Hope
Seakan tak ada tanah untuk dipijak, tak ada udara untuk dihirup.
Nyawa, entah apa yang masih menahannya melekat pada tubuhnya. Secercah harapankah? Sayangnya bukan itu yang terbesit dalam pikirannya saat ini.
2814Please respect copyright.PENANAwZcbVkeFec
Matahari terik mempertontonkan kegagahannya menyinari jalan-jalan diantara tingginya gedung yang menjulang. Tembok abu-abu pekat itu kini menggantikan rimbunnya pepohonan hijau yang “dulu” sempat ada di tanah ini. Rerumputan telah berganti menjadi aspal hitam sejauh mata memandang.
2814Please respect copyright.PENANAUfckStp1Vj
2814Please respect copyright.PENANAgmWaM2hdWe
Yah… apa mau dikata. Kota ini sudah dikuasai oleh orang-orang ‘berkantung tebal’. Entah sampai kapan mereka akan puas menyingkirkan warna hijau dari tempat yang dulunya dikenal sebagai lembah yang subur itu.
2814Please respect copyright.PENANAr8NO18eiC2
Sungai yang mengalir beriak, kini telah berubah menjadi kubangan hitam tak mengalir.
2814Please respect copyright.PENANAstH8ya0xHf
Ironis memang, perubahan besar itu diperuntukkan demi kenyamanan penduduk kota yang bergelimang harta. Namun, apa nyamannya hidup dengan pemandangan abu-abu setiap kali kau mengejapkan mata?.
2814Please respect copyright.PENANAkbwaano95Q
Tomi hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia duduk di bawah naungan bayang-bayang jembatan penyebrangan. Kepada siapa ia bisa mengeluh? Ia hanya seorang rakyat jelata dimata para konglomerat itu.
2814Please respect copyright.PENANAGjAdCnK3JK
Angin bertiup, menerbangkan debu pekat kearah orang-orang yang berlalu lalang. Hanya sedikit dari mereka yang tak mengenakan menutup hidung dan mulut berwarna putih. Yah…. Tomi adalah salah satu dari sedikit orang tersebut.
2814Please respect copyright.PENANAGuzDG0u69S
Tomi masih menikmati sepotong roti yang digenggamnya, sekalipun debu yang berterbangan itu tak sedikit yang hinggap pada roti itu.
2814Please respect copyright.PENANAtwtiTJqU6q
Tak ada bedanya, pikirnya. Toh ia mendapatkan roti itu dengan memungutnya dari tempat sampah. Well… kamu gak salah baca kok. Tomi memang memungut roti yang dibuang oleh seorang anak ke tempat sampah di samping tempatnya duduk.
2814Please respect copyright.PENANAl6F7EuqARE
Sorot mata penuh rasa jijik tak hentinya memandang Tomi. Pemuda setinggi 180cm itu benar-benar kumal. Yang ia kenakan dibadannya hampir tak dapat disebut sebagai sebuah pakaian. Kaus putih itu telah terkena banyak sekali noda sehingga warnanya berubah menjadi cokelat tua keabu-abuan.
2814Please respect copyright.PENANAtp33hCN0hi
Mungkin hanya nasib yang bisa menjawab. Mengapa seorang sarjana teknik seperti dirinya harus berkubang pada hidup yang serba kekurangan. Hanya sebuah telepon selulerlah harta satu-satunya. Ia tak punya uang sepeserpun, tak punya tempat berteduh, tak punya arah tujuan, tak punya teman… yah setidaknya sampai dua bulan yang lalu.
2814Please respect copyright.PENANAw3ZOLAfbaL
*Two months ago………………..
2814Please respect copyright.PENANAX7tDffqqzT
Matahari sudah kembali ke peraduannya tiga jam lalu. Kini udara dingin malam sudah merebak. Kegelapan menyelimuti langit malam yang bertabur bintang.
Malam itu sungguh cerah, dengan bulan sabit yang bersinar temaram.
2814Please respect copyright.PENANAZc9Dna4EoY
Sesosok pemuda sedang menghisap rokok dipelataran sebuah mall. Ia sendirian, hanya berteman telepon seluler yang sedari tadi digenggamnya.
2814Please respect copyright.PENANAXmFCv1XAhj
“Tom… makan malem dulu yuk sebelum pulang” seorang gadis berparas cantik itu menyapa Tomi dengan akrab ketika ia melangkah mendekati pemuda itu.
2814Please respect copyright.PENANACbzoDEdA0H
“telat lu… gue uda makan tadi sama Soni…”jawabnya.
“hmm…. Awas tu anak. Mentang-mentang gw telat sebentar udah ditinggal makan. Ayo dong… temenin gue makan…”
“yaudah.. tapi gw gak makan, cuma nemenin lu doang…”
“hehehe….. yawdah gapapa..”
2814Please respect copyright.PENANAMO4WqhVJRw
Gadis ceria itu melambaikan tangannya. Tak lama seorang pelayan restoran menghampiri mereka dan menyerahkan selembar kertas beserta alat tulis.
Gadis itu menandai beberapa menu yang ada di secarik kertas itu kemudian menyerahkannya kembali kepada sang pelayan.
2814Please respect copyright.PENANAV411DSpceg
“si Soni kemana?” tanya gadis itu.
“uda pulang, tadi cewenya bbm… paling-paling ngajakin check-in”
“hooooo….. emang dasar muka mesum tu anak… dikasi lobang sedikit aja langsung di samber”
“lha…. Namanya juga Soni… kalo gak begitu namanya berubah jadi Sonia”
2814Please respect copyright.PENANAbe3tkNMakf
Gadis itu tertawa kecil.
2814Please respect copyright.PENANAnmRjCUPgKY
“kirain lu ikut sama dia Tom….”
“ngapain? Mau ikutan threesome sama cewe cablak itu? Idih… sorry”
“emang ga cape nungguin gue?”
“ya cape lah…. Tapi ya masa mau ditinggal… ntar lu pulang naek apaan?”
“uhhh so sweet…. Kirain tega ninggalin gue…”
2814Please respect copyright.PENANANEiDvP63wB
“kata siapa ga tega…” bantah Tomi.
“ohh jadi lu tega? Jahat banget si…….”
“hehehh… asal ada imbalannya…..”
“dasar omes….. iya-iya… ngerti gue….”
2814Please respect copyright.PENANAn5UpIDyVnW
Setengah jam berlalu, sebuah piring makan datar berwarna putih tergeletak di meja. Gadis itu menyisakan beberapa potong kentang goreng yang tak dimakannya.
Mereka bangkit dan mengambil barang bawaan masing-masing.
Berjalan ke arah lahan parkir mobil, gadis itu menggandeng tangan Tomi bak seorang pasangan yang dimabuk cinta.
2814Please respect copyright.PENANAR9YNoGRlp7
Sayangnya cinta sama sekali tak terbesit dalam pikiran mereka. Yang ada hanya nafsu yang memburu. Hanya birahi yang memuncak. Efek dari hormon libido yang telah bergejolak dalam nadi mereka.
2814Please respect copyright.PENANAPVffxNnC4g
Mobil BMW silver itu melaju. Menembus kemacetan yang nyaris tak terurai. Dua orang polisi “cepek” berteriak bersahutan, membukakan jalan bagi siapapun yang memberi mereka selembar uang.
2814Please respect copyright.PENANAHyUtNZCRaw
Tak terkecuali Tomi. Ia membuka sedikit jendela mobil yang ia kendarai dan menyerahkan selembar uang kertas berwarna hijau kepada mereka agar ia dapat lepas dari jerat kemacetan itu.
2814Please respect copyright.PENANAzU30reYuAs
Tak lama mobil yang ia pacu telah menggulirkan rodanya di jalan bebas hambatan.
“Des… ayo dong dimulai shownya….”
“sekarang… ihh ga sabaran banget si say…..”
2814Please respect copyright.PENANA1qDxgsM0PR
Dalam kabin mobil tertutup itu, gadis bernama Desi mulai merubah posisi duduknya.
Bangku kedua di bagian depan itu ia mundurkan beberapa senti untuk memperluas ruang geraknya.
2814Please respect copyright.PENANAzop6k9XLll
Lalu ia mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.
“kalo disini kan ga bisa full job say….” Ujar Desi.
“yah…. Pemanasan dulu gapapa lah….”
2814Please respect copyright.PENANATxymWYIYat
Kemeja oranye itu telah terbuka sepenuhnya, namun Desi tak melepaskan semuanya. Hanya memperlihatkan dua buah payudara besar yang mengacung seakan menantang.
2814Please respect copyright.PENANAEmEeTcdIaa
Tomi menjulurkan tangan kirinya menggapai kedua bongkahan daging kenyal itu dan mulai merabanya.
2814Please respect copyright.PENANAKmmMQ50c1t
“remes dikit dong say…. Biar tambah enak nih…”
2814Please respect copyright.PENANAuZUsU5wBZN
Sorot mata Tomi tetap terpaku lurus kedepan, namun jemari tangannya telah menyelusup dibalik bra berenda yang dikenakan oleh Desi.
2814Please respect copyright.PENANANTnsHnsfBq
Mobil itu kini melaju pelan di lajur paling kiri. Dua ratus meter di depannya terlihat sebuah truk kontainer juga berjalan sama pelannya.
2814Please respect copyright.PENANAUpY9Bab0pb
“mmmhhh…. Toket lu makin lama kok makin gede Des….” Ucap Tomi seraya memainkan puting yang telah mengeras itu.
2814Please respect copyright.PENANAc3KG2VycAK
Deru nafas Desi masih teratur. Ia hanya tersenyum sambil memejamkan mata. Menikmati tiap detik rangsangan yang ia rasakan pada payudaranya.
2814Please respect copyright.PENANAqyh7w93poP
Jemari gadis itu kini meraba selangkangan Tomi. Berusaha membebaskan penis yang mulai mengeras itu dari belenggu celana jeans berwarna biru tua yang Tomi kenakan.
Penis itu kini berdiri bebas.
2814Please respect copyright.PENANAZkjczVMfqT
“ayo Des… udah siap di kenyot nih kontol gua….”
2814Please respect copyright.PENANAu6iqTkVsO2
Gadis itu menarik sabuk pengaman yang ia kenakan agar dapat mencondongkan tubuhnya mendekati penis Tomi yang sudah mengacung tegak.
2814Please respect copyright.PENANAv7oyhOShpw
“Sssslluuurrrp….”
Sapuan lidah itu mendarat di kepala penis Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAwrM5XSrtBV
Seketika itu Tomi merasakan darah yang mengalir di kepalanya mulai menghangat.
Jilatan dan kuluman itu kini berubah menjadi sedotan kuat.
2814Please respect copyright.PENANA15MgSZxpMz
Kepala gadis itu bergerak naik turun. Melayani gejolak birahi Tomi yang tersalur pada sebatang tugu keperkasaannya yang tegak menantang.
2814Please respect copyright.PENANA10lpNePDgk
Payudara ranum yang menggantung itu berayun seirama dengan gerakan gadis itu mengulum penis Tomi. Rabaan jemari Tomi pada payudara itu kini berubah menjadi remasan kuat.
2814Please respect copyright.PENANAAHVlDGRB1j
Sesekali ia mencubit dan menarik puting yang mengeras itu kuat-kuat. Menyebabkan terdengarnya gumaman dan desahan sang gadis di sela-sela bibirnya.
2814Please respect copyright.PENANA48MNi9c3xA
“mmmpphhh…. Tom….. Remes yang kuat sayang….. toket gue udah lama gak di peres-peres…”
Gadis itu melepaskan kuluman pada penis Tomi. Digantikan dengan jemari tangannya yang dengan lincah mengocok penis yang telah berlumuran liur itu.
2814Please respect copyright.PENANAt3HOFO1Pwi
Jemari tangan yang lainnya kini bergesekan dengan organ intimnya sendiri. Ia tak ingin kehilangan momen ketika libidonya juga semakin meninggi.
2814Please respect copyright.PENANA5SbCNjg1ax
“di isep lagi dong Des… kurang enak nih kalo cuma dikocokin….”
Gadis itu segera mencondongkan kembali tubuhnya kearah Tomi. Ia mulai melahap penis yang mengacung tegak itu.
2814Please respect copyright.PENANAYf8eiZpGZf
“mmhhh…Ahhhhh… gila enak banget seponganlu des…..”
“mmmm….slurp…slurpppp……” gadis itu hanya bergumam.
2814Please respect copyright.PENANApEXJapzWDa
Kuluman dan hisapan itu menjalar dari batang penis kini sampai di testisnya.
“Anjjriiiittt…… enak gilaaa……”
2814Please respect copyright.PENANASGBauLTEKq
Jemari Tomi hampir tak kuasa menggenggam kemudi. Mobil itu kini ia hentikan di bahu jalan tol yang sudah mulai sepi.
2814Please respect copyright.PENANADWUoaAklib
Jok mobilnya kini ia rebahkan sepenuhnya.
Dengan sebelah tangan ia menarik gadis itu untuk merebah di atasnya.
2814Please respect copyright.PENANAJjckX4SvWh
Desah nafas keduanya sudah memburu. Mereka berpagutan. Lidah mereka saling menyapu.
Gadis itu menghisap lidah Tomi dengan rakus sementara jemari Tomi kini meremas bongkahan pantatnya. Rok pendek yang dikenakan gadis itu kini tak mampu menutupi bagian intimnya ketika Tomi menyibakkannya ke arah pinggang gadis itu.
2814Please respect copyright.PENANAFHcbhvyqsU
Yang tersisa hanya selembar celana dalam tipis yang sudah basah oleh cairan kewanitaanya.
“mmmmhh… Tom….. isepin toket gue Tom…. Ahhh…..”
2814Please respect copyright.PENANAn7D5uLsrxJ
Gadis itu merangkak naik. Meletakkan kedua payudaranya yang sintal di wajah Tomi. Dengan sebelah tangan ia mengarahkan puting payudaranya kearah bibir Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAoySmNM4wZm
“Aaaaaaaaaaaahhhhhh….Tom….Ahahhhhhh…aahh…. ”
Ia melenguh ketika Tomi mulai menikmati putingnya yang berwarna kemerahan.
2814Please respect copyright.PENANAvBLYcg9tSO
Lidah Tomi kini berdansa bersama tonjolan yang mengeras itu. sesekali ia menggigit puting itu yang menyebabkan gadis itu menggeliang tak tentu arah.
Sebelah tangan gadis itu tetap menekan bongkahan payudaranya sementara yang lainnya mencengkeram kepala Tomi. Seakan tak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.
2814Please respect copyright.PENANAnSp01A67Sf
Jemari Tomi dengan kasar menarik celana dalam yang menghalangi penisnya untuk masuk kedalam liang kenikmatan itu.
2814Please respect copyright.PENANAHS9KtMYHkm
“bbreeeekkk”
Celana dalam tipis itu robek.
2814Please respect copyright.PENANAWD7p6EzNi8
“aaaauuu…. pelan-pelan sayangku…. Ahhhhhhh…..Ahhh…”
2814Please respect copyright.PENANAacWqJ3Pbys
Penis yang menegang itu kini mencari-cari pasangannya. Mencari letak lubang kenikmatan yang sudah menjadi miliknya.
2814Please respect copyright.PENANAzqaqbxXXSB
Gadis itu mengendurkan pegangannya. Pinggulnya meliuk-liuk, berusaha mengarahkan penis yang telah tegak berdiri itu ke lubang vaginanya.
2814Please respect copyright.PENANAsOMDOwsiNq
Tomi tetap menghisap puting itu kuat-kuat sementara gadis itu bergerak meliuk-liuk.
“mmmmhhh…..Tom…. jangan keras-keras sayang….Aaaahhh”
2814Please respect copyright.PENANA2D5Fw8idIT
Lengugan pendek itu menjadi pertanda bahwa lubang kenikmatan sudah berada tepat di ujung tombak kejantanan Tomi.
Dengan sekali tekanan kuat, gadis itu menyarangkan penis Tomi kedalam vaginanya.
2814Please respect copyright.PENANAkXeiT9tAnF
“mmmmmmmmmmhhhhhhh…….Tom…”
Tomi tak bergeming, membiarkan gadis itu bergerak melayani nafsunya.
2814Please respect copyright.PENANA6zleJ9ii02
“crrrreek…cceeekkk…ceeekk…”
Suara himpitan itu seakan bergema berulang-ulang.
2814Please respect copyright.PENANAxkID7X3XYe
Vagina gadis itu menari dengan liar. Menelan bulat-bulat penis sepanjang 18cm milik Tomi.
“NNNnngghhh….Ahhhhhhhh……gilaaa….. kontollu emang paling enak Tom…..”
“SSssshhhh Aaahhhh…..Aaahh….” Tomi tak kuasa lagi menahan desahan itu ketika penisnya kini dilumat oleh sedotan demi sedotan yang dilancarkan oleh vagina Desi.
2814Please respect copyright.PENANAMGsGgl6Uhy
“Anjjriiitttt…. enak banget memek lu Des…… keseeettt…Aaaahhh…”
Jemari Tomi kini meremas payudara yang berayun-ayun. Puting berwarna merah muda itu ia putar dengan dua jari, menyebabkan sensasi liar yang tak mungkin ditolak oleh wanita manapun.
2814Please respect copyright.PENANAM446aOllWH
“NNngggggghhhh…..Tom… gue mau keluaaaaarrr…….”
Cairan hangat kini terasa membasahi penisnya. Membuat gesekan-gesekan nikmat itu mulai berkurang.
2814Please respect copyright.PENANAJejWrvQ4m6
Gadis itu terkulai lemas di atas tubuh Tomi, sementara Tomi kini menggerakkan pinggulnya.
Hujaman penis itu tidak berhenti sampai disitu.
2814Please respect copyright.PENANAzyNH2meVAt
“pp..pelan…pelan To..mm…. gue lemess….Ahhh…Aaaahhh…Aaaahhh….”
Sisa-sisa orgasme membuat kenikmatan yang dirasakan Desi begitu hebat. Ia menggengam wajah Tomi dan mulai melumat bibirnya.
2814Please respect copyright.PENANA71rWN9zRrj
Deru nafas mereka beradu. Air liur mereka sudah menetes di sela-sela bibir mereka yang berpagutan.
“Aaaaa……..AaaaAAhhhh….. gua…mau…. keluarrr…..” Penis Tomi sudah berkedut kencang, siap memuntahkan benih-benih cinta itu dalam rahim sang gadis
“Tooommm….gue…..AaaAAAAAaaaaaaaaaahhhhh”
2814Please respect copyright.PENANAOycW3DHpCx
Desi memperoleh orgasmenya sedetik sebelum sperma itu memancar
“Crrrooottt….Crooooott…Crrroooottt……”
2814Please respect copyright.PENANAHzYI5fP3aQ
Gerakan mereka terhenti. Mereka kini tenggelam dalam kenikmatan orgasme yang panjang.
Penis itu masih menancap dalam. Cairan kental berwarna putih mulai meleleh dari sela-sela bagian intim mereka.
2814Please respect copyright.PENANAm99Bj0KpxN
Setelah mengatur nafas, mereka mengatur posisi untuk kembali berjalan.
“Tom…. kapan-kapan lagi ya…… jangan kapok ngentot sama gue….”
“tenang aja tuan puteri….. kontol gue selalu siap melayani….”
2814Please respect copyright.PENANACl0sNItNv5
Mobil itu kembali melaju. Jemari lembut sang gadis kini mendekap erat tangan Tomi yang memegang persneling.
2814Please respect copyright.PENANAdTOpc4jDsp
Deru suara angin terdengar ketika mobil itu melaju meninggalkan jalan tol.
Menuju rumah Desi di pinggiran kota.
2814Please respect copyright.PENANASGEUDMja8f
Sesampainya di depan rumah Desi, mereka mengakhiri pertemuan itu dengan sebuah ciuman hangat. Tomi menunggu sampai Desi memasuki pintu rumahnya, kemudian ia kembali memacu mobilnya. Tak langsung kembali pulang, ia singgah di sebuah hotel untuk bermalam dan minum-minum di sebuah bar kecil dalam hotel itu.
2814Please respect copyright.PENANAQmU0SkcwnU
Perjalanan panjang penuh kenikmatan itu berujung pada kepulangan Tomi ke rumahnya pada pagi hari. Gerbang rumah itu membuka dengan sendirinya tanpa ada seorang pun disana.
2814Please respect copyright.PENANATGVb8WVO8l
Roda mobil itu bergulir menyusuri halaman indah yang tertata rapi. Sebaris semak rimbun berbunga putih seakan menjadi pagar ayu yang menyambut kedatangan tuannya. Batu-batu koral berwarna-warni pucat menjadi tempat berpijak ketika Tomi melangkah keluar dari mobil itu.
2814Please respect copyright.PENANA08WN30AlU0
Ia mulai melangkah mendekati pintu besar berwarna cokelat natural dengan handle pintu berwarna emas. Sesosok perempuan terlihat ketika pintu besar itu perlahan membuka.
2814Please respect copyright.PENANAvPO5illOZf
“selamat datang mas Tomi, mau Indah buatkan minuman apa?” tanya perempuan yang bernama indah itu. Ia adalah salah satu dari tiga pembantu yang melayani keluarga Sudrajat.
2814Please respect copyright.PENANAzjxHR4knNt
“Ahh ngak usah mbak… nanti kalo saya haus biar saya ambil sendiri..”
“baik kalau begitu mas… kalau perlu apa-apa mas panggil aja”
2814Please respect copyright.PENANABixoYvQLvw
Tomi hanya mengangguk dua kali, ia segera melangkah menuju lantai kedua di rumah itu.
Dirumah mewah nan megah itu, Tomi tinggal bersama saudarinya Naya, Ayahnya, dan seorang ibu tiri.
2814Please respect copyright.PENANAA4bVDbwPWj
Keluarga Sudrajat memang bisa disebut sebagai keluarga yang serba berkecukupan, namun limpahan materi tidak menjadi jaminan akan sebuah kebahagiaan. Yahh… setidaknya sampai dua tahun lalu keluarga itu masih dapat mengecap apa yang disebut dengan kebahagiaan.
2814Please respect copyright.PENANAAjRSypvDJh
Walaupun dalam keadaan ibu Tomi yang sakit keras, namun keluarga itu benar-benar mampu menghadirkan suasana utuh sebuah keluarga. Mereka saling membantu, berbagi, dan mengerti satu sama lain.
2814Please respect copyright.PENANAfymb3Md2lQ
Namun saat kepergian ibundanya tercinta, keluarga Sudrajat bagai sebuah kapal yang kehilangan nahkodanya. Naya mulai hanyut dalam gemerlapnya dunia malam, tak ubahnya dengan Tomi yang hanya menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman-temannya. Ia memang tak mempunyai aktivitas rutin semejak hari dimana ia mengenakan topi wisuda yang kini tergantung di dinding kamarnya itu.
2814Please respect copyright.PENANAxVp4wErsCn
Sementara sang ayah, semenjak kepergian separuh nafasnya. Ia menjadi pribadi yang menyendiri. Ia banyak menghabiskan waktu menyibukkan diri dengan pekerjaan yang seharusnya dapat ia percayakan kepada pada staffnya.
2814Please respect copyright.PENANA0SwwtT4nEW
Ayah Tomi adalah seorang pengusaha ternama yang memiliki banyak sekali perusahaan, baik besar maupun kecil. Usahanya yang sedang maju pesat saat ini adalah perusahaan importir alat telekomunikasi.
2814Please respect copyright.PENANAYl4jp5ptxD
Empat bulan berselang, ayah Tomi tampak tak sanggup lagi menghadapi kesendiriannya. Ia memutuskan menikah dengan seorang wanita yang tak lain adalah sekertaris pribadinya.
2814Please respect copyright.PENANAddpm2aAFks
Namun, ia membuat keputusan yang salah.
2814Please respect copyright.PENANAP6kdRiou9e
Tomi sedang berjalan menyusuri koridor yang dihiasi dengan banyak lukisan serta foto-foto keluarganya. Sesaat terbesit kenangan tentang masa-masa indah. Ketika ia bisa tertawa, bercanda, dan bercengkerama dengan ayah, ibu, serta kakaknya.
2814Please respect copyright.PENANAeJKis7IgBt
Khayalan sesaat itu kini tercerai-berai ketika takdir menuntunnya untuk mendengar apa yang dikatakan oleh seseorang di dalam kamar ayahnya.
2814Please respect copyright.PENANARt3W8oLxZB
Veni, ibu tirinya sedang bercengkerama dengan seseorang melalui telepon genggamnya. Sesaat ia mengira bahwa ibu tirinya itu sedang berbicara dengan ayahandanya. Kata-kata itu begitu lembut terdengar. Romantis dengan canda tawa nakal yang tidak asing lagi di dengar oleh telinganya.
2814Please respect copyright.PENANAUOJMsODHoK
“ihh…. mas nakal ahh…. kan semalem udah di kasih….”
Suara itu terdengar sayup-sayup, terhalang oleh tebalnya daun pintu cokelat tua yang terbuat dari kayu jati.
2814Please respect copyright.PENANAjQ7S8qKU6G
Tomi menempelkan telinganya lekat-lekat, berusaha menangkap apa yang dibicarakan.
Tidak umum memang, jika seorang anak memata-matai anggota keluarganya. Namun jika ibu tiri tersebut bersikap layaknya ibu tiri dalam dongeng ‘cinderella’ apa yang bisa menahan gejolak keinginan itu.
2814Please respect copyright.PENANAdm1HAJlu3e
Ibu tiri Tomi bagai bermuka dua. Jika ayahandanya sedang ada di rumah, sikapnya berubah bak seorang dewi pelindung keluarga. Namun ketika ayahnya sedang tak ada disana, dewi pelindung itu seakan bagai siluman.
2814Please respect copyright.PENANAxMRHIGXC5B
Kata-kata cacian sudah tak terhitung yang terlontar dari bibirnya yang berkilat. Bukan hanya Tomi yang mengalami nasib seperti itu. Naya, kakaknya semata wayang juga tak luput dari caci maki iblis betina itu. Namun mereka memutuskan untuk tidak mengatakan apapun kepada ayah mereka. Pertimbangan akan kebahagiaan sang ayah menjadi satu-satunya alasan mengapa hal tersebut masih mereka tutupi.
2814Please respect copyright.PENANAuaBKdE4qqu
“iya-iya….. nanti deh aku kesana, suamiku lagi gak pulang juga kok… udah gatel nih pengen ngerasain yang enak-enak…”
2814Please respect copyright.PENANAxhCOXfzK0k
‘huh…. pelacur itu mulai lagi’ pikir Tomi.
Bukan sekali atau dua kali ia memergoki ibunya diantar pulang oleh lelaki tak dikenal. Ia pernah bercerita kepada ayahnya satu kali. Yang lebih mengejutkan dirinya saat itu adalah kenyataan bahwa ayahnya mengenal sang lelaki itu.
Lelaki yang mengantar ibu tirinya itu adalah partner bisnis sang ayah. Ayahnya mengatakan bahwa kepergian ibunya dengan temannya adalah untuk melobby hubungan kerjasama yang terjalin antara kedua perusahaan itu.
2814Please respect copyright.PENANAKz7uLA6nX7
Tentu saja Tomi tak percaya begitu saja. ‘alasan klasik’ begitu pikirnya.
‘liat aja nanti, bakal gua bongkar kebusukan iblis betina itu’ umpat Tomi dalam hati.
2814Please respect copyright.PENANAISMPSa0vPa
“terus rencara kita gimana mas? Jadi nyingkirin dia?”
Jantung Tomi berdegub cepat. Dentuman itu bergema sampai ke telinganya, menyulitkan ia mendengarkan percakapan selanjutnya.
2814Please respect copyright.PENANAjXpudDdb3K
“ya terserah mas lah… aku sih ikut aja… ntar aku kabarin tanggalnya…”
‘apa yang si bangsat itu rencanain… anjing… awas aja kalo sampai ada apa-apa sama bokap gua…’ debar jantungnya semakin kencang. Amarahnya mulai memuncak.
2814Please respect copyright.PENANA3QsRxyilOu
Terdengar langkah kaki mendekati pintu.
Tomi cepat-cepat berpaling tanpa suara untuk menjauh. Ia segera memasuki kamarnya. Pintunya sengaja tidak ia tutup rapat-rapat.
2814Please respect copyright.PENANAYBsUvSXZTx
Ia mulai mengintip pada celah kecil yang dibuatnya.
Tampak ibu tirinya sedang berjalan melalui koridor menuju tangga. Sebuah tas putih kecil ia sandang di lengan kanannya.
2814Please respect copyright.PENANAAdJJqEYt9P
‘mau kemana si bangsat itu…’
Ketika ibu tirinya menghilang dari pandangan ia segera mengawasi keluar jendelanya.
2814Please respect copyright.PENANA1AzsxbGJCM
Sebuah mobil mercedes-benz silver terparkir di sebelah mobilnya. Ibu tirinya mendekati mobil itu.
2814Please respect copyright.PENANAYqytpD4E2A
Lampu sign mobil itu berkedip sekali sambil mengeluarkan bunyi klakson yang terdengar khas. Rupanya ibu tirinya itu akan pergi.
2814Please respect copyright.PENANAlmuHpy5llZ
‘harus gimana ini, kalo bener ayah mau di celakain, gua harus bertindak’ ucap Tomi dalam hati. Ia segera meraih telepon selulernya dan menghubungi Naya yang memang sudah tiga hari tidak pulang kerumah.
2814Please respect copyright.PENANAwwiNkfAZAL
Naya kakak kandung Tomi sudah pergi tiga hari lalu. Selepas pertengkaran hebat dengan ibu tirinya ia segera pergi mengendarai mobilnya dan tidak kembali lagi.
2814Please respect copyright.PENANAzFE4UXPh7f
Namun Tomi tau, kakaknya kini tinggal di sebuah hotel ditemani oleh pacarnya. Ia tak terlalu khawatir akan itu. Setidaknya ia tau Naya berada di tempat yang aman.
2814Please respect copyright.PENANAxitLuaSfMa
‘tuuuttt….. tuuuuttt”
Nada panggil itu terdengar dari lubang kecil yang di tempelkan pada telinganya.
2814Please respect copyright.PENANAyqRe7PMBOD
“halooo…”
“halo kak….. ada berita serius… aku mau kesana sekarang…”
“ada apa emangnya? Si brengsek itu ngapain lagi…??”
“udah ntar aja ceritanya, aku kesana sekarang…”
2814Please respect copyright.PENANAFdprMF17vV
Tanpa menunggu jawaban dari kakaknya, Tomi segera menutup telepon dan bergegas memacu mobilnya.
2814Please respect copyright.PENANAsx2sKGGHYJ
Kini ia sampai di sebuah hotel mewah, deretan mobil-mobil yang diparkir itu seakan bagai labirin ketika ia mencari celah untuk memarkirkan mobilnnya.
2814Please respect copyright.PENANAIG2o9BiR7U
Akhirnya ia menemukan tempat di sebelah mobil sedan berwarna merah.
Ia melangkah keluar dari mobilnya dengan perasaan yang tak karuan. Ia berharap dapat sedikit meluapkan emosinya dengan berbicara dengan kakaknya.
2814Please respect copyright.PENANA8EGQP66Pcv
Koridor hotel itu dihiasi dengan karpet berwarna merah maroon. Ia segera menyusuri pintu demi pintu mencari kamar kakaknya.
2814Please respect copyright.PENANAJjCqUSYjoC
“214….214….214…. nahh itu dia…” gumamnya pelan.
Ini adalah pertama kalinya ia menemui kakaknya di hotel itu. Sesampainya di depan pintu ia segera meraih telepon selulernya kembali.
2814Please respect copyright.PENANALXfFKq9YZt
“kak… gue uda di depan…”
“ya elahhh….. lagi nanggung gini… yawdah sebentar… TUUUUTTT TUUTTT”
2814Please respect copyright.PENANAi2ytG4HhJu
‘hmmm…… lagi bersenang-senang mereka di dalam….’ pikirnya.
2814Please respect copyright.PENANAUDSY0ugirL
Tak lama pintu kamar itu terbuka.
Naya hanya menutupi tubuhnya yang tak terbalut busana dengan sebuah seprei. Selembar kain tipis berwarna krem tua itu tak sanggup menutupi keindahan lekuk tubuh Naya dengan sempurna, membuat bongkahan payudara berukuran 36C itu nyaris melompat dari dekapan gadis 25 tahun itu.
2814Please respect copyright.PENANAZoUqYn4M2P
“ihhhh….. kerjaannya ngewe melulu lu kak…”
“sssttt…. jangan keras-keras.. udah sini masuk…..”
2814Please respect copyright.PENANAZ99AaB1lUn
Tomi melangkah masuk kedalam kamar hotel itu.
Sesosok laki-laki kemudian berjalan kearah mereka dengan hanya mengenakan celana pendek.
2814Please respect copyright.PENANA5SMnCQBRP2
“ya elah lu Tom….. lagi nanggung nih….” kata lelaki itu.
“halahh…… dasar… pa kabar mas Andre….” Tomi mendekati lelaki itu dengan senyum tipis. Ia mengulurkan tangan kanan yang segera disambut oleh lawan bicaranya.
“selalu baik….” jawabnya.
2814Please respect copyright.PENANAMGFXVX2h67
“kak.. ada makanan ga?”
“ada tuh di lemari es… ada buah doang tapi…”
Tomi mengangguk. ia membuka lemari es kecil berwarna krem itu.
2814Please respect copyright.PENANAugDZF7kDDb
Naya masih berdiri dengan sehelai kain yang digenggamnya. Sebelah tangannya kini menyibak rambut cokelatnya yang panjang sebahu, berusaha merapikan rambut yang berantakan itu.
Tomi menoleh ke arahnya.
2814Please respect copyright.PENANAd4B8hCnAwy
“kalo masi nanggung sana lanjutin dulu lah…. itu pentil sampe nyeplak gitu…” kata Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAIcXOmd6uer
Seketika Naya meraba dadanya.
“ihhh…. jelalatan aja matalu…. yuk sayang kita lanjut lagi… masi nanggung nih….”
Pacarnya mengangguk dan tersenyum lebar. Seringainya itu sungguh seperti orang yang sedang haus sex.
2814Please respect copyright.PENANAG2fILU0AOw
Tomi merebahkan dirinya di sofa dekat pintu masuk kamar itu dan menikmati buah apel yang digenggamnya. Sementara Naya dan Andre mulai mengeluarkan desahan dan lenguhan dari arah tempat tidur yang terhalang oleh kamar mandi.
2814Please respect copyright.PENANA2DsSdleJ9D
Lima menit berlalu…
Derit per yang menyangga dua insan itu bergema diruangan, saling bersahutan dengan lenguhan dan desahan Naya dan Andre.
“Aaaakkhhhhhhhh…….aku….saamm..peee…aahhhhh hh………” terdengar lenguhan panjang, itu adalah suara Naya.
“aaaahhh….Ahhhh….Ahhhh…. aku…juga…Aaaaaaaahhhhhhh…..”
2814Please respect copyright.PENANAlF2jf9uhhu
‘ck ck ck… cepet amat…baru juga lima menit’ pikir Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAOdqWIGEjSp
Tak lama Naya dan Andre menghampirinya. Andre kini sudah berpakaian lengkap, sementara Naya hanya mengenakan handuk kimono saja.
2814Please respect copyright.PENANAqkVrgVmLUy
“nahhh…. sekarang gue tinggal dulu ya Tom… mau balik kerja dulu nih…” kata Andre.
“sip lah….. ati-ati dijalan mas…”
2814Please respect copyright.PENANAQWSKeSyvVL
Mereka kembali berjabat tangan, kemudian Andre menghilang bersamaan dengan pintu kamar yang ditutup.
2814Please respect copyright.PENANAW2fZ74Iw24
“mau ngobrol di sini apa di dalem?” tanya Naya.
“dalem aja ahh… mau rebahan… pejunya berceceran ga?”
“ngak kok.. dia mah kalo keluar sedikit….”
2814Please respect copyright.PENANAqdOv81u5jD
‘pppffftt…..’ Tomi menahan tawanya sesaat lalu merebahkan diri di ranjang yang berantakan.
2814Please respect copyright.PENANA4iOWxaFxNf
“jadi ada kabar apa?” tanya Naya.
Tomi diam sesaat. Suasana hening saat itu, kemudian ia mulai menceritakan apa yang terjadi di rumah mereka.
2814Please respect copyright.PENANANOFIRMnN5a
“gila……. kita ga bisa diem aja Tom… gimana kalo sampe kejadian apa-apa sama ayah?”
“ya itu dia… tapi kan belom ada bukti bahwa yang mau di singkirin itu ayah, kalo emang bener ayah, kita juga ga tau apa maksudnya nyingkirin… kalo kita juga tau apa maksudnya dari kata ‘nyingkirin’ kita juga belom tau gimana caranya, jadi gimana nyegahnya?”
2814Please respect copyright.PENANA65ukNinef4
Mereka kembali diam sesaat. Pikiran mereka kini terbang di awang-awang. Memikirkan segala kemungkinan yang dapat terjadi pada ayah mereka.
Namun setelah berpikir keras, mereka belum juga dapat menemukan cara untuk mencegah sesuatu terjadi… kecuali…
2814Please respect copyright.PENANAKi8Ia32xC0
“mau gak mau, kita mesti kasi tau ayah….” kata Naya.
“lu kan tau sendiri kak…. di depan ayah, iblis itu udah kaya bidadari aja…. mana mungkin ayah percaya…”
“walaupun gak percaya, seenggaknya kan ayah bisa waspada…”
2814Please respect copyright.PENANAJA33wBfKon
Logika itu tampak bisa diterima oleh Tomi. Walaupun sulit, namun hanya pilihan itu yang ia miliki.
2814Please respect copyright.PENANApSA0rNYyIh
“oke lah… nanti gue kasi tau sama ayah… doain aja supaya ayah percaya sama gue…” kata Tomi.
Naya mendekati tubuh Tomi dan memeluk erat.
2814Please respect copyright.PENANAFJUwC82Isy
Hangat tubuh Naya kini dirasakan oleh Tomi. Wajahnya berada dibawah dagu Naya.
Tomi balas memeluknya dengan merangkulkan tangannya di pinggang Naya.
2814Please respect copyright.PENANAjnr7RmMJOx
“kak…..”
“hmm??”
“toket lu tambah gede aja…..”
2814Please respect copyright.PENANAVDlvTfB4gg
Naya langsung melepaskan pelukannya pada Tomi.
“hus…… mesum aja pikiran lu…..” ia menutupi dadanya dengan menyilangkan tangan disana.
2814Please respect copyright.PENANArIx7HorQo3
“hahahah…… tuh pentilnya jadi keras lagi….” Tomi menunjuk tonjolan kecil di sela lengan Naya.
“hushh….. udah sana telpon ayah… ngeres aja pikirannya…”
2814Please respect copyright.PENANAzTxMAOxNLE
Tomi bangkit dari ranjang sambil mecibir kearah Naya yang wajahnya sudah bersemu merah. Ia meraih telepon selulernya dan menghubungi ayahnya.
2814Please respect copyright.PENANAg0uC68KJm0
“halo Tom… tumben nelpon, ada apa?”
“halo yah…. emm….. gak sibuk kan? Tomi mau ngomong sebentar….”
“yahh ngak terlalu sibuk kok….mau ngomong apa?”
“emmh…. gimana ya.. Tomi bingung mau ngomong dari mana…. gini yah………”
2814Please respect copyright.PENANAuNpuGwXabt
Tomi kemudian menceritakan tentang apa yang di dengarnya.
“Tom….. oke ayah ngerti apa maksud kamu… tapi tolong Tom….jangan berpikir negatif sama orang lain kalau kita ga punya bukti…oke…”
“yaaahh…. Tomi ngerti, bukan juga maksudnya ngejelekin orang lain yah.. Tomi Cuma mau ayah hati-hati, jangan terlalu percaya sama orang… please yah… sekali ini aja percaya sama Tomi…”
“iya-iyaTom…. ayah paham kamu khawatir sama ayah…. tapi ayah pastiin ayah akan baik di sini… ngak ada yang perlu di khawatirin, ayah akan pulang dua hari lagi…nanti kita bicarain masalah ini, gak enak ngomong hal seperti ini lewat telfon…”
Hening sesaat.
2814Please respect copyright.PENANAQrPuJiHzx6
“ayah gak percaya kan sama Tomi?”
“bukannya ayah gak percaya nak….ayah tau kamu gak bohong… tapi kita gak bisa menaruh curiga sebelum punya bukti…”
“jadi ayah mau hal itu kejadian baru percaya sama Tomi?”
“ya ngak gitu Tom…. oke-oke… ayah akan hati-hati… tapi kamu mesti janji sama ayah, jangan bertindak sembrono… salah-salah bisa dituntut pencemaran nama baik….”
“mmmm……” Tomi menjawab perkataan ayahnya hanya dengan gumaman.
“kok cuma mmmmmmm??”
“iya Tomi ngerti yah…..”
“nah itu baru anak ayah…..”
2814Please respect copyright.PENANAzLOf4BnszV
Pembicaraan itu berakhir. Dengan lesu, Tomi menceritakan apa yang dikatakan oleh ayahnya kepada Naya.
2814Please respect copyright.PENANAJCsTxNfAf4
“yaudah… yang penting kita udah usaha…. sekarang mendingan lu pulang… awasin keadaan dirumah… kalo ada apa-apa kamu telfon kakak… biar kakak sama mas Andre kesana…”
“yawdah kak… gue pulang dulu…”
2814Please respect copyright.PENANAmcCN9S0EjI
Pertemuan mereka diakhiri dengan peluk cium diantara mereka.
Tomi bergegas pulang, memacu mobilnya.
2814Please respect copyright.PENANAWtLlNKpTC3
Sesampainya dirumah, betapa terkejutnya ia ketika mendapati ada mobil lain yang terparkir disana. Ia merasakan firasat tidak baik tentang apa yang akan terjadi.
2814Please respect copyright.PENANAfe0bzoqDUk
Benar saja, ketika ia menanyakan tentang mobil itu kepada seorang pembantu disana, ia mendapati bahwa ibu tirinya sedang berduaan didalam kamarnya dengan seorang lelaki.
Lelaki yang sama, yang tak lain adalah partner bisnis ayahnya.
2814Please respect copyright.PENANAiTR8KsaujC
Degub jantungnya berpacu ketika ia melangkah menaiki anak tangga menuju lantai dua.
Sayup-sayup terdengar suara desahan dan rintihan seseorang di dalam kamar itu.
2814Please respect copyright.PENANAYhDleflD2d
‘ini gak bisa dibiarin’ pikirnya.
Ia segera mengetuk pelan pintu kamar itu.
2814Please respect copyright.PENANAQpg07GVoDQ
Desahan dan rintihan itu terhenti.
Derap langkah kaki mendekat. Jantungnya semakin berdebar.
2814Please respect copyright.PENANAyinaphjgwm
‘kriiieekkkkkkkk’ pintu itu terbuka.
Ibu tirinya berdiri di ambang pintu dengan busana seadanya.
2814Please respect copyright.PENANAYjprcrGdgJ
Apa yang harus dikatakannya. Ia tak bisa membuat ibu tirinya curiga bahwa ia sedang memata-matai.
“ayah udah pulang……” tanya Tomi singkat.
“bukan urusanmu… kembali ke kamarmu dasar anak ngak tau diuntung…..”
2814Please respect copyright.PENANAEkdvaPb5g7
Darah dikepalanya mulai mendidih.
“ohh… jadi ini kelakuan seorang istri waktu suaminya lagi ngak dirumah ya… i see…i see…”
2814Please respect copyright.PENANAys8ppChWIk
“plaaaaakkk……”
Sebuah tamparan mendarat dipipinya.
2814Please respect copyright.PENANAf0joSNg1S8
“awas… berani kamu ngadu ke ayahmu….”
“atau apa? Mau nampar lagi?”
2814Please respect copyright.PENANA8fXHjTH8bm
Wajah ibu tirinya kembali masam. Ia mengayunkan tangan kanannya sekali lagi, namun kali ini dapat ditangkap oleh Tomi.
“ho..hoo… sorry ya… yang kedua kali gak akan terjadi tuh….”
“ada apa ini?” tanya seorang pria dari dalam ruangan.
“gak usah ikut campur ya….. lebih baik anda keluar sebelum anda saya hajar….”
2814Please respect copyright.PENANAJq2BEZKBQT
Dengan percaya diri Tomi mengucapkan kata-kata itu. sejak dulu ia tak pernah takut dengan perkelahian. Ia adalah pemegang juara bertahan untuk kejuaraan karate antar sekolah, mengatasi pria tua ini bukanlah apa-apa baginya.
2814Please respect copyright.PENANASGJAFGDJBu
“hehhh……..” pria itu menghela napas panjang.
“oke-oke…. saya pergi…. sampai nanti ya sayang….” ia memandang kepada ibu tiri Tomi.
2814Please respect copyright.PENANA2UO5XkSXTF
Pria paruh baya itu melangkah meninggalkan mereka. Ibu tiri Tomi menarik lengannya dengan tiba-tiba lalu kembali masuk kedalam kamarnya sambil membanting pintu.
2814Please respect copyright.PENANAn4jswBgq4C
“huh…. murahan…….” Tomi mengumpat.
Ia segera berpaling dari pintu itu dan berjalan menuju kamarnya.
2814Please respect copyright.PENANAXM59pTCdiq
Apa yang terjadi segera ia kabarkan kepada ayah dan kakaknya. Mereka begitu terkejut, sampai-sampai ayah Tomi memutuskan untuk pulang hari itu juga.
2814Please respect copyright.PENANA6to3pzD3vh
Puas dengan hasil yang ia dapat, pikiran Tomi bisa sedikit tenang. Tak lama lagi iblis betina itu akan diusir dari rumah ini, pikirnya.
Ia segera turun ke bawah untuk makan malam.
2814Please respect copyright.PENANAZZmUDPHCaZ
Disana hanya ada ia seorang dengan ditemani oleh seorang pelayan.
Ketika sedang asyik menyantap makanannya, ia melihat ibu tirinya berjalan menuruni tangga.
2814Please respect copyright.PENANAsiOVqIymS1
“nikmatilah saat-saat terakhir berada dirumah ini…. ayah sedang di perjalanan pulang…” ucapnya.
Ibu tirinya sama sekali tidak menjawab. Melainkan segera pergi keluar rumah.
2814Please respect copyright.PENANAusPwkCETlY
‘mau apa dia tiba-tiba pergi’ pikir Tomi.
Makanan yang masih tersisa di piringnya segera ia tinggalkan.
2814Please respect copyright.PENANAKyQilUzRfP
Ia berjalan mendekati jendela rumahnya. Dari celah gorden ia melihat ibu tirinya pergi menggunakan mobil.
2814Please respect copyright.PENANATVYUetteOV
Tanpa membuang waktu, ia segera meraih kunci mobil dari sakunya dan bergegas mengejar mobil ibu tirinya yang barusaja menikung dari gerbang rumah.
2814Please respect copyright.PENANAtV7jzckIXe
‘kemana dia?’ pertayaan itu terngiang di benaknya.
Ia mengambil jarak aman untuk mengikuti mobil ibu tirinya yang kini melaju di jalan raya. Hiruk pikuk lalu lintas tidak menyulitkan ia melakukan pengejaran. Ibu tirinya bukanlah pengemudi mobil yang handal. Dalam setahun terakhir ini mobil itu sudah masuk bengkel dua kali karena menabrak bagian belakang truk dan sebatang pohon di ujung jalan.
2814Please respect copyright.PENANA0jYtwFF7tf
Jalan yang ia lalui mulai menunjukkan kemana ia akan pergi. Ternyata ibu tirinya berusaha mendahului ia untuk bertemu dengan ayahnya dibandara.
2814Please respect copyright.PENANArvqMfvCz6Q
‘hahaha…. kita liat aja nanti’ pikirnya.
2814Please respect copyright.PENANAH6QBQpEgGS
Tiba-tiba, mobil yang ia buntuti berubah arah. Ia menepi di sebuah mini market. Tomi menjaga jarak agar kehadirnnya tidak di ketahui.
2814Please respect copyright.PENANACvZFAun3vx
Tak lama berselang mobil ibunya kembali meninggalkan tempat itu. namun ada yang aneh.
Ada dua mobil lain yang mengikutinya. Salah satu mobil itu sudah pernah ia lihat sebelumnya.
2814Please respect copyright.PENANAMQjRqCJrkC
Ya… mobil itu kepunyaan partner bisnis ayahnya. Namun yang satu lagi belum pernah ia lihat. Sebuah mobil land cruiser berwarna hitam metalik juga mengikutinya.
2814Please respect copyright.PENANAOsJAdyQrSY
‘ada apa ini?’ Tomi kembali menangkap firasat buruk.
Ketiga mobil itu kini memasuki daerah bandara. Tomi mengawasi dari jarak yang cukup jauh. Mengingat tidak begitu banyak mobil yang berada di jalan itu saat ini. Ia khawatir kegiatannya diketahui.
2814Please respect copyright.PENANAn7GVRF12kK
Ketiga mobil itu kini sudah memasuki area parkir, namun tak ada satupun diantara mereka yang meninggalkan mobil.
2814Please respect copyright.PENANAnGLyJ1XK0z
Ketiga mobil itu berjalan pelan menyusuri pelataran parkir. Padahal banyak sekali tempat parkir yang sudah mereka lewati.
‘mau apa mereka?’ tanya Tomi dalam hati.
2814Please respect copyright.PENANAwvad4qaK4f
‘astaga…. itu mobil ayah…. jadi mereka mencari mobil ayah….’
Jantungnya kembali berdebar. Tapi ia menetapkan hati untuk tetap tenang. Ia tak boleh panik. Ia harus mempertahankan logikanya untuk tetap berpikir jernih pada saat seperti ini.
2814Please respect copyright.PENANAJfwK1hFvso
Ia mengambil tempat parkir yang tak begitu jauh dari mobil ayahnya. Misinya saat ini hanyalah mengawasi dan menjamin keselamatan ayahnya.
2814Please respect copyright.PENANA8U33IEgpDC
Satu jam berlalu, akhirnya sosok ayahnya terlihat.
Ayah Tomi berjalan dengan langkah cepat menuju mobilnya. Tas koper yang besar itu ia hempaskan di kursi belakang lalu bergegas pergi.
2814Please respect copyright.PENANAzhYG9UyR3V
Tomi mulai beranjak. Ia segera membuntuti mobil ayahnya.
Ketika ia meninggalkan lahan parkir, ia melihat ketiga mobil itu sudah berada di luar.
2814Please respect copyright.PENANA19OMzjPeys
Mobil ayah Tomi melesat cepat, Tomi tak mau ketinggalan. Ia segera mengejarnya.
Ketika mobil ayahnya melewati tempat ketiga mobil itu berhenti, mobil SUV hitam itu mengikutinya. Namun kenapa ibutiri dan partner bisnis ayahnya tidak ikut.
2814Please respect copyright.PENANAdJd235M8cw
Jantungnya berdebar lebih cepat. Rasa panik mulai menjalar.
Apakah seorang di mobil hitam itu adalah orang suruhan yang diutus untuk mencelakakan ayahnya. Pikiran itu berkecamuk.
2814Please respect copyright.PENANAyuLEnRlxGs
Ia terus membuntuti kedua mobil yang melesat di depannya pada jarak seratus meter.
Kini mereka telah melaju di jalan bebas hambatan.
2814Please respect copyright.PENANAyy7jmFGjlF
‘mau apa dia?’ pikir Tomi.
‘jangan-jangan ayah mau di tembak dijalan…’
2814Please respect copyright.PENANAiy9o0x5JRj
Kedua mobil itu terlihat jelas di pandangannya.
Detik selanjutnya ia melihat pemandangan paling mengerikan yang pernah ia saksikan.
2814Please respect copyright.PENANACB7g9jmYAV
Mobil hitam itu berbelok tiba-tiba, menghantam pintu kanan mobil ayahnya. Di lajur paling kiri terdapat sebuah mobil kontainer besar dengan muatan penuh berjalan pelan.
Hantaman itu membuat mobil ayahnya oleng seketika. Mercedes-bens e200 itu masuk kedalam kolong mobil kontainer itu dan tergilas oleh roda belakangnya.
2814Please respect copyright.PENANARs8uE7dDaO
“AAAAAYYYAAAAAAAAAAAAAHHHHHHH………” Tomi berteriak sejadi-jadinya ketika mobil ayahnya kini hancur tergilas oleh truk kontainer itu. sementara mobil SUV hitam itu melesat jauh meninggalkan dirinya.
waktu seakan berhenti seketika. adegan itu berlangsung sangat cepat. namun dimata Tomi, ia dapat melihat dengan jelas, saat-saat dimana roda belakang kontainer itu melindas tubuh ayah kandungnya didalam mobil. saat dimana percikan darah menyiprat kaca mobil itu. saat dimana bensin mulai mengucur dan mulai tersulut.
2814Please respect copyright.PENANAiJZrCKjZ7X
Ia segera membanting setir kekiri untuk menepi.
Tomi melompat keluar dari mobil yang ia parkir sembarangan dan berlari menuju mobil ayahnya yang telah hancur.
2814Please respect copyright.PENANAyjXyco6K8y
api dengan cepat menyelimuti mobil itu. entah apakah ayahnya masih hidup didalamnya, Tomi berlari sekuat tenaga untuk memastikan.
‘sedikit lagi…. sedikit lagi….’ nafasnya terengah-engah ketika ia mendekati mobil itu.
Namun sepuluh meter sebelum ia mencapai mobil ayahnya.
2814Please respect copyright.PENANAY4QZuNt0nY
“Duuuuaaarrrrr………”
Letusan keras terdengar. Mobil ayahnya meledak, membuat ia terpental satu meter ke belakang.
2814Please respect copyright.PENANAxbgPKPNozD
Ia jatuh terjerembab di aspal panas.
Air matanya menetes tak terbendung menyaksikan orang tuanya meninggal dengan cara yang begitu naas. Ia mencoba bangkit dan mendekati mobil yang sedang menyala itu. namun tangan-tangan yang meraih tubuhnya kini menahannya.
2814Please respect copyright.PENANAE4Z9iRu28z
Ia meronta sejadi-jadinya berusaha melepaskan diri. Namun ia sadar, ia sudah tak mampu berbuat apa-apa. Yang ia mampu lakukan saat ini hanya menangis.
2814Please respect copyright.PENANAIkLJEnwxps
Tak lama Polisi segera datang. Tomi segera di giring ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
Disana ia dijemput oleh kakaknya Naya.
2814Please respect copyright.PENANAlNlPz1eE9p
Ia memeluk tubuh kakaknya erat-erat. Satu-satunya yang dapat meringankan bebannya saat ini.
2814Please respect copyright.PENANA6AZbH4FaEi
Polisi segera membuat surat penangkapan kepada ibu tiri Tomi dan partner bisnis ayahnya yang kini buron.
2814Please respect copyright.PENANABRb2lib2Le
Ditemani oleh Naya, Tomi kembali kerumah. Dalam perjalanan pulang, Tomi singgah di toko kimia milik temannya.
Tomi segera turun dari mobil, Naya menunggu di dalam.
“Der.. gua mau beli potasium, urea, belerang dan lain-lain… lu ga usa tanya-tanya buat apa………” kata Tomi
“gila lu….. kalo sampe lu bikin tu barang trus ketauan lu beli di gua… gua bisa ditangkep polisi….”
“gua gak akan buka mulut…. udah lu tenang aja… ayo lah Der…. sekali ini aja gua minta tolong sama lu.. gua kan sering bantu lu, bukanya gua mau ungkit kebaikan gua.. tapi tolongin gua kali ini aja… gak akan gua minta tolong lagi sama lu…”
2814Please respect copyright.PENANARWcxDKIfNV
Hening sejenak….
Pilihan itu begitu sulit dicerna oleh sahabat Tomi. Namun mengingat apa yang telah dilakukan Tomi dimasa lalu, akhirnya membuat pendirian sahabatnya goyah.
2814Please respect copyright.PENANAH93iLJjqCK
“oke.. kali ini aja…. lu mau seberapa parah?” Tanya Derry
“untuk satu kamar aja cukup….kalo terlalu banyak bisa dicurigain juga”
2814Please respect copyright.PENANAvrF8BkSVr1
Teman Tomi segera masuk kedalam.tak lama, tanpa berbicara sepatah katapun ia menyerahkan bungkusan kepada Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAHh1liRq4a1
“thanks…. berapa?” tanya Tomi.
Temannya hanya mengangkat sebelah tangan.
2814Please respect copyright.PENANAvSAXIZSZ9G
“udah lu bawa aja… tapi inget… jangan bawa-bawa nama gua…”
Tomi mendekati sahabatnya itu dan merangkul bahunya.
2814Please respect copyright.PENANA7CIOO3J1dc
“makasi banyak bro…. sorry kalo gua ada salah… tapi gua gak akan nemuin lu lagi… gua akan pastiin lu aman….”
“hati-hati ya bro… gua ga tau lu mau pake buat ngapain…. pesen gua.. hati-hati aja…”
Mereka saling menepuk bahu.
2814Please respect copyright.PENANASkWpUDj635
Tomi berpaling dan kembali ke mobilnya. Meninggalkan sahabatnya yang berdiri terpaku menyaksikan kepergiannya.
“apaan tu Tom?” tanya Naya datar.
“ntar juga tau…..”
2814Please respect copyright.PENANANLaNOIAaf0
Sesampainya dirumah, Tomi tak melihat tanda-tanda kehadiran ibu tirinya maupun partner bisnis ayahnya. Mereka disambut oleh para pelayan dirumah itu.
2814Please respect copyright.PENANAsS3w3jYe2z
Saat itu juga Tomi memanggil mereka semua untuk berkumpul.
“mbak semuanya… aku mau kasi kabar buruk…..”
2814Please respect copyright.PENANAKL1oQ7Ajeg
Hening….. kesunyian itu merebak bagai suhu dingin tiba-tiba menyelimuti ruangan itu.
“ayah udah meninggal…..” lanjut Tomi.
Berita itu begitu mengagetkan ketiga pelayan yang semuanya berusia dibawah 25 tahun. Sebagian ada yang menutup mulut mereka. Ada yang tiba-tiba menitikkan air mata.
2814Please respect copyright.PENANAyp9vcB8Yhk
Tak heran. Para pelayan itu sudah bekerja sangat lama sehingga begitu dekat dengan majikannya. Terlebih karena keluarga Sudrajat tidak pernah memperlakukan mereka layaknya pekerja rendahan, mereka saling menghormati satu sama lain.
“jadi….. ada baiknya mbak semua ngak kerja lagi di sini”
“Tom….. kamu apa-apaan sih?” tanya Naya.
“ssstttt… udah kak diem aja….”
2814Please respect copyright.PENANAfNOu0y9WSk
Para pelayan belum mengucapkan sepatah katapun.
2814Please respect copyright.PENANAe0Q7PijZSs
“maaf sebelumnya…. bukannya aku berniat mau pecat kalian semua… sama sekali ngak…. tapi..”
Perhatian seluruh orang kini tertuju pada Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAVHJG0oLrhM
“aku gak mau ada kejadian buruk yang nimpa kalian…. kalian kan tau ibu kaya gimana…. nanti gaji sama pesangon akan kita transfer sore ini….”
Tiba-tiba seorang pelayan angkat bicara.
2814Please respect copyright.PENANAT0Rtf6mzO2
“mas…. kita semua gak apa-apa walau di perlakukan kasar sama ibu. Tapi yang penting kita bisa layanin mas Tomi sama mbak Naya….”
“aku ngerti mbak…. tapi ini situasinya lain… mungkin kalau keadaan sudah berubah kita akan panggil mbak lagi… tapi ngak sekarang… rumah ini gak boleh dihuni sama siapapun sampai semuanya selesai….”
2814Please respect copyright.PENANAZg1fFoGZds
Pembicaraan panjang itu berlanjut hingga jam dinding menunjukkan pukul tiga sore.
Para pelayan kini telah setuju dengan permintaan Tomi. Mereka segera mengemasi barang milik masing-masing dan bergegas meninggalkan rumah itu satu-persatu.
2814Please respect copyright.PENANAB8TOZPd2sp
Perpisahan itu begitu berat, tak hanya bagi Tomi dan Naya, namun juga bagi seluruh pelayan yang bekerja disana. Mereka sudah seperti sebuah keluarga besar.
2814Please respect copyright.PENANAQ0rcb7o7Ax
Setelah keadaan rumah itu tenang, Tomi segera masuk ke kamarnya sendiri.
2814Please respect copyright.PENANAZAQAyShe8v
Keesokan paginya, Tomi masuk kedalam ruang tidur ayah dan ibunya sambil menggenggam sebuah benda berbentuk silinder dengan sebuah telepon seluler terikat kuat dengan selotip di benda itu.
2814Please respect copyright.PENANAf0onjbRSmK
Ia menaruh benda itu tepat dibawah ranjang milik ayahnya.
“kamu bikin apa Tom?” tanya Naya.
2814Please respect copyright.PENANAQ4KWBMNAun
Sepertinya ia sudah sangat penasaran tentang apa yang dibuat oleh adiknya.
“bakal gua bunuh iblis betina itu kak……”
2814Please respect copyright.PENANAHMonI2ltfn
Naya tertegun mendengar apa yang dikatakan oleh adiknya, namun ia tak punya niat untuk menghalangi.
“sekarang kakak pulang aja ke hotel. Kemasin barang-barang. Pindah ke tempat lain. Jangan hubungin gue atau cari gue apapun alasannya. Kalo keadaan udah tenang nanti biar gue yang hubungin kakak…….lu harus pura-pura ngak tau yang gw lakuin kak…. satu lagi, kalo gue miscall, lu telpon balik pake nomer lain… jangan nomer yang biasa.”
“kenapa?”
“karena polisi pasti nyari gue kalo iblis itu mati…. nomor telepon lu pasti disadap, mereka pasti tau gue bakal hubungin lu”
2814Please respect copyright.PENANAJtcS8o2tD7
Kata-kata itu menusuk dalam di dada Naya. Seakan orang yang baru bicara dengannya ini bukanlah adikknya yang selama ini ia kenal. Tomi terdengar lebih mirip dengan pembunuh berantai yang sedang merencanakan sebuah skenario pembunuhan.
Namun, ia tak kuasa melarang apa yang akan dilakukan oleh Tomi. Dendam membara juga berkobar di dalam hatinya. Ingin rasanya ia ikut ambil bagian dalam proses melenyapkan iblis itu, namun ia tak bisa apa-apa.
2814Please respect copyright.PENANAgQTyZ2c0h8
Kini mereka berpisah. Tomi tetap tinggal dirumah itu sendirian. Sedangkan Naya kembali kehotel. Ia menunggu waktu yang tepat. Waktu yang ia siapkan untuk melenyapkan iblis yang merusak keluarga mereka.
2814Please respect copyright.PENANAPER00LYVfJ
Keesokan harinya, benar saja. Ibu tirinya datang bersama dengan partner bisnis ayahnya.
“jadi….. kalian bebas?” Tomi berpura-pura kaget
“hahaha……….” ibu tirinya tertawa sinis.
2814Please respect copyright.PENANAMFlteG7Rk7
“bagaimana bisa laporan dari seorang bocah membuktikan bahwa kami bersalah….??” tanya wanita itu.
“sekarang kamu ngak bisa berbuat apa-apa kan?? Hahaha…. tinggal tunggu waktu aja sampai seluruh kekayaan ayahmu jatuh ketanganku… ayo mas, tinggalin aja bocah tolol ini… kita sekarang senang-senang.. hahahahahahahaha……..”
2814Please respect copyright.PENANAs5tKU8eGte
Laki-laki paruh baya itu menyuguhkan senyum paling menjijikkan yang pernah dilihat oleh Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAfXnH7770ai
‘hahaha…. kita lihat aja sebentar lagi.. dasar pelacur tolol….’ batin Tomi.
Kedua orang itu kini menaiki tangga dan masuk kedalam kamar ayahnya. Persis seperti yang direncanakan oleh Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAuukEyTl2H2
Ia segera bergegas ke kamarnya. Mengambil barang-barangnya yang sudah disiapkan sebelumnya dan bergegas keluar rumah.
Melewati pintu kamar ayahnya ia kembali mendengar percakapan penuh kemenangan dari iblis itu.
2814Please respect copyright.PENANAMMoT4757nZ
“ayo mas…. memekku udah kepingin digenjot lagi nih…..”
“sabar sayang….. kita main sepuasnya hari ini….. merayakan kemenangan kita”
2814Please respect copyright.PENANAKdjRfozcUn
‘haha… kemenangan???? Kita lihat siapa yang tertawa paling akhir nanti’ batin Tomi kembali berbicara. Ia melangkah menuruni tangga dan keluar dari rumahnya.
2814Please respect copyright.PENANArbbBwUXTw8
Mobilnya ia tinggalkan di pelataran rumah itu. ia tau, setelah apa yang direncanakan olehnya, pergi menggunakan mobil pribadi bukanlah pilihan yang cerdas.
Ia bejalan menyusuri jalan perumahan yang jarang sekali ia lalui tanpa menggunakan mobil. Tak lama lagi ia akan merindukan tempat ini.
Diujung jalan sebelum ia berbelok, ia kembali memandang ke arah rumahnya di kejauhan. Telepon seluler di sakunya ia raih dengan sebelah tangan, lalu ia menelepon.
2814Please respect copyright.PENANA5gUAtD13Xf
“DDUUUUAAAAAAARRRRRRR………”
Sebuah ledakan hebat terlihat dari kejauhan. Tak lain dari arah rumah Tomi.
2814Please respect copyright.PENANA6solKvI5CU
Kaca jendela berhamburan kesegala arah, menciptakan bunyi berdenting ketika pecahan itu menghantam tanah dan bebatuan. Asap hitam mulai membumbung tinggi. Hasil dari nyala api berwarna oranye kehitaman.
Dinding putih yang menghiasi rumah itu kini berubah warna. Seakan menghapus seluruh kenangan manis yang pernah terjadi disana.
2814Please respect copyright.PENANAC7HhPJCnqW
Dua buah pilar besar hiasan kini mulai rubuh.
Bebatuan seberat 20 ton itu perlahan condong ke arah mobil yang Tomi tinggalkan. Dengan bunyi memekakkan telinga, pilar itu rubuh menimpa badan mobil itu.
2814Please respect copyright.PENANA5dB8fLMKBx
“DUUUAAARRRRRR…..”
Kembali satu ledakan besar mengiringi kepergian Tomi. Mobil kesayangannya itu, yang sudah menjadi saksi bisu kematian ayahnya, kini hancur lebur.
2814Please respect copyright.PENANAF7xL8uAaHX
Dengan senyum tipis yang dingin ia kembali melangkah. Mengawali perjalanannya yang entah kemana. Perjalanan tanpa arah tujuan…
2814Please respect copyright.PENANAVXW9SRky1u
===================================================
2814Please respect copyright.PENANAiUFq3Q3lvK
Perjalanan Tomi sudah dimulai.
Tak butuh waktu lama hingga kabar mengenai kebakaran yang terjadi di rumahnya tersiar di TV. Ia mendengar sekilas siaran itu ketika sedang duduk menanti kedatangan kereta yang akan membawanya pergi menjauh.
2814Please respect copyright.PENANA1q9ge1pyLu
Ia kini sedang berada di dalam gerbong kereta yang melaju.
Tomi membeli tiket ke tujuan paling jauh yang dapat ia temukan di stasiun terdekat.
2814Please respect copyright.PENANALQ9B0lVGWI
Dalam hatinya ia senang, dapat membalaskan dendam kepada orang yang sudah membunuh ayahandanya tercinta. Namun kenjataan bahwa ia tak mengetahui dimana ayahnya dimakamkan membuatnya gundah.
2814Please respect copyright.PENANAzD0CLp3cXI
Ia menghela napas panjang. ‘Naya pasti udah ngurus semuanya’ pikirnya.
Satu persatu stasiun ia lewati menjauhi ibukota. Ruang gerbong yang tadinya sesak dijejali ratusan orang, kini perlahan mulai lengang. Hanya beberapa orang yang terlihat bersamanya di gerbong itu. seorang pedagang buah yang tertidur, pekerja kantoran, dan yang lain sepertinya anak kuliahan.
2814Please respect copyright.PENANAVSLPwTFCw9
Ia melongok keluar jendela, mencoba mengusir rasa bosan.
Pemandangan lahan persawahan yang baru ditanami padi menyejukkan matanya sesaat. Lokomotif kereta berwarna putih itu terlihat diujung rangkaian. Mengepulkan asap putih yang membumbung diiringi bunyi menderu.
2814Please respect copyright.PENANAvt7WeQmreq
Enam jam berlalu. Ia kini menjejakkan langkah pertamanya di stasiun tempat kereta itu berhenti. Entah dimana ia sekarang, ia sama sekali tak mengetahui apapun tentang kota tempatnya berpijak.
2814Please respect copyright.PENANAD9dMlfTxKA
Ia sudah mematikan telepon selulernya. Menghindari kemungkinan jika polisi melacak signal.
‘moga-moga Naya baik-baik aja…’ kalimat itu entah sudah berapa kali melintas di pikirannya.
2814Please respect copyright.PENANAlR4R3dPVfu
Tak banyak uangnya yang tersisa, sepertinya ia harus berusaha keras untuk menghidupi dirinya selama dalam pelarian ini.
“heeeeehhh….” ia menghela nafas panjang.
‘oke…. harus kemana sekarang?’ batinnya berbicara.
2814Please respect copyright.PENANAqj0wcSENJn
Tak punya arah tujuan, ia tak boleh menampakkan diri di depan orang yang ia kenal. Terlalu beresiko jika sampai keberadaanya diketahui, walaupun oleh saudaranya sekalipun.
2814Please respect copyright.PENANAntgQO57zUC
Karena itulah ia memilih kota ini sebagai tempatnya melarikan diri. Alih-alih ada yang mengenalnya, seingatnya ia tak mempunyai saudara maupun teman di kota ini.
2814Please respect copyright.PENANAUxeLG6qrj4
“kruyuuuukkkk……”
Perutnya mulai meronta, menagih makanan.
2814Please respect copyright.PENANAveXnFEAxB9
Tomi memegang perutnya sesaat dengan tangan kirinya. Sepertinya makan adalah pilihan yang bagus. Ia telah menetapkan pilihan.
2814Please respect copyright.PENANA1D0tBLGTeF
Tak sulit menemukan tempat makan di daerah stasiun tersebut. Namun mengingat uang yang dimilikinya sangat terbatas, maka mau tak mau ia harus berusaha hidup sangat-sangat sederhana.
2814Please respect copyright.PENANACn9gRWUlrI
Tak mudah memang bagi seorang anak muda seperti Tomi, yang terbiasa hidup bergelimang harta, yang setiap kebutuhannya pasti ada yang melayani. Kini ia harus berjuang sendiri, syukurlah ia bukan typikal anak yang manja. Sedikit banyak ia tau bagaimana harus bertahan hidup.
2814Please respect copyright.PENANAegy37QdjX9
Ia melangkahkan kakinya menuju warung nasi terdekat.
‘ramai juga… mungkin harganya murah’ pikirnya. Ia segera masuk kedalam.
2814Please respect copyright.PENANAZKJmhYSOgt
“makan mas??” tanya seorang ibu.
“iya bu…. pakai telor dadar sama sayur aja bu, minumnya air putih…” jawab Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAvZ2oP3tLia
Tak lama hidangan yang ia pesan kini tersaji di piring putih yang ia terima dari ibu penjaga warung.
2814Please respect copyright.PENANAuWFFAvXe4x
‘fuuuhhh…. sabar-sabar…. emang uda takdirnya begini kok….’ gumam Tomi dalam hati.
Ia mulai menyendok makanan itu. Terasa sedikit hambar dilidahnya, mungkin karena ia belum pernah makan sesederhana itu.
“anak kuliahan ya mas??” pertanyaan sang ibu penjaga warung mengagetkan lamunannya.
“hah?”
“pesanannya Cuma telor dadar sih… pasti mahasiswa ya?”
“ohhh… iya bu..”
“kuliah dimana?”
“eeehhmmm……” Tomi sedikit gugup menjawab pertanyaan itu, mengingat ia tak tau apa-apa tentang kota itu.
“saya…. masih nyari-nyari bu…. ini hari pertama saya di sini, perantauan….”
“ohhh…. sebelumnya tinggal dimana?”
“ahahaa… jauh bu dari sini…. enam jam naik kereta…”
“ooo…. kok bisa-bisanya nyasar kesini…. orang tuamu tau?”
“ngak tau bu… orang tua saya udah ngak ada… karena di tempat asal saya biaya hidup mahal, ya saya putuskan pindah…. nyoba-nyoba cari rejeki…”
“trus.. disini tinggal dimana?”
2814Please respect copyright.PENANAimXx74zgTz
Tomi hanya menggelengkan kepala sambil mengunyah makananya.
“belom tau bu…. saya ga punya uang….”
“ya allah dek….. kok nekat sekali….”
“namanya juga merantau bu, musti nekat, kalo ngak gak bisa makan…”
“udah dapet kerja?”
Tomi menggeleng.
2814Please respect copyright.PENANA1KAgDmMSAg
Ibu penjaga warung juga ikut menggelengkan kepalanya.
“dasar anak muda jaman sekarang… nekat semua…. kamu lulusan apa?”
“sarjana teknik bu… S1……”
“waduh…. pendidikannya udah tinggi to…. trus kenapa mau kuliah lagi”
2814Please respect copyright.PENANApmjo0QiRvg
‘siall……….. salah ngomong gua……’ batin Tomi.
“yah…. kali aja bisa ngejar S2 bu… siapa tau masa depan saya jadi lebih terjamin…”
“ck ck ck….. yawdah habisin dulu makananmu….”
2814Please respect copyright.PENANANOU6Xmz8tp
Sang ibu penjaga warung itu meraih telepon genggamnya.
“mase…. jek enek lowongan pora? Iki ono cah perantau golek kerjo…..” ucapnya lewat telepon.
Tomi tak mengerti apa yang dibicarakannya, ia terus menyendoki nasi yang tinggal separuh di piringnya itu.
“S1 teknik jare…piye”
‘lha kok bawa2-bawa S1?’ Tomi mulai penasaran.
“yowes tak kandani…..”
2814Please respect copyright.PENANAFscTi1xA1d
Ibu penjaga warung itu menyudahi percakapannya di telepon.
“dek…. kamu beneran sarjana teknik?”
Tomi mengangguk.
“gini dek…. suami ibu kan punya bengkel.. yahh bukan bengkel gede si.. kamu mau gak kerja disana?”
“ahh serius bu?”
“yo serius…. masak bercanda…..”
2814Please respect copyright.PENANAmHncN9Kgpq
Tomi terdiam sejenak. Tawaran dari ibu itu sungguh menggiurkan, namun ia khawatir jika ia bekerja maka ia harus tinggal menetap. Itu bukanlah misinya.
2814Please respect copyright.PENANAznAz0A7JCw
Misinya saat ini adalah menghilangkan jejak. Tidak boleh ada informasi, tidak boleh ada bekas.
“bu… maaf ini sebelumnya, ibu kan baru kenal saya…. saya takutnya mengecewakan.. makasih banyak bu tawarannya, saya pikir-pikir dulu….”
“jadi anak muda itu ndak boleh mikir terlalu panjang dek… jaman saiki cari duit susah…. ya gak apa-apa sih dek… pesen ibu, kamu jangan nunda-nunda… kalok udah yakin, udah mantep…. kamu dateng lagi kesini….”
Tomi tersenyum dan mengangguk.
2814Please respect copyright.PENANAUglAoD24bN
Tuhan memang tak pernah tidur.
Ia akan selalu mengawasi setiap insan di dunia ini. Memberi karunia bagi dia yang baik dan memberi ganjaran bagi ia yang jahat.
2814Please respect copyright.PENANAASDDlznFmf
‘tapi gue ini udah jadi pembunuh…. emang pantes gue dapat belas kasihan dari tuhan?’
Tomi sedang mengutuki dirinya sendiri saat ini. Menjadi pembunuh memang merupakan pilihannya beberapa hari lalu. Dan kini ia harus siap menerima resiko akan ganjaran apapun yang akan ia terima.
2814Please respect copyright.PENANAag5Npr9tok
Seusai makan ia kembali berjalan, menyusuri jalan-jalan di kota baru itu.
Cukup jauh ia berjalan. Ia kini tergoda untuk menelepon kakaknya Naya. Menanyakan tentang kabar kakaknya tercinta. Namun ia cukup dapat mengontrol diri untuk mengabaikan hasratnya itu.
2814Please respect copyright.PENANAmZEMu88Zx8
Langit kini mendung. Cuaca mulai berubah tidak bersahabat.
Rintik hujan mulai turun, membasahi jalan-jalan yang ia lalui.
2814Please respect copyright.PENANAC0bjLDibb2
Ia berteduh disebuah pelataran toko buku. Ia berjongkok sejenak melepaskan rasa lelah yang diderita kedua kakinya. Butir-butir air yang jatuh itu terciprat tak tentu arah.
Debu-debu yang tadinya beterbangan kini telah melekat di tanah. Udara berubah menjadi sejuk.
2814Please respect copyright.PENANAf9RzA7lDs9
‘sekarang gue mesti tidur dimana dong…..’ pikirnya.
Pertanyaan mendasar bagi seorang pelarian seperti dirinya.
2814Please respect copyright.PENANA8A7xFJxu0G
Hujan kembali reda, jam tangan yang dikenakannya kini menunjukkan pukul empat sore. Ia harus cepat menemukan tempat bermalam.
2814Please respect copyright.PENANALNSKOBHP1Q
‘tapi dimana..?? aduh kakak…. sengsara banget hidup gue sekarang….’
Kenyataan kontras itu harus ia telan bulat-bulat. Menyadari bahwa kakaknya kini sedang berada di kamar hotel yang nyaman dengan segala fasilitas. Sedangkan dirinya harus hidup dalam pelarian, dengan uang yang terbatas, tanpa bekal, tanpa tempat tinggal.
2814Please respect copyright.PENANAqHqtgWNg4z
Sesungguhnya Tomi masih memiliki banyak uang di rekening tabunganya, mungkin cukup untuk membeli rumah di daerah pinggiran kota. Namun apa daya, jika ia mengambil uangnya polisi akan tau dimana ia berada dan tak lama ia akan segera ditangkap.
2814Please respect copyright.PENANAK2eN8KsOnV
Membayangkan menerima vonis 10 tahun penjara sudah cukup membuat Tomi gentar. Kartu ATM berwarna kuning itu tetap terselip rapi tak tersentuh di dalam dompetnya.
2814Please respect copyright.PENANAkhSlE1B5Iq
Ia kembali menyusuri jalan-jalan becek, mencari tempat bermalam.
Menginap di penginapan saat ini bukanlah sebuah pilihan yang pintar, itu akan menghabiskan banyak uang. Jika ia memaksakan diri, maka ia hanya akan mampu bertahan hidup dalam jangka waktu empat hari saja. Pilihan yang sulit.
2814Please respect copyright.PENANAUAorcX2Rqu
Satu jam sudah ia berjalan, kini jam tangannya menunjukkan pukul lima sore.
Matahari sudah sangat condong ke ufuk barat, menandakan sebentar lagi akan kembali ke peraduannya. Langit sore berwarna jingga temaram itu menemani langkahnya.
2814Please respect copyright.PENANAR0Jn0bZDzd
Akhirnya ia berhenti berjalan setelah sekian lama.
Ia kini duduk termenung di bawah jembatan penyebrangan. Tomi mengambil tempat duduk dibawah anak tangga menuju ke atas, berpaling sejenak dari dunia ini, mencari kesendirian.
2814Please respect copyright.PENANAzoRSiLVeGh
Ia memutuskan untuk bermalam di tempat itu malam ini.
2814Please respect copyright.PENANAVJdOVSBsPF
Hari berganti malam. Jalan-jalan yang tadinya ramai kini berubah hening. Tak banyak lagi orang melintas, hanya sesekali saja ia melihat siluet lampu mobil yang melaju di jalan raya.
Bunyi jangkrik terdengar di sana sini. Membuat pikirannya yang kalut sedikit teduh.
2814Please respect copyright.PENANAViWKgWrRDl
Tempat ini berbeda sekali dengan kota tempat tinggalnya dulu.
Ia masih bisa mengingat jelas, di kota tempat tinggalnya dahulu saat seperti ini tak ada bedanya dengan siang hari. Banyak sekali orang berlalu lalang.
2814Please respect copyright.PENANAjBxe1VXCyC
Kantuk mulai menyerangnya. Rasa lelah yang menumpuk kini telah menjalar dalam aliran darahnya. Matanya mulai sayu, kelopak mata itu terasa begitu berat.
2814Please respect copyright.PENANA1MlJjCEYpG
Ia duduk meringkuk sambil memeluk tas hitamnya untuk menghangatkan diri.
Matanya kini terpejam.
2814Please respect copyright.PENANA3YDKSUhL5T
“WOOOYY…. BANGUN……….”
Teriakan itu memekakkan telinganya. Sesaat kemudian ia merasa lengannya ditarik untuk dipaksa berdiri.
2814Please respect copyright.PENANAyk7XK6R7qK
Tomi mengejapkan matanya, berusaha mencerna apa yang ia lihat.
Berdiri disana, dua orang pemuda bertampang sangar dengan setelan khas anak punk.
2814Please respect copyright.PENANATTg9rIlVI2
“ANAK MANA LOO…..”
“ada apaan nih bang??”
“BANYAK TANYA LO… JAWAB PERTANYAAN GUA… ANAK MANA LOO…..”
2814Please respect copyright.PENANApPYu0NG4uy
‘halaaahhh… ni anak punk pake acara cari gara-gara sama gua….. bangsat..’ batinnya.
Ia menatap tajam kearah mata pemuda yang berbicara dengannya.
2814Please respect copyright.PENANAQeas3ALMD2
“apa urusannya sama lo?”
Tiba-tiba sebuah tangan mendorong kepalanya dari belakang. Tomi yang belum juga terbebas dari rasa kantuk hampir saja jatuh terhuyung ke depan.
Tubuhnya yang terhuyung ditangkap oleh tangan-tangan kasar yang kini mencengkeram bahunya.
“OOOHHH………..” pemuda yang mencengkeramnya berbicara.
“jadi lu mau cari gara-gara sama gua?…..LOO GA TAU GUA INI SIAPA????”
2814Please respect copyright.PENANAyT8wv61lNB
‘idih… ada gitu ya orang tolol kayak gini… yang cari gara-gara itu kan dia…. trus, dia pikir dirinya selebritis yang dikenal semua orang… cuih….’ batin Tomi.
“gua ga ada urusan sama lu pada…. lepasin sekarang atau…”
2814Please respect copyright.PENANAxZAjznmx09
“ATAU APAA???????? LO MAU KITA HAJAR……..” pemuda yang mencengkeram bahunya kembali berteriak.
“udah lah bos… kita abisin aja sekarang…..” pemuda yang satu lagi berbicara.
2814Please respect copyright.PENANABa4hZGKObQ
Tomi belum sempat melihat wajah pemuda yang satu lagi karena ia berdiri membelakangi pemuda itu.
“mana dompet lu? Kasi ke gua…….” pemuda di depan Tomi berbicara.
2814Please respect copyright.PENANA1zybNrxkV5
Tomi menepis kedua tangan yang mencengkeramnya itu kuat-kuat. Kini tubuhnya sudah bebas.
“coba aja ambil dari gua kalo lo bisa….” ucap Tomi.
“BANGSATTTTTTTT……..”
2814Please respect copyright.PENANAK0Z634ccaU
Sebuah pukulan melesat ke arah wajah Tomi. Keadaan seperti ini sudah berulang kali ia alami dalam pertandingan karate. Dengan mudah ia mengelak ke kanan.
Dengan tangan kirinya Tomi mencengkeram pergelangan tangan yang melesat ke arah wajahnya, lalu dengan tangan kanannya yang sudah terkepal ia meninju wajah pemuda itu tepat di pelipisnya.
2814Please respect copyright.PENANAcOKdskDUGZ
“Duuuugg….”
Hantaman itu tepat bersarang di wajah pemuda yang sekoyong-koyong terhuyung dan tersungkur di tanah.
2814Please respect copyright.PENANA609QUYD8co
“ANJIIINGGG……” pemuda di belakangnya mengumpat dan melayangkan pukulan hook kearah kepala Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAWlHG9RndPV
Hampir saja Tomi telak terkena, karena pukulan itu dilancarkan dari titik buta matanya.
Namun refleksnya cukup baik. Ia menghindar dengan menundukkan tubuhnya.
2814Please respect copyright.PENANAZUlEOYM82h
Kepalan itu melintas di atas kepalanya.
Kini dengan tangan kanan Tomi, ia memukul perut pemuda itu keras-keras.
2814Please respect copyright.PENANAAbDeyS74B4
“Aaaaaaakkkhh…..” pemuda itu memekik ketika tubuhnya terlonjak beberapa senti ke udara.
Sekali lagi Tomi melancarkan tinjunya yang kini tepat bersarang di rahang bawah pemuda itu.
2814Please respect copyright.PENANAHj5NVHZOY2
“Buuuuggghh….”
Pemuda itu jatuh terjengkang. Memegangi rahangnya yang terasa berdenyut-denyut.
2814Please respect copyright.PENANAb0ag0y5tkd
Pemuda yang pertama jatuh kini sudah kembali berdiri. Ia mengeluarkan sebilah pisau kecil dari pinggangnya. Pisau kecil itu mulai ia sabetkan.
2814Please respect copyright.PENANAlVvvXg7uz9
Tomi mengelak dengan memundurkan tubuhnya satu langkah.
Jarak antara ia dan lawannya kini terlalu jauh untuk ia jangkau dengan kepalan tangannya.
2814Please respect copyright.PENANAuP5uJxzqN4
Tomi mengambil kuda-kuda untuk mulai menyerang. Kali ini kakinya melesat cepat melewati lengan pemuda yang menggengam pisau itu.
2814Please respect copyright.PENANAVDC1tF6EKl
“Duuuggghhhh……”
Tendangan itu tepat mengenai wajah pemuda itu. mematahkan hidungnya.
Pemuda itu meringis kesakitan sambil memegang wajahnya yang berlumuran darah.
2814Please respect copyright.PENANAzgCsNGWN72
Pisau kecil itu terjatuh dari tangannya. Tomi segera memungutnya dan berlari menjauh meninggalkan kedua preman kampung yang kini terkapar kesakitan.
2814Please respect copyright.PENANAAGn90MKQNH
Derap langkahnya bergema di tembok yang ia lalui.
“hoshh….hosshh…hoshhh…” nafasnya terengah-engah. Namun ia tak berhenti berlari.
2814Please respect copyright.PENANA8lsVILYSd7
Stamina yang belum juga pulih menyebabkan Tomi tak bisa berlari terlalu jauh. Ia kini kehabisan napas. Ia tertunduk, menyandarkan dirinya di sebuah tembok dengan tangan kirinya sambil memegang dadanya dengan tangan yang lain.
2814Please respect copyright.PENANAckveOn9sr6
Pisau kecil yang tadi ia bawa kini ia lemparkan kedalam selokan.
Ia tak butuh benda seperti itu untuk mempertahankan diri.
2814Please respect copyright.PENANAQJbVG2OFFb
Cahaya keemasan mulai nampak di ufuk timur, tanda bahwa sang fajar akan segera menemani harinya. Tak terhitung sudah berapa lama Tomi berjalan menjauh dari insiden itu. lututnya kini mulai kram. Ngilu sekali rasanya, ia bahkan sudah tak bisa lagi membedakan yang mana telapak kakinya dan yang mana sol sepatu. Seakan keduanya telah menyatu.
2814Please respect copyright.PENANAGUzTyhSETX
Disebuah warung rokok kecil pinggir jalan ia menghentikan langkahnya. Terlihat pemuda pemilik warung itu sedang membereskan dagangannya. Pemuda itu memandang ke arah Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAMJWhrA3uhP
“lari pagi kok subuh-subuh gini mas….” tanya pemilik warung itu.
“hahaha…. ngak mas… tadi abis berantem sama preman….”
“wooooo….. hati-hati mas kalo di daerah sini malem-malem… kamu bukan orang sini ya?”
“iya…. mas aku beli roti sama aqua gelas mas…..”
“tuh pilih aja rotinya… itu roti kemaren lho tapinya, jadi pilih yang bener, jangan yang udah jamuran….”
Tomi melongok dan mulai memilah roti di keranjang itu dengan sebelah tangan. Pilihannya jatuh pada sebuah roti isi coklat.
“ini aja mas…. sama aqua gelas.. jadi berapa?”
“seribu limaratus….”
2814Please respect copyright.PENANApk7Wbzgfhu
Tomi merogoh kantung celananya mencari selembar uang pecahan dua ribu rupiah untuk membayar roti itu.
“ini mas… aku ambil aquanya satu lagi deh biar pas….”
“yowes…. makasi ya..”
2814Please respect copyright.PENANAEQ5zWglQcg
Tomi mengambil dua buah air minum gelas di dalam box es batu berwarna merah. Ia kini duduk di trotoar jalan sambil menikmati sarapannya.
2814Please respect copyright.PENANAsEYEMfPmJH
Terlihat di kejauhan cahaya menyilaukan mulai nampak di ujung jalan yang mengarah ke timur. Sang fajar sudah kembali. Langit biru gelap yang tadinya mendominasi, kini telah berganti dengan langit biru cerah. Di sisi yang lain, bulan yang tadinya terang benderang kini mulai memudar.
2814Please respect copyright.PENANAcZwoDOjXBu
“hheeeeehhh…”
Tomi kembali menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya. Mulutnya masih penuh dengan roti yang sedaritadi ia kunyah. Kerongkongannya tak kuasa menelan makanan itu.
2814Please respect copyright.PENANAonkkJJAUbH
‘ngak enaaaakkk…..’ begitu umpatnya dalam hati.
Tapi apa mau dikata. Itulah kenyataan.
2814Please respect copyright.PENANAT0HmreN0qT
Tidak selamanya orang akan berada di atas. Ada kalanya seseorang harus menelan pil pahit dan asam garam kehidupan.
2814Please respect copyright.PENANAa1m6lwam63
Entah sampai kapan, Tomi tak mampu menjawabnya.
Yang pasti, ia harus tetap bertahan.
2814Please respect copyright.PENANAFb4INeL9QC
Dendam yang terbalas kini menyisakan ganjaran penderitaan yang harus ia jalani.
Suka atau tidak suka bukanlah pilihan.
2814Please respect copyright.PENANAsM0sslDKAU
Pilihannya saat ini hanyalah bebas tapi menderita, atau terpenjara dan menderita.
Kalau pembaca jadi Tomi…… anda mau pilih yang mana????
2814Please respect copyright.PENANAWsmyBEtFZ4
===================================================
2814Please respect copyright.PENANAojuwyHQjMY
Tomi masih saja berkutat dengan roti di tangannya.
Perutnya menolak mentah-mentah makanan murahan yang kali ini ia santap.
‘haduhh…… ini perut kok ga bisa diajak kompromi…..’ umpatnya dalam hati
2814Please respect copyright.PENANAGroFtCEtXr
“perantauan ya mas?” tanya penjaga warung rokok itu.
Tomi mengangguk.
“belum pernah kesini to??”
Tomi menggeleng.
“nih saya kasi tau….. kalo kamu belom punya tempat tinggal dan masih hidup ngegembel, jangan tidur sembarangan. Minimal kamu pergi ke kabupaten kota. Disana jarang ada preman, gak kaya di sini. Di kampung kayak gini preman bertebaran dimana-mana mas…”
2814Please respect copyright.PENANAwcLt1IIhZp
Tomi menyimak pembicaraan itu sambil mencoba menelan roti yang dikunyahnya dengan meneguk air minum.
2814Please respect copyright.PENANAVEfVGkL0zE
“seberapa jauh mas?”
“mau jalan kaki apa naik angkot?”
“kalau jalan kaki?”
“yahhh…. paling-paling sampenya besok… masih dua puluh kilo lagi….”
“kalo naik angkot bayar berapa mas…”
2814Please respect copyright.PENANAsGha0Tgy7P
Pemuda itu mengangkat telunjuk sambil berkata.
“sepuluh ribu…. angkotnya yang warna kuning putih… tuh yang kayak gitu….”
Telunjuknya yang tadi menunjuk ke atas kini mengarah kepada mobil angkot yang sedang ‘ngetem’ di perempatan jalan.
2814Please respect copyright.PENANAxiJiFwTtBl
“ohhh gitu ya….. makasih ya mas…”
“ga usah sungkan mas… saya juga pernah jadi perantauan… jadi saya paham susahnya jadi diri mas…..”
2814Please respect copyright.PENANABscTz8ulk5
Tomi hanya tersenyum mendengarnya.
Mengetahui ada orang yang pernah senasib dengan dirinya merupakan obat yang sangat mujarab untuk mengusir sedikit rasa gundah.
2814Please respect copyright.PENANAQhcn6cj1cE
“yawes to… kalo memang mau kesana harus cepat…. angkotnya gak banyak… sehari paling Cuma ada empat mobil aja yang lewat sini…”
Mata Tomi terbelalak. Serta merta ia segera menelan bulat-bulat roti di mulutnya dan menghabiskan air minum di gelas yang sudah ia buka.
2814Please respect copyright.PENANAPy96QbZvDb
“ohhh yaudah mas… makasih banyak ya mas…”
Tomi membungkukkan badan, mengutarakan rasa terima kasihnya. Ia memang jarang sekali melakukan hal itu ketika masih berstatus sebagai ‘anak orang kaya’ tapi sekarang keadaan sudah berbeda, maka dari itu ia tak segan untuk merendahkan egonya untuk sekedar mengucapkan terima kasih yang amat sangat.
2814Please respect copyright.PENANA3S15HKfaTL
Ia segera bangkit, menyambar tas hitamnya dan berlari kearah mobil angkot yang berada di perempatan jalan.
2814Please respect copyright.PENANAr3JQPRqDrq
“kotaa…kotaaaa..kotaaa….” seorang pemuda berteriak-teriak memanggil penumpang.
Rupanya ia adalah supir angkot tersebut.
2814Please respect copyright.PENANAtBKHQD8Nc8
Hampir saja Tomi tak kebagian tempat, hanya tersisa satu saja tempat duduk di angkot tersebut walaupun berada di bibir pintu masuk. Beruntung baginya, angkot tersebut memang tidak akan pergi sebelum penumpangnya penuh.
2814Please respect copyright.PENANAulN0zAwH8e
“yoooo… berangkat yoo…..ayo mas…..naik-naik….”
Tomi yang sudah mencapai mobil itu segera naik, sebelah kakinya tidak bisa ia masukkan ke dalam mobil yang terpaksa harus ia letakkan di bagian pintu masuk yang seperti anak tangga.
2814Please respect copyright.PENANATaNNTJEsIV
Tubuhnya kini bersandar di pintu mobil yang terlipat dua.
Mobil mulai melaju. Deru angin semilir yang menerpanya seakan menjadi obat penghilang rasa lelah. Peluh dan keringat yang menempel di tubuhnya seakan tidak terasa, berganti dengan kesejukan yang kini menyeruak masuk di sela-sela sweater hoody (bener gak nik tulisannya ) yang ia kenakan.
2814Please respect copyright.PENANAa1876J74hr
Deretan bangunan yang ia lewati melesat dengan cepat di pandangannya.
Jalan di daerah itu sedikit rusak karena berlubang disana-sini. Namun sepertinya sang supir angkot sudah hapal betul dengan medan yang ia lalui. Beberapa kali mobil itu membanting setir ke kanan dan kekiri menghindari lubang.
2814Please respect copyright.PENANAmgWoQZXFbk
Tomi harus ekstra waspada jika tidak ingin terlempar dari tempat duduknya. Berhubung ini adalah kali pertama ia naik angkutan kota, ia mengcengkeram badan angkot itu sekuatnya.
2814Please respect copyright.PENANA1wD7O6pQqm
Pemandangan pedesaan kini telah berganti dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Hijaunya alam, rimbunnya pepohonan kini tak lagi dapat ia lihat.
Pemandangan seperti ini sudah sangat familiar dimatanya. Tak jauh berbeda dengan kota tempat ia tinggal dahulu.
2814Please respect copyright.PENANA6dXMowVAyq
Setidaknya ia cukup terbiasa dengan keadaan seperti ini. Ia berharap dapat bertahan dengan keadaan ini sampai saatnya tiba, dan ia akan pulang.
2814Please respect copyright.PENANA6fN16GtYnp
Angkot itu sudah berhenti disebuah terminal besar dengan hiruk pikuk orang yang lalu-lalang.
Suasana khas perkotaan.
2814Please respect copyright.PENANA1C4eR448B4
Di setiap sudut ia melayangkan pandangannya, puluhan pedagang kaki lima sedang menjajakan dagangannya.
2814Please respect copyright.PENANAvxF8MMAtec
“yoooo….. sepuluh ribu tiga yooo… celana dalam, sempak, BH, dipilih-dipilih… yooo…”
“sekilo lima belas rebu aja bu haji.. monggo bu….. apel, jeruk, pirnya dipilih ayoooo…”
“siapa lagi….siapa lagi…..obat mujarab buat ngobatin gatel-gatel, panu, kadas, kurap, semua bisa…. dari belerang asli…. siapa lagi…..”
2814Please respect copyright.PENANAHyHut4WttX
‘hahaha…… sableng semua’ pikirnya.
Hari ini adalah pertama kalinya ia bisa tersenyum dengan tulus menghadapi kehidupan yang berat ini. Tak sepert hari-hari sebelumnya, ia hanya bisa tersenyum sedikit memaksa ketika berbicara dengan orang lain.
2814Please respect copyright.PENANAmCJgQ1fDMR
“kkkruuuuuyuukk…”
Perutnya yang tadi ia ganjal dengan roti nampaknya sudah mulai meronta kembali.
2814Please respect copyright.PENANAI3MtnQ68m5
‘warung nasi…warung nasi… dimana engkau….’ batinnya.
Matanya kini jelalatan melihat berkeliling. Perhatiannya kemudian tertuju pada warung nasi yang berada di pojok terminal.
2814Please respect copyright.PENANA7RorhHCnDQ
Perasaannya sedikit riang. Ia berjalan dengan santai, tanpa perlu khawatir ada orang yang tiba-tiba menarik lengannya dan memaksa menyerahkan dompetnya.
‘legaaaa……’
2814Please respect copyright.PENANAd4k5VfhX7Q
Ia memasuki warung nasi tersebut dan memesan menu standart, telor dadar dan sayur.
Tapi betapa terkejutnya ia, harga yang diminta begitu berbeda jauh dengan menu sama yang terakhir kali ia makan.
2814Please respect copyright.PENANAH3HuQXbRa2
‘nasibbb…nasib…. apa mau dikata, ini kan di kota, bukan di desa…heeehhh’
Tomi menyodorkan selembar uang untuk membayar makanan itu.
2814Please respect copyright.PENANAmSxFcjtNei
Sesaat ia sempat menyesali kedatangannya ke kota besar itu. jika ia kalkulasi, maka ia harusnya dapat bertahan hidup dengan uang yang ia pegang hanya selama sebulan saja.
‘aduhhh….gimana ini….’
2814Please respect copyright.PENANAZZVyNkL729
Selepas makan, ia kembali berjalan menyusuri hiruk pikuk kota itu.
Misi terbaru. Ia harus menemukan mata pencaharian, walaupun hasilnya tidak seberapa namun dirasa bisa mengulur waktu cukup lama agar ia tetap bisa makan.
2814Please respect copyright.PENANAJKgzxYiBpm
Beberapa kali ia memasuki toko-toko di pinggir jalan, barang kali ada yang sudi mempekerjakan ia untuk satu hari saja. Ia memutuskan untuk bekerja serabutan. Setidaknya itu tidak meninggalkan jejak.
2814Please respect copyright.PENANAV3r1mnNNLE
Hari-hari berlalu sejak saat itu.
Mencari pekerjaan di kota besar seperti itu tak semudah yang ia bayangkan.
2814Please respect copyright.PENANAqY4ixxFZO2
Sejenak ia merenung, betapa mujur nasibnya dahulu.
Terlahir di keluarga yang kaya raya, seluruh kebutuhannya selalu terpenuhi, ia dapat bersekolah tinggi, masa depannya terjamin. ‘jadi begini nasib orang-orang kecil…’ batinnya.
2814Please respect copyright.PENANAfApbiOaop8
Namun Tuhan masih berbaik hati menunjukkan jalannya. Walaupun terjal berliku, namun selama manusia percaya akan mukzizatnya, Tuhan tidak akan diam.
2814Please respect copyright.PENANAZJZS9W8akP
Setelah lelah berkeliling mencari pekerjaan yang tak kunjung ia dapatkan, Tomi kembali duduk termenung. Nafasnya masih terengah-engah, menimbangi suhu panas yang dipancarkan matahari.
Ia mengambil botol air yang ia simpan dalam tas hitam yang kini mulai kumal dan mulai meneguk isinya.
2814Please respect copyright.PENANAaNshpt6WNO
“glek..glek..glek..”
Air itu mengalir membasahi kerongkongannya, bagai oasis dipadang gurun nan gersang.
Kesadarannya yang mulai kabur kini pulih. Ia kembali bangkit berdiri dan mulai berjalan.
2814Please respect copyright.PENANAcCLV2c1ZPU
“Bruummm…brumm….”
Dua buah truk pengangkut beras berjalan dengan terburu-buru melalui belokan untuk masuk kedalam pasar. hampir saja tubuh Tomi terserempet.
2814Please respect copyright.PENANAdu3jlXIeLb
‘heeeeeeehhh biarin lah…. namanya juga orang cari duit…’ pikirnya.
Jika saja ia masih berstatus ‘anak orang kaya’, mungkin ia akan segera melabrak dan memaki-maki pengemudi tersebut. Namun ketika ia merasakan beratnya mencari uang untuk hanya sekedar membeli sesuap nasi, ia dapat mengerti.
2814Please respect copyright.PENANAfrqZ2s4KNz
“ooyyyy…… mana si udin sama si maman??, ini barangnya dateng kenapa dia ga ada???”
“sakit bos…. meriang kata istrinya…. kalo si maman mah ngak tau kemana”
“adddoooohhhh….. udah cepet turunin tu beras…. jangan lama-lama, udah mau sore neehhh…”
2814Please respect copyright.PENANAEvSmoZZcoc
Percakapan itu berlangsung di sebuah toko beras tempat kedua truk berwarna kuning itu berhenti. Tampaknya orang yang marah itu adalah sang pemilik toko. Ia kini duduk sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, hanya frustasi karena masalah yang baru saja datang.
‘hmmm…. barang kali gua bisa kerja di situ hari ini…’ batin Tomi.
Ia segera melangkah mendekati pria yang kini bangkit dari duduknya dan menunjuk-nunjuk para pekerjanya sambil sedikit berteriak.
2814Please respect copyright.PENANAW4TrT3xwjW
“sore pak…..”
“ya….. kenapa dek?”
“saya liat toko bapak lagi sibuk… boleh gak saya minta kerjaan, untuk hari ini aja pak… saya belom dapet duit buat makan…” ucap Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAsXfhQMz7Le
Pria itu tertegun sejenak, wajah tampan Tomi sungguh tak menyiratkan bahwa ia adalah orang miskin yang bahkan tidak mampu membeli makanan.
“emang adek mau bantu ngangkutin beras?”
“mau pak…. gak apa-apa… yang penting saya dibayar….”
“ahhhh…. bagus-bagus… taro tas kamu di bangku sini trus kamu turunin tuh beras-berasnya…”
“baik pak..”
2814Please respect copyright.PENANA5WVvYaWm6O
Dada Tomi kini bersorak. Senang sekali rasanya mendapatkan pekerjaan, walaupun hanya untuk satu hari. Ini adalah pekerjaan pertamanya dalam seumur hidup. Akhirnya….
2814Please respect copyright.PENANA55v3rXPa8t
Tas hitam kumal itu ia letakkan di atas bangku kecil di sudut tembok yang catnya sudah mengelupas. Ia melepaskan sweater yang ia kenakan lalu mulai terjun ditengah para pekerja yang sedang sibuk.
2814Please respect copyright.PENANACyNddLmrRr
Kini, dua buah truk dengan muatan penuh itu digarap oleh empat orang termasuk dirinya. Tampaknya pekerja yang lainnya sudah lebih tua dari Tomi. Badan mereka sungguh kekar, dan terlihat terbiasa memanggul beban berat itu.
“ayo jangg……. angkutin kedalam… nanti mamang yang turunin berasnya dari atas….”
“oke mang… siap……..”
2814Please respect copyright.PENANACyzjC15Rl3
Tomi mengulurkan tangannya meraih karung pertama.
‘aaaaaarrrrrrghhh……….gila, berat juga…. hampir kayak orang beratnya…’
2814Please respect copyright.PENANAgt4Wsa5HTA
Dengan sekuat tenaga ia mengangkat karung beras itu dan ia letakkan di bahunya.
Ia mulai melangkah dengan cepat agar beban di pundaknya itu cepat terlepas.
2814Please respect copyright.PENANA9iV3QQ6Mr8
Ia kini sampai di tempat penumpukan beras. Karung putih berhias gambar dua ekor ikan lele itu ia hempaskan di bagian paling atas.
Berulang kali, satu persatu, akhirnya setelah dua jam bekerja keras ia dapat menghela napas panjang.
2814Please respect copyright.PENANAtvV2v97KKu
Ia duduk menyelonjorkan kaki sambil megap-megap mencari udara.
Latihan karate yang selama ini ia jalani serasa tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pekerjaanya hari ini. Sungguh melelahkan.
Ia menggengam bahu kanannya dengan tangan kiri dan mulai memijat. Rasa ngilu itu kini menghantui dirinya, pegal sekali.
2814Please respect copyright.PENANAYungC1QOGi
“nih… minum dulu dek…..” pria pemilik toko itu menyodorkan segelas teh manis hangat kepada Tomi.
“aduh pak makasih banyak… jangan repot-repot…” Tomi mengulurkan tangan menerima pemberian itu.
“masih panas…. jangan diminum dulu…..”
Tomi hanya tersenyum dan mengangguk.
“kamu dari mana emangnya? Kok kumel amat….”
“saya perantauan pak, kabur dari rumah….” Tomi mencoba berbohong.
“lha kok kabur… kenapa? Ada masalah di rumah?”
“ibu tiri saya kasar…. jadi mendingan saya kabur aja pak…….”
“ooo gitu… trus tinggal sama siapa di sini?”
“hahaha…. saya ngegembel aja pak, tidur di emperan toko….”
2814Please respect copyright.PENANAWCbnglhsDp
Pria itu hanya menggelengkan kepala dengan heran.
“pantes….” ia berucap.
“kenapa pak?” tanya Tomi bingung.
“saya tau betul, tas, sepatu, sama pakaian kamu itu bukan barang murah… makanya saya bingung, kok mau-maunya kamu kerja serabutan begini…”
Tomi tertunduk malu.
“yahh… mau gimana pak… kalo gak kerja kayak begini saya gak makan…”
“yaudah gini…. kalo kamu mau, kamu boleh ke sini kapan aja kamu butuh kerja… memang sih saya gak bisa bantu banyak, Cuma bisa kasih segini…..”
2814Please respect copyright.PENANAMHeD88SGTc
Pria itu menyodorkan selembar uang kertas berwarna hijau.
“ohhh… gak apa-apa pak… segini juga udah bersyukur saya….”
“jadi gimana? Mau kerja lagi di sini kapan-kapan?”
“ya mau lah pak…”
2814Please respect copyright.PENANA7rsYnlSi9d
Pria itu terkekeh.
“jarang lho ada anak muda kayak kamu mau kerja kasar begini, apalagi kamu dulu bukan orang susah…. yang anak orang susah aja kadang-kadang manja gak mau kerja….”
“aduh jangan gitu pak… saya jadi gak enak dipuji…”
“keh..keh..keh…… kamu ini lulusan apa?”
2814Please respect copyright.PENANAZabOLnaSQJ
“sarjana teknik pak….”
Mata pria itu terbelalak.
“dunia ini emang udah gila….. sarjana teknik kok jadi kuli panggul….”
“ya gak apa-apa kan pak.. yang penting uangnya halal….”
2814Please respect copyright.PENANAK9iWJLLlN4
Pria itu kembali menggelengkan kepala. Ia mengerutkan dahinya sejenak kemudian bangkit.
“ehh kamu mau duit lagi gak?”
“emang ada kerjaan lagi pak?”
“sini kamu ikut saya……..”
2814Please respect copyright.PENANAiLST4i2vQa
Tomi menyeruput sedikit air teh yang sudah mulai agak dingin lalu bangkit mengikuti pria itu.
Mereka berjalan kedalam toko, lalu keluar lagi di pintu belakangnya.
2814Please respect copyright.PENANARDfLR4VpqR
“mobil saya rusak ngak mau nyala… saya belom ada waktu bawa ke bengkel… kamu bisa benerin ga”
“coba saya liat dulu pak….. bapak masuk aja ke mobil trus di stater…”
2814Please respect copyright.PENANAQsWils3FWw
“nggggtttt…ngggtttttttt..ngggttt”
Mesin mobil itu berdecit tapi tidak mau menyala.
2814Please respect copyright.PENANAIFdQHEya8Q
Tomi membuka kap mesin mobil itu, melihat berkeliling, mencari-cari sebuah kesalahan.
Tanganya dengan cekatan mengutak-atik mesin mobil itu.
2814Please respect copyright.PENANALIKk54FJX6
“coba pak stater lagi….”
“nggtt…ngttt brrruuummmmmm…….”
Pria itu menggelengkan kepalanya sekali lagi sambil tersenyum di dalam mobil.
2814Please respect copyright.PENANA3zsO2vD4dT
“bbruuuuuummmmmm…..bruuuuuuuuummmmmmmm”
Ia menginjak gas beberapa kali untuk memastikan bahwa mesin mobilnya sudah normal kembali.
2814Please respect copyright.PENANA6rBMOOUrUf
“apa yang rusak dek?”
“cangklong businya karatan pak… udah berapa lama mobilnya di sini?”
“semingguan….”
“gak di kasih terpal?”
“hahaha ngak….”
“ohhh hahaha… gak apa-apa pak mobilnya, Cuma gara-gara kehujanan aja jadi koslet businya gak mau nyala semua, Cuma sebagian aja yang nyala…”
2814Please respect copyright.PENANAiSTsqDV9iG
Pria itu merogoh kantung celananya, mengeluarkan dompet kulit berwarna cokelat tua.
Ia menyerahkan uang kertas berwarna merah sebanyak tiga lembar kepada Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAaFOtFNHoDV
“wuihh pak…. banyak banget….. kebanyakan ini pak…”
“ssshhhhh…. udah kamu ambil aja…. toh kalo saya ke bengkel juga kenanya segitu kok….”
“ya tapi itu Cuma di bersihin doang pak…”
“kamu anggap aja rejeki kamu dek….”
2814Please respect copyright.PENANAWZ5L6krsvp
Dengan ragu-ragu Tomi menerima uang yang di sodorkan oleh pria itu.
Matanya berkaca-kaca,tidak menyangka akan rejeki yang tidak ia duga.
2814Please respect copyright.PENANAbmme2q68Y5
“udah.. yuk balik lagi ke depan, saya mau nutup toko… udah sore…”
“iya pak…..”
2814Please respect copyright.PENANAqDf033e8bf
“sreeekkkkkkkkkk……….”
Suara rolling door yang ditarik itu terdengar ketika Tomi sedang membereskan diri. Ia telah bangkit dan bersiap untuk pamit kepada bapak pemilik toko itu.
2814Please respect copyright.PENANAg3imfSaL0M
“pak makasih banyak sekali lagi… saya pamit…”
“ohhh.. iya-iya.. jangan sungkan dek… kalo butuh kerja kamu kesini aja…”
“iya pak….”
2814Please respect copyright.PENANA4lMNewx5H8
“crekkkk….crekkkk”
Rolling door itu telah digembok oleh sang pemilik.
2814Please respect copyright.PENANAEv8cxrazao
Tomi kembali berjalan mencari tempat berteduh untuk ia bermalam.
Hari-hari berikutnya ia datang kembali ke toko beras itu untuk bekerja. Sang pemilik dengan senang hati memberinya pekerjaan, terkadang ia memberikan sepiring nasi dan lauk untuk Tomi makan.
2814Please respect copyright.PENANAZgzYaFbkE9
Masih banyak orang baik di dunia ini. Hanya saja tak banyak di temui.
Setiap keburukan akan dibalas setimpal, namun sebuah kebaikan akan dibalas berlipat ganda. Hal itulah yang kini di imani oleh Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAK07X1d6R4e
Hari-harinya berjalan dengan tenang, ia kini punya teman. Orang-orang di toko itu menyambut baik kehadiran dirinya. Canda tawa kembali ia rasakan. Walaupun…… bukan dengan keluarganya tercinta.
2814Please respect copyright.PENANAgFHStROnBC
Ingatannya tentang Naya sempat terlupakan ketika ia menjalani hari-hari yang melelahkan dalam pelariannya. Namun sejenak ia kembali mengingatnya.
2814Please respect copyright.PENANA72UoIDmwmN
Siang ini, Tomi sedang duduk menyantap nasi bungkus yang ia beli di warung nasi dekat toko itu.
Atap asbes yang sudah pecah disana sini menjadi satu-satunya benda yang menaunginya dari terik sinar matahari.
2814Please respect copyright.PENANADq8n5D5kVi
Ia memandang sekilas kepada tas hitam yang setia menemaninya, di dalamnya terdapat sebuah telepon seluler yang entah sudah berapa lama tidak ia nyalakan.
Sejenak ia tergoda untuk menghubungi Naya. Sudah hampir dua bulan lamanya ia berkelana, entah apakah polisi masih mencarinya. Namun niat itu kembali ia urungkan.
2814Please respect copyright.PENANA37kc0t8i6X
Malam ini ia bernaung di sebuah jembatan penyebrangan. Angin berhembus. Hawa dinginnya menusuk kulit Tomi yang hanya terlindung oleh sweater tipis yang selalu ia kenakan.
Memandang ke langit berbintang adalah hobi barunya.Namun sayang, langit hari ini mendung. Tomi hanya tertunduk dan mencoba memejamkan mata.
2814Please respect copyright.PENANABRrQfylsc1
“hahaha…hahh…. mulus banget boooyyy….”
“bangsat….. bajingan kalian…. lepasin…”
“tenang manis…. lu gak akan nyesel… kita berdua akan bikin lu klepek-klepek keenakan….”
“heh monyet… jaga mulut lu ya……kalo ngak….”
“apa sayang….. kan emang ini kerjaan lu….. udahlah, jangan munafik… sekarang lu nikmatin aja kontol kita…..hahahahaha………”
2814Please respect copyright.PENANAulmWHvMSan
Percakapan itu tak sengaja didengar oleh Tomi. Ia melirik jam tangannya.
Pukul sebelas malam, ternyata ia sudah tertidur sejenak tadi.
2814Please respect copyright.PENANAsVLyAdRULC
“toloonnnnnnnggg…..”
Suara itu kembali terdengar, suara seorang wanita yang putus asa mencari pertolongan.
“gak akan ada yang nolong perek macem lu Santi…… hahahah….. Beng… lu pegangin tangannya….”
2814Please respect copyright.PENANADPU2j50eew
Tomi segera bangkit. Mencari sumber suara itu terdengar.
Ia mulai melangkah. Suara itu terdengar dari sebuah lorong gelap diantara dua gedung bertingkat yang nyaris semua lampunya telah padam.
2814Please respect copyright.PENANAvn9mPZ10Ld
“jangaaaaaaaannn…………”
Teriakan itu terdengar kembali.
Tomi mempercepat langkah kakinya. Setengah berlari, suara gaduh itu semakin dekat.
2814Please respect copyright.PENANAlDcHfrTjAF
ia berhenti ketika melihat siluet tiga orang yang sedang dalam pergumulan.
Salah satunya wanita. Tangannya kini digenggam erat oleh seseorang di belakangnya, sementara yang satu lagi meraba tubuh wanita itu dengan jari-jari tangannya sambil menyeringai kejam.
2814Please respect copyright.PENANAgfVoi7pzgs
“breeeeekkkkkk….”
Pakaian wanita itu dirobek dengan paksa oleh pria itu, kedua payudaranya kini menggantung bebas. Jari-jari tangan lelaki itu kini mulai menyentuhnya.
2814Please respect copyright.PENANAI0cXNXyzKK
“Aaaaaaaaaa………………..” wanita itu berteriak.
“hahaha….. kenapa Santi? Masa baru di grepe-grepe begini lu udah keenakan…?”
2814Please respect copyright.PENANA2NjgwVT8fL
“cuiiihhhh………”
Wanita itu meludah tepat diwajah sang pria.
2814Please respect copyright.PENANAXwpBzfcgii
“plak…………..”
“perek bangsat…… berani-beraninya lu ludahin gua haa…….. lu mau mati?? Ha???”
Tamparan itu tepat mendarat di pipi kiri wanita itu.
2814Please respect copyright.PENANA8OrbIh6aZo
Wanita itu mulai meringis dan menangis terisak.
Tomi masih memandang berkeliling. Mencari sebuah tongkat atau apapun yang bisa di jadikan senjata. Namun sayang ia tak menemukan apapun.
2814Please respect copyright.PENANAw7JCQzHNf3
Kedua pria itu tampak lebih besar dari dirinya.
Tomi berpikir sejenak, bagaimana menyelamatkan wanita itu. akhirnya ia bangkit.
2814Please respect copyright.PENANAKh34TMc5jb
“WOOOYYY………..LEPASIN….” Tomi berteriak.
Kedua pria itu menoleh kearahnya, sang wanita itu jatuh tersungkur. Kedua tangannya kini menyilang di dada menutupi payudaranya.
2814Please respect copyright.PENANAYEzdK3UTcr
“ohhh…… ada pahlawan kesiangan boyyy……..”
“hahahaaaa………bocah begini mau lawan kita? Jangan mimpi……..”
“udah ga usa lama-lama… kita habisin dulu ni bocah, baru kita garap perek itu lagi….”
2814Please respect copyright.PENANAwbpqJasxzc
Mereka melangkah maju mendekati Tomi. Tubuh mereka tidak seberapa tinggi. Tomi lebih tinggi beberapa senti dibanding mereka, namun ukuran tubuhnya sangat berbeda.
2814Please respect copyright.PENANAoprihTrjAx
Salah satu pria itu berpostur tambun, gemuk dengan perut buncit dan kepala botak. Sedangkan yang satu lagi lebih kurus, namun perutnya sama buncit dan rambutnya gimbal.
Mereka menekan kepalan tangan dengan tangan yang lain, menciptakan bunyi gemeretak dari jari-jarinya.
2814Please respect copyright.PENANAn1PUsvtt2B
Tomi sudah siap dengan semua kemungkinan. Tubuhnya sangat lelah karena seharian bekerja, ia tak tahu apakah ia dapat menang melawan mereka dengan keadaan seperti ini.
Ia mengangkat kedua tangannya kedepan dengan posisi kepalan tangan terbuka, siap untuk menangkis semua serangan yang dilancarkan kepadanya.
2814Please respect copyright.PENANAQBC2hPb41o
Melawan secara langsung kepada dua orang dengan postur tubuh lebih besar bukanlah pilihan bagus. Ia memilih untuk melawan dengan posisi bertahan.
2814Please respect copyright.PENANA4IphANArlV
“MATI LO BOCAAAHH…..” pria tambun itu melancarkan tinju dengan tangan kanannya.
Tomi berkelit ke kiri, meraih tangan pria itu dan menariknya ke belakang.
2814Please respect copyright.PENANAmkVRVNmqN1
“Duuuunnnggg…”
Pria itu terungkur menghantam drum bekas yang berada di sebelah dinding karena momentum berat badannya yang tidak seimbang. Sementara pria yang lebih kurus mencoba menyerang Tomi.
2814Please respect copyright.PENANA1EwjbflBJf
Jangkauan tangan pria itu memang tak sejauh Tomi, namun gerakan tangannya cukup cepat karena lengannya yang tak seberapa besar.
2814Please respect copyright.PENANAVaYNfncn2K
Tomi berusaha menangkis serangan-serangan itu. salah satu pukulan itu mengenai bahunya, namun Tomi segera membalas dengan menyarangkan tinjunya ke wajah pria itu.
2814Please respect copyright.PENANAfrhLTPzOfj
“duugggg……..”
Pria itu jatuh terjerembab dengan rahang yang berdarah. Salah satu giginya patah, namun Tomi juga merasakan sakit di kepalan tangannya yang beradu dengan mulut pria itu.
2814Please respect copyright.PENANAHSC6KcWE5F
Buku-buku kepalan Tomi mengeluarkan darah kulitnya robek sedikit.
2814Please respect copyright.PENANAKw3DJVIIQb
Wanita itu memandang ngeri melihat ketiga laki-laki yang sedang berkelahi itu.
Bibirnya gemetaran, airmatanya mengalir lebih deras dari sebelumnya.
2814Please respect copyright.PENANA8DWA1xQv3B
Pria tambun itu kebali bangkit. Ia menerjang Tomi dengan tubuhnya.
Tomi terhuyung kebelakang dan membentur tembok keras yang dingin.
2814Please respect copyright.PENANACIkhenjvP5
Dengan dahinya Tomi menghantam wajah pria itu.
Pria itu terhuyung kebelakang, kemudian dengan sekuat tenaga Tomi mengayunkan kakinya kearah kepala pria itu.
2814Please respect copyright.PENANAkNFg1n9qb4
“DAAAAKKKKK…..”
Sebuah hantaman keras membuat tubuh pria itu melayang sejauh satu meter. Ia jatuh terjerembab sampai berguling-guling.
2814Please respect copyright.PENANA5Mc4KC3rPC
Pria itu tidak bangkit lagi, hanya memegangi lehernya yang terasa sangat sakit karena beradu dengan ayunan kaki kanan Tomi.
2814Please respect copyright.PENANA3qYQoVohxO
Perhatian Tomi kini beralih kepada pria yang rahangnya berdarah.
Ia berjalan pelan mendekati pria itu.
2814Please respect copyright.PENANAJowPwDg0fg
Pria itu mundur perlahan, seperti takut untuk melawan.
2814Please respect copyright.PENANAb7libj5PpV
Tomi melesat maju, ia menyarangkan pukulan tangan kirinya di rusuk pria itu.
“Aaaaaaaaghghhh….” pria itu tertunduk seketika.
2814Please respect copyright.PENANA8hlYrhKku8
Lalu dengan tangan kanannya Tomi mengakhiri perkelahian itu.
Sebuah pukulan sekuat tenaga ia sarangkan lagi di wajah pria itu.
2814Please respect copyright.PENANA6gXWJQmBPk
“Duuuuugg….”
Pria itu jatuh terjerembab. Wajahnya membentur semen yang menjadi tempat mereka berpijak.
Kepala pria itu kini mengeluarkan darah yang menetes. Ia tidak bangkit lagi.
2814Please respect copyright.PENANAKHar62Sjrl
“hmmm….. banyak juga duit lu bocah…. oke lu bisa ambil cewe itu.. hahahaha…. gua udah dapet yang lebih bagus….”
2814Please respect copyright.PENANAH9uHLizRN3
Mata Tomi terbelalak melihat pria tambun itu sudah berdiri menggengam dompetnya.
Seketika itu ia meraba saku celananya. Benar saja dompet itu tak ada disana, mungkin dompet itu terjatuh ketika mereka berkelahi tadi.
2814Please respect copyright.PENANAJzhGeDTjk0
Seluruh uang yang ada didalamnya kini berpindah tangan, digenggam kasar oleh pria tambun itu. Uang hasil kerja kerasnya.
2814Please respect copyright.PENANA8qu0hCVPlo
“ANJING…. BALIKIN DUIT GUA….” Tomi berteriak.
Namun pria tambun itu melemparkan dompet Tomi jauh-jauh dan ia lari ke arah sebaliknya.
2814Please respect copyright.PENANAjalTHRbnO8
Dompet atau uang…. dompet atau uang……
2814Please respect copyright.PENANA2RHOxVVQmB
Pilihan itu sangat sulit, mengingat di dompet itu terdapat kartu ATM yang berisi tabungannya.
Akhirnya ia memilih mengambil dompetnya.
2814Please respect copyright.PENANAGPA6BjtxSC
Tomi menoleh kearah wanita yang ditolongnya itu. ia cantik, kulitnya putih bersih, tingginya kira-kira sebahu Tomi.
Ia berjalan berlahan kepada wanita itu sambil melepaskan sweaternya.
2814Please respect copyright.PENANAirkiCJiYbv
“nih mbak… pake aja dulu, baju mbak robek-robek……”
Tomi menyerahkan sweaternya kepada wanita itu.
2814Please respect copyright.PENANAUb55TVF7uD
“emmm…. emang agak bau sih mbak…. soalnya gak pernah dicuci… maklum, saya gelandangan….”
Wanita itu mengulurkan tangan menerima pemberian Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAJ8FZv5T2mr
Sweater itu ia kenakan sementara Tomi memeriksa tubuh pria yang masih terbaring dengan kepala berdarah.
2814Please respect copyright.PENANA6M1H0pdse3
“Cuma pingsan…. ayo mbak.. saya anter pulang… sudah malam, bahaya cewek jalan sendirian” kata Tomi.
Wanita itu tetap membisu tak menjawab, ia hanya mengangguk.
2814Please respect copyright.PENANAfKVlIVp7hN
Dalam perjalanan, wanita itu tetap tak mengucapkan sepatah kata pun. Mungkin masih shock akibat insiden yang menimpanya.
2814Please respect copyright.PENANASaeLevVZLa
Setelah lima belas menit berjalan kaki, wanita itu mulai bicara.
“makasih ya mas…. kalo gak ada mas, mungkin saya udah diperkosa sama mereka…”
“ohhh gapapa mbak, udah kewajiban saya nolong…. ngomong-ngomong mbak kenal sama mereka?”
Wanita itu mengangguk.
“oh iya…. kenalin, saya ummm Andre…..” Tomi mencoba berbohong. Ia tak ingin ada yang mengenal nama aslinya, karena nama Andre itulah yang juga diketahui oleh teman-temannya di toko beras.
“Santi…..” mereka berjabat tangan.
2814Please respect copyright.PENANAL2YYwH9uvZ
“aaaawwwwwww………” Tomi memekik.
“aduh… kenapa mas?”
“emmm… ngak… gak apa-apa.. Cuma lecet…”
“mana sini saya liat……..”
2814Please respect copyright.PENANAcmcNnz4Q5F
Wanita itu meraih telapak tangan Tomi. Di punggung tangan itu terdapat luka robek yang cukup besar dan dalam, tampaknya diperoleh Tomi ketika meninju rahang pria itu.
“tangan mas berdarah……” ucap wanita itu lirih.
“alahhh…. biasa kok.. Cuma luka kecil….” kata Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAfIW4Cy5Kky
“nanti… saya obatin dulu dirumah saya ya mas….”
“ohhh gak usah.. udah…… gak apa-apa kok mbak…”
“jangan mas….. anggap aja saya balas budi…. yang bisa saya lakuin gak seberapa dibanding pertolongan mas…..” kata wanita itu.
“beneran mbak ngak apa-apa….”
“kalo saya maksa???”
2814Please respect copyright.PENANANWku4YEB6H
‘aduh……… jadi tengsin gua…. mana di mbak cakep banget lagi…..hadehhh……..’
“mmm… yaudah mbak……..”
Wanita itu tersenyum tipis. Manis sekali senyumnya, sedari tadi Tomi belum melihat wanita itu tersenyum.
2814Please respect copyright.PENANAz5vGv9eR9M
Setengah jam mereka berjalan.
Langkah kaki mereka bergulir menuju sebuah gang yang didalamnya terdapat kontrakan berderet yang agak kumuh.
2814Please respect copyright.PENANAHzfigFFqQm
Pintu kontrakan itu terbuka. Hanya ada satu kamar di dalamnya, dapur, ruang tidur, ruang tamu, semua menjadi satu. Hanya kamar mandi kecil berukuran 1×1 meter yang terlihat disekat. Dinding-dinding ruang kamar itu sudah mulai berjamur, catnya mengelupas, dan plafonnya juga sudah bolong disana-sini.
2814Please respect copyright.PENANAgjGHT01nn2
“rumah saya jelek mas…. jangan malu ya…”
“halah mbakk….. masi untung punya tempat tinggal… saya tuh kalo gak di kolong jembatan, ya di emperan toko tidurnya….”
“ahhh… bohong…. masa cowo seganteng mas….ups…”
2814Please respect copyright.PENANAQB0r1R5O2O
Mereka tiba-tiba diam seribu bahasa.
“eeeeehhh..emm….. mau minum apa mas? Biar aku buatin… mas pasti haus…” kata Santi gelagapan.
“ohhh..emm…ahhh iya mbak… air putih aja… jangan repot-repot…” Tomi pun tak kalah salah tingkah dibuatnya.
2814Please respect copyright.PENANABPsxJLfviz
Santi mengambil gelas dan menuangkan air dari ceret allumunium berwarna kuning.
Kemudian air itu disodorkan kepada Tomi.
2814Please respect copyright.PENANADyvUt0zxZk
“minum dulu mas Andre….” ucapnya.
Santi segera bangkit dan membelakangi Tomi. Sweater lusuh itu ia lepaskan, lalu ia letakkan kedalam ember yang berisi air.
2814Please respect copyright.PENANAMChEZ1aujN
“ehh mbak….. sweaternya kok dibasahin….”
“ohhh…. biar saya cuciin dulu mas…. udah kotor banget, biar kalo mas mau pergi besok pagi udah bersih…..”
“yaaahh…jangan mbak… gak usah repot-repot….. tadinya saya mau pergi sekarang…”
2814Please respect copyright.PENANAsKnR3VwVwz
Santi menoleh tanpa membalikkan badannya.
“yahhhh….. maaf mas uda terlanjur basah nih…. aduh… maaf banget mas…”
“yaudah mbak gak apa-apa… nanti biar saya peres aja….”
“udah mas nginep aja dulu disini…. jangan sungkan….”
“ihhh mbak…. gak enak lah…. nanti kalo diliat tetangga mbak, bisa salah paham…”
2814Please respect copyright.PENANAYfPZl0ccxX
Santi mengambil handuk dan melilitkan ketubuhnya yang terbalut pakaian robek.
Ia meraih ember tempat sweater Tomi lalu membawanya masuk kedalam kamar mandi.
2814Please respect copyright.PENANA3VJVOzcwVT
“mas Andre tenang aja….. tetangga di sini semuanya temen saya….mereka malah lebih sering bawa lelaki”
“mm…maksudnya……”
2814Please respect copyright.PENANAwTUi5LYABI
“klek….”
Pintu kamar mandi itu menutup.
2814Please respect copyright.PENANAzvzKxl71sa
“yah…. mas mungkin tadi udah dengar dari dua orang itu…. saya ini dulunya pelacur…”
Santi berbicara dari dalam kamar mandi yang bagian atasnya tidak sepenuhnya tertutup. Tembok kamar mandi itu hanya setinggi dua meter, menyisakan ruang setengah meter di atasnya yang menyatu dengan ruang utama.
2814Please respect copyright.PENANAPRSQQoSCGp
“umm…. maaf mbak.. bukan maksud saya nyinggung masalah itu….”
“mas malu ya….. kalo pagi-pagi keluar dari rumah pelacur….” ucap Santi lembut sambil mengguyur tubuhnya dengan air.
2814Please respect copyright.PENANA71Cd0z9XZ0
“ihhhh mbak… jangan pake kata-kata itu ahh…. gak enak di dengarnya…”
“kata-kata yang mana?”
“ituu……….” Tomi mulai gemas.
“pelacur…??”
“SSssssshhhhhh….. masih aja disebut ah…. jangan gitu mbak…”
“ohhh… hihihi….. tapi itu kan kenyataannya… dulu saya memang cewe kayak begitu…. tapi sekarang udah ngak….”
“ohhh….. bagus kalo gitu mbak…..sekarang kerja dimana?”
“jadi pelayan warung pecel lele…”
“ohhh.. pantesan pulangnya malem…”
2814Please respect copyright.PENANAtCMhnhgrDY
“byurrr…byurrr…”
Siraman demi siraman terdengar. Mereka masih melanjutkan percakapan mereka.
2814Please respect copyright.PENANA951ouBRMxD
Tak lama, Santi keluar dari kamar mandi. Handuk biru itu melilit tubuhnya yang langsing.
Sangat indah…..sangat sexy…. semok…..ahhhh…. pesona itu…oooohhhh
2814Please respect copyright.PENANADec6a50a6B
‘stoooppppp……….. jangan berpikir yang ngak-ngak, tenang Tom tenang….’ batin Tomi. Seketika penis Tomi mulai menegang melihat pemandangan itu. membuat ukuran celananya seakan mengecil dua nomor.
2814Please respect copyright.PENANAD1ZIarE7ev
Butir-butir air yang masih menempel di kulitnya yang putih bersih, tanpa noda sedikit pun. Rambut hitamnya yang tergerai lembut di bahunya. Wajahnya yang begitu cantik ketika mata wanita itu terpejam.
2814Please respect copyright.PENANA2u9Lf5JcSA
‘sss….sstoooopp…stooppp…….. alamak….kenapa jadi keras begini…’
Keringat dingin mulai keluar di tengkuknya. Desir nafsu yang sudah hampir dua bulan ia pendam kini meluap-luap.
2814Please respect copyright.PENANAB8MGmVEKtq
“kenapa mas?”
“engg….engak-engak…. udah mbak pake baju dulu… gerah saya liatnya…”
“ohhh..hahaha….. kirain apa… mas kalo mau mandi, pake aja kamar mandinya…”
“b-boleh mbak?”
“ya boleh lah…. masa mandi aja gak boleh…”
2814Please respect copyright.PENANABbZoGmycE8
‘hufff……. selamet… ini si junior udah berontak..’
Tomi hanya tersenyum. Ia kini mengaduk-aduk tas hitamnya. Mencari sehelai baju yang masih bersih untuk ia pakai.
2814Please respect copyright.PENANAOTB8cgSUhU
Tomi memang jarang mengganti baju walaupun ia mandi setiap hari di WC umum.
Maklum lah… ia hanya memiliki tiga stel baju yang ia bawa di dalam tas itu. hanya satu kali seminggu ia mencuci baju-bajunya yang sudah kotor. ‘hemat sabun’ pikirnya.
2814Please respect copyright.PENANANNyLj8BgCY
Ia melangkah, meninggalkan Santi yang tubuhnya masih terbalut handuk. Santi saat itu sedang mencari-cari pakaian untuk ia kenakan dari dalam lemari kecil sehingga ia harus membungkuk membelakangi Tomi yang lewat.
2814Please respect copyright.PENANA8CmZmJsp3s
‘what a damn ass…….’ batin Tomi.
Ia menggelengkan kepalanya cepat-cepat. Berusaha membuang jauh-jauh pikiran kotor yang sedari tadi hinggap dalam angannya.
2814Please respect copyright.PENANA6jAsUPZxbC
“crekk..”
pintu kamar mandi yang terbuat dari alumunium itu tertutup.
2814Please respect copyright.PENANAqDIeQmiejm
Kini Tomi sudah berada di dalam ruang sempit itu. sebuah ember diletakkan di atas sebuah WC jongkok. Tempatnya berdiri sungguh sempit sekali. WC itu memakan setengah ruang yang terdapat didalamnya.
Dinding-dinding kamar mandi itu jauh lebih buruk dari tembok yang berada diruang utama. Tak hanya jamur, namun juga lumut hijau tebal menyelimuti sudut-sudutnya. Berbeda sekali dengan kamar mandi dirumah mewahnya dulu.
2814Please respect copyright.PENANAs2WypGlDfw
Ia segera menanggalkan pakaiannya satu persatu, lalu ia sangkutkan di deretan paku yang menancap di dinding.
2814Please respect copyright.PENANATGlKbWqil5
“byurrrrr……..byuurrr……”
Air yang menyiram tubuhnya terasa begitu dingin. Mengingat saat itu sudah lewat tengah malam. ‘juniornya’ yang sedari tadi tegak menjulang, kini meringkuk lesu kedinginan.
2814Please respect copyright.PENANAC4pzCGbfxS
‘akhirnya……. tenang juga nih si Tomi jr.’
2814Please respect copyright.PENANAnpPz0E1QlW
Dinginnya air membuat Tomi tak ingin berlama-lama didalam kamar mandi. Ia segera menyelesaikan mandinya dan mengenakan pakaian kembali.
Kali ini Tomi mengenakan kaus putih yang sebenarnya sudah tidak putih lagi. Beberapa bercak noda terlihat disana sini karena ia pakai bekerja.
2814Please respect copyright.PENANA5ZzgFkBnSh
Ia melangkah keluar kamar mandi. Badannya bergetar, ia menggigil kedinginan.
Seandainya saja sweaternya tidak basah, mungkin ia akan kembali mengenakan sweater bau itu agar tidak kedinginan.
2814Please respect copyright.PENANAG5YWxqWPad
“dingin ya mas airnya?”
‘Damn shit…. baju tidurnya…… my god, she’s damn sexy’
Darah di kepala Tomi mulai berdesir kembali. Dipandangan matanya, Santi kini mengenakan dress tanpa lengan berwarna pink yang cukup tipis, sehingga mata tomi dapat menerawang dan melihat pakaian dalam yang dikenakan oleh Santi.
2814Please respect copyright.PENANAZpxg8Cw2Fl
“i-iya….brrrrr…… gak biasa mandi malem soalnya”
“ohhh…..sini, duduk samping Santi biar ‘anget’…”
“ehh…. iiiisshhh… mbak jangan gitu ah… gak enak saya…”
“hihihi…. kenapa? Takut digodain sama aku ya?”
“bukan gitu….hiiiiii dingin banget……….” Tomi mendekapkan kedua tangannya merapat, mencoba mengumpulkan sisa-sisa kehangatan diri yang masih melekat.
2814Please respect copyright.PENANAwAJ8Q1PFsb
“udah mas gak usah malu-malu gitu… kan kita Cuma ‘berdua’……”
“justru itu…… saya…emm….. takut hilang kontrol…hahahahaha….”
“udah gak usah segitunya…. sini…” Santi menepuk kasur kapuk tempatnya duduk.
2814Please respect copyright.PENANA2wO4cJrVsZ
Dengan senang hati… ehh…… dengan berat hati Tomi akhirnya menurut.
Mereka kini duduk bersebelahan. Santi mengambil selembar selimut untuk menutupi sebagian tubuh mereka.
2814Please respect copyright.PENANAX9s9Gio456
“mbak tinggal sendirian? Keluarga mbak kemana?”
“ha.?? Ohhh…. pada mencar-mencar semua mas…. kalo orang tua udah ngak ada…”
“ups… maaf mbak.. ngak maksud…”
“iya…udah ga usah minta maaf segala…..”
“kamu sendiri kenapa hidup gak karuan gini?”
2814Please respect copyright.PENANAvzXecZOP2S
Mereka mulai bercakap-cakap membicarakan tentang diri mereka. Tomi menceritakan cerita bohong bahwa ia kabur dari rumah, seperti biasa. Sedangkan Santi mulai bercerita tentang dirinya.
2814Please respect copyright.PENANAd7jshv2w16
Ia lahir dalam keluarga yang serba kekurangan, ayahnya sudah meninggal sejak ia masih berumur lima tahun, sejak itu ibunya menjadi tulang punggung keluarga. Menghidupi keluarga yang terdiri dari satu ibu dan tiga orang anak.
2814Please respect copyright.PENANAHAC3Dm5prW
Santi adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang semuanya adalah perempuan.
Kehidupan mereka sebelumnya sangat normal. Walaupun terbentur berbagai keterbatasan, namun semuanya cukup normal. Mereka bisa makan, Santi dan adik-adiknya bisa bersekolah. Bereka bahagia. Sampai suatu hari, ibu Santi sakit keras.
2814Please respect copyright.PENANAGGj6HPdhI5
Saat itu Santi baru saja lulus dari bangku SMA.
Tabungan yang selama ini dikumpulkan oleh ibunya, seketika itu ludes. Habis tak bersisa untuk biaya pengobatan (lhooo kok kayak agen asuransi ini narasinya… hadehhh).
Keharusan untuk tetap bertahan hidup, untuk membiayai pengobatan ibu dan biaya sekolah adik-adiknya kini menjadi beban yang dipikul oleh gadis berumur 18 tahun saat itu.
Ia segera mencari pekerjaan kesana-kemari.
2814Please respect copyright.PENANAKfgzLdoIe0
Sampai pada suatu hari, Santi memutuskan untuk ‘menjual diri’.
Saat itu Santi sedang bekerja di sebuah agen sembako. Pekerjaan itu dijalaninya dengan ikhlas, walaupun memang hasilnya sangat pas-pasan. Pengobatan ibunya terhenti. Ibunya memberi amanat untuk mendahulukan pendidikan kedua adiknya.
Dilanda stress yang mendalam, bos pemilik agen itu menawarkan bantuan.
Santi dijanjikan akan diberi uang sebesar sepuluh juta rupiah, dengan syarat…. memberikan keperawanannya.
2814Please respect copyright.PENANAImQ1lOcvAg
Sejak saat itulah kehidupan Santi berubah, ia lebih suka menjajakan tubuhnya demi mendapatkan uang.
2814Please respect copyright.PENANAwks3DxStWb
Air mata mulai membasahi wajahnya yang sembab. Tampak berat sekali bagi Santi untuk menguak luka masa lalunya itu. sungguh kenyataan yang tak bisa disesali, bahwa setelah ia memiliki banyak uang, ternyata ibunya juga tak dapat tertolong.
2814Please respect copyright.PENANAUCRDICAN08
Tomi menggengam jemari Santi untuk sekedar menenangkan wanita itu dari kelamnya kenangan masa lalu.
2814Please respect copyright.PENANAFdnfwszje2
Genggaman itu dibalas dengan kuat oleh Santi.
Wanita itu merapatkan tubuhnya kepada Tomi. Menyandarkan kepalanya dipundak seorang laki-laki yang baru ia kenal.
2814Please respect copyright.PENANApAqZulK7U4
Tomi tak kuasa menolak. Ia menaruh simpati yang besar kepada Santi yang kini sudah terlepas dari belenggu prostitusi dan kembali ke jalan yang lebih baik.
2814Please respect copyright.PENANAyKqAOJhbS6
Harum aroma rambut Santi merebak. Memanjakan hidung pria manapun yang mencium aroma itu. Tomi membelai rambut wanita yang masih terisak di bahunya.
Lengan Santi kini memeluk perut Tomi. Entah mencari kehangatan di tengah udara dingin, ataukah mencari sebuah ketenangan dalam lindungan sesosok mahkluk bernama laki-laki.
2814Please respect copyright.PENANA9MRNnJlzB3
Isak tangisnya mulai mereda. Namun dekapan tangan Santi semakin erat memeluk tubuh Tomi.
‘ohh god…….. her breast…”
2814Please respect copyright.PENANA428nxjhCHh
Pikiran Tomi mulai melayang-layang entah kemana.
Hangatnya tubuh Santi yang mendekapnya erat membuat penisnya kembali berdiri.
2814Please respect copyright.PENANAIVMrmgwXvK
Santi mendongak, memandang wajah laki-laki yang sedang di dekapnya erat-erat.
Pandangan mereka bertemu.
2814Please respect copyright.PENANAq03uHEmh21
‘lepasin mata gueee……..lepasin mata gue……….’
Aroma nafasnya begitu menggairahkan. Tomi dapat dengan jelas mencium aroma pasta gigi yang digunakan oleh Santi. Aromanya segar, menggugah selera.
2814Please respect copyright.PENANAowqn6BEWm5
Kedua bibir mereka semakin dekat. Hangat nafas itu kini dapat Tomi rasakan dengan jelas. Kembusannya, aromanya. Bibir mereka kini hanya satu milimeter jauhnya.
2814Please respect copyright.PENANAdnraycFRHM
Semakin dekat…… akhirnya bibir mereka bersentuhan satu sama lain.
Dilanda nafsu yang memuncak, Tomi dengan kesadarannya yang masih tersisa, sekuat tenaga berusaha melawan gejolak birahi yang menguasai pikirannya.
2814Please respect copyright.PENANAKM2yHRlDnR
Lengan Santi yang mendekap erat pinggan Tomi, entah kapan sudah berada di pundaknya.
Kedua bibir mereka kini berhimpitan. Santi mengeluarkan lidahnya, menyapu bibir Tomi dengan sebuah jilatan penuh makna.
2814Please respect copyright.PENANAuCJjDRhDxF
‘what everr……….damn she’s so sexy….’
Tomi membalas dengan menjilat lembut bibir Santi bagian atas. Lidah mereka kini bertemu, berdansa dalam tarian yang seakan tak akan berakhir.
2814Please respect copyright.PENANAipkX8ly5FE
Perlahan, posisi mereka mulai berubah. Dengan tangan yang merangkul leher Tomi, Santi menarik dirinya merebah, menghempaskan tubuh Tomi dalam lembah kenikmatan dekapan seorang wanita.
2814Please respect copyright.PENANAGLtatotYmG
Payudara Santi yang cukup besar itu kini menghimpit dada Tomi.
Santi membuka pahanya lebar-lebar, membiarkan tubuh Tomi merapat lebih dekat. Ia menjepit pinggang Tomi dengan kedua pahanya, sementara ciuman mereka semakin memanas.
2814Please respect copyright.PENANATnZsNiXQsS
Dengan sebelah tangan, Tomi membelai rambut Santi. Memberi khayalan akan kenikmatan yang sekarang membuai angan wanita itu terbang menjauh.
2814Please respect copyright.PENANATbZTK5FUW5
Sapuan lidah Tomi kini merambah lehernya yang jenjang.
Kulit Santi yang putih bersih membuat nafsu Tomi makin memuncak.
2814Please respect copyright.PENANAmGXFcTfX7A
Ia bagai terhipnotis oleh bayangan erotis yang memenuhi otaknya.
“mmmmmmhhhhhh……….” Santi melenguh pelan. Sapuan lidah itu mengenai bagian dirinya paling sensitiv. Lidah Tomi kini menyapu bagian bawah telinganya.
2814Please respect copyright.PENANATJin1EPdoJ
Kedua tangan Santi kini menyelusup dibawah kaus putih yang dikenakan Tomi. Membelai lembut punggung laki-laki itu. Desir aliran darah dirasakan oleh Tomi. Ciumannya kini menuruni leher jenjang wang wanita yang dimabuk asmara.
2814Please respect copyright.PENANAVjMqvfWSa9
Perlahan sapi pasti, tiap inci lekuk dada wanita itu tak ada yang luput dari sapuan lidah Tomi.
Mata Santi terpejam. Ruangan itu kini dipenuhi oleh aroma birahi dari kedua insan yang sedang mabuk asmara. Asmara sesaat, namun cukup untuk menaikkan suhu ruangan itu beberapa derajat.
2814Please respect copyright.PENANAJit97NL2OO
Dengan kedua tangannya, Santi menarik kaus putih yang dipakai Tomi melewati kepalanya.
Memamerkan dada Tomi yang kini mulai berotot, perutnya yang mulai kekar. Santi merasakan dengan seksama, tiap inci lekuk tubuh lawan mainnya itu.
2814Please respect copyright.PENANAVzwVBOa1cQ
“mmmhh…mas….” ia menggumam, Santi kini menggigit bibir bagian bawahnya yang berwarna merah muda.
2814Please respect copyright.PENANAPzLF3qWQMs
Tak mau kalah. Jemari Tomi kini menjelajahi lekuk tubuh sang wanita. Menenterpresikan gambaran akan indahnya bentuk tubuh ideal seorang wanita. Rabaan itu kini mengusap lembut bongkahan payudara yang tak sanggup ia genggam.
2814Please respect copyright.PENANAqlwRehaGay
Santi mengambil alih dominasi permainan. Tanpa dikomando ia melepaskan gaun tidur tipis yang ia kenakan. Lekuk tubuhnya kini hanya terhalang oleh bra dan celana dalam minim yang masih melekat.
2814Please respect copyright.PENANAaeVKKBRfvc
Tomi kembali memeluk wanita itu. menyelusupkan jemarinya diantara kasur dan punggung sang gadis. Dengan cekatan, jemari itu melepas kait bra yang dikenakan Santi dengan mudah.
Perlahan, Tomi menarik ambang batas yang menghalangi wajahnya dengan bongkahan payudara utuh milik Santi.
2814Please respect copyright.PENANA9jI8lfb5zC
Sapuan lidah Tomi semakin liar. Seakan lapar akan lekuk tubuh wanita.
Ia melahap bongkahan payudara itu dengan rakus. Dimulai dari kedua sisinya, memutar sampai ke atas, dan berakhir pada tonjolan kecil berwarna senada dengan bibir Santi.
2814Please respect copyright.PENANArEByfTmbno
Lidah Tomi seakan menemukan cinta sejatinya, ia melumat habis puting payudara yang mengeras itu. jilatan, hisapan, kuluman, bahkan gigitan kecil, semua yang dapat Tomi lakukan telah ia laksanakan.
2814Please respect copyright.PENANA61wF1f59aw
“hhhhaaaaaahh…aaaaaaahhhhh…..mas Andre…Aaaaahhhh”
Santi memanggil pria yang ia kenal dengan nama itu.
2814Please respect copyright.PENANAfa6tyT0VMr
Cukup lama bermain diatas bukit kembar itu, lidahnya kini menjelajah kebagian bawah tubuh Santi. Mengeksplorasi tiap jengkal tubuh yang sebentar lagi akan memberinya kenikmatan.
2814Please respect copyright.PENANAtXUBxxZUbE
Dengan kedua tangannya Tomi menarik dengan lembut celana dalam yang dikenakan Santi. Lipatan vagina berwarna kemerahan yang jarang ditumbuhi rambut itu siap menerima apapun yang dilakukan oleh Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAKjKvJbD4A1
Tomi memulai kembali aksinya dengan gerakan yang lembut. Lidahnya tanpa sifat agresif menjelajahi lipatan-lipatan vagina Santi. Seakan membalik halaman buku dengan jari, lidah Tomi menyeruak masuk diantara lipatan vagina itu, menari-nari diatas titik super sensitiv dari diri seorang wanita.
2814Please respect copyright.PENANAyzY3JdaNg4
“AaaaaaaHhhhh… mas….Aaaahh….enak mas……Teeruuuuss….MMMmmmhhh..”
Jemari tangan Tomi mulai bergerak, menyusuri tubuh Santi bagian samping, mulai dari pinggang, rusuknya, hingga ketiaknya.
2814Please respect copyright.PENANAl62oj5GhV0
Santi mengarahkan kedua tangannya keatas. Memberi jalan kepada sepasang tangan yang memberinya kenikmatan. Jemari Tomi kini mendarat kembali diatas bukit kembar yang sudah mengacung.
2814Please respect copyright.PENANAM1BM4ERn3V
‘empukk gila…….kenyal………mmmmmhhhhh………’
Dengan gemas, Tomi memainkan puting payudara Santi dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. Puting itu terselip rapat diantara sepasang jari yang mulai memilin dan menghimpitnya. Sementara telapak tangan Tomi menikmati tiap detik kelembutan yang dirasakan kulit tangannya yang kini agak kasar.
2814Please respect copyright.PENANA2234A39s7Y
Santi mendekap sepasang tangan Tomi dengan kedua tangannya. Membimbing jemari Tomi untuk meremas lebih kuat, lebih kasar, lebih liar.
2814Please respect copyright.PENANAKjjpPMTHWE
“Aaaaahhhh…Aaaaaaaaahhhh…..mmhhaaaassss….Aaa aahhh….”
Kelopak mata santi terpejam erat. Tekanan pada punggung tangan Tomi semakin menguat.
2814Please respect copyright.PENANAO7Wbo8YzCa
“AAAAaaaaaaakkhh………….aaaaaahhhhhhh”
Tiba-tiba kepala Tomi dijepit kuat oleh kedua paha Santi. Menandakan orgasme pertama wanita itu telah diraihnya.
2814Please respect copyright.PENANAt3RTf6LdXr
“m-masss…. nakal yahh….. bikin aku keenakan….”
Santi kini telah membuka mata. Menatap wajah Tomi lekat-lekat.
2814Please respect copyright.PENANAdJYVHQoYZp
Cairan kenikmatan yang menyembur dari vaginanya kini membasahi bibir Tomi.
Santi mengulurkan tangan, ia bangkit. Telapak tangan lembut itu menyentuh pipi kiri Tomi. Santi mendekatkan wajahnya dan mulai menjilati cairan vaginanya yang tersisa di wajah Tomi.
2814Please respect copyright.PENANAlAHDgvQ5Ls
Lidah kedua insan itu kembali bertautan, sementara jemari tangan Santi mulai meraba tonggak kejantanan milik Tomi. Dengan cekatan ia melepaskan mahkluk buas itu dari sangkarnya.
2814Please respect copyright.PENANAaJ4weKASvm
Daging kenyal itu kini menjelma menjadi tiang pancang nan kokoh.…
2814Please respect copyright.PENANAlp0TzHFxBY
2814Please respect copyright.PENANAQd7oi9AzSr