Shawnell menghembuskan asap rokok yang panjang. Di dalam ruangan tertutup dan gelap itu hanya hembusan yang terdengar.
"Mm, kau sudah bangun?" perempuan yang tadi masih tertidur kini bangun begitu merasa tempat di sisinya kosong. Perempuan itu berambut merah muda seperti permen karet. Matanya hitam gelap dengan bibir merah terang.
Shawnell melirik sekilas tanpa terlihat peduli sedikit pun. Dia melumat ujung rokok, lalu meraih ponsel di meja kopi.
"Aku sudah kirim uang ke rekeningmu." kata pria itu ringan. Dia bangun dan langsung bersiap untuk pergi.
"Kau sudah mau pergi?" seruan itu di balas dengan dentum pintu yang tertutup. "Ahh, kenapa dia dingin sekali hari ini?"
Shawnell berdiri di depan pintu apartemennya dengan kunci. Pintunya di buka bersamaan dengan bunyi serupa dari apartemen sebelah. Shawnell melirik, melihat Claura yang terlihat bersiap untuk berangkat kerja.
"Kau baru kembali?" tanya Claura begitu melihatnya, membuat Shawnell agak terkejut karena tidak mengira Claura akan mengajaknya bicara duluan. Kemarin, setelah pulang dari aktivitas belanja mereka, Shawnell meninggalkan Claura dan hanya meminta satpam untuk membawakan belanjaannya ke atas lalu pergi begitu saja.
"..Ah, ya." Secara refleks dia mundur begitu Claura mengambil langkah.
"?" Claura tentu saja heran, pria yang biasa mendekatinya kini justru menjauh dengan sadar diri. Tentu saja dia senang, tapi dia tidak ingin alasannya karena kekurangan di diri Claura. Maksudnya, dia tidak bau dan dia sudah mandi. Kenapa pria itu mundur?
"Kau mau berangkat?"
Claura hanya mengangguk.
"Kalau begitu berhati-hatilah." Shawnell tidak memperpanjang percakapan dan masuk ke dalam, sangat tidak seperti dirinya.
"Kenapa dia..?" gumam Claura sesekali melirik pintu yang tertutup. 135Please respect copyright.PENANAVQ9O7dDv1J
135Please respect copyright.PENANAiZdG7IQxY3
Shawnell masih diam berdiri di pintu, setelah mendengar suara langkah yang perlahan meredup, barulah dia sadar kalau sejak tadi dia menahan napasnya.135Please respect copyright.PENANAnn8SkMC1yn
Sejak kemarin Shawnell merasa keanehan dalam dirinya. Dia kesal begitu melihat reaksi Claura saat bertemu Aciel, yang dia tidak tahu kenapa.135Please respect copyright.PENANAW2RN7qQ1h6
Kepalanya sakit dan membuatnya melakukan hal yang biasa dia kerjakan saat mood-nya sedang buruk. Dia pergi ke klub, pindah ke bar, minum dengan kawan-kawannya dan menyoraki penari di panggung, lalu menghubungi satu dari deretan perempuan yang biasa dengannya. Shawnell tidak pernah peduli soal privasi, dia melakukan apa yang dia senangi. Keluarganya tidak aneh kalau dia membawa perempuan ke rumah, atau ke dalam kamarnya, selama dia suka dan yang diajak tidak menolak tentu saja. Tapi semalam, saat dia hendak memanggil perempuan itu untuk menghabiskan malam di apartemennya, niat itu lenyap saat ingat Claura tinggal di sebelahnya.
"..Ini tidak masuk akal." Shawnell menggelengkan kepala. Dia menanggalkan mantelnya dan masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.135Please respect copyright.PENANA6SP1w4smsT
Samar-samar bekas semalam masih tercium aromanya. Dengan hati-hati Shawnell membersihkan rambutnya lebih intens dari sebelumnya. Mengingat pagi tadi dia merokok dan ada ibu hamil di dekatnya, dia harus memastikan bau itu hilang.
Shawnell memasukkan pakaiannya ke mesin cuci sebelum memasukkan dua kali jumlah detejen yang semestinya di pakai. Tentu saja dia tidak tahu-menahu soal mencuci. Biasanya ada orang lain yang membersihkan tempat ini dan mengurusi pakaiannya. Shawnell hanya merasa takaran normal yang tertera di balik kemasan deterjen tidak cukup untuk menghapus bau rokok di pakaiannya karena merk yang dia pakai keras rasanya dan tajam aromanya. Mungkin dia harus membuang saja bajunya? Begitu terpikir, Shawnell melempar penakar kembali ke ranjang beserta deterjennya dan menghapus kekhawatirannya soal pakaiannya.
Saat duduk di sofa dan membuka ponselnya, beberapa panggilan tak terjawab soal pekerjaan tertinggal jejaknya. Setelah menelepon balik dan memberi arahan, Shawnell kembali menelusuri ponselnya, kemudian melihat status Claura di lingkar petemanannya.
Gambarnya diambil dari internet namun caption yang tertulis menunjukkan hasrat di pengguna.
[Kelihatannya enak ;" tapi tempat jualnya jauhh :( ]135Please respect copyright.PENANAXdGhcSB9Z9
Shawnell mendengus kecil melihat emotikon sedih di ujung kalimat. Mengetahui yang menulisnya adalah Claura, seketika dia merasa emotikon itu terlihat menggemaskan. 135Please respect copyright.PENANAiRk5NAyFZy
Shawnell dengar ibu hamil seringkali ngidam, mungkin ini yang sedang Claura alami? Shawnell mencari gambar serupa dan menemukan Seafood Paella, salah satu makanan khas Negara S. Tapi Shawell ingat ada daerah tak jauh dari sini yang menjual hidangan serupa.
Shawnell membuka keamanan ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan laut. Lalu tertegun setelah membaca kalau hidangan laut bisa memungkinkan alergi terhadap janin saat lahir jika di konsumsi ibu hamil. Tentu saja kondisinya adalah kalau orang tua tersebut memiliki alergi juga.
Shawnell menghubungi Claura untuk memastikan.
[Apa kau alergi terhadap sesuatu?]135Please respect copyright.PENANAVQEb8kE5Pt
Claura yang tengah melap meja merasa ponselnya bergetar tanda pesan masuk. Selama ini selain ibunya dan Aciel, Claura tidak punya orang lain yang akan menghubunginya.135Please respect copyright.PENANA1vBsB28y7E
Claura membereskan meja dengan cepat sebelum bergerak ke dapur dan memberitahu rekan terdekatnya untuk menggantikannya sebentar. Karena tidak sering Claura menemukan seseorang yang mengubunginya, rekannya tidak menyulitkannya dan memberinya waktu.135Please respect copyright.PENANAxy8SnVxKan
Perempuan itu mengangkat alis saat tahu bahwa Shawnell-lah yang mengirim pesan.
Shawnell tidak ada waktu untuk mempertimbangkan Claura yang sedang bekerja dan tidak bisa membuka ponsel. Toh, dia bisa menunggu. Tapi tidak menyangka balasan datang dengan cepat.
[Tidak.]135Please respect copyright.PENANAttMbstySyi
[Makanan laut? Aman?]135Please respect copyright.PENANAklHgwlQ95E
[Yeah. Kenapa?]135Please respect copyright.PENANAFJnatlkk9E
[Aku melihat postinganmu, mau makan itu?]135Please respect copyright.PENANAOTvXPsi5P6
Claura belum sempat membalas saat pesan lain datang menyusul.135Please respect copyright.PENANAjvgE07mKd7
[Temanku menjalani restoran dekat laut di kota E. Kebetulan aku akan kesana.]135Please respect copyright.PENANAt4vCwOGB1N
Claura membaca pesan itu berulang kali, menebak apakah Shawnell mengajaknya karena kebetulan, atau sengaja di buat kebetulan. Meskipun Claura yang menunjukkan keinginan lebih dulu, Shawnell-lah yang mengajaknya pada akhirnya. Setelah sesi perjalanan dan kebaikan yang Shawnell tunjukkan pada Claura, dia rasa dia bisa menemani Shawnell untuk makan malam satu kali.135Please respect copyright.PENANAuFd8TMmnl7
Tentu saja, Claura tidak akan mengaku kalau alasan yang sebenarnya adalah karena dia memang ingin makan hidangan itu. Mengetahui Shawnell akan membawanya untuk makan, nafsu makannya semakin menguat.
[Aku pulang jam 3 sore.]135Please respect copyright.PENANAGe9rzd9ic7
[Oke.]135Please respect copyright.PENANAUI41ZyiuWL
Claura kembali menyambut tamu begitu urusannya selesai. Saat itu, seseorang yang sangat di hindari malah muncul di depannya. Claura memang tidak bisa menyangkal kekuatan dari naskah game ini.135Please respect copyright.PENANAXal9PrEMS7
Aciel menatap Claura yang baru mengantar tamu lain ke meja. Dari ujung mata, Claura melihat Aciel mengambil duduk di ujung dekat jendela. Dia yakin seratus persen pria itu datang untuk menemuinya dan mengkonfirmasi masalah kemarin. Claura menahan perasaan sedih dan takut yang merasukinya.
"..Ah, sial. Perasaan ini terus saja menggangguku." Claura tidak memiliki kelemahan lain selain 'perasaannya'. Seandainya hati pemilik tubuh ini tidak di turunkan padanya, jangankan menjauh, dia malah bisa membenci Aciel!
Claura mengabaikan tatapan Aciel yang mengekori gerak geriknya. Sampai salah satu temannya memberitahunya untuk berhati-hati karena pria itu terus melihat ke arahnya.
"Dia datang untuk menemuiku." Claura tidak menyangkal ada perasaan kesal saat seseorang menuduh Aciel yang tidak-tidak, tapi dia menahan rasa sial itu dan meminta maaf pada rekannya karena sudah mengganggu.
"Eh, begitu rupanya? Pacarmu?"
"Dia sudah menikah."
"OMG!" rekan kerjanya menahan seruan, lalu melirik ke arah tempat Aciel duduk. Pria itu tengah meneguk kopi-nya.
"Kau akan menemuinya setelah ini?"
"Setelah shift-ku selesai, aku akan duduk sebentar dengannya, tak apa kan?"
Manajernya yang berdiri tak jauh dan sejak tadi mendengarkan hanya mengangguk. "Selama kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu, tentu saja."
"Terimakasih."
"Ah, tapi kau tidak boleh membuat masalah, oke?" kata si manajer sedikit bercanda.
"Ahaha." Claura tidak tahu apa yang ada di pikiran rekan-rekan kerjanya. Melihat keengganan Claura dan status Aciel, sepertinya mereka menyangka hubungan terlarang dan semacamnya. Dia menjelaskan sekali lagi bahwa mereka adalah teman kecil. Dia tidak ingin melakukan hal semerepotkan ini, tapi dia masih akan bekerja untuk beberapa bulan ke depan dan Claura ingin terus bekerja dengan nyaman.
Claura keluar dari ruang ganti. Biasanya dia langsung keluar lewat pintu belakang, tapi karena ada Aciel, dia kembali ke dapur dan menghampiri meja di ujung kafe tempat Aciel duduk sejak dua setengah jam lalu. Rekan-rekan kerjanya diam-diam melirik kearahnya.135Please respect copyright.PENANAmJqFOdNP7H
Claura membuka ponsel dan mengirim pesan pada Shawnell sebelum duduk di depan Aciel.
"Aku sangat kaget saat kau pindah."
"Yah." Claura hanya membalas singkat. Wajahnya datar namun dadanya berdebar. Kapan terakhir kali mereka bertemu? Aciel tidak terlihat senang, namun aura suram itu justru menambah pesonanya.
Aciel, sayangku, kenapa kau begitu sedih..?
Claura menangkap warna hitam di bawahnya, membuat hatinya menjerit kesakitan sebelum Claura menyumpahi dirinya sendiri dan menyadarkan dirinya135Please respect copyright.PENANABv6h68gcwn
"Aku terkejut kau begitu dekat dengan... Shawnell." Aciel tidak menyembunyikan permusuhannya dengan paman Venus. Matanya berkilat sinis. Hal ini tentu saja, membuat Claura terkejut.135Please respect copyright.PENANAW993vzHkX0
"..." Ini pertama kali Claura melihat Aciel seperti ini. Di tambah pengaruh perasaannya, Claura tidak ingin membuat Aciel marah dan sedih. Godaan untuk menyangkal hubungannya dengan Shawnell begitu kuat. Tapi ini adalah kesempatan bagus.135Please respect copyright.PENANAQKi9T5iuQO
"Aku hamil." kata Claura terus terang. Beberapa rekan kerjanya yang berlalu, tak sengaja mendengar penyataan kuat itu dan hampir menjatuhkan pesanan mereka. Bahkan dengan musik kafe yang dilantunkan, juga dengan pembicaraan pengunjung kafe, kalimat itu tetap berhasil di tangkap para penggosip. Selama ini Claura tidak menyembunyikan namun tidak membukanya juga. Seiring waktu, orang-orang akan tahu, tapi karena tubuhnya di balut pakaian tebal orang-orang tidak menyadarinya. Selain manajer dan beberapa pengurus di kafe, tidak banyak yang tahu.
"..."
Claura tidak menjelaskan hubungannya dengan Shawnell atau malah menyangkal. Seperti menyatakan bahwa ini adalah hasil dari hubungannya dengan Shawnell..
"Claura." Aciel mengerutkan kening. "Aku tahu kau bukan perempuan seperti itu."
"Apa maksudmu 'seperti itu'?" kalau Aciel tahu bahwa ayah dari bayi ini adalah seorang random, habislah dia. Claura tidak sanggup berhadapan dengan tatapan kecewa dan benci Aciel. Setidaknya tidak sampai pria ini menghilang dari pandangannya. Ketika dia sudah pergi nanti, perasaan Claura akan menghilang dengan sendirinya.
Tapi saat ini masih tidak bisa hilang.
"Bukankah kau mau mengkonfirmasi kejadian kemarin? Aku hamil, dan Shawnell mengantarku ke rumah sakit, dia juga pergi belanja bersamaku."
Aciel menangkap poin penting dari kalimat Claura. Semakin kesal dan semakin buruk mood-nya, semakin tajam otak Aciel bekerja. Keduanya dekat, tapi tak sekali pun Claura menyebut Shawnell sebagai seseorang yang terikat hubungan dengannya.
"Siapa ayahnya?" tanya Aciel.135Please respect copyright.PENANAL1llJaev08
"...Kau tidak perlu tahu."
"Claura."
"Aciel." Claura menarik napas, bersamaan dengan itu ponselnya yang masih dalam mode hening bergetar panjang. "Kau sudah menikah, kita mungkin dekat tapi kau tidak perlu ikut campur, hm?"135Please respect copyright.PENANAXzvm10Ateh
"Kau tidak tahu siapa ayahnya, tapi kau dekat dengan Shawnell?"
kalimat itu seperti jarum yang menusuk dadanya. Seakan spekulasi paling menakutkan bagi Claura kini terpikirkan oleh Aciel.
"Bukankah kau menyukaiku?"
"Apa?" Jantung Claura seakan berhenti berdetak. Telinganya berdenging karena panik yang merasukinya. Aciel bilang apa?
"Kau... tahu?" di balik meja Claura mengepalkan tangannya. Perasaan sakit hati, takut, senang, bercampur aduk. Tapi pikiran jernih Claura yang masih tersisa menyerapah tak henti. Bangsat, selama ini kau tahu tapi bersikap bodoh? Mendekatiku seperti pria polos... bajingan!!135Please respect copyright.PENANAn2i0g512yf
Aciel tidak bisa menahan perasaan dingin yang merasuki tubuhnya. Gadisnya, yang selama ini menatap kearahnya, kenapa seperti ini? Dia kira setelah dia kembali dia bisa menghabiskan waktu bersamanya lagi...
"Kau menyukaiku, tapi mendekati Shawnell dan mengandung bayi dari seorang lelaki asing?"
Byur!
Claura menyabet gelas es kopi yang di bawa salah satu rekannya untuk di hidangkan ke meja tak jauh dari tempat mereka, dan menumpahkan isinya pada Aciel. Rekannya shock, tapi tidak berhenti bergerak. Dia menyerahkan lap pada Aciel sebelum kembali ke konter untuk membawa pesanan lain. Siapa sangka dia mendengar berita yang mengejutkan!135Please respect copyright.PENANAJLKW5Dgu7g
Adegan itu tertangkap mata pengunjung dan pekerja kafe.
Habislah aku. Claura mana tahu kalau akhirnya akan seperti ini? Dia tidak tahu kalau Aciel se-brengsek ini!135Please respect copyright.PENANAPKKbzgAnuu
Claura mengumpat dalam hati, harusnya dia membawa Aciel ke tempat lain.
Saat itu pintu kembali berdenting, seorang pria berbadan tegap dengan penampilan yang membuat semua mata beralih dari Claura masuk ke dalam. Tanpa menunggu pelayan mendekatinya, Shawnell menghampiri Claura yang dari belakang tampak bergetar.
Dia sudah menangkap mobil Aciel di luar kafe dan dia merasa dia tidak bisa duduk menunggu sampai Claura keluar. Dia akhirnya masuk setelah meminta asistennya mengurus manajer di kafe ini, berjaga-jaga kalau masalah terjadi.
"..Cla." Shawnell memanggil Claura dengan sebutan akrab namun asing, karena dia tidak pernah memanggilnya demikian.
"..Shawnell."
Melihat kedatangan orang baru, Aciel berkerut. Dia mengambil lap yang di serahkan pelayan kafe sebelumnya dan membersihkan sedikit kopi yang masih belum meresap ke pakaiannya.
Melihat wajah merah dan genangan di mata Claura, Shawnell merasa hatinya mencelos. Matanya melirik tajam pada Aciel.
"Aciel. Seperti biasa, membuat masalah sembarangan."
"Shawnell." Aciel berdiri. Atmosfer keduanya tampak berbahaya, seakan siap untuk saling tebas begitu salah satu dari mereka menunjukkan sikap untuk menyerah.
"Aku harap kau tidak mengganggu Cla lagi."
"Aku orang terdekat Cla."
Shawnell tidak membalas dan beralih pada Claura. Dia meletakkan gelas panjang yang sejak tadi di genggam Claura sampai tangannya kaku. Dengan lihai dia membawa Claura mendekat dengan mendekap bahu perempuan itu.
"Claura, apa kau mau terus bersamanya?" bisik Shawnell, cukup pelan namun masih bisa Aciel dengar.
Claura mengangkat wajahnya, dan menatap Shawnell bingung. Sepercik harapan bersinar di matanya.
"Katakan, aku tidak tahu kalau kau tidak bilang."
"Aku..... aku tidak ingin melihat dia." Air mata menitik, kata-katanya ditujukan untuk Aciel, tapi Claura tidak mengalihkan matanya dari Shawnell. Seakan dia memeriksa isi hati Shawnell dari matanya. Ingin memastikan kalau Shawnell benar-benar akan mengabulkan permintaanya.
Sekarang Claura mengetahui hubungan Aciel dengan Shawnell tidak pernah baik sejak awal. Venus juga kelihatannya tidak berani membuat Shawnell kesal. Hal itu memberi Claura jalan keluar. "Aku tidak ingin melihat dia... selamanya."
ns 15.158.61.20da2