Aku terlahir dari keluarga yang sederhana. Saat aku kelas 2 SD, ibu memutuskan untuk bercerai dengan ayah. Alasannya karena tabiat ayah yang suka berselingkuh. Ibu akhirnya memutuskan untuk menjadi TKW. Awalnya aku tinggal dengan nenek dari ibu, tapi dua tahun kemudian, aku ikut ayah karena nenek meninggal. Aku tinggal bersama orang tua ayah karena ayahku sering kerja keluar kota sebagai sopir sebuah perusahaan.
1308Please respect copyright.PENANAUGlQaqpP7R
jilbab montok (1)
1308Please respect copyright.PENANAzxKnVTyLPr
Ayah sudah menikah lagi dengan wanita muda, tapi hanya bertahan kurang dari setahun. Kemudian saat aku kelas 5 SD, dia menikah lagi dengan wanita yang sudah mempunyai anak. Aku sempat dibawa ayah pindah, tapi kembali, saat aku masuk kelas satu SMP, mereka berpisah lagi. Akhirnya, saat di pertengahan kelas dua SMP, kembali ayah menikah. Kali ini bersama wanita tanpa anak, sebut saja namanya bu Siti, wanita alim dan berjilbab yang berusia hampir 30 tahun.
1308Please respect copyright.PENANAHRFzxeZYzS
Aku kembali dibawa ayah, karena bu Siti punya rumah dan hanya tinggal sendirian. Bu Siti di mataku merupakan wanita yang baik dan murah senyum. Saat pertama ketemupun, aku sudah akrab dengannya, karena dia sangat berbeda dengan dua ibu tiriku sebelumnya yang kadang mengajakku bicara hanya jika ada ayah saja. Bu Siti sangat memperhatikan keperluanku, bahkan sangat detail. Dari pelajarang sampai makan pun sering kali dia ingatkan. Sungguh, aku melihatnya sebagai wanita sempurna pengganti ibuku.
1308Please respect copyright.PENANAjfqCaTSQHD
Karena bu Siti punya usaha sendiri -jualan makanan ringan yang dia buat lalu dia titipkan di toko-toko- dia dengan leluasa memberiku uang jajan, bahkan sering kali berlebih. Dia hanya menyuruhku untuk menabung kalo ada sisa uang jajan.
1308Please respect copyright.PENANArA1QTI4AyM
jilbab montok (2)
1308Please respect copyright.PENANAmXFCkjr5W4
Empat bulan pertama perkawinan mereka, sungguh kelihatan bahagia. Tapi kemudian ketika ayah jadi sering keluar kota. Bu Siti kelihatan sering sedikit murung, apalagi jika ditinggal agak lama. Tapi biasanya ketika ayah kembali, kemurungannya seperti sirna. Sungguh, lama-lama aku bisa merasakan bahwa dia sangat kesepian kalau ditinggal ayah. Tapi di depanku, dia selalu berusaha bersikap tanpa masalah. Bahkan kadang, tak jarang jika dia jenuh, dia mengajakku ke kota, sekedar makan bakso atau membelikanku pakaian. Sungguh aku bahagia dengan perhatian beliau.
1308Please respect copyright.PENANAmPn89eCHOQ
Sampai akhirnya, ketika aku liburan kenaikan ke kelas tiga SMP, kulihat bu Siti kembali murung karena ayah pergi sudah hampir empat hari. “Ayah memang pulangnya kapan, bu?” tanyaku.
1308Please respect copyright.PENANAhuhd1TCwVg
“Katanya semingguan,” jawab bu Siti.
1308Please respect copyright.PENANADwmzXVnhzs
“Ibu jangan murung aja, kan ada aku yang menemani disini.” kataku.
1308Please respect copyright.PENANAIp32yC3Ip1
Bu Siti tersenyum, ”Nanti malam tidur di kamar ibu lagi ya?” katanya.
1308Please respect copyright.PENANAWFgwh9FzLN
Aku mengangguk. Kadang memang ketika ayah pergi, aku tidur di kamar ayah. Aku tidur di lantai, sementara ibuku di ranjang. Malam itu, saat hendak memejamkan mata, kulihat bu Siti gelisah di atas ranjangnya. Dia sudah melepas jilbabnya, bisa kulihat rambut hitamnya yang lurus sepunggung. Aku kasihan kepadanya, tapi aku tak bisa melakukan apa-apa.
1308Please respect copyright.PENANAgDPRSvGyCu
jilbab montok (3)
1308Please respect copyright.PENANAJmpfnpzzzO
Esok harinya, badanku sedikit demam, tapi aku kembali menemani beliau. Sebelum tidur, kami sempat berbincang. ”Kamu dingin nggak di lantai? Kalo nggak, tidur di kamar kamu aja.” katanya.
1308Please respect copyright.PENANA3BjsOjdWFl
”Nggak apa-apa, bu. Nggak dingin kok.” jawabku. Dari maghrib hingga hampir jam 10 malam, hujan memang turun tanpa henti. ”Ibu kok masih gelisah?” tanyaku kemudian.
1308Please respect copyright.PENANAYzuh6UITOM
“Ah, nggak apa-apa. Biasa aja kok.” katanya. ”Ya udah, kamu tidur di atas aja, daripada masuk angin.” ucapnya lagi.
1308Please respect copyright.PENANAZhCLb0FbCn
Aku menurut. Dia sempat membelai-belai rambutku saat aku bertanya, “Bu, kenapa sih kalo ayah gak ada, ibu suka resah?” tanyaku.
1308Please respect copyright.PENANANGiiEtUP3S
”Kamu nggak akan ngerti,” katanya.
1308Please respect copyright.PENANAfntmlTSDzg
”Pasti ibu kesepian ya? Kan ada aku, bu, masa masih sepi?” kataku bodoh.
1308Please respect copyright.PENANAoePcFo9Z6w
Dia tersenyum dan melingkarkan tangannya di pundakku. Usapannya sungguh sangat menghangatkan, sampai tak sadar aku mulai merapatkan badanku ke tubuh montoknya dengan posisi tengkurap. Oh ya, hampir lupa ngasih tahu, ibu tiriku ini punya tetek dan pinggul yang besar. Aku baru menyadari setelah sering tidur sekamar dengannya. Sekarang bisa kurasakan tonjolan payudaranya yang empuk itu mengganjal lembut di dada dan bahuku.
1308Please respect copyright.PENANAy7adU9g7IJ
”Dingin ya?” tanya bu Siti ramah, sama sekali tidak berusaha untuk menarik atau menjauhkan tubuhnya.
1308Please respect copyright.PENANA01oexgEqeM
”Iya,” sahutku pendek.
1308Please respect copyright.PENANAYMmW3FDot1
Bu Siti kemudian mendekapku erat. Sungguh, entah kenapa, tiba-tiba jantungku berdetak kencang. Apalagi saat dia mengusap punggungku dan makin menekan tonjolan payudaranya ke bahuku. Tanpa sadar aku mulai memeluk pinggangnya.
1308Please respect copyright.PENANAZoULpcVgDK
”Kamu suka ibu peluk gini?” katanya.
1308Please respect copyright.PENANAE3A6jp4KBe
”Iya, bu. Suka.” jawabku polos. Dan makin kudekap erat pinggulnya. Kuusap-usap bulatan bokongnya yang bulat dan padat dengan jari-jariku. Lama-lama kudengar nafas bu Siti mulai berat dan tidak teratur. Aku dapat mendengar debaran jantungnya yang berdetak semakin cepat karena wajahku sangat dekat dengan dadanya.
1308Please respect copyright.PENANAUe1kb1xtHJ
“Duh, ibu jadi kangen ayah,” katanya setengah mendesah.
1308Please respect copyright.PENANAIHv2wfXNLa
”Kan ada aku, bu.” kataku sambil kurapatkan wajahku di bulatan buah dadanya. Perlahan kurasakan tangan bu Siti mengusap pantatku. Aku makin deg-degan. Entah sadar atau tidak, dia malah meremas selangkanganku.
1308Please respect copyright.PENANAfmkXRonh7q
jilbab montok (20)
1308Please respect copyright.PENANABQKmsEXukU
”Masih nggak enak badan?” tanyanya sambil mengusap-usap burungku yang mulai terbangun.
1308Please respect copyright.PENANAvit1ENlrDi
”Udah nggak gitu, bu.” jawabku, lalu merintih keenakan. ”Eghhh,”
1308Please respect copyright.PENANAb6BZZG9opz
”Kenapa kok gemetaran, takut ya dipeluk ibu?” tanyanya menggoda.
1308Please respect copyright.PENANAyRnP4mh2Uf
”Bukan, bu. Gemetar karena dingin.” jawabku sekenanya, malu untuk bilang kalau aku lagi menikmati belaian tangannya di batang penisku.
1308Please respect copyright.PENANAI9t4dMi8bL
”Ya sudah, sini masuk selimut ibu.” katanya kemudian. Dia pun membagi selimutnya yang lebih tebal dibanding selimutku. Tubuhku semakin bergetar saat kakiku bersentuhan dengan kakinya, tangannya masih setia mengelus pantat dan selangkanganku. Kemudian tangan itu kurasakan mendorong pinggulku, tapi aku agak bertahan, tetap tengkurap di atas tubuh semoknya.
1308Please respect copyright.PENANAwXyumBjJGA
”Kenapa, takut? Ini supaya kamu nggak sesak aja.” katanya sambil tersenyum.
1308Please respect copyright.PENANAFesahwqTxx
”Nggak, bu.” jawabku pendek. Aku menyadari bahwa kemaluanku ternyata sudah berdiri tegak, kaku dan keras sekali. Ini semua akibat usapan tangan bu Siti. Malu kalau dia sampai mengetahuinya, dengan cepat aku beringsut, sedikit agak menjauh darinya. Kurasakan tangannya mengejar, ingin kembali mengusap dan mengelus batang kontolku. Aku sedikit bergerak agak menjauh lagi, lalu kuambil bantal dan menutupkannya ke depan celanaku.
1308Please respect copyright.PENANAiRcUnJbUxM
”Kenapa?” tanyanya.
1308Please respect copyright.PENANAUh3AacbLKx
”Nggak apa-apa, bu.” kataku.
1308Please respect copyright.PENANA6GKtxpOVZQ
”Kok bergeser, kenapa hayo?” tanyanya lagi.
1308Please respect copyright.PENANAZwJWwvnR1H
Karena tidak punya alasan, dan malu untuk mengatakan yang sebenarnya, aku akhirnya kembali merapatkan tubuhku kepadanya. Tangan bu Siti kurasakan hendak menarik dan mengambil bantalku. ”Jangan, bu.” kataku mencegah.
1308Please respect copyright.PENANAjBxekUbhxM
”Emang kenapa?” tanyanya.
1308Please respect copyright.PENANA4VCAkfnMah
jilbab montok (4)
1308Please respect copyright.PENANAQh7gUXkErK
”Nanti aku kedinginan.” ah, alasan yang sungguh bodoh.
1308Please respect copyright.PENANAm8xM52YqWl
”Ya udah sini, ibu peluk.” sambil berkata begitu, tangannya tiba-tiba menyelusup ke dalam bantal hendak memelukku, dan… ”Ooh!” desisnya saat menyenggol benda keras yang ada di baliknya.
1308Please respect copyright.PENANAo2A5163qYV
Kurasakan mukaku pedas dan memerah. ”Eh, maaf, bu.” hanya itu yang bisa kurasakan.
1308Please respect copyright.PENANAQRpp9zWKJT
”Nggak apa-apa, nggak usah malu. Burung memang suka bangun kalau udara dingin. Makanya rapetin ke ibu biar anget. Nggak apa-apa kok,” katanya lirih.
1308Please respect copyright.PENANA4kfzPJuu4d
Agak sedikit ragu, kuikuti sarannya hingga posisiku sekarang agak sedikit menyamping tapi sangat rapat ke tubuhnya. Kembali tangan bu Siti bergerak untuk meraba pantatku, tapi kali ini dengan sedikit meremas. ”Burungmu masih tegang?” tiba-tiba dia bertanya.
1308Please respect copyright.PENANAkrqTLqn1Uk
”I-iya, bu.” jawabku. Entah sudah seperti apa mukaku saat itu. Apalagi saat kemudian kurasakan tangannya mulai meraba bagian kemaluanku. Celana boxerku yang tipis makin memperjelas bentuk kontolku yang bangun.
1308Please respect copyright.PENANAzB0oFSNBFM
”Boleh ibu pegang?” tanyanya.
1308Please respect copyright.PENANAkaMTWBglbC
Aku hanya diam. ”Kan sudah dari tadi ibu pegang,” rutukku dalam hati. Tapi aku cuma mengangguk, memberinya ijin untuk berbuat apa saja pada tubuh kecilku.
1308Please respect copyright.PENANAsyvRLLA1IY
jilbab montok (19)
1308Please respect copyright.PENANAJHoTqn4da8
Dia tersenyum, kemudian menyelusupkan tangannya ke dalam boxerku. ”Ih, keras amat!” katanya, campuran antara kaget dan gemas. Aku hanya tersenyum.
1308Please respect copyright.PENANA3VXuUNjvCJ
”Sini, lebih rapat.” katanya lagi. Aku mengangguk, kemudian perlahan, kurapatkan tubuhku hingga kemaluanku menempel di perut bu Siti. Hangat sekali rasanya. Sesaat kami terdiam, bu Siti masih terus mengusap dan mengelus-elus penisku dari dalam celana. Kurasakan jari-jarinya begitu lembut dan hangat membungkus batang kontolku. Aku hanya bisa mendesah dan mengerang menikmatinya.
1308Please respect copyright.PENANAZgYBq1X9tb
Masih dalam lindungan selimut, bu Siti membimbingku. Ia melepas genggamannya sejenak di batang kontolku untuk kemudian meraih tangan kiriku dan meletakkan di atas bongkahan pantatnya. Setelah itu dia meraba pantatku dan menariknya hingga makin rapat ke daerah kemaluanya. Satu kakinya kemudian kurasakan naik di pahaku.
1308Please respect copyright.PENANAcaa0X3TeTp
”Nggak apa-apa, kamu nurut aja.” katanya.
1308Please respect copyright.PENANAYF0XA87kur
”I-iya, bu.” jawabku bingung, memang siapa juga yang mau nolak? Meski tidak mengerti apa yang dia inginkan, tapi aku akan mengikuti permainannya.
1308Please respect copyright.PENANACOXSoL2CkO
jilbab montok (5)
1308Please respect copyright.PENANAYUMTXxX6yk
Kemudian kurasakan tangan bu Siti mulai menurunkan celana bagian samping kiriku, sesaat kemudian dia menarik bagian tengah, hingga aku tahu, kontolku sudah berada di luar sekarang. “Bu?” kataku gemetar saat kurasakan ujungnya menyundul tepat di depan kemaluan bu Siti yang masih terbalut celana dalam. Tapi aku tahu, bagian itu sudah sangat basah dan hangat.
1308Please respect copyright.PENANATc18CiJHhq
”Kenapa? Takut?” tanyanya tanpa rasa bersalah.
1308Please respect copyright.PENANAlXobmnqJRZ
”Nggak kok, bu. Nggak apa-apa.” jawabku dalam bingung.
1308Please respect copyright.PENANA5qW7a7srAn
”Kalau gitu sini, rapetin ke badan ibu.” katanya. Aku hanya mengangguk. Tangannya kemudian bergerak, membimbingku agar membantu melepas celana dalamnya. Saat benda itu sudah turun hingga ke dengkul, kembali kurasakan kehalusan kulit paha dan bokongnya saat bu Siti menyuruhku untuk mengusap-usapnya lagi.
1308Please respect copyright.PENANA5Q6dVnNF1i
Bu Siti sendiri memegang kemaluanku dan menariknya merapat ke tubuh sintalnya. Kali ini bukan kain yang kurasakan, tapi seperti bulu-bulu halus yang sungguh licin dan hangat. Mataku pura-pura aku pejamkan saat tangannya mulai menggerakkan batang kontolku hingga kurasakan kemaluanku itu melalui sesuatu yang makin lama makin terasa hangat dan basah. Tubuhku bergetar, aku sadar apa yang telah dia lakukan, tapi aku tak kuasa untuk menolak. Karena jujur, aku juga menikmati dan menginginkannya.
1308Please respect copyright.PENANANdTRzC2Bq6
Akhirnya, sebagian kontolku telah masuk ke lubang yang sangat sempit dan lengket itu. Hangat, geli, dan nikmat kurasakan, apalagi saat tangan bu Siti mulai menekan pantatku, membuatku batangku makin melesak dan menusuk semakin dalam. Sesekali dia menggerakkan pinggulnya perlahan agar kontolku bisa lancar menerobos liang vaginanya. Saat sudah masuk seluruhnya, bu Siti mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur, sedangkan aku cuma diam, tak tahu apa yang harus kulakukan.
1308Please respect copyright.PENANAXHtBlgOpIZ
Jepitan memek ibu tiriku itu kurasakan begitu nikmat, hingga tak lama kemudian kurasakan suatu aliran hendak memancar keluar dari batang penisku. “Bu,” kataku perlahan.
1308Please respect copyright.PENANAYZYU6oKLyB
”Kenapa?” tanyanya, masih terus menggenjot dan menggoyang tubuh sintalnya.
1308Please respect copyright.PENANAw6FkIEz1n9
”Nggak tahu, kayak ada yang mau keluar,” jawabku.
1308Please respect copyright.PENANAXITG6kfU0H
”Nggak apa-apa, keluarin aja.” katanya sambil mengecup pipiku penuh rasa sayang.
1308Please respect copyright.PENANApQ5Ln6hRZj
Tanpa sadar, kudekap tubuh mulus bu Siti erat-erat, dan tiba-tiba kontolku berdenyut hebat. Kurasakan aliran panas keluar dari benda itu, sungguh sangat nikmat rasanya, begitu luar biasa. Berkali-kali semprotanku itu memancar deras, mengisi liang kemaluan ibu tiriku itu hingga menjadi semakin basah. Bu Siti sendiri berhenti menggoyang, dia menekan penisku dalam-dalam hingga saat kontolku kutarik keluar, tidak ada sedikit pun cairan yang tertumpah.
1308Please respect copyright.PENANAYnKI0XJYFP
jilbab montok (7)
1308Please respect copyright.PENANA29rgaHyu6t
Lima menit kami berpelukan erat, hingga akhirnya kurasakan bu Siti merapikan celanaku dan memasukkan kembali burungku yang sudah melembek dan melemah. Masih di balik selimut, dia kemudian bangkit dan melepas celana dalamnya. Kulihat bokongnya yang bulat dan putih mulus saat dia berjalan keluar untuk pergi ke belakang karena dasternya masih berada di atas pinggang. Tak lama, dia kembali dan memberiku minum. Setelah kuhabiskan air es itu, kembali aku tengkurap dibalik selimut tebal, bu Siti berbaring di sampingku. Kami terus diam, mungkin selama satu jam lebih, tapi aku tak bisa tidur. Saat berbalik, kulihat bu Siti masih duduk menyandar di tembok.
1308Please respect copyright.PENANAjMYx2Jy3zz
“Ibu belum tidur? Ini selimutnya.” kataku sambil hendak memberinya selimut yang kupakai.
1308Please respect copyright.PENANAl7eMCJIwAF
”Nggak usah, ibu cuma belum ngantuk.” jawabnya. ”Maafkan ibu ya?” tambahnya kemudian.
1308Please respect copyright.PENANAe1EqjhPnhL
“Nggak apa-apa kok, bu.” kataku.
1308Please respect copyright.PENANAnUEGK3JiI7
”Kamu nggak marah? Ibu hanya rindu ayah,” jelasnya.
1308Please respect copyright.PENANAuSSIJgYNus
”Buat apa marah? Aku malah merasa enak kok, aku juga nggak akan bilang sama ayah.” jawabku.
1308Please respect copyright.PENANAx02WHL4Mam
Dia tersenyum. ”Kamu sendiri, kenapa belum tidur?” katanya.
1308Please respect copyright.PENANAarvabXbJ5S
”Nggak tahu, bu. Nggak ngantuk juga. Nungguin ibu tidur dulu aja,” jawabku.
1308Please respect copyright.PENANApzFxsG7RQH
”Iya, makasih.” katanya.
1308Please respect copyright.PENANAMUoNHke2D4
”Ibu jangan murung, kan sekarang ada aku disini.” kataku sok dewasa.
1308Please respect copyright.PENANAKxuQoLlKhR
Dia tersenyum. Bu Siti kemudian meraba-raba punggungku yang tengkurap, lalu pantatku, dan juga pahaku. Tiba-tiba wajahnya mendekati wajahku dan kemudian mengecup bibirku. Aku hanya tersenyum saat tangannya mulai masuk ke balikboxer dan meremas pantatku. Aku diam dan membiarkannya.
1308Please respect copyright.PENANAtPI0Z9dxOh
”Ibu belum ngantuk,” katanya.
1308Please respect copyright.PENANAxNHDHCgaH7
”Aku temani kok, bu.” jawabku, masih tak mengerti kalau ibu tiriku masih belum tuntas tadi. Dadaku kembali berdegup kencang saat perlahan tangannya mulai menarik turun celanaku. Aku menurut, dan dengan cepat, tubuhku sudah setengah telanjang sekarang. Masih berbalut selimut, boxerku sudah luruh jatuh ke lantai. Dengan gemas, bu Siti meremas-remas dua bongkahan pantatku. Ia memijitnya sambil sesekali menyenggol buah zakarku. Hingga ketika sudah tak tahan, ia pun akhirnya ikut masuk ke dalam selimut.
1308Please respect copyright.PENANAdlUUGWH6Ex
Jantungku terasa berdebar saat dia membalikkan tubuhku. Aku menurut saat kaosku dia tarik. Aku akhirnya telanjang dalam selimut. Aku tahu, bu Siti pun mulai melucuti pakaiannya hingga kami sama-sama telanjang, kemudian wajahnya masuk dalam selimut. Kurasakan kecupan di dadaku, lalu pusarku, hingga akhirnya kurasakan mulutnya mulai menghisap batang kontolku yang sudah sedikit menegang lagi. Tak lama, dia merapatkan tubuhnya di atasku, kemudian dia kembali mencium bibirku.
1308Please respect copyright.PENANA6uDPQUgwT9
“Kita lakukan lagi ya?” tanyanya.
1308Please respect copyright.PENANANNMTCfvkO3
”I-iya, bu.” jawabku senang.
1308Please respect copyright.PENANAOxPQCT4Sp5
”Kamu di atas ibu, mau gak?” tanyanya. Aku mengangguk.
1308Please respect copyright.PENANArCLzSs8X2W
Aku pun bergerak saat tubuh molek bu Siti terbaring di sampingku. Perlahan dia meregangkan kakinya saat aku telah berada di atas tubuhnya. Satu tangannya kurasakan memegang kontolku, dan perlahan mengarahkannya ke lubang kemaluannya. Kembali kurasakan nikmat saat kontolku mulai masuk ke lubang sempit itu. Saat sudah tenggelam seluruhnya, dia menaik-turunkan pinggangku dengan tangannya. Dia begitu sabar dan telaten mengajariku bersetubuh. Lama-lama, akupun mulai bergerak sendiri, menggenjot tubuh sintalnya dengan tusukan penisku.
1308Please respect copyright.PENANAD5MUVcDOe9
jilbab montok (10)
1308Please respect copyright.PENANA5a2Z894emd
”Oh, nikmatnya! Ehsss… enak!” desah bu Siti.
1308Please respect copyright.PENANA3F7vUB1JE5
Aku terus menggenjotnya hingga peluh mengucur deras di dahiku. Bu Siti mengusapnya. ”Kamu capek nggak?” tanyanya.
1308Please respect copyright.PENANAGFNPKtQQG3
”Enggak, bu.” jawabku sambil terus menggenjotnya. Setengah jam lebih aku berada di atas tubuhnya, sampai akhirnya…. akupun mengejang, dan kembali kusemprotkan cairan kenikmatanku.
1308Please respect copyright.PENANAVCTBo7UMvR
”Bu, jangan bilang ayah ya?” kataku dengan nafas tersengal karena nikmat.
1308Please respect copyright.PENANAkdBuvrfiOu
“Ya nggak lah, nanti pasti ibu yang disalahin.” katanya.
1308Please respect copyright.PENANA4grV0QCoXf
Malam itu, hingga pagi tiba, kami tidak bisa tidur. Kami terus bermain dan bermain. Tak bosan-bosannya aku naik ke atas tubuh bu Siti, menggenjot tubuh mulusnya, dan menumpahkan spermaku di dalam lubang kemaluannya. Satu kali aku moncrot di dalam mulutnya, saat ibu tiriku itu asyik mengulum penisku setelah dia orgasme. Yah, aku akhirnya berhasil mengantarkannya ke nikmat persetubuhan. Dia tampak bahagia sekali, begitu juga dengan aku.
1308Please respect copyright.PENANAA17R6kpZal
Jam lima pagi, baru aku tertidur. Sementara bu Siti keluar untuk mandi dan membersihkan tubuhnya. Kukira setelah itu dia akan tidur juga, tapi saat aku bangun jam dua siang, kulihat bu Siti tidak ada di sampingku. Masih dengan tubuh telanjang, kudatangi dia di dapur. Kudengar suara senandung merdunya dari sana. Kulihat ibu tiriku itu sudah rapi dengan baju terusan panjang dan jilbab lebar seperut. Dia tampak sibuk menyiapkan makan siang.
1308Please respect copyright.PENANAQoILt2M8xk
”Makan dulu aja, mandinya nanti.” katanya sambil tersenyum. Aku tidak membantah. Bu Siti tertawa saat melihat burungku yang menciut sebesar jempol kaki. ”Itu capek banget kayaknya, nggak bangun sama sekali.” tunjuknya.
1308Please respect copyright.PENANAGttWkgng5F
jilbab montok (12)
1308Please respect copyright.PENANAfA9umAaRx5
Aku mengangguk malu. ”Iya, bu. Capek habis disuruh melek semaleman.” candaku. Dan kami tertawa berbarengan.
1308Please respect copyright.PENANA9FYaVZ2Wlm
Selesai makan, aku langsung mandi. Keluar dari kamar mandi, saat masih basah dan mengenakan handuk, aku melintas di dekat bu Siti yang duduk di dekat meja makan. ”Maafkan ibu ya?” katanya.
1308Please respect copyright.PENANAhz2VlrTWpq
“Maafkan apa, bu? Ibu nggak ada salah kok.” jawabku santai.
1308Please respect copyright.PENANAWW42Qkz0Fe
“Gara-gara ibu, kamu jadi korban.” katanya.
1308Please respect copyright.PENANA3vwSIt1GXY
”Saya nggak merasa jadi korban kok, bu.” kataku, hanya kata-kata itu yang terlintas di pikiranku.
1308Please respect copyright.PENANACTzohOjE9m
Tiba-tiba tangan bu Siti meremas handuk yang menutup kemaluanku. Aku hanya diam, dan tak lama, kontolku mulai bereaksi. ”Ibu mau lagi?” kataku.
1308Please respect copyright.PENANAShDWSVeVF0
”Ah, nggak juga. Kalau kamu?” tanyanya.
1308Please respect copyright.PENANA9cuoT5w3zM
”Terserah ibu,” jawabku.
1308Please respect copyright.PENANACkAdgt91Lf
Tiba-tiba handukku ia lepas. Bu Siti terus memandangi kontolku yang kini sudah mengacung tegak. ”Ibu sudah salah, bulu kamu aja masih tipis, tapi kamu harus mengalami hal ini.” katanya.
1308Please respect copyright.PENANAuLxkl5pyn1
”Nggak apa-apa, bu. Aku suka kok.” jawabku, lalu kudekatkan kontolku ke mulutnya. Dia tersenyum, dan perlahan mulai mengulum dan menjilatnya. Bu Siti setuju saat aku mengajaknya masuk ke kamarku. Akhirnya, kembali sore itu aku menggenjot tubuh mulusnya.
1308Please respect copyright.PENANAQn0RNdrfnm
Kami terus melakukannya, siang dan malam. Hingga dua hari kemudian, ayah pulang. Aku lebih banyak diam di kamarku daripada takut ayah melihat hal aneh, karena aku masih merasa risih dan bersalah karena sudah bercinta dengan istrinya. malam harinya, aku tak dapat tidur. Aku tahu pasti, sekarang bu Siti pasti sedang bergumul dengan ayah, karena sejak jam sembilan, mereka sudah masuk ke kamar.
1308Please respect copyright.PENANAueTaJR82Zh
Senin, saat sekolah baru mulai, hari baru sekitar jam lima pagi ketika aku selesai mandi. Ayah masih terlelap karena kemarin pulangnya agak malam. Baju seragam telah kupakai. Aku lalu pergi ke dapur hendak mengambil minum. Kulihat bu Siti telah selesai membuat nasi goreng. “Kamu kok banyak diam, kenapa?” tanyanya.
1308Please respect copyright.PENANAmb1NBbfNYU
”Nggak apa-apa, bu.” jawabku.
1308Please respect copyright.PENANA6pGya38p4D
”Bilang aja, kita kan sudah janji nggak ada rahasia-rahasian.” katanya.
1308Please respect copyright.PENANAtfrYZLlkCI
jilbab montok (13)
1308Please respect copyright.PENANAq7pk4MJOvH
“Nggak, bu. Cuma, anu…” kataku terputus. ”Nggak ah, nanti aja.” kataku kemudian. Aku lalu masuk ke kamarku. Sesaat kulihat bu Siti mengikutiku. Aku sedang merapikan tasku saat perlahan kurasakan tangannya mengusap pundakku, kemudian tangannya yang lain meraba daerah kemaluanku.
1308Please respect copyright.PENANADuur4gPABZ
”Ibu kangen,” bisiknya sambil meremas-remas kemaluanku.
1308Please respect copyright.PENANAK2mNUNpnqx
”Jangan, bu. Nanti ketahuan ayah.” bisikku takut.
1308Please respect copyright.PENANAiJ0EKCWEfE
”Dia bangunnya siang, kelelahan sehabis main semalam suntuk sama ibu.” kata bu Siti nakal. Mendengarnya, kontolku langsung menegang. ”Sini,” katanya mesra. Perlahan dia bergerak ke balik pintu kamarku, aku mengikutinya. Tangannya kemudian menarik turun resletingku, dan kembali, aku hanya diam. Bu Siti menarik kontolku keluar, dia tersenyum saat melihatnya sudah kaku dan keras.
1308Please respect copyright.PENANA8gxgTztnzz
”Mau nggak?” tanyanya sambil menjilati batangku hingga basah kuyup.
1308Please respect copyright.PENANAvf5jmZb5ai
Aku mengangguk. Bu Siti kemudian menarik gamisnya ke atas, menjepitnya di perut, dan kemudian perlahan menurunkan sedikit celana dalamnya hingga ke dengkul. Dia bersandar di pintu, membelakangiku. Bisa kulihat memeknya yang tembem menguak lebar. Ada sedikit sisa sperma ayah disana. Kuusap-usap perlahan benda itu sambil aku mempersiapkan penisku.
1308Please respect copyright.PENANAXZUhdCSwlQ
”Ibu masih kurang habis digarap ayah habis0habisan semalam?” tanyaku polos. Tanganku meremas-remas sebentar bulatan payudaranya.
1308Please respect copyright.PENANAIbNiIu9ZTD
”Ayahmu cuma mau menang sendiri, nggak ngerti kebutuhan ibu. Sudah, cepat masukkan. Nanti kamu terlambat ke sekolah.” katanya sambil mengangkangkan kakinya semakin lebar.
1308Please respect copyright.PENANAQCvpWG3wQa
Perlahan, di balik pintu kamarku, aku mulai menusukkan kontolku, dan saat sudah amblas seluruhnya, segera menggerakkannya maju mundur dengan cepat. Bu Siti mengimbangi genjotanku dengan memutar pinggulnya berlawanan arah dengan tusukanku. Kami terus melakukannya walau dengan sedikit ketakutan karena ayah lagi ada di rumah. Tapi ketenangan bu Siti menenangkanku. Dan sensasi main dalam suasana seperti benar-benar luar biasa. Tak lama, akupun mulai merintih. Pejuhku rasanya sudah mau muncrat.
1308Please respect copyright.PENANAJRRqKkdq3q
jilbab montok (22)
1308Please respect copyright.PENANAWMN4AejghF
Segera kudekap tubuh montok bu Siti, dan… ahh! ahh! kutahan nafasku berbarengan dengan keluarnya air maniku. Begitu juga dengan bu Siti, dia juga menyemburkan cairan kenikmatannya. Memeknya terasa begitu penuh sekarang. Saat kucabut penisku, cairan itu meleleh keluar membasahi paha dan betis bu Siti, beberapa bahkan ada yang menetes di lantai. Kami tertawa berbarengan saat melihatnya. Begitu puas, begitu nikmat.
1308Please respect copyright.PENANAxmOHOfwTXr
“Sarapan enak di pagi hari.” bisik bu Siti nakal. Aku tersenyum dan mengecup pipinya. “Kalau nanti kamu mau lagi, bilang aja, jangan diam aja.” katanya, seolah tahu keresahanku. ”Nanti kita cari waktu dan tempat yang pas.” dia menurunkan kembali gamis hitamnya dan merapikan jilbabnya yang awut-awutan.
1308Please respect copyright.PENANA1HnEjMj4yO
jilbab montok (18)
1308Please respect copyright.PENANAysJlXPdOMI
Kami keluar dari kamar. Bu Siti meneruskan acara memasaknya, sedangkan aku, setelah sarapan dan mencium tangannya, segera berangkat ke sekolah.
1308Please respect copyright.PENANAe5I069TNXB
Sejak itu, kami makin dekat. Saat ayah tak ada di rumah, bukan lagi masalah bagi bu Siti. Bahkan merupakan anugrah baginya, juga bagiku. Kami tidak sungkan lagi untuk saling meminta dan memuaskan. Aku sendiri sangat menikmatinya, siapa juga yang tidak senang bisa meniduri wanita cantik dan molek macam bu Siti. Yang menurut pandangan orang luar sangat alim dan lugu, tapi ternyata nakal dan liar soal urusan ranjang.
1308Please respect copyright.PENANAK6mN6rWV2T