Shawnell menatap kepergian Claura dengan penuh ketertarikan. Aciel yang berdiri di sampingnya, mustahil tidak menyadari hal itu. Setelah memastikan Claura masuk ke rumahnya dengan aman, Aciel buka suara.
"Uncle, sebaiknya kau tidak mendekati dia."
Shawnell merasa lucu karena orang yang mengatakan hal itu padanya adalah Aciel.
"Aciel." Shawnell mengatakan kalimatnya dengan jelas. "Kau sudah menikah." apakah Aciel kira dia tidak terlihat? Interaksi dan perasaan terpendam yang di sembunyikan terlihat jelas seperti sebuah kanvas putih bagi Shawnell.
Mendengar itu, Aciel tersenyum dan balas berucap. "Bukankah statusmu masih menikah juga?"
Shawnell tidak kehilangan kata-kata. Dengan tidak tahu malu pria itu malah tersenyum miring. "Tidak lama lagi."
"Oh. Meskipun begitu aku harap kau tidak mendekati Claura."
"Dan kau adalah?" Shawnell menatap skeptis seakan bertanya soal fakta 'posisi sebenarnya Aciel adalah'.
"Aku teman masa kecil Claura. Bagiku dia lebih dekat dari pada saudara." Aciel balas mencemooh. "Kau dan aku tahu orang macam apa dirimu. Aku tidak ingin melihatnya menangis karenamu."
"Aciel, sebaiknya kau mengetahui batasmu."
Atmosfer di antara keduannya mendingin. Keduanya saling berbalas pandang dengan tatapan yang sama mendominasi.
Ketertarikan Shawnell sebenarnya tidak begitu kuat terhadap Claura. Dia biasa memilih perempuan dan jika mereka tidak mau itu bukan masalah. Shawnell tidak masalah dengan penolakan Claura. Tapi yang membuatnya berubah pikiran adalah karena interaksinya dengan Aciel. Perempuan dingin itu terlihat berbeda saat dengan anak di depannya. Begitu manis dan menggoda. Seperti bunga yang siap di petik dan di hisap sarinya.
Tampilan Claura saat itu benar-benar cantik. Orang bilang saat wanita jatuh cinta adalah masa dimana ketika mereka mekar dan indah-indahnya. Selama ini perempuan yang berhubungan dengannya murni karena perasaan sesaat dan kebutuhan fisik semata. Betapa bagusnya jika ekspresi dan perasaan itu tertuju pada Shawnell?
Sayangnya perasaan itu tertuju pada bocah di depannya.
"Kau tidak bisa menyalahkanku kalau Claura sendiri yang tertarik padaku." Shawnell tersenyum kecil. "Tentu saja aku tidak akan memaksanya. Aku bukan orang yang tidak masuk akal."
'Aku akan membuatnya datang padaku dengan sukarela.'
Shawnell bahagia karena Aciel menikah dan terikat dengan keponakannya. Meski pun pernikahan ini di penuhi kelemahan disini dan disana karena pondasinya sejak awal tidak sempurna, itu merupakan hal yang melegakan.
Mendengar itu, Aciel tidak gusar. Dia malah membalas dengan nada menantang. "Kalau kau bisa, tentu saja aku tidak akan ikut campur."
Shawnell menatap Aciel yang kembali ke dapur. Si bocah itu lalu tertawa dengan Venus. Siapa sebenarnya yang bajingan? Melarang dekat-dekat tapi tersenyum dengan orang lain. Shawnell merasa kalau dia terlalu lembek belakangan ini.
"Paman, makanannya sudah siap." ujar Venus setelah menata meja makan.
"Baiklah." Shawnell tersenyum kecil. Dalam hati yakin sepenuhnya bahwa Venus menyadari interaksi antara Aciel dan Claura. Tapi seperti mereka bersama orang lain, semuanya seperti ilusi dimana orang-orang membodohi satu sama lain.143Please respect copyright.PENANA2jQTrfJhFt
"Sungguh lucu."
Claura masih menjalani hari-harinya mengikuti yang sudah-sudah. Di hari Minggu dan Senin Claura libur dari kegiatannya. Di hari yang lain Claura bekerja sebagai bagian tata usaha di sebuah lembaga les privat. Baginya ini cukup mengejutkan. Karena jalan cerita dan ending Claura penuh darah dan drama, Claura kira profesi yang dia jalani akan sedikit mainstream. 143Please respect copyright.PENANAPdAhYnlOE4
Claura memikirkan Magner yang menjebaknya dan merusak nama Claura. Tentu saja, kalau hal seperti itu terjadi, Claura tidak akan bisa tetap bekerja di tempat ini. Lembaga pendidikan seperti disini ketat akan penekanan terhadap moral dan etika, terutama karena yang mengambil jasa di tempat ini merupakan kelas menengah ke atas.143Please respect copyright.PENANAxwFulPiGku
"Penuh moral, yeah." Claura menunduk menatap perut ratanya.
Sampai kemarin dia masih bahagia, hanya ketika tadi pagi saat dia merasa mual dan pusing barulah dia merasa ngeri. Claura lupa hal yang paling penting, kalau dia sedang hamil. Setelah di pikir-pikir, pemilik asli tubuh ini sedikit gila. Saat sedang hamil begini bagaimana mungkin dia bisa diet? Karenanya pagi tadi Claura sengaja beli bakpau di perjalanan meski pun sebelumnya dia sudah sarapan di rumah. Siang nanti dia akan makan siang dengan porsi jumbo. Sekali pun morning sickness mulai menyiksanya, hal itu tidak mengubah nafsu makannya. Sebagai seorang perempuan hamil yang baru patah hati(entah itu karena Aciel maupun Jerry), Claura tidak mungkin mengontrol makanannya.
Claura memeriksa kalender. Sebelum mulai semester baru dan kesibukan bertambah, Claura harus mengajukan surat pengunduran dirinya. Dia tidak mungkin membuat malu dirinya sendiri dengan tetap bekerja sementara perutnya terus membesar, mungkin tidak apa kalau dia punya pasangan. Tapi setting permainan di masa ini memandang skeptis pada perempuan yang hamil sebelum menikah.
Claura tidak berhenti menyortir dokumen sampai waktu makan siang tiba.
"Hey Cla, kudengar cafe yang baru di buka itu makanannya cukup enak."
"Mereka jual makanan biasa?" Claura bertanya kasual pada rekan kerjanya yang duduk di meja seberang. Perempuan itu berkacamata dengan wajah pucat dan rambut di sanggul, Broklyn.
"Cake, kurasa."
"Hm," Claura tersenyum minta maaf. "Aku rasa aku akan pass dulu untuk sekarang."143Please respect copyright.PENANAfYapoX1w1A
"Begitu? Baiklah kalau begitu aku duluan."
Satu persatu rekan kerjanya keluar dari ruangan hingga hanya tersisa Claura sendiri. Claura keluar dari ruangan ketika dia selesai memeriksa dokumen kedua kalinya. Setelah hari ini dia memeriksa, Claura menemukan banyak kesalahan di pekerjaannya sebelumnya. Ini hanya kebiasaannya saat bekeja di dunia nyata. Karenanya, pekerjaan yang harusnya tidak banyak jadi menumpuk karena dia membetulkan dokumen yang dia buat sebelumnya.
Claura melangkah keluar gedung dan berbelok ke kafetaria bangunan. Kursi-kursi di penuhi murid dan pengajar. Beberapa murid yang duduk di kafetaria berasal dari keluarga menengah yang tidak bisa menyewa guru secara lansung ke rumah mereka. Untuk kalangan atas, pengajar di lembaga ini tentu saja datang langsung ke rumah murid.
Claura sedikit heran juga bagaimana bisa dia mendapatkan pekerjaan disini sementara buah hasil pekerjaannya biasa-biasa saja. Gajinya juga lumayan.143Please respect copyright.PENANAQt4iAtkZXN
Selama ini, Claura tidak pernah menggunakan kupon kafetaria yang di dapatkan setiap bulannya karena dia biasa makan di tempat yang... cukup mewah.
"Tapi itu tidak ekonomis." Claura membaca daftar menu dan memilih nasi goreng telur, ayam goreng dan salad beserta jus alpukat. Dari ingatannya Claura tahu ini kali pertama dirinya makan di kafetaria. Hanya dengan melihat gambarnya, Claura sudah menelan ludah berkali-kali. Bagaimana bisa pemilik asli tubuh ini tidak pernah mencoba makanan di sini? Claura menggelengkan kepalanya penuh sesal. 143Please respect copyright.PENANASZ7pTeyEZ0
Ketika pesanan di antarkan, Claura bisa melihat tatapan dari beberapa arah karena porsinya makannya yang besar cukup mengagumkan dengan porsi badannya yang ramping.
Sebelum pelayan pergi, Claura tidak lupa memesan sepotong cheese cake.143Please respect copyright.PENANAiJSybJMv3B
Claura menghabiskan pesanannya, memukul mundur orang-orang yang menatap ragu ke mejanya. Setelah selesai makan, Claura memesan beberapa kukis untuk di bawa ke meja kerjanya.143Please respect copyright.PENANArFGCd31LmT
Claura tidak bisa lebih bahagia dari ini.
Tapi begitu pagi datang, kesenangan itu menghilang. Claura memuntahkan makanannya semalam. Ibunya, yang terlihat lebih seperti kakak Claura mengetuk pintu kamar mandi.
"Claura, kau baik-baik saja?"
"Baik, Ma!" Claura menutup matanya sambil mempertimbangkan apakah dia harus pindah rumah dan tinggal sendiri begitu dia keluar dari pekerjaanya.
Claura membuka pintu dan langsung berhadapan dengan tatapan Rose yang penuh kekhawatiran.
"Ma," Claura menghela napas. "Aku hamil."
Rose belum sempat bereaksi ketika Claura menjatuhkan bom lain. "Tapi aku tidak tahu siapa ayahnya."
ns 15.158.61.20da2