“Eh, ada tamu. Temannya Mbak Uswatun ya?” sapa Aisyah ketika pulang kuliah dan masuk ruang tamu. Heran juga ia melihat tiga lelaki yang berpenampilan agak kasar itu. “Ih, Uswatun kok punya temen serem gitu sih,” batinnya.
1906Please respect copyright.PENANA70BBYyEgSX
“Iya, Mbak. Baru pulang kuliah?” sahut salah satu dari para ‘tamu’ itu, sambil mengepulkan asap rokoknya.
1906Please respect copyright.PENANAJ0PTgiaXI4
“He-eh. Sudah ketemu Uswatunnya?” tanya Aisyah.
1906Please respect copyright.PENANA4ngR9kOxqQ
“Belum, Mbak. Dari tadi nggak keluar-keluar,” sahut lelaki tadi sambil melirik dua temannya yang cuma senyum-senyum.
1906Please respect copyright.PENANABhr9ufA5xq
AISYAH
AISYAH
1906Please respect copyright.PENANAMgZ19fcR7U
“Iya deh, tak panggilin ya?” Aisyah setengah berlari ke kamar Uswatun. Pintunya tertutup rapat. Langkahnya berhenti di depan kamar karena mendengar suara rintihan seorang perempuan. “Mbak, mbak Us… Mbak tidak apa-apa?” Aisyah mengetuk pintu.
1906Please respect copyright.PENANAz8P61a6VvT
“Eungghhh… Aaunghhh… Mmmmmfff…” yang terdengar justru sahutan erangan Uswatun yang tengah menerima gempuran habis-habisan di vagina dan mulutnya.
1906Please respect copyright.PENANAoXOPTQwPHx
Aisyah memberanikan diri membuka pintu. Matanya langsung terbeliak melihat seorang gadis berjilbab terikat di ranjangnya, ditindih dua lelaki telanjang. Aisyah langsung berbalik, lari…
1906Please respect copyright.PENANAmJqOrrML8p
“Tolooongg… Tolooong…” teriaknya agak keras. Baru lima langkah berlari, Aisyah terpaksa berhenti karena tiga lelaki yang tadi di ruang tamu menghalangi jalannya.
1906Please respect copyright.PENANANQtDg72Kxz
“Ada apa, Mbak?” tanya yang berambut jabrik.
1906Please respect copyright.PENANA5ToqwDTraG
“Us-Uswatun… di-diper… kosa…” Aisyah terbata-bata.
1906Please respect copyright.PENANA1UWB0e78zt
“Ooo, dia tidak diperkosa kok. Mereka lagi bermain, nyoba-nyoba masukin kontol ke dalam tempik…” balas jabrik santai.
1906Please respect copyright.PENANADCqLlP9LkQ
AISYAH
AISYAH
1906Please respect copyright.PENANA5ASJ5fb1iN
Aisyah seperti mendengar petir saat lelaki di depannya mengatakan itu. Ia berupaya menghindar dan lari lagi. “Toollloooo… Mmmbbbppp…”
1906Please respect copyright.PENANAS9FGPGPrEA
Tapi dua lelaki langsung mencengkeram kedua lengannya dan salah satu membungkam mulutnya. Aisyah melotot ketakutan. Apalagi satu lelaki lagi menempelkan belati ke lehernya. “Jangan coba-coba teriak, mengerti!” desisnya.
1906Please respect copyright.PENANAd45I0l23cj
Aisyah mengangguk dan mulutnya tak dibungkam lagi. “Ja-jangan… perkosa saya…” ibanya.
1906Please respect copyright.PENANAkssXW3a899
“Seperti kami bilang. Kami tak akan memperkosa. Cuma memasukkan kontol-kontol kami ke dalam tempik kalian. Ingat, kamu hanya boleh merintih dan mengerang. Kalau coba-coba teriak, kamu bisa kehilangan ini…” laki-laki itu menekan pisau lebih keras ke leher Aisyah.
1906Please respect copyright.PENANARNVMJmgsQ9
“Aduduh, iya… iya… Lepaskan! Aduh…” Aisyah memekik. Lelaki di depannya mencengkeram payudara kanannya dari luar jilbab dan jubahnya. Begitu keras cengkeraman itu seolah gumpalan daging itu bakal lepas dari tempatnya.
1906Please respect copyright.PENANAz50Oejy5q0
“Awwhhh… Aawwhhhh…” Aisyah mengaduh ketika tiba-tiba dua hantaman tinju seperti disengaja diarahkan ke kedua payudaranya. Pukulan sekali lagi menghantam selangkangannya, membuatnya tersungkur di lantai dengan nafas tersengal.
1906Please respect copyright.PENANAmVnzY2hyfK
Aisyah tak bisa berteriak ketika salah satu lelaki merobek bagian bawah pakaiannya dan mengikat kedua tangannya ke belakang dengan sobekan kain itu. Lelaki itu merobek lagi jubah abu-abunya untuk menyumpal mulutnya.
1906Please respect copyright.PENANAPR2IaGqQUv
Mahasiswi se-Fakultas dengan Uswatun itu lalu dipaksa berdiri oleh seorang lelaki yang merengkuhnya dari belakang. Aisyah meronta dan merintih ketika melihat lelaki di depannya menyingkapkan jilbabnya ke pundaknya, lalu mencengkeram keras payudaranya lagi. Gadis asal desa perbatasan Yogya-Jateng itu makin ketakutan ketika jubahnya dilucuti.
1906Please respect copyright.PENANAYM32b2YeNL
Dua lelaki di depannya tertawa-tawa melihat gadis itu kini hanya mengenakan BH dan celana dalam. Aisyah merinding, apalagi saat lelaki yang memegang belati menurunkan pisaunya, melingkari gundukan daging payudaranya yang menyembul dari kantung BH.
1906Please respect copyright.PENANAHiGUTKt6J1
Lalu mata pisau menyelip di sambungan kantung BH. Sekali tarik, BH Aisyah putus dan langsung direnggut lelaki satunya. Gadis itu terisak saat sang lelaki menyentuhkan ujung belati ke dua putingnya yang mungil dan hitam. Sementara lelaki di belakangnya menggenggam kedua payudaranya yang montok sehingga terlihat makin menjulang.
1906Please respect copyright.PENANALlwzu4Wlk9
jilbab basah (3)
1906Please respect copyright.PENANAZY5p21KmcM
Aisyah gemetar ketika kemudian pisau itu ditempelkan ke bawah, lalu menyelinap ke balik celana dalamnya. Logam yang dingin menyentuh celah bibir vaginanya, membuatnya gemetar. Sekejap kemudian, celana dalamnya juga menjadi mangsa pisau itu. Kini tak ada seutas benang pun menutupi tubuhnya yang kuning langsat, kecuali sehelai jilbab di kepalanya dan kaus kaki krem di mata kakinya.
1906Please respect copyright.PENANAOXtyKOWNoG
Takut bercampur malu sungguh menyiksa Aisyah, sebab belum pernah orang lain melihat tubuhnya tanpa pakaian. Apalagi, tiga lelaki itu kini berebut meremas vaginanya yang berambut tipis.
1906Please respect copyright.PENANAN7H3TuaTUz
Aisyah putus asa. Air mata menitik dari kedua matanya. Tiga lelaki itu kini sudah melepas celana mereka dan memperlihatkan penis yang hitam dan besar. Aisyah dipaksa berbaring telentang di lantai saat lelaki yang memegang pisau mengangkat kedua belah kakinya ke atas.
1906Please respect copyright.PENANAUptZTfyTAG
“Ampuun… Oooohh… Jangan! Aaaaaakkhhh…”
1906Please respect copyright.PENANAunXLuQwcRt
Tanpa basa-basi, laki-laki itu memasukkan penisnya ke dalam vagina Aisyah. Mahasiswi cantik itu mengerang panjang merasakan vaginanya sangat pedih. Ia merasa ada yang koyak di dalam. Ia makin tak karuan ketika sumbat mulutnya dilepas lalu lelaki lain memaksanya mengulum penisnya. Sementara lelaki ketiga hanya meremas-remas buah dadanya, menarik-narik putingnya dan mencabuti bulu kemaluannya.
1906Please respect copyright.PENANAUocNdEBbEs
Setelah beberapa menit, lelaki yang merenggut mahkotanya mencapai klimaks dan menumpahkan sperma ke dalam rahimnya. Disusul oleh rekannya yang menumpahkan sperma di dalam mulutnya. Aisyah terbatuk sehingga semprotan sperma berikutnya menodai wajah lembutnya serta jilbab abu-abunya. Lelaki ketiga tak mau berlama-lama, memperkosa Aisyah yang lunglai dengan kasar, lalu menyemprotkan sperma ke wajahnya lagi.
1906Please respect copyright.PENANAtIqn8ftvio
***
1906Please respect copyright.PENANA3ePYJzBCzc
Mulut Aisyah yang penuh sperma sudah disumbat lagi. Ia masih terikat ketika diseret ke kamar mandi, lalu selang yang menyemprotkan air deras disodokkan ke vaginanya. Air yang mengalir ke luar berwarna merah bercampur lendir putih. Aisyah kelojotan menahan pedih.
1906Please respect copyright.PENANASB5NKi7bMd
Dari kamar mandi, tiga lelaki itu mengacungkan jempol kepada dua rekannya yang tadi mengerjai Uswatun. Pintu kamar Uswatun terbuka dan terlihat gadis itu pingsan. Ketiga lelaki itu lalu kembali ke ruang tamu, menunggu 4 gadis lainnya yang belum kembali.
1906Please respect copyright.PENANA1BY2lIT7Av
USWATUN
USWATUN
1906Please respect copyright.PENANA7rohzse4I3
Sementara dari dekat kamar mandi kembali terdengar jerit, atau lebih tepatnya, rintihan Aisyah yang diseret dua lelaki yang tadi memperkosa Uswatun. Dengan tangan tetap terikat, Aisyah dibaringkan di atas meja makan. Kakinya menjuntai ke bawah meja. Sobekan celana dalamnya kemudian disumpalkan ke mulutnya sendiri. Karena itu ia hanya bisa mengerang ketika vaginanya jadi sasaran pemuas mulut. Kedua payudaranya yang tak seberapa besar pun dicengkeram dan dijilati. Lalu, terasa vaginanya kembali disodok penis yang keras dan panjang. Aisyah mengerang panjang ketika kedua putingnya ditarik ke atas tinggi- tinggi. Otot-otot vaginanya berkontraksi ketika ia kesakitan. Akibatnya, pemerkosanya semakin terangsang untuk terus menyakitinya. Kali ini, sambil memaju-mundurkan penisnya, lelaki itu mencabuti sehelai demi sehelai rambut kemaluan Aisyah yang lebih lebat dari milik Uswatun.
1906Please respect copyright.PENANAi84HXrWEQ7
Aisyah terisak-isak ketika lelaki itu akhirnya usai dan menyemprotkan spermanya ke dalam rahimnya. Tapi itu belum berakhir. Lelaki kedua kini menekan-nekan anusnya dengan telunjuk. Diolesinya lubang sempit itu dengan sperma temannya yang meleleh keluar dari celah vaginanya.
1906Please respect copyright.PENANAO3bUE3dkIx
“Ngghhh… Ngghhhhh…” Aisyah melengkungkan punggungnya saat telunjuk lelaki itu mulai menyusup masuk. Lalu, satu jari lagi menyusul. Aisyah mengerang keras. Belum pernah ia merasakan sakit seperti itu. Apalagi kemudian dua jari lagi masuk. Lalu, dua telunjuk dan dua jari tengah, bergerak ke arah berlawanan, melebarkan lubang anusnya. Lelaki itu kini menempatkan kepala penisnya di lubang itu dan melepaskan tarikannya.
1906Please respect copyright.PENANA4eXnEgtGn1
Aisyah merintih. Sesuatu yang besar terasa mengganjal di pintu liang anusnya. Apalagi, lelaki itu kemudian mulai mendorong. Aisyah mengerang dan meronta sejadinya. Bagian bawah tubuhnya seakan terbelah.
1906Please respect copyright.PENANAIn2m0Puct6
AKHWAT MONTOK (2)
1906Please respect copyright.PENANA8i2fHbnRYv
Lelaki itu terus menyodominya. Tiap ditarik keluar, terlihat penisnya bernoda darah. Tetapi itu justru membuatnya makin bernafsu. Tangan kanannya meremas-remas kedua payudara Aisyah, seolah hendak meremukkannya. Tangan kirinya meremas vagina Aisyah dan dua jarinya masuk jauh ke dalam. Lalu dengan tusukan jauh ke dalam, lelaki itu menumpahkan spermanya ke dalam anus mahasiswi itu. Hanya beberapa saat sebelumnya, Aisyah pingsan.
1906Please respect copyright.PENANAO835V6wIKw
***
1906Please respect copyright.PENANABY6GRx8U8r
Dua jam lebih, kelima lelaki itu menunggu gadis lainnya datang. Aisyah masih pingsan di meja makan. Uswatun yang siuman tak mampu melakukan apapun. Namun, ketika seorang diantara pemerkosanya masuk kamar dan iseng mengolesi kedua puting dan klitorisnya dengan rheumason, ia kelojotan menahan panas.
1906Please respect copyright.PENANArZPnGhTIsW
Kelima lelaki itu nyaris bersorak ketika mendengar deru motor di depan rumah. Dari jendela ruang tamu terlihat, Halimah turun dari motor yang dikendarai seorang gadis berjilbab pendek. Mata kelima lelaki itu tak lepas dari sepasang payudara pengendara motor itu. Sebab, meski berjilbab, ia mengenakan kaus lengan panjang ketat berwarna pink, sewarna dengan jilbabnya. Saking ketatnya, bentuk tubuhnya begitu kentara, terutama tonjolan besar di dadanya. Bahkan, jilbab kecilnya tersingkap menampakkan leher T-Shirt yang lebar. Bahunya yang putih terbuka dan sebelah tali BH putih yang kecil terlihat di situ.
1906Please respect copyright.PENANAW5HxSjcFyZ
“Kita dapat dua lagi…” bisik pimpinan komplotan itu. Tapi ia kecewa melihat gadis itu kembali menstarter motornya. Kekecewaannya terobati begitu mendengar Halimah berkata, “Jangan lupa jemput jam 3 ya?”
1906Please respect copyright.PENANAK1vaip3EK1
Gadis berkaus ketat itu pun pergi. Dan kini Halimah dengan santainya masuk rumah, mendorong pintu ruang tamu yang sedikit terbuka.
1906Please respect copyright.PENANAgXONvsIwc3
“Eh, ada tamu. Cari siapa?” Halimah menyapa setelah agak terkejut melihat ruang tamu berisi 5 lelaki yang tak dikenal.
1906Please respect copyright.PENANAXAGl3TQhYl
“Cari Halimah dong…” kata pimpinan komplotan yang duduk tepat di sisi Halimah berdiri.
1906Please respect copyright.PENANAbqgHAK2hWm
“Cari saya? Ada perlu apa ya?” Halimah mengerutkan keningnya.
1906Please respect copyright.PENANAH5ekMu319J
HALIMAH
HALIMAH
1906Please respect copyright.PENANA8hFI4xALwH
“Perlunyaaa… mau lihat memek kamu…” sambil berkata begitu, lelaki itu menangkupkan telapak tangannya, tepat di pangkal paha Halimah.
1906Please respect copyright.PENANABTS2GU1hUa
“Aiiihhh…” Halimah berkelit mundur. “Jangan kurang ajar ya…” katanya.
1906Please respect copyright.PENANAgNUqNW0RoF
“Kami nggak akan kurang ajar kalau kamu tidak berteriak dan mau menurut perintah kami…”
1906Please respect copyright.PENANA56mRqzg3QI
Halimah ketakutan ketika melihat lima lelaki itu masing-masing menghunus pisau lipat. Ia mencoba lari, tetapi seorang di antara mereka sudah berdiri di depan pintu.
1906Please respect copyright.PENANAd7xUHgkr8r
“Kalian mau apa?” katanya lirih, wajah cantiknya pucat.
1906Please respect copyright.PENANAM59IpU47Se
“Seperti kubilang tadi, mau lihat memek kamu. Ayo, sekarang buka baju. Ayo, jangan sampai kami robek-robek bajumu dengan pisau ini,” sahut pimpinan komplotan.
1906Please respect copyright.PENANA8vcglPzPke
“Saya… saya…nggak mau…” sahut Halimah.
1906Please respect copyright.PENANADskUTZ9NPC
“Kalau nggak mau, kamu bisa bernasib seperti Uswatun dan Aisyah,”
1906Please respect copyright.PENANAAy62qQdRlo
“Uswatun… Aisyah… kalian apakan mereka?”
1906Please respect copyright.PENANAQMt5j2h7e2
“Coba kamu lihat sendiri. Kalau kamu tak ingin seperti mereka, cepat balik ke sini lagi.”
1906Please respect copyright.PENANA4bnsTSdQ6d
Halimah cepat berlari ke dalam. Sejurus kemudian terdengar Halimah memekik menyebutkan nama teman-temannya. Kelima lelaki itu tertawa- tawa. Tawa mereka makin menjadi melihat Halimah kembali kepada mereka dengan wajah panik.
1906Please respect copyright.PENANA1nfhTsTdtX
“Jangan… Jangan perkosa saya…” katanya lirih.
1906Please respect copyright.PENANAPu0Pm21prN
“Tentu tidak, sayang… Asal kamu menuruti semua perintah kami,” sahut pimpinan komplotan. “Nah, sekarang buka rokmu,” lanjutnya.
1906Please respect copyright.PENANAtm5dx6f2sv
Halimah gemetar. Di bawah tatapan 5 pasang mata, ia menurunkan ritsleting rok panjangnya. Di baliknya ada rok dalam. Itupun segera lepas. Halimah menunduk. Tangannya bersilangan di depan pangkal pahanya. Ia kini hanya memakai blus panjang 20 cm di atas lututnya dan jilbab yang juga panjang. Para lelaki itu berdecak melihat sepasang pahanya yang putih mulus.
1906Please respect copyright.PENANActtKLIPn7r
“Jilbab. Nggak usah dibuka, sampirkan ke pundak,” perintah pimpinan komplotan.
1906Please respect copyright.PENANAL8uzXAhQjl
Wajah Halimah makin merah padam saat blusnya akhirnya harus lepas. Lalu kaus dalam pun lepas. Tinggal kini jilbab, bra dan celana dalam putih yang menampakkan ketembaman bukit vaginanya.
1906Please respect copyright.PENANAtxeqrkKVcp
“Wow, kamu cantik sekali. Nah, sekarang keluarkan satu tetekmu!” teriak mereka.
1906Please respect copyright.PENANAL1GlhGFEYE
Halimah terisak. Tangannya gemetar menyelusup ke balik cup kanan BH-nya dan… kelima lelaki itu bersorak melihat payudara yang indah merojol dari wadahnya. Bulat putih mulus dengan puting mungil berwarna pink.
1906Please respect copyright.PENANABwxOwO0CMn
“Ayo, anggap saja kamu jualan susu. Bawa ke sini susu itu.” Halimah yang tak punya pilihan lain pun berkeliling. Satu demi satu srigala-srigala itu menjilat dan mengulum putingnya. Sementara tangan-tangan mereka mulai menjamah kemaluannya. Usai lelaki kelima ‘mimik cucu’, Halimah diminta berbalik.
1906Please respect copyright.PENANAUwrgKY1XMU
“Nah, sekarang bagian terpenting. Buka celanamu dan sekarang kamu jualan memek,” perintah pimpinan komplotan. Isak Halimah makin keras saat ia menurunkan celana dalamnya.
1906Please respect copyright.PENANAZN2Ia3IIl5
Kemaluannya yang berbulu tipis pun terbuka bebas. Edan, ia kemudian diperintah naik ke atas sofa ruang tamu dan mengangkangi satu persatu wajah kelima lelaki itu.
1906Please respect copyright.PENANA9Zwvd9uygF
Halimah kini menangis. Kelima lelaki itu menjilati vaginanya. Menguakkan labianya hanya untuk memasukkan lidah-lidah mereka.
1906Please respect copyright.PENANA0JokTqk17N
Akhirnya, begitu lelaki kelima usai, Halimah terkejut karena kedua tangannya diringkus ke belakang dan langsung diikat. “Eh…uhh…kok diikat sih?” katanya.
1906Please respect copyright.PENANArUzzsMpA8u
“Iya, supaya kamu nggak ngelawan. Soalnya pertama kali pasti sakit sekali…” Halimah terkejut, tetapi terlambat.
1906Please respect copyright.PENANAtHb1p8cJkI
“Ka-katanya… kalian nggak akan memperkosa saya…”
1906Please respect copyright.PENANAyzPVS4spTA
“Tadinya begitu… tapi melihat memekmu ini, jadi nggak tahan…”
1906Please respect copyright.PENANA1fznSEsa0M
Halimah panik. “Kalian bohong… kalian… penipu…” jeritnya.
1906Please respect copyright.PENANArCEN6kVyGo
“Bukan…bukan penipu. Tepatnya…pemerkosa,” sahut pimpinan komplotan sambil berdiri dan mendorong Halimah hingga jatuh terlentang di meja ruang tamu. Halimah berontak tapi seorang lelaki langsung mengangkangi wajahnya. Tanpa banyak kesulitan, lelaki itu menyumpal mulut Halimah dengan penisnya yang besar.
1906Please respect copyright.PENANAw9bvNndfh6
Halimah panik ketika merasakan sesuatu yang hangat dan keras menekan pintu liang vaginanya. Ketakutannya terbuktI ketika akhirnya ia merasakan sesuatu itu mulai menerobos dan… “Nggghhhh… Nnnggghhhhhhh… Mmffffff…” Halimah mengerang sejadinya saat lelaki itu dengan tiba-tiba mendorong penisnya jauh ke dalam vagina perawannya.
1906Please respect copyright.PENANArwySx39vYi
TOKET MONTOK (2)
1906Please respect copyright.PENANAj24W0nqmUL
Satu persatu kelima lelaki itu menumpahkan sperma ke mulut, rahim dan wajah lembut Halimah. Namun, ketika seorang di antara mereka menerobos anusnya, Halimah tak kuat lagi. Ia akhirnya pingsan. Tetapi tetap saja sperma lelaki itu ditumpahkan ke dalam anusnya.
1906Please respect copyright.PENANAMaduPbme4W
***
1906Please respect copyright.PENANADRfCxuheJ4
Uswatun, Aisyah dan Halimah masih pingsan. Aisyah di meja makan, Uswatun di kamarnya bersama Halimah yang masih terikat, dibaringkan di sebelahnya.
1906Please respect copyright.PENANA7RPGB7Pflz
Kelima lelaki itu masih belum puas. Tiga gadis belum cukup. Apalagi, masih ada empat lagi yang segera datang. Betul saja, sekitar pukul 13.30, terdengar deru sepeda motor langsung masuk ke garasi samping. Kelima lelaki itu mengintip dari ruang tamu.
1906Please respect copyright.PENANAwcpvABFJBi
Tampak seorang gadis berseragam blus panjang sepaha dan rok panjang abu-abu serta jilbab putih setengah berlari ke kamar mandi. Indah, gadis remaja itu begitu kebelet pipis. Sampai-sampai ia tak melihat ada apa di atas meja makan, 5 meter dari kamar mandi. Yang jelas, di kamar mandi, ia menarik ke atas rok panjangnya, menurunkan celana dalamnya dan jongkok. Lalu… cuuurrr…
1906Please respect copyright.PENANAGyNwtdj9EP
Usai membersihkan kelaminnya, dengan wajah lega Indah keluar kamar mandi. Namun…
1906Please respect copyright.PENANAyXZO21Qypd
“Eh, ada apa ini? Ehhh, Mbak Aisyah?” Indah terpekik.
1906Please respect copyright.PENANAwSzUagqJ8I
Di depannya, seorang lelaki meringkus Ummi. Di tangan lelaki yang meringkusnya ada sebilah clurit yang ditempelkan di lehernya, menekan jilbab gadis Jepara itu. Indah juga terkejut melihat Aisyah yang pingsan tergeletak telanjang di meja makan.
1906Please respect copyright.PENANAe0qaJiY1yJ
Ummi cuma bisa menggumam dan menggeliat-geliat ketika tiga lelaki di sekelilingnya meremas-remas payudara dan selangkangannya. Sementara Indah masih kebingungan.
1906Please respect copyright.PENANASZW0dQSkgm
“Oke adik kecil. Kamu lihat mbakmu di meja makan itu? Lihat juga yang di kamar ini…” kata seorang lelaki sambil membuka pintu kamar Uswatun. Indah memekik lagi melihat keadaan di dalam kamar.
1906Please respect copyright.PENANAiUh603KjYd
“Kalian… mau… apa…?” katanya gemetar.
1906Please respect copyright.PENANAxTt8Ne8lLk
“Nah. Itu pertanyaan bagus. Lihat clurit ini, siap memotong leher Mbakmu, kalau kamu membantah perintah kami. Oke, sekarang lepas rokmu. Perlihatkan kepada kami memek yang barusan kamu bersihkan itu,” lanjut lelaki itu.
1906Please respect copyright.PENANAkm1YXR0QMA
Wajah Indah pucat pasi. Ia berdiri gemetar.
1906Please respect copyright.PENANAImcRmQRVh8
UMMI
UMMI
1906Please respect copyright.PENANAMLl4JWNYs5
“Cepat…!!!”
1906Please respect copyright.PENANAwsSlB1dAJd
“Mmmmfff… Nngghhh…” Ummi meronta, clurit itu ditarik ke arah lehernya. Indah ketakutan. Cepat-cepat ia memelorotkan rok abu-abu panjangnya. Kelima lelaki itu berdecak melihat kemulusan paha Indah di bawah blus putihnya.
1906Please respect copyright.PENANArMZvbcEm3o
“Celana dalam juga!” lanjut lelaki yang meringkus Ummi. Ummi kembali mengerang saat clurit ditarik lagi ke arah lehernya. Indah memelorotkan celdamnya. Kelaminnya tak sampai kelihatan karena tertutup blus panjangnya.
1906Please respect copyright.PENANAAHnyBuaqbx
“Bagus, sekarang angkat bajumu dan kamu keliling tawarkan memek kamu.”
1906Please respect copyright.PENANAu08wN7YXgu
Indah perlahan mengangkat blusnya. Kelima lelaki itu kembali bersorak melihat vagina yang nyaris tak berambut itu. Apalagi, Indah kemudian berjalan mendekati mereka.
1906Please respect copyright.PENANAH7wy9sMfv3
“Siapa mau, siapa mau…” kata Indah lirih.
1906Please respect copyright.PENANACFL1Sr9XEp
“Mau apa? Bilang yang keras…”
1906Please respect copyright.PENANAWstrikvJNc
“Hiks… hiks… siapa mau… hiks… memek… siapa mau… memek… hiikkss…” Indah terisak.
1906Please respect copyright.PENANAjAp526h3C3
“Bilang… memek perawan gitu…”
1906Please respect copyright.PENANAWFcQtWmtRB
“Siapa mau memek… hiks…perawan…” kata Indah sambil berkeliling. Beberapa kali ia terpekik. Para lelaki yang didatanginya memegang- megang vaginanya dan menarik-narik rambut yang ada disitu.
1906Please respect copyright.PENANAXSEZGNvIDX
“Aku mau lihat memek perawan…” kata seorang di antara mereka lalu berjongkok dan memegangi pinggang Indah.
1906Please respect copyright.PENANAbqaToprpeX
Indah menggeleng-gelengkan kepalanya ketika lelaki itu mendekatkan wajahnya ke pangkal pahanya. Kumis lelaki itu membuatnya kegelian. Apalagi, kini ia merasakan bibir kelaminnya dikuakkan dan…
1906Please respect copyright.PENANAlnvg0Aj0e8
“Aeengghhh…” Indah merasa bagian dalam vaginanya dijilati. Sementara dua lelaki mengapit di kanan kirinya, mengangkat seragam putih lengan panjangnya sampai ke dada. Lalu bra-nya yang cuma ukuran 32 ditarik turun. Indah terisak, kedua lelaki itu kini mempermainkan payudaranya yang tengah tumbuh. Meremas-remas dan memilin-milin putingnya.
1906Please respect copyright.PENANAo9yUYqiBXf
ABG itu mengerang-erang ketika akhirnya tiga titik sensitif di tubuhnya diserang jilatan dan kuluman. Ia tak tahu, apakah yang dirasakannya adalah siksaan atau kenikmatan. Yang jelas, di tengah kejengahannya, ia merasakan sesuatu yang seolah meledak dalam dirinya dan membuat sekujur tubuhnya lunglai.
1906Please respect copyright.PENANA2F57muZSXQ
Sementara Ummi, mahasiswi di depannya, tersiksa bukan main melihat teman kos termudanya dilecehkan sedemikian rupa. Apalagi, ia sendiri menghadapi ancaman yang tak kalah menakutkan. Dua lelaki yang meringkusnya tengah mempermainkannya.
1906Please respect copyright.PENANA27ydz7dvoE
Jilbab coklat Ummi disampirkan ke pundaknya. Lalu, bajunya dilubangi selebar 10 cm dengan clurit, tepat di bagian tonjolan kedua payudaranya, sehingga menampakkan bra putihnya. Tepat di pucuk bra itu, dibuat lagi lubang seujung jari. Akibatnya, kedua puting Ummi nongol dari situ.
1906Please respect copyright.PENANAvz5LFKdkl8
“Tolong… jangan… kalian sudah perkosa… tiga teman kami… apa itu belum cukup…?!” katanya mengiba saat kedua putingnya ditarik-tarik melalui lubang kecil itu.
1906Please respect copyright.PENANAtFLLaFi3PN
UMMI
UMMI
1906Please respect copyright.PENANAIknutQ6NUC
“Wah, belum, Non. Kan di rumah ini ada 6 memek. Nanti kalau semua sudah kami perkosa, baru cukup…” sahut lelaki yang memegang clurit sambil mengakhiri kata-katanya dengan mengulum puting kiri Ummi. Lelaki di sebelahnya pun melakukan hal serupa pada puting kanan.
1906Please respect copyright.PENANAaiPzHRn7hD
Indah yang dirubung tiga lelaki kini betul-betul telanjang, kecuali selembar kain putih di kepalanya. Tubuhnya yang putih mulus basah kuyup oleh keringat dan liur ketiga lelaki itu.
1906Please respect copyright.PENANAl0ljGyc546
“Bawa sini anak manis itu…” kata pimpinan kelompok sambil tangannya yang berada di balik celana dalam Ummi terus meremas-remas.
1906Please respect copyright.PENANAJ7JuffiUom
Indah yang terus berlinang airmata kini berdiri berhadap-hadapan dengan Ummi yang tak kalah takutnya. ABG itu menggeliat ketika puting kanannya dipilin pimpinan kelompok.
1906Please respect copyright.PENANAAby8vNJaZn
“Nah, sayang… Mbakmu ini perlu solider dengan nasibmu kan? Oke, sekarang kamu telanjangi dia ya?” katanya sambil memperkeras pilinannya.
1906Please respect copyright.PENANAIZU9etBjSV
INDAH
INDAH
1906Please respect copyright.PENANAO6GNllPjpb
“Aduh… aduduh… iya… iya…” sahut Indah, lalu mulai melucuti kancing jubah coklat muda Ummi.
1906Please respect copyright.PENANAnXbfxUr9Vr
Tak lama kemudian, tak ada lagi yang melekat di tubuh gadis itu, kecuali jilbabnya. Tubuhnya bagus juga. Payudaranya tak besar, tapi tampak bulat dan berisi dengan puting yang mungil dan mengacung.
1906Please respect copyright.PENANAWfnLGPabiX
Pangkal pahanya tampak menggembung dengan sedikit rambut di situ. Ummi terisak-isak ketika ditelentangkan. Lalu Indah pun dipaksa tengkurap di atas tubuhnya dengan posisi ’69′. Kedua gadis itu kini dapat saling melihat kelamin mereka.
1906Please respect copyright.PENANA3fOFbuVmaU
“Ayo, sekarang mulai saling menjilat!” Para lelaki kemudian menekan kepala dan pantat Indah. Akibatnya, mulut Indah rapat ke vagina Ummi. Sementara vaginanya rapat ke mulut Ummi. Kedua gadis itu mengerang-erang dan mencoba memalingkan wajah mereka. Bibir keduanya terkatup, begitu pula mata mereka.
1906Please respect copyright.PENANARHDmVV8bDe
PLAKKK… PLAKKK…!!!
1906Please respect copyright.PENANAhpnkX3zBWv
“Awwww…” Indah menjerit. Kedua bulatan pantatnya ditampar keras sampai memerah.
1906Please respect copyright.PENANAdrNFOn4NbO
“Cepat jilat, jangan bikin kami marah. Dan pelototin memek di depanmu itu!”
1906Please respect copyright.PENANAkTHiuRfYQh
“Aduhhhhh…” giliran Ummi memekik. Rambut yang tak seberapa di vaginanya dijambak hingga tercabut sebagian.
1906Please respect copyright.PENANAdHDRbZCMGZ
“Kamu juga, jilatin memek di atasmu itu!”
1906Please respect copyright.PENANAvNsMNdpsoZ
Tak ada pilihan lain bagi keduanya selain mulai saling menjilat.
1906Please respect copyright.PENANAxIIzhv96LJ
INDAH
73152_1428404358680_1489973058_30937559_2605071_n
1906Please respect copyright.PENANA0FKrkPjQju
Kelima lelaki itu melotot memandangi adegan langka yang tak bakal ditemui di situs internet manapun, sambil sesekali mempermainkan payudara mereka. Keduanya mulai merintih-rintih setelah 15 menitan saling menjilat. Apalagi, 5 menit terakhir, bibir vagina mereka dikuakkan, sehingga lidah ‘lawan’ menyapu klitoris masing-masing.
1906Please respect copyright.PENANAdt0W2ZHhQX
Vagina keduanya kini tampak mengkilap. Basah oleh liur dan cairan yang keluar dari celahnya. Indah hampir menjerit ketika tiba-tiba kepalanya didongakkan dan tepat di hadapannya sebatang penis mengacung tegak. ABG itu tak kuasa menolak saat dipaksa mengulumnya.
1906Please respect copyright.PENANAWBO7QbjfZv
Lalu, kepala bagian belakangnya dipegangi dan penis itu pun digerakkan maju mundur di dalam rongga mulutnya. Indah ingin teriak, apalagi ia merasa sebatang telunjuk dipaksa masuk ke dalam anusnya. Tapi yang keluar hanya gumaman.
1906Please respect copyright.PENANAN3NudcT4jc
Ummi mengalami penderitaan serupa. Bahkan lebih parah. Dalam posisi berbaring, kepalanya dipaksa mendongak dan sebatang penis disodokkan ke rongga mulutnya. Posisi itu membuat kantung zakar lelaki di atasnya menutupi hidungnya hingga ia kesulitan bernapas.
1906Please respect copyright.PENANAp5B3LOHPMO
INDAH
INDAH
1906Please respect copyright.PENANAXHRIDdSOKV
Tapi untungnya tak lama. Lelaki itu segera menarik keluar penisnya yang tampak amat tegang dan basah oleh liurnya. Di tengah kelegaannya, Ummi mencemaskan nasib Indah. Sebab, dilihatnya kepala penis itu kini menekan pintu liang vagina Indah. Betul saja….
1906Please respect copyright.PENANAlsbG2xykxs
“Eungghhhhhh… Uummmffff… Eengggghhhh…” terdengar Indah mengerang keras dan tubuhnya meronta-ronta. Penis itu didorong dengan kekuatan penuh, menerobos segala halangan di dalam vaginanya.
1906Please respect copyright.PENANAWJweMsJ2X5
“Uuuuhhh… memek perawan yang hebat!” komentar pemilik penis itu. Ia merasakan penisnya seakan dicengkeram oleh dinding vagina Indah yang sempit. Namun bagi Indah, itu dirasakannya sebagai rasa pedih luar biasa.
1906Please respect copyright.PENANA2USpfKKqzM
Perlahan lelaki itu menarik mundur penisnya. Cengkeraman dinding vagina yang kuat dirasakannya sebagai kenikmatan luar biasa. Tapi tidak bagi Indah. Ia merasa seolah sebilah belati menyayat di dalam vaginanya. Lain lagi dengan Ummi. Ia bergidik melihat sepanjang batang penis di hadapannya berlumur lendir dan darah keperawanan Indah.
1906Please respect copyright.PENANAMYSlKlcdgS
Sekejap kemudian, kembali lelaki itu mendorong dengan kekuatan penuh. Kali ini ia tak ingin berlama-lama. Digenjotnya sekuat tenaga sambil berpegangan pada pinggul gadis remaja itu. Sampai akhirnya, Indah merasakan semburan panas di dalam rongga kelaminnya. Ia ingin teriak, tapi penis besar masih menyumbat mulutnya. Apalagi, selang beberapa detik kemudian, penis di mulutnya juga menyemburkan sperma.
1906Please respect copyright.PENANAPl2EFPiUKp
Indah nyaris tak sadarkan diri ketika penis di dalam mulutnya ditarik keluar. Seketika itu juga, kepalanya didongakkan dan rahangnya dikatupkan. Akibatnya, Indah terpaksa menelan cairan kental yang membuatnya mual itu.
1906Please respect copyright.PENANAHLeXxN6B3J
INDAH
INDAH
1906Please respect copyright.PENANAz6l7K3KEI5
Posisi itu membuat Indah menduduki wajah Ummi. Ummi pun mengalami hal serupa. Ia dipaksa membuka mulutnya. Perlahan, cairan putih kental bercampur darah Indah mengalir dari celah vaginanya dan masuk ke mulut Ummi. Ketika tetesan hampir berhenti, seorang lelaki di belakang Indah menyendoki sperma dari dalam vaginanya dan menyuapkan ke mulut Ummi yang tampak dipenuhi sperma pemerkosa Indah. Ummi pun menelannya dengan berjuta perasaan mual. Tapi itu belum seberapa. Seorang lelaki kini berada di tengah antara kedua kaki Ummi yang mengangkang. Kepala penisnya mulai menekan vagina Ummi. Ummi ketakutan tapi tak bisa apa-apa.
1906Please respect copyright.PENANAtbZjYog3sO
“Ayo, kamu harus lihat. Ini yang terjadi pada memekmu tadi!” pemilik penis itu memaksa Indah menunduk. Indah yang masih menahan sakit, terpaksa melihat saat penis lelaki itu siap menembus kelamin Ummi.
1906Please respect copyright.PENANAubJfegu6yi
“Aaarrgrrrhhh… Aarrrgghhhhh… Mmmmmppfff…” Ummi tak bisa teriak lebih keras lagi karena mulutnya penuh sperma. Tapi itu cukup untuk mengekspresikan kesakitannya saat penis lelaki itu menembus vaginanya dengan kekuatan penuh. Ummi terus mengerang dan merintih. Sebab, lelaki itu langsung menggenjot dengan kecepatan tinggi. Seolah ingin segera menyelesaikan. Gesekan yang ditimbulkannya menyebabkan pedih tak terkira.
1906Please respect copyright.PENANA0uL1cJ8oVG
Sementara di belakang, Indah menghadapi ancaman baru. Seorang lelaki mencoba melebarkan lubang anusnya dengan menusukkan jari yang sebelumnya dilumuri sperma di dalam vaginanya. Ketika dua jari dimasukkan ke situ, Indah menjerit kesakitan. Namun, belum lagi jeritannya bertambah keras, mulutnya sudah disumpal dengan celana dalamnya sendiri.
1906Please respect copyright.PENANAgcyufJOdKu
Akhirnya, yang ditakutkannya terjadi. ABG itu merasa bagian bawah tubuhnya terbelah saat anusnya ditembus penis lelaki di belakangnya. Lalu, lelaki itu pun menggenjot dengan kecepatan tinggi sambil kedua tangannya mencengkeram kedua payudara Indah dari belakang. Posisi itu membuat payudara gadis remaja itu seakan dibetot ke belakang. Indah tak kuat lagi, ia pingsan sesaat sebelum lelaki itu menumpahkan spermanya ke dalam anusnya. Ternyata, Ummi juga pingsan beberapa saat sebelum pemerkosanya menumpahkan sperma ke dalam vaginanya. Kendati demikian, seorang lagi tetap saja menyodominya. Tangan kedua gadis itu kemudian diikat ke belakang punggungnya. Mulut Indah dan Ummi pun disumbat celana dalam mereka sendiri. Keduanya kemudian dibiarkan tergeletak pingsan di dekat meja makan. Empat lelaki masih memperkuat ikatan ketika tiba-tiba terdengar bentakan.
1906Please respect copyright.PENANA5lnTZoGYP1
“Hei, apa-apaan ini!?”
1906Please respect copyright.PENANAb2lgb45zgO
KHUSNUL
KHUSNUL
1906Please respect copyright.PENANAotbsqrSQIo
Ternyata Khusnul, gadis tertua di kos-kosan itu. Khusnul terkejut bukan main melihat 5 lelaki bugil di situ, sedang tiga ‘adik’nya tergeletak telanjang di ruang makan. Melihat Khusnul datang, pimpinan komplotan itu langsung mendekatinya.
1906Please respect copyright.PENANAiGssaAIuEr
Namun di luar dugaan, gadis itu tiba-tiba melayangkan tendangan ke pangkal pahanya. Lelaki itu mengaduh dan jatuh telungkup sambil memegangi selangkangannya. Empat rekannya segera merubung Khusnul.
1906Please respect copyright.PENANAAJrGszTo8F
“Wah, cewek secakep kamu bisa karate juga ya?” kata salah satu dari mereka. Khusnul mencoba tenang. Dengan sikap waspada, ia memasang kuda-kuda.
1906Please respect copyright.PENANA7Pw0cDiklb
Ketika salah seorang dari mereka mendekat dengan tangan terbuka ke arah dadanya, Khusnul menyabetkan tasnya ke wajah lelaki itu. Hantaman yang telak. Lelaki itu membekap wajahnya yang sakit. Pandangannya pun nanar.
1906Please respect copyright.PENANAvbub92Vd1c
Namun, seorang lagi berhasil memeluk Khusnul dari belakang.
1906Please respect copyright.PENANAR1Mr0UOfxm
“Aiiihhh…” Khusnul memekik. Sebab, sambil memeluk itu, tangan lelaki itu dengan kurang ajar menangkap kedua payudaranya dari luar jubah dan jilbab besarnya.
1906Please respect copyright.PENANAxX0jegS34c
Dengan cepat Khusnul menyikut lelaki di belakangnya. Lelaki itu mengaduh dan pegangannya mengendur. Namun, posisi lemah itu, segera dimanfaatkan dua lelaki lainnya. Seorang dari mereka meninju tepat ke ulu hati Khusnul.
1906Please respect copyright.PENANAVjC0bpe2Ql
Khusnul mengaduh dan membungkuk. Lalu satu pukulan lagi menghantam bagian belakang kepalanya. Tak ayal lagi, ia jatuh telungkup. Setengah sadar, Khusnul merasa diseret. Lalu, kedua tangannya diikat dan dengan ikatan di tangannya itu, ia digantung di kusen pintu kamar Uswatun. Cukup tinggi, hingga ia berdiri jinjit.
1906Please respect copyright.PENANATqBX56uxsk
KHUSNUL
KHUSNUL
1906Please respect copyright.PENANAFN9gND2oIO
Perlahan kesadarannya bangkit. Di saat itulah ia melihat 5 lelaki bugil mengelilinginya dengan pandangan marah. Khusnul coba bicara, tapi tak bisa. Mulutnya disumpal celana dalam entah milik siapa.
1906Please respect copyright.PENANALY7LFpJjjT
“Cewek jalang, harus diberi pelajaran,” kata pimpinan komplotan.
1906Please respect copyright.PENANAvkuILdOQiS
“Eungghhhhhh… Eeungghhhh… Mmmmmffff…” Khusnul mengerang. Lelaki itu dengan marah mencengkeram selangkangan dan kedua payudaranya berulang-ulang.
1906Please respect copyright.PENANAcAvO9tV3Kp
Lalu, seolah balas dendam, lelaki itu menyuruh komplotannya menarik turun celana dalam Khusnul. Wajah Khusnul merah padam ketika jubahnya diangkat ke pinggang lalu celana dalamnya dilepas dan kakinya dikangkangkan.
1906Please respect copyright.PENANAR5YFnswQKz
“Memek yang cantik. Sayangnya… harus kurusak!” kata lelaki itu geram sambil menjambak rambut kemaluan Khusnul. Gadis itu mengerang lagi. Lelaki itu tiba-tiba mundur dan sebuah tendangan melayang tepat ke vagina telanjang itu. Suara berdebuk terdengar keras diiringi erangan panjang gadis itu. Vagina Khusnul langsung terlihat memerah.
1906Please respect copyright.PENANARJME4AJZhM
“Cukup. Skor satu sama. Sekarang telanjangi cewek ini. Kita lihat, kuat nggak memeknya lawan 5 kontol!”
1906Please respect copyright.PENANAGsJl5dpabX
Khusnul panik tapi tak bisa berbuat apapun. Kelima lelaki itu seperti kawanan serigala. Mencabik-cabik pakaiannya, hingga akhirnya tinggal jilbab dan kaus kaki yang melekat di tubuhnya.
1906Please respect copyright.PENANAioyTJFIltT
Sambil merokok, pimpinan komplotan itu berlutut di depan Khusnul. Jari- jarinya kemudian menguakkan bibir vagina Khusnul selebar-lebarnya, seolah hendak merobeknya. Khusnul mengerang kesakitan. Tapi itu belum apa-apa. Lelaki itu mendekatkan wajahnya ke arah pangkal pahanya.
1906Please respect copyright.PENANAQExkEJbTGv
KHUSNUL
KHUSNUL
1906Please respect copyright.PENANANbw85U6xC8
CESSSSSS…
1906Please respect copyright.PENANAeO1kVEy5SP
“Euuungggggggghhhhhhhhhhh…!!!” Khusnul mengerang keras dan panjang. Kepalanya digeleng-gelengkannya menahan sakit. Rokok di mulut lelaki itu masuk jauh ke dalam liang kelaminnya yang basah dan padam disitu. Lelaki itu meninggalkan rokoknya terjepit vagina Khusnul dan hanya tampak bagian filternya saja.
1906Please respect copyright.PENANAknkO2KZRHf
Sementara Khusnul masih mengerang dan air mata menitik dari kedua matanya. Tubuhnya yang tergantung kini diputar menghadap ke dalam kamar. Matanya membelalak melihat Uswatun dan Halimah terikat dan telanjang bulat di ranjang. Dua temannya yang sudah siuman pun sama takutnya melihat Khusnul yang tengah dipermainkan. Entah berapa pasang tangan meremas-remas keras kedua payudaranya, memilin dan menarik- narik putingnya.
1906Please respect copyright.PENANAhbGvWV9ZX2
Khusnul ketakutan ketika lelaki di depannya menyalakan sebatang rokok lagi. Ia mengerang dan meronta sejadinya waktu api dari korek gas didekatkan ke selangkangannya. Dan…api itu membakar rambut kemaluannya. Panas, tapi tak sampai melukai kulit kelaminnya. Aroma rambut terbakar memenuhi kamar Uswatun. Khusnul mengerang saat kelaminnya diremas-remas dan dengan tiba-tiba rambut yang tersisa dijambak. Saat itulah dilihatnya seorang lelaki mendekati Uswatun dan Halimah. Kedua gadis itu mengerang saat jari telunjuk dan tengah kanan dan kiri lelaki itu ditusukkan jauh ke dalam kelamin keduanya.
1906Please respect copyright.PENANAyuYUh65axv
Lelaki itu kini berdiri di hadapan Khusnul sambil mengacungkan empat jari berlumur sperma. “Aku masih kasihan sama kamu. Ini supaya kamu nggak terlalu kesakitan,” katanya sambil menyusupkan dua jari ke liang vagina Khusnul.
1906Please respect copyright.PENANAwgh4ELTUX4
KHUSNUL
KHUSNUL
1906Please respect copyright.PENANAlYJ1eTiTbM
Masuk dua ruas, Khusnul menggeliat-geliat. Lelaki itu menggerakkan jarinya memutar, seolah hendak melumasi pintu lubang kemaluan gadis itu.
1906Please respect copyright.PENANAnEsfMmCqNs
“Sudah siap, bos. Silakan menikmati memek perawan sok tahu ini!” katanya kepada pemimpin gank itu. Celah vagina Khusnul kini tampak mengkilat.
1906Please respect copyright.PENANAgs45TnPTSa
Khusnul panik. Ia melihat lelaki itu mendekat dengan penis yang panjang dan besar, mengacung ke arah pangkal pahanya. Ia mengerang-erang saat mulai merasakan benda itu menekan liang vaginanya. Sperma yang dioleskan tadi memudahkan kepala penis itu masuk. Tapi cuma berhenti di situ. Sebab, lorong selebihnya betul-betul kering.
1906Please respect copyright.PENANAF86izcilUi
Khusnul mulai kesakitan. Apalagi, di belakang lelaki dengan jari berlumur sperma menusuk anusnya dengan telunjuk. Lalu, dua jaripun menusuk-nusuk lubang sempit itu. Kepala gadis itu terdongak ketika salah satu putingnya dihisap kuat-kuat dan tiba-tiba saja digigit agak keras. Rasa sakit di pucuk payudaranya belum lagi hilang, lelaki di depannya mendengus lalu mendorong pinggangnya maju. Suara erangan Khusnul seperti hewan disembelih saat vaginanya akhirnya ditembus. Tapi itu belum seberapa, seorang lagi menyodominya. Gadis itu kini bagai sepotong sosis yang terjepit roti sandwich.
1906Please respect copyright.PENANADSa00DFil5
Kelima lelaki itu seperti kesetanan. Begitu satu lelaki selesai menumpahkan spermanya di dalam vagina maupun anus Khusnul, lelaki yang lain langsung menggantikannya. Tepat saat lelaki kelima menyelesaikan hajatnya, Khusnul pingsan. Kepalanya terkulai lemah.
1906Please respect copyright.PENANAYP6lVLoVzh
Kelima lelaki itu tertawa-tawa sambil memandangi korban terakhir mereka. Dari celah pangkal paha Khusnul mengalir sperma bercampur darah keperawanannya. Tubuh Khusnul kemudian diturunkan dari gantungan.
1906Please respect copyright.PENANAup9kF2vzAk
Namun, kedua tangannya kembali diikat ke belakang tubuhnya. Giliran Uswatun dan Halimah yang berbaring bersebelahan yang ketakutan. Sebab, Khusnul diangkat seorang lelaki dengan posisi kaki mengangkang. Dari celah vaginanya masih terlihat cairan putih menetes-netes.
1906Please respect copyright.PENANARQGHfnMkzP
KHUSNUL
KHUSNUL
1906Please respect copyright.PENANAmNKTQv07Kn
Uswatun menggeleng-geleng ketika selangkangan Khusnul didekatkan ke wajahnya. Tapi tak urung wajah lembut gadis itu pun ternodai tetesan sperma dari vagina Khusnul. Halimah pun diperlakukan serupa, sebelum akhirnya Khusnul dibaringkan di sebelah mereka.
1906Please respect copyright.PENANARwknDq5lbg
Kelima lelaki itu tak juga lelah mempermainkan korban-korbannya. Pemandangan di kamar itu sungguh beraroma nista. Lima lelaki telanjang bulat dengan tubuh mengkilap karena keringat, merubung tiga gadis berjilbab, tetapi terbuka total di bagian bawahnya. Tak bosan- bosannya mereka meremas-remas payudara ketiga gadis itu. Pimpinan komplotan itu masih juga dirasuki dendam kepada Khusnul. Ia ingin gadis itu merasakan penderitaan. Disulutnya rokok, asapnya dihembuskan ke wajah Uswatun. Gadis itu memalingkan wajahnya. Tapi mendadak terdengar erang kesakitan Halimah. Sebabnya, lelaki itu menyetuhkan batang korek api yang telah padam ke puting susunya. Meski sudah padam, panasnya masih menyakiti bagian sensitif itu.
1906Please respect copyright.PENANAeTpqzz8gk8
“Yuk, bangunin cewek ini. Kita kerjain sampai dia betul-betul kapok,” katanya. Sambil berkata begitu, ia menarik-narik kedua puting Khusnul yang masih pingsan. Lalu, disentuhnya pelan puting kanan Khusnul dengan ujung rokoknya. Spontan terdengar erangan gadis itu. Matanya berkerjap- kerjap dan keningnya berkerut. Belum lagi ia sadar sepenuhnya, giliran klitorisnya disundut rokok. Kali ini tubuhnya mengejang dan dari mulutnya terdengar erangan panjang.
1906Please respect copyright.PENANAIsuWqmy8hS
“Hahaha… bagus kamu sudah bangun. Sebab, kamu harus merasakan sakitnya!” kata pemimpin komplotan sambil menjepit dua puting Khusnul kuat-kuat dan menariknya ke atas hingga punggung gadis itu melengkung.
1906Please respect copyright.PENANAXhBJ26iagZ
Dari kaki ranjang, ia mengambil handuk kecil dan membungkus dua jarinya dengan handuk putih itu. Khusnul meronta-ronta ketika jari terbungkus handuk itu ditusukkan ke liang vaginanya. Di dalam, jari lelaki itu bergerak berputar, menyapu segenap sudut vagina Khusnul.
1906Please respect copyright.PENANAwUQyJ6qcDM
Pedihnya tak terkira. Ketika ditarik keluar, handuk putih itu terlihat bernoda lendir putih bercampur noda merah. Tak cuma Khusnul, Uswatun dan Halimah pun mengalami hal serupa. Keduanya mengerang dan meronta dengan sia-sia.
1906Please respect copyright.PENANA5ktaskJC7k
Lalu kelima lelaki itupun mengulangi lagi perkosaan atas ketiganya. Vagina yang kering membuat ketiganya kembali merasakan pedih yang amat sangat. Untuk pertama kali, Khusnul harus menahan mual di antara rasa sakitnya, sebab mulutnya dipaksa mengulum penis salah satu pemerkosanya.
1906Please respect copyright.PENANAuoEk7FF0OP
Yang paling menyiksanya dan nyaris membuatnya kembali pingsan adalah saat ia dipaksa menerima penis seorang lelaki di dalam vaginanya dalam posisi duduk. Begitu penis itu menancap jauh, tubuhnya ditarik pemerkosanya ke belakang, hingga kini ia berbaring di atas perut pemerkosanya. Lalu, dari depan, seorang lelaki memaksa penisnya masuk ke dalam vaginanya yang telah dipadati sebatang penis. Kalau saja mulutnya tak tersumpal penis, Khusnul pasti sudah menjerit histeris, karena sakit yang luar biasa.
1906Please respect copyright.PENANAxVMnqAz4sU
KHUSNUL
KHUSNUL
1906Please respect copyright.PENANA2nRqk6TpUz
Tapi ternyata itu baru permulaan. Sebab, kelima lelaki itu menuntaskan hajat mereka dengan menumpahkan sperma ke dalam mulut gadis itu.
1906Please respect copyright.PENANAq8EcAAuDeP
Gadis itu lalu dipaksa berdiri lagi merapat ke lemari dan diikat dengan tangan ke atas. Posisi itu membuat payudaranya membusung. Para lelaki kemudian mengikat pangkal payudaranya dengan tali rafia hingga kedua buah dadanya melembung seperti balon dan merah tua karena darah mengumpul di situ.
1906Please respect copyright.PENANAcaFjULckdf
Tak hanya itu kedua putingnya kemudian diikat dengan sehelai benang. Di ujung masing-masing benang diikatkan sebuah batu baterai besar. Khusnul merintih-rintih menahan pedih. Sementara dari sudut bibirnya menetes sperma para pemerkosanya.
1906Please respect copyright.PENANABq01nznZRJ
***
1906Please respect copyright.PENANAqhNz0NS54h
6 gadis masih tak berdaya di tempat masing-masing usai rangkaian pemerkosaan brutal itu. Sementara para pemerkosanya kembali duduk santai di ruang tamu. Mereka merancang sebuah rencana panjang atas para korbannya sambil menunggu seorang lagi yang bakal datang pukul 15.00.
1906Please respect copyright.PENANAcuiJe1qjmZ
Yang mereka tunggu pun datang, tepat pukul 14.50. Seorang gadis mungil berkaus ketat lengan panjang merah jambu dan jilbab pendek sewarna. Penampilannya khas gadis masa kini. Berjilbab, tetapi keseksian tubuh justru ditonjolkan. Itu pula yang terlihat padanya.
1906Please respect copyright.PENANAQBrULIcIsR
Gundukan kecil sepasang payudara tampak mencuat di balik kaus ketatnya. Begitu ketatnya, sampai-sampai garis branya tercetak jelas di sana. Sementara celana kaus ketat hitamnya pun memperlihatkan lekuk pangkal pahanya dengan jelas. Pemandangan indah itulah yang disaksikan para lelaki dari balik kaca ketika gadis itu mengetuk pintu.
1906Please respect copyright.PENANAFpEj2CDqKp
Pintu dibuka. Gadis itu tampak agak terkejut melihat 5 lelaki di ruang tamu.
1906Please respect copyright.PENANAclJd5UyAgw
“Silakan masuk Mbak, sudah ditunggu Mbak Halimah,” kata yang membuka pintu.
1906Please respect copyright.PENANAW791AAfbtR
Tapi gadis itu berusaha tak peduli. Ia pun duduk di kursi kosong, terpisah dari para lelaki.
1906Please respect copyright.PENANAvrlQAgM1YC
“Teman kuliah Mbak Halimah ya?” tanya pimpinan komplotan.
1906Please respect copyright.PENANAL9RPXHZ5r0
“Bukan,” jawabnya singkat.
1906Please respect copyright.PENANA96pcGOpVbt
“Eh, mbak siapa namanya, kuliah di mana?” lanjut lelaki itu sambil mengulurkan tangan dan menyebutkan namanya. Tak ingin bersikap kaku, gadis itu membalas jabat tangan lelaki itu.
1906Please respect copyright.PENANAn97Kq4s4p3
“Lina. Saya nggak kuliah kok,” sahutnya sambil sedikit tersenyum.
1906Please respect copyright.PENANAiHlgMtGVAJ
“Oh, kerja ya, Mbak? Di mana?”
1906Please respect copyright.PENANA236EpGy1c4
“Saya wartawan…” lanjut Lina. Gadis itu agak menikmati kekaguman yang terpancar di wajah para lelaki. Tapi ia tak sadar, di balik pandang kagum itu tersimpan nafsu yang besar.
1906Please respect copyright.PENANAAIZC7QSgYW
“Wah, hebat. Tapi jadi wartawan bahaya lho buat perempuan secantik Mbak,” lelaki itu mulai menebar perangkap.
1906Please respect copyright.PENANAqDHDbozWAI
Wajah Lina memerah, setengah senang setengah malu, selebihnya mulai jengkel. “Ah, biasa saja,” katanya.
1906Please respect copyright.PENANATZwnxgRSPc
“Betul, Mbak, bahaya. Apalagi, biar pakai jilbab, Mbak kelihatan seksi lho!”
1906Please respect copyright.PENANAxJFwoLoBGO
“Mbak Halimahnya mana sih?” sahut Lina coba mengalihkan perhatian.
1906Please respect copyright.PENANAG4DO4Ah4Gj
“Ngomong-omong, itu susu ukuran berapa sih?” lanjut lelaki itu diikuti tawa teman-temannya.
1906Please respect copyright.PENANAbEK5XwKMv1
LINA
LINA
1906Please respect copyright.PENANATTn3InkDxw
Lina kini kelihatan marah. “Kalian ngomong apa sih? Jangan kurangajar gitu dong!” katanya sambil berdiri.
1906Please respect copyright.PENANAcP3BLVwSgm
“Eh, jangan marah gitu, mbak. Saya kan cuma tanya ukuran susu. Pegang juga belum,” kata lelaki itu.
1906Please respect copyright.PENANAh48OQGJWws
“Ihh, sebel!” kata Lina sambil berbalik ke arah pintu.
1906Please respect copyright.PENANA5rqNLVxnWf
Tapi tiba-tiba tubuhnya direngkuh dari belakang dan sebilah belati menekan lehernya.
1906Please respect copyright.PENANAhDbi6uwQqA
“Aiiii… ap-apa-apaan ini,” katanya coba meronta. Tapi tubuh mungilnya kalah kuat. Ia didorong ke tengah para lelaki.
1906Please respect copyright.PENANA5pABtIsXal
“Nggak usah ribut, sayang. Nurut saja, kalau nggak ingin susu kecil ini copot dari badanmu,” kata pimpinan komplotan sambil menjumput gundukan kecil di dada Lina. Lina menggigit bibirnya menahan ngilu.
1906Please respect copyright.PENANAzrNcw7xHSa
Ia kini tak berdaya, sebab kedua tangannya diikat ke belakang. Maka leluasalah para lelaki menjamah sekujur tubuhnya. Payudaranya yang cuma sekepalan tangan mungilnya menjadi sasaran favorit. Bahkan, dari luar t-shirt ketatnya, seseorang menemukan putingnya dan terus memilin-milinnya.
1906Please respect copyright.PENANAG7SPLx0vey
“Awwwhhh… aduhhh, sudah dong… aduhhhh, lepaskan saya… aduhhh… saya janji nggak lapor polisi… aduduh… mmmfff…” Lina makin kesakitan, tapi ia tak bisa berteriak. Salah satu lelaki menciumnya dengan amat bernafsu, sementara pangkal pahanya diremas-remas dengan kasar. Begitu pula kedua gundukan pantatnya.
1906Please respect copyright.PENANA9roQiSaWXZ
Lina kini dibaringkan di meja ruang tamu. Kedua kakinya ditekuk ke atas hingga mengangkang seluas-luasnya. Lina nyaris menjerit ketika melihat sebatang penis besar di depan wajahnya. Tapi mulutnya langsung terbungkam karena penis itu dipaksa masuk ke mulutnya yang mungil.
1906Please respect copyright.PENANAZkhzfUZFrN
Gadis itu betul-betul tak berkutik. Ia merasakan t-shirtnya ditarik ke atas, lalu bra-nya dibetot hingga putus. Lina nyaris menggigit penis di dalam mulutnya karena sakit luar biasa akibat kedua putingnya dijepit dan ditarik-tarik.
1906Please respect copyright.PENANABSMUSKEgJZ
Lina makin panik waktu celana kaus ketatnya di bagian pangkal paha digunting hingga memperlihatkan celana dalam putihnya. Cd-nya pun mengalami hal serupa, sobek di bagian tengah. Para lelaki berebut melihat dari celah itu, vaginanya yang mulus, nyaris tanpa rambut.
1906Please respect copyright.PENANA6l8I4cBrDd
Tubuh Lina mengejang dan dari mulutnya yang terbungkam terdengar erangan kesakitan. Ternyata pimpinan komplotan menusukkan satu jarinya ke liang vaginanya sejauh-jauhnya. Keperawanannya hilang hanya oleh satu tusukan.
1906Please respect copyright.PENANA5K28KnEpz9
Pedihnya belum hilang saat penis yang beberapa kali lipat lebih besar dari jari, ganti menusuk vaginanya.
1906Please respect copyright.PENANAygrnDHjPlq
“Hebat… aku dapat memek wartawati. Hihhh… hihhh…” katanya sambil mendorong pinggangnya jauh, sekuat tenaga.
1906Please respect copyright.PENANAZLfMuPOb3b
Lina nyaris pingsan ketika semburan cairan kental memenuhi rongga mulutnya, lalu menyusul cairan yang hangat di dalam rongga vaginanya.
1906Please respect copyright.PENANAromUeebjG8
Tapi para lelaki tak memberinya kesempatan beristirahat. Segera saja ada yang menggantikan posisinya. Darah menodai pangkal pahanya. Tapi itu tak membuat seorang di antara mereka menusukkan penisnya ke anusnya yang sempit. Kali ini Lina mencapai batas kemampuannya. Ia pingsan. Tapi tetap saja perkosaan berlanjut, sampai semua lelaki kehabisan tenaga, membiarkan Lina tergeletak dengan paha mengangkang yang memperlihatkan gumpalan sperma bernoda darah di situ, serta mulut mungilnya yang meneteskan sperma. Sepasang payudaranya yang mungil tampak merah kebiruan bekas remasan kasar. Salah satu putingnya lecet dan menitikkan darah.
1906Please respect copyright.PENANAYn1CQGtx5C
***
1906Please respect copyright.PENANAwtchjEXaV1
Para pemerkosa itu tampaknya belum betul-betul puas. Mereka memasukkan motor Lina ke garasi dan mengunci rapat pagar rumah serta menutup korden ruang tamu. Kini tak ada yang mengira ada kehidupan di dalam. Para tetangga pun menyangka para mahasiswi yang kos di situ tengah pulang kampung.
1906Please respect copyright.PENANAM0qN8RLAO0
Hari mulai gelap ketika 7 gadis berjilbab dikumpulkan di ruang tengah. Semua telah sadar dari pingsannya. Dan semua kini dalam ketakutan luar biasa. Kelima lelaki itu di depan mereka masing-masing memegang sebuah botol minuman keras dan menenggaknya.
1906Please respect copyright.PENANAluE7M8wHBJ
Para gadis dalam kelelahan dan kesakitan luar biasa. Mereka tak punya keberanian lagi untuk melawan, apalagi di tangan para lelaki tergenggam berbagai senjata tajam. Tapi mereka agak lega ketika satu persatu diperintah untuk mandi di kamar mandi yang terbuka dan kembali berpakaian rapi, namun tanpa pakaian dalam lagi. Kini di ruang tengah itu berkumpul 7 gadis berjilbab.
1906Please respect copyright.PENANA6SX8mU867t
LINA
LINA
1906Please respect copyright.PENANAKDS2WDSTiL
“OK, sekarang waktunya pesta. Kamu berdiri, kita akan buat album foto!” pimpinan komplotan menunjuk Lina.
1906Please respect copyright.PENANAIdNsji7m2h
Gadis mungil itu ketakutan. Perlahan ia berdiri di depan 6 temannya. Pangkal celananya yang sobek tak begitu tampak. T-shirt ketatnya masih menampakkan bentuk payudaranya yang tak seberapa besar. Kali ini putingnya tampak membayang, karena ia tak mengenakan bra.
1906Please respect copyright.PENANAXBVFbHvQZ5
“Ayo, joget dan mulai lepaskan baju dan celanamu. Jilbabmu nggak usah dilepas,” lelaki itu melanjutkan. Kebetulan TV menyiarkan lagu-lagu dangdut.
1906Please respect copyright.PENANAvZ8MCtkg4H
Dengan iringan dangdut itulah Lina mulai bergoyang. Kilatan lampu blitz menerpa tubuhnya saat ia mulai melepas celana panjang ketat disusul celana dalamnya.
1906Please respect copyright.PENANALJRmsPp1oN
Lalu, t-shirtnya pun lepas. Sementara para gadis dipaksa memperlihatkan kegembiraan dengan bertepuk tangan dan tertawa-tawa. Ketika Lina usai, ia ganti duduk di tengah rekannya yang lain. Lalu, gadis-gadis lain mendapat giliran menari striptease. Dari keadaan tertutup rapat, gadis-gadis itu kini telanjang bulat, kecuali jilbab di kepala mereka.
1906Please respect copyright.PENANApir4Kq8UvX
Ketujuh gadis itu kemudian difoto dengan beragam pose. Termasuk di antaranya pose seolah mereka sedang berpesta lesbian. Uswatun difoto dalam keadaan berdiri dengan Khusnul di bawah menjilati selangkangannya, sedang di belakangnya Halimah memegangi kedua payudaranya. Ketujuh gadis itu juga difoto saat mulut mereka mengulum penis. Khusnul bahkan difoto dengan leher botol menusuk vaginanya dan kedua putingnya dihisap Inda dan Aisyah.
1906Please respect copyright.PENANANy8pu4h1zD
Usai sesi fotografi itu, ketujuh gadis dibaringkan di lantai dan satu persatu para lelaki kembali menyetubuhi mereka. Pesta gila itu berlangsung semalam suntuk. Ketujuh gadis berulangkali pingsan akibat kelelahan dan sakit amat sangat. Menjelang pagi, baru para lelaki itu merasa puas. Tapi mereka tak segera pulang. Setelah ketujuh gadis itu betul-betul siuman, mereka kembali dikumpulkan di ruang tengah, masih tanpa busana dan jilbab yang kusut serta sekujur tubuh yang basah oleh sperma.
1906Please respect copyright.PENANA0FWWtFgpoB
“Oke, kalian semua sungguh memuaskan. Tapi ingat, lain kali kami akan datang lagi kapanpun kami mau. Atau, kalian yang datang ke mana kami perintahkan. Ingat, foto-foto kalian akan tersebar di kampus dan di internet jika kalian berani bicara kepada siapapun,” kata pimpinan komplotan itu.
1906Please respect copyright.PENANAWdFD2iRz6c
“Mengerti?!” katanya sambil meremas payudara Khusnul. Gadis itu mengangguk lemah. Pertanyaan serupa diajukannya kepada 6 gadis lainnya, juga sambil mencengkeram payudara mereka.
1906Please respect copyright.PENANAFwwE5jyI6z
***
1906Please respect copyright.PENANAGCxi2GCqxB
Lima lelaki itu telah pergi. Tujuh gadis di rumah itu saling berangkulan sambil terisak-isak. Mereka tak tahu apa yang harus mereka lakukan. Tapi mereka sadar, mereka kini telah jadi budak seks lima lelaki itu.
ns18.118.95.74da2