Pintu kamar Matthea mulai diketuk-ketuk oleh seseorang. Ia yang masih setengah sadar mencoba bangun dan turun untuk membuka pintunya. “Siapa?”, tanyanya dari dalam kamar.712Please respect copyright.PENANAkbSISWHhWo
“Kak Thea, udah bangun belum?”
“Hmm? Jardine?”
“Iya, Kak. Kakak udah bangun belum?”
“Udah kok, ini buktinya Kakak bisa bukain pintu.”
Jardine menepuk keningnya. Ia memilih untuk langsung masuk kedalam kamar sang kakak. Lalu, ia duduk disofa depan TV, kemudian menyalakannya.
“Kak, Jardine mau tanya.”
“Iya, mau tanya apa?”
“Kakak ga kuliah hari ini?”
“Ngga, kakak libur.”
“Meliburkan diri maksudnya?”
“Aduh adek, masa masih pagi gini ngajak bercanda sih? Kakak tidur lagi nih? Masih ngantuk tahu!”
“Iya… iya, maaf. Jardine cuma mau nanya, soal pengumuman kuis undiannya. Udah diumumin kan?”
“Kok tahu?! Adek tahu darimana?”
“Kakak lupa ya? Jardine kan udah punya HP sekarang, jadi tahunya dari internet dong, browsing gitu.”
“Tumben ga nyari dari laptop?”
“Jardine lagi males buka laptop, males charge nya juga, kan Jardine mau pergi sama Opa.”712Please respect copyright.PENANAEvTaaARPUf
Mata Matthea terbelalak. Ia buru-buru naik ke lantai 2 kamarnya untuk mengambil HP nya, ingin menunjukkan sesuatu kepada Jardine yang semalam tertunda.712Please respect copyright.PENANALgqeh3tQa4
“Dek, pasti kamu mau nanyain hasilnya gimana kan?”
“Iya, jadi gimana?”
“Hasilnya… ya kamu menang. Terus, tshirt nya nanti dikirim kesini.”
“Yaudah, Kak Thea ambil aja kalo gitu. Udah dikirim kemarin kan pasti? Kan kakak juga ga kemana-mana ini, kalo Jardine mah ga bisa ngambil. 15 menit lagi berangkat nih sama Opa.”
“Okay, hari ini kakak yang ambil. Tapi, jam 10-an aja ya, dek. Masih mau lanjut tidur nih… perkiraan sampainya juga jam 11-an.”712Please respect copyright.PENANAIKk9sVz6ZD
Jardine mengangguk dan berjalan keluar dari kamar Matthea, yang punya kamar menutup pintu dan melanjutkan tidurnya. Agar tidurnya lelap, ia mengaktifkan mode pesawat dan memutar rekaman instrumen musik karya Yiruma yang berjudul River Flows in You, sengaja ia setting agar terputar berulang-ulang. Tak lupa, ia mengatur jam digital hijaunya untuk berbunyi pada jam 9 pagi. 712Please respect copyright.PENANAIcOxLH0M3T
***712Please respect copyright.PENANAtnQmG4DyKw
Matthea melihat jam digital dimeja, sudah pukul 2.30 siang. Ia mencuci wajahnya dan melangkah keluar dari kamarnya. Matthea naik ke lantai 2 rumah dan mengetuk-ketuk pintu kamar Jardine.712Please respect copyright.PENANAUKpnNrI4Qg
“Adek… Jardine? Udah pulang kan?”712Please respect copyright.PENANAuTygiW0ffx
Empunya kamar membukakan pintu. Jardine mempersilahkan Matthea untuk masuk ke kamarnya, lewat bahasa tubuhnya yang mana ia memiringkan kepalanya ke kiri. Dinding kamar Jardine penuh dengan tali-temali yang menjadi tempat menggantung hasil-hasil lukisannya. Jardine suka sekali menggambar, sedangkan Matthea suka memotret. Terdapat meja rias putih serta laci-laci dibawahnya, lengkap dengan berbagai macam skincare serta sebuah bingkai foto keluarga. Sebuah meja panjang berwarna putih diletakkan di samping nya. Bagian atas meja tersebut penuh dengan 1 set ringlight LED berukuran 26cm, bermacam-macam jenis tripod, dan sebuah kelengkapan desktop cradle camera video shooting overhead, agar Jardine lebih mudah untuk merekam proses melukis atau menggambar nya.712Please respect copyright.PENANAVE8zSKKKoA
“Dek, ini ya tshirt nya.”
Matthea memberikan sebuah paperbag dengan didalamnya berisi 1 bungkusan plastik tshirt kepada sang adik, meminta untuk segera mencobanya.
“Kak, kayaknya tshirt nya buat Kak Thea aja.”
“Lho? Kok gitu?! Kakak salah ambil ya?”
“Bukan kak, tapi… pas Jardine barusan pakai tuh, malah jatuhnya jadi kayak pakai croptee. Terus, ukurannya emang bener nih, cuma… malah ga muat juga sama Jardine. Ah, sebal deh! Buat kakak aja ya?”
Jardine mengembalikan barang tersebut kepada Matthea. Ia memutar tubuh kakaknya tersebut, kemudian memegang bahunya dan mendorong Matthea secara pelan, pertanda bahwa Matthea harus meninggalkan kamar tersebut. Jardine menutup pintu, sementara Matthea masih berdiri terpaku di depan pintu, terdiam sembari menatap heran barang yang dipegang olehnya. 712Please respect copyright.PENANAzfpo5N9AXB
***712Please respect copyright.PENANAVfuGIhLvcw
“Halo, Thea? Lagi sibuk ngga?”712Please respect copyright.PENANANISiilDhYa
Matthea mengaktifkan mode loud-speaker di HP nya. Ia membawa HP nya turun ke lantai 1. Ia membuka kulkas, mengambil beberapa snack untuk menemaninya sore hari ini. Ia berencana untuk ‘tembus pagi’, jarang-jarang kamarnya tak banyak diketuk oleh orang-orang dalam seharian ini.712Please respect copyright.PENANAOKkIR76ysv
“Eh, Thomas. Ngga kok, baru aja aku mau nonton Netflix nih. Kenapa? Tumben banget nelfon.”
“Gapapa, kangen aja.”
“Yaelah, kangen tuh sama Lisa. Kok sama aku sih? Btw, kamu gimana Tom sama Lisa?”712Please respect copyright.PENANAoRgzwm0nHR
Setelah melontarkan pertanyaan tersebut, Matthea tak langsung mendapatkan jawaban dari sahabatnya tersebut, Thomas. Matthea ga terfikir apapun, jadi dengan santainya ia menunggu jawaban Thomas sembari ngemil sebungkus snack keju kentang dan menonton The Theory of Everything. Hampir 10 menit tak ada suara, Matthea mulai bingung.712Please respect copyright.PENANAtXGmwyL2xI
“Tom, kamu ngga ketiduran kan?”
“Eh, ngga kok… aku ngga ketiduran. The, besok kita main yuk. Gimana?”
“Main? Kamu bukannya masih di Malang?”
“Ngga kok, aku udah balik, The.”
“Oh, gitu. Besok ya? Boleh sih, mau dimana?”
“Kalo makan di Mie Ayam Bakso Pelangi Sehat Satria 19, gimana?”
“Yang biasa kita suka datengin dulu? Aku rada lupa nih The, udah setahunan ngga pernah kesana soalnya. Deket dari Tugu Sawangan Permai kan ya?”
“Iya Thomas, yang itu. Tapi, aku kayaknya bisanya siang deh, biasa… hehehe….”
“Tahu kok tahu, kegiatan komunitas kan? Sekarang, kamu pasti lagi nonton film yang sama. Ngga bosen, The? Hahaha…”
“Ga lah, yaudah ya lanjut chat aja Tom, aku mau nonton nih.”
“Okay The, jam 2 siang ya. Sampai ketemu.”712Please respect copyright.PENANArD0dUECrbG
Manusia yang diajak ngobrol oleh Thomas sudah ga bisa diajak ngobrol lagi, saking terkesimanya ngelihat performance Eddie Redmayne sebagai Stephen Hawking. Padahal, bukan kali pertama Matthea nonton film ini. 3 menit kemudian, perlahan HP Matthea mati, ia mematikan lampu kamar dan menyalakan bola-bola lampu-lampu tumblr di kamarnya. Ia hanyut terbawa kisah cinta nyata yang dibawakan oleh aktor idolanya.