Aku sampai tersengal sengal duduk di atas wajah Bang Ujang. Cairanku mengalir keluar dengan begitu deras. Sementara aku mengerang hebat sambil memejamkan kedua mataku. Dan memainkan kedua putingku, agar aku mendapatkan orgasme yang lebih besar.
Cairan vaginaku sampai menyembur berkali-kali, membuat tubuhku gemetar. Bagian dalam memekku terasa geli dan becek. Setiap hari aku selalu diperlakukan seperti ini oleh Bang Ujang. Membuat aku jadi ketagihan dan ingin lagi dan lagi dientot oleh seniorku ini.
Setelah cairanku berhenti keluar, aku pun bangun dari wajah Bang Ujang. Terlihat wajahnya yang berkulit hitam itu sudah basah kuyup, terkena cairan memekku yang keluar begitu banyak dan deras. Ini sudah kedua kalinya aku dibuat orgasme olehnya malam ini.
Sekarang giliranku untuk memberikan kepuasan kepadanya. Karena aku sudah dipuaskan dua kali malam ini. “Haahhh… Haahhh… Maafin aku yaa, Bang. Padahal Abang masih belum ngecrot. Tapi aku malah udah keluar lagi. Sekarang biar aku isep kontolnya.”
Bang Ujang tersenyum sambil memandangiku, dia mencubit pipiku yang saat itu masih berusaha mengatur nafas. “Santai aja, emang sengaja Abang bikin kamu keluar berkali kali. Biar kamu ketagihan ngentot sama Abang, hahaha. Iyaudah diisep dah nih.”
Aku pun duduk dengan kedua kakiku yang aku lipat ke belakang. Tanpa ragu langsung aku lahap kontol Bang Ujang. Aku masukkan kontolnya sampai ke bagian pangkal. Sampai masuk sangat dalam menyodok tenggorokanku. Aku kembali menghisap kontolnya.
Aku gerakkan kepalaku naik turun dengan kecepatan tinggi. Yang membuat kocokan mulutku di kontol Bang Ujang semakin cepat. Aku sedot kontol pemilik bengkel ini dengan sekuat tenaga. Aku sejujurnya ketagihan dan suka kontol Bang Ujang. Karena dia bersih.
“Slurrrppp!!! Slurrrppp!!! Slurrrppp!!! Slurrrppp!!!” Aku menjadi sangat liar saat itu. Dua kali orgasme membuatku ingin membalas rasa nikmat itu kepadanya. Bang Ujang mulai mendesah gak karuan. Dia menjambak jilbab abu-abu yang aku kenakan dengan kuatnya.
“Aahhh… Aahhh… Zainaa… Aahhh… Hebaat. Emang isepan kamu gak ada duanya. Aahhh… Aahhh… Terus, sayang. Isep kontol Abang lebih kenceng lagi,” kata Bang Ujang. Dan aku langsung menurutinya. Tanpa ragu aku hisap kontolnya lebih ganas lagi pada saat itu.
Kontol Bang Ujang sudah basah kuyup penuh dengan air liurku. Aku gerakkan kepalaku makin cepat mengocok kontolnya. Bang Ujang mulai kelojotan merasakan hisapan mulutku yang semakin kuat. Sama sekali tak aku beri ampun, agar dia semakin ketagihan.
Agar Bang Ujang semakin sayang dan bersikap baik kepadaku. Akan aku buat dia ngecrot banyak di mulutku. “Aahhh! Aahhh! Zainaa, Abang mau keluar sayang! Aahhh! Gilaa! Sepongan kamu lebih nikmat ketimbang isepan mulut istri Abang! Aahhh! Aahhh!”
Aku merasa senang dipuji seperti itu, aku jauh lebih baik ketimbang istrinya dalam memuaskan hasratnya. Dan itu lah aku, gadis jilboobs sang pemuas hasrat lelaki. Dan aku tak malu dijuluki seperti itu oleh banyak orang. Karena aku memang senang memuaskan.
Sampai akhirnya tiba tiba Bang Ujang mendorong kontolnya sangat kuat. Hingga kontolnya masuk ke dalam tenggorokanku. “Aahhh!! Aahhh!! Abang keluaar, Zainaa! Aahhh!! Abang ngecrot banyak banget! Telen semua sperma Abang! Aahhh!! Aahhhhh!!!”
Bang Ujang mengerang sangat keras, dan dia akhirnya memuncratkan cairan sperma di dalam mulutku. Saat itu aku hanya menunggu dengan sabar, sampai Bang Ujang selesai menuntaskan ejakulasinya. Aku merasakan cairan demi cairan menyembur dari lubangnya.
Cairan yang terasa pahit bercampur masam itu muncrat begitu banyak di dalam mulutku. Sesekali saat dia sedang ejakulasi deras derasnya, aku menyedot kontolnya lagi. “Ne—Neeng! Jangan disedot lagi kalo Abang lagi ngecrot. Abang masih keluar ini, sayang!”
Aku sangat suka melihat seorang pria menjerit jerit karena hisapan bibirku. Karena ini menandakan bahwa dia terpuaskan karena aku. Aku juga mulai ketagihan dalam lakukan segala hal tentang seks. Aku suka nyepong kontol, aku suka nenenin cowo, aku suka dientot.
Setelah Bang Ujang menyelesaikan ejakulasinya di dalam mulutku. Aku pun mencabut kontolnya saat itu. Mulutku saat itu dipenuhi oleh cairan spermanya. Aku buka mulutku, dan aku tunjukkan sperma dia yang begitu banyak. Bang Ujang seketika terkesima.
“Kamu cantik banget, Neng. Biar Abang foto dulu, tetep buka mulut kamu sambil penuh sperma seperti itu,” pintanya dan aku menurutinya. Cairan sperma Bang Ujang sampai berjatuhan mengalir keluar dari mulutku. Saking banyaknya sperma dia di mulutku.
Sampai mulutku tak mampu menampung seluruh spermanya. Sebagian cairan sperma Bang Ujang mengalir ke leherku, dan aku pun berpose erotis sambil membuka mulut yang dipenuhi dengan sperma. Bang Ujang punya banyak koleksi fotoku yang seperti ini.
“Sudah, sayang. Sekarang telen sperma Abang sampai habis. Nanti Abang kasih duit 10 ribu buat kamu jajan yaa,” jawab Bang Ujang. Dan aku dengan senang hati menelan seluruh spermanya. Hingga habis tak tersisa sedikit pun, dan dia semakin sayang padaku.
Setelah aku menelan spermaku, Bang Ujang pun sempat memainkan kedua toketku lagi. “Sekarang biar Abang ngentotin kamu yaa. Kaya biasa, Abang pengen doggy kamu. Jadi kamu nungging di atas kasur. Biar Abang genjot memek kamu dari belakang kaya biasa ya.”
Aku pun mengangguk pelan, dan langsung menuruti perkataannya. Aku langsung menungging di atas kasur. Dan aku lepas kaos abu abu bergambar burung hantu yang aku kenakan. Sekarang aku sudah sepenuhnya telanjang bulat, hanya tersisa jilbab abu-abuku.
Hanya tersisa jilbab warna abu-abu yang masih terpasang di kepalaku. Dan Bang Ujang tak akan mengizinkan aku melepas jilbabku. Dari belakang Bang Ujang langsung memasukkan kontolnya yang sepanjang 15 cm. Dengan mudah bagian kepalamya masuk.
Setelah kepala kontolnya masuk, Bang Ujang mendorong kontolnya lagi hingga seluruh batangnya itu masuk ke vaginaku. “A-Aaahhh… Enak banget, Bang. Memek aku berasa penuh dimasukin kontol Abang. Ayoo Abang sayaang, genjot memek aku kenceng.”
“Siaap, bakal Abang bikin kamu muncrat muncrat kaya biasanya.” Tiba tiba kedua tanganku ditarik ke belakang oleh Bang Ujang. Membuat tubuhku jadi terangkat ke atas, dan kepalaku terangkat menghadap ke depan. Dari belakang, memekku langsung digenjot cepat.
“Aaahhh… Aaahhh… Enaakk… Kencengin lagi, Baang. Jangan takuut, memek aku udah terbiasa dirough dan dipounding sama Abang. Aaahhh… Aaahhh… Aku suka dientot sama Abang,” kataku yang saat itu meracau dalam kondisi horny berat. Aku lepas kontrol.
Bang Ujang semakin mempercepat temponya, sayangnya meski kontolnya berukuran 15 cm. Kontol Bang Ujang tetap gak bisa mentokin memek aku. Tapi meski begitu, kontol ini lah yang membuatku muncrat berkali kali setiap harinya. Yang selalu bikin aku puas dan lemas.1324Please respect copyright.PENANAIusq6PCJp1
1324Please respect copyright.PENANA8WgAuWwlQg