MARCELLA POV
Mataku masih belum bisa terpejam, berkali-kali Aku memindahkan chanel tv berharap ada acara yang menarik minatku untuk menontonnya dan melupakan kejadian yang menimpa Karin beberapa hari yang lalu tapi gagal. Aku masih sangat mengkhawatirkan keselamatan Karin, apalagi baru aku ketahui jika Raka adalah putera Bupati Rauf, pasti sang Bupati tidak akan terima jika salah satu anaknya mendekam di penjara karena berurusan dengan Karin. Berbagai macam pikiran buruk berseliweran di pikiranku, bahkan Aku berencana untuk memindahkan Karin ke sekolah lain, hanya saja rencana itu ditentang oleh suamiku.
"Masih belum tidur Ma?"
"Eh, Papa. Belum Pa, masih belum ngantuk." Jawabku sedikit terkaget karena kehadiran suamiku di ruang tv.
"Belum ngantuk atau masih ada yang dipikirkan?" Tanya suamiku seolah tau apa yang Aku pikirkan.
"Aku masih takut Pa, takut kalau terjadi apa-apa lagi dengan Karin."
"All is well Ma, Kamu tidak perlu mengkhawatirkan Karin lagi. Aku ada untuk menjaga Kamu dan dia." Suamiku kemudian mencium keningku, Aku bahagia sekali, beruntung Aku mendapatkan Herman sebagai suamiku.
***
HERMAN POV
Malam ini istriku terlihat sangat cantik, berbeda dengan biasanya, meskipun hanya mengenakan kaus dan celana pendek, tapi pesonanya membuat birahiku tiba-tiba membuncah.
"Kamu kenapa Pah? Kok jadi aneh gitu matanya ?" Tanya istriku saat memergokiku sedang mengamati lekuk tubuhnya dari dekat.
Mendengar itu, Aku reflek mencium bibir istriku , dan istrikupun membalas ciuman dari bibirku. Posisi kami sudah dalam keadaan berbaring berhadapan , cukup lama kami berciuman. Istriku cukup beringas dalam hal berciuman, bibir atas dan bawahku bergantian dihisapnya. Tanganku mulai meraba payudara istriku dari balik kaosnya, kulihat dia tetap diam saja tidak bereaksi dan tetap pada ciumannya.Aku pun mulai memasukkan tanganku ke dalam kaosnya, dan akhirnya aku memegang gundukan payudaranya yang masih menggunakan BH .
Dengan masih sama-sama berbaring berhadapan kami semakin liar berciuman, tanganku pun mulai mencari kaitan BHnya yang berada di punggungnya, tak lama akhirnya kaitan BHnya pun terlepas , lalu aku pun menaikan kaus dan BH istriku ke atas, kini tampaklah payudara istriku. Aku mulai memainkan puting dan payudaranya secara bersamaan menggunakan kedua tanganku.
"Emmmhhh..."
Hanya itu yang terdengar dari mulut istriku. Ciumanku pun mulai turun mengarah ke payudaranya , aku hisap lembut putingnya dan sesekali aku remas payudaranya . Cukup lama aku bermain di payudaranya , istriku hanya bisa melengun dan terkadang menjambak rambutku.
"Emmmh , Mas... "
Aku pun menghentikan seranganku ke payudaranya , Aku tatap wajah istriku kali ini hanya birahi yang ada di dalam matanya , rasanya dia sudah mulai melupakan kesedihannya. Kali ini dia dalam posisi terlentang , aku cium bibirnya dan tanganku mulai menurunkan celana pendeknya. Kini tampaklah gundukan vaginanya yang masih tertutup celana dalam putih. Aku kembali mencium bibir istriku dan memainkan jariku di vaginanya yang masih tertutup celana dalam.Istriku kembali melenguh manja menikmati permainan jari dan bibirku. Kali ini jariku mulai menyelinap ke sela sela celana dalamnya , terasa olehku bulu bulu kemaluannya yang tipis .
Ciumanku mulai turun kembali ke payudaranya dengan tanganku masih terus bermain di vaginanya . Semakin lama permainan jariku di vaginanya membuat area sensitif itu menjadi lembab dan basah, agar lebih leluasa, Aku menarik celana dalam istriku, melepaskannya dari tubuhnya. Aku pun membuka kakinya melebar dan terlihat olehku vagina yang merekah, basah dan lembab, aromanya begitu khas. Dengan posisi berada di bawah selangkangannya aku pun mengarahkan mulutku ke kearah vagina istriku. Aku mulai menciumi vaginanya , lidahku menyapu garis kemaluanya dari atas ke bawah dan sebaliknya .
"Arrrggghghh ! Fuck, enak banget Mas !"
Rintih istriku menikmati tiap jilatan lidahku pada area sensitifnya. Terkadang Aku masukan lidahku ke dalam vaginanya , membuat istriku geli dan menggoyang goyangkan pinggulnya. Aku memasukan jari tengahku ke dalam vaginanya yang sudah sangat basah sambil terus menjilati klitorisnya, bagian paling sensitif semua wanita.
"Uurrggghh ! Mas...."
Lenguh istriku manja, kali ini pinggulnya sedikit terangkat ke atas. Perlahan aku masukan jariku seutuhnya , aku diamkan disana sejenak , dengan lidahku masih bermain di klitorisnya. Aku kocok jariku dengan kecapatan perlahan, istriku mulai menikmatinya tak jarang dia menjambak rambutku dan menekan kepalaku ke arah vaginanya, racauan dan jeritan kecil terdengar di ruang tv malam ini, entahlah apakah Karin mendengarnya dari kamarnya yang terletak di lantai dua rumah Kami, Aku sudah tak peduli. Birahiku sudah membuncah.
"Mas ! Enak bangeet!" Teriak istriku sambil mengangkat pantatnya, pertanda ia akan orgasme. Aku pun mempercepat kocokan jariku dan jilatanku pada vaginanya.
"Aaaaarggggghh ! Ssssshhhhhhh! Emmmhhhhhh!" Istriku mengelinjang, beberapa saat tubuhnya menegang menahan kenikmatan merasakan orgasme , matanya tertutup dan pahanya dengan kuat mengapit kepalaku . Aku menghentikan jilatanku dan kocokan jari pada vaginanya. Istriku diam sejenak, senyumnya mengembang saat menatap wajahku.
"Gimana, enak kan ? "Godaku sebelum mendaratkan ciuman pada keningnya.
"Enak banget Mas. Kamu memang paling pinter muasin aku." Jawabnya, tak berselang lama istriku bangkit dan duduk disebelahku.
Tanganya membuka kancing dan resleting celanaku, mengeluarkan penisku dari sarangnya. Dikocoknya perlahan penisku yang sudah mengeras sempurna. Tak lama kemudian mulutnya mulai menghisap penisku, dia mulai menaik turunkan kepalanya mengoral penisku . Hal yang paling aku suka dari cara istriku melakukan blowjob adalah dia melakukanya dengan perlahan .
Hisapan-hisapan lembut ditambah jilatan pada lubang kencing membuatku merasakan sensasi kenikmatan luar biasa. Cukup lama istiku mengulum batang penisku, Aku merasa sudah saatnya untuk mulai melakukan penetrasi ke dalam vaginanya. Aku cium bibir istriku dan membaringkannya, aku pun membuka semua pakaian yang melekat ditubuhku . Kali ini aku duduk tepat di bawah selangkangannya, Aku membuka lebar kedua kakinya . Terlihat vaginanya masih basah dan becek oleh air liurku, perlahan aku mengarahkan penisku ke vaginanya .
"Sshhhhh... "
Istriku mendesis kencang ketika penisku mulai menyeruak masuk ke dalam vaginanya. Meskipun sudah tidak perawan lagi, tapi vagina istriku masih cukup peret, terasa sempit saat penisku memulai penetrasi.
"Achhh Mas .. "
Istriku kembali mengerang saat penisku masuk seutuhnya ke dalam vaginanya. Perlahan aku pun mulai memaju mundurkan penisku di dalam vaginanya, kulakukan dengan sangat perlahan agar otot otot vaginanya mulai membiasakan dengan penisku. untuk kesekian kalinya kulumat bibirnya, dia membalas ciumanku dengan sesekali menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan penisku. Ciumanku mulai turun ke arah payudaranya, kuhisap lembut putingnya sambil terus menghujam vaginanya dengan penisku. Kurasakan vaginanya sudah basah sekali, kukeluarkan penisku dari vaginanya.
"Acchhhh ! Mas! Iya Mas ! Terusin ! Mentokin Mas !"
Racau istriku sambil terus mengikuti irama tusukan penisku, pinggulnya bergerak naik turun, sementara Aku terus menghujamkan penisku keluar masuk dengan kecepatan yang semakin lama semakin cepat. Istriku semakin menikmati permainan ini, sesekali dia mencengkram lengan kekarku, menahan tubuhnya agar tetap berada di bawahku.
"Mah, gantian Kamu yang di atas ya ?" kataku setelah hampir 10 menit Aku menyetubuhinya dari atas.
Aku segera merebahkan diri setelah sebelumnya Aku cabut penisku dari dalam vagina, dan menuntun istriku untuk naik ke atas badanku, perlahan Aku masukan kembali penisku ke dalam vaginanya yg sudah sangat basah , kali ini tidak terlalu susah peniskupun langsung masuk sepenuhnya. Tanpa harus diminta, istriku mulai menggenjot tubuhku dari atas, awalnya perlahan, namun lama kelamaan goyangannya berubah menjadi lebih cepat. Kedua payudaranya bergerak liar mengikuti irama tubuhnya, sesekali Aku mainkan kedua putingnya yang mengeras menggunakan tangan. Aku tarik-tarik hingga membuatnya menjerit tertahan.
"Emmhhhhhh ... !"
Istriku mencengkram lenganku, sementara Aku meraskan penisku seperti disedot-sedot. Ah, ini salah satu teknik favoritku, istriku berhenti bergerak tapi dari dalam dinding vaginanya seperti mencengkram seluruh bagian penisku.
"Aaaaacchhhh! Mah ! Enak banget !" Lenguhku.
"Ayo Pah keluarin pejumu!" Istriku kembali menggenjot tubuhku dari atas, kali ini dia bergerak cukup cepat dan keras.
PLOK ! PLOK! PLOK!
Bunyi tumbukan pantatnya dengan pahaku terdengar cukup keras, bersahutan dengan desahan kami berdua. Aku mencengkram pinggul istriku, sementara mulutku melahap dengan buas kedua putingnya secara bergantian. Aku merasakan sebentar lagi penisku akan menyemburkan sempurna.
"Kencengin Mah! Sebentar lagi mau muncrat! Eeeemmmhhh!" Perintahku, istriku mempercepat goyangannya, kedua tangannya menarik leher belakangku, tubuhnya meliuk-liuk keras.
"Ayo Mas, keluarin pejumu yang banyak ! Acchhhhh!!"
Racau istriku sambil terus menggerakkan pinggulnya. Tak lama aku merasakan dorongan keras dari dalam penisku, ejakulasiku sebentar lagi akan datang. Buru-buru Aku jatuhkan tubuh istriku, sesaat aku mengocok sendiri batang penisku menggunakan tangan, sementara istriku jongkok di bawah tubuhku. Aku arahkan ujung penisku ke wajahnya yang sudah siap menerima semprotan sperma dari batang penisku.
CROOOTTT !!! CRROOTTTTT !!! CROOOOTTTTT!!
"Aaaaaacccccchhh!!!! Aaaacchhhhhh!!!!!" Erangku saat semburan spermaku keluar, membasahi wajah istriku.
"Eeeemmmcchhhhh! Anget Mas..."
Ucap istriku saat semprotan spermaku membasahi sebagian besar area wajahnya yang cantik. Tak lama, istriku kembali mengulum batang penisku, menghisapnya perlahan, menjilati sisa-sisa sperma yang masih tertinggal. Aku merasakan sensasi geli dan ngilu, Aku belai rambutnya, dia menatapku sambil terus menjilati batang penisku yang baru saja ejakulasi.
***
KARIN POV
Sungguh sebenarnya aku enggan untuk turun ke bawah, tapi suara desahan itu terdengar begitu nyaring, menggugah rasa penasaranku. Dengan mengendap-endap Aku beranikan diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di lantai satu rumahku. Benar saja, setelah membuka pintu kamar dan mendekati tangga rumah, aku melihat di ruang tv, Mamaku sedang merintih keenakan karena Herman sedang mencumbunya.
Meskipun ini bukan pertama kalinya Aku memergoki mereka berbuat mesum, tapi tetap saja dadaku berdegup kencang ketika melihat percumbuan mereka. Tak seperti tempo hari, kali ini entah karena apa Aku tidak ingin buru-buru menyudahi melihat perbuatan mesum mereka, rasa penasaranku semakin menjadi
"Arrrggghghh ! Fuck, enak banget Mas !"
Mamaku mengerang, seperti keenakan saat Herman menjilati bagian paling sensitif, vagina. Darahku berdesir kencang melihat adegan itu, Herman terus memainkan lidahnya pada area kewanitaan mamaku, jarinya juga tak mau diam, jelas sekali Aku melihatnya mengobok-obok liang vagina Mamaku. Jantungku berdegup semakin kencang, meskipun ini bukan pertama kalinya Aku memergoki Herman dan Mamaku sedang bercinta, tapi rasanya berbeda. Aku bisa dengan sangat jelas melihat perbuatan mereka dan gilanya lagi Aku tidak ingin menyudahi tontonan ini, Aku ingin menyaksikannya hingga tuntas.
"Ahhh!! Mas!"
Mamaku kembali mengerang panjang, kedua tangannya meremas rambut Herman, entah kenapa tubuhku menjadi semakin hangat. Ada sesuatu dalam diriku yang tergelak memaksa untuk keluar, perlahan pikiranku terbang entah kemana, di dalam kepalaku Aku membayangkan wanita yang dicumbui Herman saat ini adalah Aku, bukan Mama. Tak berselang lama Herman menyudahi permainan lidahnya, Ayah tiriku itu berdiri tepat di hadapan wajah Mama yang masih terlentang di atas sofa.
Penis Papa tiriku itu mengacung tegak, besar, panjang dan berurat, jelas sekali Aku bisa melihatnya. Mama kemudian beranjak duduk lalu mulai mengulum batang penis Herman. Mulut Mamaku bergerak maju mundur menghisap tiap jengkal penis Herman, Aku yakin mulut Mamaku tak akan sanggup melahap seluruh batang penis Papa tiriku tersebut. Herman hanya bisa mendesah sambil sesekali menengadahkan kepalanya, entah kenapa dia terlihat begitu perkasa. Tiba-tiba Aku merasakan vaginaku basah, Aku mencoba merabanya menggunakan jariku, memang basah tapi bukan itu yang menarik minatku, tapi rasanya. Aku sulit untuk menggambarkannya, tapi Aku menyukainya. Tanpa Aku sadari sembari melihat pergumulan Mama dengan Herman, jemariku juga sibuk menggesek-gesek vaginaku sendiri.
"Eeeemmmcchh!"
Aku berdesis agak kencang, beruntung kesadarnku tak benar-benar hilang, buru-buru Aku tutup mulutku menggunakan tangan agar suara desisanku tak didengar oleh Herman maupun Mama. Aku terus menyaksikan adegan pecintaan antara Mama dan Herman sambil terus merangsang diriku sendiri. Putingku juga terasa keras, penasaran kembali melanda diriku.
Kini jemariku meremas payudaraku sendiri dari luar, rasanya memang sedikit ngilu tapi Aku menyukainya apalagi saat jemariku memlintir putingku sendiri. Permainan sex di hadapanku masih terus berlanjut, kali ini Herman sudah memasukkan penisnya ke dalam vagina Mamaku, erangan dan desahan keduanya membuatku semakin terpacu untuk semakin intens merangsang diriku sendiri. Vaginaku sudah sangat basah, kedua putingkupun semakin keras, sekali lagi Aku membayangkan jika Aku yang sedang dicumbu Herman saat ini.
"Oocchhh! Fuck! Enak banget Mas!" Erang Mamaku, kali ini dia yang memegang kendali permainan.
Mamaku sedang mengangkangi tubuh Herman dari atas, tubuh Mama bergerak liar menggenjot penis Herman. Aku menyaksikan dari atas sambil terus menggesekkan jariku pada vaginaku yang sudah sangat basah, semakin lama rasanya bertambah nikmat, sampai-sampai Aku jatuh bersimpuh, tubuhku seperti bergolak untuk mengeluarkan sesuatu, tapi Aku tak tau apa itu.
Aku terus memainkan jemariku, beberapa kali bahkan Aku sengaja berlama-lama memainkan klitorisku. Sumpah, ini begitu sangat nikmat. Kedua mataku terpejam, suara erangan Mama dan Herman terdengar begitu saja, sementara isi kepalaku dipenuhi oleh adegan intimku dengan Herman.
Lalu gejolak itu benar-benar keluar, tubuhku mengejang hebat, kedua mataku terbuka kembali. Terlihat Herman sudah berdiri kembali, dia mengocok batang penisnya tepat di hadapan wajah Mama yang duduk bersimpuh di hadapannya. Beberapa saat kemudian Herman mengerang panjang, cairannya muncrat tepat di atas wajah Mama, Aku menyaksikan nanar karena momen itu bebarengan dengan cairan dari rahimku yang juga ikut keluar.
Nafasku tersenggal tak beraturan, sekuat tenaga Aku kembali berdiri dan pergi untuk kembali ke dalam kamar. Sesampainya di dalam kamar Aku langsung menjatuhkan tubuhku ke atas tempat tidur, tubuhku terasa begitu ringan, padahal beberapa saat yang lalu rasanya begitu lemah, seperti separuh energiku terkuras. Bayangan wajah Herman kembali menggelanyuti kepalaku, tubuhnya yang kekar, batang penisnya yang berurat kembali berputar-putar di atas kepalaku. Entah apa yang sedang terjadi pada diriku saat ini.
12181Please respect copyright.PENANA2HUtusUGew
BERSAMBUNG
Cerita "CINTA TERLARANG" sudah tersedia dalam format PDF FULL VERSION dan bisa kalian dapatkan DI SINI
ns 15.158.61.17da2