Hope
Seakan tak ada tanah untuk dipijak, tak ada udara untuk dihirup.
Nyawa, entah apa yang masih menahannya melekat pada tubuhnya. Secercah harapankah? Sayangnya bukan itu yang terbesit dalam pikirannya saat ini.
3567Please respect copyright.PENANAZUfBfOd62y
Matahari terik mempertontonkan kegagahannya menyinari jalan-jalan diantara tingginya gedung yang menjulang. Tembok abu-abu pekat itu kini menggantikan rimbunnya pepohonan hijau yang “dulu” sempat ada di tanah ini. Rerumputan telah berganti menjadi aspal hitam sejauh mata memandang.
3567Please respect copyright.PENANADcQD1AqBmm
3567Please respect copyright.PENANAxNrcl7ZAC9
Yah… apa mau dikata. Kota ini sudah dikuasai oleh orang-orang ‘berkantung tebal’. Entah sampai kapan mereka akan puas menyingkirkan warna hijau dari tempat yang dulunya dikenal sebagai lembah yang subur itu.
3567Please respect copyright.PENANAw963A0Hc66
Sungai yang mengalir beriak, kini telah berubah menjadi kubangan hitam tak mengalir.
3567Please respect copyright.PENANATstVWVLvOc
Ironis memang, perubahan besar itu diperuntukkan demi kenyamanan penduduk kota yang bergelimang harta. Namun, apa nyamannya hidup dengan pemandangan abu-abu setiap kali kau mengejapkan mata?.
3567Please respect copyright.PENANA1EPwzJY1oq
Tomi hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia duduk di bawah naungan bayang-bayang jembatan penyebrangan. Kepada siapa ia bisa mengeluh? Ia hanya seorang rakyat jelata dimata para konglomerat itu.
3567Please respect copyright.PENANAdzaBLDIfBG
Angin bertiup, menerbangkan debu pekat kearah orang-orang yang berlalu lalang. Hanya sedikit dari mereka yang tak mengenakan menutup hidung dan mulut berwarna putih. Yah…. Tomi adalah salah satu dari sedikit orang tersebut.
3567Please respect copyright.PENANArKyWnyYsWG
Tomi masih menikmati sepotong roti yang digenggamnya, sekalipun debu yang berterbangan itu tak sedikit yang hinggap pada roti itu.
3567Please respect copyright.PENANAUwCxPdPbwc
Tak ada bedanya, pikirnya. Toh ia mendapatkan roti itu dengan memungutnya dari tempat sampah. Well… kamu gak salah baca kok. Tomi memang memungut roti yang dibuang oleh seorang anak ke tempat sampah di samping tempatnya duduk.
3567Please respect copyright.PENANAzhR971wRJO
Sorot mata penuh rasa jijik tak hentinya memandang Tomi. Pemuda setinggi 180cm itu benar-benar kumal. Yang ia kenakan dibadannya hampir tak dapat disebut sebagai sebuah pakaian. Kaus putih itu telah terkena banyak sekali noda sehingga warnanya berubah menjadi cokelat tua keabu-abuan.
3567Please respect copyright.PENANAbHG6iAlXAN
Mungkin hanya nasib yang bisa menjawab. Mengapa seorang sarjana teknik seperti dirinya harus berkubang pada hidup yang serba kekurangan. Hanya sebuah telepon selulerlah harta satu-satunya. Ia tak punya uang sepeserpun, tak punya tempat berteduh, tak punya arah tujuan, tak punya teman… yah setidaknya sampai dua bulan yang lalu.
3567Please respect copyright.PENANA1Hq0EXlxMS
*Two months ago………………..
3567Please respect copyright.PENANAIpXZuvxOZo
Matahari sudah kembali ke peraduannya tiga jam lalu. Kini udara dingin malam sudah merebak. Kegelapan menyelimuti langit malam yang bertabur bintang.
Malam itu sungguh cerah, dengan bulan sabit yang bersinar temaram.
3567Please respect copyright.PENANAYlkdIhliqY
Sesosok pemuda sedang menghisap rokok dipelataran sebuah mall. Ia sendirian, hanya berteman telepon seluler yang sedari tadi digenggamnya.
3567Please respect copyright.PENANAQehxM9KVQ5
“Tom… makan malem dulu yuk sebelum pulang” seorang gadis berparas cantik itu menyapa Tomi dengan akrab ketika ia melangkah mendekati pemuda itu.
3567Please respect copyright.PENANAHc5vvljrmJ
“telat lu… gue uda makan tadi sama Soni…”jawabnya.
“hmm…. Awas tu anak. Mentang-mentang gw telat sebentar udah ditinggal makan. Ayo dong… temenin gue makan…”
“yaudah.. tapi gw gak makan, cuma nemenin lu doang…”
“hehehe….. yawdah gapapa..”
3567Please respect copyright.PENANAgC99hCMtm8
Gadis ceria itu melambaikan tangannya. Tak lama seorang pelayan restoran menghampiri mereka dan menyerahkan selembar kertas beserta alat tulis.
Gadis itu menandai beberapa menu yang ada di secarik kertas itu kemudian menyerahkannya kembali kepada sang pelayan.
3567Please respect copyright.PENANAOQTtGflOK5
“si Soni kemana?” tanya gadis itu.
“uda pulang, tadi cewenya bbm… paling-paling ngajakin check-in”
“hooooo….. emang dasar muka mesum tu anak… dikasi lobang sedikit aja langsung di samber”
“lha…. Namanya juga Soni… kalo gak begitu namanya berubah jadi Sonia”
3567Please respect copyright.PENANA54ZIP6ySmc
Gadis itu tertawa kecil.
3567Please respect copyright.PENANAreh6QW2wMJ
“kirain lu ikut sama dia Tom….”
“ngapain? Mau ikutan threesome sama cewe cablak itu? Idih… sorry”
“emang ga cape nungguin gue?”
“ya cape lah…. Tapi ya masa mau ditinggal… ntar lu pulang naek apaan?”
“uhhh so sweet…. Kirain tega ninggalin gue…”
3567Please respect copyright.PENANAUAaVT8eov9
“kata siapa ga tega…” bantah Tomi.
“ohh jadi lu tega? Jahat banget si…….”
“hehehh… asal ada imbalannya…..”
“dasar omes….. iya-iya… ngerti gue….”
3567Please respect copyright.PENANAEoObj7pypI
Setengah jam berlalu, sebuah piring makan datar berwarna putih tergeletak di meja. Gadis itu menyisakan beberapa potong kentang goreng yang tak dimakannya.
Mereka bangkit dan mengambil barang bawaan masing-masing.
Berjalan ke arah lahan parkir mobil, gadis itu menggandeng tangan Tomi bak seorang pasangan yang dimabuk cinta.
3567Please respect copyright.PENANAntj35NZtsg
Sayangnya cinta sama sekali tak terbesit dalam pikiran mereka. Yang ada hanya nafsu yang memburu. Hanya birahi yang memuncak. Efek dari hormon libido yang telah bergejolak dalam nadi mereka.
3567Please respect copyright.PENANAYfwmhOksd3
Mobil BMW silver itu melaju. Menembus kemacetan yang nyaris tak terurai. Dua orang polisi “cepek” berteriak bersahutan, membukakan jalan bagi siapapun yang memberi mereka selembar uang.
3567Please respect copyright.PENANAI7JooAaaeV
Tak terkecuali Tomi. Ia membuka sedikit jendela mobil yang ia kendarai dan menyerahkan selembar uang kertas berwarna hijau kepada mereka agar ia dapat lepas dari jerat kemacetan itu.
3567Please respect copyright.PENANAIEqToZzYTP
Tak lama mobil yang ia pacu telah menggulirkan rodanya di jalan bebas hambatan.
“Des… ayo dong dimulai shownya….”
“sekarang… ihh ga sabaran banget si say…..”
3567Please respect copyright.PENANAEZAR3r7Pyw
Dalam kabin mobil tertutup itu, gadis bernama Desi mulai merubah posisi duduknya.
Bangku kedua di bagian depan itu ia mundurkan beberapa senti untuk memperluas ruang geraknya.
3567Please respect copyright.PENANA0VzExosT1w
Lalu ia mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.
“kalo disini kan ga bisa full job say….” Ujar Desi.
“yah…. Pemanasan dulu gapapa lah….”
3567Please respect copyright.PENANAskon4QILqe
Kemeja oranye itu telah terbuka sepenuhnya, namun Desi tak melepaskan semuanya. Hanya memperlihatkan dua buah payudara besar yang mengacung seakan menantang.
3567Please respect copyright.PENANABHnEfezMrR
Tomi menjulurkan tangan kirinya menggapai kedua bongkahan daging kenyal itu dan mulai merabanya.
3567Please respect copyright.PENANABm2Pn734vO
“remes dikit dong say…. Biar tambah enak nih…”
3567Please respect copyright.PENANALv9o0LAACv
Sorot mata Tomi tetap terpaku lurus kedepan, namun jemari tangannya telah menyelusup dibalik bra berenda yang dikenakan oleh Desi.
3567Please respect copyright.PENANAvs7dpP4oGX
Mobil itu kini melaju pelan di lajur paling kiri. Dua ratus meter di depannya terlihat sebuah truk kontainer juga berjalan sama pelannya.
3567Please respect copyright.PENANAL3UrxyPqHV
“mmmhhh…. Toket lu makin lama kok makin gede Des….” Ucap Tomi seraya memainkan puting yang telah mengeras itu.
3567Please respect copyright.PENANAr2xQrurImJ
Deru nafas Desi masih teratur. Ia hanya tersenyum sambil memejamkan mata. Menikmati tiap detik rangsangan yang ia rasakan pada payudaranya.
3567Please respect copyright.PENANAXsCZejMvpz
Jemari gadis itu kini meraba selangkangan Tomi. Berusaha membebaskan penis yang mulai mengeras itu dari belenggu celana jeans berwarna biru tua yang Tomi kenakan.
Penis itu kini berdiri bebas.
3567Please respect copyright.PENANAvDJ2VD7fMG
“ayo Des… udah siap di kenyot nih kontol gua….”
3567Please respect copyright.PENANAQoIopf1BhE
Gadis itu menarik sabuk pengaman yang ia kenakan agar dapat mencondongkan tubuhnya mendekati penis Tomi yang sudah mengacung tegak.
3567Please respect copyright.PENANARi14ryC3rl
“Sssslluuurrrp….”
Sapuan lidah itu mendarat di kepala penis Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAFM4dRMhoek
Seketika itu Tomi merasakan darah yang mengalir di kepalanya mulai menghangat.
Jilatan dan kuluman itu kini berubah menjadi sedotan kuat.
3567Please respect copyright.PENANA03uYQQ8YRi
Kepala gadis itu bergerak naik turun. Melayani gejolak birahi Tomi yang tersalur pada sebatang tugu keperkasaannya yang tegak menantang.
3567Please respect copyright.PENANAvt7P2CvEsJ
Payudara ranum yang menggantung itu berayun seirama dengan gerakan gadis itu mengulum penis Tomi. Rabaan jemari Tomi pada payudara itu kini berubah menjadi remasan kuat.
3567Please respect copyright.PENANAiBmBqGjpWv
Sesekali ia mencubit dan menarik puting yang mengeras itu kuat-kuat. Menyebabkan terdengarnya gumaman dan desahan sang gadis di sela-sela bibirnya.
3567Please respect copyright.PENANA8T9OgHb7yE
“mmmpphhh…. Tom….. Remes yang kuat sayang….. toket gue udah lama gak di peres-peres…”
Gadis itu melepaskan kuluman pada penis Tomi. Digantikan dengan jemari tangannya yang dengan lincah mengocok penis yang telah berlumuran liur itu.
3567Please respect copyright.PENANAfTYj3R0mO9
Jemari tangan yang lainnya kini bergesekan dengan organ intimnya sendiri. Ia tak ingin kehilangan momen ketika libidonya juga semakin meninggi.
3567Please respect copyright.PENANA4nmdXPVnmF
“di isep lagi dong Des… kurang enak nih kalo cuma dikocokin….”
Gadis itu segera mencondongkan kembali tubuhnya kearah Tomi. Ia mulai melahap penis yang mengacung tegak itu.
3567Please respect copyright.PENANAK0AgTPTPCg
“mmhhh…Ahhhhh… gila enak banget seponganlu des…..”
“mmmm….slurp…slurpppp……” gadis itu hanya bergumam.
3567Please respect copyright.PENANAvvn5nfGxab
Kuluman dan hisapan itu menjalar dari batang penis kini sampai di testisnya.
“Anjjriiiittt…… enak gilaaa……”
3567Please respect copyright.PENANAewfjUG8KHL
Jemari Tomi hampir tak kuasa menggenggam kemudi. Mobil itu kini ia hentikan di bahu jalan tol yang sudah mulai sepi.
3567Please respect copyright.PENANAZlGSutYDF9
Jok mobilnya kini ia rebahkan sepenuhnya.
Dengan sebelah tangan ia menarik gadis itu untuk merebah di atasnya.
3567Please respect copyright.PENANACGHZerlIoQ
Desah nafas keduanya sudah memburu. Mereka berpagutan. Lidah mereka saling menyapu.
Gadis itu menghisap lidah Tomi dengan rakus sementara jemari Tomi kini meremas bongkahan pantatnya. Rok pendek yang dikenakan gadis itu kini tak mampu menutupi bagian intimnya ketika Tomi menyibakkannya ke arah pinggang gadis itu.
3567Please respect copyright.PENANATRueuSKVu6
Yang tersisa hanya selembar celana dalam tipis yang sudah basah oleh cairan kewanitaanya.
“mmmmhh… Tom….. isepin toket gue Tom…. Ahhh…..”
3567Please respect copyright.PENANAkWvKMWmCM7
Gadis itu merangkak naik. Meletakkan kedua payudaranya yang sintal di wajah Tomi. Dengan sebelah tangan ia mengarahkan puting payudaranya kearah bibir Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAZWpzYLhNDa
“Aaaaaaaaaaaahhhhhh….Tom….Ahahhhhhh…aahh…. ”
Ia melenguh ketika Tomi mulai menikmati putingnya yang berwarna kemerahan.
3567Please respect copyright.PENANAKYpNKUSNVt
Lidah Tomi kini berdansa bersama tonjolan yang mengeras itu. sesekali ia menggigit puting itu yang menyebabkan gadis itu menggeliang tak tentu arah.
Sebelah tangan gadis itu tetap menekan bongkahan payudaranya sementara yang lainnya mencengkeram kepala Tomi. Seakan tak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.
3567Please respect copyright.PENANA6xEmt2LLJV
Jemari Tomi dengan kasar menarik celana dalam yang menghalangi penisnya untuk masuk kedalam liang kenikmatan itu.
3567Please respect copyright.PENANAjtl4XaCsU2
“bbreeeekkk”
Celana dalam tipis itu robek.
3567Please respect copyright.PENANAOf8SaUOd3C
“aaaauuu…. pelan-pelan sayangku…. Ahhhhhhh…..Ahhh…”
3567Please respect copyright.PENANA2ubaPLocrt
Penis yang menegang itu kini mencari-cari pasangannya. Mencari letak lubang kenikmatan yang sudah menjadi miliknya.
3567Please respect copyright.PENANAJSVG3Ufg6y
Gadis itu mengendurkan pegangannya. Pinggulnya meliuk-liuk, berusaha mengarahkan penis yang telah tegak berdiri itu ke lubang vaginanya.
3567Please respect copyright.PENANAWJckrwDBR1
Tomi tetap menghisap puting itu kuat-kuat sementara gadis itu bergerak meliuk-liuk.
“mmmmhhh…..Tom…. jangan keras-keras sayang….Aaaahhh”
3567Please respect copyright.PENANAhqhQRjWPc8
Lengugan pendek itu menjadi pertanda bahwa lubang kenikmatan sudah berada tepat di ujung tombak kejantanan Tomi.
Dengan sekali tekanan kuat, gadis itu menyarangkan penis Tomi kedalam vaginanya.
3567Please respect copyright.PENANABojGLAC5RJ
“mmmmmmmmmmhhhhhhh…….Tom…”
Tomi tak bergeming, membiarkan gadis itu bergerak melayani nafsunya.
3567Please respect copyright.PENANA76jbRLBdCl
“crrrreek…cceeekkk…ceeekk…”
Suara himpitan itu seakan bergema berulang-ulang.
3567Please respect copyright.PENANAdXst6qOXs2
Vagina gadis itu menari dengan liar. Menelan bulat-bulat penis sepanjang 18cm milik Tomi.
“NNNnngghhh….Ahhhhhhhh……gilaaa….. kontollu emang paling enak Tom…..”
“SSssshhhh Aaahhhh…..Aaahh….” Tomi tak kuasa lagi menahan desahan itu ketika penisnya kini dilumat oleh sedotan demi sedotan yang dilancarkan oleh vagina Desi.
3567Please respect copyright.PENANAmcGR3VW4Fh
“Anjjriiitttt…. enak banget memek lu Des…… keseeettt…Aaaahhh…”
Jemari Tomi kini meremas payudara yang berayun-ayun. Puting berwarna merah muda itu ia putar dengan dua jari, menyebabkan sensasi liar yang tak mungkin ditolak oleh wanita manapun.
3567Please respect copyright.PENANAsWMWMwShbd
“NNngggggghhhh…..Tom… gue mau keluaaaaarrr…….”
Cairan hangat kini terasa membasahi penisnya. Membuat gesekan-gesekan nikmat itu mulai berkurang.
3567Please respect copyright.PENANA6KbI6VFJvn
Gadis itu terkulai lemas di atas tubuh Tomi, sementara Tomi kini menggerakkan pinggulnya.
Hujaman penis itu tidak berhenti sampai disitu.
3567Please respect copyright.PENANANo0TS6WpAS
“pp..pelan…pelan To..mm…. gue lemess….Ahhh…Aaaahhh…Aaaahhh….”
Sisa-sisa orgasme membuat kenikmatan yang dirasakan Desi begitu hebat. Ia menggengam wajah Tomi dan mulai melumat bibirnya.
3567Please respect copyright.PENANAzJyiMofVac
Deru nafas mereka beradu. Air liur mereka sudah menetes di sela-sela bibir mereka yang berpagutan.
“Aaaaa……..AaaaAAhhhh….. gua…mau…. keluarrr…..” Penis Tomi sudah berkedut kencang, siap memuntahkan benih-benih cinta itu dalam rahim sang gadis
“Tooommm….gue…..AaaAAAAAaaaaaaaaaahhhhh”
3567Please respect copyright.PENANA6OKuRxHhsX
Desi memperoleh orgasmenya sedetik sebelum sperma itu memancar
“Crrrooottt….Crooooott…Crrroooottt……”
3567Please respect copyright.PENANAURQ8fN8JeP
Gerakan mereka terhenti. Mereka kini tenggelam dalam kenikmatan orgasme yang panjang.
Penis itu masih menancap dalam. Cairan kental berwarna putih mulai meleleh dari sela-sela bagian intim mereka.
3567Please respect copyright.PENANA0VIrNMZ4hM
Setelah mengatur nafas, mereka mengatur posisi untuk kembali berjalan.
“Tom…. kapan-kapan lagi ya…… jangan kapok ngentot sama gue….”
“tenang aja tuan puteri….. kontol gue selalu siap melayani….”
3567Please respect copyright.PENANA2OEuqkTpfp
Mobil itu kembali melaju. Jemari lembut sang gadis kini mendekap erat tangan Tomi yang memegang persneling.
3567Please respect copyright.PENANA4yxqWJHYUb
Deru suara angin terdengar ketika mobil itu melaju meninggalkan jalan tol.
Menuju rumah Desi di pinggiran kota.
3567Please respect copyright.PENANAYdMqhF5wWm
Sesampainya di depan rumah Desi, mereka mengakhiri pertemuan itu dengan sebuah ciuman hangat. Tomi menunggu sampai Desi memasuki pintu rumahnya, kemudian ia kembali memacu mobilnya. Tak langsung kembali pulang, ia singgah di sebuah hotel untuk bermalam dan minum-minum di sebuah bar kecil dalam hotel itu.
3567Please respect copyright.PENANATbfgnMrdRG
Perjalanan panjang penuh kenikmatan itu berujung pada kepulangan Tomi ke rumahnya pada pagi hari. Gerbang rumah itu membuka dengan sendirinya tanpa ada seorang pun disana.
3567Please respect copyright.PENANAcEYSs7vXuB
Roda mobil itu bergulir menyusuri halaman indah yang tertata rapi. Sebaris semak rimbun berbunga putih seakan menjadi pagar ayu yang menyambut kedatangan tuannya. Batu-batu koral berwarna-warni pucat menjadi tempat berpijak ketika Tomi melangkah keluar dari mobil itu.
3567Please respect copyright.PENANABVr1wZe8Ze
Ia mulai melangkah mendekati pintu besar berwarna cokelat natural dengan handle pintu berwarna emas. Sesosok perempuan terlihat ketika pintu besar itu perlahan membuka.
3567Please respect copyright.PENANAEhzzS2wpFS
“selamat datang mas Tomi, mau Indah buatkan minuman apa?” tanya perempuan yang bernama indah itu. Ia adalah salah satu dari tiga pembantu yang melayani keluarga Sudrajat.
3567Please respect copyright.PENANAqOoTRVsLm9
“Ahh ngak usah mbak… nanti kalo saya haus biar saya ambil sendiri..”
“baik kalau begitu mas… kalau perlu apa-apa mas panggil aja”
3567Please respect copyright.PENANABnHjTtF0L1
Tomi hanya mengangguk dua kali, ia segera melangkah menuju lantai kedua di rumah itu.
Dirumah mewah nan megah itu, Tomi tinggal bersama saudarinya Naya, Ayahnya, dan seorang ibu tiri.
3567Please respect copyright.PENANAFCKQGpPFr5
Keluarga Sudrajat memang bisa disebut sebagai keluarga yang serba berkecukupan, namun limpahan materi tidak menjadi jaminan akan sebuah kebahagiaan. Yahh… setidaknya sampai dua tahun lalu keluarga itu masih dapat mengecap apa yang disebut dengan kebahagiaan.
3567Please respect copyright.PENANAbeaoanFxIK
Walaupun dalam keadaan ibu Tomi yang sakit keras, namun keluarga itu benar-benar mampu menghadirkan suasana utuh sebuah keluarga. Mereka saling membantu, berbagi, dan mengerti satu sama lain.
3567Please respect copyright.PENANAzDm72akwLB
Namun saat kepergian ibundanya tercinta, keluarga Sudrajat bagai sebuah kapal yang kehilangan nahkodanya. Naya mulai hanyut dalam gemerlapnya dunia malam, tak ubahnya dengan Tomi yang hanya menghabiskan waktu untuk berkumpul dengan teman-temannya. Ia memang tak mempunyai aktivitas rutin semejak hari dimana ia mengenakan topi wisuda yang kini tergantung di dinding kamarnya itu.
3567Please respect copyright.PENANAcNFMnexz3X
Sementara sang ayah, semenjak kepergian separuh nafasnya. Ia menjadi pribadi yang menyendiri. Ia banyak menghabiskan waktu menyibukkan diri dengan pekerjaan yang seharusnya dapat ia percayakan kepada pada staffnya.
3567Please respect copyright.PENANAuFpCh0NMDd
Ayah Tomi adalah seorang pengusaha ternama yang memiliki banyak sekali perusahaan, baik besar maupun kecil. Usahanya yang sedang maju pesat saat ini adalah perusahaan importir alat telekomunikasi.
3567Please respect copyright.PENANA0Y3bxecH2D
Empat bulan berselang, ayah Tomi tampak tak sanggup lagi menghadapi kesendiriannya. Ia memutuskan menikah dengan seorang wanita yang tak lain adalah sekertaris pribadinya.
3567Please respect copyright.PENANAIhJbsymVd1
Namun, ia membuat keputusan yang salah.
3567Please respect copyright.PENANA4M70ogRcd5
Tomi sedang berjalan menyusuri koridor yang dihiasi dengan banyak lukisan serta foto-foto keluarganya. Sesaat terbesit kenangan tentang masa-masa indah. Ketika ia bisa tertawa, bercanda, dan bercengkerama dengan ayah, ibu, serta kakaknya.
3567Please respect copyright.PENANAqg3sfxfpBI
Khayalan sesaat itu kini tercerai-berai ketika takdir menuntunnya untuk mendengar apa yang dikatakan oleh seseorang di dalam kamar ayahnya.
3567Please respect copyright.PENANAJBiLuAtjSa
Veni, ibu tirinya sedang bercengkerama dengan seseorang melalui telepon genggamnya. Sesaat ia mengira bahwa ibu tirinya itu sedang berbicara dengan ayahandanya. Kata-kata itu begitu lembut terdengar. Romantis dengan canda tawa nakal yang tidak asing lagi di dengar oleh telinganya.
3567Please respect copyright.PENANAWrEK38t0sc
“ihh…. mas nakal ahh…. kan semalem udah di kasih….”
Suara itu terdengar sayup-sayup, terhalang oleh tebalnya daun pintu cokelat tua yang terbuat dari kayu jati.
3567Please respect copyright.PENANAUiTfFxAFv2
Tomi menempelkan telinganya lekat-lekat, berusaha menangkap apa yang dibicarakan.
Tidak umum memang, jika seorang anak memata-matai anggota keluarganya. Namun jika ibu tiri tersebut bersikap layaknya ibu tiri dalam dongeng ‘cinderella’ apa yang bisa menahan gejolak keinginan itu.
3567Please respect copyright.PENANAsbR7KBMcf5
Ibu tiri Tomi bagai bermuka dua. Jika ayahandanya sedang ada di rumah, sikapnya berubah bak seorang dewi pelindung keluarga. Namun ketika ayahnya sedang tak ada disana, dewi pelindung itu seakan bagai siluman.
3567Please respect copyright.PENANApzGmWBUQ5K
Kata-kata cacian sudah tak terhitung yang terlontar dari bibirnya yang berkilat. Bukan hanya Tomi yang mengalami nasib seperti itu. Naya, kakaknya semata wayang juga tak luput dari caci maki iblis betina itu. Namun mereka memutuskan untuk tidak mengatakan apapun kepada ayah mereka. Pertimbangan akan kebahagiaan sang ayah menjadi satu-satunya alasan mengapa hal tersebut masih mereka tutupi.
3567Please respect copyright.PENANAxvj4f2khqf
“iya-iya….. nanti deh aku kesana, suamiku lagi gak pulang juga kok… udah gatel nih pengen ngerasain yang enak-enak…”
3567Please respect copyright.PENANArxiEfLqpT5
‘huh…. pelacur itu mulai lagi’ pikir Tomi.
Bukan sekali atau dua kali ia memergoki ibunya diantar pulang oleh lelaki tak dikenal. Ia pernah bercerita kepada ayahnya satu kali. Yang lebih mengejutkan dirinya saat itu adalah kenyataan bahwa ayahnya mengenal sang lelaki itu.
Lelaki yang mengantar ibu tirinya itu adalah partner bisnis sang ayah. Ayahnya mengatakan bahwa kepergian ibunya dengan temannya adalah untuk melobby hubungan kerjasama yang terjalin antara kedua perusahaan itu.
3567Please respect copyright.PENANAcywQ9xm2z5
Tentu saja Tomi tak percaya begitu saja. ‘alasan klasik’ begitu pikirnya.
‘liat aja nanti, bakal gua bongkar kebusukan iblis betina itu’ umpat Tomi dalam hati.
3567Please respect copyright.PENANALcjbF7wQDx
“terus rencara kita gimana mas? Jadi nyingkirin dia?”
Jantung Tomi berdegub cepat. Dentuman itu bergema sampai ke telinganya, menyulitkan ia mendengarkan percakapan selanjutnya.
3567Please respect copyright.PENANABxgH3NQJWP
“ya terserah mas lah… aku sih ikut aja… ntar aku kabarin tanggalnya…”
‘apa yang si bangsat itu rencanain… anjing… awas aja kalo sampai ada apa-apa sama bokap gua…’ debar jantungnya semakin kencang. Amarahnya mulai memuncak.
3567Please respect copyright.PENANAet1MZI6z4d
Terdengar langkah kaki mendekati pintu.
Tomi cepat-cepat berpaling tanpa suara untuk menjauh. Ia segera memasuki kamarnya. Pintunya sengaja tidak ia tutup rapat-rapat.
3567Please respect copyright.PENANAzvFTh7I7Nn
Ia mulai mengintip pada celah kecil yang dibuatnya.
Tampak ibu tirinya sedang berjalan melalui koridor menuju tangga. Sebuah tas putih kecil ia sandang di lengan kanannya.
3567Please respect copyright.PENANApp7miXcU1p
‘mau kemana si bangsat itu…’
Ketika ibu tirinya menghilang dari pandangan ia segera mengawasi keluar jendelanya.
3567Please respect copyright.PENANAuFlP7R9DmN
Sebuah mobil mercedes-benz silver terparkir di sebelah mobilnya. Ibu tirinya mendekati mobil itu.
3567Please respect copyright.PENANAeJ3m5CUkbu
Lampu sign mobil itu berkedip sekali sambil mengeluarkan bunyi klakson yang terdengar khas. Rupanya ibu tirinya itu akan pergi.
3567Please respect copyright.PENANAly2fj3iVT7
‘harus gimana ini, kalo bener ayah mau di celakain, gua harus bertindak’ ucap Tomi dalam hati. Ia segera meraih telepon selulernya dan menghubungi Naya yang memang sudah tiga hari tidak pulang kerumah.
3567Please respect copyright.PENANAZTiimoJHWo
Naya kakak kandung Tomi sudah pergi tiga hari lalu. Selepas pertengkaran hebat dengan ibu tirinya ia segera pergi mengendarai mobilnya dan tidak kembali lagi.
3567Please respect copyright.PENANAqWFxBADkHG
Namun Tomi tau, kakaknya kini tinggal di sebuah hotel ditemani oleh pacarnya. Ia tak terlalu khawatir akan itu. Setidaknya ia tau Naya berada di tempat yang aman.
3567Please respect copyright.PENANAvQrIyiq5lc
‘tuuuttt….. tuuuuttt”
Nada panggil itu terdengar dari lubang kecil yang di tempelkan pada telinganya.
3567Please respect copyright.PENANAMAyKaEbs67
“halooo…”
“halo kak….. ada berita serius… aku mau kesana sekarang…”
“ada apa emangnya? Si brengsek itu ngapain lagi…??”
“udah ntar aja ceritanya, aku kesana sekarang…”
3567Please respect copyright.PENANAZ3LdEfC3zn
Tanpa menunggu jawaban dari kakaknya, Tomi segera menutup telepon dan bergegas memacu mobilnya.
3567Please respect copyright.PENANAycE2SGQgF5
Kini ia sampai di sebuah hotel mewah, deretan mobil-mobil yang diparkir itu seakan bagai labirin ketika ia mencari celah untuk memarkirkan mobilnnya.
3567Please respect copyright.PENANAegGwUfZiTa
Akhirnya ia menemukan tempat di sebelah mobil sedan berwarna merah.
Ia melangkah keluar dari mobilnya dengan perasaan yang tak karuan. Ia berharap dapat sedikit meluapkan emosinya dengan berbicara dengan kakaknya.
3567Please respect copyright.PENANAyddJkQsnmS
Koridor hotel itu dihiasi dengan karpet berwarna merah maroon. Ia segera menyusuri pintu demi pintu mencari kamar kakaknya.
3567Please respect copyright.PENANAIq0noQ9uGz
“214….214….214…. nahh itu dia…” gumamnya pelan.
Ini adalah pertama kalinya ia menemui kakaknya di hotel itu. Sesampainya di depan pintu ia segera meraih telepon selulernya kembali.
3567Please respect copyright.PENANAxUpsA4tvkX
“kak… gue uda di depan…”
“ya elahhh….. lagi nanggung gini… yawdah sebentar… TUUUUTTT TUUTTT”
3567Please respect copyright.PENANARrJCJjgXI0
‘hmmm…… lagi bersenang-senang mereka di dalam….’ pikirnya.
3567Please respect copyright.PENANAwtLw11cmtn
Tak lama pintu kamar itu terbuka.
Naya hanya menutupi tubuhnya yang tak terbalut busana dengan sebuah seprei. Selembar kain tipis berwarna krem tua itu tak sanggup menutupi keindahan lekuk tubuh Naya dengan sempurna, membuat bongkahan payudara berukuran 36C itu nyaris melompat dari dekapan gadis 25 tahun itu.
3567Please respect copyright.PENANAbJLrgoobTG
“ihhhh….. kerjaannya ngewe melulu lu kak…”
“sssttt…. jangan keras-keras.. udah sini masuk…..”
3567Please respect copyright.PENANArDuo0uZern
Tomi melangkah masuk kedalam kamar hotel itu.
Sesosok laki-laki kemudian berjalan kearah mereka dengan hanya mengenakan celana pendek.
3567Please respect copyright.PENANAzGJUd5HQWa
“ya elah lu Tom….. lagi nanggung nih….” kata lelaki itu.
“halahh…… dasar… pa kabar mas Andre….” Tomi mendekati lelaki itu dengan senyum tipis. Ia mengulurkan tangan kanan yang segera disambut oleh lawan bicaranya.
“selalu baik….” jawabnya.
3567Please respect copyright.PENANANV8vMDGSEG
“kak.. ada makanan ga?”
“ada tuh di lemari es… ada buah doang tapi…”
Tomi mengangguk. ia membuka lemari es kecil berwarna krem itu.
3567Please respect copyright.PENANAkRqHCgSM09
Naya masih berdiri dengan sehelai kain yang digenggamnya. Sebelah tangannya kini menyibak rambut cokelatnya yang panjang sebahu, berusaha merapikan rambut yang berantakan itu.
Tomi menoleh ke arahnya.
3567Please respect copyright.PENANAf36k7o1uuH
“kalo masi nanggung sana lanjutin dulu lah…. itu pentil sampe nyeplak gitu…” kata Tomi.
3567Please respect copyright.PENANARt1AEMDRzQ
Seketika Naya meraba dadanya.
“ihhh…. jelalatan aja matalu…. yuk sayang kita lanjut lagi… masi nanggung nih….”
Pacarnya mengangguk dan tersenyum lebar. Seringainya itu sungguh seperti orang yang sedang haus sex.
3567Please respect copyright.PENANASTWUVImlxH
Tomi merebahkan dirinya di sofa dekat pintu masuk kamar itu dan menikmati buah apel yang digenggamnya. Sementara Naya dan Andre mulai mengeluarkan desahan dan lenguhan dari arah tempat tidur yang terhalang oleh kamar mandi.
3567Please respect copyright.PENANAU3VRvi3jtv
Lima menit berlalu…
Derit per yang menyangga dua insan itu bergema diruangan, saling bersahutan dengan lenguhan dan desahan Naya dan Andre.
“Aaaakkhhhhhhhh…….aku….saamm..peee…aahhhhh hh………” terdengar lenguhan panjang, itu adalah suara Naya.
“aaaahhh….Ahhhh….Ahhhh…. aku…juga…Aaaaaaaahhhhhhh…..”
3567Please respect copyright.PENANAvQxYucIeOa
‘ck ck ck… cepet amat…baru juga lima menit’ pikir Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAfbDiB3OHEg
Tak lama Naya dan Andre menghampirinya. Andre kini sudah berpakaian lengkap, sementara Naya hanya mengenakan handuk kimono saja.
3567Please respect copyright.PENANAxy58kqhvf5
“nahhh…. sekarang gue tinggal dulu ya Tom… mau balik kerja dulu nih…” kata Andre.
“sip lah….. ati-ati dijalan mas…”
3567Please respect copyright.PENANAaSDl4ijavu
Mereka kembali berjabat tangan, kemudian Andre menghilang bersamaan dengan pintu kamar yang ditutup.
3567Please respect copyright.PENANAXlUwJMfTaO
“mau ngobrol di sini apa di dalem?” tanya Naya.
“dalem aja ahh… mau rebahan… pejunya berceceran ga?”
“ngak kok.. dia mah kalo keluar sedikit….”
3567Please respect copyright.PENANAmkJ3e3tmmR
‘pppffftt…..’ Tomi menahan tawanya sesaat lalu merebahkan diri di ranjang yang berantakan.
3567Please respect copyright.PENANA1M7CqT8cvc
“jadi ada kabar apa?” tanya Naya.
Tomi diam sesaat. Suasana hening saat itu, kemudian ia mulai menceritakan apa yang terjadi di rumah mereka.
3567Please respect copyright.PENANACAn1TJ3ecm
“gila……. kita ga bisa diem aja Tom… gimana kalo sampe kejadian apa-apa sama ayah?”
“ya itu dia… tapi kan belom ada bukti bahwa yang mau di singkirin itu ayah, kalo emang bener ayah, kita juga ga tau apa maksudnya nyingkirin… kalo kita juga tau apa maksudnya dari kata ‘nyingkirin’ kita juga belom tau gimana caranya, jadi gimana nyegahnya?”
3567Please respect copyright.PENANAg498Yfz6GW
Mereka kembali diam sesaat. Pikiran mereka kini terbang di awang-awang. Memikirkan segala kemungkinan yang dapat terjadi pada ayah mereka.
Namun setelah berpikir keras, mereka belum juga dapat menemukan cara untuk mencegah sesuatu terjadi… kecuali…
3567Please respect copyright.PENANAJGrJDN4T8w
“mau gak mau, kita mesti kasi tau ayah….” kata Naya.
“lu kan tau sendiri kak…. di depan ayah, iblis itu udah kaya bidadari aja…. mana mungkin ayah percaya…”
“walaupun gak percaya, seenggaknya kan ayah bisa waspada…”
3567Please respect copyright.PENANAoaOw0J7jeA
Logika itu tampak bisa diterima oleh Tomi. Walaupun sulit, namun hanya pilihan itu yang ia miliki.
3567Please respect copyright.PENANAZ8tSMX3B2V
“oke lah… nanti gue kasi tau sama ayah… doain aja supaya ayah percaya sama gue…” kata Tomi.
Naya mendekati tubuh Tomi dan memeluk erat.
3567Please respect copyright.PENANAPummXKFQjw
Hangat tubuh Naya kini dirasakan oleh Tomi. Wajahnya berada dibawah dagu Naya.
Tomi balas memeluknya dengan merangkulkan tangannya di pinggang Naya.
3567Please respect copyright.PENANAHAAILgZfx2
“kak…..”
“hmm??”
“toket lu tambah gede aja…..”
3567Please respect copyright.PENANAORscfzsOnz
Naya langsung melepaskan pelukannya pada Tomi.
“hus…… mesum aja pikiran lu…..” ia menutupi dadanya dengan menyilangkan tangan disana.
3567Please respect copyright.PENANAzBOBhlVpBU
“hahahah…… tuh pentilnya jadi keras lagi….” Tomi menunjuk tonjolan kecil di sela lengan Naya.
“hushh….. udah sana telpon ayah… ngeres aja pikirannya…”
3567Please respect copyright.PENANAoYscNZNEep
Tomi bangkit dari ranjang sambil mecibir kearah Naya yang wajahnya sudah bersemu merah. Ia meraih telepon selulernya dan menghubungi ayahnya.
3567Please respect copyright.PENANAI6cQ9YAJU3
“halo Tom… tumben nelpon, ada apa?”
“halo yah…. emm….. gak sibuk kan? Tomi mau ngomong sebentar….”
“yahh ngak terlalu sibuk kok….mau ngomong apa?”
“emmh…. gimana ya.. Tomi bingung mau ngomong dari mana…. gini yah………”
3567Please respect copyright.PENANAZdRv6JYz89
Tomi kemudian menceritakan tentang apa yang di dengarnya.
“Tom….. oke ayah ngerti apa maksud kamu… tapi tolong Tom….jangan berpikir negatif sama orang lain kalau kita ga punya bukti…oke…”
“yaaahh…. Tomi ngerti, bukan juga maksudnya ngejelekin orang lain yah.. Tomi Cuma mau ayah hati-hati, jangan terlalu percaya sama orang… please yah… sekali ini aja percaya sama Tomi…”
“iya-iyaTom…. ayah paham kamu khawatir sama ayah…. tapi ayah pastiin ayah akan baik di sini… ngak ada yang perlu di khawatirin, ayah akan pulang dua hari lagi…nanti kita bicarain masalah ini, gak enak ngomong hal seperti ini lewat telfon…”
Hening sesaat.
3567Please respect copyright.PENANAYj0QwAn5U1
“ayah gak percaya kan sama Tomi?”
“bukannya ayah gak percaya nak….ayah tau kamu gak bohong… tapi kita gak bisa menaruh curiga sebelum punya bukti…”
“jadi ayah mau hal itu kejadian baru percaya sama Tomi?”
“ya ngak gitu Tom…. oke-oke… ayah akan hati-hati… tapi kamu mesti janji sama ayah, jangan bertindak sembrono… salah-salah bisa dituntut pencemaran nama baik….”
“mmmm……” Tomi menjawab perkataan ayahnya hanya dengan gumaman.
“kok cuma mmmmmmm??”
“iya Tomi ngerti yah…..”
“nah itu baru anak ayah…..”
3567Please respect copyright.PENANAftyoZNiC8l
Pembicaraan itu berakhir. Dengan lesu, Tomi menceritakan apa yang dikatakan oleh ayahnya kepada Naya.
3567Please respect copyright.PENANAd13nkhTuuL
“yaudah… yang penting kita udah usaha…. sekarang mendingan lu pulang… awasin keadaan dirumah… kalo ada apa-apa kamu telfon kakak… biar kakak sama mas Andre kesana…”
“yawdah kak… gue pulang dulu…”
3567Please respect copyright.PENANAoxSWIt31gj
Pertemuan mereka diakhiri dengan peluk cium diantara mereka.
Tomi bergegas pulang, memacu mobilnya.
3567Please respect copyright.PENANAEBaeZipQ7m
Sesampainya dirumah, betapa terkejutnya ia ketika mendapati ada mobil lain yang terparkir disana. Ia merasakan firasat tidak baik tentang apa yang akan terjadi.
3567Please respect copyright.PENANAC72dYF3ZNA
Benar saja, ketika ia menanyakan tentang mobil itu kepada seorang pembantu disana, ia mendapati bahwa ibu tirinya sedang berduaan didalam kamarnya dengan seorang lelaki.
Lelaki yang sama, yang tak lain adalah partner bisnis ayahnya.
3567Please respect copyright.PENANAdeT1np6GLG
Degub jantungnya berpacu ketika ia melangkah menaiki anak tangga menuju lantai dua.
Sayup-sayup terdengar suara desahan dan rintihan seseorang di dalam kamar itu.
3567Please respect copyright.PENANAmYG7pBhZZ5
‘ini gak bisa dibiarin’ pikirnya.
Ia segera mengetuk pelan pintu kamar itu.
3567Please respect copyright.PENANAoLKoej672J
Desahan dan rintihan itu terhenti.
Derap langkah kaki mendekat. Jantungnya semakin berdebar.
3567Please respect copyright.PENANAI93iNUeP1l
‘kriiieekkkkkkkk’ pintu itu terbuka.
Ibu tirinya berdiri di ambang pintu dengan busana seadanya.
3567Please respect copyright.PENANA8zg0Yij17b
Apa yang harus dikatakannya. Ia tak bisa membuat ibu tirinya curiga bahwa ia sedang memata-matai.
“ayah udah pulang……” tanya Tomi singkat.
“bukan urusanmu… kembali ke kamarmu dasar anak ngak tau diuntung…..”
3567Please respect copyright.PENANAvVJzQCYAFA
Darah dikepalanya mulai mendidih.
“ohh… jadi ini kelakuan seorang istri waktu suaminya lagi ngak dirumah ya… i see…i see…”
3567Please respect copyright.PENANAjqUulRpqwH
“plaaaaakkk……”
Sebuah tamparan mendarat dipipinya.
3567Please respect copyright.PENANA35icIlXZbP
“awas… berani kamu ngadu ke ayahmu….”
“atau apa? Mau nampar lagi?”
3567Please respect copyright.PENANAYTsp1whQjw
Wajah ibu tirinya kembali masam. Ia mengayunkan tangan kanannya sekali lagi, namun kali ini dapat ditangkap oleh Tomi.
“ho..hoo… sorry ya… yang kedua kali gak akan terjadi tuh….”
“ada apa ini?” tanya seorang pria dari dalam ruangan.
“gak usah ikut campur ya….. lebih baik anda keluar sebelum anda saya hajar….”
3567Please respect copyright.PENANAM7OxA2sqKL
Dengan percaya diri Tomi mengucapkan kata-kata itu. sejak dulu ia tak pernah takut dengan perkelahian. Ia adalah pemegang juara bertahan untuk kejuaraan karate antar sekolah, mengatasi pria tua ini bukanlah apa-apa baginya.
3567Please respect copyright.PENANAmAX0hmvhHi
“hehhh……..” pria itu menghela napas panjang.
“oke-oke…. saya pergi…. sampai nanti ya sayang….” ia memandang kepada ibu tiri Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAE4uCuKuY6o
Pria paruh baya itu melangkah meninggalkan mereka. Ibu tiri Tomi menarik lengannya dengan tiba-tiba lalu kembali masuk kedalam kamarnya sambil membanting pintu.
3567Please respect copyright.PENANA9djNyUzShk
“huh…. murahan…….” Tomi mengumpat.
Ia segera berpaling dari pintu itu dan berjalan menuju kamarnya.
3567Please respect copyright.PENANADusgyWG6FR
Apa yang terjadi segera ia kabarkan kepada ayah dan kakaknya. Mereka begitu terkejut, sampai-sampai ayah Tomi memutuskan untuk pulang hari itu juga.
3567Please respect copyright.PENANAHKUxFZoYor
Puas dengan hasil yang ia dapat, pikiran Tomi bisa sedikit tenang. Tak lama lagi iblis betina itu akan diusir dari rumah ini, pikirnya.
Ia segera turun ke bawah untuk makan malam.
3567Please respect copyright.PENANAtOzK7PSEav
Disana hanya ada ia seorang dengan ditemani oleh seorang pelayan.
Ketika sedang asyik menyantap makanannya, ia melihat ibu tirinya berjalan menuruni tangga.
3567Please respect copyright.PENANAc8G02NEcWD
“nikmatilah saat-saat terakhir berada dirumah ini…. ayah sedang di perjalanan pulang…” ucapnya.
Ibu tirinya sama sekali tidak menjawab. Melainkan segera pergi keluar rumah.
3567Please respect copyright.PENANA9b6j3Zv0uN
‘mau apa dia tiba-tiba pergi’ pikir Tomi.
Makanan yang masih tersisa di piringnya segera ia tinggalkan.
3567Please respect copyright.PENANAREMvzvv2D9
Ia berjalan mendekati jendela rumahnya. Dari celah gorden ia melihat ibu tirinya pergi menggunakan mobil.
3567Please respect copyright.PENANAC8Mv2aimjj
Tanpa membuang waktu, ia segera meraih kunci mobil dari sakunya dan bergegas mengejar mobil ibu tirinya yang barusaja menikung dari gerbang rumah.
3567Please respect copyright.PENANAzWr2k57xkB
‘kemana dia?’ pertayaan itu terngiang di benaknya.
Ia mengambil jarak aman untuk mengikuti mobil ibu tirinya yang kini melaju di jalan raya. Hiruk pikuk lalu lintas tidak menyulitkan ia melakukan pengejaran. Ibu tirinya bukanlah pengemudi mobil yang handal. Dalam setahun terakhir ini mobil itu sudah masuk bengkel dua kali karena menabrak bagian belakang truk dan sebatang pohon di ujung jalan.
3567Please respect copyright.PENANA2zyxLgNPM8
Jalan yang ia lalui mulai menunjukkan kemana ia akan pergi. Ternyata ibu tirinya berusaha mendahului ia untuk bertemu dengan ayahnya dibandara.
3567Please respect copyright.PENANAbVCfuaK00u
‘hahaha…. kita liat aja nanti’ pikirnya.
3567Please respect copyright.PENANAksWXATEYhh
Tiba-tiba, mobil yang ia buntuti berubah arah. Ia menepi di sebuah mini market. Tomi menjaga jarak agar kehadirnnya tidak di ketahui.
3567Please respect copyright.PENANAGktqzRZFoc
Tak lama berselang mobil ibunya kembali meninggalkan tempat itu. namun ada yang aneh.
Ada dua mobil lain yang mengikutinya. Salah satu mobil itu sudah pernah ia lihat sebelumnya.
3567Please respect copyright.PENANANdDdu3ZVrm
Ya… mobil itu kepunyaan partner bisnis ayahnya. Namun yang satu lagi belum pernah ia lihat. Sebuah mobil land cruiser berwarna hitam metalik juga mengikutinya.
3567Please respect copyright.PENANAQa7bBWKJt0
‘ada apa ini?’ Tomi kembali menangkap firasat buruk.
Ketiga mobil itu kini memasuki daerah bandara. Tomi mengawasi dari jarak yang cukup jauh. Mengingat tidak begitu banyak mobil yang berada di jalan itu saat ini. Ia khawatir kegiatannya diketahui.
3567Please respect copyright.PENANAmj4k1U4oZg
Ketiga mobil itu kini sudah memasuki area parkir, namun tak ada satupun diantara mereka yang meninggalkan mobil.
3567Please respect copyright.PENANAyNNrytR9JS
Ketiga mobil itu berjalan pelan menyusuri pelataran parkir. Padahal banyak sekali tempat parkir yang sudah mereka lewati.
‘mau apa mereka?’ tanya Tomi dalam hati.
3567Please respect copyright.PENANAPmheC8pFAQ
‘astaga…. itu mobil ayah…. jadi mereka mencari mobil ayah….’
Jantungnya kembali berdebar. Tapi ia menetapkan hati untuk tetap tenang. Ia tak boleh panik. Ia harus mempertahankan logikanya untuk tetap berpikir jernih pada saat seperti ini.
3567Please respect copyright.PENANAJm803pQK03
Ia mengambil tempat parkir yang tak begitu jauh dari mobil ayahnya. Misinya saat ini hanyalah mengawasi dan menjamin keselamatan ayahnya.
3567Please respect copyright.PENANAZ857I9B98m
Satu jam berlalu, akhirnya sosok ayahnya terlihat.
Ayah Tomi berjalan dengan langkah cepat menuju mobilnya. Tas koper yang besar itu ia hempaskan di kursi belakang lalu bergegas pergi.
3567Please respect copyright.PENANA9hbUlXOfkX
Tomi mulai beranjak. Ia segera membuntuti mobil ayahnya.
Ketika ia meninggalkan lahan parkir, ia melihat ketiga mobil itu sudah berada di luar.
3567Please respect copyright.PENANArPsaKPoIZy
Mobil ayah Tomi melesat cepat, Tomi tak mau ketinggalan. Ia segera mengejarnya.
Ketika mobil ayahnya melewati tempat ketiga mobil itu berhenti, mobil SUV hitam itu mengikutinya. Namun kenapa ibutiri dan partner bisnis ayahnya tidak ikut.
3567Please respect copyright.PENANA3CPYixrZcI
Jantungnya berdebar lebih cepat. Rasa panik mulai menjalar.
Apakah seorang di mobil hitam itu adalah orang suruhan yang diutus untuk mencelakakan ayahnya. Pikiran itu berkecamuk.
3567Please respect copyright.PENANAw1dKOekobH
Ia terus membuntuti kedua mobil yang melesat di depannya pada jarak seratus meter.
Kini mereka telah melaju di jalan bebas hambatan.
3567Please respect copyright.PENANAgj11faN8WC
‘mau apa dia?’ pikir Tomi.
‘jangan-jangan ayah mau di tembak dijalan…’
3567Please respect copyright.PENANAT3P37lPk3s
Kedua mobil itu terlihat jelas di pandangannya.
Detik selanjutnya ia melihat pemandangan paling mengerikan yang pernah ia saksikan.
3567Please respect copyright.PENANAjcaVbgA8em
Mobil hitam itu berbelok tiba-tiba, menghantam pintu kanan mobil ayahnya. Di lajur paling kiri terdapat sebuah mobil kontainer besar dengan muatan penuh berjalan pelan.
Hantaman itu membuat mobil ayahnya oleng seketika. Mercedes-bens e200 itu masuk kedalam kolong mobil kontainer itu dan tergilas oleh roda belakangnya.
3567Please respect copyright.PENANAxg4HB7lsRJ
“AAAAAYYYAAAAAAAAAAAAAHHHHHHH………” Tomi berteriak sejadi-jadinya ketika mobil ayahnya kini hancur tergilas oleh truk kontainer itu. sementara mobil SUV hitam itu melesat jauh meninggalkan dirinya.
waktu seakan berhenti seketika. adegan itu berlangsung sangat cepat. namun dimata Tomi, ia dapat melihat dengan jelas, saat-saat dimana roda belakang kontainer itu melindas tubuh ayah kandungnya didalam mobil. saat dimana percikan darah menyiprat kaca mobil itu. saat dimana bensin mulai mengucur dan mulai tersulut.
3567Please respect copyright.PENANAnB3KBIFHkA
Ia segera membanting setir kekiri untuk menepi.
Tomi melompat keluar dari mobil yang ia parkir sembarangan dan berlari menuju mobil ayahnya yang telah hancur.
3567Please respect copyright.PENANAi5mPmlVHod
api dengan cepat menyelimuti mobil itu. entah apakah ayahnya masih hidup didalamnya, Tomi berlari sekuat tenaga untuk memastikan.
‘sedikit lagi…. sedikit lagi….’ nafasnya terengah-engah ketika ia mendekati mobil itu.
Namun sepuluh meter sebelum ia mencapai mobil ayahnya.
3567Please respect copyright.PENANALetoVDysFc
“Duuuuaaarrrrr………”
Letusan keras terdengar. Mobil ayahnya meledak, membuat ia terpental satu meter ke belakang.
3567Please respect copyright.PENANA0IPmSvZxRW
Ia jatuh terjerembab di aspal panas.
Air matanya menetes tak terbendung menyaksikan orang tuanya meninggal dengan cara yang begitu naas. Ia mencoba bangkit dan mendekati mobil yang sedang menyala itu. namun tangan-tangan yang meraih tubuhnya kini menahannya.
3567Please respect copyright.PENANAFW0pqClbjS
Ia meronta sejadi-jadinya berusaha melepaskan diri. Namun ia sadar, ia sudah tak mampu berbuat apa-apa. Yang ia mampu lakukan saat ini hanya menangis.
3567Please respect copyright.PENANAlQN9P9Q24b
Tak lama Polisi segera datang. Tomi segera di giring ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.
Disana ia dijemput oleh kakaknya Naya.
3567Please respect copyright.PENANAskzVQwJrAx
Ia memeluk tubuh kakaknya erat-erat. Satu-satunya yang dapat meringankan bebannya saat ini.
3567Please respect copyright.PENANA4uqm4ASRfY
Polisi segera membuat surat penangkapan kepada ibu tiri Tomi dan partner bisnis ayahnya yang kini buron.
3567Please respect copyright.PENANAJZMO9Gm4XJ
Ditemani oleh Naya, Tomi kembali kerumah. Dalam perjalanan pulang, Tomi singgah di toko kimia milik temannya.
Tomi segera turun dari mobil, Naya menunggu di dalam.
“Der.. gua mau beli potasium, urea, belerang dan lain-lain… lu ga usa tanya-tanya buat apa………” kata Tomi
“gila lu….. kalo sampe lu bikin tu barang trus ketauan lu beli di gua… gua bisa ditangkep polisi….”
“gua gak akan buka mulut…. udah lu tenang aja… ayo lah Der…. sekali ini aja gua minta tolong sama lu.. gua kan sering bantu lu, bukanya gua mau ungkit kebaikan gua.. tapi tolongin gua kali ini aja… gak akan gua minta tolong lagi sama lu…”
3567Please respect copyright.PENANAeKTfv7JtNu
Hening sejenak….
Pilihan itu begitu sulit dicerna oleh sahabat Tomi. Namun mengingat apa yang telah dilakukan Tomi dimasa lalu, akhirnya membuat pendirian sahabatnya goyah.
3567Please respect copyright.PENANAafFXFXP4Qq
“oke.. kali ini aja…. lu mau seberapa parah?” Tanya Derry
“untuk satu kamar aja cukup….kalo terlalu banyak bisa dicurigain juga”
3567Please respect copyright.PENANAPLHusXFu8j
Teman Tomi segera masuk kedalam.tak lama, tanpa berbicara sepatah katapun ia menyerahkan bungkusan kepada Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAnD7oZEMRLM
“thanks…. berapa?” tanya Tomi.
Temannya hanya mengangkat sebelah tangan.
3567Please respect copyright.PENANA3BrpOYrfQt
“udah lu bawa aja… tapi inget… jangan bawa-bawa nama gua…”
Tomi mendekati sahabatnya itu dan merangkul bahunya.
3567Please respect copyright.PENANA3WRmyYsSO7
“makasi banyak bro…. sorry kalo gua ada salah… tapi gua gak akan nemuin lu lagi… gua akan pastiin lu aman….”
“hati-hati ya bro… gua ga tau lu mau pake buat ngapain…. pesen gua.. hati-hati aja…”
Mereka saling menepuk bahu.
3567Please respect copyright.PENANAqf5arUBpxw
Tomi berpaling dan kembali ke mobilnya. Meninggalkan sahabatnya yang berdiri terpaku menyaksikan kepergiannya.
“apaan tu Tom?” tanya Naya datar.
“ntar juga tau…..”
3567Please respect copyright.PENANAbHSSo0Awbb
Sesampainya dirumah, Tomi tak melihat tanda-tanda kehadiran ibu tirinya maupun partner bisnis ayahnya. Mereka disambut oleh para pelayan dirumah itu.
3567Please respect copyright.PENANAq7dxS4lwWs
Saat itu juga Tomi memanggil mereka semua untuk berkumpul.
“mbak semuanya… aku mau kasi kabar buruk…..”
3567Please respect copyright.PENANAwqrL5igqs0
Hening….. kesunyian itu merebak bagai suhu dingin tiba-tiba menyelimuti ruangan itu.
“ayah udah meninggal…..” lanjut Tomi.
Berita itu begitu mengagetkan ketiga pelayan yang semuanya berusia dibawah 25 tahun. Sebagian ada yang menutup mulut mereka. Ada yang tiba-tiba menitikkan air mata.
3567Please respect copyright.PENANACCXk57aohL
Tak heran. Para pelayan itu sudah bekerja sangat lama sehingga begitu dekat dengan majikannya. Terlebih karena keluarga Sudrajat tidak pernah memperlakukan mereka layaknya pekerja rendahan, mereka saling menghormati satu sama lain.
“jadi….. ada baiknya mbak semua ngak kerja lagi di sini”
“Tom….. kamu apa-apaan sih?” tanya Naya.
“ssstttt… udah kak diem aja….”
3567Please respect copyright.PENANAGR4yy4VYWW
Para pelayan belum mengucapkan sepatah katapun.
3567Please respect copyright.PENANAEw62g8smfh
“maaf sebelumnya…. bukannya aku berniat mau pecat kalian semua… sama sekali ngak…. tapi..”
Perhatian seluruh orang kini tertuju pada Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAzWiwuApGTl
“aku gak mau ada kejadian buruk yang nimpa kalian…. kalian kan tau ibu kaya gimana…. nanti gaji sama pesangon akan kita transfer sore ini….”
Tiba-tiba seorang pelayan angkat bicara.
3567Please respect copyright.PENANAkbCOZrGZpe
“mas…. kita semua gak apa-apa walau di perlakukan kasar sama ibu. Tapi yang penting kita bisa layanin mas Tomi sama mbak Naya….”
“aku ngerti mbak…. tapi ini situasinya lain… mungkin kalau keadaan sudah berubah kita akan panggil mbak lagi… tapi ngak sekarang… rumah ini gak boleh dihuni sama siapapun sampai semuanya selesai….”
3567Please respect copyright.PENANADPmPH9yK6p
Pembicaraan panjang itu berlanjut hingga jam dinding menunjukkan pukul tiga sore.
Para pelayan kini telah setuju dengan permintaan Tomi. Mereka segera mengemasi barang milik masing-masing dan bergegas meninggalkan rumah itu satu-persatu.
3567Please respect copyright.PENANAKUFzXfd3bB
Perpisahan itu begitu berat, tak hanya bagi Tomi dan Naya, namun juga bagi seluruh pelayan yang bekerja disana. Mereka sudah seperti sebuah keluarga besar.
3567Please respect copyright.PENANAxOdsZLWMoB
Setelah keadaan rumah itu tenang, Tomi segera masuk ke kamarnya sendiri.
3567Please respect copyright.PENANAPb6xN1YYKk
Keesokan paginya, Tomi masuk kedalam ruang tidur ayah dan ibunya sambil menggenggam sebuah benda berbentuk silinder dengan sebuah telepon seluler terikat kuat dengan selotip di benda itu.
3567Please respect copyright.PENANADRjKHqdWCt
Ia menaruh benda itu tepat dibawah ranjang milik ayahnya.
“kamu bikin apa Tom?” tanya Naya.
3567Please respect copyright.PENANA3vT5cIRMxw
Sepertinya ia sudah sangat penasaran tentang apa yang dibuat oleh adiknya.
“bakal gua bunuh iblis betina itu kak……”
3567Please respect copyright.PENANAYVqc1ccDao
Naya tertegun mendengar apa yang dikatakan oleh adiknya, namun ia tak punya niat untuk menghalangi.
“sekarang kakak pulang aja ke hotel. Kemasin barang-barang. Pindah ke tempat lain. Jangan hubungin gue atau cari gue apapun alasannya. Kalo keadaan udah tenang nanti biar gue yang hubungin kakak…….lu harus pura-pura ngak tau yang gw lakuin kak…. satu lagi, kalo gue miscall, lu telpon balik pake nomer lain… jangan nomer yang biasa.”
“kenapa?”
“karena polisi pasti nyari gue kalo iblis itu mati…. nomor telepon lu pasti disadap, mereka pasti tau gue bakal hubungin lu”
3567Please respect copyright.PENANA4UIHljmzSn
Kata-kata itu menusuk dalam di dada Naya. Seakan orang yang baru bicara dengannya ini bukanlah adikknya yang selama ini ia kenal. Tomi terdengar lebih mirip dengan pembunuh berantai yang sedang merencanakan sebuah skenario pembunuhan.
Namun, ia tak kuasa melarang apa yang akan dilakukan oleh Tomi. Dendam membara juga berkobar di dalam hatinya. Ingin rasanya ia ikut ambil bagian dalam proses melenyapkan iblis itu, namun ia tak bisa apa-apa.
3567Please respect copyright.PENANAwNqLfR9sJx
Kini mereka berpisah. Tomi tetap tinggal dirumah itu sendirian. Sedangkan Naya kembali kehotel. Ia menunggu waktu yang tepat. Waktu yang ia siapkan untuk melenyapkan iblis yang merusak keluarga mereka.
3567Please respect copyright.PENANAkc1SpOg8rP
Keesokan harinya, benar saja. Ibu tirinya datang bersama dengan partner bisnis ayahnya.
“jadi….. kalian bebas?” Tomi berpura-pura kaget
“hahaha……….” ibu tirinya tertawa sinis.
3567Please respect copyright.PENANAb66qKEHezy
“bagaimana bisa laporan dari seorang bocah membuktikan bahwa kami bersalah….??” tanya wanita itu.
“sekarang kamu ngak bisa berbuat apa-apa kan?? Hahaha…. tinggal tunggu waktu aja sampai seluruh kekayaan ayahmu jatuh ketanganku… ayo mas, tinggalin aja bocah tolol ini… kita sekarang senang-senang.. hahahahahahahaha……..”
3567Please respect copyright.PENANAlDtRGtqD6o
Laki-laki paruh baya itu menyuguhkan senyum paling menjijikkan yang pernah dilihat oleh Tomi.
3567Please respect copyright.PENANATVVHpykJVP
‘hahaha…. kita lihat aja sebentar lagi.. dasar pelacur tolol….’ batin Tomi.
Kedua orang itu kini menaiki tangga dan masuk kedalam kamar ayahnya. Persis seperti yang direncanakan oleh Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAEi6bxfv22j
Ia segera bergegas ke kamarnya. Mengambil barang-barangnya yang sudah disiapkan sebelumnya dan bergegas keluar rumah.
Melewati pintu kamar ayahnya ia kembali mendengar percakapan penuh kemenangan dari iblis itu.
3567Please respect copyright.PENANAzsR7jqZ7Sc
“ayo mas…. memekku udah kepingin digenjot lagi nih…..”
“sabar sayang….. kita main sepuasnya hari ini….. merayakan kemenangan kita”
3567Please respect copyright.PENANAXvAe4EGC7H
‘haha… kemenangan???? Kita lihat siapa yang tertawa paling akhir nanti’ batin Tomi kembali berbicara. Ia melangkah menuruni tangga dan keluar dari rumahnya.
3567Please respect copyright.PENANAZkiRKnjAqp
Mobilnya ia tinggalkan di pelataran rumah itu. ia tau, setelah apa yang direncanakan olehnya, pergi menggunakan mobil pribadi bukanlah pilihan yang cerdas.
Ia bejalan menyusuri jalan perumahan yang jarang sekali ia lalui tanpa menggunakan mobil. Tak lama lagi ia akan merindukan tempat ini.
Diujung jalan sebelum ia berbelok, ia kembali memandang ke arah rumahnya di kejauhan. Telepon seluler di sakunya ia raih dengan sebelah tangan, lalu ia menelepon.
3567Please respect copyright.PENANAJpXuuMsLbr
“DDUUUUAAAAAAARRRRRRR………”
Sebuah ledakan hebat terlihat dari kejauhan. Tak lain dari arah rumah Tomi.
3567Please respect copyright.PENANA1QA5swZBJ0
Kaca jendela berhamburan kesegala arah, menciptakan bunyi berdenting ketika pecahan itu menghantam tanah dan bebatuan. Asap hitam mulai membumbung tinggi. Hasil dari nyala api berwarna oranye kehitaman.
Dinding putih yang menghiasi rumah itu kini berubah warna. Seakan menghapus seluruh kenangan manis yang pernah terjadi disana.
3567Please respect copyright.PENANA7CQCznf06H
Dua buah pilar besar hiasan kini mulai rubuh.
Bebatuan seberat 20 ton itu perlahan condong ke arah mobil yang Tomi tinggalkan. Dengan bunyi memekakkan telinga, pilar itu rubuh menimpa badan mobil itu.
3567Please respect copyright.PENANA6wspPLmPXf
“DUUUAAARRRRRR…..”
Kembali satu ledakan besar mengiringi kepergian Tomi. Mobil kesayangannya itu, yang sudah menjadi saksi bisu kematian ayahnya, kini hancur lebur.
3567Please respect copyright.PENANAW3YWYvXBCq
Dengan senyum tipis yang dingin ia kembali melangkah. Mengawali perjalanannya yang entah kemana. Perjalanan tanpa arah tujuan…
3567Please respect copyright.PENANA9LOIPkGXv1
===================================================
3567Please respect copyright.PENANABc5uXmjSeO
Perjalanan Tomi sudah dimulai.
Tak butuh waktu lama hingga kabar mengenai kebakaran yang terjadi di rumahnya tersiar di TV. Ia mendengar sekilas siaran itu ketika sedang duduk menanti kedatangan kereta yang akan membawanya pergi menjauh.
3567Please respect copyright.PENANAHPqIkqHRti
Ia kini sedang berada di dalam gerbong kereta yang melaju.
Tomi membeli tiket ke tujuan paling jauh yang dapat ia temukan di stasiun terdekat.
3567Please respect copyright.PENANAWSPuk3BdJT
Dalam hatinya ia senang, dapat membalaskan dendam kepada orang yang sudah membunuh ayahandanya tercinta. Namun kenjataan bahwa ia tak mengetahui dimana ayahnya dimakamkan membuatnya gundah.
3567Please respect copyright.PENANA6Y5pjqI9yB
Ia menghela napas panjang. ‘Naya pasti udah ngurus semuanya’ pikirnya.
Satu persatu stasiun ia lewati menjauhi ibukota. Ruang gerbong yang tadinya sesak dijejali ratusan orang, kini perlahan mulai lengang. Hanya beberapa orang yang terlihat bersamanya di gerbong itu. seorang pedagang buah yang tertidur, pekerja kantoran, dan yang lain sepertinya anak kuliahan.
3567Please respect copyright.PENANAi2xDv5qrQP
Ia melongok keluar jendela, mencoba mengusir rasa bosan.
Pemandangan lahan persawahan yang baru ditanami padi menyejukkan matanya sesaat. Lokomotif kereta berwarna putih itu terlihat diujung rangkaian. Mengepulkan asap putih yang membumbung diiringi bunyi menderu.
3567Please respect copyright.PENANAbEpEdSlH7J
Enam jam berlalu. Ia kini menjejakkan langkah pertamanya di stasiun tempat kereta itu berhenti. Entah dimana ia sekarang, ia sama sekali tak mengetahui apapun tentang kota tempatnya berpijak.
3567Please respect copyright.PENANAjLrIUoraZT
Ia sudah mematikan telepon selulernya. Menghindari kemungkinan jika polisi melacak signal.
‘moga-moga Naya baik-baik aja…’ kalimat itu entah sudah berapa kali melintas di pikirannya.
3567Please respect copyright.PENANA4NziNGP463
Tak banyak uangnya yang tersisa, sepertinya ia harus berusaha keras untuk menghidupi dirinya selama dalam pelarian ini.
“heeeeehhh….” ia menghela nafas panjang.
‘oke…. harus kemana sekarang?’ batinnya berbicara.
3567Please respect copyright.PENANAfZEfHeunMi
Tak punya arah tujuan, ia tak boleh menampakkan diri di depan orang yang ia kenal. Terlalu beresiko jika sampai keberadaanya diketahui, walaupun oleh saudaranya sekalipun.
3567Please respect copyright.PENANAgmtWd3Krf3
Karena itulah ia memilih kota ini sebagai tempatnya melarikan diri. Alih-alih ada yang mengenalnya, seingatnya ia tak mempunyai saudara maupun teman di kota ini.
3567Please respect copyright.PENANADbKKFV3V3I
“kruyuuuukkkk……”
Perutnya mulai meronta, menagih makanan.
3567Please respect copyright.PENANAVGxPuNyr9a
Tomi memegang perutnya sesaat dengan tangan kirinya. Sepertinya makan adalah pilihan yang bagus. Ia telah menetapkan pilihan.
3567Please respect copyright.PENANAsFJohBSEFB
Tak sulit menemukan tempat makan di daerah stasiun tersebut. Namun mengingat uang yang dimilikinya sangat terbatas, maka mau tak mau ia harus berusaha hidup sangat-sangat sederhana.
3567Please respect copyright.PENANAEK5Okv6zay
Tak mudah memang bagi seorang anak muda seperti Tomi, yang terbiasa hidup bergelimang harta, yang setiap kebutuhannya pasti ada yang melayani. Kini ia harus berjuang sendiri, syukurlah ia bukan typikal anak yang manja. Sedikit banyak ia tau bagaimana harus bertahan hidup.
3567Please respect copyright.PENANAyah9q4IBOX
Ia melangkahkan kakinya menuju warung nasi terdekat.
‘ramai juga… mungkin harganya murah’ pikirnya. Ia segera masuk kedalam.
3567Please respect copyright.PENANARefbaUBRzT
“makan mas??” tanya seorang ibu.
“iya bu…. pakai telor dadar sama sayur aja bu, minumnya air putih…” jawab Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAtrJKsMCode
Tak lama hidangan yang ia pesan kini tersaji di piring putih yang ia terima dari ibu penjaga warung.
3567Please respect copyright.PENANAdfySNhIqyz
‘fuuuhhh…. sabar-sabar…. emang uda takdirnya begini kok….’ gumam Tomi dalam hati.
Ia mulai menyendok makanan itu. Terasa sedikit hambar dilidahnya, mungkin karena ia belum pernah makan sesederhana itu.
“anak kuliahan ya mas??” pertanyaan sang ibu penjaga warung mengagetkan lamunannya.
“hah?”
“pesanannya Cuma telor dadar sih… pasti mahasiswa ya?”
“ohhh… iya bu..”
“kuliah dimana?”
“eeehhmmm……” Tomi sedikit gugup menjawab pertanyaan itu, mengingat ia tak tau apa-apa tentang kota itu.
“saya…. masih nyari-nyari bu…. ini hari pertama saya di sini, perantauan….”
“ohhh…. sebelumnya tinggal dimana?”
“ahahaa… jauh bu dari sini…. enam jam naik kereta…”
“ooo…. kok bisa-bisanya nyasar kesini…. orang tuamu tau?”
“ngak tau bu… orang tua saya udah ngak ada… karena di tempat asal saya biaya hidup mahal, ya saya putuskan pindah…. nyoba-nyoba cari rejeki…”
“trus.. disini tinggal dimana?”
3567Please respect copyright.PENANAI6xUV9AomY
Tomi hanya menggelengkan kepala sambil mengunyah makananya.
“belom tau bu…. saya ga punya uang….”
“ya allah dek….. kok nekat sekali….”
“namanya juga merantau bu, musti nekat, kalo ngak gak bisa makan…”
“udah dapet kerja?”
Tomi menggeleng.
3567Please respect copyright.PENANA6GlBfTB9Y3
Ibu penjaga warung juga ikut menggelengkan kepalanya.
“dasar anak muda jaman sekarang… nekat semua…. kamu lulusan apa?”
“sarjana teknik bu… S1……”
“waduh…. pendidikannya udah tinggi to…. trus kenapa mau kuliah lagi”
3567Please respect copyright.PENANAnxfdqF3K9R
‘siall……….. salah ngomong gua……’ batin Tomi.
“yah…. kali aja bisa ngejar S2 bu… siapa tau masa depan saya jadi lebih terjamin…”
“ck ck ck….. yawdah habisin dulu makananmu….”
3567Please respect copyright.PENANAmINlpHxlhz
Sang ibu penjaga warung itu meraih telepon genggamnya.
“mase…. jek enek lowongan pora? Iki ono cah perantau golek kerjo…..” ucapnya lewat telepon.
Tomi tak mengerti apa yang dibicarakannya, ia terus menyendoki nasi yang tinggal separuh di piringnya itu.
“S1 teknik jare…piye”
‘lha kok bawa2-bawa S1?’ Tomi mulai penasaran.
“yowes tak kandani…..”
3567Please respect copyright.PENANAhbW7y0P2ry
Ibu penjaga warung itu menyudahi percakapannya di telepon.
“dek…. kamu beneran sarjana teknik?”
Tomi mengangguk.
“gini dek…. suami ibu kan punya bengkel.. yahh bukan bengkel gede si.. kamu mau gak kerja disana?”
“ahh serius bu?”
“yo serius…. masak bercanda…..”
3567Please respect copyright.PENANAMxxzGLb4Yh
Tomi terdiam sejenak. Tawaran dari ibu itu sungguh menggiurkan, namun ia khawatir jika ia bekerja maka ia harus tinggal menetap. Itu bukanlah misinya.
3567Please respect copyright.PENANAAaFg6zEkUo
Misinya saat ini adalah menghilangkan jejak. Tidak boleh ada informasi, tidak boleh ada bekas.
“bu… maaf ini sebelumnya, ibu kan baru kenal saya…. saya takutnya mengecewakan.. makasih banyak bu tawarannya, saya pikir-pikir dulu….”
“jadi anak muda itu ndak boleh mikir terlalu panjang dek… jaman saiki cari duit susah…. ya gak apa-apa sih dek… pesen ibu, kamu jangan nunda-nunda… kalok udah yakin, udah mantep…. kamu dateng lagi kesini….”
Tomi tersenyum dan mengangguk.
3567Please respect copyright.PENANA1WBeCO9HGr
Tuhan memang tak pernah tidur.
Ia akan selalu mengawasi setiap insan di dunia ini. Memberi karunia bagi dia yang baik dan memberi ganjaran bagi ia yang jahat.
3567Please respect copyright.PENANANtxAu94B46
‘tapi gue ini udah jadi pembunuh…. emang pantes gue dapat belas kasihan dari tuhan?’
Tomi sedang mengutuki dirinya sendiri saat ini. Menjadi pembunuh memang merupakan pilihannya beberapa hari lalu. Dan kini ia harus siap menerima resiko akan ganjaran apapun yang akan ia terima.
3567Please respect copyright.PENANA6MKKvluyWp
Seusai makan ia kembali berjalan, menyusuri jalan-jalan di kota baru itu.
Cukup jauh ia berjalan. Ia kini tergoda untuk menelepon kakaknya Naya. Menanyakan tentang kabar kakaknya tercinta. Namun ia cukup dapat mengontrol diri untuk mengabaikan hasratnya itu.
3567Please respect copyright.PENANA15JTr2x1Ey
Langit kini mendung. Cuaca mulai berubah tidak bersahabat.
Rintik hujan mulai turun, membasahi jalan-jalan yang ia lalui.
3567Please respect copyright.PENANAMAC6nWcgJP
Ia berteduh disebuah pelataran toko buku. Ia berjongkok sejenak melepaskan rasa lelah yang diderita kedua kakinya. Butir-butir air yang jatuh itu terciprat tak tentu arah.
Debu-debu yang tadinya beterbangan kini telah melekat di tanah. Udara berubah menjadi sejuk.
3567Please respect copyright.PENANA3Z3NB9E2R8
‘sekarang gue mesti tidur dimana dong…..’ pikirnya.
Pertanyaan mendasar bagi seorang pelarian seperti dirinya.
3567Please respect copyright.PENANAm5aoA3CRag
Hujan kembali reda, jam tangan yang dikenakannya kini menunjukkan pukul empat sore. Ia harus cepat menemukan tempat bermalam.
3567Please respect copyright.PENANAPd9URAxrn6
‘tapi dimana..?? aduh kakak…. sengsara banget hidup gue sekarang….’
Kenyataan kontras itu harus ia telan bulat-bulat. Menyadari bahwa kakaknya kini sedang berada di kamar hotel yang nyaman dengan segala fasilitas. Sedangkan dirinya harus hidup dalam pelarian, dengan uang yang terbatas, tanpa bekal, tanpa tempat tinggal.
3567Please respect copyright.PENANAk2Wo4HtgYE
Sesungguhnya Tomi masih memiliki banyak uang di rekening tabunganya, mungkin cukup untuk membeli rumah di daerah pinggiran kota. Namun apa daya, jika ia mengambil uangnya polisi akan tau dimana ia berada dan tak lama ia akan segera ditangkap.
3567Please respect copyright.PENANAEHCZWl7FCA
Membayangkan menerima vonis 10 tahun penjara sudah cukup membuat Tomi gentar. Kartu ATM berwarna kuning itu tetap terselip rapi tak tersentuh di dalam dompetnya.
3567Please respect copyright.PENANAVSDtI3stvP
Ia kembali menyusuri jalan-jalan becek, mencari tempat bermalam.
Menginap di penginapan saat ini bukanlah sebuah pilihan yang pintar, itu akan menghabiskan banyak uang. Jika ia memaksakan diri, maka ia hanya akan mampu bertahan hidup dalam jangka waktu empat hari saja. Pilihan yang sulit.
3567Please respect copyright.PENANAw01tBmX8YI
Satu jam sudah ia berjalan, kini jam tangannya menunjukkan pukul lima sore.
Matahari sudah sangat condong ke ufuk barat, menandakan sebentar lagi akan kembali ke peraduannya. Langit sore berwarna jingga temaram itu menemani langkahnya.
3567Please respect copyright.PENANA5cr9GKWlpH
Akhirnya ia berhenti berjalan setelah sekian lama.
Ia kini duduk termenung di bawah jembatan penyebrangan. Tomi mengambil tempat duduk dibawah anak tangga menuju ke atas, berpaling sejenak dari dunia ini, mencari kesendirian.
3567Please respect copyright.PENANA1J15ewCPeY
Ia memutuskan untuk bermalam di tempat itu malam ini.
3567Please respect copyright.PENANAp8WeadONjV
Hari berganti malam. Jalan-jalan yang tadinya ramai kini berubah hening. Tak banyak lagi orang melintas, hanya sesekali saja ia melihat siluet lampu mobil yang melaju di jalan raya.
Bunyi jangkrik terdengar di sana sini. Membuat pikirannya yang kalut sedikit teduh.
3567Please respect copyright.PENANAkyh5sV5ipB
Tempat ini berbeda sekali dengan kota tempat tinggalnya dulu.
Ia masih bisa mengingat jelas, di kota tempat tinggalnya dahulu saat seperti ini tak ada bedanya dengan siang hari. Banyak sekali orang berlalu lalang.
3567Please respect copyright.PENANAh5jfuZshXZ
Kantuk mulai menyerangnya. Rasa lelah yang menumpuk kini telah menjalar dalam aliran darahnya. Matanya mulai sayu, kelopak mata itu terasa begitu berat.
3567Please respect copyright.PENANAdTM002izWb
Ia duduk meringkuk sambil memeluk tas hitamnya untuk menghangatkan diri.
Matanya kini terpejam.
3567Please respect copyright.PENANAGd55R7U49A
“WOOOYY…. BANGUN……….”
Teriakan itu memekakkan telinganya. Sesaat kemudian ia merasa lengannya ditarik untuk dipaksa berdiri.
3567Please respect copyright.PENANAV55LJ9VWi2
Tomi mengejapkan matanya, berusaha mencerna apa yang ia lihat.
Berdiri disana, dua orang pemuda bertampang sangar dengan setelan khas anak punk.
3567Please respect copyright.PENANA51ysr8den2
“ANAK MANA LOO…..”
“ada apaan nih bang??”
“BANYAK TANYA LO… JAWAB PERTANYAAN GUA… ANAK MANA LOO…..”
3567Please respect copyright.PENANAoXohKI73yB
‘halaaahhh… ni anak punk pake acara cari gara-gara sama gua….. bangsat..’ batinnya.
Ia menatap tajam kearah mata pemuda yang berbicara dengannya.
3567Please respect copyright.PENANAuJG0XUqdwG
“apa urusannya sama lo?”
Tiba-tiba sebuah tangan mendorong kepalanya dari belakang. Tomi yang belum juga terbebas dari rasa kantuk hampir saja jatuh terhuyung ke depan.
Tubuhnya yang terhuyung ditangkap oleh tangan-tangan kasar yang kini mencengkeram bahunya.
“OOOHHH………..” pemuda yang mencengkeramnya berbicara.
“jadi lu mau cari gara-gara sama gua?…..LOO GA TAU GUA INI SIAPA????”
3567Please respect copyright.PENANAzKIOiNm5rZ
‘idih… ada gitu ya orang tolol kayak gini… yang cari gara-gara itu kan dia…. trus, dia pikir dirinya selebritis yang dikenal semua orang… cuih….’ batin Tomi.
“gua ga ada urusan sama lu pada…. lepasin sekarang atau…”
3567Please respect copyright.PENANA9qEXGMQUCY
“ATAU APAA???????? LO MAU KITA HAJAR……..” pemuda yang mencengkeram bahunya kembali berteriak.
“udah lah bos… kita abisin aja sekarang…..” pemuda yang satu lagi berbicara.
3567Please respect copyright.PENANAbKw4Rp8fJ3
Tomi belum sempat melihat wajah pemuda yang satu lagi karena ia berdiri membelakangi pemuda itu.
“mana dompet lu? Kasi ke gua…….” pemuda di depan Tomi berbicara.
3567Please respect copyright.PENANAMoQmmnqTih
Tomi menepis kedua tangan yang mencengkeramnya itu kuat-kuat. Kini tubuhnya sudah bebas.
“coba aja ambil dari gua kalo lo bisa….” ucap Tomi.
“BANGSATTTTTTTT……..”
3567Please respect copyright.PENANAzZmQWa5MKk
Sebuah pukulan melesat ke arah wajah Tomi. Keadaan seperti ini sudah berulang kali ia alami dalam pertandingan karate. Dengan mudah ia mengelak ke kanan.
Dengan tangan kirinya Tomi mencengkeram pergelangan tangan yang melesat ke arah wajahnya, lalu dengan tangan kanannya yang sudah terkepal ia meninju wajah pemuda itu tepat di pelipisnya.
3567Please respect copyright.PENANAEWBOaeAZpQ
“Duuuugg….”
Hantaman itu tepat bersarang di wajah pemuda yang sekoyong-koyong terhuyung dan tersungkur di tanah.
3567Please respect copyright.PENANAGIpIrEoGaG
“ANJIIINGGG……” pemuda di belakangnya mengumpat dan melayangkan pukulan hook kearah kepala Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAyedCnB1kdd
Hampir saja Tomi telak terkena, karena pukulan itu dilancarkan dari titik buta matanya.
Namun refleksnya cukup baik. Ia menghindar dengan menundukkan tubuhnya.
3567Please respect copyright.PENANAY8UZCTtsNt
Kepalan itu melintas di atas kepalanya.
Kini dengan tangan kanan Tomi, ia memukul perut pemuda itu keras-keras.
3567Please respect copyright.PENANA1YrUUNu9px
“Aaaaaaakkkhh…..” pemuda itu memekik ketika tubuhnya terlonjak beberapa senti ke udara.
Sekali lagi Tomi melancarkan tinjunya yang kini tepat bersarang di rahang bawah pemuda itu.
3567Please respect copyright.PENANAN8SGbAUkJU
“Buuuuggghh….”
Pemuda itu jatuh terjengkang. Memegangi rahangnya yang terasa berdenyut-denyut.
3567Please respect copyright.PENANAXd8yDi4T6B
Pemuda yang pertama jatuh kini sudah kembali berdiri. Ia mengeluarkan sebilah pisau kecil dari pinggangnya. Pisau kecil itu mulai ia sabetkan.
3567Please respect copyright.PENANArLKwCYaPNM
Tomi mengelak dengan memundurkan tubuhnya satu langkah.
Jarak antara ia dan lawannya kini terlalu jauh untuk ia jangkau dengan kepalan tangannya.
3567Please respect copyright.PENANAWyrhVWlbwe
Tomi mengambil kuda-kuda untuk mulai menyerang. Kali ini kakinya melesat cepat melewati lengan pemuda yang menggengam pisau itu.
3567Please respect copyright.PENANAtxJs0F3xT3
“Duuuggghhhh……”
Tendangan itu tepat mengenai wajah pemuda itu. mematahkan hidungnya.
Pemuda itu meringis kesakitan sambil memegang wajahnya yang berlumuran darah.
3567Please respect copyright.PENANAumZ0P9OWdx
Pisau kecil itu terjatuh dari tangannya. Tomi segera memungutnya dan berlari menjauh meninggalkan kedua preman kampung yang kini terkapar kesakitan.
3567Please respect copyright.PENANAN12guy0IkV
Derap langkahnya bergema di tembok yang ia lalui.
“hoshh….hosshh…hoshhh…” nafasnya terengah-engah. Namun ia tak berhenti berlari.
3567Please respect copyright.PENANAK7hmiaFLFI
Stamina yang belum juga pulih menyebabkan Tomi tak bisa berlari terlalu jauh. Ia kini kehabisan napas. Ia tertunduk, menyandarkan dirinya di sebuah tembok dengan tangan kirinya sambil memegang dadanya dengan tangan yang lain.
3567Please respect copyright.PENANA1V6HNO4IaZ
Pisau kecil yang tadi ia bawa kini ia lemparkan kedalam selokan.
Ia tak butuh benda seperti itu untuk mempertahankan diri.
3567Please respect copyright.PENANAw1eEXw4VRQ
Cahaya keemasan mulai nampak di ufuk timur, tanda bahwa sang fajar akan segera menemani harinya. Tak terhitung sudah berapa lama Tomi berjalan menjauh dari insiden itu. lututnya kini mulai kram. Ngilu sekali rasanya, ia bahkan sudah tak bisa lagi membedakan yang mana telapak kakinya dan yang mana sol sepatu. Seakan keduanya telah menyatu.
3567Please respect copyright.PENANAHRMbL7rnlq
Disebuah warung rokok kecil pinggir jalan ia menghentikan langkahnya. Terlihat pemuda pemilik warung itu sedang membereskan dagangannya. Pemuda itu memandang ke arah Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAgjxxWHr76j
“lari pagi kok subuh-subuh gini mas….” tanya pemilik warung itu.
“hahaha…. ngak mas… tadi abis berantem sama preman….”
“wooooo….. hati-hati mas kalo di daerah sini malem-malem… kamu bukan orang sini ya?”
“iya…. mas aku beli roti sama aqua gelas mas…..”
“tuh pilih aja rotinya… itu roti kemaren lho tapinya, jadi pilih yang bener, jangan yang udah jamuran….”
Tomi melongok dan mulai memilah roti di keranjang itu dengan sebelah tangan. Pilihannya jatuh pada sebuah roti isi coklat.
“ini aja mas…. sama aqua gelas.. jadi berapa?”
“seribu limaratus….”
3567Please respect copyright.PENANAYjWpOLt8qh
Tomi merogoh kantung celananya mencari selembar uang pecahan dua ribu rupiah untuk membayar roti itu.
“ini mas… aku ambil aquanya satu lagi deh biar pas….”
“yowes…. makasi ya..”
3567Please respect copyright.PENANACMoOAtTWpk
Tomi mengambil dua buah air minum gelas di dalam box es batu berwarna merah. Ia kini duduk di trotoar jalan sambil menikmati sarapannya.
3567Please respect copyright.PENANAl9ATEFOtrQ
Terlihat di kejauhan cahaya menyilaukan mulai nampak di ujung jalan yang mengarah ke timur. Sang fajar sudah kembali. Langit biru gelap yang tadinya mendominasi, kini telah berganti dengan langit biru cerah. Di sisi yang lain, bulan yang tadinya terang benderang kini mulai memudar.
3567Please respect copyright.PENANAhvAJ4hLbLx
“hheeeeehhh…”
Tomi kembali menghela nafas panjang untuk kesekian kalinya. Mulutnya masih penuh dengan roti yang sedaritadi ia kunyah. Kerongkongannya tak kuasa menelan makanan itu.
3567Please respect copyright.PENANACk1TGAj6q5
‘ngak enaaaakkk…..’ begitu umpatnya dalam hati.
Tapi apa mau dikata. Itulah kenyataan.
3567Please respect copyright.PENANAB8mbpzrnwB
Tidak selamanya orang akan berada di atas. Ada kalanya seseorang harus menelan pil pahit dan asam garam kehidupan.
3567Please respect copyright.PENANAb0iJJvwkLS
Entah sampai kapan, Tomi tak mampu menjawabnya.
Yang pasti, ia harus tetap bertahan.
3567Please respect copyright.PENANAmUNtaxPxfX
Dendam yang terbalas kini menyisakan ganjaran penderitaan yang harus ia jalani.
Suka atau tidak suka bukanlah pilihan.
3567Please respect copyright.PENANAY37neZg8dM
Pilihannya saat ini hanyalah bebas tapi menderita, atau terpenjara dan menderita.
Kalau pembaca jadi Tomi…… anda mau pilih yang mana????
3567Please respect copyright.PENANAWu3Y8LlaE6
===================================================
3567Please respect copyright.PENANAWc0bGqlqkW
Tomi masih saja berkutat dengan roti di tangannya.
Perutnya menolak mentah-mentah makanan murahan yang kali ini ia santap.
‘haduhh…… ini perut kok ga bisa diajak kompromi…..’ umpatnya dalam hati
3567Please respect copyright.PENANAhH9aJz4Tld
“perantauan ya mas?” tanya penjaga warung rokok itu.
Tomi mengangguk.
“belum pernah kesini to??”
Tomi menggeleng.
“nih saya kasi tau….. kalo kamu belom punya tempat tinggal dan masih hidup ngegembel, jangan tidur sembarangan. Minimal kamu pergi ke kabupaten kota. Disana jarang ada preman, gak kaya di sini. Di kampung kayak gini preman bertebaran dimana-mana mas…”
3567Please respect copyright.PENANAMT9AeXqAP6
Tomi menyimak pembicaraan itu sambil mencoba menelan roti yang dikunyahnya dengan meneguk air minum.
3567Please respect copyright.PENANA6sNm6jkY3f
“seberapa jauh mas?”
“mau jalan kaki apa naik angkot?”
“kalau jalan kaki?”
“yahhh…. paling-paling sampenya besok… masih dua puluh kilo lagi….”
“kalo naik angkot bayar berapa mas…”
3567Please respect copyright.PENANAs7xCYpJket
Pemuda itu mengangkat telunjuk sambil berkata.
“sepuluh ribu…. angkotnya yang warna kuning putih… tuh yang kayak gitu….”
Telunjuknya yang tadi menunjuk ke atas kini mengarah kepada mobil angkot yang sedang ‘ngetem’ di perempatan jalan.
3567Please respect copyright.PENANAFG5eUJDYJk
“ohhh gitu ya….. makasih ya mas…”
“ga usah sungkan mas… saya juga pernah jadi perantauan… jadi saya paham susahnya jadi diri mas…..”
3567Please respect copyright.PENANAZgdJ9InVHd
Tomi hanya tersenyum mendengarnya.
Mengetahui ada orang yang pernah senasib dengan dirinya merupakan obat yang sangat mujarab untuk mengusir sedikit rasa gundah.
3567Please respect copyright.PENANAlZ0fuiiBBq
“yawes to… kalo memang mau kesana harus cepat…. angkotnya gak banyak… sehari paling Cuma ada empat mobil aja yang lewat sini…”
Mata Tomi terbelalak. Serta merta ia segera menelan bulat-bulat roti di mulutnya dan menghabiskan air minum di gelas yang sudah ia buka.
3567Please respect copyright.PENANAFHeqq97VsV
“ohhh yaudah mas… makasih banyak ya mas…”
Tomi membungkukkan badan, mengutarakan rasa terima kasihnya. Ia memang jarang sekali melakukan hal itu ketika masih berstatus sebagai ‘anak orang kaya’ tapi sekarang keadaan sudah berbeda, maka dari itu ia tak segan untuk merendahkan egonya untuk sekedar mengucapkan terima kasih yang amat sangat.
3567Please respect copyright.PENANA7kMAcRn7aX
Ia segera bangkit, menyambar tas hitamnya dan berlari kearah mobil angkot yang berada di perempatan jalan.
3567Please respect copyright.PENANAM8ny5tqgsi
“kotaa…kotaaaa..kotaaa….” seorang pemuda berteriak-teriak memanggil penumpang.
Rupanya ia adalah supir angkot tersebut.
3567Please respect copyright.PENANA9702Sd6HZa
Hampir saja Tomi tak kebagian tempat, hanya tersisa satu saja tempat duduk di angkot tersebut walaupun berada di bibir pintu masuk. Beruntung baginya, angkot tersebut memang tidak akan pergi sebelum penumpangnya penuh.
3567Please respect copyright.PENANAZlI6vAwFOm
“yoooo… berangkat yoo…..ayo mas…..naik-naik….”
Tomi yang sudah mencapai mobil itu segera naik, sebelah kakinya tidak bisa ia masukkan ke dalam mobil yang terpaksa harus ia letakkan di bagian pintu masuk yang seperti anak tangga.
3567Please respect copyright.PENANAsymvOSwUi2
Tubuhnya kini bersandar di pintu mobil yang terlipat dua.
Mobil mulai melaju. Deru angin semilir yang menerpanya seakan menjadi obat penghilang rasa lelah. Peluh dan keringat yang menempel di tubuhnya seakan tidak terasa, berganti dengan kesejukan yang kini menyeruak masuk di sela-sela sweater hoody (bener gak nik tulisannya ) yang ia kenakan.
3567Please respect copyright.PENANA5SC2FpXxLi
Deretan bangunan yang ia lewati melesat dengan cepat di pandangannya.
Jalan di daerah itu sedikit rusak karena berlubang disana-sini. Namun sepertinya sang supir angkot sudah hapal betul dengan medan yang ia lalui. Beberapa kali mobil itu membanting setir ke kanan dan kekiri menghindari lubang.
3567Please respect copyright.PENANANgDWMBSDSi
Tomi harus ekstra waspada jika tidak ingin terlempar dari tempat duduknya. Berhubung ini adalah kali pertama ia naik angkutan kota, ia mengcengkeram badan angkot itu sekuatnya.
3567Please respect copyright.PENANA3OVC6Ueyue
Pemandangan pedesaan kini telah berganti dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Hijaunya alam, rimbunnya pepohonan kini tak lagi dapat ia lihat.
Pemandangan seperti ini sudah sangat familiar dimatanya. Tak jauh berbeda dengan kota tempat ia tinggal dahulu.
3567Please respect copyright.PENANANumlxerPpc
Setidaknya ia cukup terbiasa dengan keadaan seperti ini. Ia berharap dapat bertahan dengan keadaan ini sampai saatnya tiba, dan ia akan pulang.
3567Please respect copyright.PENANAxIdZDzwkeB
Angkot itu sudah berhenti disebuah terminal besar dengan hiruk pikuk orang yang lalu-lalang.
Suasana khas perkotaan.
3567Please respect copyright.PENANAmSBYHn0yP2
Di setiap sudut ia melayangkan pandangannya, puluhan pedagang kaki lima sedang menjajakan dagangannya.
3567Please respect copyright.PENANAKUgNOgOveQ
“yoooo….. sepuluh ribu tiga yooo… celana dalam, sempak, BH, dipilih-dipilih… yooo…”
“sekilo lima belas rebu aja bu haji.. monggo bu….. apel, jeruk, pirnya dipilih ayoooo…”
“siapa lagi….siapa lagi…..obat mujarab buat ngobatin gatel-gatel, panu, kadas, kurap, semua bisa…. dari belerang asli…. siapa lagi…..”
3567Please respect copyright.PENANAjbLoNG15ZA
‘hahaha…… sableng semua’ pikirnya.
Hari ini adalah pertama kalinya ia bisa tersenyum dengan tulus menghadapi kehidupan yang berat ini. Tak sepert hari-hari sebelumnya, ia hanya bisa tersenyum sedikit memaksa ketika berbicara dengan orang lain.
3567Please respect copyright.PENANAUheqD9oVY2
“kkkruuuuuyuukk…”
Perutnya yang tadi ia ganjal dengan roti nampaknya sudah mulai meronta kembali.
3567Please respect copyright.PENANAuxMrWzgXOU
‘warung nasi…warung nasi… dimana engkau….’ batinnya.
Matanya kini jelalatan melihat berkeliling. Perhatiannya kemudian tertuju pada warung nasi yang berada di pojok terminal.
3567Please respect copyright.PENANAZlhSQSfT2b
Perasaannya sedikit riang. Ia berjalan dengan santai, tanpa perlu khawatir ada orang yang tiba-tiba menarik lengannya dan memaksa menyerahkan dompetnya.
‘legaaaa……’
3567Please respect copyright.PENANAiqKLQq4akN
Ia memasuki warung nasi tersebut dan memesan menu standart, telor dadar dan sayur.
Tapi betapa terkejutnya ia, harga yang diminta begitu berbeda jauh dengan menu sama yang terakhir kali ia makan.
3567Please respect copyright.PENANAj5YJ0a2JSP
‘nasibbb…nasib…. apa mau dikata, ini kan di kota, bukan di desa…heeehhh’
Tomi menyodorkan selembar uang untuk membayar makanan itu.
3567Please respect copyright.PENANAEfRrMrUaHA
Sesaat ia sempat menyesali kedatangannya ke kota besar itu. jika ia kalkulasi, maka ia harusnya dapat bertahan hidup dengan uang yang ia pegang hanya selama sebulan saja.
‘aduhhh….gimana ini….’
3567Please respect copyright.PENANAWA6n2CjZKB
Selepas makan, ia kembali berjalan menyusuri hiruk pikuk kota itu.
Misi terbaru. Ia harus menemukan mata pencaharian, walaupun hasilnya tidak seberapa namun dirasa bisa mengulur waktu cukup lama agar ia tetap bisa makan.
3567Please respect copyright.PENANAvUEdd5HALo
Beberapa kali ia memasuki toko-toko di pinggir jalan, barang kali ada yang sudi mempekerjakan ia untuk satu hari saja. Ia memutuskan untuk bekerja serabutan. Setidaknya itu tidak meninggalkan jejak.
3567Please respect copyright.PENANAe47DoeRuu0
Hari-hari berlalu sejak saat itu.
Mencari pekerjaan di kota besar seperti itu tak semudah yang ia bayangkan.
3567Please respect copyright.PENANAIM0olp36YA
Sejenak ia merenung, betapa mujur nasibnya dahulu.
Terlahir di keluarga yang kaya raya, seluruh kebutuhannya selalu terpenuhi, ia dapat bersekolah tinggi, masa depannya terjamin. ‘jadi begini nasib orang-orang kecil…’ batinnya.
3567Please respect copyright.PENANA8aQAeQ7b9S
Namun Tuhan masih berbaik hati menunjukkan jalannya. Walaupun terjal berliku, namun selama manusia percaya akan mukzizatnya, Tuhan tidak akan diam.
3567Please respect copyright.PENANAdL4Ls4r3dZ
Setelah lelah berkeliling mencari pekerjaan yang tak kunjung ia dapatkan, Tomi kembali duduk termenung. Nafasnya masih terengah-engah, menimbangi suhu panas yang dipancarkan matahari.
Ia mengambil botol air yang ia simpan dalam tas hitam yang kini mulai kumal dan mulai meneguk isinya.
3567Please respect copyright.PENANA5VTqXpTopD
“glek..glek..glek..”
Air itu mengalir membasahi kerongkongannya, bagai oasis dipadang gurun nan gersang.
Kesadarannya yang mulai kabur kini pulih. Ia kembali bangkit berdiri dan mulai berjalan.
3567Please respect copyright.PENANABVAI6v6X3T
“Bruummm…brumm….”
Dua buah truk pengangkut beras berjalan dengan terburu-buru melalui belokan untuk masuk kedalam pasar. hampir saja tubuh Tomi terserempet.
3567Please respect copyright.PENANAHPC9Q5OTiZ
‘heeeeeeehhh biarin lah…. namanya juga orang cari duit…’ pikirnya.
Jika saja ia masih berstatus ‘anak orang kaya’, mungkin ia akan segera melabrak dan memaki-maki pengemudi tersebut. Namun ketika ia merasakan beratnya mencari uang untuk hanya sekedar membeli sesuap nasi, ia dapat mengerti.
3567Please respect copyright.PENANAptwgrKtj0y
“ooyyyy…… mana si udin sama si maman??, ini barangnya dateng kenapa dia ga ada???”
“sakit bos…. meriang kata istrinya…. kalo si maman mah ngak tau kemana”
“adddoooohhhh….. udah cepet turunin tu beras…. jangan lama-lama, udah mau sore neehhh…”
3567Please respect copyright.PENANAHjvtB6oRjk
Percakapan itu berlangsung di sebuah toko beras tempat kedua truk berwarna kuning itu berhenti. Tampaknya orang yang marah itu adalah sang pemilik toko. Ia kini duduk sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, hanya frustasi karena masalah yang baru saja datang.
‘hmmm…. barang kali gua bisa kerja di situ hari ini…’ batin Tomi.
Ia segera melangkah mendekati pria yang kini bangkit dari duduknya dan menunjuk-nunjuk para pekerjanya sambil sedikit berteriak.
3567Please respect copyright.PENANAcIPojBrjGZ
“sore pak…..”
“ya….. kenapa dek?”
“saya liat toko bapak lagi sibuk… boleh gak saya minta kerjaan, untuk hari ini aja pak… saya belom dapet duit buat makan…” ucap Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAncpXmcVXS3
Pria itu tertegun sejenak, wajah tampan Tomi sungguh tak menyiratkan bahwa ia adalah orang miskin yang bahkan tidak mampu membeli makanan.
“emang adek mau bantu ngangkutin beras?”
“mau pak…. gak apa-apa… yang penting saya dibayar….”
“ahhhh…. bagus-bagus… taro tas kamu di bangku sini trus kamu turunin tuh beras-berasnya…”
“baik pak..”
3567Please respect copyright.PENANAw1Pf5l5lHe
Dada Tomi kini bersorak. Senang sekali rasanya mendapatkan pekerjaan, walaupun hanya untuk satu hari. Ini adalah pekerjaan pertamanya dalam seumur hidup. Akhirnya….
3567Please respect copyright.PENANAvqATIb9Z3R
Tas hitam kumal itu ia letakkan di atas bangku kecil di sudut tembok yang catnya sudah mengelupas. Ia melepaskan sweater yang ia kenakan lalu mulai terjun ditengah para pekerja yang sedang sibuk.
3567Please respect copyright.PENANAZ6mJb1BnfM
Kini, dua buah truk dengan muatan penuh itu digarap oleh empat orang termasuk dirinya. Tampaknya pekerja yang lainnya sudah lebih tua dari Tomi. Badan mereka sungguh kekar, dan terlihat terbiasa memanggul beban berat itu.
“ayo jangg……. angkutin kedalam… nanti mamang yang turunin berasnya dari atas….”
“oke mang… siap……..”
3567Please respect copyright.PENANA6S4kS5k1MJ
Tomi mengulurkan tangannya meraih karung pertama.
‘aaaaaarrrrrrghhh……….gila, berat juga…. hampir kayak orang beratnya…’
3567Please respect copyright.PENANAqrKx497ydW
Dengan sekuat tenaga ia mengangkat karung beras itu dan ia letakkan di bahunya.
Ia mulai melangkah dengan cepat agar beban di pundaknya itu cepat terlepas.
3567Please respect copyright.PENANAzlyScKqq4M
Ia kini sampai di tempat penumpukan beras. Karung putih berhias gambar dua ekor ikan lele itu ia hempaskan di bagian paling atas.
Berulang kali, satu persatu, akhirnya setelah dua jam bekerja keras ia dapat menghela napas panjang.
3567Please respect copyright.PENANA5CZwUVoRbz
Ia duduk menyelonjorkan kaki sambil megap-megap mencari udara.
Latihan karate yang selama ini ia jalani serasa tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pekerjaanya hari ini. Sungguh melelahkan.
Ia menggengam bahu kanannya dengan tangan kiri dan mulai memijat. Rasa ngilu itu kini menghantui dirinya, pegal sekali.
3567Please respect copyright.PENANAeqqkjSR0pF
“nih… minum dulu dek…..” pria pemilik toko itu menyodorkan segelas teh manis hangat kepada Tomi.
“aduh pak makasih banyak… jangan repot-repot…” Tomi mengulurkan tangan menerima pemberian itu.
“masih panas…. jangan diminum dulu…..”
Tomi hanya tersenyum dan mengangguk.
“kamu dari mana emangnya? Kok kumel amat….”
“saya perantauan pak, kabur dari rumah….” Tomi mencoba berbohong.
“lha kok kabur… kenapa? Ada masalah di rumah?”
“ibu tiri saya kasar…. jadi mendingan saya kabur aja pak…….”
“ooo gitu… trus tinggal sama siapa di sini?”
“hahaha…. saya ngegembel aja pak, tidur di emperan toko….”
3567Please respect copyright.PENANAhl54IjPQYJ
Pria itu hanya menggelengkan kepala dengan heran.
“pantes….” ia berucap.
“kenapa pak?” tanya Tomi bingung.
“saya tau betul, tas, sepatu, sama pakaian kamu itu bukan barang murah… makanya saya bingung, kok mau-maunya kamu kerja serabutan begini…”
Tomi tertunduk malu.
“yahh… mau gimana pak… kalo gak kerja kayak begini saya gak makan…”
“yaudah gini…. kalo kamu mau, kamu boleh ke sini kapan aja kamu butuh kerja… memang sih saya gak bisa bantu banyak, Cuma bisa kasih segini…..”
3567Please respect copyright.PENANAt5XgcMnmbR
Pria itu menyodorkan selembar uang kertas berwarna hijau.
“ohhh… gak apa-apa pak… segini juga udah bersyukur saya….”
“jadi gimana? Mau kerja lagi di sini kapan-kapan?”
“ya mau lah pak…”
3567Please respect copyright.PENANA3A3GazvkRw
Pria itu terkekeh.
“jarang lho ada anak muda kayak kamu mau kerja kasar begini, apalagi kamu dulu bukan orang susah…. yang anak orang susah aja kadang-kadang manja gak mau kerja….”
“aduh jangan gitu pak… saya jadi gak enak dipuji…”
“keh..keh..keh…… kamu ini lulusan apa?”
3567Please respect copyright.PENANAt2MgMHcP0p
“sarjana teknik pak….”
Mata pria itu terbelalak.
“dunia ini emang udah gila….. sarjana teknik kok jadi kuli panggul….”
“ya gak apa-apa kan pak.. yang penting uangnya halal….”
3567Please respect copyright.PENANAc4wAqBl9h6
Pria itu kembali menggelengkan kepala. Ia mengerutkan dahinya sejenak kemudian bangkit.
“ehh kamu mau duit lagi gak?”
“emang ada kerjaan lagi pak?”
“sini kamu ikut saya……..”
3567Please respect copyright.PENANASzpqsls0NU
Tomi menyeruput sedikit air teh yang sudah mulai agak dingin lalu bangkit mengikuti pria itu.
Mereka berjalan kedalam toko, lalu keluar lagi di pintu belakangnya.
3567Please respect copyright.PENANABRmOUBpvvy
“mobil saya rusak ngak mau nyala… saya belom ada waktu bawa ke bengkel… kamu bisa benerin ga”
“coba saya liat dulu pak….. bapak masuk aja ke mobil trus di stater…”
3567Please respect copyright.PENANAmJwTyZIfvF
“nggggtttt…ngggtttttttt..ngggttt”
Mesin mobil itu berdecit tapi tidak mau menyala.
3567Please respect copyright.PENANAfATQmA5xzY
Tomi membuka kap mesin mobil itu, melihat berkeliling, mencari-cari sebuah kesalahan.
Tanganya dengan cekatan mengutak-atik mesin mobil itu.
3567Please respect copyright.PENANAuD0uwUfkxT
“coba pak stater lagi….”
“nggtt…ngttt brrruuummmmmm…….”
Pria itu menggelengkan kepalanya sekali lagi sambil tersenyum di dalam mobil.
3567Please respect copyright.PENANAapT9wrTYF6
“bbruuuuuummmmmm…..bruuuuuuuuummmmmmmm”
Ia menginjak gas beberapa kali untuk memastikan bahwa mesin mobilnya sudah normal kembali.
3567Please respect copyright.PENANAulqxQwKzZp
“apa yang rusak dek?”
“cangklong businya karatan pak… udah berapa lama mobilnya di sini?”
“semingguan….”
“gak di kasih terpal?”
“hahaha ngak….”
“ohhh hahaha… gak apa-apa pak mobilnya, Cuma gara-gara kehujanan aja jadi koslet businya gak mau nyala semua, Cuma sebagian aja yang nyala…”
3567Please respect copyright.PENANAgZ7KIMaAFh
Pria itu merogoh kantung celananya, mengeluarkan dompet kulit berwarna cokelat tua.
Ia menyerahkan uang kertas berwarna merah sebanyak tiga lembar kepada Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAbsgO55Kzlc
“wuihh pak…. banyak banget….. kebanyakan ini pak…”
“ssshhhhh…. udah kamu ambil aja…. toh kalo saya ke bengkel juga kenanya segitu kok….”
“ya tapi itu Cuma di bersihin doang pak…”
“kamu anggap aja rejeki kamu dek….”
3567Please respect copyright.PENANASA8OV9jzWP
Dengan ragu-ragu Tomi menerima uang yang di sodorkan oleh pria itu.
Matanya berkaca-kaca,tidak menyangka akan rejeki yang tidak ia duga.
3567Please respect copyright.PENANAuHbY1tMHnc
“udah.. yuk balik lagi ke depan, saya mau nutup toko… udah sore…”
“iya pak…..”
3567Please respect copyright.PENANAEItTSaGCez
“sreeekkkkkkkkkk……….”
Suara rolling door yang ditarik itu terdengar ketika Tomi sedang membereskan diri. Ia telah bangkit dan bersiap untuk pamit kepada bapak pemilik toko itu.
3567Please respect copyright.PENANAEZfYIK9Xxp
“pak makasih banyak sekali lagi… saya pamit…”
“ohhh.. iya-iya.. jangan sungkan dek… kalo butuh kerja kamu kesini aja…”
“iya pak….”
3567Please respect copyright.PENANAMkvvQuMq3o
“crekkkk….crekkkk”
Rolling door itu telah digembok oleh sang pemilik.
3567Please respect copyright.PENANACfA09ofD35
Tomi kembali berjalan mencari tempat berteduh untuk ia bermalam.
Hari-hari berikutnya ia datang kembali ke toko beras itu untuk bekerja. Sang pemilik dengan senang hati memberinya pekerjaan, terkadang ia memberikan sepiring nasi dan lauk untuk Tomi makan.
3567Please respect copyright.PENANAPfevaG7GhX
Masih banyak orang baik di dunia ini. Hanya saja tak banyak di temui.
Setiap keburukan akan dibalas setimpal, namun sebuah kebaikan akan dibalas berlipat ganda. Hal itulah yang kini di imani oleh Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAgCNwA8N2Dq
Hari-harinya berjalan dengan tenang, ia kini punya teman. Orang-orang di toko itu menyambut baik kehadiran dirinya. Canda tawa kembali ia rasakan. Walaupun…… bukan dengan keluarganya tercinta.
3567Please respect copyright.PENANAfhwL29MzlQ
Ingatannya tentang Naya sempat terlupakan ketika ia menjalani hari-hari yang melelahkan dalam pelariannya. Namun sejenak ia kembali mengingatnya.
3567Please respect copyright.PENANADTb8a2AyeD
Siang ini, Tomi sedang duduk menyantap nasi bungkus yang ia beli di warung nasi dekat toko itu.
Atap asbes yang sudah pecah disana sini menjadi satu-satunya benda yang menaunginya dari terik sinar matahari.
3567Please respect copyright.PENANA7EW3EVHYQ1
Ia memandang sekilas kepada tas hitam yang setia menemaninya, di dalamnya terdapat sebuah telepon seluler yang entah sudah berapa lama tidak ia nyalakan.
Sejenak ia tergoda untuk menghubungi Naya. Sudah hampir dua bulan lamanya ia berkelana, entah apakah polisi masih mencarinya. Namun niat itu kembali ia urungkan.
3567Please respect copyright.PENANAIHjiodzvdc
Malam ini ia bernaung di sebuah jembatan penyebrangan. Angin berhembus. Hawa dinginnya menusuk kulit Tomi yang hanya terlindung oleh sweater tipis yang selalu ia kenakan.
Memandang ke langit berbintang adalah hobi barunya.Namun sayang, langit hari ini mendung. Tomi hanya tertunduk dan mencoba memejamkan mata.
3567Please respect copyright.PENANACeLWbJ1tMR
“hahaha…hahh…. mulus banget boooyyy….”
“bangsat….. bajingan kalian…. lepasin…”
“tenang manis…. lu gak akan nyesel… kita berdua akan bikin lu klepek-klepek keenakan….”
“heh monyet… jaga mulut lu ya……kalo ngak….”
“apa sayang….. kan emang ini kerjaan lu….. udahlah, jangan munafik… sekarang lu nikmatin aja kontol kita…..hahahahaha………”
3567Please respect copyright.PENANAV18HJNMruM
Percakapan itu tak sengaja didengar oleh Tomi. Ia melirik jam tangannya.
Pukul sebelas malam, ternyata ia sudah tertidur sejenak tadi.
3567Please respect copyright.PENANAohlQfGPq09
“toloonnnnnnnggg…..”
Suara itu kembali terdengar, suara seorang wanita yang putus asa mencari pertolongan.
“gak akan ada yang nolong perek macem lu Santi…… hahahah….. Beng… lu pegangin tangannya….”
3567Please respect copyright.PENANAw5TJaj1Nmu
Tomi segera bangkit. Mencari sumber suara itu terdengar.
Ia mulai melangkah. Suara itu terdengar dari sebuah lorong gelap diantara dua gedung bertingkat yang nyaris semua lampunya telah padam.
3567Please respect copyright.PENANAAdEuB1I2Qa
“jangaaaaaaaannn…………”
Teriakan itu terdengar kembali.
Tomi mempercepat langkah kakinya. Setengah berlari, suara gaduh itu semakin dekat.
3567Please respect copyright.PENANAI6aA6SYJAi
ia berhenti ketika melihat siluet tiga orang yang sedang dalam pergumulan.
Salah satunya wanita. Tangannya kini digenggam erat oleh seseorang di belakangnya, sementara yang satu lagi meraba tubuh wanita itu dengan jari-jari tangannya sambil menyeringai kejam.
3567Please respect copyright.PENANAgd0wWzUiq9
“breeeeekkkkkk….”
Pakaian wanita itu dirobek dengan paksa oleh pria itu, kedua payudaranya kini menggantung bebas. Jari-jari tangan lelaki itu kini mulai menyentuhnya.
3567Please respect copyright.PENANAJkUFeTdxJP
“Aaaaaaaaaa………………..” wanita itu berteriak.
“hahaha….. kenapa Santi? Masa baru di grepe-grepe begini lu udah keenakan…?”
3567Please respect copyright.PENANAJCCjBpEs7Z
“cuiiihhhh………”
Wanita itu meludah tepat diwajah sang pria.
3567Please respect copyright.PENANAx5QvcI0eNE
“plak…………..”
“perek bangsat…… berani-beraninya lu ludahin gua haa…….. lu mau mati?? Ha???”
Tamparan itu tepat mendarat di pipi kiri wanita itu.
3567Please respect copyright.PENANARXGSnVRdzJ
Wanita itu mulai meringis dan menangis terisak.
Tomi masih memandang berkeliling. Mencari sebuah tongkat atau apapun yang bisa di jadikan senjata. Namun sayang ia tak menemukan apapun.
3567Please respect copyright.PENANAm56JWZqAlM
Kedua pria itu tampak lebih besar dari dirinya.
Tomi berpikir sejenak, bagaimana menyelamatkan wanita itu. akhirnya ia bangkit.
3567Please respect copyright.PENANASo0Axpax4h
“WOOOYYY………..LEPASIN….” Tomi berteriak.
Kedua pria itu menoleh kearahnya, sang wanita itu jatuh tersungkur. Kedua tangannya kini menyilang di dada menutupi payudaranya.
3567Please respect copyright.PENANAzDeDpZjJgk
“ohhh…… ada pahlawan kesiangan boyyy……..”
“hahahaaaa………bocah begini mau lawan kita? Jangan mimpi……..”
“udah ga usa lama-lama… kita habisin dulu ni bocah, baru kita garap perek itu lagi….”
3567Please respect copyright.PENANAqEdGedhUM7
Mereka melangkah maju mendekati Tomi. Tubuh mereka tidak seberapa tinggi. Tomi lebih tinggi beberapa senti dibanding mereka, namun ukuran tubuhnya sangat berbeda.
3567Please respect copyright.PENANA9SJLBGMDVu
Salah satu pria itu berpostur tambun, gemuk dengan perut buncit dan kepala botak. Sedangkan yang satu lagi lebih kurus, namun perutnya sama buncit dan rambutnya gimbal.
Mereka menekan kepalan tangan dengan tangan yang lain, menciptakan bunyi gemeretak dari jari-jarinya.
3567Please respect copyright.PENANAE7abPmCRqB
Tomi sudah siap dengan semua kemungkinan. Tubuhnya sangat lelah karena seharian bekerja, ia tak tahu apakah ia dapat menang melawan mereka dengan keadaan seperti ini.
Ia mengangkat kedua tangannya kedepan dengan posisi kepalan tangan terbuka, siap untuk menangkis semua serangan yang dilancarkan kepadanya.
3567Please respect copyright.PENANA4AFxOiIOMi
Melawan secara langsung kepada dua orang dengan postur tubuh lebih besar bukanlah pilihan bagus. Ia memilih untuk melawan dengan posisi bertahan.
3567Please respect copyright.PENANA6pKbSRutS6
“MATI LO BOCAAAHH…..” pria tambun itu melancarkan tinju dengan tangan kanannya.
Tomi berkelit ke kiri, meraih tangan pria itu dan menariknya ke belakang.
3567Please respect copyright.PENANAGkXWrLCqFs
“Duuuunnnggg…”
Pria itu terungkur menghantam drum bekas yang berada di sebelah dinding karena momentum berat badannya yang tidak seimbang. Sementara pria yang lebih kurus mencoba menyerang Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAV3FYQaSUQU
Jangkauan tangan pria itu memang tak sejauh Tomi, namun gerakan tangannya cukup cepat karena lengannya yang tak seberapa besar.
3567Please respect copyright.PENANACEQjrJFRNW
Tomi berusaha menangkis serangan-serangan itu. salah satu pukulan itu mengenai bahunya, namun Tomi segera membalas dengan menyarangkan tinjunya ke wajah pria itu.
3567Please respect copyright.PENANAWv0SFmqbPv
“duugggg……..”
Pria itu jatuh terjerembab dengan rahang yang berdarah. Salah satu giginya patah, namun Tomi juga merasakan sakit di kepalan tangannya yang beradu dengan mulut pria itu.
3567Please respect copyright.PENANAIUwHMskfnm
Buku-buku kepalan Tomi mengeluarkan darah kulitnya robek sedikit.
3567Please respect copyright.PENANA1sBjnJdb8I
Wanita itu memandang ngeri melihat ketiga laki-laki yang sedang berkelahi itu.
Bibirnya gemetaran, airmatanya mengalir lebih deras dari sebelumnya.
3567Please respect copyright.PENANAoequTFkK03
Pria tambun itu kebali bangkit. Ia menerjang Tomi dengan tubuhnya.
Tomi terhuyung kebelakang dan membentur tembok keras yang dingin.
3567Please respect copyright.PENANA72MownArX6
Dengan dahinya Tomi menghantam wajah pria itu.
Pria itu terhuyung kebelakang, kemudian dengan sekuat tenaga Tomi mengayunkan kakinya kearah kepala pria itu.
3567Please respect copyright.PENANA9haLXz5yWY
“DAAAAKKKKK…..”
Sebuah hantaman keras membuat tubuh pria itu melayang sejauh satu meter. Ia jatuh terjerembab sampai berguling-guling.
3567Please respect copyright.PENANAWavI2wiMiy
Pria itu tidak bangkit lagi, hanya memegangi lehernya yang terasa sangat sakit karena beradu dengan ayunan kaki kanan Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAYlCXZyQDTw
Perhatian Tomi kini beralih kepada pria yang rahangnya berdarah.
Ia berjalan pelan mendekati pria itu.
3567Please respect copyright.PENANAX70T1E7n8k
Pria itu mundur perlahan, seperti takut untuk melawan.
3567Please respect copyright.PENANADsbED6nguU
Tomi melesat maju, ia menyarangkan pukulan tangan kirinya di rusuk pria itu.
“Aaaaaaaaghghhh….” pria itu tertunduk seketika.
3567Please respect copyright.PENANAigMGDM5ODA
Lalu dengan tangan kanannya Tomi mengakhiri perkelahian itu.
Sebuah pukulan sekuat tenaga ia sarangkan lagi di wajah pria itu.
3567Please respect copyright.PENANAIMzUdxsOBZ
“Duuuuugg….”
Pria itu jatuh terjerembab. Wajahnya membentur semen yang menjadi tempat mereka berpijak.
Kepala pria itu kini mengeluarkan darah yang menetes. Ia tidak bangkit lagi.
3567Please respect copyright.PENANAzuAYuS6G1M
“hmmm….. banyak juga duit lu bocah…. oke lu bisa ambil cewe itu.. hahahaha…. gua udah dapet yang lebih bagus….”
3567Please respect copyright.PENANAYBa65xOccn
Mata Tomi terbelalak melihat pria tambun itu sudah berdiri menggengam dompetnya.
Seketika itu ia meraba saku celananya. Benar saja dompet itu tak ada disana, mungkin dompet itu terjatuh ketika mereka berkelahi tadi.
3567Please respect copyright.PENANAqvfbAkRtQR
Seluruh uang yang ada didalamnya kini berpindah tangan, digenggam kasar oleh pria tambun itu. Uang hasil kerja kerasnya.
3567Please respect copyright.PENANAUif10iEFxd
“ANJING…. BALIKIN DUIT GUA….” Tomi berteriak.
Namun pria tambun itu melemparkan dompet Tomi jauh-jauh dan ia lari ke arah sebaliknya.
3567Please respect copyright.PENANAaL0P4YVyn6
Dompet atau uang…. dompet atau uang……
3567Please respect copyright.PENANAaWOdef8vmi
Pilihan itu sangat sulit, mengingat di dompet itu terdapat kartu ATM yang berisi tabungannya.
Akhirnya ia memilih mengambil dompetnya.
3567Please respect copyright.PENANAXZUBzfFAOO
Tomi menoleh kearah wanita yang ditolongnya itu. ia cantik, kulitnya putih bersih, tingginya kira-kira sebahu Tomi.
Ia berjalan berlahan kepada wanita itu sambil melepaskan sweaternya.
3567Please respect copyright.PENANArMEAFJ5iVB
“nih mbak… pake aja dulu, baju mbak robek-robek……”
Tomi menyerahkan sweaternya kepada wanita itu.
3567Please respect copyright.PENANAvFXBYvZRc7
“emmm…. emang agak bau sih mbak…. soalnya gak pernah dicuci… maklum, saya gelandangan….”
Wanita itu mengulurkan tangan menerima pemberian Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAxzcWzY7RoV
Sweater itu ia kenakan sementara Tomi memeriksa tubuh pria yang masih terbaring dengan kepala berdarah.
3567Please respect copyright.PENANA3i4Gj1fSck
“Cuma pingsan…. ayo mbak.. saya anter pulang… sudah malam, bahaya cewek jalan sendirian” kata Tomi.
Wanita itu tetap membisu tak menjawab, ia hanya mengangguk.
3567Please respect copyright.PENANAxivDruvd8Z
Dalam perjalanan, wanita itu tetap tak mengucapkan sepatah kata pun. Mungkin masih shock akibat insiden yang menimpanya.
3567Please respect copyright.PENANA7gBiSzMHlC
Setelah lima belas menit berjalan kaki, wanita itu mulai bicara.
“makasih ya mas…. kalo gak ada mas, mungkin saya udah diperkosa sama mereka…”
“ohhh gapapa mbak, udah kewajiban saya nolong…. ngomong-ngomong mbak kenal sama mereka?”
Wanita itu mengangguk.
“oh iya…. kenalin, saya ummm Andre…..” Tomi mencoba berbohong. Ia tak ingin ada yang mengenal nama aslinya, karena nama Andre itulah yang juga diketahui oleh teman-temannya di toko beras.
“Santi…..” mereka berjabat tangan.
3567Please respect copyright.PENANAXKuV4JwUzJ
“aaaawwwwwww………” Tomi memekik.
“aduh… kenapa mas?”
“emmm… ngak… gak apa-apa.. Cuma lecet…”
“mana sini saya liat……..”
3567Please respect copyright.PENANAVb4s1hdIAz
Wanita itu meraih telapak tangan Tomi. Di punggung tangan itu terdapat luka robek yang cukup besar dan dalam, tampaknya diperoleh Tomi ketika meninju rahang pria itu.
“tangan mas berdarah……” ucap wanita itu lirih.
“alahhh…. biasa kok.. Cuma luka kecil….” kata Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAxZhUt1yS1O
“nanti… saya obatin dulu dirumah saya ya mas….”
“ohhh gak usah.. udah…… gak apa-apa kok mbak…”
“jangan mas….. anggap aja saya balas budi…. yang bisa saya lakuin gak seberapa dibanding pertolongan mas…..” kata wanita itu.
“beneran mbak ngak apa-apa….”
“kalo saya maksa???”
3567Please respect copyright.PENANAbBX8PxRjRq
‘aduh……… jadi tengsin gua…. mana di mbak cakep banget lagi…..hadehhh……..’
“mmm… yaudah mbak……..”
Wanita itu tersenyum tipis. Manis sekali senyumnya, sedari tadi Tomi belum melihat wanita itu tersenyum.
3567Please respect copyright.PENANAuziO9XDFPa
Setengah jam mereka berjalan.
Langkah kaki mereka bergulir menuju sebuah gang yang didalamnya terdapat kontrakan berderet yang agak kumuh.
3567Please respect copyright.PENANAqP9Tfydkg5
Pintu kontrakan itu terbuka. Hanya ada satu kamar di dalamnya, dapur, ruang tidur, ruang tamu, semua menjadi satu. Hanya kamar mandi kecil berukuran 1×1 meter yang terlihat disekat. Dinding-dinding ruang kamar itu sudah mulai berjamur, catnya mengelupas, dan plafonnya juga sudah bolong disana-sini.
3567Please respect copyright.PENANA1QY4hjFbyJ
“rumah saya jelek mas…. jangan malu ya…”
“halah mbakk….. masi untung punya tempat tinggal… saya tuh kalo gak di kolong jembatan, ya di emperan toko tidurnya….”
“ahhh… bohong…. masa cowo seganteng mas….ups…”
3567Please respect copyright.PENANAvt3oegInfT
Mereka tiba-tiba diam seribu bahasa.
“eeeeehhh..emm….. mau minum apa mas? Biar aku buatin… mas pasti haus…” kata Santi gelagapan.
“ohhh..emm…ahhh iya mbak… air putih aja… jangan repot-repot…” Tomi pun tak kalah salah tingkah dibuatnya.
3567Please respect copyright.PENANAxGTnBMzh33
Santi mengambil gelas dan menuangkan air dari ceret allumunium berwarna kuning.
Kemudian air itu disodorkan kepada Tomi.
3567Please respect copyright.PENANApBqalRD7jL
“minum dulu mas Andre….” ucapnya.
Santi segera bangkit dan membelakangi Tomi. Sweater lusuh itu ia lepaskan, lalu ia letakkan kedalam ember yang berisi air.
3567Please respect copyright.PENANALJ3LjBnLol
“ehh mbak….. sweaternya kok dibasahin….”
“ohhh…. biar saya cuciin dulu mas…. udah kotor banget, biar kalo mas mau pergi besok pagi udah bersih…..”
“yaaahh…jangan mbak… gak usah repot-repot….. tadinya saya mau pergi sekarang…”
3567Please respect copyright.PENANAx1YMjuBt6q
Santi menoleh tanpa membalikkan badannya.
“yahhhh….. maaf mas uda terlanjur basah nih…. aduh… maaf banget mas…”
“yaudah mbak gak apa-apa… nanti biar saya peres aja….”
“udah mas nginep aja dulu disini…. jangan sungkan….”
“ihhh mbak…. gak enak lah…. nanti kalo diliat tetangga mbak, bisa salah paham…”
3567Please respect copyright.PENANAieS5On9BPn
Santi mengambil handuk dan melilitkan ketubuhnya yang terbalut pakaian robek.
Ia meraih ember tempat sweater Tomi lalu membawanya masuk kedalam kamar mandi.
3567Please respect copyright.PENANAAztbOSj5l4
“mas Andre tenang aja….. tetangga di sini semuanya temen saya….mereka malah lebih sering bawa lelaki”
“mm…maksudnya……”
3567Please respect copyright.PENANAfO6q8RGLyF
“klek….”
Pintu kamar mandi itu menutup.
3567Please respect copyright.PENANAPiS1As9u1j
“yah…. mas mungkin tadi udah dengar dari dua orang itu…. saya ini dulunya pelacur…”
Santi berbicara dari dalam kamar mandi yang bagian atasnya tidak sepenuhnya tertutup. Tembok kamar mandi itu hanya setinggi dua meter, menyisakan ruang setengah meter di atasnya yang menyatu dengan ruang utama.
3567Please respect copyright.PENANAumGhhPBkhp
“umm…. maaf mbak.. bukan maksud saya nyinggung masalah itu….”
“mas malu ya….. kalo pagi-pagi keluar dari rumah pelacur….” ucap Santi lembut sambil mengguyur tubuhnya dengan air.
3567Please respect copyright.PENANALblnP57uFG
“ihhhh mbak… jangan pake kata-kata itu ahh…. gak enak di dengarnya…”
“kata-kata yang mana?”
“ituu……….” Tomi mulai gemas.
“pelacur…??”
“SSssssshhhhhh….. masih aja disebut ah…. jangan gitu mbak…”
“ohhh… hihihi….. tapi itu kan kenyataannya… dulu saya memang cewe kayak begitu…. tapi sekarang udah ngak….”
“ohhh….. bagus kalo gitu mbak…..sekarang kerja dimana?”
“jadi pelayan warung pecel lele…”
“ohhh.. pantesan pulangnya malem…”
3567Please respect copyright.PENANAGpC9ohMyMu
“byurrr…byurrr…”
Siraman demi siraman terdengar. Mereka masih melanjutkan percakapan mereka.
3567Please respect copyright.PENANAq5vX8wZMhT
Tak lama, Santi keluar dari kamar mandi. Handuk biru itu melilit tubuhnya yang langsing.
Sangat indah…..sangat sexy…. semok…..ahhhh…. pesona itu…oooohhhh
3567Please respect copyright.PENANAZSsZSr4z8E
‘stoooppppp……….. jangan berpikir yang ngak-ngak, tenang Tom tenang….’ batin Tomi. Seketika penis Tomi mulai menegang melihat pemandangan itu. membuat ukuran celananya seakan mengecil dua nomor.
3567Please respect copyright.PENANAwo0W1CFZka
Butir-butir air yang masih menempel di kulitnya yang putih bersih, tanpa noda sedikit pun. Rambut hitamnya yang tergerai lembut di bahunya. Wajahnya yang begitu cantik ketika mata wanita itu terpejam.
3567Please respect copyright.PENANARm8kwOrtaS
‘sss….sstoooopp…stooppp…….. alamak….kenapa jadi keras begini…’
Keringat dingin mulai keluar di tengkuknya. Desir nafsu yang sudah hampir dua bulan ia pendam kini meluap-luap.
3567Please respect copyright.PENANAdtK5BUJrwl
“kenapa mas?”
“engg….engak-engak…. udah mbak pake baju dulu… gerah saya liatnya…”
“ohhh..hahaha….. kirain apa… mas kalo mau mandi, pake aja kamar mandinya…”
“b-boleh mbak?”
“ya boleh lah…. masa mandi aja gak boleh…”
3567Please respect copyright.PENANAasCW9GgN2h
‘hufff……. selamet… ini si junior udah berontak..’
Tomi hanya tersenyum. Ia kini mengaduk-aduk tas hitamnya. Mencari sehelai baju yang masih bersih untuk ia pakai.
3567Please respect copyright.PENANAZscKaz712v
Tomi memang jarang mengganti baju walaupun ia mandi setiap hari di WC umum.
Maklum lah… ia hanya memiliki tiga stel baju yang ia bawa di dalam tas itu. hanya satu kali seminggu ia mencuci baju-bajunya yang sudah kotor. ‘hemat sabun’ pikirnya.
3567Please respect copyright.PENANADmHs1WJ0Xs
Ia melangkah, meninggalkan Santi yang tubuhnya masih terbalut handuk. Santi saat itu sedang mencari-cari pakaian untuk ia kenakan dari dalam lemari kecil sehingga ia harus membungkuk membelakangi Tomi yang lewat.
3567Please respect copyright.PENANAjWoVXLMP4a
‘what a damn ass…….’ batin Tomi.
Ia menggelengkan kepalanya cepat-cepat. Berusaha membuang jauh-jauh pikiran kotor yang sedari tadi hinggap dalam angannya.
3567Please respect copyright.PENANA50CtAz8alh
“crekk..”
pintu kamar mandi yang terbuat dari alumunium itu tertutup.
3567Please respect copyright.PENANA8AZnRh8xRp
Kini Tomi sudah berada di dalam ruang sempit itu. sebuah ember diletakkan di atas sebuah WC jongkok. Tempatnya berdiri sungguh sempit sekali. WC itu memakan setengah ruang yang terdapat didalamnya.
Dinding-dinding kamar mandi itu jauh lebih buruk dari tembok yang berada diruang utama. Tak hanya jamur, namun juga lumut hijau tebal menyelimuti sudut-sudutnya. Berbeda sekali dengan kamar mandi dirumah mewahnya dulu.
3567Please respect copyright.PENANAY0U7GE6HWU
Ia segera menanggalkan pakaiannya satu persatu, lalu ia sangkutkan di deretan paku yang menancap di dinding.
3567Please respect copyright.PENANA8rDrozVmlP
“byurrrrr……..byuurrr……”
Air yang menyiram tubuhnya terasa begitu dingin. Mengingat saat itu sudah lewat tengah malam. ‘juniornya’ yang sedari tadi tegak menjulang, kini meringkuk lesu kedinginan.
3567Please respect copyright.PENANAG5SRjG0e7b
‘akhirnya……. tenang juga nih si Tomi jr.’
3567Please respect copyright.PENANAua7oBYNCFJ
Dinginnya air membuat Tomi tak ingin berlama-lama didalam kamar mandi. Ia segera menyelesaikan mandinya dan mengenakan pakaian kembali.
Kali ini Tomi mengenakan kaus putih yang sebenarnya sudah tidak putih lagi. Beberapa bercak noda terlihat disana sini karena ia pakai bekerja.
3567Please respect copyright.PENANAveuLKd6qBV
Ia melangkah keluar kamar mandi. Badannya bergetar, ia menggigil kedinginan.
Seandainya saja sweaternya tidak basah, mungkin ia akan kembali mengenakan sweater bau itu agar tidak kedinginan.
3567Please respect copyright.PENANAPHNn2Zwnlb
“dingin ya mas airnya?”
‘Damn shit…. baju tidurnya…… my god, she’s damn sexy’
Darah di kepala Tomi mulai berdesir kembali. Dipandangan matanya, Santi kini mengenakan dress tanpa lengan berwarna pink yang cukup tipis, sehingga mata tomi dapat menerawang dan melihat pakaian dalam yang dikenakan oleh Santi.
3567Please respect copyright.PENANAozte1RSnpo
“i-iya….brrrrr…… gak biasa mandi malem soalnya”
“ohhh…..sini, duduk samping Santi biar ‘anget’…”
“ehh…. iiiisshhh… mbak jangan gitu ah… gak enak saya…”
“hihihi…. kenapa? Takut digodain sama aku ya?”
“bukan gitu….hiiiiii dingin banget……….” Tomi mendekapkan kedua tangannya merapat, mencoba mengumpulkan sisa-sisa kehangatan diri yang masih melekat.
3567Please respect copyright.PENANAersobNgP2G
“udah mas gak usah malu-malu gitu… kan kita Cuma ‘berdua’……”
“justru itu…… saya…emm….. takut hilang kontrol…hahahahaha….”
“udah gak usah segitunya…. sini…” Santi menepuk kasur kapuk tempatnya duduk.
3567Please respect copyright.PENANAZ3scrWNG1m
Dengan senang hati… ehh…… dengan berat hati Tomi akhirnya menurut.
Mereka kini duduk bersebelahan. Santi mengambil selembar selimut untuk menutupi sebagian tubuh mereka.
3567Please respect copyright.PENANAJ1pRA3pRTJ
“mbak tinggal sendirian? Keluarga mbak kemana?”
“ha.?? Ohhh…. pada mencar-mencar semua mas…. kalo orang tua udah ngak ada…”
“ups… maaf mbak.. ngak maksud…”
“iya…udah ga usah minta maaf segala…..”
“kamu sendiri kenapa hidup gak karuan gini?”
3567Please respect copyright.PENANAwgdKadlj5b
Mereka mulai bercakap-cakap membicarakan tentang diri mereka. Tomi menceritakan cerita bohong bahwa ia kabur dari rumah, seperti biasa. Sedangkan Santi mulai bercerita tentang dirinya.
3567Please respect copyright.PENANATdhzUQK6xB
Ia lahir dalam keluarga yang serba kekurangan, ayahnya sudah meninggal sejak ia masih berumur lima tahun, sejak itu ibunya menjadi tulang punggung keluarga. Menghidupi keluarga yang terdiri dari satu ibu dan tiga orang anak.
3567Please respect copyright.PENANAyKlxQ2ZwPM
Santi adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang semuanya adalah perempuan.
Kehidupan mereka sebelumnya sangat normal. Walaupun terbentur berbagai keterbatasan, namun semuanya cukup normal. Mereka bisa makan, Santi dan adik-adiknya bisa bersekolah. Bereka bahagia. Sampai suatu hari, ibu Santi sakit keras.
3567Please respect copyright.PENANAzwtU6E7UCj
Saat itu Santi baru saja lulus dari bangku SMA.
Tabungan yang selama ini dikumpulkan oleh ibunya, seketika itu ludes. Habis tak bersisa untuk biaya pengobatan (lhooo kok kayak agen asuransi ini narasinya… hadehhh).
Keharusan untuk tetap bertahan hidup, untuk membiayai pengobatan ibu dan biaya sekolah adik-adiknya kini menjadi beban yang dipikul oleh gadis berumur 18 tahun saat itu.
Ia segera mencari pekerjaan kesana-kemari.
3567Please respect copyright.PENANAKnBpezUqbH
Sampai pada suatu hari, Santi memutuskan untuk ‘menjual diri’.
Saat itu Santi sedang bekerja di sebuah agen sembako. Pekerjaan itu dijalaninya dengan ikhlas, walaupun memang hasilnya sangat pas-pasan. Pengobatan ibunya terhenti. Ibunya memberi amanat untuk mendahulukan pendidikan kedua adiknya.
Dilanda stress yang mendalam, bos pemilik agen itu menawarkan bantuan.
Santi dijanjikan akan diberi uang sebesar sepuluh juta rupiah, dengan syarat…. memberikan keperawanannya.
3567Please respect copyright.PENANAEpHoxr1rsp
Sejak saat itulah kehidupan Santi berubah, ia lebih suka menjajakan tubuhnya demi mendapatkan uang.
3567Please respect copyright.PENANAimwEpz50Qc
Air mata mulai membasahi wajahnya yang sembab. Tampak berat sekali bagi Santi untuk menguak luka masa lalunya itu. sungguh kenyataan yang tak bisa disesali, bahwa setelah ia memiliki banyak uang, ternyata ibunya juga tak dapat tertolong.
3567Please respect copyright.PENANAHSinSqsal6
Tomi menggengam jemari Santi untuk sekedar menenangkan wanita itu dari kelamnya kenangan masa lalu.
3567Please respect copyright.PENANAxid3S4bvVJ
Genggaman itu dibalas dengan kuat oleh Santi.
Wanita itu merapatkan tubuhnya kepada Tomi. Menyandarkan kepalanya dipundak seorang laki-laki yang baru ia kenal.
3567Please respect copyright.PENANAlvhM6uG9y5
Tomi tak kuasa menolak. Ia menaruh simpati yang besar kepada Santi yang kini sudah terlepas dari belenggu prostitusi dan kembali ke jalan yang lebih baik.
3567Please respect copyright.PENANAZ6o5CP2Kb2
Harum aroma rambut Santi merebak. Memanjakan hidung pria manapun yang mencium aroma itu. Tomi membelai rambut wanita yang masih terisak di bahunya.
Lengan Santi kini memeluk perut Tomi. Entah mencari kehangatan di tengah udara dingin, ataukah mencari sebuah ketenangan dalam lindungan sesosok mahkluk bernama laki-laki.
3567Please respect copyright.PENANAibhL2pLdsU
Isak tangisnya mulai mereda. Namun dekapan tangan Santi semakin erat memeluk tubuh Tomi.
‘ohh god…….. her breast…”
3567Please respect copyright.PENANAgTrgc8gUAk
Pikiran Tomi mulai melayang-layang entah kemana.
Hangatnya tubuh Santi yang mendekapnya erat membuat penisnya kembali berdiri.
3567Please respect copyright.PENANAZa8KhaJVsp
Santi mendongak, memandang wajah laki-laki yang sedang di dekapnya erat-erat.
Pandangan mereka bertemu.
3567Please respect copyright.PENANAWSskd8vYVp
‘lepasin mata gueee……..lepasin mata gue……….’
Aroma nafasnya begitu menggairahkan. Tomi dapat dengan jelas mencium aroma pasta gigi yang digunakan oleh Santi. Aromanya segar, menggugah selera.
3567Please respect copyright.PENANA3dwU9YpeuZ
Kedua bibir mereka semakin dekat. Hangat nafas itu kini dapat Tomi rasakan dengan jelas. Kembusannya, aromanya. Bibir mereka kini hanya satu milimeter jauhnya.
3567Please respect copyright.PENANA8yI5HmvQXT
Semakin dekat…… akhirnya bibir mereka bersentuhan satu sama lain.
Dilanda nafsu yang memuncak, Tomi dengan kesadarannya yang masih tersisa, sekuat tenaga berusaha melawan gejolak birahi yang menguasai pikirannya.
3567Please respect copyright.PENANAGPB3M0W6S0
Lengan Santi yang mendekap erat pinggan Tomi, entah kapan sudah berada di pundaknya.
Kedua bibir mereka kini berhimpitan. Santi mengeluarkan lidahnya, menyapu bibir Tomi dengan sebuah jilatan penuh makna.
3567Please respect copyright.PENANArB6jNeiVDt
‘what everr……….damn she’s so sexy….’
Tomi membalas dengan menjilat lembut bibir Santi bagian atas. Lidah mereka kini bertemu, berdansa dalam tarian yang seakan tak akan berakhir.
3567Please respect copyright.PENANADMgTTurspR
Perlahan, posisi mereka mulai berubah. Dengan tangan yang merangkul leher Tomi, Santi menarik dirinya merebah, menghempaskan tubuh Tomi dalam lembah kenikmatan dekapan seorang wanita.
3567Please respect copyright.PENANADactXi3pRU
Payudara Santi yang cukup besar itu kini menghimpit dada Tomi.
Santi membuka pahanya lebar-lebar, membiarkan tubuh Tomi merapat lebih dekat. Ia menjepit pinggang Tomi dengan kedua pahanya, sementara ciuman mereka semakin memanas.
3567Please respect copyright.PENANARUHCQhZfce
Dengan sebelah tangan, Tomi membelai rambut Santi. Memberi khayalan akan kenikmatan yang sekarang membuai angan wanita itu terbang menjauh.
3567Please respect copyright.PENANAqfOVCg9bpM
Sapuan lidah Tomi kini merambah lehernya yang jenjang.
Kulit Santi yang putih bersih membuat nafsu Tomi makin memuncak.
3567Please respect copyright.PENANAxDqaujrE6Z
Ia bagai terhipnotis oleh bayangan erotis yang memenuhi otaknya.
“mmmmmmhhhhhh……….” Santi melenguh pelan. Sapuan lidah itu mengenai bagian dirinya paling sensitiv. Lidah Tomi kini menyapu bagian bawah telinganya.
3567Please respect copyright.PENANACrBxNAszno
Kedua tangan Santi kini menyelusup dibawah kaus putih yang dikenakan Tomi. Membelai lembut punggung laki-laki itu. Desir aliran darah dirasakan oleh Tomi. Ciumannya kini menuruni leher jenjang wang wanita yang dimabuk asmara.
3567Please respect copyright.PENANAcjbeSfuolI
Perlahan sapi pasti, tiap inci lekuk dada wanita itu tak ada yang luput dari sapuan lidah Tomi.
Mata Santi terpejam. Ruangan itu kini dipenuhi oleh aroma birahi dari kedua insan yang sedang mabuk asmara. Asmara sesaat, namun cukup untuk menaikkan suhu ruangan itu beberapa derajat.
3567Please respect copyright.PENANA2tSzC2lNTS
Dengan kedua tangannya, Santi menarik kaus putih yang dipakai Tomi melewati kepalanya.
Memamerkan dada Tomi yang kini mulai berotot, perutnya yang mulai kekar. Santi merasakan dengan seksama, tiap inci lekuk tubuh lawan mainnya itu.
3567Please respect copyright.PENANAMjST0mbub9
“mmmhh…mas….” ia menggumam, Santi kini menggigit bibir bagian bawahnya yang berwarna merah muda.
3567Please respect copyright.PENANA0z5NliSSAP
Tak mau kalah. Jemari Tomi kini menjelajahi lekuk tubuh sang wanita. Menenterpresikan gambaran akan indahnya bentuk tubuh ideal seorang wanita. Rabaan itu kini mengusap lembut bongkahan payudara yang tak sanggup ia genggam.
3567Please respect copyright.PENANAjOsXKpWFCh
Santi mengambil alih dominasi permainan. Tanpa dikomando ia melepaskan gaun tidur tipis yang ia kenakan. Lekuk tubuhnya kini hanya terhalang oleh bra dan celana dalam minim yang masih melekat.
3567Please respect copyright.PENANAbuhn3rswdp
Tomi kembali memeluk wanita itu. menyelusupkan jemarinya diantara kasur dan punggung sang gadis. Dengan cekatan, jemari itu melepas kait bra yang dikenakan Santi dengan mudah.
Perlahan, Tomi menarik ambang batas yang menghalangi wajahnya dengan bongkahan payudara utuh milik Santi.
3567Please respect copyright.PENANAuBxubxYDID
Sapuan lidah Tomi semakin liar. Seakan lapar akan lekuk tubuh wanita.
Ia melahap bongkahan payudara itu dengan rakus. Dimulai dari kedua sisinya, memutar sampai ke atas, dan berakhir pada tonjolan kecil berwarna senada dengan bibir Santi.
3567Please respect copyright.PENANAHA8N9larc1
Lidah Tomi seakan menemukan cinta sejatinya, ia melumat habis puting payudara yang mengeras itu. jilatan, hisapan, kuluman, bahkan gigitan kecil, semua yang dapat Tomi lakukan telah ia laksanakan.
3567Please respect copyright.PENANAWHssqHq3GC
“hhhhaaaaaahh…aaaaaaahhhhh…..mas Andre…Aaaaahhhh”
Santi memanggil pria yang ia kenal dengan nama itu.
3567Please respect copyright.PENANANP9Ccssc8I
Cukup lama bermain diatas bukit kembar itu, lidahnya kini menjelajah kebagian bawah tubuh Santi. Mengeksplorasi tiap jengkal tubuh yang sebentar lagi akan memberinya kenikmatan.
3567Please respect copyright.PENANA4XebW7D1Ny
Dengan kedua tangannya Tomi menarik dengan lembut celana dalam yang dikenakan Santi. Lipatan vagina berwarna kemerahan yang jarang ditumbuhi rambut itu siap menerima apapun yang dilakukan oleh Tomi.
3567Please respect copyright.PENANANIW5FyDUUl
Tomi memulai kembali aksinya dengan gerakan yang lembut. Lidahnya tanpa sifat agresif menjelajahi lipatan-lipatan vagina Santi. Seakan membalik halaman buku dengan jari, lidah Tomi menyeruak masuk diantara lipatan vagina itu, menari-nari diatas titik super sensitiv dari diri seorang wanita.
3567Please respect copyright.PENANAJEqLKRebXm
“AaaaaaaHhhhh… mas….Aaaahh….enak mas……Teeruuuuss….MMMmmmhhh..”
Jemari tangan Tomi mulai bergerak, menyusuri tubuh Santi bagian samping, mulai dari pinggang, rusuknya, hingga ketiaknya.
3567Please respect copyright.PENANAnwcvBUvhpn
Santi mengarahkan kedua tangannya keatas. Memberi jalan kepada sepasang tangan yang memberinya kenikmatan. Jemari Tomi kini mendarat kembali diatas bukit kembar yang sudah mengacung.
3567Please respect copyright.PENANABXHQcs5U7J
‘empukk gila…….kenyal………mmmmmhhhhh………’
Dengan gemas, Tomi memainkan puting payudara Santi dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. Puting itu terselip rapat diantara sepasang jari yang mulai memilin dan menghimpitnya. Sementara telapak tangan Tomi menikmati tiap detik kelembutan yang dirasakan kulit tangannya yang kini agak kasar.
3567Please respect copyright.PENANAWjgV1uyCea
Santi mendekap sepasang tangan Tomi dengan kedua tangannya. Membimbing jemari Tomi untuk meremas lebih kuat, lebih kasar, lebih liar.
3567Please respect copyright.PENANAxdHOwWmVdH
“Aaaaahhhh…Aaaaaaaaahhhh…..mmhhaaaassss….Aaa aahhh….”
Kelopak mata santi terpejam erat. Tekanan pada punggung tangan Tomi semakin menguat.
3567Please respect copyright.PENANApEVPnXhT51
“AAAAaaaaaaakkhh………….aaaaaahhhhhhh”
Tiba-tiba kepala Tomi dijepit kuat oleh kedua paha Santi. Menandakan orgasme pertama wanita itu telah diraihnya.
3567Please respect copyright.PENANApEmPVgKEjQ
“m-masss…. nakal yahh….. bikin aku keenakan….”
Santi kini telah membuka mata. Menatap wajah Tomi lekat-lekat.
3567Please respect copyright.PENANA1ZaWVtCjbJ
Cairan kenikmatan yang menyembur dari vaginanya kini membasahi bibir Tomi.
Santi mengulurkan tangan, ia bangkit. Telapak tangan lembut itu menyentuh pipi kiri Tomi. Santi mendekatkan wajahnya dan mulai menjilati cairan vaginanya yang tersisa di wajah Tomi.
3567Please respect copyright.PENANAWIzJJp66Kg
Lidah kedua insan itu kembali bertautan, sementara jemari tangan Santi mulai meraba tonggak kejantanan milik Tomi. Dengan cekatan ia melepaskan mahkluk buas itu dari sangkarnya.
3567Please respect copyright.PENANA4gsngksiEQ
Daging kenyal itu kini menjelma menjadi tiang pancang nan kokoh.…
3567Please respect copyright.PENANAh8kuKJcZND
3567Please respect copyright.PENANAXwjdVCyXW9