TRRRR
Suara alarm berdering tapi Claura mengabaikannya dan terus berbaring seperti ikan asin di sofa. Masih dengan baju kerja semalam, di temani minuman soda dan video musik karaoke yang masih melantunkan instrumen, Claura menghabiskan malamnya dengan bergadang.
"..Ha, haha, siapa peduli soal hidup. Apa gunanya aku bekerja selama ini." Claura mulai meratap lagi, dengan kantung mata yang tebal, wajah kering, rambut berantakan, Claura menyeret kakinya ke kamar untuk mematikan alarm.
"Aku tidak ingin hidup lagi." Claura menjatuhkan badannya keatas kasur, tangannya yang bergerak otomatis untuk memeriksa ponsel setiap pagi menunjukkan tanggal, juga pesan semalam yang masih ada di kotak pesannya.
Semalam bukanlah mimpi.
"Aku ingin mati... aku ingin waaaaa...." Claura kembali menangis. Di saat seperti ini dia malah sendirian. Dia tidak punya teman, dia tidak bisa pulang, dan kekasihnya juga mencampakkannya.
"Ah... tidak." dia berusaha menyadarkan dirinya. "Aku masih punya pekerjaan." Claura mengangkat wajahnya, matanya berkelip seakan mendapat ide segar. "Benar. Biar sempurna, aku harus resign."
Claura masih cukup sadar diri. Selama ini rekan kerja dan perusahaannya memperlakukannya dengan baik. Dia menghabiskan waktu seminggu sebelum surat pengunduran dirinya diterima. Satu-satunya alasan kenapa dia bisa mengundurkan diri tanpa masalah, Claura menyatakan bahwa dia akan berhenti bekerja sekali pun perusahaan menolak permintaannya.
Dan disinilah Claura sekarang, di depan Mall Sugar Park. Pusat perbelanjaan terbesar di kota T. Katanya, di tempat ini dia bisa menemukan bangkai dan mutiara bersamaan. Claura yakin dia bisa menemukan apa yang dia mau disini. 165Please respect copyright.PENANAC3oHyopLF4
Dia berkeliling menelusuri lantai 8, tempat dimana hiburan, rekreasi dan asesoris di jual. Disini jugalah tempat dimana pelajar paling sering berkunjung. Claura memasuki toko bergambar kartun Jepang. Dia menyusuri rak berisi game/otome, yang dia yakini populer di kalangan anak muda.
Claura rasa kali terakhir dia datang ke mall sekitar tiga bulan lalu? Mungkin itu sebabnya kedatangan Claura yang berpenampilan seperti pembantu saat ini menarik banyak perhatian. Claura merasa tidak ada yang salah. Bagi seorang wanita yang hampir memasuki usia 30 sepertinya, hidup nyaman adalah yang utama. Apalagi kini, dia tidak harus risau membuat malu pasangannya. Dia sudah tidak punya.165Please respect copyright.PENANAldJL8ymeF4
Claura mengambil asal CD game yang berlabel populer dan bertag-diskon, memasukkan dalam keranjang kecil. Saat itu seseorang tanpa sengaja menyenggolnya karena sempitnya rak disana.
"Maaf."
"No probs."
Orang itu berlalu sementara Claura berkeliling sesaat. Menambah joystick, lalu mengambil jalan ke kasir. Ketika pembayaran, Claura menyadari kalau dia mengambil tiga buah CD. Seingatnya dia mengambil dua?
"Tunggu, aku tidak ingat mengambil game ini?"
Si kasir melirik CD yang di jilidnya hanya bertuliskan sebaris kalimat tanpa gambar, berbeda dengan CD game lainnya.
"...Ah, ini game lama. Kalau tidak salah rilis empat tahun lalu...?" si kasir menggumam. "Semestinya game ini sudah tidak ada di rak. Kami mohon maaf, sepertinya terselip..."
"Tidak." Claura menilai menambah satu CD tidak masalah. Harganya juga tidak mahal. "Kau bisa masukan itu ke keranjang."165Please respect copyright.PENANANiU9pDeN24
"Begitu? Ah, baiklah." Si kasir men-scan lalu memasukkan ke kantung belanjanya. "Ah, CD ini tidak memerlukan banyak data dan cocok untuk semua jenis komputer keluaran 2008 ke atas."
"Oh, sepertinya game ini cukup populer?"
"Cukup populer." Si kasir memberi senyum janggal dan menyerahkan kembalian. "Selamat bermain, dan datang lagi."
"..Oke..." dalam hati Claura menggumam, kalau game-nya menyenangkan mungkin dia akan kemari lagi.
Claura membeli stok makanan instan yang cukup untuk sebulan lamanya. Dia juga sengaja membeli PC baru hanya supaya waktunya untuk bermain game ini sempurna.
Claura berniat untuk hidup... menyendiri.
"..Aku akan menghabiskan waktuku bermain game," Claura mengangguk-angguk di depan PC yang selesai dia instal. "Aku mungkin sudah gila," Claura membuang napas. "Tapi dunia tidak peduli apakah kau senang atau sakit hati kan...? Yang berbeda hanyalah kau melihat dunia lebih indah saat kau senang. Aku...? Aku? Kapan aku senang?"
Claura menghapus ingus imajinernya. Dirinya sudah lelah menangis, tapi hatinya tidak berhenti merasa sengsara. 165Please respect copyright.PENANAmS1qI8aNDn
Sebelumnya dia menyimpan uang untuk persiapannya menikah. Pria itu bilang dia masih harus mengumpulkan modal, membuat Claura ikut menabung secara terpisah. Tapi kini tidak lagi.
Ponsel yang sebelumnya belum selesai di cicil kini sudah lunas. Claura tidak memiliki beban materi lagi.
Saat ini, tujuan Claura hanyalah: mengalihkan dirinya dari dunia nyata dan mengeringkan tabungan pernikahannya.
"Kalau aku sudah selesai dengan semua ini, aku akan pulang kerumah orang tuaku, menerima ejekan, lalu menghabiskan waktuku sebagai pengangguran." sambil berkata demikian, Claura menyeruput kuah mi-cup instan yang selesai di seduh. "Pria jahanam." ratapnya, memandang bubuk cabai yang mengambang, seakan bubuk itu melakukan kesalahan terbesar di hidupnya.165Please respect copyright.PENANAAE2SrdMZDY
Claura memasukkan CD, sembari menunggu dia membaca bungkus CD game. Kebetulan yang dia masukkan adalah game yang kata si kasir mall sempat populer. Sebagai pembukaan, dia harus memulai dengan permainan yang agak mudah.165Please respect copyright.PENANA1n15UxP5xw
Saat itu warna hitam memenuhi layar komputer. Claura memasang headphone-nya, mendengarkan suara rintik air sembari menunggu instruksi.
Tak lama, sebaris kalimat muncul, di susul dua pilihan yang membuat Claura mengerutkan kening.
[Hapuskan penyesalan?]165Please respect copyright.PENANAomLVzBpggP
[Main]165Please respect copyright.PENANAHvdHFT9kW4
[Keluar]165Please respect copyright.PENANAqnkA7Tssb8