANAqkvQ18kYUT
Tidak lama kemudian. Ia tiba dengan nampan berisi dua gelas kopi. Ia letakan dua kopi itu di meja, dan duduk di sampingku. Tangannya melikir di leherku, ia kecup kembali pipiku. Aku malah merona. Padahal, kecupan itu sudah sering ia layangkan.126Please respect copyright.PENANA5eL6SojJ64
126Please respect copyright.PENANAaEdJnBrmqb
“Boleh tidur bareng, tan?” tanyanya. “Please boleh, ya? Fajar janji engga bakal macem-macem.”126Please respect copyright.PENANAYVet4ULKFv
126Please respect copyright.PENANA3JYjr6IsAi
Aku menoleh ke arahnya. “Janji?” kataku sambil mengulurkan jari kelingking di depan wajahnya.126Please respect copyright.PENANAj9pd9FHnhm
126Please respect copyright.PENANAOKqgrH7cD8
Fajar menyambut jari kelingkingku dengan jari kelingkingnya. “Janji.”126Please respect copyright.PENANADRCFTLL3l8
126Please respect copyright.PENANAyWsdCzgbkA
Aku mengganguk ringan. Entah kenapa, aku malah membiarkannya. Mungkin, karena aku merasa tidak enak akan sikapnya yang lembut. Tapi, kali ini, kupastikan akan memarihnya apabila ia kembali menyetubuhiku. Pasti.126Please respect copyright.PENANA8MC6E52Kqi
126Please respect copyright.PENANAxT3d0oRgov
“Om pulangnya kapan, tan?” Fajar menyesap kopinya, kakinya tersilang.126Please respect copyright.PENANAfrGwvnwP6V
126Please respect copyright.PENANA5idJ7E7VDr
“Sabtu depan,” jawabku.126Please respect copyright.PENANAHm0iEwF8aa
126Please respect copyright.PENANAwHUkAaeCB0
“Yes! Masih lama, dong.” Suaranya terdengar riang. “kalau gitu, anggap aja Fajar suami tante selama di rumah ini, oke istriku?”126Please respect copyright.PENANAFvunMshqnm
126Please respect copyright.PENANAHMDV13j0Ki
Seketika aku merasa desir panas mejalar di tubuhku. Menggapnya suamiku? bagaimana bisa aku melakukan hal seperti itu. Tapi, entah kenapa, aku malah merasa bahagia ketika ia mengatakan itu.126Please respect copyright.PENANAN4Fj6EZGoW
126Please respect copyright.PENANAiCob4MiWvJ
“Apaan, sih, Jar,” kataku. “jangan aneh-aneh, deh.”126Please respect copyright.PENANAzyrtSyt09A
126Please respect copyright.PENANAGJXiZwRK9K
Fajar mengusap kepalaku lembut. “Bercanda, tan,” katanya.126Please respect copyright.PENANAxXxemHrcEj
126Please respect copyright.PENANA2XwAe7Fum0
Aku menyesap kopiku, kemudian kusandarkan kepalaku di bahunya. “Degup jantung tante berdetak cepat kalau bareng kamu. Tante juga bingung, kok bisa. Tapi kelamaan tante tahu, kayanya tante jatuh cinta deh sama kamu.” akhirnya aku mengungkapkan perasaanku.126Please respect copyright.PENANAi4pUqkvmaJ
126Please respect copyright.PENANAJiqoqnYA9R
Fajar menjatuhkan kepalanya di kepalaku. Ia usap punggung tanganku dan berkata, “Kan udah Fajar bilang, tante harus ikutin naluri tante. Jika cinta berseru lantang, jangan menutup telinga. Lagian, Fajar janji, Fajar bakal bikin tante jatuh cinta sama Fajar. Selamanya,” ia berhenti sejenak, dikecupnya puncak kepalaku dan melanjutkan. “Tan. Fajar cinta banget sama tante. Fajar pengen bikin tante bahagia sekaligus menuntun tante. Tante harus percaya sama Fajar, oke?”126Please respect copyright.PENANAH5c0qrXJxj
126Please respect copyright.PENANAoq3J92qasz
Aku hengkang dari bahunya. Kutatap matanya, “menuntun?” tanyaku, bingung.126Please respect copyright.PENANAnXzwCOUPsy
126Please respect copyright.PENANAd6k4oESehf
Fajar meraih telapak tanganku. Ia belai lembut jemariku, lalu menjawab, “Fajar pengen tante ikut Fajar.”126Please respect copyright.PENANAd3A5GN8Sp6
126Please respect copyright.PENANAfNLmlytzgf
Aku menelan ludah. Aku paham maksudnya. “Kalau itu tante gak bisa Jar. Sedari kecil, tante berpegang teguh sama keyakinan itu. Tante gak bisa.”126Please respect copyright.PENANAGjfM8WMb07
126Please respect copyright.PENANA6WTm1VJ9yA
“Tan, percaya sama Fajar, oke? Fajar bakal mengarahkan tante ke jalanan yang benar. Fajar janji.”126Please respect copyright.PENANASQ6Q2duqcu
126Please respect copyright.PENANAZbTv813niI
“Tante gak bisa mengiyakan kalau soal itu,” kataku, meminta pengertian.126Please respect copyright.PENANAjh0RXNOwLy
126Please respect copyright.PENANAzU7SGWBWXC
Fajari menarik tubuhku masuk dalam pelukannya. Lagi-lagi aku merasakan kehangatan yang begitu nyata. Aku merasakan sebuah gejolak hatiku bermekaran. Lantas, ia berbisik, “Pelan-pelan aja, tan?”126Please respect copyright.PENANAqrr2ZlmODj
126Please respect copyright.PENANApVJCFJ7MgG
Aku tidak mengiyakan, tidak juga menolak. Aku hanya berdiam dalam dadanya.126Please respect copyright.PENANAxNz41EOJtI
126Please respect copyright.PENANA5cHpCXYObD
“Bisa, tan?” tanya Fajar memandangiku dalam.126Please respect copyright.PENANANRckjCo3NI
126Please respect copyright.PENANA0RD7AOBXsa
Aku menggeleng. “Maaf,” kataku. “Tante gak bisa.”126Please respect copyright.PENANAZodgjValk7
126Please respect copyright.PENANAzk5xe3uXO0
***126Please respect copyright.PENANAqBNdPXWzRH
126Please respect copyright.PENANAhLCqEn6bcp
Aku mematung. Tak pernah kubayangkan aku akan mengajak pria lain tidur bersamaku, di kamarku dan suamiku. Sungguh perbuatan dosa yang besar. Kami bersandar di penyangga ranjang. Fajar membentangkan pandangannya ke setiap penjuru ruang.126Please respect copyright.PENANAHYlGZyFu3B
126Please respect copyright.PENANAjC43Co0GRI
Kamarku cukup menimalis. Dengan satu ranjang, lemari pakain yang tak jauh dari ranjang. Meja rias di samping lemari pakain, AC yang selalu menyala, dan satu lampu terang di atap yang selalu menyala. Aku tidak bisa tidur dalam keadaan gelap. Mungkin karena sedari kecil aku sering tidur dengan lampu yang menyala.126Please respect copyright.PENANA61jA3G0CnX
126Please respect copyright.PENANAlgdmjn7GBy
Aku melirik ke Arahnya. “Kamu gak tidur?” tanyaku.126Please respect copyright.PENANA0EbgazLAxW
126Please respect copyright.PENANACpmbZ0KGdw
Fajar menoleh, tersenyum. “Tante udah ngantuk?” tanyanya balik.126Please respect copyright.PENANALH22EGN4Mo
126Please respect copyright.PENANACxyCZtfiED
Aku menggeleng.126Please respect copyright.PENANATEmllYznYK
126Please respect copyright.PENANAOLj6LXrKi3
“Ngentot, yuk, tan,” katanya berterus terang.126Please respect copyright.PENANA8MIgI1SWau
126Please respect copyright.PENANAr4lP8w5o7H
Aku menatapnya tajam. “Kamu lupa atau pura-pura lupa?”126Please respect copyright.PENANAhKGCK7aqMB
126Please respect copyright.PENANAaAiqEEApuF
Fajar malah terkekeh. Ia mengangkat pinggulnya sedikit, lalu menanggalkan boxernya. “Kalau gitu kocokin,” katanya.126Please respect copyright.PENANAxcKILlrYnt
126Please respect copyright.PENANAdutG6LfNlt
Aku menelan ludah, tonjolan di balik celana dalamnya membuat desir di darahku menyalak.126Please respect copyright.PENANAQC8ugpFWd4
126Please respect copyright.PENANA5T4y48Q3Tp
“Jangan macem-macem, deh,” kataku, masih memandangi penisnya.126Please respect copyright.PENANAmWRYlwD74z
126Please respect copyright.PENANAXtnzpB8Erh
Fajar menarik celana dalamnya ke bawah. Bagai sebuah hadih dalam tirai yang dibuka, penisnya menyembul keluar. Aku terbelangak menatap penis yang pernah menyetubuhiku itu.126Please respect copyright.PENANAQRCs0CHlCW
126Please respect copyright.PENANAaG1ZJg82ZZ
“Mau nyoba pake mulut, tan?”126Please respect copyright.PENANAuno907COte
126Please respect copyright.PENANA64HIYgM14v
Aku menggeleng.126Please respect copyright.PENANAzeBXZCwud0
126Please respect copyright.PENANAerB5NHqaRf
Fajar malah menarik kepalaku mendekat ke arah penisnya. Entah kenapa aku tidak memberontak. Kini penis itu tepat dihadapanku. Penisnya mengeluarkan sebuah aroma yang tak kukenali. Fajar menarik kepalaku lagi, sontak bibirku menyentuh kepala penisnya. Lalu ku dorong kepalaku ke belakang.126Please respect copyright.PENANAzWWXrninh7
126Please respect copyright.PENANAv1TqmTYCdE
“Apaan sih, Jar.” Aku memukul pelan bahunya. “Kamu kelamaan kurang ajar banget, tau gak? Tante izinin kamu buat nyentuh tante bukan berarti kamu bisa bersikap seenaknya!”126Please respect copyright.PENANAICbwuPM66t
126Please respect copyright.PENANAlHQvOy5wg3
Fajar terlihat menelan ludah. Aku menatapnya tajam. Ia mengegser tubuhnya dengan wajah kikuk. Mungkin ia menyadari kesalahannya itu.126Please respect copyright.PENANA4gNgae54SY
126Please respect copyright.PENANA47bknHFO1v
“Iya, tan.” Wajahnya terlihat memelas. “Maaf.”126Please respect copyright.PENANAm1QQno1AaL
126Please respect copyright.PENANAN58ncdr3cm
Remaja itu, memang harus diperlakukan seperti ini, sebab apabila kubiarkan, mungkin ia akan bertindak dengan senonoh lagi.126Please respect copyright.PENANAM5rLNKDzhk
126Please respect copyright.PENANA6h3ce7jfW2
“Sekali lagi kamu kaya gitu, tante gak bakal izinin kamu buat nyentuh tubuh tante lagi!” Aku kemudian melirik penisnya yang masih berdiri tegak. “Pake celana kamu!”126Please respect copyright.PENANAa6YDHyAYxG
126Please respect copyright.PENANAG5PcxJ8Z05
Terdengar helaan nafasnya, kemudian ia kembali memakai celananya.126Please respect copyright.PENANAjPhKo71j8g
126Please respect copyright.PENANAwd2rJjUy3a
“Tante marah?” tanyanya.126Please respect copyright.PENANA4o5YZi9SC6
126Please respect copyright.PENANAxIUulvSSKD
“Tante gak suka sikap kamu yang kurang ajar kaya gitu, Jar.”126Please respect copyright.PENANAIcxYZmMGkH
126Please respect copyright.PENANAxbh6PK7LXu
‘Tapi, kan, tante cinta sama Fajar, kan? “126Please respect copyright.PENANAE5TK9TUxKJ
126Please respect copyright.PENANApnjtBDUoDL
“Iya, tapi bukan berarti kamu bisa berlaku seenaknya kaya gitu! “126Please respect copyright.PENANABchtRsJrSm
126Please respect copyright.PENANAGJN6gkBtON
“Tan,” Fajar meraih kedua tanganku. Jika sudah begini, pastilah keluar kata-kata lembut dari mulutnya. “Fajar Cuma mengekspresikan cinta Fajar, emang gak boleh?”126Please respect copyright.PENANALK1d1sEm5k
126Please respect copyright.PENANAjshWtYnyIP
“Jar, itu cinta atau nafsu? Kalau landasan kamu cinta sama tante karena nafsu, itu bejat banget tau, gak?” Aku memandangi bola matanya, dalam.126Please respect copyright.PENANAuHFo75pwJN
126Please respect copyright.PENANAeslMtB7c0G
“Cinta sama nafsu adalah dua hal yang gak bisa dipisahkan, tan. Fajar nafsu sama tante, iya. Tapi, Fajar juga cinta sama tante.” Ia memandangiku balik.126Please respect copyright.PENANA1BiCb0CEXl
126Please respect copyright.PENANALkHkCkkrqa
Benar yang dikatakannya. Cinta dan nafsu tidak lah terpisahakan. Mereka bagai jiwa dan nyawa, hidup dalam satu.126Please respect copyright.PENANAalfd0FEafN
126Please respect copyright.PENANAtuulh5OhNt
Fajar berkata lagi, “Cinta itu energi paling purba, tan. Ia yang membentuk semesta, sekaligus ia yang menghancurkan semesta. Nafsu adalah sahabat daripada semesta itu. tanpa nafsu cinta akan terasa hampa.” Ia menatapku semakin dalam.126Please respect copyright.PENANA2pxGH0a3M9
126Please respect copyright.PENANAqGNGqleHRn
Kata-kata yang ia rangkai sedemikian rup, membuatku luruh-lantah. Aku mengehela nafas sejenak, “Iya, tante paham, kok.” Suaraku mulai terdengar lembut. “Tapi, kan, tante butuh adaptasi, Jar. Kamu ngertiin tante, ya?”126Please respect copyright.PENANAapTb2bF0j7
126Please respect copyright.PENANAubP0Mlo6WF
Fajar mengganguk. Wajahnya mendekat. Seperti yang sudah, aku memejamkan mataku. Menikmati setiap cumbuan bibirnya. Lidahnya mulai masuk. Kusabut kehadiran lidahnya.126Please respect copyright.PENANAn7nV1xnHav
126Please respect copyright.PENANAmLW2uoFQfY
Tangannya meremas pelan buah dadaku. membuatku melenguh pelan. Lalu ia rebahkan tubuhku berbaring di ranjang. Lumatan-lumatannya semakin ganas.126Please respect copyright.PENANAWV7qb8AJeg
126Please respect copyright.PENANA7ozeRHr8AH
“Tan, boleh?” ia memandangiku. Kali ini, entah kenapa, aku tergerak untuk mengatakan iya. Maka, kuanggukan kepalaku. Sepersekian detik kemudian ia tersenyum.126Please respect copyright.PENANAAeOkQUUGLd
126Please respect copyright.PENANAZrQF10KD94
“Tapi jangan di kamar ini,” kataku lagi. “Di kamar adit, aja, ya?”126Please respect copyright.PENANA2I7UoIVdXs
126Please respect copyright.PENANAEXBFjIOceY
Fajar mengerti. Kami beranjak dari Kasur. Mendadak tubuhku terangkat, segera kulingkaran kedua tanganku di lehernya.126Please respect copyright.PENANAt3HxKeXYal
126Please respect copyright.PENANAH0mo6NEeGX
“Tante berat tauk!” suaraku terdengar manja.126Please respect copyright.PENANAQy0aToWldU
126Please respect copyright.PENANA7KACJoQw0e
Fajar malah tersenyum. Perlahan ia melangkah. Pintu kamar dengan mudah ia buka. Aku memandangi wajahnya, tampan sekali. Kadang aku berfikir, bagaimana seorang remaja yang seumuran anakku berhasil membuatku jatuh cinta.126Please respect copyright.PENANA855iaKQuW9
126Please respect copyright.PENANAJi9CFm4Z95
Fajar merebahkan tubuhku dengan lembut di kamar Adit, anakku. Mungkin, aku harus meminta maaf kepadanya, sebab kamar ini akan kugunakan untuk bersetubuh dengan sahabatnya sendiri.126Please respect copyright.PENANAOLC6H7zkra
126Please respect copyright.PENANALO32ljwtjN
Di tepi kamar tidur, Fajar membuka bajunya, menampilan dadanya yang terlihat bidang. Ia lempar bajunya di samping televisi. Lalu, ia menanggalkan celana serta celana dalamnya.126Please respect copyright.PENANADeSoUKqMVE
126Please respect copyright.PENANAmzGyOdFU7I
Aku kembali menelan ludah. Ini memang bukan yang kali pertamanya aku melihat kemaluannya, tapi tetap saja aku merasa agak kikuk.126Please respect copyright.PENANALB13V3DOHh
126Please respect copyright.PENANA5w5b4JarDz
Fajar menghamburkan tubuhnya di ranjang. Ia melumat kembali bibirku. Aku membalasnya lagi. Kedua tanganku memegangi kepalanya. kurasakan tangannya mulai turun dan menjama kemaluanku dari balik daster.126Please respect copyright.PENANABYZeWhN8qo
126Please respect copyright.PENANARKKyoT3Q6t
“Empshh…,” aku melenguh pelan, masih bercumbu. Sentuhannya berhasil membuat gairahku bangkit.126Please respect copyright.PENANAvM47OTEtLz
126Please respect copyright.PENANAPLZcaIAH4b
Mulutnya mulai berpindah, ia singkap jilbabku dari bawah, lalu ia jilati kembali leherku.126Please respect copyright.PENANAn5ipNASh2e
126Please respect copyright.PENANAeEDEBwAnR4
“Ahh…, Jar…,” sentuhan lidahnya membuat tubuhku merinding seketika.126Please respect copyright.PENANAnMqbCraZ51
126Please respect copyright.PENANAsah141rMaA
Kurasakan tangannya menarik dasterku sampai pangkal paha. Aku kembali mengerang ketika tangannya menyetuh kemaluanku dari balik celana dalam. Sementara tangan satunya sedari tadi meremas buah dadaku.126Please respect copyright.PENANABsovGjxWjb
126Please respect copyright.PENANAk9PfmioG0v
“Angkat tangannya, Tan. Fajar pengen nelanjangin tante.”126Please respect copyright.PENANAgkmxVXAM6X
126Please respect copyright.PENANAcvysDW2NFW
Aku beranjak duduk di ranjang, lalu mengangkat pinggulku sedikit. Dasterku tertanggal. Kemudian tangannya beralih menarik celana dalamku. Aku menggangkat pinggulku kembali, dan kini celana dalamku lolos dari kedua kakiku. Yang tersisa hanyalah bra. Dengan piawai, ia bergeser ke arah belakang, membuka kancing braku.126Please respect copyright.PENANAiIzQ7qXzVZ
126Please respect copyright.PENANAu3E6z7Y3cA
“Wangi banget, tan.” ia mencium braku sembari memejamkan mata.126Please respect copyright.PENANAuFSJQ8iAWb
126Please respect copyright.PENANAd25XfQh3VI
“Fajar, ih, Jorok.”126Please respect copyright.PENANA5pDX0p0SUI
126Please respect copyright.PENANACjgjtPDH6K
Fajar malah terkekeh. Braku dilemparnya ke sembarang tempat. Kemudian ditindihnya tubuhku. Aku memejamkan mata saat bibirnya menghisap-hisap pelan pentilku. Sementara Tangan satunya bergerilya di area selangkanganku.126Please respect copyright.PENANA25VjZWfn6f
126Please respect copyright.PENANAsvLbcgBtp2
“Mpshhh…. Ahhhh…” lenguhku tak tertahan ketika satu jarinya ia masukan dalam kemaluanku.126Please respect copyright.PENANA7wjirE0Vai
126Please respect copyright.PENANAsqmAGXiMeE
Semua lekuk tubuhku ia singgahi. Ketiakku, dijilatnya dengan rakus. Putingku digigitnya pelan. Jarinya di kemaluanku semakin bergerak cepat. Membuatku terus melenguh dan melenguh akan nikmat yang diberikannya.126Please respect copyright.PENANAZEyArFUQDx
126Please respect copyright.PENANAr23RqFLnrz
Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku. Dan aku membalas senyumnya.126Please respect copyright.PENANAzyRpiiWgct
126Please respect copyright.PENANAZgNeNHeZyL
“Fajar buka jilbabnya, boleh?”126Please respect copyright.PENANAKeDVe6Mhcf
126Please respect copyright.PENANAx80M6xSMDA
Aku tidak langsung mengiyakan. Sebab bagaimanapun Jilbab yang kukenakan adalah identitas agamaku. Dan, hanya Suamiku dan anakku yang pernah melihat rambutku. Tanpa persetujuanku, Fajar langsung membuka jarum pentol di hijabku. Aku malah diam, tidak tahu akan berbuat apa.126Please respect copyright.PENANAN0GgDxLBSw
126Please respect copyright.PENANAHb59QYEXjR
“Empsshhh…, Jangan dikasih tanda, Jar….” Aku memejamkan mata. Lidahnya menyapu keringat yang bersinggah di leherku.126Please respect copyright.PENANAsai5WLK32F
126Please respect copyright.PENANA18J3KhDMiq
Perlahan, kurasakan tangannya mengelus rambutku. “Tante lebih cantik kalau gak pake jilbab.” Jilbabku, telah hilang entah ke mana.126Please respect copyright.PENANAmT3JYgp3yr
126Please respect copyright.PENANAb9pERcZ9sO
Fajar kemudian menarik kedua bahuku. Kini kami saling berhadapan. Bertelanjang.126Please respect copyright.PENANAUEyHOZOtIQ
126Please respect copyright.PENANAhR6ihiawha
“Nungging, tan,” suruhnya.126Please respect copyright.PENANA7ddPF4lWQm
126Please respect copyright.PENANA2Og2rvb7YX
Aku menggeleng. “Jangan pake gaya yang aneh-aneh, deh,” kataku.126Please respect copyright.PENANAMJX1t3pp67
126Please respect copyright.PENANAVcuDsKC1hC
Sepanjang persetubuhanku dengan suamiku, kami tidak pernah bercinta dengan posisi yang aneh. Yang ku tahu, ketika kami bercinta, aku selalu berada di bawah.126Please respect copyright.PENANA6N9CJLaH04
126Please respect copyright.PENANA2m2qvrF5Mc
Fajar tidak menghiraukan perkataanku. Ia membalik tubuhku, lalu menarik pinggangku. Posisi ini membuatku merasakan desir yang berbeda. Sesuatu yang tidak pernah kucoba sebelumnya. Tidak sama sekali.126Please respect copyright.PENANAzM8O9lcWTt
126Please respect copyright.PENANAPpuxX0mzM1
Aku menoleh ke belakang, Ke Arah Fajar. Tubuhnya terlihat berkeringat, persis seperti dioles minyak. Bagian ketiaknya menyembut bulu-bulu tipis. Yang membuatku menelan ludah adalah bagian perutnya yang bagai sebuah rotis yang di tumpuk menjadi enam bagian.126Please respect copyright.PENANAxDqi545UfJ
126Please respect copyright.PENANAjyzkzzYB9H
“Fajar masukin, Tan.”126Please respect copyright.PENANA4ujZ06mMVo
126Please respect copyright.PENANAzFjreMgPaP
“Pelan-pelan, Jar.” Aku memalingkan wajah ke depan. Tanganku bertumpu di sprei putih. Kepalaku mendongak ke bawah.126Please respect copyright.PENANAvqzp5oWOXq
126Please respect copyright.PENANAQXqsDHVYgN
Perlahan, kurasakan penisnya menyentuh permukaan vaginaku. Aku menggigit bibir seraya memejamkan mata.126Please respect copyright.PENANACAcYIBbHt5
126Please respect copyright.PENANAm393oyrIMl
“Empshhhhh….” Penisnya kurasakan mulai mencoba masuk lebih dalam. “Pelan-pelan..., Jar.”126Please respect copyright.PENANArPuDpOzm7L
126Please respect copyright.PENANACg7PDmtQ7A
“Ahhhh…, mpshhh…, Jar…, Enak…” Aku mendesah melengking ketika kurasakan kemaluanku menarik penuh penisnya.126Please respect copyright.PENANA0wj7IO7KFU
126Please respect copyright.PENANAyW3lqKZNHO
“Memek tante enak banget.” Fajar meracau sembari menusuk kemaluanku.126Please respect copyright.PENANA97G6u5f4jY
126Please respect copyright.PENANAE7adsccVYN
Aku menggeleng-gelengkan kepala, merasakan setiap tusukan penisnya. Kata-kata vulgar yang ia lontarkan dan posisi bercinta kami, membuat gairahku berkobar.126Please respect copyright.PENANA76H7d85kk0
126Please respect copyright.PENANAv6Q9nWI0k7
Terdengar suara aneh yang di hasilkan oleh benturan penisnya dan kemaluanku. Suara yang sangat erotis.126Please respect copyright.PENANAcMdiEM1HPX
126Please respect copyright.PENANAoTb3UyIaZY
Fajar menusukku makin cepat. Setiap tusukan penisnya membuatku mendesah kenikmatan. Tidak pernah aku merasakan sensasi senikmat ini dalam bercinta.126Please respect copyright.PENANAuXmCqkc0gR
126Please respect copyright.PENANAFO7W9WzpsX
Tiba-tiba kepalaku sedikit terangkat. Fajar menarik rambutku sambil terus menusuk kemaluanku.126Please respect copyright.PENANAxI32mAxFlB
126Please respect copyright.PENANALA7LbIWpUB
“Enak…, gak tan…, di doogy?”126Please respect copyright.PENANAg8Kdv8YFOe
126Please respect copyright.PENANAWWZDOM3Qw3
“Ahhh…, ahhh…, empsshh…, enak.” Suaraku bercampur dengan desah. Bercinta dalam posisi memalukan ini membuatku makin terasa nikmat.126Please respect copyright.PENANABGu0HdAdof
126Please respect copyright.PENANAlq0QmdX9ai
Fajar terus menusuk kemaluanku, tangannya masih menarik rambutku pelan. tangan satunya meremas buah dadaku yang terombang-ambing akibat setiap sentakan yang ia lancarkan.126Please respect copyright.PENANARekiZ5ci04
126Please respect copyright.PENANAgMe1LD93D6
Setiap sentakan penisnya membuatku menuju sebuab kenikmatan yang semakin nikmat. Bertahap-tahap.126Please respect copyright.PENANArp0GCnnMMT
126Please respect copyright.PENANAsyLTHouoIe
“Gila, Om Dimas enak banget bisa nyicipin memek seenak ini.” Ucapannya tersebut entah kenapa, membuat birahi menuju tahap yang lebih tinggi. Padahal, aku tidak suka mendengar kata-kata kotor. Tapi kali ini, entah kenapa, aku merasakan sesuatu yang aneh. Mungkin karena nafsuku sudah membara.126Please respect copyright.PENANANu3XU7o9nA
126Please respect copyright.PENANAqSPf4RwmXS
“Empshhh…, Jar…, yang kenceng…, ahhh…” Kali ini aku yang meminta. Rasa nikmat yang kurasakan membuatku melakukannya. Sungguh, setiap sentakan penisnya membuatku meracau nikmat.126Please respect copyright.PENANA43BEqqFj7K
126Please respect copyright.PENANA3ZfWAgg2ja
“Enakan kontol Fajar atau Om Dimas!”126Please respect copyright.PENANASAx6AtQ0UL
126Please respect copyright.PENANAfgW0wfOcNC
Aku menggelengkan kepala dengan mata yang terpejam. Tidak menjawab pertanyaannya. Tiba-tiba kepalku kembali terangkat, sebab tangannya menarik rambutku, cukup kuat.126Please respect copyright.PENANAU7JxWvaqX8
126Please respect copyright.PENANAoAHLi4Zok1
“Jawab, tan.” Terdengar suaranya bercampur desah.126Please respect copyright.PENANAbWI8EHrLqw
126Please respect copyright.PENANAXFyM4A1ufA
Aku masih kekeuh tidak menjawab. Bagiku pertanyaan seperti itu sama halnya menghinakan suamiku. Bagaimanapun, aku masih mencintainya. Walaupun kini aku sedang disetubuhi.126Please respect copyright.PENANAhDDlq6nkYO
126Please respect copyright.PENANA2bZ6MSMO6Z
Fajar mendorong tubuhku. Tusukan penisnya terasa dalam. Buah dadaku menghepat ke ranjang. wajahku terhunus pada bantal. Lalu kurasakan tangannya membelai puncak kepalaku. Tusukannya semakin kuat dan cepat, membuatku terus mengerang dalam kenikmatan duniawi.126Please respect copyright.PENANAzFkzoYjR8t
126Please respect copyright.PENANAYuxGvRBddq
Bunyi benturan kemaluan kami, mengisi setiap sudur kamar anakku. Di ranjang tempat biasa ia tidur, kini kami kotori dengan perzinahan. Sesuatu yang sungguh tak layak dilakukan seorang ibu.126Please respect copyright.PENANALprIscaVH8
126Please respect copyright.PENANAlQ8fuBrQDP
“Empshhhh…, Jar…, Jangan…, Ahhhh…, di kasih tanda!” Suaraku terbata-bata sebab desah.126Please respect copyright.PENANAdG7xZQfQU7
126Please respect copyright.PENANAWUKxW21eaR
“Enak gak, tan?” bisiknya di telingaku.126Please respect copyright.PENANAJvWizKffY0
126Please respect copyright.PENANAvC8x01S8kd
“Ahhh…, Ahhhh…Enak…, Jar…”126Please respect copyright.PENANAcfwUrv8sWh
126Please respect copyright.PENANAZCIsZC4LQ2
Fajar terus mendorong penisnya masuk. Tusukannya semakin cepat dan cepat Membuatku menuju tahap yang lebih tinggi lagi.126Please respect copyright.PENANA8ofoZMA3Vn
126Please respect copyright.PENANAEOyTszMVeV
“Mau dientot lagi, tan?” bisiknya sambil terus menusuk kemaluanku.126Please respect copyright.PENANAPKgmKQN7JC
126Please respect copyright.PENANAY9RWzqW9Ip
“Empshh…, Mauu Jar….” Aku menjawab dengan lugas, seakan sudah terbiasa. Kenikmat yang ia berikan sungguh mampu merubah diriku. Aku seakan menghinakan diri kepadanya. Seakan tunduk terhadap penisnya.126Please respect copyright.PENANA2BDwi191LW
126Please respect copyright.PENANAeC13w2PJfh
Lama-kelamaan tubuhku terasa ingin menghamburkan segala nikmat yang sedari tadi ia berikan. Aku mengigit prlsn bibirku. sesekali kuseka keringatku dengan bantal. Sampai pada ambang batas, aku mendesah lengking.126Please respect copyright.PENANA1xGZ3TdBHW
126Please respect copyright.PENANAGdQyjFq94Y
“Jar…, Tante…, keluar…,”126Please respect copyright.PENANAmIPGmX9n7Z
126Please respect copyright.PENANA3XV9JnGHl6
Fajar berbisik, “Fajar pengen hamilin tante.”126Please respect copyright.PENANApBqqbrYqq2
126Please respect copyright.PENANAhC0mlJKxpe
Sontak, pupil mataku membesar. Entah kenapa aku selalu melupakan satu hal: Fajar menyetubuhiku tanpa menggunakan pengaman.126Please respect copyright.PENANAv8jObLSsuI
126Please respect copyright.PENANAQx4rDkN6PO
Tapi, aku sudah tidak berdaya untuk melawan. Aku merasakan kenikmatan. Dalam satu dorongan penisnya, tubuhku mengelinjang, mataku tertarik ke atas, bibirku sedikit bergeter, racauku sudah tak karuan, bersamaan dengan itu, perlahan ku rasakan cairan hangat dalam kemaluanku. Sebuah cairan cinta yang ia berikan. Aku hanya bisa berharap agar cairan itu gagal membuahiku.126Please respect copyright.PENANAPgTy1r8cUe
126Please respect copyright.PENANAjKoG9gJC1C
Fajar merebahkan tubuhnya di sampingku. Aku masih tengkurap, sesekali mencuri nafas. Mataku sayu, dadaku kempang-kempis. Sungguh, aku tidak pernah merasakan kenikmatan yang begitu megah selain bersetubuh dengannya.126Please respect copyright.PENANAuFR659Id78
126Please respect copyright.PENANABk0cjx3pWR
“Makasih, Tan.” Fajar mengelus rambutku yang bercampur keringat dengan mesra.126Please respect copyright.PENANAlfJPIMz4x2
126Please respect copyright.PENANA4f8lz71BSv
Aku hanya mengganguk kecil. Mataku terasa berat. Kantuk terlebih dahulu menyapa. Orgasme yang kukeluarkan membuatku tertidur, berbantal lengannya.126Please respect copyright.PENANAv2OZkA8z8U
126Please respect copyright.PENANA2jbxpJMlhv
***126Please respect copyright.PENANAfk10eMJ4SH
126Please respect copyright.PENANA75fOq2PhKx
Aku bersandar di penyangga ranjang dengan selimut yang menutupi dadaku. Fajar terlihat puas dalam tidurnya. Jarum jam menujuk pukul 03.00. Aku menghela nafas dalam, lagi-lagi aku jatuh dalam persetubuhan yang seharusnya tidak kulakukan. Apalagi kali ini ia mengeluarkan cairannya dalam kemaluanku.126Please respect copyright.PENANAdgSeWirT87
126Please respect copyright.PENANAnM3YjU4nz4
Bagaimana kalau aku hamil?126Please respect copyright.PENANACrrXdcmAJR
126Please respect copyright.PENANAaVy8taY8xM
Pertanyaan itu terus saja bergema dalam ruang pikir. Menghantarkanku pada alam khayal. Katakanlah jika iya, bagaimana aku harus memberitahu suamiku dan anakku? Seberapa besar mereka akan kecewa? Dan apa yang terjadi jika Dimas menceraikanku?126Please respect copyright.PENANAJsmwAjpOce
126Please respect copyright.PENANAzF0o1ftugJ
Sungguh, jika alam khayal itu menjadi realita, akan jadi apa aku? Bagaimana reaksi kedua orang tuaku. Memikarkannya saja membuat bulu kuduku merinding.126Please respect copyright.PENANAzKnpod8FR0
126Please respect copyright.PENANAytorCCxtcI
Di lain sisi, aku juga merasa bersalah karena menyelingkuhi Dimas, Tapi, sekalipun aku merasa bersalah, aku malah melakukannya lagi. Sungguh Hipokrit.126Please respect copyright.PENANAUuwbpqACNc
126Please respect copyright.PENANA7PBwlKOsoA
Aku membelai rambut Fajar. Wajahnya terlihat senduh dengan mata yang terpejam. Aku tidak bisa menyalahkannya akan perbuatannya kepadaku. Sebab, bagaimanapun, aku juga menikmati persetubuhan tadi.126Please respect copyright.PENANAUfwZt2xmTL
126Please respect copyright.PENANAf6SgtmtQdo
Aku menarik selimut ke atas, sampai bahunya, melindunginya dari dingin yang menyerang. Kemudian aku beranjak dari ranjang. Dalam keadaan telanjang aku melangkah menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari ruang makan. Langkahku terasa berat, seperti ada batu besar yang kupikul di kedua bahuku.126Please respect copyright.PENANAoVSuX4liNt
126Please respect copyright.PENANAe2p85XKQLF
Tiba di kamar mandi, aku segera menyalakan shower. Dinginnya air membasuh tubuhku, semoga ia juga membasuh setiap dosaku. Aku menyeka rambutku dengan kedua tangan, membasuh ketiak, leher, dan juga selangkangan. Mataku terpejam, gemercik air terdengar syahdu, bagai alunan musik indie. Bau wangi shampo pada rambutku begitu harum, di tambah dengan harumnya sabun mandi.126Please respect copyright.PENANAhBhcv6XEu1
126Please respect copyright.PENANAQ0v5FRVWlM
Merasa sudah bersih, aku mematikan shower, mengambil handuk yang tergantung di dinding. Ku seka setiap air yang tersisa ditubuhku. Dengan handuk yang terlilit, aku melangkah keluar, menuju kamar.126Please respect copyright.PENANAk5Sq8vaoot
126Please respect copyright.PENANAKJjJ7us55K
Jarum jam menunjuk pukul 04.30, aku berganti pakain, mengenakan gamis. Fajar masih terlihat pulas dalam tidurnya. Aku tersenyum sekilas. Seharusnya, aku menyesali apa yang kulakukan, tapi entah kenapa, aku malah menormalisikan.126Please respect copyright.PENANA6r64jASlyk
126Please respect copyright.PENANAX2te6IzdAF
Kemudian Adzan subuh berkumandang. Aku mengambil telukung dan mengenakannya. Sajadah ku letakan di samping tempat tidur. Sekilas aku meliriknya lagi. Kemudian, aku menatap khusyuk sajadah.126Please respect copyright.PENANAmSank1QVFC
126Please respect copyright.PENANAgHmkj8v8iH
“Laialahailah.” Terdengar merdu suara Adzan. Aku menghela nafas sejenak, memejamkan mata, lalu merampal niat.126Please respect copyright.PENANAbryq0HsyPm
126Please respect copyright.PENANABbPZgdb2Gw
***126Please respect copyright.PENANABNOMacWoZ3
126Please respect copyright.PENANAIo4dtaJXnM
“KepadaMu yang ubun-ubunku berada dalam genggamanMu. Engkau zat yang paling berkuasa dari penguasa manapun, dan Engkau adalah Raja daripada Raja. Kumohon, maafkan setiap dosaku, setiap kelalainku. Aku hanyalah manusia yang tak luput dari dosa.”126Please respect copyright.PENANAs9rjbzE08l
126Please respect copyright.PENANA3wgdCj4ipn
Aku merampal doa dengan kedua telapak tangan yang terangkat setinggi wajah. Bola mataku terangat ke atas. Barangkali Ia menatapku dari atas sana. Tak terasa air mataku terjatuh, merambat melewati pipi, kemudian jatuh membashi telekung.126Please respect copyright.PENANAcuBxkwfksq
126Please respect copyright.PENANAHTvykHKffA
Tersirat sebuah makna yang kemudian kusadari, bahwa aku telah jauh dari arah yang seharusnya. Kemudian kurampalkan doa lagi.126Please respect copyright.PENANAsi0lVh8DT6
126Please respect copyright.PENANAYVXSqBBC5Q
“Engkau adalah yang maha pemaaf dan pengampun. Aku hanyalah titik kecil dalam kertas. Aku bukanlah apa-apa, tidakpun aku menjadi siapa-siapa. Barangkali yang kulakukan terlampu batas yang Kauciptakan. Aku memohon pengampunan.”126Please respect copyright.PENANAlx4nFVVYev
126Please respect copyright.PENANAA3AEpo2NjR
Selesai berdoa aku beranjak bangkit, melepas telekung, melipat sajadah, dan memasukannya ke dalam lemari. Fajar terlihat masih pulas. Sejenak, kupandangi wajahnya, kemudian aku tersenyum. Remaja itu sungguh telah membuatku jatuh cinta kepadanya.126Please respect copyright.PENANA0K1WT0qCx5
126Please respect copyright.PENANAOCYs4C7iPx
Pintu kamar terbuka setengah. Lagi, kulirik wajahnya. Ia masih tertidur pulas. Dalam helaan nafasku, aku membentangkan kaki menuju ruang tamu.126Please respect copyright.PENANAmy6QyJC3kK
126Please respect copyright.PENANAnZvfnQreRq
Ruang tamu terasa lenggang. Dari kaca jendela di samping terlevisi, terlihat kaki langit yang mulai bersinar, walaupun agak malu. Mataku terhenti di pintu kamar anakku. Rasa bersalah kembali menaungi.126Please respect copyright.PENANAAYEuKpBAvY
126Please respect copyright.PENANABZXrFJHgIx
Aku selalu mengajarkan kepada anakku untuk selalu menghindari dosa, sedangkan aku sendiri malah melakukannya dengan sadar. Bukankah aku adalah manusia yang munafik. Aku juga sering berkata kepada anakku untuk menghindari perzinahan. Sementara aku malah melakukannya.126Please respect copyright.PENANA2tgkae50Yn
126Please respect copyright.PENANAUjj4r20zoC
Dari kaca jendela ruang tamu, semburat cahaya orange menghambur, mencium mesra wajahku. Selintas, aku menyungging sebuah senyum. Pagi mulai menyapa. Dari kejauhan, terdengar derit pintu terbuka. Telingaku cukup peka untuk mendengar sesuatu dari keheningan. Terdengar langkah kaki mulai menyusul. Aku memejamkan mata sesaat. Langkah itu semakin terdengar. Aku masih menunduk, menatap kaki meja.126Please respect copyright.PENANA4UleSk777F
126Please respect copyright.PENANAY27XJCRziQ
“Udah bangun, Tan,” Kini suara itu jelas terdengar.126Please respect copyright.PENANA49rFFn7UOc
126Please respect copyright.PENANAahbAgMGSqH
Aku mengangkat wajahku perlahan. Sepersekian detik kemudian aku kembali menunduk. Fajar duduk di hadapanku tanpa menggunakan sehelai pakain. Penisnya sempat terlihat sekilas olehku, berdiri tegak, dengan bulu-bulu tipis di sekitarnya.126Please respect copyright.PENANAjIhYYEX62n
126Please respect copyright.PENANAB4Y9Vccv3g
“Pake baju!” kataku, masih menunduk.126Please respect copyright.PENANA6j1YAlqe95
126Please respect copyright.PENANApL1RoJOZvl
“Tante kaya gak pernah liat Fajar bugil aja,” katanya. “Lagian kita semalam udah ngentot juga,” sambungnya dengan vulgar.126Please respect copyright.PENANApwTnQMWmW8
126Please respect copyright.PENANAbBkMLbZa32
“Kamu kenapa sih, Jar, selalu ngomong vulgar gitu?” aku memberanikan diri mengangkat wajahku. Menatapnya. Walaupun fokusku lebih menuju arah kemaluannya.126Please respect copyright.PENANAj7FvjGllOQ
126Please respect copyright.PENANAV27LMshF37
Fajar berdehem. Ia mengelus dagunya dengan jari jempol dan telunjuk. Terlihat sedang berfikir.126Please respect copyright.PENANAgqdQNJz4O3
126Please respect copyright.PENANADahbVDMBD9
“Kenapa ‘ngentot’ termasuk kata kasar? ‘ngentot’ bukannya sama dengan bercinta? Bersetubuh?” Wajahnya berkerut. Ia memandangiku, meminta jawaban.126Please respect copyright.PENANAZIVDCB59Mz
126Please respect copyright.PENANAowqCzoAkQN
“Ya, karena kata bercinta terdengar lebih sopan.” Jawabku.126Please respect copyright.PENANA1UWgrGWxDc
126Please respect copyright.PENANANQ4xF5cTgj
Fajar mencodongkan badannya. Lagi-lagi, bola mataku teralih pada kemaluannya. terlihat kulup penisnya bewarna merah muda. desir hangat itu, kembali menjamu.126Please respect copyright.PENANAFWQ4Uh6D6T
126Please respect copyright.PENANArspYMAC62o
“Berarti, vulgar atau tidaknya tergantung pembahasaan?” alisnya sedikit berkerut. “Kata, ‘kontol’ sama kemaluankan sama. Tapi, kenapa kalau orang bilang ‘kontol’ ia di kategorikan toxic? Aneh, kan, Tan?”126Please respect copyright.PENANAPrS3yq854n
126Please respect copyright.PENANAH9vApVBR3G
“Ya, karena masyarakat menjujung tinggi nilai adab dan kesopanan.” Jawabku.126Please respect copyright.PENANAHswxcIbiaO
126Please respect copyright.PENANANcLn2fIhUO
Fajar menarik tubuhnya, bersandar di sofa. Kini penisnya terlihat jelas. Besar, panjang, dan menggairahkan.126Please respect copyright.PENANAXUpAg6ZpAz
126Please respect copyright.PENANAC53KyGhPc8
“Udah, jangan dibahas lagi,” kataku ketika ia hendak berkomentar lagi. Sebab, jika sudah begini, pastilah di antara kami tidak akan ada yang mau mengalah.126Please respect copyright.PENANATvHIhjdyiJ
126Please respect copyright.PENANAQiRo049J8S
“Kamu mandi, gih,” aku beranjak bangkit. “Tante mau masak dulu.” Kemudian aku beranjak melangkah menuju dapur.126Please respect copyright.PENANAncko0C7mu4
126Please respect copyright.PENANAZ4h7nOYcLr
Sesampainya di dapur. Aku lekas memanaskan minyak. Meletakan lima potong ayam di piring. Tak lupa mengolesnya dengan tepung. Letup-letup kecil dari minyak mulai terdengar. Penuh hati-hati kumasukan ayam ke dalam wajan. Membiarkannya terpanggang hingga merah.126Please respect copyright.PENANAxqruuSIR1j
126Please respect copyright.PENANAOwq1VUJpwr
Setelah itu, aku meletakan ayam goreng dan nasi di atas meja, di samping teko air. Tak lama kemudian, terlihat sosok Fajar mendekat dan duduk di hadapanku.126Please respect copyright.PENANAdI1rieGJJF
126Please respect copyright.PENANAfc2lrdbyW0
Aku tersenyum memandanginya. Rambutnya terlihat masih basah, beberapa helai menutupi wajahnya. ia menggunakan kaos hitam berlengan pendek, khas kaos yang sering digunakan anakku.126Please respect copyright.PENANAKe8IZmjt5H
126Please respect copyright.PENANAy183WUnYaa
Rahangnya terlihat mengeras, ciri khasnya. Urat-urat pergelangan tangannya terlihat jelas, menambah kesan lelaki genjtle.126Please respect copyright.PENANAqKVS75EE17
126Please respect copyright.PENANAMXGHJynssj
Kemudian, hanya hening yang mengisi. Dengan takzim, kami melahap makanan. Sesekali mata kami bertempu dan saling melempar senyum. Lagi, dan lagi, aku kembali jatuh.126Please respect copyright.PENANAuxOnRPEEjJ
126Please respect copyright.PENANAXQZfBF6JWD
***126Please respect copyright.PENANAR4AVCcAdcq
126Please respect copyright.PENANAzlHT1CItzV
“Jangan lama-lama, Tan!” Terdengar suaranya sedikit berteriak dari ruang tamu. “Tante gak dandan juga cantik.”126Please respect copyright.PENANAAFkFoZzTe9
126Please respect copyright.PENANAKnygZzaGIJ
“Tunggu!” Balasku dengan berteriak.126Please respect copyright.PENANAndIwhYhUOw
126Please respect copyright.PENANA5hPtld55Mb
Aku sedang memoles wajahku dengan make-up, menyemportkan Farfum non alkohol, dan juga meliuk-kan pinggangku, memastikan penampilanku sudah cantik hari ini.126Please respect copyright.PENANApdqolQJ5px
126Please respect copyright.PENANAS972Fm0kmK
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar, menghampiri Fajar di ruang tamu. Ia sendiri, masih berpakain sama sewaktu di meja makan. Celana pendek bewarna nila, dan kaos hitam lengan pendek. Kemudian, kami keluar rumah, beranjak menuju halaman dan masuk ke dalam mobil.126Please respect copyright.PENANAXtUepfSepP
126Please respect copyright.PENANA7uaMUcYqbF
Sewaktu di meja makan, Fajar mengajakku untuk berkeliling kota pekanbaru. Sebuah kota yang teramat kusayangi. Tanah kelahirkanku, tempat kubertumbuh, berpaduh kasih, dan menabur benih cinta.126Please respect copyright.PENANAmJjrtu3lQC
126Please respect copyright.PENANAxU0ekfuAYY
Pekanbaru, kota panas, ya, tak dipungkiri jika disiang harinya, terik matahari sungguh terasa membakar kepala. Tapi, percayalah, Kota ini adalah kota yang yang teramat indah sekali. Jika seseorang berkata, Jogja adalah kota terbaik dan terindah. Mungkin, mereka bilang gitu karena belum pernah ke Pekanbaru.126Please respect copyright.PENANA9SIkGFciME
126Please respect copyright.PENANAb6Bn6xy5US
Aku memandang ke arah jalanan dari jendela yang tertutup. Warung-warung makan terlihat sepi, mungkin karena belum jam makan. Gedung-gedung menjulang tinggi di sepanjang jalanan.126Please respect copyright.PENANAlm9qUhMc5d
126Please respect copyright.PENANAbpIvpYbPQr
“Tan, mau ke Indrustintin?” Terdengar suara Fajar memecah lamunan.126Please respect copyright.PENANAcIGvoQ32it
126Please respect copyright.PENANAXW4UIJSjLg
Aku meliriknya sekilas dengan siku yang bertopang di jok mobil. “Rame, Jar.” Jawabku singkat. “Tempat lain, aja.”126Please respect copyright.PENANArKsI3xlRNj
126Please respect copyright.PENANAU1QdFDkznR
Fajar mengangguk, fokus menyetir. Aku kembali membentangkan pandangan keluar jendela mobil. Sayup-sayup suara knalpot kendaraan roda dua dan empat terdengar. Di kaca mobil depan, kerumunan orang berkendara terlihat ramai. Di setiap sudut jalanan.126Please respect copyright.PENANALQzpPA9Kmx
126Please respect copyright.PENANABiqZEJDj7G
Angkot-angkot terlihat menepi di bahu jalan. Di depan, dari sudut aku memandang, terlihat anak-anak SD yang sedang jajan, salah satu dari mereka terlihat riang memakan gulali. Aku tersenyum, sebuah pemandangan yang membuat hatiku meriah.126Please respect copyright.PENANAUZ2JFap5bl
126Please respect copyright.PENANAl8BED9snq3
Kami berhenti di sebuah pemakaman. Fajar memarkirkan mobil di tepi jalanan. Kemudian, aku dan ia turun dari mobil. Melangkah menuju setapak pemakaman.126Please respect copyright.PENANAMN1ZDxv7vl
126Please respect copyright.PENANAASDuR0jmOD
Kuburan-kuburan terbentang luas menemani langkah kami. Pohon-pohon kamboja terlihat syahdu. Kami terus melangkah, tanpa bersuara. Aku membiarkannya membawaku.126Please respect copyright.PENANAI44YserH48
126Please respect copyright.PENANAHHbYWWpyzF
Tak lama, kami berhenti di sebuah kuburan, yang di nisannya tertulis sebuah nama: Maya.126Please respect copyright.PENANADEsLFVqHZi
126Please respect copyright.PENANALJKsYZBgFH
Fajar berjongkok di depan kuburan itu, tangannya memegang nisan. Aku ikut berjongkok di sampingnya. Sekilas, kulihat wajahnya yang terlihat sendu.126Please respect copyright.PENANAxbEoYmRkGH
126Please respect copyright.PENANAEg5S5JY245
“Ini, Ibu, Tan,” Katanya. Suaranya terdengar pilu.126Please respect copyright.PENANAnUT4BzeDsw
126Please respect copyright.PENANAvwUd72vQjK
Aku tidak menjawab. Aku membiarkannya melepas rindu kepada sosok perempuan yang telah melahirkannya ke dunia ini.126Please respect copyright.PENANAckdUu0Cymm
126Please respect copyright.PENANA3DBZ2FzygH
Terdengar suaranya sedikit terkekeh. “Bu, Itu laras. Ibu sahabatnya Fajar,” ia melirik ku. Lalu kembali menatap kuburan. “Sekaligus kekasihnya Fajar.”126Please respect copyright.PENANAoEshKVe86M
126Please respect copyright.PENANAYMYrmCZNY3
Lagi-lagi aku diam.126Please respect copyright.PENANAqNjtbKuptG
126Please respect copyright.PENANAXCuEGzXqS7
“Fajar, udah murtad, Bu.” Kali ini suaranya terdengar serius. “Ibu kecewa gak? Maaf kalau ibu kecewa. Maaf, ya, bu.” Tangannya mengelus kuburan, mengelus tanah kasar bewarna agak merah. Ia melanjutkan. “Makasih banyak udah ngelahirin Fajar ke dunia.” Terdengar helaan nafasnya. Kemudian, ia beranjak bangkit.126Please respect copyright.PENANAGWvOggPXfu
126Please respect copyright.PENANAXQR6IZPIzH
Di sepanjang perjalanan keluar kuburan, aku tidak bersuara. Fajar juga begitu. Hanya keheningan yang menyapa di setiap langkah kami.126Please respect copyright.PENANAzzmyVpVFBP
126Please respect copyright.PENANAupN9HeDBkG
Dalam mobil, aku bertanya kepadanya. “Mau kemana lagi?”126Please respect copyright.PENANAs2dIzIC9Bw
126Please respect copyright.PENANAtrekQjrEou
Fajar menoleh ke arahku. Kedua tangannya memegang kemudi. Dia tersenyum dan berkata, “Mutar-mutar gak jelas aja, mau, Tan?”126Please respect copyright.PENANACvc7FsfZzR
126Please respect copyright.PENANAr3VeBdok2H
Aku balik tersenyum. Mengangguk.126Please respect copyright.PENANABbGvY9m1GF
126Please respect copyright.PENANAujkkPHJRta
Tangan kirinya, meraih tangan kananku. Kemudian ia genggam. Sudut bibirnya terangkat ke atas, mencipta sebuah senyum hangat.126Please respect copyright.PENANAR2KiQzvEx0
126Please respect copyright.PENANAWs4PJCTOq2
“Makasih.”126Please respect copyright.PENANAVDIVqPZsnF
126Please respect copyright.PENANANKmUw0WrNW
***126Please respect copyright.PENANABGhaFYlRe2
126Please respect copyright.PENANAZjk6ATmk2P
Riuh tawa, perbicangan hangat, sentuhan-sentuhan, mengisi perjalanan tidak jelas kami. Dalam mobil aku merasakan sekuntum bunga yang bermekaran. Aromanya sungguh wangi sekali, lebih wangi dari parfum ruangan yang dibandrol dengan harga yang sangat mahal.126Please respect copyright.PENANAm9JfrtRmgk
126Please respect copyright.PENANAPMJe8melYs
Menjelang siang, kami berhenti di kedai tepi jalan. Duduk di satu meja. menikmati Es kelapa muda.126Please respect copyright.PENANAkWuT7WvEyp
126Please respect copyright.PENANAmsZgGVbsl5
Seperti pasangan suami-istri, kami berbincang sana-sini. Membahas setiap hal yang tidak perlu, tidak bermanfaat. Tapi, obrolan semacam itu, malah menghangatkan.126Please respect copyright.PENANAyN1lbvmxHX
126Please respect copyright.PENANAvQ2Y5geJG1
Tidak ada jarak usia di antara kami berdua. Piyur seperti sepasang kekasih. Ia juga tidak berprilaku seperti biasanya. Biasanya ia sering menggodaku. Sekarang, ia malah bersikap lemah-lembut. Ini. Ini sosok yang aku inginkan darinya. Dari remaja seumuran anakku.126Please respect copyright.PENANAqk0XEEoJ9t
126Please respect copyright.PENANABdDRFeGJYj
Sehabis itu, kami terus menapak di jalanan Pekanbaru. Kota yang teramat kucintai. Kami berbincang, dan terus berbincang. Sesekali ia melempar jokes.126Please respect copyright.PENANA7Sl2LdMKbd
126Please respect copyright.PENANAjxFAbMJXoR
“Karya, karya apa yang enak?” tanyanya sambil mengulum senyum.126Please respect copyright.PENANAujCRE8HhsR
126Please respect copyright.PENANAYolS9lF7YZ
Aku berfikir sejenak. “Karya kudapan!” jawabku, antusias.126Please respect copyright.PENANA9GqDLL7mTH
126Please respect copyright.PENANA6kRkZGTotv
Fajar menggeleng.126Please respect copyright.PENANAh56tkHLJ8j
126Please respect copyright.PENANAtP8LhVBWwA
Aku berdehem. Kembali berfikir. Detik berlalu. Akhirnya aku menyerah.126Please respect copyright.PENANAAiiNsk0t72
126Please respect copyright.PENANAvxXEL3P12C
“Karya Anyaman.” Tawanya tertahan di dada. “Anyaman-anyaman.” Kali ini tawanya pecah. Tangan kanannya memukul kemudi. Wajahnya dipenuhi gores senyum. Terdengar gelak tawa di seisi ruang mobil. Aku ikut tertawa, walaupun tidak terbahak sepertinya.126Please respect copyright.PENANAMiuD5M7vHX
126Please respect copyright.PENANAEgpiolxIEi
Kami juga sempat berhenti di sebuah toko buku. Hanya melihat-lihat saja, tidak ada keinginan untuk membeli. Perkiraanku, kami menghabiskan waktu dua jam hanya untuk membaca buku gratis di ruang baca yang telah disediakan.126Please respect copyright.PENANACkXPOsR7DW
126Please respect copyright.PENANAXWrn95Kxnd
Perihal buku, Fajar selalu serius. Wajahnya terlihat fokus menatap deretan huruf-huruf. Sementara aku, menyandarkan kepalaku di bahunya. Ya, entah kenapa aku mulai terbiasa bersikap manja kepadanya. Sebuah penerimaan.126Please respect copyright.PENANArAd3F98tU7
126Please respect copyright.PENANAPZI378JJ7J
“Ih, kamu fokus banget baca buku.” Kataku, memanyunkan bibir. Berpura-pura ngambek. Fajar meletakan bukunya di meja. ia beranjak berdiri, mengambil satu buku di rak samping tempat kami duduk.126Please respect copyright.PENANAtAFKrBSK8d
126Please respect copyright.PENANA5xlxMdQeaU
“Mau dibacain dongeng?” Alisnya berkerut. Tangan nya mengangkat buku setinggi dadanya.126Please respect copyright.PENANAgLHHeOQK3o
126Please respect copyright.PENANArf2GPu0J6Q
aku malah terkekeh. “Tante bukan anak kecil,” kataku.126Please respect copyright.PENANAFBU30yQ28H
126Please respect copyright.PENANAwFaLvKEn0N
Ia kemudian beranjak duduk di sampingku. Tangannya menarik kepalaku agar bersandar di bahunya.126Please respect copyright.PENANAhwzEv1vQCB
126Please respect copyright.PENANAhqfW15JVU4
Aku memejamkan mata. Rasa nyaman kembali kurasakan. Terlebih ruang baca hanya ada kami berdua. Aroma wangi parfumnya tercium. Harum.126Please respect copyright.PENANAEhCWQHOhrq
126Please respect copyright.PENANAr4hgNGeFCp
Perlahan, terdengar lembaran buku terbuka. Suaranya menyusul kemudian. Dengan piawai, Fajar berdongeng seperti seorang ayah kepada anak gadisnya. Aku memejamkan mata, menikmati suaranya yang terdengar merdu masuk dalam telingaku. Ini, Ini yang kucari.126Please respect copyright.PENANAAXsEH8qhzY
126Please respect copyright.PENANANkgIPXMhcH
Keluar dari toko buku, kami membeli jajanan ringan, lalu masuk ke dalam mobil. Memakan jajanan di dalamnya. Di parkiran tepi jalan, kami menikmati pedasnya pentol tusuk. Sesekali ia mengadu kepedasan, dan kusambut dengan tawa. Lalu kusodorkan sebotol air kepadanya. Kami juga saling ber suap-suapan. Lagi, lagi, dan lagi, bunga-bunga bermekaran di taman hatiku. Ini, ini yang kucari.126Please respect copyright.PENANAKKAY2A3yxf
126Please respect copyright.PENANAcAABg5Ezx4
***126Please respect copyright.PENANAnKx489EMg3
126Please respect copyright.PENANAAKgQyQQwT6
Dari kaca jendela mobil, langit-langit menguning. Waktu berlalu begitu cepat. Dari pagi hingga sore, kami menghabiskan waktu berdua, menabur kenangan di setiap sudut jalan Pekanbaru. Seharian dengannya, terasa begitu mengasikan. Hal-hal kecil yang kami lakukan terasa begitu indah.126Please respect copyright.PENANAcjpOSUJhlz
126Please respect copyright.PENANAb6WmzKAXCU
Aku meliriknya. Pandangannya fokus ke depan, ke arah jalan. Wajahnya terlihat sedikit kusam sebab cahaya matahari di siang hari tadi.126Please respect copyright.PENANApaZRz1QN6v
126Please respect copyright.PENANAxr8zqBjhit
“Langsung mau pulang?” tanyaku.126Please respect copyright.PENANAi51XFpjMpL
126Please respect copyright.PENANAIimlB2khyT
Fajar menoleh ke arahku dan tersenyum. “Tante mau pulang?” tanyanya balik.126Please respect copyright.PENANA1kJCeQJd6v
126Please respect copyright.PENANAXyXeW6ArCq
Aku memanyunkan bibir lalu menggeleng. Menolak untuk menyudahi kebersamaan ini.126Please respect copyright.PENANAH3egBeN3LD
126Please respect copyright.PENANAQEys6K6ED6
“Mau makan?” tanyanya. Senyumnya masih sama. Menghangatkan.126Please respect copyright.PENANAqAev8wD3BO
126Please respect copyright.PENANAxbZfkhmWFh
Aku mengangguk, antusias.126Please respect copyright.PENANAxkEl33ZD13
126Please respect copyright.PENANAP6QhgDztDl
Kemudian tangan kirinya mengelus puncak kepalaku yang terbalut jilbab dengan mesra.126Please respect copyright.PENANAAI9yAYOapo
126Please respect copyright.PENANAN8nB3h2f8H
Aku tersenyum hangat kepadanya. Dalam mobil, cinta bersemi seperti sekuntum bunga yang wangi.126Please respect copyright.PENANA0r4JoQLvvm
126Please respect copyright.PENANA4nCQyXjtuA
Tidak lama kemudian, mobil yang kami kendarai berhenti di sebuah warung bakso di tepian jalan. Fajar memarkirkan mobil sedikit lebih jauh dari warung.126Please respect copyright.PENANA3D0RCdyF25
126Please respect copyright.PENANAYBD7QPNAMm
Kami keluar dari mobil. berjalan menuju warung bakso bergandengan tangan, seperti sepasang kekasih.126Please respect copyright.PENANArXUEPRNuHL
126Please respect copyright.PENANAGc2I4tonpa
“Pak, dua, ya. Yang pedas satu, satunya biasa aja,” katanya kepada si tukang bakso. Sekilas ia melirikku ke arahku, tersenyum. Aku membalas tersenyum.126Please respect copyright.PENANAyk4MEBKIEs
126Please respect copyright.PENANAj1fyO9CO2C
Kemudian kami duduk di satu meja, di pojok ruang. Warung bakso ini tidak terlalu besar. Hanya terdapat tiga meja dengan dua bangku berhadapan, di samping kiri. di samping kanan (tempatku dan Fajar duduk) terdapat 3 meja, dua meja kecil dengan dua bangku, dan satu meja lebar dan dua bangku lebar.126Please respect copyright.PENANA9P7n8oIiok
126Please respect copyright.PENANAHzoIGjY8xd
“Tan, habis makan, ke taman, yuk?” Fajar melipat tangannya di atas meja. tubuhnya sedikit condong ke arahku.126Please respect copyright.PENANAsaLQ4b0lXc
126Please respect copyright.PENANAl6jtapWjTe
Aku berdehem. “Boleh.” Jawabku, singkat.126Please respect copyright.PENANAXOlTUlncL6
126Please respect copyright.PENANAr3mY2rylM5
Lalu, kami jatuh dalam kesibukan masing-masing. Dengan lahap aku mengunyah bakso. Rasa asin kuah terasa menyatu dengan lidah. Di tambah dengan rasa pedas yang membuat rasa menjadi nikmat.126Please respect copyright.PENANApDGWbTuUct
126Please respect copyright.PENANAbfRVrUQKzq
Aku agak heran, kenapa sebagian orang tidak menyukai rasa pedas, agaknya ada yang masalah dari lidah mereka.126Please respect copyright.PENANA8V6aQnQRFB
126Please respect copyright.PENANAVBdVEFIcnZ
Sambil mengunyah bakso, aku meliriknya sekilas. Mata kami bertemu. Ia tersenyum kepadaku dengan bibir yang terlihat berminyak. Aku membalas senyumnya. Lalu, kami melanjutkan memakan bakso masing-masing.126Please respect copyright.PENANAaHjhJNaDJ2
126Please respect copyright.PENANAKFZyDZQPqN
“Hari ini seru banget, kan, Tan?” Fajar menuang air ke dua gelas. Gelas satunya ia sodorkan kepadaku.126Please respect copyright.PENANASQGSX1u7um
126Please respect copyright.PENANAO5zdNA5Wn9
Baksoku sudah habis, hanya menyisakan mangkok dan kuah yang bewarna kemerahan. Kuteguk air perlahan, lalu menyeka bibirku dengan tisu yang kuambil di atas meja, di samping teko air.126Please respect copyright.PENANAIqHfrsZeFv
126Please respect copyright.PENANAdYavnqStWD
“Seru,” jawabku. “Baru kali ini tante ngerasain sebahagia ini. Seru banget, sangat, sangat, sangat, seru.”126Please respect copyright.PENANAURK7wUeb30
126Please respect copyright.PENANAbzl4D0LdWp
“Lebih seru daripada sama Om Dimas, kan?” tanyanya lagi.126Please respect copyright.PENANAABHmjfYeL0
126Please respect copyright.PENANA57Ak1q69X4
Aku menunduk. Tidak menjawab. Pertanyaan itu terlalu sulit untuk ku jawab. Walaupun dalam hatiku, aku merasakan kebahagian lebih jika bersama Fajar daripada suamiku. Aneh.126Please respect copyright.PENANAkgcdga0f4L
126Please respect copyright.PENANAVNXk7QjMhM
“Habis ini, kita langsung ke taman?” tanyaku, mengalihkan pembicaraan. “Habis tante solat Magrib aja, ya?”126Please respect copyright.PENANAJwvczwYw67
126Please respect copyright.PENANADWf4k0d4AB
Fajar tersenyum dan mengangguk.126Please respect copyright.PENANAEVafXKpeqc
126Please respect copyright.PENANA6ZOV5bP59q
Kali ini, aku memberanikan menyentuh telapak tangannya. Sambil tersenyum, kutatap manik matanya. Dari bola mata hitamnya, terlihat aku di sana. Hanya aku.126Please respect copyright.PENANAMjJZYl3X0W
126Please respect copyright.PENANAIQuB9sxav4
“Makasih,” kataku, pelan.126Please respect copyright.PENANAlBGSUrAwgH
126Please respect copyright.PENANAYhJjVLVWNY
***126Please respect copyright.PENANAYjaaElZkrr
126Please respect copyright.PENANAFV9eJ8AxQp
Langit-langit menghitam. Lampu-lampu jalan bercahaya terang mengisi kegelapan malam. Bangunan-bangunan yang berjejer rapi, terlihat memukau dari setiap sudut mereka yang memandang. Jarum jam di lenganku menunjuk pukul 18. 59, hampir menyentuh pukul 19.00.126Please respect copyright.PENANAXbxh5DhZrm
126Please respect copyright.PENANAGHCPZhqTIp
Fajar masih fokus menyetir. Bibirnya bergerak, melahirkan senandung kecil yang terdengar merdu. Aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Memejamkan mata sambil menikmati kemesraan yang tidak pernah pudar ini.126Please respect copyright.PENANAhtb8y5eDPI
126Please respect copyright.PENANAj6MryCTRfJ
“Masih jauh?” tanyaku.126Please respect copyright.PENANAoRkloE5byo
126Please respect copyright.PENANAPlX8hSMmR7
Terasa tangannya mengelus puncak kepalaku. “Dikit lagi sampe,” jawabnya.126Please respect copyright.PENANAGRfsWhtZVc
126Please respect copyright.PENANASSnLF0TEot
Aku mengangguk pelan.126Please respect copyright.PENANAfq6o8Ow7aW
126Please respect copyright.PENANA9Yik9EzmkB
Sesekali aku mengusel di bahunya seperti kucing yang bermanja kepada tuannya. Aku memang seperti ini, sosok yang teramat manja aslinya, tapi kadang aku juga bisa bersikap tegas.126Please respect copyright.PENANAWjdjNL396z
126Please respect copyright.PENANAlcVnN4SrEW
Detik berlalu, menjadi menit. Satuan bersatu menjadi belasan. Mobil yang kami kendarai, berhenti di sebuah taman yang letaknya di pinggiran jalan. Fajar memarkirkan mobil di dalam taman, di samping bangku taman.126Please respect copyright.PENANAORSbFeupHV
126Please respect copyright.PENANAwHgtnUu8l8
Dari samping jendela mobil, terlihat lampu-lampu bersinar terang menyinari seisi taman. Tak sabaran, aku membuka pintu mobil dan langsung melangkah.126Please respect copyright.PENANAiW9zMVTIVy
126Please respect copyright.PENANAQ9VgKFMryj
“Jangan lari, Tan,” Terdengar suaranya dari belakang.126Please respect copyright.PENANAKPsPTwsiJY
126Please respect copyright.PENANAEDbuB2X9uv
Aku menghiraukannya dan terus berlarian kecil menuju bangku taman yang letaknya agak jauh dari posisi mobil. Langkahku terhenti seketika.126Please respect copyright.PENANAQMJxs4Cb0E
126Please respect copyright.PENANA7AYKiSSZOX
Mataku tertuju ke arah jembatan yang melengkung, yang letaknya tidak jauh dari arahku berdiri. Jembatan itu terlihat bersinar terang, sebab penyanggahnya dikelilingi oleh lampu lilit.126Please respect copyright.PENANAGZo0SaXKGe
126Please respect copyright.PENANA5bNLJFd6kd
Aku melangkah menuju jembatan itu. Tiba-tiba hatiku terasa hangat. Aku berputar kecil sambil memejamkan mata. Kedua telapak tanganku bertopang di penyanggah jembatan.126Please respect copyright.PENANA9Ps1kOYYLy
126Please respect copyright.PENANAG0EJQvFGX3
Ikan-ikan kecil terlihat menyembul dari kolam. beberapa ikan besar juga terlihat, seperti sengaja menampakkan diri.126Please respect copyright.PENANAxGPhHgY6Wf
126Please respect copyright.PENANA7hwMPcd8lH
“Indah, kan, Tan?” Tiba-tiba terdengar suara Fajar. Ia berdiri di sampingku.126Please respect copyright.PENANALomRwepLft
126Please respect copyright.PENANAYWqwyZOoKk
Aku mengangguk, masih menatap kolam. Senyumku terkulum, menahan mekar di dada. Cahaya bulan jatuh dalam air, membuat lingkaran cahaya.126Please respect copyright.PENANAtEDCZQmonw
126Please respect copyright.PENANAeN6xSa1985
“Makasih, ya,” kataku, pelan, menoleh ke arahnya.126Please respect copyright.PENANAGTmpZGlF1x
126Please respect copyright.PENANADuS16S00Kl
Fajar membalas tersenyum. Sekilas, kurasakan ketenangan dari raut wajahnya yang terlihat begitu menangkan.126Please respect copyright.PENANAFyBhRTOtp3
126Please respect copyright.PENANAOOigIz5ZCQ
Lembut, kurasakan sentuhan hangat di jemariku. Rasanya seperti mengudara dan terbang di angkasa. Dalam satu tarikan, ia rengkuh tubuhku dalam peluknya.126Please respect copyright.PENANAVQIYmaXtqI
126Please respect copyright.PENANAhIGHPK8eWL
Di bawah sinar rembulan, kami berpelukan. Bising kendaraan seakan tidak terdengar, tidak mengusik kemesraan kami sama sekali.126Please respect copyright.PENANAdMnxWx7Ckf
126Please respect copyright.PENANAqcWl2LFHBR
Lalu, kami saling menatap. Bola mata kami seperti memancarkan sebuah kilau kasih yang tidak terbendung. Aku berjinjit sedikit, kini, giliran aku yang mendaratkan cumbuan di bibirnya.126Please respect copyright.PENANAgAN94PP3HO
126Please respect copyright.PENANAS3TxFSpj4b
Sembari menutup mata, aku melumat lembut bibirnya. Ia membalas lumatanku. Kedua tangannya melingkar di kepalaku. Kami jatuh dalam lumatan penuh gairah, di sebuah taman, pinggiran jalan. Berteman malam dan cahaya rembulan. Di jembatan atas kolam. Ini. Ini yang kucari selama ini.
Bersambung
ns 15.158.61.55da2