Aku pikir setelah keluar dari tenda penderitaan 5 tahun yang lalu, kalian akan lupa denganku. Tak tahu lagi siapa namaku atau bahkan dihapus begitu saja dari ingatan kalian. Ah! ternyata aku berburuk sangka. Aku ingat sekali masa-masa setelah kelulusan SMA. Aku yang sudah memutuskan tak ingin mengenal kalian dan enggan mengingat masa masa di asrama. Kalian justru datang menghubungiku kembali dan menanyakan perihal tempat kuliah.
Niat baik kalian untuk mengajakku mendaftar bareng ke kota Yogyakarta dan beradu nasib disana, ku abaikan begitu saja. Bukan karena aku sombong. Tetapi aku malu karena sudah lama tak bertemu. Tentu aku bingung untuk memulai percakapan lagi dengan kalian. Tempat tinggal yang berbeda dan adat yang berbeda pula saat itu. Walau pun masih di tanah yang satu, tanah Lada. Mungkin sebenarnya itu hanya pikiran negatifku saja, tapi apalah daya. Saat itu aku benar benar takut untuk bertemu lagi dengan kalian. Lucunya, aku masih sudi membalas pesan kalian lewat sosial media satu persatu. Aku masih berlagak ramah.
Sampai suatu ketika, aku benar benar rindu dengan suasana asrama dan sekitarnya. Dimana dulu aku pernah mengukir sedikit cerita bersama kalian. Menjalani hidup sebagai anak asrama yang penuh aturan. Mulai dari makan, mandi, nyuci, sholat, tutor pagi dan malam, apel pagi dan lainnya yang melulu di absen. Sesekali beralasan tidak enak badan karena kecapekan sekaligus males sholat dimasjid wkwkwk. Maling buah di depan masjid dengan memakai mukena dan mendadak loncat karena ada ustad wkwkwk. Mungkin kalian lupa secuil cerita itu. Tetapi aku, akan tetap ingat sampai tua nanti. Kalian semua hebat karena berhasil melawan ego dan mampu menyelesaikan semuanya sampai tuntas. Tidak seperti aku yang sudah kalah diawal. Terutama untuk Afina, kawan sekaligus saudara jauh ku. Semoga Allah selalu mempermudah segala urusanmu dan dilancarkan jalannya menuju cita cita yang kamu impikan.
Aku turut senang mendengar kamu tahun ini berangkat ke Malaysia untuk magang. Waw!! Semoga kelak kamu bisa bekerja disana juga ya. Untuk Riska, my twin. Kamu juga hebat mampu selesai hingga tahap akhir. Semoga suatu saat kita bisa bertemu ya. Ku rindu. Untuk Aulia, kawan yang selalu mengejek kota asalku. ‘Merbau masih banyak monyet ya’ begitu kalimat yang sering diucapkan. Kala itu aku benar-benar sebel sekaligus jengkel dengan sikapmu. Tapi, siapa yang tahu. Seiring berjalannya waktu pribadimu berubah hampir 100%. Jilbab menjulur kian panjang, ilmu agama semakin dalam, dan rasa sabar yang kian membesar. Tidak hanyak kau, kawan kawan lainnya yang sekarang sudah mengenakan cadar. masyaAllah, semoga istiqomah dan semakin berkah atas rahmat Allah. Aamiin.
Ada satu harapan yang tentunya aku sematkan untuk target selama 4 tahun di kota rantau ini. Yaitu, untuk bisa berkumpul dengan kalian, walaupun hanyak 5-10 orang saja. Karena aku sadar, tidak mudah untuk menyatukan jadwal libur dan tempat yang dapat kita jangkau. Dariku, kawan lama yang mungkin hampir terlupakan. Salam sukses dunia dan akhirat untuk kita semua. Semoga jikalau tidak di dunia, Allah beri kita kesempatan berkumpul di surganya. Aamiin Allahumma Aamiin.
ns 15.158.2.213da2