Di tempat lain, Donna yang sedang tidur siang tiba-tiba merasa kepanasan. Ia menjerit kesakitan. Ibunya datang melihat.
Ia melihat Donna menggaruk-garuk wajah dan tubuhnya yang terdapat bintik-bintik merah.
"Donna, kamu kenapa sayang?" tanya ibunya heran.
"Nggak tau Ma, badan ku panas banget, gatal-gatal juga, ada apa ini Ma?"
Ternyata Donna melanggar aturan yang paling penting dalam memakai susuk. Susuk itu hanya boleh untuk memikat lelaki, tapi bukan untuk menyakiti. Kini Donna harus menerima konsekuensinya.
Badannya di penuhi bintik merah dan mulai bernanah. Ia menangis kesakitan.
***
Putri membuka matanya perlahan. Ia melihat disampingnya ada Bram.
"Kamu sudah bangun Putri?" tanya Bram sambil menggenggam tangannya dengan erat.
Putri beranjak dari tidurnya dan duduk bersandar.
"Apa yang terjadi, kenapa aku nggak ingat sama sekali?" tanya Putri.
"Tadi pamanku yang ngobatin kamu," sahut Bram.
Tak berapa lama paman Tirto datang.
"Kamu sudah bangun Nak? gimana perasaan kamu sekarang?"
"Iya Om, tubuh saya terasa lebih ringan, apa ada sesuatu yg terjadi sama saya Om?" tanya Putri penasaran.
"Susuk yang di pakai saudaramu itu telah menyerangmu, ia mencoba membunuhmu. Untungnya Bram segera membawamu kesini, jadi Om bisa membantumu. kalau terlambat sedikit, nyawa kamu bisa melayang," sahut Tirto bercerita.
"Terima kasih banyak Om atas bantuanya," ujar Putri dengan mata berkaca-kaca. Ia tak menyangka bahwa Donna akan melakukan itu padanya.
"Dan juga Om sudah menutup mata batin kamu, jadi mulai sekarang kamu nggak akan bisa melihat arwah lagi, hiduplah seperti orang normal lainnya."
"Iya Om," sahut Putri.
"Om bolehkan saya bawa Putri keluar untuk cari makan?" tanya Bram.
"Iya boleh, Putri sudah bisa keluar kok," sahut Tirto.
Mereka berdua pergi keluar mencari makan. Mereka duduk di sebuah restoran.
"Kamu pasti lapar, jadi aku pesenin yang banyak ya," ujar Bram sambil tersenyum.
Putri memandang Bram dengan senyum manisnya. Ia tau Bram pria yang baik. Ia penuh kasih sayang dan perhatian. Terbayang-bayang saat Bram membantunya dalam hal apapun. dan Putri mulai menyukainya.
"Iya kamu juga harus makan, kamu pasti capek ke sana ke sini nolongin aku," sahut Putri Seraya menyendokkan lauk ke piring Bram.
"Aku nggak akan pernah capek, kalau itu menyangkut kamu," ujarnya tersenyum lebar.
"Bram ...," kata Putri lirih.
"Iya."
"Makasih ya untuk semuanya. makasih untuk tetap bertahan di sisiku sampai hari ini," ujar Putri menatap pria yang sangat baik itu.
Bram memegang tangan Putri. Putri tak menolaknya.
"Apa kamu tau kenapa aku melakukan semua itu? itu karna aku menyukaimu, aku ingin selalu disampingmu, aku ingin melindungimu, dan tak ingin melihatmu terluka," ujar Bram dengan bersungguh-sungguh.
"Iya aku tau, makasih karna masih menyukaiku walau kamu tau keadaan ku seperti ini, kukira aku tak pantas untukmu," sahut Putri.
"Aku tulus mencintaimu, dan akan menerima semua kekuranganmu, jadi apa kamu mau menerima cintaku," tanya Bram lagi.
Putri menghela nafas.
"Iya, aku terima cinta kamu Bram," ujar Putri sambil tersenyum lebar.
"Iyesss! horee! akhirnya Putri nerima cinta aku!" teriaknya membuat semua orang menatapnya.
"Udah jangan teriak-teriak, malu tau," ujar Putri menarik Bram untuk duduk lagi.
"Aku seneng banget sumpah," sahut Bram.
Putri hanya tersenyum malu menatapnya.
"Oh ya Bram, gimana keadaan Donna sekarang?" tanya Putri.
"Aku juga nggak tau, tapi kata pamanku, susuk itu akan menyerang balik ke pemiliknya, kamu nggak usah cemas, besok kita langsung pulang ya, malam ini kita menginap di rumah paman dulu, karna hari sudah mulai gelap," sahut Bram.
Putri menggangguk tanda setuju.
***
Di tempat lain, Krisna dan Bagas baru saja pulang dari bekerja. Mereka langsung masuk ke kamar donna dan melihat apa yang terjadi.
"Ada apa ini Ma? kenapa Donna jadi seperti ini?" tanya pria itu cemas melihat keadaan anak perempuannya.
Istrinya tak ingin berbicara. Ia pun merasa cemas dan takut.
"Ma! cepat katakan! apa yang sebenarnya terjadi?" bentak Bagas penasaran.
Silvi menceritakan semuanya. Dari awal sampai akhir. Dari ia memakai susuk untuk mendapatkan Kuncoro, tapi kuncoro malah memilih ibunya Putri. Di situ ia memiliki dendam dan akhirnya mencelakai keluarga Putri. Sedangkan Donna. Ia memakai susuk untuk memikat Bram, tapi karna Bram lebih memilih Putri. Ia pun mencoba melukainya, dan susuk itu kembali melukai Donna. Silvi memohon ampun pada suaminya.
Krisna benar-benar terpukul dan malu atas semua perbuatan istrinya. Maka ia memutuskan untuk membawa semua keluarganya keluar dari rumah Putri. Ia pun tak ingin istrinya masuk penjara, dan tak ada yg menjaga Donna. Maka ia mengakui semua kesalahan istrinya dan mendekam di penjara.
***
Putri sempat syok karna mengetahui dalang dari kecelakaan orang tuanya adalah Silvi bibinya sendiri. Tapi bukan Putri namanya kalau ia menyimpan dendam pada orang yang sudah menjaga dia selama ini.
***
Beberapa bulan kemudian terdengar kabar Donna menghembuskan nafasnya untuk yang terakir kali. Di sela-sela kematianya, ia sempat meminta maaf pada Putri.
Putri datang bersama Bram ke pemakamanya.
"Putri, maafin Tantemu yang jahat ini Put, Tante memang salah telah menghancurkan keluargamu Put," isak Silvi sambil terus menangis.
"Sudahlah Tante, Putri sudah memaafkan Tante." Tanpa berkata-kata lagi Putri pun pergi meninggalkan mereka.
Putri menangis tersedu-sedu di dalam mobil. Bram dengan setia mendampinginya.
"Mang, bisa tolong berikan dokumen ini ke Tantenya Putri," pinta Bram yang tak ingin meninggalkan wanita yang dicintainya itu.
"Iya Den baiklah," sahut mang Ujang seraya keluar mobil.
Bram memeluk Putri yang masih menangis dan menenangkanya.
"Apa perasaanmu sudah sedikit lega sekarang?" tanya Bram.
Putri menggangguk. Bram menghapus air mata yang membasahi pipi mungilnya.
"Sekarang semua sudah selesai, Allah sudah memberikan balasan yang setimpal untuk Tantemu, kamu bisa bernafas dengan lega sekarang," ujar Bram.
"Apa aku sudah melakukan yang terbaik Bram?" tanya Putri.
"Kamu sudah melakukanya dengan sangat baik, aku bangga sama kamu, pacarku bukan orang yg pendendam," sahut Bram seraya mengecup kening Putri.
Mendengar perkataan Bram, Putri merasa lega dan berhenti menangis.
Mang Ujang memberikan dokumen itu ke Silvi.
"Ini Nyonya, dari Non Putri," ujar mang Ujang seraya memberikan sebuah amplop coklat.
"Apa ini Mang?" tanya Silvi seraya membukanya. Ia meneteskan air mata. Ia tak menyangka Putri akan memberikan beberapa aset kekayaan yang ia miliki untuk keluarganya. Ia sangat menyesal atas semua perbuatanya.
***
Kini Putri tak perlu khawatir lagi tentang keluarga pamannya. Rasanya mereka bisa melanjutkan hidup lagi.
Putri meminta bantuan Ayah bram untuk mengelola rumah sakitnya. Dan menjadikan kakak perempuan Bram sebagai direktur disana.
***
Putri tampak berdiri di kamar dan melihat ke luar jendela. Tampak sesosok wanita berbaju putih sedang memandangnya dengan tersenyum. Ia melambaikan tangannya seraya berpamitan.
Entah mengapa Putri langsung meneteskan air matanya.
"Ibu, Bu, Ibu!" teriak Putri memanggil namanya.
Bram yang mendengar Putri berteriak langsung mendatanginya.
"Putri kenapa sayang, ada apa? kenapa nangis gini?" Bram membangunkan Putri dari tidurnya.
Putri tak berbicara apa-apa lagi dan hanya ingin memeluk pria yang dicintainya itu.
Ternyata selama ini ibunya masih ada bersamanya. Kini setelah semua masalah ini selesai, beliau bisa pergi dengan tenang.
"Kenapa sayang ada apa? jangan bikin aku cemas!" tanya Bram lagi karna Putri tak menyahut.
"Tadi aku mimpi, ibuku berpamitan, dia tersenyum melihatku, kurasa ibu sudah bisa pergi dengan tenang sekarang," ujar Putri seraya menghapus air mata.
"Syukurlah, mungkin ibumu sudah tidak khawatir lagi, karna sekarang ada aku yang ngejaga kamu," sahut Bram dan memeluk Putri.
Mereka saling berpandangan, lalu Bram mengecup bibir Putri yang mungil. Mereka tersenyum bersama dan berpelukan lagi.
Tamat
Akhir yang bahagia bukan.
Ingatlah semua yang kita tanam itulah yang kita petik.
Seburuk-buruknya manusia, saat mereka melakukan kesalahan, janganlah membalasnya, tapi doakan dia, baik-baiklah dengannya, agar kelak Ia sadar sendiri atas semua perbuatannya.
672Please respect copyright.PENANAb4dAn6Ua6i
Terima kasih telah membaca.
Jangan lupa tinggalin jejak ya manteman 😘😘😘
ns 15.158.61.20da2