Dan entah kenapa kedua putingku setelah ditindik, menjadi berkali kali lipat lebih sensitif ketimbang biasanya. Dan ternyata ketika aku cari tau, memang tujuannya untuk itu. Puting ditindik untuk meningkatkan rasa nikmat ketika toketku dihisap atau dimainkan.
Aku sama sekali tak merasa menyesal, karena dengan kedua putingku ditindik. Aku bisa merasakan sensasi nikmat yang jauh lebih hebat. Aku jadi ketagihan nenenin cowo setiap harinya. Karena rasa nikmat yang bener bener gak tertahankan setelah ditindik ini.
Aku masih terus berciuman dengan Bang Ujang. Sambil kedua jari telunjuknya terus menggesek kedua putingku. Rasa nikmat mulai memenuhi seluruh tubuhku. Berkali kali aku sampai membusungkan dadaku ke depan. Karena rasa nikmati dari gesekan kedua jarinya.
“Mmmhhh… Mmmhhh… Slrrrppp… Slrrrppp… Mmmhhh…” Lidah Bang Ujang masuk ke dalam mulutku, dan dia langsung menghisap lidahku yang sedang menjilati lidahnya. Nafsuku yang semakin meninggi, membuat aku mengocok batang kontolnya makin cepat.
Bang Ujang saat itu juga mendesah pelan, menikmati permainan tangan kiriku yang semakin liar. Kedua putingku sudah terasa sangat tegang, besar, dan keras. Aku sudah tak sabar menunggu kedua putingku dihisap olehnya. Aku sejujurnya paling suka nenenin cowo.
Dalam seks sesi yang paling aku tunggu ketika aku netein mereka. Karena rasa nikmatnya bener bener besar dan gak ketolongan. Meski hanya dihisap biasa, tindikan di putingku membuat rasa nikmatnya menjalar ke seluruh tubuh saat kedua putingku dihisap.
Apa lagi kalo aku udah nenenin dua cowo sekaligus. Itu rasa nikmatnya bener bener bukan main. Gak ada obat rasa nikmatnya, bikin aku bisa mengerang hebat hanya dengan hisapan bibir kedua cowo itu. Kadang efek karena ditindik, putingku bisa tiba tiba keras.
Bisa tiba tiba pengen nenenin cowo random. Itu sebabnya aku pernah beberapa kali nenenin teman sekelasku saat jam pelajaran. Untungnya aku mengamati dulu, cowo yang aku nenenin bisa jaga rahasia gak. Aku bahkan bisa sampai orgasme hanya karena nenenin.
Hanya karena kedua putingku disedot kuat oleh cowo. Aku bisa muncrat dan mengeluarkan cairan orgasme yang sangat banyak. Aku sejujurnya pengen nindik klitorisku juga, tapi karena tukang tattoo nya udah gak ada. Dia udah meninggal 1 tahun yang lalu.
Akhirnya aku harus kumpulin uang dulu agar bisa menindik klitorisku. Aku yakin rasa nikmat saat klitorisku dijilati pasti akan jadi sangat hebat. Aku paling suka merasakan nikmat sensitifitas yang sangat tinggi. Membuat jadi ingin melakukan seks lagi dan lagi sampai puas.
Dan enaknya ngentot dengan Bang Ujang, dia udah kenal aku. Dia akan menyedot kedua putingku sampai aku orgasme pertama. Setelah orgasme pertama, aku biasanya akan jadi seperti gadis kesetanan. Aku bisa menjadi amat sangat binal dan sulit mengontrol diri.
Puas berciuman denganku, Bang Ujang akhirnya melepaskan bibirnya dari bibirku. Mulutku saat itu sudah penuh dengan air liurnya, dan nafsuku semakin menjadi jadi malam itu. “Kamu emang cantik dan montok banget, Zaina. Beruntung banget kamu kerja di sini.”
Mendengar pujian Bang Ujang, aku pun tersipu malu. Aku tersenyum dan menjawab pujian yang dikatakan Bang Ujang. “Makasih banyak, Bang. Aku juga beruntung bisa diterima kerja di sini sama Abang. Abang udah baik sama aku, aku dibolehin kerja di sini.”
“Abang emang nawarin kamu kerja. Biar Abang bisa ngentotin kamu setiap hari. Abang juga yakin kamu orang yang rajin dan niat kerja. Dan bener aja, bengkel jadi rame banget. Omset bengkel naik pesat, semua karena kamu,” jawab Bang Ujang memujiku lagi.
“I-Iyaa, Bang. Baang, aku udah horny banget. Pengen kedua toketku diisep Abang. Aku pengen nenenin Abang segera. Putingku udah tegang banget butuh disedot mulut Abang,” jawabku yang langsung berlutut di depan Bang Ujang. Meninggikan posisi tubuhku.
Hingga kedua toketku posisinya sejajar dengan wajahnya saat itu. “Kamu emang binalnya gak ketolongan, Zaina. Abang juga gak ada bosennya ngisep toket putih mulus yang gede banget ini. Sini Abang isep sampai kamu ngocor lagi. Slurrrppp… Slurrrppp… Slurrrpp.”
Aku langsung menggelinjang penuh nikmat, ketika Bang Ujang menyambar dan menghisap toket kananku. Dia langsung menjilati dan menyedot putingku sangat kuat. “A-Aaahhh… Baang… Enaakk… Lebih kenceng lagi ngisepnya. Aaahhh… Aaahhh… Aku sukaa.”
Bang Ujang yang mendengar desahanku, dia menjadi sangat liar dan ganas. Puting kananku disedot sekuat tenaga olehnya, tak sampai di situ. Dia juga menggigit puting kananku, disedot kuat, digigit, lalu ditarik sampai putingku terlepas dari bibir hitamnya itu.
“A-Aaahhh!! Baangg!!” Aku langsung gemeteran. Seketika saat itu memekku langsung basah. Aku sejujurnya malu dengan kerudung dan hijabku. Aku setiap hari memakai hijab, tapi tingkahku sebinal ini. Aku bener bener gak bisa menahan nafsuku ini.
Bang Ujang terus melakukan hal yang sama. Dia menggigit, menyedot kuat, dan menarik putingku hingga lepas dari mulutnya. Aku berhasil dibuat banjir oleh Bang Ujang, tanpa perlu dia harus menyentuh vaginaku. Aku sampai gemeteran ketika disedot kaya gitu.
“Aaahhh… Aaahhh… Nikmaat… Aaahhh… Aaahhh… Abang emang selalu bisa bikin aku puas. Memek aku sampai banjir, Baang. Aaahhh… Aaahhh…” Aku terus mendesah dan meracau gak karuan. Aku katakan dengan jujur kenikmatan yang aku rasakan pada saat itu.
Putingku sampai berubah berbentuk lonjong karena terus menerus disedot dan dijilati oleh Bang Ujang. Sambil menikmati permainan lidahnya, aku kecup keningnya dengan lembut dan penuh kasih sayang. Memekku langsung banjir hanya toketku dihisap.
Setelah puas, Bang Ujang tak lupa pindah menghisap toketku yang kiri. Dan tangan Bang Ujang yang satunya, juga ikut bergerak memainkan toketku yang kanan. Toketku yang tadi dihisap habis habisan olehnya. Puting kiriku saat itu dihisap dan dijilati sangat kuat.
Dan puting kananku dimainkan olehnya, dipilin dan ditarik tarik pakai jari telunjuk dan jempolnya itu. “Aaahhh… Baang… Aku mau muncraat. Aaahhh… Aaahhh… Teruss… Bang terusin. Aaahhh… Aaahhh… Aku lepas celanaku dulu, Bang. Takut basah kena cairan aku.”
Aku berusaha melepaskan celana bahan warna abu-abu yang aku kenakan. Sayangnya karena posisiku berlutut jadinya sangat susah. Bang Ujang sama sekali tak mau melepaskan toketku. Dia seperti bayi kehausan, yang tak mau lepas dari puting mamanya.
“Slurrrppp!! Slurrrppp!! Slurrrppp!!” Makin lama Bang Ujang menyedot putingku makin ganas. Bahkan suara hisapan mulutnya kedengeran kenceng banget. Cairan memekku sampai menumpuk di kantung kemih. Mendorong memaksa untuk keluar dari vaginaku ini.
“Baang! Baang! Aku mau keluaar! Baang! Baang! Aaahhh! Aaahhh! Aku sudah gak tahan, Baang!” Tapi untungnya aku berhasil melorotin celanaku sampai ke lutut. Aku hanya berdoa, semoga saja cairanku muncrat ke belakang. Karena aku sudah tak bisa tahan lagi.1672Please respect copyright.PENANAesD1VGj116
1672Please respect copyright.PENANAgXCMqkA6y0