Aku menuruti permintaan Pak Herman, aku jepit batang kontolnya menggunakan lubang memekku. Hal ini memang cukup berguna, agar vaginaku terasa lebih sempit baginya. Karena Pak Herman memiliki kontol yang kecil, wajar saja jika dia butuh aku jepit.
Setelah aku jepit dengan memekku, desahan Pak Herman semakin keras. Nafsuku juga semakin meningkat, tak peduli dia siapa. Tak peduli dia tua atau muda, tampan atau buruk rupa. Jika kontolnya sudah masuk ke memek aku, maka akan aku layani sepenuh hati.
Apa lagi aku juga mendapatkan keuntungan pada persetubuhan ini. Maka akan aku berikan yang terbaik yang aku bisa. Pak Herman terus saja menghisap kedua toketku secara bergantian. Hal ini membuat tubuhku semakin panas, karena kenikmatannya semakin besar.
Di sisi lain aku juga menyadari, dientot Pak Herman gak akan membuatku puas. Karena dia sudah kontolnya kecil, keluarnya juga cepat sekali. Tapi menurutku dia cukup baik, karena dia memilih untuk menjilati memek aku dulu sebagai permulaan seks kami.
Pak Herman semakin lama menggenjot memekku semakin ganas. Raut wajahnya terlihat penuh hasrat seksual kepadaku. “Aahhh.. Aahhh.. Zainaa, tubuhmu indah sekali sayang. Bapak suka dengan kedua payudaramu. Aahhh… Aahhh… Slurrrppp… Slurrppp…”
Kedua toketku kembali dihisap olehnya, satu menit sudah berlalu dan aku sama sekali belum merasakan apapun. Kecuali kenikmatan yang aku rasakan di kedua putingku. “Aaahhh… Aku juga suka dientot sama Bapak. Aaahhh… Aaahhh… Teruss, Pak. Lebih cepet.”
“Zainaa! Aahhh! Aahhh! Bapak mau keluar, sayang. Seperti biasa, kamu sudah pasang KB kan? Bapak gak mau keluarin sperma Bapak. Kecuali di dalam vagina kamu,” tanya Pak Herman, dia memang sudah memberikan aku uang. Agar aku bisa memasang KB.
“Su—Sudah, Pak. Aaahhh… Aaahhh… Bapak bisa muntahkan sperma Bapak di vagina saya. Aaahhh… Aaahhh… Keluarkan, Pak. Keluarkan di dalam memek saya,” jawabku kepada Pak Herman. Pak Herman seketika langsung tersenyum girang. Karena dia bisa crot dalam.
Aku memang sudah pakai KB, meski yang aku pakai hanya KB suntik 3 bulanan saja. Aku memakainya sudah sejak lama, bahkan sebelum dientot sama Pak Herman. Aku sudah pasang KB suntik, yang harganya paling murah dan terjangkau. Jadi aku bisa dicreampie.
Pak Herman kembali menggenjot kontolnya semakin cepat di memekku. Saat dia hampir keluar seperti ini, baru lah genjotan kontolnya terasa enak. “Baguss, sayang! Aahhh! Bapak sedikit lagi mau keluar! Aahhh! Aahhh! Bapak sudah tak tahan! Aahhh! Aahhhhh!!!”
Pak Herman tiba tiba mengerang keras, dan dia berhenti menggenjot vaginaku. Aku terdiam sesaat, merasakan ada cairan hangat yang masuk ke dalam lubang memekku. Aku merasakannya memang tak terlalu banyak. Gak seperti aku dicreampie oleh cowo lain sih.
Kalo cowo lain itu setiap creampie aku, rasanya memek aku mau penuh. Dan rasa hangatnya lebih hangat ketimbang sperma Pak Herman. “Ba—Bapak sudah keluar? Sudah lega yaa, Pak? Tuntasin dulu aja Pak. Nanti kalo sudah keluar semua baru dicabut ya, Pak.”
“Haahhh… Lega banget, Zaina. Minggu depan jangan lupa datang ke sini lagi yaa. Uang sekolah kamu sudah Bapak lunasi. Kamu sudah tak perlu pikirkan uang sekolah sampai lulus,” jawab Pak Bagas sambil menciumi leher dan dadaku. Dia masih ejakulasi saat itu.
“Terima kasih banyak, Pak. Pak Herman sudah banyak membantu saya. Minggu depan saya akan puasin Bapak lebih dari ini. Saya akan terus datang untuk memuaskan Bapak,” balasku yang merasa lega. Uang sekolah yang menunggak, sudah lunas sampai lulus.
Pak Herman pun tak lama mencabut batang kontolnya. Dan seketika sebagian cairan spermanya keluar dari lubang memekku. “Haahhh… Indahnya melihat pemandangan vagina kamu dipenuhi sperma Bapak. Iyasudah, sekarang kembali lah ke kelas. Oh iya buat kamu.”
Pak Herman tiba tiba memberi aku uang sebesar 300 ribu rupiah. Dan aku saat itu terdiam sebentar, pura pura bodoh di hadapan dia. “I-Ini uang apa, Pak? Uang sebanyak ini buat saya? Bukannya Bapak sudah membayar dengan melunasi uang sekolah saya ya, Pak?”
“Sudah, terima saja. Buat kamu jajan sama beli skincare. Kalo kamu terlihat cantik dan segar. Kan Bapak juga yang senang saat main sama kamu. Sudah kembali lah ke kelas,” jawab Pak Herman, yang langsung memasukkan uang itu ke saku seragamku. Syukur lah.
Aku hari ini punya uang untuk makan aku, kedua adikku, dan nenekku. Aku kembali memperbaiki pakaianku, dan tak lupa aku ke toilet sebentar. Untuk menyamarkan bau air liur Pak Herman dengan parfum yang aku beli. Khawatir aku dicurigai oleh teman temanku.
Baru lah setelahnya aku kembali kelas. Aku sekolah di SMA negeri biasa. Dan yaa aku sendiri sebenarnya bingung, setelah ini aku mau kuliah di mana. Apa lagi aku lulusan SMA, sulit sekali untuk bisa langsung dapat kerja. Aku harus kuliah dulu baru bisa cari kerjaan.
Sepulang sekolah, aku langsung mengendarai motor bututku pulang ke rumah. Sebelum pulang, aku mampir ke pasar dan membeli bahan bahan untuk aku masak besok. Setiap pagi aku selalu memasak untuk kedua adik dan nenekku. Setelahnya aku beli obat.
Obat yang biasa diminum nenekku untuk menurunkan gula darah. Iyaa kondisi nenekku sudah sangat parah. Kakinya sudah bolong, bernanah, dan mengeluarkan darah. Lukanya tak pernah bisa sembuh sejak 3 tahun yang lalu. Aku merasa sangat kasian rasanya.
Semenjak kematian orang tuaku, aku lebih mengutamakan urusan keluargaku dulu ketimbang aku. Bahkan aku sudah 2 tahun lebih tak beli baju. Pakaianku yang aku miliki sekarang sudah pada kekecilan. Dan hal ini lah awal mula aku dipanggil gadis jilboobs ketat.
Karena aku kemana-mana pakai kerudung atau jilbab, tapi aku selalu pakai kaos ketat. Yaa mau bagaimana lagi? Orang orang hanya bisa menyindir dan mencela aku. Tanpa bisa memberikan solusi. Sebelum pergi ke bengkel, aku obati luka di kaki nenekku dulu.
Aku ganti pakaianku dengan kaos lengan pendek warna abu-abu bergambar burung hantu. Baju ini bahkan sudah sobek sobek, bahkan sobeknya ada yang di bagian toketku langsung. Tepatnya lokasi sobekannya ada di bawah puting. Tapi tetap aku pakai baju ini.
Karena aku gak punya baju lagi selain baju ini. Aku juga memakai jilbab yang sudah usang, dan aku tak memakai bra. Hal ini membuat putingku menyeplak sangat jelas di kaosku. Tak jarang putingku menerawang, terutama kalo aku lagi pakai baju warna cerah.
Dan wajar saja jika orang orang seketika bisa bernafsu kepadaku. Karena mereka bisa melihat puting dan toketku dengan sangat jelas. Aku sendiri lebih mengutamakan membeli pakaian untuk kedua adik perempuanku. Yaitu Zahra dan Kayla, Zahra berusia 15 tahun.
Dan Kayla sudah berusia 13 tahun, keduanya sudah dewasa dan memiliki ukuran toket yang sama besarnya denganku. Aku jauh lebih takut mereka yang kena pelecehan ketimbang diriku. Kalo aku sudah terbiasa, dan bahkan sudah menikmari rasa dilecehkan.7612Please respect copyright.PENANA06Ce3i6TYr
7612Please respect copyright.PENANAf5Kt8mLqab