Dari sekian banyak hal yang pernah Claura alami, dia tidak pernah merasa manis seperti ini. Shawnell duduk di kursi pengemudi. Sejak keduanya masuk ke mobil, tidak ada yang buka suara. Tapi keheningan ini tidak mengganggu sama sekali. Dengan pengertian, Shawnell melajukan mobilnya ke tempat mereka janji untuk makan sebelumnya; seakan hal tadi bukan hal besar.
"Apa kau masih mau makan itu?"
"Hm?" Claura mengangguk semangat. Mengejutkannya, Shawnell melihat perempuan yang duduk di sisinya tidak terlihat sedih. Meski jejak air mata masih terlihat, sekali tatap orang akan tahu kalau Claura penuh energi. Senyum yang terulas di wajahnya tampak cemerlang, seakan hal berat yang selama ini di tanggung sudah terhapuskan.
"Aku ingin yang pedas."
"Kenapa?"
"Ingin saja." Claura tidak bisa bilang dia ingin merayakan hari ini sebagai hari yang membahagiakan. Perasaannya memang hancur, tapi seiring dia menjauh dari Aciel, rasa itu tergantikan dengan kelegaan. Dalam pikirannya, Claura tak henti menyerukan 'Banzaii~'. Ini karena perasaan pemilik asli tubuh ini berusaha melupakan Aciel. Yah, sekarang mungkin masih sulit. Tapi waktu akan menyelesaikan semuanya.
"Tapi apa kau tidak apa seperti tadi?"
"Apanya?" Shawnell berhenti di lampu merah, melirik Claura yang sudah kembali seperti biasa.
"Kau bemusuhan dengan Aciel, padahal kau pamannya Venus." mendadak Claura merasa bersalah karena menyeret Shawnell dalam masalahnya. Dia tanpa sengaja memanfaatkan simpati pria ini untuk kepentingannya.
"Hubunganku dengan Venus tidak begitu hamonis sejak awal." Ini kali pertama Shawnell membicarakan urusan pribadinya dengan orang lain. Tentu saja, salah satu alasannya karena Claura tampak terlibat konflik sejak awal dengan keponakannya.
Sirat kekhawatiran terlihat saat Shawnell melihat ke perut Claura. "Kau sedang mengandung, apa tak apa memikirkan hal yang berat seperti ini?"
"Tidak berat. Berpikir bagus untuk kesehatan mentalku." balas Claura masih memikirkan kata-kata Shawnell. "Kalau begitu bagaimana dengan kakaknya Venus?"
"Ah? Oh, dia." Shawnell tertawa mencemooh. "Aku tidak tahu kau kenal dia."
Claura tahu cemoohan itu tidak tertuju padanya, tanpa berat hati Claura berucap. "Aku tidak kenal. Hanya pernah dengar saja. Katanya kakaknya Venus sangat menyayangi adiknya?"
"Ah? Aku tidak tahu soal itu, karena sejauh ini mereka selalu berselisih setiap bertemu."
"Apa? Benarkah?"
Shawnell mengusap kepala Claura, membuatnya tenang seketika dan duduk kaku.
"Masalah yang terjadi di keluarga Venus terlalu rumit. Teman masa kecilmu terseret tanpa sengaja." karena dia bodoh. Tapi Shawnell cerdas dan tidak mengucapkannya di depan Claura. "Magnel tampak senang membuat masalah dengan siapa pun yang terlibat dengan adiknya. Dan karena hubungannya dengan hm... Aciel," Shawnell menyebut nama Aciel dengat berat hati. Sesekali melirik ke spion, memeriksa ekspresi Claura. "Dia seringkali jadi sasaran." Mobil berhenti di basement parkir setelah berputar dua kali.141Please respect copyright.PENANAb7L0acVCzZ
"Aku tidak pantas mengatakan ini, tapi aku lega kau tidak lagi dekat dengannya. Bukan karena hubunganmu, tapi karena keselamatanmu."
Claura yang mendengarkan semua itu merasa otaknya tersumbat. Venus dan Magnel tidak dekat sama sekali bahkan sampai Aciel jadi sasaran? Kalau begitu saat Venus dan Aciel berpisah karena dirinya, bukankah Magnel seharusnya senang? Kenapa Claura yang jadi sasaran?
Dan apa maksudnya dengan keselamatan? Apa orang-orang itu terlibat dengan sesuatu yang berbahaya?
"Bagaimana denganmu?" Claura bicara setelah termenung beberapa saat. "Apa kau... seperti mereka juga?"
Shawnell tidak tahu apa maksud kalimat Claura, tapi dia paham akan kekhawatiran Claura. "Kau tidak perlu khawatir. Aku berada di liga yang berbeda dengan mereka, meski begitu mereka tidak akan berani untuk menantangku."
"...Kau...," Siapa? Apa yang sebenarnya kau lakukan? Claura sudah lama ingin bertanya soal ini semua namun menahan diri.141Please respect copyright.PENANALmCIcPkrH9
"Aku lapar." kata Claura akhirnya lalu membuka pintu. Keberadaan Shawnell sama misteriusnya dengan naskah permainan ini.141Please respect copyright.PENANAa9DZ08trzF
"Ayo." Keduanya masuk ke restoran dan langsung di arahkan ke ruang pribadi oleh pelayang yang menyambut mereka. Saat Claura sampai, makanan sudah di hidangan dan asap yang mengepul menandakan kalau makanan yang di sajikan masih segar. Tepat waktu ketika mereka tiba.141Please respect copyright.PENANAKGVLmiiWYS
"Aku bisa menunggu, padahal." gumam Claura. Tidak menolak Shawnell yang menarik kursi untuknya.
"Tidak perlu buru-buru. Kau bisa diam dulu setelah makan dan nikmati pemandangan. Aku hanya berpikir kau perlu tenaga. Mengurangi jam makan yang terlambat."
"Baiklah." Angin malam bertiup lembut, membawa aroma laut ke penciuman. Dari jendela, terlihat tepi pantai dan langit penuh bintang. Suara ombak yang menyapu daratan mengisi makan makan mereka. Claura menerima semua yang Shawnell lakukan pada akhirnya. Namun keduanya mengerti satu sama lain, tidak ada cinta dan sejenisnya.
Shawnell yang menyerah karena kepolosan Claura. Dia bepikir bahwa perempuan di seberangnya terlalu mudah di ambil kesempatan dan dimanfaatkan. Melihat sekali orang akan menganggap Claura sebagai seorang yang arogan, cantik, dan nakal. Tapi begitu mengenalnya, orang akan tahu betapa menggemaskannya tingkah laku Claura. Bersikap jauh dan sopan, menutupi setiap masalah yang di hadapi tanpa memohon pada siapa pun. Ketika Shawnell menemukan Claura mengandung, dan perasaannya terhadap Aciel yang begitu dalam, serta berita soal pria brengsek yang menghamilinya, Shawnell menemukan perempuan ini tidak pernah menunjukkan kelemahan di depan siapa pun. Dia hanya terus menjalani hidupnya seakan menerima semuanya, dan tidak masalah dengan apa yang menimpanya; atau bahkan menyalahkan seseorang. Shawnell merasa kalau Claura di tinggalkan sendirian, sesuatu yang gawat akan terjadi. Siapa tahu kalau ayah dari bayi ini akan kembali? Shawnell tidak ingin memikirkan kemungkinan Claura yang akan menerima dan memaafkan pria itu. Bahkan sekarang, setelah sesi patah hati, Claura makan dengan lahap seperti dia lupa dengan semuanya. Kalau ada orang lain yang mendekati Claura, perempuan ini mungkin tidak akan menolak setelah ini.141Please respect copyright.PENANApRWg9wgAWV
Claura juga memiliki alasan tersendiri. Meskipun Shawnell menenangkannya saat di mobil, dia tidak serta merta menurut saja. Dari penjelasan Shawnell, alasan dia bisa aman bukanlah karena dia tidak memiliki musuh. Tapi karena dia terlalu kuat sehingga tidak ada yang berani mengganggunya. Claura cukup mengerti, kalau dia menjalin hubungan dengan Shawnell, dia akan jadi kelemahan terbesar pria ini. Claura yakin Shawnell juga memikirkan hal serupa. Cukup baginya menerima bantuan Shawnell, setidaknya sampai Aciel menguatkan posisinya dan tidak ada tanda berpisah; atau sampai Claura mendengar berita soal Magnel; atau sampai akhir cerita.
Claura tidak masalah hidup berdua dengan bayinya. Tidak perlu seorang ayah atau pasangan.
Keduanya makan dengan pikiran masing-masing. Sejak saat itu, seperti saudara, kapan pun Claura kesulitan, Shawnell akan datang membantunya.
Claura juga bersikap sebagaimana mestinya. Meski pun Shawnell tidak masalah jika Claura mengambil keuntungan atas kebaikan Shawnell, Claura tidak melakukannya. Mereka makan bersama sesekali. Kadang Claura bertemu dengan Shawnell dan partnernya yang berganti setiap beberapa minggu sekali. Tapi pertukaran antara keduanya hanya sedikit sindiran dengan kehangatan.
Sesekali Claura masuk ke apartemen Shawnell untuk meminta sesuatu, dan Shawnell juga tidak asing dengan apartemen Claura. Belakangan, dia bahkan sering tinggal untuk makan malam, dan Claura sendiri merasa makan bersama lebih nikmat daripada sendirian. Aciel tidak pernah datang menemuinya lagi, sementara teman kerja-nya justru menyemangati Claura dan mendukungnya. Mereka sama khawatirnya dengan Shawnell, takut Claura ditipu orang jahat.
Claura heran akan sikap semua orang karena dia tidak tahu bagaimana dia terlihat di mata mereka.
Memasuki bulan ke tujuh, perut Claura sudah mulai terlihat besar. Karena desakan Shawnell dan ibunya, Claura sudah berhenti bekerja di kafe. Manajernya berkata bahwa Claura bisa bekerja di tempat itu lagi setelah melahirkan kalau mau. Tentu saja Claura tidak menolak, meskipun mungkin dia akan melamar ke tempat lain setelah bayi nya lahir.141Please respect copyright.PENANA4p2OKFxYBO
Keadaan masih hangat dan nyaman untuk Claura. Mengejutkannya, dia tidak merasa buruk sama sekali memikirkan dia harus melahirkan bayi.
Namun suatu hari saat Shawnell datang berkunjung, pria itu menemukan sebuah anting di kotak kecil saat Rose, ibu Claura, sedang mengosongkan ruangan guna mempersiapkan kamar si bayi yang akan segera lahir.
"Madam, ini milik Claura?"
"Ah?" Rose bangun dari duduknya lalu memeriksa. "Ah, ya. Ini anting yang Claura beli saat dia mendapat gaji pertamanya."
Rose tampak terbiasa dengan Shawnell yang datang dan mengusik barang orang lain tiba-tiba.
"Anting ini terlihat unik." dengan tatapan kompleks Shawnell membalas.
"Ya, itu karena anting ini di desain sesuai pesanan. Makannya setelah itu Claura tidak keluar berkumpul dengan kenalannya sama sekali, semua tabungannya terkuras."
"Jadi ini anting satu-satunya?" mendengar Shawnell bersikukuh menanyainya, insting Rose berkata pria ini memikirkan sesuatu berkaitan dengan Claura. Rose yakin ini bukan hal yang buruk, tapi dia tetap menjawab secukupnya.
"Ya tentu saja."
"Tapi aku hanya melihat satu? Oh, mungkin aku menjatuhkannya..?" Shawnell memeriksa kotak, kemudian membeku begitu mendengar jawaban Rose.
"Antingnya hilang dan Claura berhenti memakainya. Tapi masih di simpan karena sayang dan mahal harganya."
Perlu waktu lama untuk Shawnell membalas. "...Begitu. Dia pasti sangat menyukai anting ini." dia meletakkan kembali anting ke tempatnya.141Please respect copyright.PENANAPn43nIKyD2
"Claura kemana?"
"Di kamar mandi. Mau di panggil?"
"Tidak, hanya ingin mengingatkannya untuk check-up ke rumah sakit."
"Ahahaha, kau ini, masih ada dua bulan tersisa. Claura sudah periksa bulan kemarin."
"Tetap saja." Shawnell tersenyum, pandangannya tidak terbaca. Seperti ada badai yang terjadi di kepalanya. Tanpa menunggu Claura keluar, Shawnell pamit lebih dulu.
Setelah itu, Claura tidak mendengar kabar Shawnell lagi. Apatemennya kosong, bahkan kontaknya seperti mati. Satu-satunya yang bisa laura tanyai adalah Aciel, tapi dia juga tidak bisa di hubungi.
ns 15.158.61.8da2