Sepanjang perjalanan, yang Matthea lakukan hanyalah mendengarkan lagu berjudul Dot yang dibawakan oleh Canti Tachril. Ia memutar lagu tersebut berulang-ulang. Pandangan matanya lurus, sesekali menatap kaca spion. Biasanya, ia suka sekali memandang pemandangan yang ada disisi kanan dan kirinya. Namun, kali ini ia terdiam disamping Kara, yang sedang menyetir mobil. Kendaraan beroda empat itu berbelok kanan, sontak ia melirik kearah kanan. Nampaknya, arah jalan yang dilalui mereka ini memenuhi sudut ingatan fikirannya.394Please respect copyright.PENANAwP8zxiKBG1
“Lo pernah kesini kan sama Randu?”394Please respect copyright.PENANATJi9tBsWN0
Matthea mengusap wajahnya, kemudian melepas earphone nya. Ia melepas tas selempang coklatnya dan menaruh benda bundar tersebut dijok belakang. Matthea membetulkan sweater rajut nya, sembari menguncir kuda rambutnya dengan scrunchie satin berwarna ungu violet pemberian Jardine.394Please respect copyright.PENANAJQ9MsJYTBo
“Iya, pernah.”
“Terus, lo gimana sama dia? Kalian baik-baik aja kan?”
“Baik… tumben kamu nanyain?”
“Gue khawatir, soalnya daritadi lo diem aja. Padahal, gue tadi sempet nyanyi-nyanyi lho sambil nyetir gini. Tapi, masih ngga mempan juga ke lo.”
“Oh… oh iya, maaf ya, aku ngga fokus ya?”
“The… the, lo yakin masih mau nih… ngurusin jadwal pindahan jam kampus lo hari ini?”
“Yakin kok, mumpung balik kerjanya cepet, ya jadi… kenapa ngga sekalian aja sekarang, iya kan?”
“Iya sih… cuma… lo ngga capek?”
“Ngga lah kalo gini aja. Ada malah, yang lebih bikin capek lagi dari ini…”
“Apaan?”
“Nyuruh kamu kuliah lagi.”394Please respect copyright.PENANA1HYdTj9ckM
Kara tertawa, tawanya meledak kali ini. Sampai-sampai, ia menepuk-nepuk kemudi mobilnya. “Dasar, receh…”, gumam Matthea pelan, sembari mengelus dada.
“Oh… nyindir nih ceritanya…”
“Ngga bermaksud juga sih sebenarnya, cuma kalo kamu ngerasanya gitu, ya… maaf deh… coba kalo kamu kuliah lagi nih, pasti aku ngga bakal pindah ke kelas karyawan gini, Ra.”
“Ah, bilang aja kesepian… Hahahaha, aneh lo, The! Udah ada Randu juga, masih aja ngerasa kesepian… Lagian, lo juga udah keterima kerja full-time di weekdays dari kapan tahu, malah baru ngurusin pindahannya sekarang. ”
“Soalnya kan…”
“Belum pengen banget lanjut S2 kan lo?”
Matthea terdiam lagi, sementara Kara tersenyum kecil menatapnya. Lalu, gadis berambut ginger brown itu mengarahkan kembali pandangannya lurus ke jalan. Ia mengetuk-ketukkan jarinya diatas kemudi, tak terlalu menuggu jawaban sahabatnya. She already knew that.394Please respect copyright.PENANAPKCjSAnQLX
“Iya, gue tahu kok. Mungkin, lo juga sempet ngerasain beratnya kuliah sambil kerja atau sebaliknya. Nah, mumpung kita masih di jalan nih, coba lo fikirin lagi. Mau lanjut, stop, atau cuti? Lo baru aja lho keterima kerja, di perusahaan besar lagi, The…”
“Kalo cuti mah… aku kayak kamu dong?”394Please respect copyright.PENANAWb4fVvF9ST
“Ya iya The, enaknya ya… lo bisa fokus kerja nantinya, tanpa perlu persiapan lagi di hari Jumat sampe Minggu nya buat lo kuliah. Tinggal istirahat aja gitu weekend nya. Ngga perlu lagi tuh, kemana-mana bawa laptop berat-berat buat kuliah online.”394Please respect copyright.PENANADO7wsusTQ0
“Sebenernya, aku pindah kuliah kelas karyawan gini, ya… buat antisipasi semuanya bentrok. Aku udah mutusin, kalo aku bakal tetap les Bahasa Perancis sesuai jadwal yang kemarin, ya… mau ngga mau harus ada yang dikorbanin kan? Jam kuliah, yang tadinya aku di kelas regular, jadi di kelas karyawan yang online.”
“Jadi, keputusannya gimana nih, mba Thea? Mumpung belum sampe nih…”
Kara menyalakan radio di mobilnya. Sebuah stasiun radio memutar lagu Karena Kamu Cuma Satu dari Naif. Ia bersenandung mengikuti nada lagu tersebut, seperti kebiasaannya. Tangan kanannya tetap di kemudi mobil dan sebelah tangan kirinya menepuk-nepuk bahu Matthea.
“Tetap, Ra. Aku bakalan tetap lanjut kuliah. Ya… capek sih, tapi pasti bisa. Iya kan?”394Please respect copyright.PENANADvZvcxcOaF
“Bisa lah… apa sih yang lo ngga bisa, The? Zaman S1 dulu aja… lo masih sempet-sempetnya kerja part-time. Mana diem-diem lagi sampe jam 9 malem. Gue jadi musti bokis mulu tuh, bilang kalo lo di apartemen gue. Pajaknya mana nih, pajak…”
“Hahaha… iya, setelah ini ya, Kara… terimakasih lho, udah rela bohong demi membantu sahabatnya ini mandiri.”394Please respect copyright.PENANAaAjZe53u0O
“Mandi sendiri maksud lo? Wah, jadi selama ini lo masih kayak bayi mandinya, The?”
“HEH! BISA-BISANYA!” 394Please respect copyright.PENANAYnpbXhythu
***394Please respect copyright.PENANAIAHgu8FSnz
Kala senja datang, Matthea menghembuskan nafasnya seiring dengan kedua tangannya yang berayun-ayun, dikarenakan permohonan pindah kelas nya dikabulkan oleh pihak kampus. Kali ini, ia merasa tidak sia-sia keluar rumah hari ini. Kara yang melihat sang sahabat dari kejauhan, hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya seraya menepuk dahinya, “Umur tua banget, kelakuan bocah pisan!”. Gerak tangan nya pun terhenti saat HP nya berdering, “Ah! Siapa sih nih? Baru mau buka pintu gue…”, keningnya berkerut ketika menyadari nomor yang menghubunginya tak terdaftar dalam phonebook nya.394Please respect copyright.PENANAPzUPMTHKXl
“Halo, ini Kara, siapa ya?”
“Thomas. Matthea mana?”
Ekspresi wajahnya menjadi semakin asam, dalam hati Kara menyesal sekali lupa memodekan silent pada HP nya. “Kenapa harus mantan gue sih yang telfon?! Dia lagi!”, keluhnya dalam hati.394Please respect copyright.PENANAmVdbmlpjsF
“Woy! Lo denger gue ngga?”394Please respect copyright.PENANATKe9ex7RPk
“Eh! Santai aja dong! You were my old flame, biasa aja kali ngomongnya.”394Please respect copyright.PENANAuvlvNsXCCa
“Ya abis, lo nya ga ngomong-ngomong. Jamuran nih gue…”394Please respect copyright.PENANATC6Fudv2Sw
“Ngeluh terus ya lo, masih sama kayak dulu! Ya kalo gitu, lo telfon langsung aja sih sendiri Matthea nya. Kenapa musti ke gue… kangen lo?!”
5 detik kemudian Kara baru menyadari apa yang baru saja diucapkannya. Ia memegang degup jantungnya, yang terasa kembali berdetak setelah tertidur panjang bertahun-tahun lalu. Seutas senyum dibibirnya tergambar, sekecil apapun itu mampu tetap terlihat.394Please respect copyright.PENANAVQygxbtlYl
“Mau kangen kek, mau ga, bukan urusan lo, Kara.”
“Cie, nyebut nama gue…”
“Lo kenapa sih?! Gue nyariin Matthea nih daritadi, malah lo bawa muter-muter gini ngobrolnya. Pengen nostalgia lo sama gue?!”394Please respect copyright.PENANAODOEAcJGCZ
Kara terkaget bukan main, karena sejujurnya itulah yang baru saja dirasakan hatinya beberapa hari terakhir sejak putus. Seketika, radio yang sedang mengudara memutar lagu kenangan miliknya dengan Thomas.
“Tuh kan, udah ada buktinya… masih dengerin Love You Longer. Gue kasih tahu nih, lagunya Raisa yang baru aja keluar itu Tentang Dirimu. Nah, jangan bilang nih, lo masih simpan foto-foto kita pas nonton konsernya Raisa dulu…”
“Pede gila lo, Tom! Lagu dari radio nih… udah deh, lo cari sendiri aja sana si Matthea. Gue sibuk!”
“Alah, sibuk ngapain sih lo, jomblo?”394Please respect copyright.PENANAcfsSJvBezf
“Nah kan… nah kan… muter balikkin fakta nih. Jujur-jujuran aja lah sekarang, lo kan yang belum move on dari gue? Update banget status gue kayaknya. Mau balikan lo?”394Please respect copyright.PENANAaILKmFgafM
“Hahaha… kalo Matthea ga ngomong juga gue ngga bakal tahu, nanya dia pun juga sebenernya ga pernah tuh gue. Yaudah cepetan jawab, Matthea dimana? Sama lo kan?”
“Iya, sama gue. Kenapa sih memangnya?!”
“Randu pulang tuh, lagi ada di rumahnya.”394Please respect copyright.PENANAtbKAguqG8Q
“HAH?! BECANDA LO?!”
ns 15.158.61.8da2