Claura duduk di meja makan dengan aura depresi. Jam empat sore, masih satu jam sampai ibunya datang sampai ke rumah. Tapi Claura baru saja selesai masak, menghabiskan belanjaan yang tadi dia beli. 147Please respect copyright.PENANAGxOL6yyumb
Ingatannya kembali ke dua jam lalu, saat dia menemukan kecap inggris yang harusnya Aciel bawa justru ada di dalam kantung belanjaannya. Berarti sudah jelas yang Aciel bawa merupakan kecap biasa milik Claura. Saat itu, Claura berpikir untuk mengantarkan si botol kecap, tapi tiba-tiba ide gila terlintas di pikirannya...
Dia ingin memasak makanan kesukaan Aciel dan mengantarnya sekalian... Claura merasa Aciel masih bisa makan jika Claura memasak sedikit lebih awal.
'Oh my God, Claura. Apa kau gila? Tubuhku bergerak dengan sendirinya dan aku malah merasa senang!'147Please respect copyright.PENANA4VGVQ0I15w
Agaknya, tidak hanya ingatan pemilik asli tubuh ini yang di turunkan, melainkan perasaannya juga. Tidak masuk akal.
"Aku tidak bisa terus seperti ini." Claura menggelengkan kepalanya, lalu dengan pikirannya layar transparan kembali muncul. Tanpa pikir panjang Claura menekan tombol Keluar.147Please respect copyright.PENANARKTNrCh9VG
[Setelah memasuki jalan cerita kamu tidak bisa keluar! Kesempatan untuk keluar hanya bisa di lakukan di awal pembukaan! ^^]147Please respect copyright.PENANAcj1r4GNepI
Claura membulatkan matanya. "Anjin..!" Claura segera menutup mulut dan matanya sambil menarik napas dalam-dalam. Tidak bisa keluar? Claura rasa waktu itu perkenalannya tidak seperti ini? Jadi begitu jalan cerita di mulai Claura tidak bisa keluar dan tetap harus menyelesaikan jalan cerita. Maksudnya dia tetap harus menjalankan game ini bagaimana pun hasil akhirnya?
"Aku tahu pemainan ini sakit sejak awal aku merasakan perasaan janggal itu." Claura masih mengatur napasnya sembari mengangguk-angguk, berjanji untuk mematahkan CD game ini begitu dia kembali ke dunia nyata.
Claura menatap botol kecap di meja dapur, setelah berpikir panjang lebar Claura rasa lebih baik untuknya datang ke rumah Aciel daripada sebaliknya. Claura sendirian saat ini dan hal itu hanya akan membuat curiga Venus... dan tetangga... dan mungkin kakaknya Venus mengawasi diam-diam, yah siapa tahu? Tapi kalau dia mengunjungi rumah Aciel, disana akan ada Venus. Jadi Claura tidak perlu takut.
"Baiklah." Claura mengambil kecap, lalu dengan enggan dia mengambil semangkuk sup tulang yang baru dia masak. Ibunya lebih suka daging; sup tulang dimana dagingnya? Claura sendiri sedang diet. Dia bukannya hobi diet, hanya saja sepertinya ini berasal dari kebiasaan pemilik asli tubuh ini. Claura ingin mengantar semua hidangan yang baru dia masak dan mengirimnya ke perut Aciel, tapi tentu saja Claura hanya akan melakukan itu kalau dia sudah gila.
Claura tidak mengenakan mantelnya dan hanya melebarkan syal sebagai selendang di sekitar tubuhnya sebelum keluar dan berjalan menuju rumah di seberang.
Claura membuka pagar, lalu menekan bel di pintu masuk. Rumah Aciel dua kali lebih besar dari rumahnya, jadi mungkin karena itu responnya sedikit lebih lambat? Saat Claura hendak menekan bel untuk kedua kalinya, pintu berayun terbuka.
Di depannya berdiri seorang prian dengan sweater v-neck berwarna merah tua. Raut wajahnya kaku dan matanya berwana hitam gelap. Garis rahanya kuat dengan pipi cekung dan kulit sedikit tan. Alisnya tebal dan tajam, seperti pedang. Wajahnya yang tampak ekspresi memberikan kesan dingin.
"...Uh.. apa Venus ada di dalam?" setelah mempertimbangkans siapa yang harus dia tanya keberadaanya, Claura cari aman. Selama dia tidak berhadapan dengan Aciel, Claura tidak ada masalah dengan berbohong atau OOC sebagai karakter dalam game ini.
Pria di depannya mengangkat sebelah alisnya. "Dia sedang memasak, ada yang bisa kubantu?"
"...Kau adalah..?" Claura bertanya-tanya mungkinkah ini kakaknya Venus? Atau...
"Aku Shawnell. Pamannya Venus." Pria itu bersandar di bingkai pintu. Tanpa di sangka, aura dingin yang dipancarkan jauh dari kepribadiannya sama sekali. Dengan seringai pria itu menatap Claura dari atas ke bawah.
"Kau bisa membicarakannya denganku."
'Ya, tentu saja!' tapi di kenyataan Claura hanya menarik senyum kecil seakan bosan. "Aciel pergi belanja dan kecap inggrisnya tertukar dengan kecap manis milikku." kata Claura sembari menyerahkan botol di tangannya. "Katanya Venus sedang masak dan memerlukannya," ulasnya tanpa memberikan sedikit pun lubang dan kelemahan pada alasannya.147Please respect copyright.PENANAGS6bngRQyr
Claura tidak bisa membiarkan pria ini tahu kalau Claura menyukai Aciel. Hanya dengan kakak Venus, Claura sudah harus waspada. Siapa tahu kalau paman Venus lebih buruk daripada kakaknya?
Pria itu tidak mengambil kecap, melainkan mengalihkan tatapannya ke rumah di seberang, rumah Claura.
"..Itu rumahmu?"
"Ya?"
Shawnell mengangguk-angguk lalu melirik kembali pada si kecap.
"Ah, kau bisa masuk sendiri dan mengantarkannya pada Venus."
"Apa? Tidak, aku masih ada yang harus kulakukan...," Claura mengocehkan apa saja yang ada di pikirannya. Kalau Claura masuk dan bertemu Aciel, dia mati. Oke, dia akan otomatis jatuh hati dan membuat dirinya terlihat bodoh. Itu sama saja seakan berkata 'aku mencintaimu' pada dunia. Lebih bagus kalau Aciel datang keluar.
"Tidak, tidak. Hanya sebentar, apa masalahnya?" Pria di depannya justru semakin mendesak.
"Aku... ah," Claura kehabisan kata-kata. Hanya mengantarkan kecap, apa masalahnya?
Benar, lalu kenapa pria di depannya tidak mau bergerak hanya untuk mengantarkan sekedar botol kecap ini?
"Cla?" suara yang akrab di telinga Claura terdengar, membuat matanya seketika bersinar.
"Aciel." Claura menarik senyum teramat manis tanpa dia sadari ketika Aciel muncul di pintu. Aciel melirik Shawnell. "Uncle, makanannya hampir siap, bukankah tadi kau bilang mau mandi?"
Shawnell tidak langsung membalas. Malah dia mengabaikan Aciel dan mengunci tatapannya pada wajah Claura.
"Claura, ada sesuatu?"
"Ah, ya. Kecapmu tertinggal."
"Benarkah? Ah, bodohnya aku."
Claura melompat dalam hati. 'Bodohmu sungguh manis'. 147Please respect copyright.PENANAPBQ4nuOBZF
"Apa itu?"
"Oh.. ini, sup tulang. Aku membuatnya... terlalu banyak." kata Claura sedikit tidak yakin dengan alasannya. Tapi saat ini dia tidak perduli.
"Wow, benarkah? Kau mengantarnya kemari? Untukku?"
'Ugh, apakah kau harus menarasikan setiap kata dan memperjelas maksud tersembunyiku? Kau bodoh, tentu saja untukmu, Aciel, sayang!'147Please respect copyright.PENANA49kvFqhdDS
Claura hanya membalas dengan senyum malu dan menyerahkan mangkuk sup itu.147Please respect copyright.PENANAv7LLtWKJWp
"..Benar, sebentar ya, aku ambil kecap milikmu. Semoga saja Venus belum pakai kecapnya."
"Yah, stikernya kelihatan sama. Cepatlah."
"Oke, tunggu sebentar!"
Keduanya benar-benar mengabaikan Shawnell yang sejak tadi memperhatikan interaksi di antara keduanya.
"...Apa kau menyukainya?" pertanyaan itu seperti bom, membuat Claura tercekat. Claura melirik ke arah dimana Aciel pergi, panik kalau Aciel tiba-tiba keluar dari dapur dan mendengar. Bukan hanya karena perasaan pemilik asli tubuh ini, tapi karena kekuatan Claura untuk bertahan hidup masihlah tinggi.
Katakanlah dia menjalankan permainan ini sampai endingnya seorang Claura Adalynn tiba. Tapi dia tidak akan membiarkan ending itu berakhir sama. Tidak akan pernah. Sekali pun dia bisa kembali setelahnya ke dunia nyata, dia tidak ingin mengalami itu semua.
Bisa-bisa dia malah sakit jiwa begitu kembali ke dunia nyata.
"Tolong jaga bicaramu." balas Claura dingin. Shawnell balas menatap Claura tanpa gentar. Matanya bersinar geli.
"Bukankah kita pernah bertemu?"
Claura melirik sekali lagi ke pintu menuju dapur yang tak jauh, lalu beralih pada Shawnell dan dengan senyum mencemooh membalas. "Apa aku mengenalmu?"
Bertepatan dengan itu Aciel datang dengan sebotol kecap manis.
"Beruntung botolnya belum dibuka."
"Oh, tidak masalah kalau pun sudah di pakai."
"Baiklah, hati-hati."
Mendengarnya, mau tak mau Claura tertawa. "Apa yang kau katakan ini, rumahku di seberang jalan." Claura berpamitan pada Aciel sebelum mengangguk singkat pada Shawnell dan pergi.147Please respect copyright.PENANAwAjHb1ZoHN
Dalam hati Claura tersenyum bangga. Si Shawnell itu tampan juga meskipun statusnya 'Paman'. Dengan tubuh dan wajah seperti Claura sekarang ini, tidak heran kalau pria itu akan tertarik.
"Ini rasanya diincar pria tampan. Hehe. Beruntung aku ingat Aciel, kalau tidak aku rasa aku akan menerima godaannya begitu saja."
Claura mengingatkan dirinya untuk tidak terlibat dengan saudara atau kerabat Venus. Yang harus Claura lakukan sekarang adalah menghindari mereka, sepenuhnya.
"Setelah perasaan pemilik asli tubuh ini pudar, aku akan mencari pria tampan di luar sana."
ns 15.158.61.8da2