Setelah kejadian kemarin, aku dua hari tidak ketemu mbak Lasmi karena aku sibuk kuliah, tetapi konsentrasiku kacau, pikiranku selalu ke mbak Lasmi. Kelihatannya rumahnya kosong, dengar-dengar mbak Lasmi ada acara ke Jogja ketemu saudara mas Slamet yang kebetulan bekerja di kejaksaan untuk memperlancar kebebasan mas Slamet.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmFd4ZbhgRR
Ketika nongkrong di kampus lihat cewek, aku jadi lebih memperhatikan cewek yang lebih gemuk, seolah-olah melihat mbak Lasmi yang telanjang. Aku jadi tidak kerasan di kampus. Akhirnya aku pulang, berharap ketemu mbak Lasmi. Tapi sampai rumah, aku terus tidur karena kulihat rumah mbak Lasmi masih sepi. Jam 4 sore aku bangun dan kelihatannya ada orang berbincang-bincang di kamar tamu. Karena kamarku letaknya di depan dan harus melewati ruang tamu, aku keluar dan sempat aku kaget karena disitu ada mbak Lasmi sama ibu sedang ngobrol. Aku agak canggung ketika lewat di situ, tapi mbak Lasmi menyadari itu sehingga berusaha mencairkan suasana.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5L4rBA3sJx
jilbab toket besar (1)
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKd3ItzyEYS
“Baru bangun, Riz, kelihatan kok kusut banget?” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfQSJnHAyac
“Iya, mbak. Habis kuliah langsung tidur.“ jawabku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNK8NZTXK7p
“Si Fariz kerjanya tidur sama main, dan dua hari ini kurang semangat.” kata ibuku. “Sana mandi, trus antar mbak Lasmi daripada kamu bengong aja di rumah.“ sambung ibu.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPSQe5WXdN8
“Iya, bu… “ jawabku kaya ada semangat baru.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoP4DtWyB48
“Tapi kamu ada tugas kuliah tidak, Riz?” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDD5u6yIb3e
“Tidak, mbak. Aku siap nanti, yang penting ada bonusnya kaya kemarin.” kataku keceplosan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhvsqow8nqX
Mbak Lasmi kelihatan kaget dengan jawabanku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzcglzM0FyH
“Kamu kasih apa, mbak? Jangan dikasih yang kira-kira memberatkanmu lho, mbak, kamu kan lagi banyak kebutuhan.” kata ibu.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2jIXmA9gzo
“Paling makan aja kok,” jawab mbak Lasmi agak tenang.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ9BfidpeNV
Akhirnya aku tinggalkan mereka berdua yang masih asyik ngobrol untuk mandi. Pada waktu mandi, terbayang mbak Lasmi yang telanjang memandikan dan mengelus tubuhku, membuatku horny dan aku tuntaskan di kamar mandi dengan tanganku, sambil aku bicara sendiri pada kontolku. “Nanti malam kamu dapat belaian tangan dan mulut yang lebih halus, dijepit tetek, kejepit memek mbak Lasmi.”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTOpW5OSjtN
Selesai mandi, aku lihat kamar tamu sudah sepi, mungkin mbak Lasmi sudah pulang. Aku masuk kamar dan berganti baju. Setelah itu keluar dan ambil motor, kelihatan mbak Lasmi berjalan ke rumah, disitu ada ibuku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPMTLf2jhv6
“Semoga lancar urusannya ya, mbak.“ kata ibu pada mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4v3b1f1gOS
“Doakan saja, mbakyu.” jawab mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoC7k4Z80F5
“Hati-hati ya, Riz, jangan ngebut. Kalau sudah selesai langsung pulang, tidak usah minta jajan ke mbak Lasmi.” pesen ibu kepadaku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFobNnIHa7s
“Siap laksanakan perintah, Komandan.” jawabku bercanda.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEh0ApD2kuw
Akhirnya kami berangkat. Mbak Lasmi membonceng aku dengan sopan, masih ada jarak di antara kita. Setelah sampai jalan besar, aku ngomong: “Pegangan, mbak, aku mau cepet nih.”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdSXHgUkGjI
“Malu, Riz, nanti dikira aku tante girang… bawa brondong.” canda mbak Lasmi, tapi tetap melingkarkan tangannya di pinggangku sehingga teteknya yang besar menempel mantap di punggungku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡimf6KqLLRT
“Kalau ngak pegangan malah nanti dikira aku tukang ojek, mbak.” jawabku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIYTWskQZBy
“Mosok cowok ganteng dikira ojek, kalau gigolo mungkin, haha..” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK62BPV9D6L
“Kalau gigolo sama tante girang kan pasangan,” jawabku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdpHI9LTa0e
“Tadi dipesen ibu nggak boleh kenceng-kenceng gitu… kita nyantai aja, toh jam besuk masih lama. Kamu kan bukan pengin kenceng, tapi pengin tetekku yang kenceng nempel kan? Hahaha…“ canda mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMh3Xe0DD9X
“Tapi kok nular ke bawah ya? Kontolku jadi ikut kenceng.” candaku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ3nVUfMY69
“Masak… kok bisa ya?” kata mbak Lasmi sambil memegang kontolku dari luar celana.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeWZNEgm61t
Dalam perjalanan, kami selalu bercanda. Mungkin orang menganggap kami adalah sepasang kekasih yang berpacaran. Tak terasa kami sudah sampai di pintu masuk Polresta. Setelah lapor sana-sini, akhirnya kita dipertemukan di ruangan paling pojok tanpa pengamanan karena bukan merupakan tindak kriminal sehingga lebih bebas. Ketika aku ketemu mas Slamet, ada perasaan bersalah di hatiku. Mbak Lasmi langsung memeluk mas Slamet sambil sama-sama meneteskan air mata. Aku tak kuasa melihatnya, akhirnya aku tinggalkan mereka berdua ke luar ruangan. Aku ngasih kesempatan mereka untuk berbicara.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWia2jOvjzS
Setelah beberapa saat, aku kembali ke ruangan. Tapi aku terhenti karena dari kejauhan yang kebetulan agak gelap, kulihat mereka tidak lagi berbicara, tapi saling berciuman kaya mau bercinta. Aku urungkan niatku untuk masuk, memberi kesempatan bagi mereka sambil aku menjaga setuasi kalau ada penjaga yang akan masuk. Aku nikmati permainan live show dengan lebih mendekat sehingga suara mereka terdengar tanpa perlu ngintip, karena kebetulan ada lubang yang kemungkinan bekas loket yang ditutup tidak sempurna, masih ada celah yang cukup lebar. Jarak aku dan mereka hanya beberapa meter saja sehingga suara mereka terdengar cukup jelas.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJZg8zhVpFG
Kelihatan mereka mulai horny, mas Slamet tangannya mulai masuk di blus mbak Lasmi. “Ma, aku pingin ngentot.“ minta mas Slamet penuh nafsu.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw0BFdFPJ3G
“Tapi, Pa… apa mungkin? Nanti ketahuan, malah repot.” jawab mbak Lasmi menahan nafsu juga.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjcraX9zWnM
“Tidak masalah, kita kan dikasih waktu seperempat jam, ayo… Ma!” bujuk mas Slamet sambil menciumi mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6cjKoZAAEY
“Tapi cepet aja ya, Pa… aku kurang tenang.” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ219FlNdM1m
“Iya, yang penting ini masuk aja.” kata mas Slamet sambil menurunkan celana dan menunjuk kontolnya yang sudah tegang.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLlh6U7UwPt
“Kalau polisi atau Fariz tahu, gimana, Pa? Nanti papa dihajar.” kata mbak Lasmi kurang tenang.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjGmuCAHUDa
“Ya… kalau mereka tahu, paling mereka ikut ngentot mama. Hahaha…” kata mas Slamet bercanda mesum.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKEczIfwu3G
“Memangnya papa ikhlas kalau mama dientot orang lain?” kata mbak Lasmi mulai terbawa suasana.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpzrUhjqMxf
“Ya gimana mama aja, yang penting saat ini pejuhku bisa muncrat.“ kata mas Slamet.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD2sUOP4d4u
Mereka mulai bercinta meskipun kelihatan mbak Lasmi kurang tenang. Mulut mereka masih saling lumat. Mas Slamet kelihatan kurang sabar, tangannya langsung masuk di blus mbak Lasmi dan menaikkan blus tersebut sehingga tetek mbak Lasmi yang masih tertutup bra, yang bikin aku pusing kemarin, terlihat.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM6n2FMyNzY
“Sebentar, Pa.“ kata mbak Lasmi sambil melepas branya, meloncatlah tetek yang super mantap itu. Entah gimana caranya, tahu-tahu bra sudah di tangan mbak lasmi dan dimasukkan ke tasnya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN47euLOxMq
Mas Slamet dengan rakus memainkan tetek itu dengan tangan dan mulut serta lidahnya. “Kangen ya, Pa, sama tetekku?“ kata mbak Lasmi. Mas Slamet hanya mengangguk, tetap menikmati tetek istrinya seperti anak kecil dapat mainan baru.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBuKuKeJIUa
“Sudah, Pa. Pingin yang lain tidak?” kata mbak Lasmi sambil berdiri dan menurunkan celana dalamnya sampai di bawah dengkul. Terpampanglah memek yang tembem dan rimbun seperti gunung Lawu.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH5ypoECuZ6
jilbab toket besar (2)
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbfeOfM8zbb
“Ma, kok rimbun banget ya? Papa pingin besok di rumah, mama gunduli itu jembut… untuk syukuran kebebasanku, papa akan gunduli juga kontolku.” kata mas Slamet sambil mengamati memek mbak Lasmi dan terus menjilatnya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxDv8Tf4bC9
Mbak Lasmi kelihatan sudah enjoy menikmati kelakuan sang suami, mulai terdengar erangannya yang tertahan. ”Eghmm… Pah!”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyNy35PcLlZ
Aku yang menyaksikan tidak kuat, aku benar-benar horny. Tapi mau bagaimana? Aku berpikir pingin masuk dan langsung ikut ngentot, tapi aku tidak berani.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg3nCiM7cOS
Mbak Lasmi sekarang duduk di kursi dengan posisi tetek dan memek terpampang bebas. Mas Slamet sudah tidak tahan mau ngentot wanita itu. “Sebentar, Pa.“ kata mbak Lasmi sambil melumat kontol mas Slamet, membasahinya agar nanti lancar saat dimasukkan ke dalam memek.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgxp1UU7x8I
“Ma, aku sudah tak tahan, mau keluar di memek mama!“ jerit mas Slamet tertahan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC8YZ98vRAc
Karena posisi kurang nyaman, akhirnya mbak Lasmi telentang di lantai. Aku berpikir, kalau sudah nafsu, dimanapun jadi. Kaki mbak Lasmi dikangkangkan sehingga memeknya yang tembem menjedol minta ditusuk. Mas Slamet memegang kaki mbak Lasmi karena kurang leluasa, akhirnya celananya ia lepas. Aku khawatir juga kalau ada penjaga yang datang, mereka tidak bisa cepat memakai, tapi aku tetap menikmati tontonan ini. Mas Slamet menciumi muka mbak Lasmi yang masih tertutup jilbab, tangannya menopang tubuhnya dan salah satunya memainkan tetek mbak Lasmi secara bergantian.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLIh2r8vgiE
“Mas, ayo entot aku. Memekku pengin ditusuk,“ pinta mbak Lasmi parau.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWcSDFREAcb
Tanpa disuruh dua kali, mas Slamet langsung mengarahkan kontolnya ke memek mbak Lasmi. Dengan sekali hentakan, kontol itu tertelan masuk ke dalam. Ternyata mudah ya ngentot itu, pikirku. Mereka saling menggoyang maju mundur dengan cepat dan penuh nafsu, tanpa henti, kira-kira beberapa menit. Lalu kemudian…
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNb1xCE1Y8P
“Ma, aku mau keluar.” kata mas Slamet ngos-ngosan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8sGRh1F2TG
“Iya, Pa, aku juga. Memekku siap menerima semprotanmu.” sahut mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBruJaKxDwm
Mereka kembali berpacu sambil terengah-engah. Akhirnya, dengan sedikit teriakan yang tertahan, mereka mengejang dan kelihatan mas Slamet menekan kontolnya semakin dalam, seolah-olah tidak pengin lepas. Demikian juga mbak Lasmi, mereka kelihatannya sudah orgasme berbarengan, terlihat mereka langsung terkapar lemas. Menyadari waktu yang tidak banyak tersisa, mereka mulai bangun dan berpakaian.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5pcoDZjAdf
“Terima kasih, Ma… sekarang papa puas.” kata mas Slamet sambil meremas-remas tetek mbak Lasmi yang menggelantung indah.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Wd1rqXnWo
“Sama-sama, Pa. Memek mama juga sudah tidak gatel karena sudah ditusuk.” canda mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡocD1z62bKw
Setelah itu mbak Lasmi melepas CD-nya untuk digunakan mengelap memeknya dan kontol mas Slamet karena memang cairan kenikmatan mereka keluar sangat banyak. Mbak Lasmi merapikan kembali baju panjangnya, sementara mas Slamet menaikkan kembali celananya. CD mbak Lasmi yang kotor oleh cairan, dimasukkan ke dalam tas bercampur dengan bra.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeDy5ynAqpF
“Tidak dipakai, Ma?” tanya mas Slamet.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlPbBSADCem
“Nanti lengket kotor, Pa. Kan juga nggak kelihatan, baju mama panjang dan lebar.” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡacVTxFeLAY
“Iya, benar sih. Tapi nanti kan mama bonceng Fariz, nanti dia tahu kamu tidak pakai bra, apa tidak malu?” kata mas Slamet.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡktgffpU7p1
“Nggak masalah, Pa. Ya kalau Fariz merasa, anggap aja sedekah karena dia sudah nolongin kita selama ini, hahaha…” canda mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvnbw4CXgVX
Aku menahan nafsu mendengarnya, tapi apa daya, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Supaya tidak ketahuan, aku segera menjauh dari situ sambil pura-pura melihat poster di dinding. Saat mbak Lasmi keluar mencariku, aku segera mendekat sambil menyapanya, ”Ada apa, mbak?”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlFcTY7LT6W
“Yuk, kita pulang dulu.” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsT6oNjFwvh
Aku mengikuti masuk ke ruang tersebut, terbayang mbak Lasmi tanpa bra dan celana dalam, kelihatan semakin cantik. Kelihatan mas Slamet sudah rapi meskipun kelihatan mereka agak kelelahan. Dan setelah itu kita pamit. “Mas, aku pulang dulu ya?” kataku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbXFRiJpkAB
“Makasih ya, Riz, kamu telah membantu mbakmu. Aku tidak bisa membalasnya,” kata mas Slamet.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ78IJgfGkMp
“Sama-sama, mas, kan aku saudara sendiri.“ kataku berusaha sok tulus.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVujCkCoW3S
“Tapi jangan sampai ganggu kuliahmu lho. Kalau perlu atau pingin apa-apa, minta aja sama mbakmu.” kata mas Slamet.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWK03C4pFio
“Iya, mas.“ jawabku singkat untuk memberi kesempatan mereka bicara.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCpRmPrXnmJ
“Pa, aku pulang dulu ya? Yang sabar disini,” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKOA8g27S0Y
“Iya, Ma. Kamu juga hati-hati di rumah, kalau perlu bantuan, ngomong sama Fariz saja. Tapi kalau dia perlu atau pingin apa, kamu usahakan.” pesen mas Slamet.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiIBJFXINbN
Akhirnya kita keluar dari Polresta, kita diam pada pikiran masing-masing. Mbak Lasmi bonceng tetap melingkarkan tangannya di pinggangku sehingga otomatis teteknya yang tidak pakai bra menempel ketat di punggungku. Terasa sangat empuk, beda dari waktu berangkat tadi. Mbak Lasmi tidak menyadari atau sengaja, aku tidak tahu. Di perjalanan, aku lebih berkonsentrasi pada rasa di punggungku yang hangat-hangat kenyal daripada jalanan di depan yang sepi dan lengang.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8gcwfsm1MY
Akhirnya mbak Lasmi ngomong, “Riz, kita makan dulu yuk?”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN8IgUlY6tr
“Nggak usah, mbak. Aku kalau sama mbak kenyang terus, haha…” candaku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDvkBkKBqyE
“Kok bisa, Riz?” tanya mbak Lasmi heran.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPOJGwhUnVB
“Maaf, mbak. Kan aku minum susu terus meskipun cuma punggungku.” jawabku semakin kurang ajar.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHZLGogurDR
Mbak Lasmi tertawa. ”Kamu bisa aja,”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzf5nbSTBXP
“Mbak, kok rasanya beda ya dari waktu berangkat tadi, lebih empuk?” tanyaku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3uNI9Hf4EQ
“Haha… kamu ngerasa to, Ris?” jawab mbak Lasmi agak malu-malu.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhHjj3B0K9U
“Ya pasti to, mbak. Aku kan punya kulit yang bisa merasakan. Kok empuk, mbak, apa mbak kedinginan?” tanyaku sok bloon.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqAPzYiC6Iq
“Maaf, Riz, sebenarnya aku malu ngomong ini. Mbak sekarang tidak pakai bra, tadi mas Slamet minta netek. Daripada repot, ya mbak lepas aja, sekarang belum sempat makai. Apa berhenti dulu di pom bensin? mbak pakai dulu kalau kamu tidak nyaman,” cerocos mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmuQ93dEnyp
“Jangan, mbak, begini malah lebih nikmat.” kataku semakin berani.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUJRWxhWKrl
“Haha… kamu bisa aja, Riz. Atau jangan-jangan, kamu pingin netek juga ya?” tanya mbak Lasmi memancing.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1fWkzMZrXJ
“Nggak kok, mbak, nggak pingin. Tapi… puingin buanget!” jawabku penuh harap.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcTVzWH8dRQ
“Hush, jangan ngawur. Kamu kenyang apa kentang?“ kata mbak Lasmi sambil mengelus kontolku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCsh5qChi4P
Aku semakin berani, “Aku pingin ini.“ kataku sambil tanganku memegang memeknya dari luar gamis karena terbawa nafsu.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU11Fp9SisS
jilbab toket besar (3)
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpyjSORe9Xq
Tapi ini jadi fatal, karena mbak Lasmi langsung memukul sambil berkata agak keras. “Kurang ajar kamu, Riz, kamu anggap aku ini apa?!”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2zf32aLvHW
“M-maaf, mbak… maaf. Saya tidak bermaksud begitu.” kataku penuh melas.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv9GhYL5b4c
“Iya.” jawab mbak Lasmi ketus.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjAuy1SursC
Aku merasa bersalah. Selama perjalanan, kita diam. Akhirnya sampai depan rumahnya, aku turunkan mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2lwjqImYgH
“Maafkan kelancanganku tadi, mbak. Aku tidak akan mengulanginya lagi.” kataku pelan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFJ541tlomt
“Iya.” jawab mbak Lasmi tanpa melihatku, kelihatan begitu kecewa.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGmpAheK23a
Aku berpikir, haruskah berakhir seperti ini? Tidak, harus dilanjutkan…
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZAAL17OZku
***
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJInBUTjDI4
HADIAH YANG SEBENARNYA
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCcLck3Ouos
Kumasukan motor ke rumah. Di kamar, aku mencoba untuk tidur, tapi tidak bisa. Nonton siaran TV, tidak nyaman juga. Aku terus membayangkan mbak Lasmi yang sedang marah. Aku kecewa merasakan kelancangan dan kegagalanku saat ini. Akhirnya aku berpikir harus menyelesaikan malam ini juga. Ada dorongan sangat kuat untuk mendatangi rumah mbak Lasmi. Berani nggak, berani nggak? Mengapa nggak berani, aku kan seorang lelaki. Entah apa yang mendorongku, tahu-tahu aku sudah keluar rumah lewat tempat biasa: jendela.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe5m4sn8kPP
Aku mendatangi rumah mbak Lasmi. Dengan berdebar-debar, aku ketok pelan-pelan kaca nakonya, “Mbak Lasmi, aku Fariz.” kataku lirih.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhbemOWo1Ee
Terdengar gemerisik suara orang berjalan, lalu sepi. Mungkin mbak Lasmi masih belum tidur dan takut. Bisa juga mengira aku maling. “Aku Fariz, mbak.” kataku lagi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcFC1iOnh0X
Kain korden terbuka sedikit. Nako terbuka sedikit. “Lewat samping!” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ99SAYySSMk
Aku segera menuju ke samping, ke pintu ruang keluarga. Pintu terbuka, aku masuk, pintu lalu kututup kembali. Malam itu, mbak Lasmi mengenakan daster di atas dengkul warna merah yang kontras dengan kulitnya yang putih dan bersih dengan seutas tali yang dikaitkan di leher sehingga teteknya yang montok kelihatan menantang, mungkin ini baju tidur kesukaannya. Jilbabnya sudah ia lepas, rambutnya yang lurus sebahu tergerai indah membingkai wajah cantiknya. Ada bau harum sabun mandi, kelihatannya mbak Lasmi baru mandi, maklum tadi sore habis dipakai mas Slamet. Aku langsung terangsang, pingin memperkosanya, tapi aku sadar aku kesini untuk minta maaf, bukan buat masalah lagi. Aku duduk di ruang santai tempat pertunjukan kemarin, aku tidak berani melihat, hanya berani melirik mbak Lasmi, kita berdua diam tanpa kata. Akhirnya kuberanikan bicara.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTOTiOPgQpS
“Mbak, maafkan aku atas kekurangajaranku tadi.” kataku penuh harap.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3DWQxtWfUS
“Iya, Riz. Mbak juga salah telah membuat kamu kecewa, kamu kan yang paling perhatian kepadaku.” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLHtKkWIx56
”Iya, mbak.” aku mengangguk, sedikit lega dengan jawabannya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8NpWIhayF
“Aku salut sama kamu, memang lelaki harus berani bertanggung jawab.” sambung mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7IoAOlpjBS
Aku tambah lega, tidak ada jarak lagi diantara kita.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmziTsVbZMX
“Riz, kamu kesini mau apa?” tanya mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCBcqIUOEX6
“Hanya pingin minta maaf, mbak.” jawabku mantap.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCUO1Rvo2kD
“Iya, sudah mbak maafkan dari tadi, Riz… kamu pingin minta apa, tadi mas Slamet kan sudah pesan kalau perlu apa-apa ngomong langsung aja sama mbak.” tanya mbak Lasmi dengan suara parau, terlihat ada sesuatu yang ditahan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg9FBaS9vr9
“Iya, mbak, makasih banget. Aku kesini tidak pingin apa-apa, aku sudah lega kalau mbak maafin aku. Kalau begitu aku pulang dulu, mbak.“ kataku sambil berdiri.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVomGlS9Pz0
Mbak Lasmi ikut berdiri, kami lalu bersalaman. Aku berjalan ke pintu, mau membukanya, saat tiba-tiba… “Riz, sebentar…” panggil mbak Lasmi dengan suara tertahan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4dvjrCtaxl
Aku langsung membalik tubuhku, menghadap ke arahnya yang berdiri agak ragu. “Iya, mbak?” jawabku penuh tanda tanya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB5qFkzSGxw
“Aku percaya ada yang kamu inginkan, tapi tidak berani berucap.” kata mbak Lasmi, aku hanya diam kaya patung.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpJjsdIJEJm
“Kamu mau ini, Riz… hadiah untukmu.” lanjut mbak Lasmi. Aku tetap diam tak berkedip saat melihat tangan mbak Lasmi melingkar ke belakang leher sehingga teteknya yang montok makin kelihatan menantang. Dengan sedikit tarikan, ia melepas tali daster dan membiarkan kain berwarna merah itu meluncur ke bawah. Aku kaget dan terpana karena mbak Lasmi langsung bugil total, ternyata dari tadi dia tidak pakai daleman. Kuperhatikan tubuh indahnya dari atas sampai bawah, teteknya yang montok langsung terekspos dengan jelas, sangat menantang untuk dijamah. Dan astaga! memeknya yang tembem sekarang jadi gundul. Kemana gerangan jembut lebat yang kulihat tadi siang?
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAFDEA8twiM
Aku masih terpana, tidak mampu bergerak. Yang bisa bereaksi cuma kontolku, benda itu mulai berontak dan menegang saat melihat pemandangan indah itu. Tapi aku tidak berani berbuat apapun. Mbak Lasmi berjalan mendekatiku, teteknya yang montok bergoyang-goyang saat ia melangkahkan kaki. Aku hanya mematung saat mbak Lasmi mengambil inisiatif dengan langsung menarik kaosku ke atas hingga terlepas. Ia kemudian jongkok dan menarik turun kolor dan CD-ku. Aku sedikit mengangkat kakiku, memudahkan mbak Lasmi melepasnya. Ia melempar celanaku entah kemana. Kontolku yang sudah ngaceng berat langsung meloncat dan berdiri tegak bagai tongkat. Berdua, di ruang tengah rumah mbak Lasmi, kami sama-sama bugil sekarang.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE6WuCDmdj4
Aku dibimbingnya masuk ke kamar tidurnya. Aku nggak tahan lagi, segera kupeluk tubuh montok mbak Lasmi erat-erat. Kuciumi pipinya, hidungnya, bibirnya, dengan lembut dan mesra, tapi penuh nafsu. Mbak Lasmi membalas memelukku, wajahnya disusupkan ke dadaku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrobTRZ1ELG
“Maaf, mbak, aku pingin banget kaya kemarin.” bisikku sambil terus menciumi dan membelai punggungnya. Nafsu kami semakin menggelora.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsiFQVHhgIe
“Riz, akan aku kasih yang lebih dari kemarin. Jamahlah tubuh mbak sesukamu, mana yang kamu mau, tubuh mbak semua untukmu!” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGmZkutVTb8
“Iya, mbak. Tapi ajari aku ya, karena ini baru pertama.” kataku memohon.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqxYi5hKNDc
“Kamu memang anak baik, Riz. Jangan terburu-buru, ikuti naluri saja.” terang mbak Lasmi. Aku ditariknya ke tempat tidur. Mbak Lasmi kemudian membaringkan dirinya. Aku langsung menubruknya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDYOtlYY5pf
“Riz, jangan terburu-buru. Nodai dulu bibirku.“ kata mbak Lasmi sambil menyorongkan mulutnya. Aku menyambutnya. Bibirnya terasa hangat dan lembut. Aku yang baru pertama berciuman, dengan kasar melakukannya, asal sedot dan lumat saja. Mbak Lasmi dengan santai mengajariku, aku mengikutinya. Hingga beberapa menit kemudian, kita bisa saling lumat dan hisap dengan lebih nikmat.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoeOeucwS1t
“Enak, Riz?” kata mbak Lasmi dengan sedikit senyum. Aku hanya bisa mengangguk. Dia kemudian mendorong tubuhku ke atas. “Ini yang menempel di punggungmu tadi, Riz. Nikmatilah, jangan bengong aja.” kata mbak Lasmi sambil menyorongkan teteknya yang besar dan bulat.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdH4uMuFMdr
jilbab toket besar (4)
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvQWuLmMRGj
Aku tidak tahan lagi, segera kujamah buah dada yang kenyal dan empuk itu. Ukurannya benar-benar besar, sampai tanganku tidak muat menangkup semuanya. Aduh! terasa nikmat sekali. Kuelus bulatan daging itu dengan lembut, kuremas pelan-pelan. Putingnya terlihat memerah dan menggemaskan. Kuciumi, kukulum, kubenamkan wajahku di kedua bulatan mungil itu, sampai aku tidak bisa bernapas. Aku mainkan buah dada mbak Lasmi sesuai naluri dan teori dari film bokep yang sering kulihat. Mbak Lasmi terlihat menikmati sambil sedikit mengarahkan kalau aku berbuat salah.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡalctJ0PKvz
“Riz, biar wanita bisa horny kalau teteknya dimainin kayak gini,” kata mbak Lasmi, “kamu mulai dari bagian bawah dulu, jangan langsung kamu sentuh bagian putingnya.” terangnya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzTGr2mAjdR
Aku hanya menurut seperti anak TK yang nurut sama ibu gurunya. Mulai kujilati bagian bawah tetek mbak Lasmi yang besar, melingkar dari kanan ke kiri. Kelihatan puting mbak Lasmi tambah menjulang saat aku melakukan itu, mungkin ia benar-benar horny, mbak Lasmi terlihat menikmatinya. Tanpa diduga, aku langsung menyedot dan melumat putingnya secara bergantian. Mbak Lasmi kaget tapi tidak menolak. Dia malah berkata, ”Pinter kamu, Riz. Ughh… enak banget!”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlDRCfsskLJ
Aku masih memainkan tetek mbak Lasmi sesukaku. Istri mas Slamet itu membiarkan dan menikmatinya sambil mengelus kepalaku penuh kasih sayang, seperti perlakuan seorang ibu pada anak bayinya yang lagi netek. Aku tidak bosan-bosannya memainkan gundukan padat itu dengan mulutku, sementara tanganku mulai merogoh memeknya. Saat kurasakan benda itu jadi licin, tak tahan aku bertanya. “Kok gundul, mbak, nggak takut banjir?” tanyaku konyol.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ONrtoqe3b
”Spesial untukmu, Riz. Biar bersih, biar kamu tahu gimana bentuk memek yang sebenarnya, kamu kan baru belajar.” jawab mbak Lasmi sabar.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzzkw7AsgSD
”Iya, mbak.” kubelai dan kuusap-usap belahan tembem itu. Kutusukkan jari telunjukku ke lubangnya yang sempit, terasa sangat hangat dan basah disana.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1GSp2UdzAY
“Riz, mbak tidak kuat lagi. Jilati memekku, Riz!” pinta mbak Lasmi sambil mendorongku ke bawah.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRdi9xGjK6a
“Kok basah, mbak?” kataku penuh nafsu. Kupandangi bibir vaginanya yang terlihat merah mengkilat karena terlumasi cairan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv4W71X8phI
“Nikmati, Riz, mainin itilku!” kata mbak Lasmi tanpa menjawab pertanyaanku. Dia membuka kakinya makin lebar, membuat belahan memeknya makin jelas terlihat. Lorongnya yang sempit berwarna merah cerah, hampir kekuningan. Terasa berkedut-kedut ringan saat aku merabanya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgOxsnNOTm7
Kuikuti perintah mbak Lasmi. Segera aku jongkok dan menghisap benda itu. Mbak Lasmi mengarahkan jilatanku yang masih kasar dan asal dengan membuka bagian atas memeknya. Karena memang memeknya gundul, maka segera terpampanglah daging kecil berwarna merah sebesar biji kacang miliknya. Aku pikir, ini pasti itil yang ia maksud. Langsung kujilat dan kumainkan benda itu. Mbak Lasmi hanya bisa mendesah sambil berkata, ”Iya, begitu, Riz! Jilat terus. Sedot. Lumat itilku dengan mulutmu, Riz!”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiVGgR9kTMK
Aku mainin terus itil itu. Terasa ada cairan yang membasahi memek mbak Lasmi dengan aroma yang khas, benar-benar menambah sensasiku. Semakin kupercepat jilatanku, semakin Mbak Lasmi tidak tahan. Hingga akhirnya ia menarik tubuhku dan kembali menciumiku bertubi-tubi. Terasa teteknya yang bulat padat mengganjal tepat di dadaku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQUyrcJnAlM
“Riz, masukin kontolmu. Entot aku. Tusuk memekku, Riz!” kata mbak Lasmi seperti tante girang. Dia segera menggenggam dan mengocok-ngocok pelan batang penisku, dari ujung hingga ke pangkalnya. Aduh, rasanya geli dan nikmat sekali. Aku jadi nggak sabar lagi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD0GwQoaMuI
Kaki mbak Lasmi kukangkangkan lebar-lebar, aku coba langsung memasukan penisku ke memeknya seperti mas Slamet tadi, tapi meleset terus.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrlurJEBB9t
“Hehe… aku percaya kamu memang baru pertama, Riz.” kata mbak Lasmi. ”Mbak akan nikmati perjakamu,” sambil tersenyum, dia membimbing penisku untuk memasuki liang memeknya yang sudah basah. Digesek-gesekannya ujung penisku di bibir memeknya, makin lama semakin terasa basah, hingga ketika kudorong pelan, sudah bisa agak sedikit masuk, meski masih tetap sulit. Memek mbak Lasmi terasa sangat sempit. Dia dengan sabar terus membimbingku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMKzoImm3gs
“Pelan-pelan aja, Riz. Kontolmu besar lebih dari milik mas Slamet.” bisik mbak Lasmi gembira.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYIUEWG8psV
“Memek mbak sempit banget, kontolku muat nggak, mbak?” tanyaku kaya orang bego.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxB4NZIpbHg
Mbak Lasmi tidak menjawab. Dia hanya tersenyum sambil terus membimbing kontolku memasuki lubang memeknya. Aku sendiri terus menekan dengan pelan, hingga akhirnya kontolku masuk semakin dalam, semakin dalam… sudah setengah terbenam, kutekan terus… lagi, lagi, dan lagi, dan akhirnya… tinggal sedikit lagi, lalu… penuh nafsu, blees! kutekan kontolku keras-keras hingga semuanya terbenam ke dalam memek mbak Lasmi yang tembem.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmd0RD00Ll
“Auw, pelan-pelan, Riz… sakit!” teriak mbak Lasmi tertahan. Aku hanya diam, membiarkan penisku tetap menancap. Terasa nikmat kurasakan, kontolku seperti dijepit sesuatu yang tidak tergambarkan; hangat, basah, geli, lengket, dan berkedut-kedut. Melenguh keenakan, kunikmati lubang memek mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9KQ9fCjAUG
“Riz, memek mbak jadi penuh banget, kontolmu mantap!” teriak mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuRePGZP0Nm
“Ehm, memek mbak juga enak banget! Masih sakit, mbak?” tanyaku sambil memainkan puting susunya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmVK9Zuu95T
“Sebentar, Riz, jangan bergerak dulu. Biar kelamin kita kenalan dulu, kontolmu terlalu besar, memekku jadi kaget.” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXKKjZU2EH7
”Iya, mbak.” aku mengangguk.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpy9bvthWhq
Kita tetap dalam posisi seperti itu selama kurang lebih lima menit, hingga kemudian mbak Lasmi berkata, ”Riz, aku siap digoyang.” bisiknya mesra.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGV6JYuq97G
Aku pun mulai menggerakkan pinggulku naik-turun dengan pelan seperti yang kulihat dilakukan oleh mas Slamet. Aku melakukannya dengan teratur. Aduh, nikmat sekali rasanya. Penisku rasanya dijepit erat oleh kemaluan mbak Lasmi yang sempit dan licin. Makin cepat kucoblos, makin erat memek itu mencekik kontolku. Aku terus menggerakkannya keluar-masuk, turun-naik, kadang memutar dan kutekan dalam-dalam dengan penuh nafsu, menggesek dinding kelamin mbak Lasmi hingga membuatku kami merintih keenakan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX66eg6AHId
“Aduh, Riz, Fariz… enak sekali! Yang cepat… terus, ya begitu!” bisik mbak Lasmi sambil mendesis-desis. Kupercepat lagi genjotanku. Suara memek mbak Lasmi makin kecepak-kecepok, menambah semangatku. “Riz, aku mau muncak… terus… terus!” rintihnya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNOvSNJJIhI
Aku juga sudah mau keluar, ada sesuatu yang mau meledak di ujung kontolku. Aku percepat goyanganku, dan penisku merasa akan segera muncrat. Kubenamkan dalam-dalam ke dalam vagina mbak Lasmi sampai amblas, mentok seluruhnya. Pangkal penisku berdenyut-denyut, spermaku muncrat, menyembur berkali-kali di dalam vagina sempit mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPlr8bw5X6v
Bersamaan dengan itu, mbak Lasmi mengejang. Terasa basah di ujung kontolku. Rupanya dia juga orgasme. Kami berangkulan kuat-kuat, nafas kami seakan berhenti. Saking nikmatnya, dalam beberapa detik, nyawaku seperti melayang entah kemana. Aku ambruk di atas tubuh montok mbak Lasmi untuk beberapa saat menikmati sisa-sisa kenikmatan yang masih mendera.
Setelah rasa itu hilang, barulah kucabut penisku, dan berbaring di sisinya. Kami berdiam diri, mengatur napas kami masing-masing. Tiada kata-kata yang terucapkan, ciuman dan belaian kami yang berbicara.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiIuR1vvoEE
“Terima kasih, mbak, hadiahnya. Tidak akan terlupakan,” bisikku di telinganya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjNcFDaXey1
“Iya, Riz. Mbak juga puas. Mbak bisa keluar lepas, tidak seperti tadi sama mas Slamet.” kata mbak Lasmi keceplosan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuH81IZbIB2
“Memangnya tadi sempat ngentot sama mas Slamet?” tanyaku pura-pura tidak tahu.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJvtJR24WOP
“Eh, nggak, nggak, Riz!” kata mbak Lasmi gelagapan, mukanya merah padam, menambah kecantikannya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRCKstxAttx
“Mbak cantik deh kalau lagi bohong,” rayuku. ”Tapi mas Slamet ahli ya, mbak? Tanpa bantuan nyoblos, langsung bisa masuk.” lanjutku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKIFyRIddac
“Kamu kurang ajar ya, Riz! Berarti kamu tadi ngintip… kamu memang kurang ajar,” kata mbak Lasmi berlagak marah.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe2Xnyg3nEz
“Salah sendiri, ngentot di tempat gituan. Beralaskan lantai apa enaknya? Aku tidak ngintip, aku lihat kok.” candaku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtOC3wsoxKJ
“Iya, Riz, aku ngaku. Habis tadi tidak tahan. Kasihan mas Slamet, mosok punya istri harus pakai tangan?” akhirnya mbak Lasmi mengakui perbuatannya. “Tapi kamu memang kurang ajar, Riz. Mosok suamiku di sel, istrinya kamu nodai!” katanya kemudian.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKTyV9yLibN
“Biarin, wong ini mbak juga gatel.” kataku sambil membelai memeknya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSDq8ousuTn
“Kamu kebablasan, Riz.“ teriak mbak Lasmi sambil berdiri.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9raDkB84Of
Aku kaget dengan responnya. Langsung aku diam, apa aku salah lagi? Mbak Lasmi bikin pusing saja. Aku masih terlentang diam, sementara dia mulai bergerak mengangkangi tubuhku. Bisa kulihat sisa-sisa spermaku masih menetes-netes di celah-celah belahan memeknya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGm2g29Gj80
“Ini, kubalas kekurang-ajaranmu!” maki mbak Lasmi. Dia lalu memegang kontolku yang masih lesu, terus dijilat dan langsung ditelannya tanpa rasa jijik. Mendapat perlakuan seperti itu, kontolku langsung berdiri tegak menjulang.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZPbW7DH4t1
“Mbak, jadi berdiri lagi, gimana ini?” rengekku pura-pura lugu.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa0LoBAxZZx
“Dasar, kontol muda nggak ada matinya!” maki mbak Lasmi sambil menggenggamnya erat. Dia langsung naik ke atas tubuhku, memeknya berada tepat di depan kontolku. Tanpa permisi, mbak Lasmi menurunkan tubuhnya, batang kontolku langsung amblas ditelan mekinya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaThipBP841
“Mbak, ughh… sakit, mbak!” kataku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqW5Wj5SDVU
“Biarin, rasakan pembalasan atas kekurang-ajaranmu!” kata mbak Lasmi sambil mulai bergoyang tak beraturan. Teteknya yang besar bergoyang ke kanan dan ke kiri kayak mau jatuh. Aku nikmati pertunjukan ini.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJf0gYkRrDJ
Mbak Lasmi seperti kesetanan. Aku rasakan meskipun badannya gemuk, kalau begini rasanya enteng. “Riz, jangan bego gitu, remas tetekku!” teriaknya gemas. Aku diam saja, mosok aku dikatakan bego?!
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfWbFM719x3
“Kalau kamu kurang, rasakan ini!” kata mbak Lasmi sambil menghentikan goyangannya. Terasa ada pijatan kuat yang menjepit batang kontolku, seolah-olah membetot dan menyedot spermaku. Dia melakukannya berulang-ulang hingga membuatku merintih dan menggelinjang keenakan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡphTm15lKcP
“Mbak, enak banget… aku tak kuat!” teriakku tertahan. Segera kugapai gundukan payudaranya dan kuremas-remas dengan penuh nafsu.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs3uVJasN8J
“Gimana empot ayamku, Riz?” kata mbak Lasmi sambil tersenyum.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAXHiHBxFhD
jilbab toket besar (5)
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEpkMERFD5o
“Enak banget, mbak, lagi dong!” pintaku sambil memilin-milin putingnya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡge1jCLPxKj
Mbak Lasmi langsung mengeluarkan jurus empotannya yang bikin kontolku panas dingin tak karuan. Aku nikmati sambil merem melek dan memenceti terus tonjolan buah dadanya berulang-ulang.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYdRYS6SMh6
“Riz, kamu kuat juga, biasanya mas Slamet kalau aku ginikan langsung nyembur.” puji mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHlqgKHzLrj
“Darah muda, mbak.” sahutku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGP4dgQZv7n
“Riz, ayo goyang. Mbak udah mau nyampai, kita barengan lagi.” ajak mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaRqLr3i6yZ
Tanpa diminta lagi, aku mainkan memek mbak Lasmi. Kubalik tubuh sintalnya hingga ia sekarang berada di bawah, lalu aku hajar memeknya bertubi-tubi. Mbak Lasmi mengimbangi dengan memutar pinggulnya berlawanan arah dengan genjotan tubuhku. Kami terus melakukannya hingga akhirnya ada sesuatu yang mau mendesak keluar dari dalam batang kontolku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwvvYQj0TJd
“Mbak, aku mau nyampe. Siram dong kontolku!” kataku sambil balik lagi telentang, mbak Lasmi kembali berada di atas tubuhku. Dia tanpa kompromi langsung menggoyang, dan aku mengikutinya. Hingga akhirnya…
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJEVm9gDEhs
“Riz, mbak mau keluar!” teriak mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzLJjmescbz
“Aku juga… barengan, mbak!” kataku menyahut. Kuikuti goyangan mbak Lasmi sambil menyodok memeknya semakin dalam saat sesuatu yang basah dan hangat menyembur keluar, mengguyur kontolku hingga terasa semakin licin dan lengket.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsNYSSm6mZW
“Aku keluar, Riz!” teriak mbak Lasmi tertahan. Tubuh sintalnya terkejang-kejang seiring semprotan cairan dari dalam liang vaginanya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaetTmwGivu
Aku yang juga sudah di ujung orgasme, langsung membalik dan mengenjotnya tanpa ampun, dan baru berhenti saat spermaku yang kental menyembur untuk yang kedua kali di dalam memek mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlRQzQ8fVqe
Kami kembali roboh berpelukan. Karena kecapekan dan kepuasan, aku tertidur di atas tubuh montok mbak Lasmi dengan kontol tetap menancap di lubang memeknya. Setengah jam kami tidak sadar. Kami terbangun bersamaan saat merasakan kontolku menciut dan akhirnya lepas dengan sendirinya. Aku terlentang seperti tidak ada tenaga.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLS7PImiJLs
“Riz, mau lagi?“ tawar mbak Lasmi sambil tersenyum.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzfkeQExku0
“Siap, mbak, sampai pagi pun siap!” kataku mantap.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrhs1xxVGfh
“Uh, maunya! Sana kamu pulang, sudah jam satu. Nanti malah ketahuan ronda kampung, malah repot.” suruh mbak Lasmi sambil mengecup pipiku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqFXW2UEpBz
“Sekali lagi, mbak, please…” pintaku memelas.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkjv953hdP
“Besok aja mbak kasih lagi, sekarang pulanglah!” kata mbak Lasmi sambil berdiri dan keluar dari kamar.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGuOf1dwxzZ
Akhirnya aku nurut. Terlihat mbak Lasmi memunguti baju dan celanaku dan menyuruhku untuk memakainya, sementara dia masih tetap telanjang. Aku pakai bajuku dan duduk sambil istirahat melihat mbak Lasmi yang masih telanjang mengambilkan minum untukku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlPWwZan7r5
“Ini, minum dulu biar kuat sampai rumah.” perintahnya sambil duduk di sebelahku, tetap telanjang.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAIKxUtoVKd
“Rumahku kan di sebelah, mbak. Pacarku mbak Lasmi.” kataku bercanda.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcEoUxiOXbs
“Riz, mbak minta ini jadi rahasia kita berdua.” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrd57X6CCEa
“Iya, mbak…” sahutku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQa11e5ZDJP
“Kamu bisa minta kapan pun, asalkan pas suamiku tidak ada.” kata mbak Lasmi lagi. “Kamu boleh nikmati tubuhku, bibirku, tetekku dan memekku, semuanya untukmu… tapi ingat, jangan mencintai aku. Hatiku hanya untuk mas Slamet!” sambungnya penuh nasehat.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyYiHeEfbel
“Berarti ini hanya untuk nafsu saja, mbak?” tanyaku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfeTpc59226
“Ya, begitulah. Kita sama-sama puas. Kamu bisa belajar dariku, tapi jangan sampai hal ini membuatmu gagal kuliah, mbak akan sangat kecewa.” kata mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhNc1swAhQy
“Ok, guruku yang binal dan bahenol.” jawabku bergurau.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqAaBS0fXCF
“Sekarang pulang sana, brondongku. Besok tak kasih lagi jepitanku,” suruh mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHDVSuSXXRv
“Pulang dulu ya, tante girang. Besok kusobek-sobek memekmu.” kataku sambil berdiri. Dengan berat hati, aku pergi meninggalkan mbak Lasmi. Aku masuk rumah lewat jendela dan langsung menuju kamar. Aku berusaha tidur sambil menyesali ketidak-perjakaanku. Tapi memang benar-benar enak memek tembem mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4e3Xua4FCy
Aku bangun kesiangan dan langsung ke kampus dengan semangat akibat motivasi dari mbak Lasmi. Aku tidak mau mengecewakan orang tua dan mbak Lasmi. Selama tiga hari berikutnya, aku setiap malam ke rumah mbak Lasmi, tetapi dia selalu menanyakan tugasku sudah selesai belum. Kalau sudah selesai, baru kita mencari kepuasan. Sudah banyak cara dan gaya yang mbak Lasmi ajarkan, dan aku merasa menjadi lelaki kuat. Tapi aku tetap tidak berani macam-macam kalau mbak Lasmi tidak meminta.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2FZsbHpa5w
Hari pertama berikutnya, tepat jam sepuluh malam, aku datang. Seperti biasa, kita ngobrol sebentar baru kemudian mulai ngentot. Tapi mbak Lasmi minta situasi gelap, jadi kita melakukannya di kamar tanpa ada cahaya sedikitpun. Malam itu, seperti biasa, dua kali kita keluar berbarengan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3yDeouKd2n
Hari kedua, aku sengaja datang agak cepat, jam setengah sepuluh. Aku langsung masuk ke rumahnya, terdengar suara gemericik air di kamar mandi. Kelihatannya mbak Lasmi baru mandi. Pintu kamar mandi tidak tertutup, sehingga aku dapat melihat mbak Lasmi yang sedang menggosok-gosok tubuh sintalnya dengan sabun. Aku langsung pengin mengentotnya, tapi tidak berani. Akhirnya aku ikut telanjang sambil berbicara, ”Mbak, boleh ikut mandi?”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdC3pYItx2W
“Hei, ngapain kamu?!” teriak mbak Lasmi kaget saat aku membuka pintu kamar mandi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ39yKaErf5u
“Kalau mandi ya ditutup dong pintunya!” aku membela diri.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXc7Asf9OLR
Mbak Lasmi tersenyum menyadari keteledorannya. “Sini, Riz, mandi sekalian.” undangnya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIP8jR7Y9Ud
Kami pun mandi bareng sambil saling usap, saling remas dan saling belai hingga akhirnya kami pun tak tahan. Dengan posisi doggy style, kuentot tubuh mulus mbak Lasmi. Dia menungging sambil berpegangan di dinding kamar mandi, sementara aku dari arah belakang menusuknya bertubi-tubi. Ternyata enak sekali, aku bisa remas tetek mbak Lasmi yang menggantung indah dan bisa kulihat wajah cantiknya lewat kaca yang cukup besar di kamar mandi, rasanya jadi tambah hot.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFvawDlHIxM
Malam yang dingin itu jadi panas penuh gairah oleh nafsu kami berdua. Aku dan mbak Lasmi keluar bersamaan waktu doggy style. Dan setelah itu kita mandi lagi sebelum coba posisi 69 setelah berpindah ke depan TV. Memang setelah mandi ada rasa yang lain karena memek mbak Lasmi jadi lebih harum, aku semprotkan spermaku di mulut mbak Lasmi, sementara memek mbak Lasmi banjir di mulutku. Sebelum pulang, kami lakukan posisi normal: aku di atas, mbak Lasmi di bawah, tapi terasa lebih enak. Malam itu aku sama sekali tidak melihat mbak Lasmi pakai baju. Setelah puas mengentotinya, aku pulang.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZPBPy3HuVq
jilbab toket besar (6)
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNnnOTQCQKl
Malam ketiga merupakan malam terakhir sebelum kepulangan mas Slamet. Sengaja agak malam aku datang, sekitar jam sebelas. Mbak Lasmi kelihatan sudah menungguku. Sebelum aku sampai, dia sudah membukakan pintu. Dengan kesal mbak Lasmi berkata, ”Jadi kering nih memekku, Riz, apa sudah bosen?”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBebMRQ4HXN
“Maaf, mbak, ada tugas kuliah yang harus kukerjakan.“ alasanku biar mbak Lasmi tidak marah.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyMRDeIrxMS
“Ya sudah, tapi malam ini kamu harus temani mbak sampai pagi.” pintanya sambil membuka baju dan jilbabnya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Tgoog18w9
“Ok, mbak, siapa takut?” jawabku mantap.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIs5eDpSu52
Malam itu kita ngentot di ruang tengah, diawali dengan melihat VCD bokep koleksi mbak Lasmi, dan kita ikuti semua gaya yang dicontohkan disitu, kecuali anal, memang aku tidak suka dan mbak Lasmi juga tidak mau, terlalu jorok katanya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmY4Xunhpcv
Setelah selesai, mbak Lasmi berkata. ”Riz, aku curiga, salah satu dari kami mandul. Kalau aku subur, aku harap aku bisa hamil dari spermamu. Nanti kalau jadi aku kasih tahu.”
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRFoDm2Gzfx
“Tapi, mbak, aku belum siap jadi bapak.” tanyaku agak cemas.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ72v870lwps
“Yang tahu bapaknya siapa kan hanya aku sendiri, dengan siapa aku membuat anak,” katanya sambil mencubitku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf5vw64N1m7
“Mbak, malam ini terakhir bagiku ya?“ tanyaku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6WBN9qng5
“Jangan khawatir, Riz. Ingat, tubuh mbak kan milikmu, jadi memek mbak tetep kangen sama kontolmu.” jawab mbak Lasmi mesra.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0nzKKj5yrK
“Lha mas Slamet gimana?” tanyaku lebih berharap.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWzYwY2RsZ1
“Kalau mas Slamet lagi di rumah, aku milik mas Slamet. Tapi kalau pas dia lagi jalan, memek gatelku ini bisa kamu sodok.” kata mbak Laami sambil memegang memeknya. “Kalau perlu, mbak dipakai bareng-bareng juga kuat kok.” candanya.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡisyjwVmFk2
“Salome, mbak, satu lobang rame-rame.” balasku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡziVW05gKcu
“Ya tidak begitu. Kan cuma dua; kamu mulut, mas Slamet memek, nanti gentian.“ jawab mbak Lasmi genit.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAvb7OCAtim
setelah itu kita ON lagi, kali ini kami melakukannya di kamar mbak Lasmi. Setelah tiga kali orgasme, sebelum pulang, aku sempatkan sodok memek mbak Lasmi sekali lagi saat dia mengantarku ke pintu. Tapi kubuat tidak sampai keluar supaya dia ketagihan. Aku semprotkan pejuh terakhir malam itu di gundukan payudaranya. Setelah itu, aku langsung buka pintu dan pergi meninggalkan mbak Lasmi yang masih menggantung sambil tersenyum penuh kemenangan.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnWf77LzzUS
“Lanjutin pakai tangan dulu ya, mbak.” kataku.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZoNZK8eEog
“Kurang ajar kamu, Riz!” umpat mbak Lasmi.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIDrZzgiD93
Aku pun pulang dan masuk rumah lewat jendela seperti biasa. Baru juga mau tidur, tapi kok ayamnya sudah berkokok ya? Ketika kulihat jam, ternyata sudah pukul empat pagi. Pantes aja!
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY0IV3CzW4R
Hari-hari berikutnya, selama dua minggu mas Slamet berada di rumah karena masih belum boleh nyetir, masih masa pemulihan katanya. Aku jadinya blingsatan tak karuan, apalagi ketika ketemu mbak Lasmi. Kadang kulihat dia lagi bermesraan di rumah dengan mas Slamet, atau malah kadang-kadang mbak Lasmi seperti sengaja memamerkan tubuhnya yang polos ketika habis mandi waktu aku sedang main catur dengan suaminya. Mbak Lasmi mengejekku sambil menjulurkan lidahnya. Sering dia meremas-remas teteknya sendiri saat aku meliriknya, itu ia lakukan ketika mas Slamet tidak melihat atau lagi diluar rumah.
915Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiWZwS1aDfU
Ah, dasar. Awas, mbak, tunggu pembalasanku!
ns 15.158.61.6da2
