Aku Dihamili Tetangga
14455Please respect copyright.PENANApiKzTLrgxK
Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.
14455Please respect copyright.PENANAN29HFhX9eb
14455Please respect copyright.PENANAkuZQu181VZ
14455Please respect copyright.PENANA7dEvJELUmv
Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan teman-temannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadi-jadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhir-akhir ini, setelah anak-anak besar, kami berlangganan internet.
14455Please respect copyright.PENANAEiE13849qw
14455Please respect copyright.PENANAQFhIcvWgVZ
14455Please respect copyright.PENANAvrmq0MkOPu
Aku dan suamiku sering browsing masalah-masalah seks, baik video, cerita, ataupun foto-foto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hati-hati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.
14455Please respect copyright.PENANAbxPJOB1xIX
14455Please respect copyright.PENANAt6JlzSyKK4
14455Please respect copyright.PENANA4lFnezDd6d
Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah. Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.
14455Please respect copyright.PENANAuynRHG4uAK
14455Please respect copyright.PENANAXxNfDLm7hV
14455Please respect copyright.PENANAOMNBhDnDmE
Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Indun dekat dengan anak-anak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadang-kadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin. Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penis-penis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu penis suamiku mengaduk-aduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkali-kali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tiba-tiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.
14455Please respect copyright.PENANABj5yklfZBV
14455Please respect copyright.PENANAU0SAs8A82X
14455Please respect copyright.PENANAxlC5AJNU0o
“Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya.
14455Please respect copyright.PENANAmsAjAfGhR7
14455Please respect copyright.PENANAsnlvy0aEqz
14455Please respect copyright.PENANAplXXd7SQ3K
Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.
14455Please respect copyright.PENANAN6C04IKlyN
14455Please respect copyright.PENANA135GMpK7fd
14455Please respect copyright.PENANAT3k0Skr0rO
“Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
14455Please respect copyright.PENANA3ZH5DGScxt
14455Please respect copyright.PENANAvr0YPfZx0m
14455Please respect copyright.PENANAHlegMsYCDL
Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
14455Please respect copyright.PENANA0mjk4zDPwp
14455Please respect copyright.PENANA7rwt48W798
14455Please respect copyright.PENANAtUksecXBol
“Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?”
14455Please respect copyright.PENANA1isbYYp4L0
14455Please respect copyright.PENANAo2jcEuIn6a
14455Please respect copyright.PENANAZCiEQwBBqD
Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa.
14455Please respect copyright.PENANAtWUKEH6rX8
14455Please respect copyright.PENANAjvrLYpDqnF
14455Please respect copyright.PENANA8JNxh0mDOv
“Aduh sorri, Ndun” pekikku.
14455Please respect copyright.PENANAg7EgHJaRrS
14455Please respect copyright.PENANAOCw0ifXJOn
14455Please respect copyright.PENANA2D1yrN4uSy
Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
14455Please respect copyright.PENANA6Sz22N44PH
14455Please respect copyright.PENANAUifYlDoDhn
14455Please respect copyright.PENANAnNlMbvtzjB
“Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa”
14455Please respect copyright.PENANAxsXJCUgZRD
14455Please respect copyright.PENANAXiub9pqqQu
14455Please respect copyright.PENANAxxfmJ1IAkA
“Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss… ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas. Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.
14455Please respect copyright.PENANABp7OqViCF3
14455Please respect copyright.PENANAwtgyHNt2Ap
14455Please respect copyright.PENANADj6RyliqH9
“Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh”, kataku yang justru menambah malu si Indun.
14455Please respect copyright.PENANApMle7CjaGa
14455Please respect copyright.PENANAzkGGjjV1EH
14455Please respect copyright.PENANA6QyR2b8wic
“Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat istriku?” goda suamiku.
14455Please respect copyright.PENANA0KFFBv75aV
14455Please respect copyright.PENANAsKT8LNytls
14455Please respect copyright.PENANAVXXYFdXbYp
Suamiku malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
14455Please respect copyright.PENANAlV6V7Bsl0C
14455Please respect copyright.PENANAyE5hw5nNH4
14455Please respect copyright.PENANAVqXpP2nNzS
“Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia”
14455Please respect copyright.PENANAxc3XqgrPFv
14455Please respect copyright.PENANArebGGjGBsb
14455Please respect copyright.PENANAj7g5T6uqtl
“Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak” kata suamiku.
14455Please respect copyright.PENANALsR69d9bJ4
14455Please respect copyright.PENANAIZcznEiZvz
14455Please respect copyright.PENANAOe6w1VeQIR
Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dia terangkat. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan…. ohhhh. Sleppp…. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
14455Please respect copyright.PENANA3k2KniunuP
14455Please respect copyright.PENANAATHtMzrPpH
14455Please respect copyright.PENANAzDl8uzsUnt
“Waa…!” aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tiba-tiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.
14455Please respect copyright.PENANAYXdR32fcpc
14455Please respect copyright.PENANAsnMriLGU67
14455Please respect copyright.PENANAjWyUR74VPf
“Ohhhhh…. apa yang terjadi?” Pikirku.
14455Please respect copyright.PENANA8JmwIM5VT0
14455Please respect copyright.PENANAazbhlBfC6i
14455Please respect copyright.PENANARnsTTkhBz9
Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.
14455Please respect copyright.PENANANgJ8yTSMmr
14455Please respect copyright.PENANA3M6VqxSaTR
14455Please respect copyright.PENANAsEOFzcuCP8
“Ohhh.. Masss???” desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
14455Please respect copyright.PENANAceYA0aI00I
14455Please respect copyright.PENANAEX4jWG5Rth
14455Please respect copyright.PENANA3NX1KVHNnH
“Napa, say?” tanyanya heran.
14455Please respect copyright.PENANAeY7mKT9GOb
14455Please respect copyright.PENANAC32RXSZSmk
14455Please respect copyright.PENANA06iJGD6Hdd
Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyut-denyut. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
14455Please respect copyright.PENANA7Sw3dM0Ujp
14455Please respect copyright.PENANA2UWWwCeYfZ
14455Please respect copyright.PENANAWiV3fNggjT
“Ohhh…” desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp… kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
14455Please respect copyright.PENANAk9hYTCppXd
14455Please respect copyright.PENANA3qh6jaoNP6
14455Please respect copyright.PENANA1KGB62M8NK
Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.
14455Please respect copyright.PENANAMP5Ql0lur5
14455Please respect copyright.PENANAu9Nr0Hprb8
14455Please respect copyright.PENANAFePfqQfqho
Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku. Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tiba-tiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubun-ubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.
14455Please respect copyright.PENANAqJ3elgdWWt
14455Please respect copyright.PENANAKkF7WtZEg9
14455Please respect copyright.PENANAMdceN58GJp
“Dik, aaa…paaaa yang kaulakukan?” kata suamiku gagap.
14455Please respect copyright.PENANARFnOr97hcd
14455Please respect copyright.PENANAIbvBWFx0RO
14455Please respect copyright.PENANA7hkx4PytcW
Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
14455Please respect copyright.PENANAwCSz27v7aX
14455Please respect copyright.PENANAebXYUC55DT
14455Please respect copyright.PENANAtUtEUz4yGh
Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
14455Please respect copyright.PENANASfqPtBBp1I
14455Please respect copyright.PENANAgzBdr8knmD
14455Please respect copyright.PENANAhHq8w4fO8H
“Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani ke suamiku.
14455Please respect copyright.PENANARk9RkFpVGf
14455Please respect copyright.PENANA2Ep2jIk43q
14455Please respect copyright.PENANA7qa5gRVD3N
Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benar-benar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tiba-tiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerang-erang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memaju-mundurkan pantatku sambil meremas-remas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tiba-tiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
14455Please respect copyright.PENANAaZ8yswlztB
14455Please respect copyright.PENANAa0DKxhxMa4
14455Please respect copyright.PENANAVxU4eEfQE3
Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann…. croottttttttt………..
14455Please respect copyright.PENANAD2mTXeDkD2
14455Please respect copyright.PENANARrASJeeDyN
14455Please respect copyright.PENANARBEi2qAS5m
Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan…
14455Please respect copyright.PENANAYD7AGA4bL2
14455Please respect copyright.PENANAi1AMqHtapi
14455Please respect copyright.PENANANMeMI0xHX2
“Ohhhhhhhhhh…”
14455Please respect copyright.PENANAgstrhU5t9d
14455Please respect copyright.PENANAuvCEnWv7XZ
14455Please respect copyright.PENANAJkPZ7MP2OV
Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengah-engah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
14455Please respect copyright.PENANAz0gFHQItck
14455Please respect copyright.PENANA3xvgU0EA50
14455Please respect copyright.PENANAIDhAiLtjVM
“Dik… Indun gak pakai kondom ..?” suamiku terbata-bata.
14455Please respect copyright.PENANAd2ZWyV8pfB
14455Please respect copyright.PENANAc5h2tc22Wl
14455Please respect copyright.PENANAIh71fHxvTT
Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh… tiba-tiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.
14455Please respect copyright.PENANANnFrIcztJe
14455Please respect copyright.PENANAknCtQ9p8RG
14455Please respect copyright.PENANAkxNVlJDQaY
Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
14455Please respect copyright.PENANAYwnSpPGT2S
14455Please respect copyright.PENANAzYHFUL6AEs
14455Please respect copyright.PENANAvFQZyoEqYv
“Maa.. ma’af, Bu..” akhirnya keluar juga suaranya.
14455Please respect copyright.PENANANV4qSxNKnh
14455Please respect copyright.PENANAvNrXzD3mHm
14455Please respect copyright.PENANABtOYNDBQmz
Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
14455Please respect copyright.PENANAqZCdkXlTRK
14455Please respect copyright.PENANAyReO4GJguv
14455Please respect copyright.PENANAMaf8IgQ8Ck
“Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas.
14455Please respect copyright.PENANAOPQnjZDg62
14455Please respect copyright.PENANAlj01MshuBU
14455Please respect copyright.PENANAJRZisqfg0t
“Iya, om. Ma.. maaf ya Om” kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
14455Please respect copyright.PENANAKG9EIbxLi4
14455Please respect copyright.PENANA3LNLdHlmTu
14455Please respect copyright.PENANA0TSZUWDHRK
“Masuk!” suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
14455Please respect copyright.PENANA3wI8rODWDX
14455Please respect copyright.PENANAw9Jlg4bkzq
14455Please respect copyright.PENANArp4HH64pku
Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba pikiran-pikiran buruk menderaku, jangan-jangan suamiku tak memaafkanku. Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini… tiba-tiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
14455Please respect copyright.PENANAcC4EKttpTw
14455Please respect copyright.PENANAXLxT8lnTAo
14455Please respect copyright.PENANANWIyLZflyK
“Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.”
14455Please respect copyright.PENANANPK3hKtFV6
14455Please respect copyright.PENANAsMYRnlq9Ef
14455Please respect copyright.PENANAMXQSHCc1kk
Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tiba-tiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
14455Please respect copyright.PENANAZENEowfbgT
14455Please respect copyright.PENANAgHWHr0V6Ku
14455Please respect copyright.PENANAt24EEb2M58
“Tapi mas… kalau aku…… hamil gimana?” tanyaku memberanikan diri.
14455Please respect copyright.PENANAcb81LvnplN
14455Please respect copyright.PENANAGrn8Pinxvk
14455Please respect copyright.PENANAFGY4Xxlbjp
“Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi”, sanggah suamiku.
14455Please respect copyright.PENANAPEzbCM3jvC
14455Please respect copyright.PENANAtwlkVMXnko
14455Please respect copyright.PENANAeyZ8sd9BAc
Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebu-gebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampai-sampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
14455Please respect copyright.PENANAnTCYQvSQWc
14455Please respect copyright.PENANA6r3dZOsDOT
14455Please respect copyright.PENANApDvh8DQquw
“Mas, keluarin di mulutku saja ya… aku tak kuat lagi” bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
14455Please respect copyright.PENANAv59vV4Oeps
14455Please respect copyright.PENANAnVOzuFvsgJ
14455Please respect copyright.PENANAUP7wUq5Y7g
Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedot-nyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.
14455Please respect copyright.PENANAkKiv3aVwYw
14455Please respect copyright.PENANAxpAP7Wqawa
14455Please respect copyright.PENANAML7ZLS1Veq
###################
14455Please respect copyright.PENANAAyrqHNvv6x
14455Please respect copyright.PENANA0PrHutSq5J
14455Please respect copyright.PENANAs8jEX1ewC1
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolah-olah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering iseng-iseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baik-baik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malu-malu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
14455Please respect copyright.PENANA771eQzdDKP
14455Please respect copyright.PENANAkIHTHWZe9g
14455Please respect copyright.PENANAlL3poBwHxo
“Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah?” tanyaku.
14455Please respect copyright.PENANAdEyQGbb3Ax
14455Please respect copyright.PENANAuBkgnpPkZ6
14455Please respect copyright.PENANA1hk4luEH4W
“Eh, iya bu. Gak papa kok Bu”, jawabnya sambil tersipu.
14455Please respect copyright.PENANAok0dR0eJCD
14455Please respect copyright.PENANAXeXRjXIszQ
14455Please respect copyright.PENANA17RtdiGp7C
“Bilang ke mamamu, makasih ya”
14455Please respect copyright.PENANA4vVoZZZlIv
14455Please respect copyright.PENANAmwdWnHow9E
14455Please respect copyright.PENANAuNi5BBYg61
“Iya bu”, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan type-type anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jago-jago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.
14455Please respect copyright.PENANAcJ86F6jp00
14455Please respect copyright.PENANAIdYzxvpMfi
14455Please respect copyright.PENANA9iZQyiSB2N
“Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya” ajakku.
14455Please respect copyright.PENANA6ZAZt495mj
14455Please respect copyright.PENANAlU5rlSnWBV
14455Please respect copyright.PENANAEa9NnM8Fui
Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anak-anak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakap-cakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekali-kali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibu-ibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.
14455Please respect copyright.PENANAGVi63foX9A
14455Please respect copyright.PENANAYH7OR1U7H3
14455Please respect copyright.PENANAJzeB3DH1OX
Hingga pada bulan selanjutnya aku tiba-tiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benar-benar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.
14455Please respect copyright.PENANA4pBh0IbQmy
14455Please respect copyright.PENANAYbj42RXsoP
14455Please respect copyright.PENANA29xdluMDQn
Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
14455Please respect copyright.PENANAEU9UVV3PPW
14455Please respect copyright.PENANA9FMravCBtu
14455Please respect copyright.PENANAmhz0SpcYdB
Aku benar-benar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benar-benar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.
14455Please respect copyright.PENANAE1UMkdXnHh
14455Please respect copyright.PENANAN5gQdDY7pM
14455Please respect copyright.PENANAEgewdrEsRh
Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
14455Please respect copyright.PENANA773xkcx83l
14455Please respect copyright.PENANAWNOtJt6F10
14455Please respect copyright.PENANAwaTLh2uhCT
“Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat?” tanyanya penuh perhatian.
14455Please respect copyright.PENANA0QPBBVr4IV
14455Please respect copyright.PENANA1YvxPERizm
14455Please respect copyright.PENANA9VZL2b87pB
Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Suamiku membalas pelukanku.
14455Please respect copyright.PENANAYMb3UbeuqE
14455Please respect copyright.PENANAtZyQD7dO4F
14455Please respect copyright.PENANAfWvEmpdDoF
“Ada apa sayang?” tanyanya.
14455Please respect copyright.PENANAAh2aA9b4uC
14455Please respect copyright.PENANAxe4SqDZ7Wz
14455Please respect copyright.PENANAypuITKYoTq
Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan laki-laki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, “benarkah?”
14455Please respect copyright.PENANAW4w5F8KdhH
14455Please respect copyright.PENANANe3U757BCM
14455Please respect copyright.PENANAJXIBykTDIr
Aku mengangguk pelan sambil menagis, “aku hamil, mas…”
14455Please respect copyright.PENANAxUJRojrKz0
14455Please respect copyright.PENANAgEwGGMFeV0
14455Please respect copyright.PENANA2E4kEdceh3
Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat’
14455Please respect copyright.PENANA7WdwCYakLV
14455Please respect copyright.PENANAZMqwpIvIp7
14455Please respect copyright.PENANAR4RMKnu04D
“besok kita ke dokter Merlin”. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
14455Please respect copyright.PENANATc5mUTtz1F
14455Please respect copyright.PENANAyP819CfFv1
14455Please respect copyright.PENANABEpQyBoGuT
Hari selanjut sore-sore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
14455Please respect copyright.PENANAQshVXF1wKk
14455Please respect copyright.PENANA6wihiGSdZy
14455Please respect copyright.PENANAQXQEaJyWRp
“Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga”, kata dokter itu riang.
14455Please respect copyright.PENANAzIwBp9aXXH
14455Please respect copyright.PENANAlw3bVUUNav
14455Please respect copyright.PENANAgyT4kMLTx2
Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anak-anak kalau mereka akan punya adik baru. Anak-anak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
14455Please respect copyright.PENANAUV5BvOKznX
14455Please respect copyright.PENANALCUBUuTqVr
14455Please respect copyright.PENANAjtKJnOBnLA
Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodok-sodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak.
14455Please respect copyright.PENANArYahvMkiTE
14455Please respect copyright.PENANAYgFD3GqVSP
14455Please respect copyright.PENANAf4nqHBQgNT
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibu-ibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senut-senut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyang-goyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencari-cari di internet film-film porno. Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.
14455Please respect copyright.PENANAYqWW5uBcMS
14455Please respect copyright.PENANA46O8RAswv2
14455Please respect copyright.PENANAn8BAfN3J6B
Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan rumah. Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.
14455Please respect copyright.PENANAO42dEMNQJa
14455Please respect copyright.PENANAovS1mkm7eG
14455Please respect copyright.PENANAkonU3HDCVz
Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekali-kali meneruskan program mengaji anak-anakku.
14455Please respect copyright.PENANA2ZWhYTaafn
14455Please respect copyright.PENANA5zcRyuM8xj
14455Please respect copyright.PENANABbToIi0QIy
Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
14455Please respect copyright.PENANAp0Mc5p5Oca
14455Please respect copyright.PENANAfDSEl9VShm
14455Please respect copyright.PENANA2FwNitYSff
“Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
14455Please respect copyright.PENANA11rZb1jq4O
14455Please respect copyright.PENANAEF6Ow1bRXC
14455Please respect copyright.PENANAXN0BYt08MZ
“Belum, Bu”
14455Please respect copyright.PENANAeV4qXmylRP
14455Please respect copyright.PENANAaASZE8vJEx
14455Please respect copyright.PENANAsNgwDQjODe
Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
14455Please respect copyright.PENANATeUmpEWJd4
14455Please respect copyright.PENANANxAi7eeWuS
14455Please respect copyright.PENANAv5Jp4cLjhJ
Aku lalu berkata ke Indun, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini”.
14455Please respect copyright.PENANAUBHrMZn4uG
14455Please respect copyright.PENANAG5BIWjsmsf
14455Please respect copyright.PENANAwrkj77HSuv
Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
14455Please respect copyright.PENANAoh7DhBnGWh
14455Please respect copyright.PENANAeu95bTj913
14455Please respect copyright.PENANAJld0dKLuCp
“Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini”, jawab Indun.
14455Please respect copyright.PENANAp8gPSE8cwi
14455Please respect copyright.PENANAxci9IU2P2j
14455Please respect copyright.PENANAYO8ZZxxd2V
Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu. Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.
14455Please respect copyright.PENANAyAhOUuvUF6
14455Please respect copyright.PENANAKdNUJm89j9
14455Please respect copyright.PENANAvrER9MVIjS
“Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.
14455Please respect copyright.PENANAx2Wq4qKUTE
14455Please respect copyright.PENANAShutXBOhc6
14455Please respect copyright.PENANA5DMDSl9skk
“Gak papa, kok”
14455Please respect copyright.PENANAZOweKqc378
14455Please respect copyright.PENANAi6DUrMPIXj
14455Please respect copyright.PENANA8viGleT4c3
Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
14455Please respect copyright.PENANA0OhMyhm3di
14455Please respect copyright.PENANA7PQJ2iqogh
14455Please respect copyright.PENANApZK8WpTL1R
Indun malu-malu melihat perutku.
14455Please respect copyright.PENANANaIZppNxwn
14455Please respect copyright.PENANAB8QWBRBpDf
14455Please respect copyright.PENANATw64rgopZY
“Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
14455Please respect copyright.PENANAQFXdSWDrSO
14455Please respect copyright.PENANAOIki6ufLQf
14455Please respect copyright.PENANAx9UwuBiq71
“Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.
14455Please respect copyright.PENANAACQwZHftAn
14455Please respect copyright.PENANAX1ifp0bgMO
14455Please respect copyright.PENANAAI5v8EfTDq
Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
14455Please respect copyright.PENANAaC3q2KV77X
14455Please respect copyright.PENANA8cU1j42eDl
14455Please respect copyright.PENANAT6QnVMrov6
“Ya nggak tahu bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.
14455Please respect copyright.PENANA8eqcqayZbz
14455Please respect copyright.PENANAgQE1xhgLos
14455Please respect copyright.PENANAHZldmswQjl
Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
14455Please respect copyright.PENANA9OU8YYaK46
14455Please respect copyright.PENANAjGPrkd1aD4
14455Please respect copyright.PENANAPhLzMabQ1z
Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak.
14455Please respect copyright.PENANAi3SMTcebIv
14455Please respect copyright.PENANAXKLDmAUjpB
14455Please respect copyright.PENANATtNIHwHgyp
Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.
14455Please respect copyright.PENANA8CS7QscXUc
14455Please respect copyright.PENANAd3rC3DfwjF
14455Please respect copyright.PENANAAtPXU75OB0
“Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku sambil melirik menggodanya.
14455Please respect copyright.PENANAs5J6iXkc76
14455Please respect copyright.PENANARiIG6hcBuf
14455Please respect copyright.PENANA7Lv6wK9ARC
Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.
14455Please respect copyright.PENANAsm4H2AgbYJ
14455Please respect copyright.PENANA0gDalpAj7P
14455Please respect copyright.PENANAP8Efhkqqog
“Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
14455Please respect copyright.PENANAjWKtzV3BT7
14455Please respect copyright.PENANAQ5YXAnAcgd
14455Please respect copyright.PENANAIiaqzhL8uJ
“Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
14455Please respect copyright.PENANAZ5C7xDK9MZ
14455Please respect copyright.PENANAyfJgOAFTEA
14455Please respect copyright.PENANAW4QcfDFGSg
“Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
14455Please respect copyright.PENANA7gytsoLump
14455Please respect copyright.PENANA8U7R6guzjI
14455Please respect copyright.PENANAJfSBJqfYpC
“Ya udah, kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya” kataku manja sambil mengelus perutku.
14455Please respect copyright.PENANAJyvaQaXgmP
14455Please respect copyright.PENANAakeRKm7okh
14455Please respect copyright.PENANArMw7NSnzOb
“Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.
14455Please respect copyright.PENANA7mlKFR4hYM
14455Please respect copyright.PENANAAhtPj9UMuA
14455Please respect copyright.PENANACQqLXtXrBh
“Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.
14455Please respect copyright.PENANAYUYrmWlw9B
14455Please respect copyright.PENANAMdqb1maoAZ
14455Please respect copyright.PENANAUreadO1y8b
“Maaf ya bu”, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
14455Please respect copyright.PENANAdZx0agShNv
14455Please respect copyright.PENANA9xe52L1A6W
14455Please respect copyright.PENANAN7dKALYuZi
“Kamu suka punya anak?” tanyaku.
14455Please respect copyright.PENANAJaKxlGHMU9
14455Please respect copyright.PENANAWyAJCDgxW8
14455Please respect copyright.PENANASGmwyH67NI
“Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.
14455Please respect copyright.PENANAIvAaoZiGnb
14455Please respect copyright.PENANA05zGqX4puL
14455Please respect copyright.PENANAF0D9DzXkPg
Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.
14455Please respect copyright.PENANAWua7l9DUvW
14455Please respect copyright.PENANAH8MXR4EzHG
14455Please respect copyright.PENANAN7oflqKsiO
“Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
14455Please respect copyright.PENANAmTKBwS9exA
14455Please respect copyright.PENANAnMJyaW2Z2b
14455Please respect copyright.PENANAk8I7VsnBT3
“Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.
14455Please respect copyright.PENANAp5zx6WFBOw
14455Please respect copyright.PENANAoDo5NucRBm
14455Please respect copyright.PENANA6CK0lMuDwW
“Kenapa?”
14455Please respect copyright.PENANAnxZ524wwwQ
14455Please respect copyright.PENANA3c9VqNsWwR
14455Please respect copyright.PENANAUJ7HPEo0nH
“Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.
14455Please respect copyright.PENANAYdX9HUGIsu
14455Please respect copyright.PENANAC2JlYhrerd
14455Please respect copyright.PENANAeWGb6wp2I0
“Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.
14455Please respect copyright.PENANA9I5vYPYaAJ
14455Please respect copyright.PENANAEpDYd7T8XE
14455Please respect copyright.PENANAkreTWXd4rk
Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malu-malu.
14455Please respect copyright.PENANAtTXTEDMefE
14455Please respect copyright.PENANAjKyOfXC48C
14455Please respect copyright.PENANAGb11v3IM5g
“Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
14455Please respect copyright.PENANAEIvqz4aHGn
14455Please respect copyright.PENANAAn03eUScIm
14455Please respect copyright.PENANAooNufdpwrM
“Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
14455Please respect copyright.PENANAG7gg0J9Y8g
14455Please respect copyright.PENANAT68QNut83S
14455Please respect copyright.PENANAJRrFTTCjr9
“Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.
14455Please respect copyright.PENANAJRrvQMxoQ5
14455Please respect copyright.PENANAWdLmWRD01r
14455Please respect copyright.PENANARVIv9hrlNq
Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.
14455Please respect copyright.PENANAbOCETZpiOa
14455Please respect copyright.PENANAYwlMMT226M
14455Please respect copyright.PENANAHNJpfQIKor
“Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..”
14455Please respect copyright.PENANAzZUwWTPClV
14455Please respect copyright.PENANAtBmlPmNc0V
14455Please respect copyright.PENANApDejv99D1S
Indun belingsatan.
14455Please respect copyright.PENANAnljz5zj8UI
14455Please respect copyright.PENANA1PK7qb0yJR
14455Please respect copyright.PENANAsqF38hpwSS
“Sekarang iya..” jawabnya sambil membetulkan celananya.
14455Please respect copyright.PENANA2OdWiEfG2d
14455Please respect copyright.PENANAV3XRd0MTmH
14455Please respect copyright.PENANADlcKffH8y4
“Idiiih…. Mana coba lihat?” godaku.
14455Please respect copyright.PENANA9nwXeTahsx
14455Please respect copyright.PENANAJoFoOVipgy
14455Please respect copyright.PENANAJBbPDwVNDE
Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
14455Please respect copyright.PENANAqr2wdhF6Zj
14455Please respect copyright.PENANAoRaubLxQrL
14455Please respect copyright.PENANA5tnaQVbu8N
“Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.
14455Please respect copyright.PENANAqxYXgnHkCv
14455Please respect copyright.PENANAgq605aOMxs
14455Please respect copyright.PENANA6rTADdp2XB
Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
14455Please respect copyright.PENANAcfbYOMTsgH
14455Please respect copyright.PENANAAOjd9UhfvG
14455Please respect copyright.PENANA3Mh3IFXA7L
“Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetar.
14455Please respect copyright.PENANAMcWmHehVHm
14455Please respect copyright.PENANAZiVlUcAsYR
14455Please respect copyright.PENANAQWMkHsyzwf
“Iya bu.. Mau banget”
14455Please respect copyright.PENANAPEnxjdsSgV
14455Please respect copyright.PENANAkuLlikWbOh
14455Please respect copyright.PENANAAqkghZzYt8
Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
14455Please respect copyright.PENANAObNxehbdww
14455Please respect copyright.PENANAecCh0yg7K7
14455Please respect copyright.PENANAXrPraSZotF
Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelan-pelan masuk ditelan vaginaku.
14455Please respect copyright.PENANADNV88LcZBW
14455Please respect copyright.PENANAPFJHnwoleD
14455Please respect copyright.PENANA8po3ApvQOF
“Ohhhh…… Buuu…..” desisnya.
14455Please respect copyright.PENANA2EYVHngrID
14455Please respect copyright.PENANAzdKOjIiAdI
14455Please respect copyright.PENANAHV3w4v0cJx
Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
14455Please respect copyright.PENANArFPpCcd5vA
14455Please respect copyright.PENANAn451MF6H2t
14455Please respect copyright.PENANAPFqYDhmhAT
“Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar”, perintahku.
14455Please respect copyright.PENANATksu2daJv0
14455Please respect copyright.PENANAnGGgjCn0wR
14455Please respect copyright.PENANAm3MgsTFGQ1
“Iiiiiyaaa, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
14455Please respect copyright.PENANAxXoGIuzuJw
14455Please respect copyright.PENANAnn5PrwqIrC
14455Please respect copyright.PENANAK48EpNoDzC
“Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
14455Please respect copyright.PENANApS1NjoGdgw
14455Please respect copyright.PENANASIKQxD4300
14455Please respect copyright.PENANAEZWxkDCoy9
Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
14455Please respect copyright.PENANA3WdH6ECvOM
14455Please respect copyright.PENANA8HuczxgaLs
14455Please respect copyright.PENANAMpSmn5fOpZ
“Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.
14455Please respect copyright.PENANATfZ2dt2brn
14455Please respect copyright.PENANANN42fg50Cp
14455Please respect copyright.PENANAM87QDHDFLA
Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerang-erang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.
14455Please respect copyright.PENANA3nq4a3SdT3
14455Please respect copyright.PENANAVlDpbKyTB4
14455Please respect copyright.PENANAjWwnS6wpjt
Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh… aku sudah sangat nafsuu… sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.
14455Please respect copyright.PENANANF9qp8WYWB
14455Please respect copyright.PENANAMbuw1AVtGl
14455Please respect copyright.PENANAhlOFRU74cT
“Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn……” aku terengah-engah.
14455Please respect copyright.PENANADWOcfVhYCZ
14455Please respect copyright.PENANAhHHKa9EnJI
14455Please respect copyright.PENANAxhl3NA2faB
Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.
14455Please respect copyright.PENANAKbd6MSW7WR
14455Please respect copyright.PENANAylEByhGsDg
14455Please respect copyright.PENANAhWfDjrD2Pa
“Ndun, pindah kamar yuk”, ajakku.
14455Please respect copyright.PENANApIKewVla7e
14455Please respect copyright.PENANAIowko1Oj0m
14455Please respect copyright.PENANArtidXPsNZd
Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
14455Please respect copyright.PENANAi7mwUzwM9X
14455Please respect copyright.PENANABeSrT0TvRE
14455Please respect copyright.PENANAti1uMeyz2X
“Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
14455Please respect copyright.PENANAZnVQj7GSmr
14455Please respect copyright.PENANADJ3WoHhK2C
14455Please respect copyright.PENANAj6pkZnNpGp
“Gak papa Bu…” jawabnya pelan.
14455Please respect copyright.PENANAoLDCRMrLbB
14455Please respect copyright.PENANA6oOnT8GeJ1
14455Please respect copyright.PENANAIWNqkvKqfl
Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
14455Please respect copyright.PENANAm6VEzm9p6R
14455Please respect copyright.PENANA1BNjEbbpBq
14455Please respect copyright.PENANAS350v6AiTH
“Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.
14455Please respect copyright.PENANApLOOZG74ln
14455Please respect copyright.PENANAELK0LYSrr3
14455Please respect copyright.PENANAjS3motrjKu
Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
14455Please respect copyright.PENANADoJh0J4TmH
14455Please respect copyright.PENANAPFWxHrcyls
14455Please respect copyright.PENANAubaJUEJF4d
“Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
14455Please respect copyright.PENANA4BHQnyX4dr
14455Please respect copyright.PENANAG7m0FpPXkl
14455Please respect copyright.PENANA7cq6VqDg4S
“Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.
14455Please respect copyright.PENANAaWhxqm5RSH
14455Please respect copyright.PENANAiefNUWttNH
14455Please respect copyright.PENANAheMGV4IaHJ
Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.
14455Please respect copyright.PENANAz1rzfbDXpn
14455Please respect copyright.PENANAMmRigK02x5
14455Please respect copyright.PENANAmnMSMcSgNx
Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”
14455Please respect copyright.PENANA8x9zK9033i
14455Please respect copyright.PENANACzLULPx9a1
14455Please respect copyright.PENANA8VzU4Bhmmy
Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.
14455Please respect copyright.PENANArZfGIX80TC
14455Please respect copyright.PENANAYBPYrboWtX
14455Please respect copyright.PENANAajv7CM0AxO
“Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.
14455Please respect copyright.PENANAIHt52lRXxG
14455Please respect copyright.PENANA3NlCaiTqIU
14455Please respect copyright.PENANAGvVChD4w4E
“Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
14455Please respect copyright.PENANArXIJJ4LyWy
14455Please respect copyright.PENANADo3FhHLaTe
14455Please respect copyright.PENANAX1OxPSibBa
“Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
14455Please respect copyright.PENANAEuyQvr5Tjq
14455Please respect copyright.PENANApGHYFM4wUY
14455Please respect copyright.PENANAHIAS82eccs
“Hmmm…. “ aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
14455Please respect copyright.PENANA9fjiGGv54O
14455Please respect copyright.PENANAdDpBPr9GXS
14455Please respect copyright.PENANAaIsiNAdjWX
“Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”
14455Please respect copyright.PENANA1QcpwegKqf
14455Please respect copyright.PENANAnezVNNWQuW
14455Please respect copyright.PENANAWvXWe0fDBe
“Sama.. Pengen nih” kata suamiku.
14455Please respect copyright.PENANA4mjPWLwy02
14455Please respect copyright.PENANAR0mZuzcC7m
14455Please respect copyright.PENANA025PAgaVhw
“Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
14455Please respect copyright.PENANAcu4csjApqg
14455Please respect copyright.PENANAlXd5dPo3Vc
14455Please respect copyright.PENANAJqMI6Xkj5B
“Mana aja deh”
14455Please respect copyright.PENANAw6E7248V4v
14455Please respect copyright.PENANAhWj3u2gaPi
14455Please respect copyright.PENANANvSCwY6lPl
“Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.
14455Please respect copyright.PENANAmCGLFvRJP1
14455Please respect copyright.PENANAMtmS8e9zI5
14455Please respect copyright.PENANABuJtUqh9et
“Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.
14455Please respect copyright.PENANAuRXUWigOKw
14455Please respect copyright.PENANA2zYp0mOuqr
14455Please respect copyright.PENANAHdsLHhC1b0
Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
14455Please respect copyright.PENANArUBBtAiINm
14455Please respect copyright.PENANAcHSZhyqeQ0
14455Please respect copyright.PENANAHwNsNj6TLu
“Kocok aja Mas, aku juga mau” kataku manja.
14455Please respect copyright.PENANAViQ83gRluC
14455Please respect copyright.PENANAWNgwltS43F
14455Please respect copyright.PENANAkJoFcV5NeU
Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.
14455Please respect copyright.PENANASMAV7hqNQ2
14455Please respect copyright.PENANAOP9opOGvVX
14455Please respect copyright.PENANAMuX0jmpQTI
Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”
14455Please respect copyright.PENANA38pwJUBExP
14455Please respect copyright.PENANADSrHuNkSEU
14455Please respect copyright.PENANA5jEyocPDMp
Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
14455Please respect copyright.PENANAyYKA5ozuiI
14455Please respect copyright.PENANAOetBH3J7YR
14455Please respect copyright.PENANApPPcOHDPJw
“Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”
14455Please respect copyright.PENANA98qNbk8J30
14455Please respect copyright.PENANAFqJNUGn3zG
14455Please respect copyright.PENANAgohVCU2NyB
Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.
14455Please respect copyright.PENANAlUSKECjOUL
14455Please respect copyright.PENANAdq5iP5liwK
14455Please respect copyright.PENANAuTjz7oL16Z
“Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”
14455Please respect copyright.PENANAhaWg5viNmf
14455Please respect copyright.PENANAQV0bacqukP
14455Please respect copyright.PENANAVYFXMR2K1v
“Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku.
14455Please respect copyright.PENANAum3wWeuojJ
14455Please respect copyright.PENANAmneVwiIXL2
14455Please respect copyright.PENANAYHzWx9Hmpi
Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan. Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya. Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobok-obok vaginaku. Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.
14455Please respect copyright.PENANAYqNkDT01Y8
14455Please respect copyright.PENANAAAhIvXqiR4
14455Please respect copyright.PENANA3fNF4jd1gI
“Ohhh”, lenguhnya kecewa.
14455Please respect copyright.PENANAeLHfnYGyAS
14455Please respect copyright.PENANADgUvyWdMu6
14455Please respect copyright.PENANABfOybNlljG
Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil di terobosnya.
14455Please respect copyright.PENANAFBnshT1uOA
14455Please respect copyright.PENANAta4hbaRpKL
14455Please respect copyright.PENANA1RoJErxkkK
“Ohhhhh…..” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
14455Please respect copyright.PENANAZgsk3TI3Do
14455Please respect copyright.PENANA3w0aUYtcGV
14455Please respect copyright.PENANAjNYkG0rl7W
Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
14455Please respect copyright.PENANAu5GiUWF9BP
14455Please respect copyright.PENANAMrT70I3yrV
14455Please respect copyright.PENANAch253Ix0Nw
“Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.
14455Please respect copyright.PENANAguAoIhznmu
14455Please respect copyright.PENANAW8FXQNq4Ob
14455Please respect copyright.PENANApFqHv0fAXb
Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
14455Please respect copyright.PENANA0I81Ns82tE
14455Please respect copyright.PENANAtjRPXEzUhi
14455Please respect copyright.PENANArJEU2AdFcq
“Ohhh, Tuhan…” rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
14455Please respect copyright.PENANAb9y997Upzu
14455Please respect copyright.PENANAOOyQmQenWj
14455Please respect copyright.PENANADagBucRpAX
genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
14455Please respect copyright.PENANA287v0pIq25
14455Please respect copyright.PENANAQMLHw7dpvL
14455Please respect copyright.PENANAJSrBAMqCKy
“ohhhhh…”
14455Please respect copyright.PENANA5v4FHD8LJR
14455Please respect copyright.PENANABJMKjuY0Bv
14455Please respect copyright.PENANARltzESBrfS
Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. Crot…Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.
14455Please respect copyright.PENANAa2fSi0sLfb
14455Please respect copyright.PENANAGaEpOW2Aq5
14455Please respect copyright.PENANAOkVdbb7VFU
########################
14455Please respect copyright.PENANAjfjJkUhJJk
14455Please respect copyright.PENANAQQdnXshvVH
14455Please respect copyright.PENANAHyMzLMKHDo
Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
14455Please respect copyright.PENANAYTgFGuSD8X
14455Please respect copyright.PENANAbEEXCLUOnD
14455Please respect copyright.PENANAoOwqFASZ60
“Ndun… Bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.
14455Please respect copyright.PENANArjs6nvjRZh
14455Please respect copyright.PENANAGyCyOA9toH
14455Please respect copyright.PENANAbMdOSPQmr4
Indun nampak kaget dan segera duduk.
14455Please respect copyright.PENANAzRmlqUCUvd
14455Please respect copyright.PENANA7KEHrOODGn
14455Please respect copyright.PENANAqRrD8sIyi7
“Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan…” katanya gugup.
14455Please respect copyright.PENANACeXaoU2NmM
14455Please respect copyright.PENANAakSaStz67I
14455Please respect copyright.PENANAvac0njsnfG
“Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam”
14455Please respect copyright.PENANA8W6Naztekg
14455Please respect copyright.PENANAWB9WSftNWc
14455Please respect copyright.PENANAv3PUg16ktu
Kami berpandangan.
14455Please respect copyright.PENANAJJ5yg77hzt
14455Please respect copyright.PENANAa4YmOHo6HH
14455Please respect copyright.PENANAleUMy9XzY9
“Maaf Bu. Aku benar-benar tidak sopan”
14455Please respect copyright.PENANA08Ur0gHC5d
14455Please respect copyright.PENANAZzZYAhq1Xa
14455Please respect copyright.PENANA3UZjhMhshG
“Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.
14455Please respect copyright.PENANA1vcnudUntb
14455Please respect copyright.PENANA9tk5tqYWBy
14455Please respect copyright.PENANA7nF5S9ftkW
Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
14455Please respect copyright.PENANA1gLWV1BhAF
14455Please respect copyright.PENANAlDWCZvR2nD
14455Please respect copyright.PENANAIzSBM6m0ba
“Ndun, kamu punya pacar?”
14455Please respect copyright.PENANA1UPvPnkJBO
14455Please respect copyright.PENANAkrKXjIYmhA
14455Please respect copyright.PENANAWYMrbVeo4n
“Belum, bu”
14455Please respect copyright.PENANA8sFx2dk1Pn
14455Please respect copyright.PENANAVSDkzjeDG7
14455Please respect copyright.PENANAudbumB7O27
“Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”
14455Please respect copyright.PENANAXTTPXmhFtW
14455Please respect copyright.PENANAJIzhRdOqVD
14455Please respect copyright.PENANAy9WoYsA2IH
“Iya bu, gak mungkinlah”
14455Please respect copyright.PENANApKyNwcfFoR
14455Please respect copyright.PENANAHtXgpxnwch
14455Please respect copyright.PENANAqXsTVARx5X
“Aku takut kamu rusak karena aku”
14455Please respect copyright.PENANALW9MZ2b2V7
14455Please respect copyright.PENANAOnrsG40JT0
14455Please respect copyright.PENANAvcp7sfFnkg
“Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”
14455Please respect copyright.PENANAIPsq6glPan
14455Please respect copyright.PENANA0aTNO0pb5W
14455Please respect copyright.PENANAhPCArSZlid
“Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.
14455Please respect copyright.PENANAjWYnQHtInc
14455Please respect copyright.PENANATaHTBfRXNc
14455Please respect copyright.PENANARgZr71drPI
“Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.
14455Please respect copyright.PENANAQUtiRIUnao
14455Please respect copyright.PENANACeUZZyxCBT
14455Please respect copyright.PENANAI7MImQc93h
Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
14455Please respect copyright.PENANAt7qU63XMk9
14455Please respect copyright.PENANAfpYOr4R5EX
14455Please respect copyright.PENANAziD484YgdS
“Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk” Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
14455Please respect copyright.PENANA4wvZHlfyTc
14455Please respect copyright.PENANAdhUHe449We
14455Please respect copyright.PENANAeQdlFLUVbO
Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan.
14455Please respect copyright.PENANAVJRdxauMgd
14455Please respect copyright.PENANAeMRkrLgLfY
14455Please respect copyright.PENANAssiRajOCVG
Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
14455Please respect copyright.PENANAUOP9oJxgR5
14455Please respect copyright.PENANAgiHK6P0h6h
14455Please respect copyright.PENANAQTp4NHjDSX
“Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”
14455Please respect copyright.PENANAQL0C5Up1aN
14455Please respect copyright.PENANAej9rS7E6Rs
14455Please respect copyright.PENANA38jRyi4WBu
Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
14455Please respect copyright.PENANAtJUa2gOaLW
14455Please respect copyright.PENANAGodGSglaTk
14455Please respect copyright.PENANAtsWJmAPpkh
“Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah”, perintahku.
14455Please respect copyright.PENANAjGg5sRBTBS
14455Please respect copyright.PENANAlV7nQMclKS
14455Please respect copyright.PENANAyFOK9a1sKu
Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.
14455Please respect copyright.PENANA4rh8iTHXTJ
14455Please respect copyright.PENANAybvO1T5gfo
14455Please respect copyright.PENANAEXH4AhvRoX
“Ayo, Ndun, sodok yang kuat”
14455Please respect copyright.PENANA8RIhkcB0zQ
14455Please respect copyright.PENANAdZYPe7m6hv
14455Please respect copyright.PENANA0lNtklbvz0
“Iyyyaaa.. Bu”
14455Please respect copyright.PENANAse4x9kaGn0
14455Please respect copyright.PENANARiUP7n4iaZ
14455Please respect copyright.PENANAmHjnUSJn34
“Terusss… Cepat”
14455Please respect copyright.PENANAew9W0kMUnS
14455Please respect copyright.PENANAKRR6PZ6y2M
14455Please respect copyright.PENANAxRc7dEF1o3
Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.
14455Please respect copyright.PENANAyGTIk902bQ
14455Please respect copyright.PENANAnGIxhoLETz
14455Please respect copyright.PENANAAmLrlabLtj
“Ohhh…”
14455Please respect copyright.PENANAMuhQaFXhGN
14455Please respect copyright.PENANAxHYYKrxa9p
14455Please respect copyright.PENANAUS2C8uVJEp
Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.
14455Please respect copyright.PENANAdnPlCC9j4a
14455Please respect copyright.PENANAoOkStlbPNB
14455Please respect copyright.PENANAzEsaGI3dFE
“Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya” kataku sambil tersenyum.
14455Please respect copyright.PENANAbxaAigxXtk
14455Please respect copyright.PENANAjvut8ya0WP
14455Please respect copyright.PENANAqPgaDniaDU
Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang. Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.
14455Please respect copyright.PENANALc6mk2DCor
14455Please respect copyright.PENANAfTup3IRfxl
14455Please respect copyright.PENANAB4hN2O0p7M
######################
14455Please respect copyright.PENANALqWsF4woAc
14455Please respect copyright.PENANAfOMeMiVH6i
14455Please respect copyright.PENANAL9Kulj49XS
Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.
14455Please respect copyright.PENANAS3wpAfZkj0
14455Please respect copyright.PENANAMMznQFLPXr
14455Please respect copyright.PENANAPUrACu2vaK
“Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
14455Please respect copyright.PENANA21zCH0y1L8
14455Please respect copyright.PENANAvk5KKmSFld
14455Please respect copyright.PENANAxc4FHOkquq
“Biasa aja Bu”
14455Please respect copyright.PENANA7Wc8Xy9wFS
14455Please respect copyright.PENANAoDrRl9IOQG
14455Please respect copyright.PENANA4jjDFxT1Qq
“Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
14455Please respect copyright.PENANA8uwxwCtPkB
14455Please respect copyright.PENANAqYOTiC4uMw
14455Please respect copyright.PENANAcpqmArOuHX
“Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang”
14455Please respect copyright.PENANAt8nJPR4tOm
14455Please respect copyright.PENANAtA5P6tGlRr
14455Please respect copyright.PENANA8TsTHff4jx
“Aku takut menganggu sekolahmu”
14455Please respect copyright.PENANAyevYggPYvi
14455Please respect copyright.PENANAaFbVKgpvDN
14455Please respect copyright.PENANAd6h9EvYm2z
“Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran”
14455Please respect copyright.PENANAQfTV5CwrCB
14455Please respect copyright.PENANAMycODFqq80
14455Please respect copyright.PENANApjzh8oWFVH
“Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu”
14455Please respect copyright.PENANAQcFlV7yoZJ
14455Please respect copyright.PENANAw4bz9KyKC2
14455Please respect copyright.PENANAC2j5ttyyue
“Iya Bu”
14455Please respect copyright.PENANAtZHiok8hSQ
14455Please respect copyright.PENANAvQi0F89MRT
14455Please respect copyright.PENANAZdQgRUyaBH
“Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini”
14455Please respect copyright.PENANAgkP7Ku0FSm
14455Please respect copyright.PENANAZ6zYswv8jC
14455Please respect copyright.PENANAtR9zt6frg0
“Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini”
14455Please respect copyright.PENANAho12kA8v8n
14455Please respect copyright.PENANAAQxBJUBhe4
14455Please respect copyright.PENANAsLEYCUHqHf
“Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
14455Please respect copyright.PENANACWRElkA6z0
14455Please respect copyright.PENANAhyDJaaQC6I
14455Please respect copyright.PENANAjv5tPZkn5n
“Aku mau jadi pacar Ibu”
14455Please respect copyright.PENANAH3f3T8EGDs
14455Please respect copyright.PENANAeIfObxODNM
14455Please respect copyright.PENANAdgLR4H5kVV
“Lho aku khan sudah bersuami?”
14455Please respect copyright.PENANAQmLyytpeg7
14455Please respect copyright.PENANAhc1mvkbByD
14455Please respect copyright.PENANAVPAwrjtQEF
“Ya gak papa, jadi apa saja deh”
14455Please respect copyright.PENANAFGMxkqjZEV
14455Please respect copyright.PENANApt5tcABHkh
14455Please respect copyright.PENANAB7txUUm9KX
“Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
14455Please respect copyright.PENANAebMooU0Ujs
14455Please respect copyright.PENANAPWTxobR2kC
14455Please respect copyright.PENANAM5AElklTYG
“Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau”
14455Please respect copyright.PENANA66Xx4odM1D
14455Please respect copyright.PENANACVOTES7z0J
14455Please respect copyright.PENANAbT376rtGfq
“Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.
14455Please respect copyright.PENANAE6zyJ7iXSK
14455Please respect copyright.PENANAq87rgX2sFa
14455Please respect copyright.PENANAJGkSHjL1Zz
Kami tidur berpelukan sampai pagi.
14455Please respect copyright.PENANANxf6KfPx2c
14455Please respect copyright.PENANAsKEAgPBIzl
14455Please respect copyright.PENANAcQZtoeMwNA
#######################
14455Please respect copyright.PENANAFOs0izYXE9
14455Please respect copyright.PENANAZVnAZzlokp
14455Please respect copyright.PENANA3e5ILn8T4U
Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
14455Please respect copyright.PENANAkUzNutzMas
14455Please respect copyright.PENANAyc8OlxU6Mn
14455Please respect copyright.PENANABeqj4FweCh
Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.
14455Please respect copyright.PENANAnobs33d4bY
14455Please respect copyright.PENANAf8sN4yS2p9
14455Please respect copyright.PENANA1ZdvzcgrVI
##########################
14455Please respect copyright.PENANApTfNJW3iX7
14455Please respect copyright.PENANALhqQYGjfpH
14455Please respect copyright.PENANAaH7bkeJ9Li
Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun. Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
14455Please respect copyright.PENANAUzyQr2k4Wn
14455Please respect copyright.PENANAhiVz1aFsEs
14455Please respect copyright.PENANAJsTrbgpLrU
“Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
14455Please respect copyright.PENANAQDdllyagt3
14455Please respect copyright.PENANAEGbusWM6NZ
14455Please respect copyright.PENANAFtcspReVrx
“Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih” jawab Bu Ro.
14455Please respect copyright.PENANAq7FVPZyfvz
14455Please respect copyright.PENANAiW0udyC6qM
14455Please respect copyright.PENANA3MoIPLg3s8
“Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?”
14455Please respect copyright.PENANABSSMJVg9Ps
14455Please respect copyright.PENANAgfwsiYtc9P
14455Please respect copyright.PENANAs1NA72RPSm
“Ada Bu, sebentar ya Bu”
14455Please respect copyright.PENANA4mow47StVI
14455Please respect copyright.PENANAQMDLrDTLRW
14455Please respect copyright.PENANAK0yysXucOF
Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
14455Please respect copyright.PENANAvSX85scJX9
14455Please respect copyright.PENANAzfBuiySbBZ
14455Please respect copyright.PENANAYNTUpFWPFI
“Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya” kataku pelan
14455Please respect copyright.PENANAywACHSeI2n
14455Please respect copyright.PENANAZg02si1GDy
14455Please respect copyright.PENANApq7bIhfHX7
“Iya Bu” jawab Indun agak bingung.
14455Please respect copyright.PENANA9YaZNBbiNN
14455Please respect copyright.PENANAEEAE1ZjjBu
14455Please respect copyright.PENANA7aNcQZotum
“Terus kamu pakai kondom kamu…”
14455Please respect copyright.PENANA50X2TXJQej
14455Please respect copyright.PENANAMTPAggDnfr
14455Please respect copyright.PENANAtLvjexS5tA
Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku. Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.
14455Please respect copyright.PENANA5XtaOnmxXg
14455Please respect copyright.PENANAdRINWIagIe
14455Please respect copyright.PENANAXp6o1NVVeF
“Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana” kataku pada Bu Anjar.
14455Please respect copyright.PENANAQrguVqypYk
14455Please respect copyright.PENANALAueqBMYUh
14455Please respect copyright.PENANAAU0oDBdRmH
“Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
14455Please respect copyright.PENANApmtfg8yjBc
14455Please respect copyright.PENANAAyAlmUUglU
14455Please respect copyright.PENANAsRf4Oe4bKx
“Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho”
14455Please respect copyright.PENANAqOOdwS9QLD
14455Please respect copyright.PENANAorYeM5QLD4
14455Please respect copyright.PENANAua5P33FWrC
Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
14455Please respect copyright.PENANA94OjsA185o
14455Please respect copyright.PENANAEojgxldZC1
14455Please respect copyright.PENANAs1ASED6Wr4
“Bu, monggo kalau mau duduk” tawarnya padaku.
14455Please respect copyright.PENANA4iAxgtYXzv
14455Please respect copyright.PENANANKAwciBswL
14455Please respect copyright.PENANAhkaQgxL90o
“Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.
14455Please respect copyright.PENANANcMovFduuG
14455Please respect copyright.PENANAaXoSKS94xQ
14455Please respect copyright.PENANA8DvhCt5FGy
Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
14455Please respect copyright.PENANAraQEBTTg8m
14455Please respect copyright.PENANANfPWM9YRdf
14455Please respect copyright.PENANAQBxZU34xvl
Aku berbisik pada Indun, “buka, Ndun. Udah pakai kondom?”
14455Please respect copyright.PENANAl2Jc7mPMnP
14455Please respect copyright.PENANAMPTndOoJtH
14455Please respect copyright.PENANAZIAyN3JtSU
Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.
14455Please respect copyright.PENANAhlWm8yKDOl
14455Please respect copyright.PENANAZU9mJh4Mzl
14455Please respect copyright.PENANAtqr5hw3FyF
Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba vaginaku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepat-cepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami.
ns 15.158.61.8da2