Dari bengkel sekitar 2 sampai 2,5 juta satu bulan. Ditambah aku dapet tips juga dari pelanggan yang datang. Kalo tips sehari gak tentu dapet berapa, pernah bisa dapet 1 juta sehari. Tapi juga pernah sehari gak dapet tips sama sekali. Tapi tips lumayan membantu sih.
Jadi total aku satu bulan bisa ngehasilin sekitar 3 juta lebih. Dari gaji di bengkel dan tipsnya juga. Sebenernya ini uang yang gede banget. Tapi sayangnya uang ini selalu habis. Dipakai untuk pengobatan nenek, biaya sekolah sampai uang jajan sekolah harian adikku.
Pokoknya gak pernah sisa lah, kami hidup berempat dan uang 3 juta itu gak pernah terkumpul sedikit pun. Bahkan selalu kurang, dan gak pernah cukup. Selalu kurang dan kurang, karena emang kebutuhan kami banyak. Uang jajan Kayla aja sehari 10 ribu rupiah.
Adikku yang paling kecil itu, uang jajannya 10 ribu rupiah. Kalo Zahra uang jajannya sehari 15 ribu, karena dia udah masuk SMA juga. Dan aku sama setiap hari megang uang jajan 15 ribu. Keseringan aku pake buat bensin dan bayar uang kas di sekolah. Total 40 ribu.
Sehari buat uang jajan 40 ribu, sebulan masuk 25 kali udah 1 juta. Uang makan biasanya sehari 35 ribu, makan mepet seadanya aja. Sebulan dipaksa paksain makan sebulan 1 juta. Belum bayar listrik, air, keperluan bulanan, dan juga pengobatan nenek.
Mungkin kalo dihitung hitung kebutuhan kami totalnya sebulan butuh 5 juta lebih. Tapi aku cuma bisa menghasilan sekitar 3 sampai 3,5 juta sebulan. Aku juga di umur segini udah punya banyak hutang. Hutang untuk kebutuhan hidup dan pengobatan nenek aku.
Iyaa kalian bisa bayangin sendiri kehidupan aku kaya gimana. Aku sampai gak punya waktu dan kesempatan untuk mengurus diriku sendiri. Aku terus bekerja hingga malam hari. Meski waktu kerjaku hanya sampai jam 10 malam, tapi aku gak mungkin bisa pulang jam 10.
Menjelang aku pulang, biasanya Bang Ujang pemilik bengkel untuk nempelin aku. Iyaa dia mau minta jatah ngentot perhari dari aku. “Neng, biasa sebelum pulang. Kamu punya kewajiban buat ganti oli kita dulu. Udah jago kan sekarang ganti oli mah? Hahaha.”
Aku sambil beres beres bengkel setelah bekerja. Aku sudah siap untuk melayani pemilik bengkel yang menggajiku setiap bulan itu. “Sebentar yaa, Bang. Ini aku beresin perkakasnya dulu. Abang tunggu di kasur dulu aja, nanti aku pasti nyurul kaya biasa, Bang.”
Udah rutin setiap hari aku dientot sama mereka. Ganti gantian aja antara Bang Faris, Bang Ujang, sama Bang Iqbal. Mereka ganti gantian aja ngentotin aku setiap hari. Di bengkel tempatku bekerja ada tempat tidurnya. Pakai kasur gelar yang jumlahnya ada dua kasur.
Jadi denahnya bengkel tempatku kerja kaya rumah petak 3 sekat gitu. Paling depan dipakai untuk etalase, untuk bahan jualan bengkel. Sekat kedua itu ada kamar mandi sama dapur. Dan sekat paling belakang, atau sekat ketiga ini tempat tidur bisa muat tiga orang.
Bang Ujang sendiri aslinya udah punya istri, dan dia juga udah berumur 33 tahun. Tapi dia malah lebih sering ngentotin aku setiap hari, ketimbang ngentotin istrinya. Karena aku sama Bang Ujang setiap hari pasti ngentot. Kecuali hari aku libur, aku libur hari Jumat.
Selesai beresin semua peralatan bengkel, aku langsung nyamperin Bang Ujang. Dia udah tiduran di kasur sambil main hp nunggu aku dateng. “Maaf yaa Bang aku agak lama. Soalnya tadi aku hitungin barang yang udah kejual juga. Sekarang semuanya udah selesai.”
Bang Ujang langsung naro hpnya, dan dia langsung keluarin kontolnya yang berada di balik celana pendeknya itu. “Baguss, kamu emang kerjanya rapi dan teliti. Punya Abang udah gede nih. Butuh disedot mulut kamu kaya biasanya. Ngeliat kamu bikin Abang tegang.”
Aku pun duduk di sampingnya, aku singkap kaos lengan panjang warna abu-abu yang aku kenakan. Aku singkap sampai ke leherku, hingga kedua toketku mencuat keluar dan terlihat jelas oleh Bang Ujang. Tanpa ragu aku genggam kontol Bang Ujang yang besar itu.
“Makasih Bang untuk pujiannya. Ihh? Punya Abang udah gede aja. Udah kebelet pengen ngecrot yaa Bang? Hehehe,” tanyaku sambil ketawa kecil. Aku mulai mengocok batang kontolnya. Sambil Bang Ujang saat itu meremas kedua toketku dengan ganasnya.
“Iyaa lah, ngeliat kamu dari tadi toketnya diremes sama pelanggan. Abang jadi ikutan pengen juga remes toket kamu, hahaha. Mantaap, toket kamu kenceng banget Zaina. Padahal udah sering disedot banyak cowo,” kata Bang Ujang sambil remes toketku terus.
Dia terlihat terkesima dengan kedua toketku yang bulat seperti melon ini. Dengan putingku yang mancung seolah menantang dia. “Iyaa, Bang. Aku juga sebenernya dari tadi udah sange berat. Putingku ditarik tarik dan dipilin sama mereka. Tapi aku nunggu sepi kan.”
Bang Ujang yang semula tiduran, dia langsung bangun. Dia duduk bersandar ke tembok dan menarik wajahku saat itu. Tanpa ragu dia langsung mencipok bibirku, dan kami berdua seketika berciuman. Sambil tangan kiriku terus mengocok kontolnya yang keras itu.
Kontol Bang ujang ukurannya hampir dua kali lebih besar, ketimbang kontol kepala sekolahku Pak Herman. Kalo aku sudah dientot Bang Ujang, aku bisa menjerit teriak teriak gak karuan. Karena memang senikmat itu kontolnya ketika sudah masuk ke lubang vaginaku.
Bang Ujang terus melumat bibirku dengan ganas, bibir bawahku dihisap sambil digigit kecil olehnya. Sambil kedua tangannya saat itu meremas kedua toketku. Tak sampai di situ, kedua jari telunjuknya juga mulai menggesek gesek kedua putingku dengan cepat.
“Mmmhhh… Slrrrppp… Slrrrppp… Mmmhhh… Mmmhhh…” Aku mulai mendesah pelan, menikmati permainan kedua jarinya yang terus menggesek kedua putingku. Sambil mencium bibirnya semakin lama mengocok kontolnya semakin cepat dan penuh tekanan.
Sejujurnya aku memiliki kelemahan yang cukup besar di kedua putingku. Di mana aku mudah sekali lemas ketika kedua putingku dirangsang. Kedua putingku ini juga jauh lebih sensitif ketimbang wanita lainnya. Ohh iyaa aku lupa mengatakannya kepada kalian.
Kedua putingku ini sudah pernah ditindik sewaktu aku berusia 14 tahun. Dulu ada tukang tattoo yang menawari aku tattoo di tubuh. Tapi aku menolak, dan dia menawarkan aku untuk menindik kedua putingku. Di mana aku dijanjikan dapat bayaran sejumlah uang.
Aku akhirnya mau kedua putingku ditindik oleh pria itu. Dan diberi uang sebesar 500 ribu, yaa kalian pastinya tau. Tubuhku langsung dinikmati habis habisan olehnya. Setelah putingku ditindik, hampir setiap hari kedua toketku dihisap dan dijilati oleh tukang tatto itu.6782Please respect copyright.PENANAW7HHOO16Ky
6782Please respect copyright.PENANA9YvfgGOTfK