Aku Dihamili Tetangga
14483Please respect copyright.PENANA9q224BDFV5
Namaku Lani, seorang ibu rumah tangga, umurku 36 tahun. Suamiku namanya Prasojo, umur 44 tahun, seorang pegawai di pemerintahan di Bantul. Aku bahagia dengan suami dan kedua anakku. Suamiku seorang laki-laki yang gagah dan bertubuh besar, biasalah dulu dia seorang tentara. Penampilanku walaupun sudah terbilang berumur tapi sangat terawat, karena aku rajin ke salon dan fitnes dan yoga. Kata orang, aku mirip seperti Sandy Harun.
14483Please respect copyright.PENANAptl5AIAD1I
14483Please respect copyright.PENANAs4Lggy1vgk
14483Please respect copyright.PENANAUlA90dtzOM
Tubuhku masih bisa dikatakan langsing, walaupun payudaraku termasuk besar, karena sudah punya anak dua. Anakku yang pertama bernama Rika, seorang gadis remaja yang beranjak dewasa. Dia sudah mau lulus SMA, yang kedua Sangga,masih sekolah SMA kelas 1. Rika walaupun tinggal serumah dengan kami juga lebih sering menghabiskan waktunya di tempat kosnya di kawasan Gejayan. Kalau si Sangga, karena cowok remaja, lebih sering berkumpul dengan teman-temannya ataupun sibuk berkegiatan di sekolahnya. Semenjak tidak lagi sibuk mengurusi anak-anak, kehidupan seksku semakin tua justru semakin menjadi-jadi. Apalagi suamiku selain bertubuh kekar, juga orang yang sangat terbuka soal urusan seks. Akhir-akhir ini, setelah anak-anak besar, kami berlangganan internet.
14483Please respect copyright.PENANAjs6Btug5Ng
14483Please respect copyright.PENANApOikmGzvCZ
14483Please respect copyright.PENANAerD490Ojj8
Aku dan suamiku sering browsing masalah-masalah seks, baik video, cerita, ataupun foto-foto. Segala macam gaya berhubungan badan kami lakukan. Kami bercinta sangat sering, minimal seminggu tiga kali. Entah mengapa, semenjak kami sering berseluncur di internet, gairah seksku semakin menggebu. Sebagai tentara, suami sering tidak ada di rumah, tapi kalau pas di rumah, kami langsung main kuda-kudaan, hehehe. Sudah lama kami memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Tapi aku sangat takut untuk pasang spiral. Dulu aku pernah mencoba suntik dan pil KB. Tapi sekarang kami lebih sering pakai kondom, atau lebih seringnya suamiku ‘keluar’ di luar. Biasanya di mukaku, di payudara, atau bahkan di dalam mulutku. Pokoknya kami sangat hati-hati agar Sangga tidak punya adik lagi. Dan tenang saja, suamiku sangat jago mengendalikan muncratannya, jadi aku tidak khawatir muncrat di dalam rahimku. Walaupun sudah dua kali melahirkan tubuhku termasuk sintal dan seksi. Payudaraku masih cukup kencang karena terawat. Tapi yang jelas, bodiku masih semlohai, karena aku masih punya pinggang. Aku sadar, kalau tubuhku masih tetap membuat para pria menelan air liurnya. Apalagi aku termasuk ibu-ibu yang suka pakai baju yang agak ketat. Sudah kebiasaan sih dari remaja.
14483Please respect copyright.PENANAlieeNWgork
14483Please respect copyright.PENANAY49iRXPWef
14483Please respect copyright.PENANAaHylSYY6S5
Suamiku termasuk seorang pejabat yang baik. Dia ramah pada setiap orang. Di kampung dia termasuk aparat yang disukai oleh para tetangga. Apalagi suamiku juga banyak bergaul dengan anak-anak muda kampung. Kalau pas di rumah, suamiku sering mengajak anak-anak muda untuk bermain dan bercakap-cakap di teras rumah. Semenjak setahun yang lalu, di halaman depan rumah kami di bangun semacam gazebo untuk nongkrong para tetangga. Setelah membeli televisi baru, televisi lama kami, ditaruh di gazebo itu, sehingga para tetangga betah nongkrong di situ. Yang jelas, banyak bapak-bapak yang curi-curi pandang ke tubuhku kalau pas aku bersih-bersih halaman atau ikutan nimbrung sebentar di tempat itu. Maklumlah, kalau istilah kerennya, aku ini termasuk MILF, hehehe. Selain bapak-bapak, ada juga pemuda dan remaja yang sering bermain di rumah. Salah satunya karena gazebo itu juga dipergunakan sebagai perpustakaan untuk warga.
14483Please respect copyright.PENANAerqwUgd4Uq
14483Please respect copyright.PENANAmGVM4ptbqe
14483Please respect copyright.PENANAAoGONg40xZ
Salah satu anak kampung yang paling sering main ke rumah adalah Indun, yang masih SMP kelas 2. Dia anak tetangga kami yang berjarak 3 rumah dari tempat kami. Anaknya baik dan ringan tangan. Sama suamiku dia sangat akrab, bahkan sering membantu suamiku kalau lagi bersih-bersih rumah, atau membelikan kami sesuatu di warung. Sejak masih anak-anak, Indun dekat dengan anak-anak kami, mereka sering main karambol bareng di gazebo kami. Bahkan kadang-kadang Indun menginap di situ, karena kalau malam, gazebo itu diberi penutup oleh suamiku, sehingga tidak terasa dingin. Pada suatu malam, aku dan suamiku sedang bermesraan di kamar kami. Semenjak sering melihat adegan blow job di internet, aku jadi kecanduan mengulum penis suamiku. Apalagi penis suamiku adalah penis yang paling gagah sedunia bagiku. Tidak kalah dengan penis-penis yang biasa kulihat di BF. Padahal dulu waktu masih pengantin muda aku selalu menolak kalau diajak blowjob. Entah kenapa sekarang di usia yang sudah pertengahan kepala tiga ini aku justru tergila-gila mengulum batang suamiku. Bahkan aku bisa orgasme hanya dengan mengulum batang besar itu. Tiap nonton film blue pun mulutku serasa gatal. Kalau pas tidak ada suamiku, aku selalu membawa pisang kalau nonton film-film gituan. Biasalah, sambil nonton, sambil makan pisang, hehehe. Malam itu pun aku dengan rakus menjilati penis suamiku. Bagi mas Prasojo, mulutku adalah vagina keduanya. Dengan berseloroh, dia pernah bilang kalau sebenarnya dia sama saja sudah poligami, karena dia punya dua lubang yang sama-sama hotnya untuk dimasuki. Ucapan itu ada benarnya, karena mulutku sudah hampir menyerupai vagina, baik dalam mengulum maupun dalam menyedot. Karena kami menghindari kehamilan, bahkan sebagian besar sperma suamiku masuk ke dalam mulutku. Malam itu kami lupa kalau Indun tidur di gazebo kami. Seperti biasa, aku teriak-teriak pada waktu penis suamiku mengaduk-aduk vaginaku. Suamiku sangat kuat. Malam itu aku sudah berkali-kali orgasme, sementara suamiku masih segar bugar dan menggenjotku terus menerus. Tiba-tiba kami tersentak, ketika kami mendengar suara berisik di jendela. Segera suami mencabut batangnya dan membuka jendela. Di luar nampak Indun dengan wajah kaget dan gemetaran ketahuan mengintip kami. Suamiku nampak marah dan melongokkan badannya keluar jendela. Indun yang kaget dan ketakutan meloncat ke belakang. Saking kagetnya, kakinya terantuk selokan kecil di teras rumah. Indun terjerembab dan terjungkal ke belakang. Suamiku tak jadi marah, tapi dia kesal juga.
14483Please respect copyright.PENANAnlB3AZno9a
14483Please respect copyright.PENANAV9htEBpomS
14483Please respect copyright.PENANAP701gcTY93
“Walah, Ndun! Kamu itu ngapain?” bentaknya.
14483Please respect copyright.PENANAmesKx4hkYQ
14483Please respect copyright.PENANAPoTb6O36x7
14483Please respect copyright.PENANAjgYpdc3PZQ
Indun ketakutan setengah mati. Dia sangat menghormati kami. Suamiku yang tadinya kesal pun tak jadi memarahinya. Indun gelagepan. Wajahnya meringis menahan sakit, sepertinya pantatnya terantuk sesuatu di halaman. Aku tadinya juga sangat malu diintip anak ingusan itu. Tapi aku juga menyayangi Indun, bahkan seperti anakku sendiri. Aku juga sadar, sebenarnya kami yang salah karena bercinta dengan suara segaduh itu. Aku segera meraih dasterku dan ikut menghampiri Indun.
14483Please respect copyright.PENANAvy54Swk4w5
14483Please respect copyright.PENANAmDv1qW7Uhd
14483Please respect copyright.PENANAcVR1NwuKyI
“Aduh, mas. Kasian dia, gak usah dimarahin. Kamu sakit Ndun?” Aku mendekati Indun dan memegang tangannya.
14483Please respect copyright.PENANAPxq8UwS5zA
14483Please respect copyright.PENANA5INzE4RZ3E
14483Please respect copyright.PENANAk89lpu4S8y
Wajah Indun sangat memelas, antara takut, sakit, dan malu.
14483Please respect copyright.PENANAy0Rhk3HsnH
14483Please respect copyright.PENANA656DXYt20M
14483Please respect copyright.PENANA5cQcRofHzI
“Sudah gak papa. Kamu sakit, Ndun?” tanyaku. “Sini coba kamu berdiri, bisa gak?”
14483Please respect copyright.PENANAJdMhQtCWdu
14483Please respect copyright.PENANAht3FvXD3H7
14483Please respect copyright.PENANAgYtyCTP8AP
Karena gemeteran, Indun gagal mencoba berdiri, dia malah terjerembab lagi. Secara reflek, aku memegang punggungnya, sehingga kami berdua menjadi berpelukan. Dadaku menyentuh lengannya, tentu saja dia dapat merasakan lembutnya gundukan besar dadaku, karena aku hanya memakai daster tipis yang sambungan, sementara di dalamnya aku tidak memakai apa-apa.
14483Please respect copyright.PENANAwVeRSBSOOp
14483Please respect copyright.PENANAmBZkjoD0ZV
14483Please respect copyright.PENANAJh1Z4Oyllx
“Aduh sorri, Ndun” pekikku.
14483Please respect copyright.PENANAIswsEE5w1P
14483Please respect copyright.PENANANoDusSV8XP
14483Please respect copyright.PENANARVzsl5AQNH
Tiba-tiba suamiku tertawa. Agak kesal aku melirik suamiku, kenapa dia menertawai kami.
14483Please respect copyright.PENANArRwlVYWV66
14483Please respect copyright.PENANAWB1Dih7Ypa
14483Please respect copyright.PENANAVen8V4Pti1
“Aduh Mas ini. Ada anak jatuh kok malah ketawa”
14483Please respect copyright.PENANAX0x2TTdVbK
14483Please respect copyright.PENANA1TQv0Ipp2i
14483Please respect copyright.PENANA9BMfBH0f4i
“Hahaha.. lihat itu, Dik. Si Indun ternyata udah gede, hahaha…” kata suamiku sambil menunjuk selangkangan Indun. Weitss… ternyata mungkin tadi Indun mengintip kami sambil mengocok, karena di atas celananya yang agak melorot, batang kecilnya mencuat ke atas. Penis kecil itu terlihat sangat tegang dan berwarna kemerahan. Malu juga aku melihat adegan itu, apalagi si Indun. Dia tambah gelagepan.
14483Please respect copyright.PENANAMjFohPrUfy
14483Please respect copyright.PENANAZ9AfgH67Rf
14483Please respect copyright.PENANA54yRb7L1p3
“Hussh Mas. Kasihan dia, udah malu tuh”, kataku yang justru menambah malu si Indun.
14483Please respect copyright.PENANARMcmhqq6zQ
14483Please respect copyright.PENANA7uE1nq6T4O
14483Please respect copyright.PENANAJacZZmsCKC
“Kamu suka yang lihat barusan, Ndun? Wah, hayooo… kamu nafsu ya lihat istriku?” goda suamiku.
14483Please respect copyright.PENANA7pGGKvdy73
14483Please respect copyright.PENANAdBGvkHxBWx
14483Please respect copyright.PENANAGk1h8aowRX
Suamiku malah ketawa-ketawa sambil berdiri di belakangku. Tentu saja wajah Indun tambah memerah, walaupun tetap saja penis kecilnya tegak berdiri. Kesal juga aku sama suamiku. Udah gak menolonng malah mentertawakan anak ingusan itu.
14483Please respect copyright.PENANAnfW97Jecvi
14483Please respect copyright.PENANAIC8ODuwaVf
14483Please respect copyright.PENANAhTisoBrPkI
“Huh, Mas mbok jangan godain dia, mbok tolongin nih, angkat dia”
14483Please respect copyright.PENANAASbhczipel
14483Please respect copyright.PENANA7POJSIWPLN
14483Please respect copyright.PENANALJA7LoSIkd
“Lha dia khan sudah berdiri, ya tho Ndun? Wakakak” kata suamiku.
14483Please respect copyright.PENANA3XS7qfmc2k
14483Please respect copyright.PENANAwSajyjihHh
14483Please respect copyright.PENANAJSHFXFTCvN
Aku sungguh tidak tega lihat muka anak itu. Merah padam karena malu. Aku lalu berdiri mengangkang di depan anak itu, dan memegang dua tangannya untuk menariknya berdiri. Berat juga badannya. Kutarik kuat-kuat, akhirnya dia terangkat. Tapi baru setengah jalan, mungkin karena dia masih gemetar dan aku juga kurang kuat, tiba-tiba justru aku yang jatuh menimpanya. Ohhh… aku berusaha untuk menahan badanku agar tidak menindih anak itu, tapi tanganku malah menekan dada Indun dan membuatnya jatuh terlentang sekali lagi. Bahkan kali ini, aku ikut jatuh terduduk di pangkuannya. Dan…. ohhhh. Sleppp…. terasa sesuatu menggesek bibir vaginaku.
14483Please respect copyright.PENANAHJEesv0IBB
14483Please respect copyright.PENANAikF7KpQVVA
14483Please respect copyright.PENANAAoDsGVBZZa
“Waa…!” aku tersentak dan sesaat bingung apa yang terjadi, begitu juga dengan Indun, wajahnya nampak sangat ketakutan. “Aduuuhhh!” teriakku. Sementara suamiku justru tertawa melihat kami jatuh lagi. Tiba-tiba aku sadar benda apa yang bergesekan dengan vaginaku, penis kecil si Indun! Penis itu menggesek wilayah sensitifku disamping karena vaginaku masih basah oleh persetubuhanku dengan suamiku, juga karena aku tidak mengenakan apa-apa di balik daster pendekku.
14483Please respect copyright.PENANAAe82Yw6Byq
14483Please respect copyright.PENANAHDypN1fH0c
14483Please respect copyright.PENANAykTYPEMztp
“Ohhhhh…. apa yang terjadi?” Pikirku.
14483Please respect copyright.PENANAe3lWBEClGK
14483Please respect copyright.PENANALl2JtbxKk1
14483Please respect copyright.PENANA1CmRNai0ST
Mungkin juga karena penis Indun yang masih imut dan lobang vaginaku yang biasa digagahi penis besar suami, jadinya sangat mudah diselipin batang kecil itu.
14483Please respect copyright.PENANAUc4xe0ud0n
14483Please respect copyright.PENANA3mE7loGCDZ
14483Please respect copyright.PENANAlmbPGQjHcQ
“Ohhh.. Masss???” desisku pada suamiku. Kali ini suamiku berhenti tertawa dan agak kaget.
14483Please respect copyright.PENANArcDnwCHysT
14483Please respect copyright.PENANAPX9OBFSooa
14483Please respect copyright.PENANA84NomBeyCp
“Napa, say?” tanyanya heran.
14483Please respect copyright.PENANA0HHqQgF4h8
14483Please respect copyright.PENANAdl1dJUufFx
14483Please respect copyright.PENANAah3AVEdMpW
Kami bertiga sama-sama kaget, suamiku nampaknya juga menyadari apa yang terjadi. Dia mendekati kami, dan melihat bahwa kelamin kami saling bersentuhan. Beberapa saat kami bertiga terdiam bingung dengan apa yang terjadi. Aku merasakan penis Indun berdenyut-denyut. Lobangku juga segera meresponnya, mengingat rasa tanggung setelah persetubuhanku dengan suamiku yang tertunda. Aku mencoba bangkit, tapi entah kenapa, kakiku jadi gemetar dan kembali selangkanganku menekan tubuh si Indun. Tentu saja penisnya melesak ke lobangku. Ohhh… aku merasakan sensasi yang biasa kutemui kala sedang bersetubuh.
14483Please respect copyright.PENANAExaUc0IPyp
14483Please respect copyright.PENANAvRAz3gGkZU
14483Please respect copyright.PENANAmBnFev3gTR
“Ohhh…” desisku. Indun terpekik tertahan. Wajahnya memerah. Tapi aku merasakan pantatnya sedikit dinaikkan merespon selangkanganku. Slepppp… kembali penis itu menusuk dalam lobangku.
14483Please respect copyright.PENANAKNn0DqKuyC
14483Please respect copyright.PENANAaScJeQyJmQ
14483Please respect copyright.PENANAv56DAWMYq4
Yang mengherankan suamiku diam saja, entah karena dia kaget atau apa. Hanya aku lihat wajahnya ikut memerah dan sedikit membuka mulutnya, mungkin bingung juga untuk bereaksi dengan situasi aneh ini.
14483Please respect copyright.PENANA6Hzv8Mak4b
14483Please respect copyright.PENANAQkeQ5Yw2H5
14483Please respect copyright.PENANAelmKO4udEM
Aku diam saja menahan napas sambil menguatkan tanganku yang menahan tubuhku. Tanganku berada di sisi kanan dan kiri si Indun. Sementara Indun dengan wajah merah padam menatap mukaku dengan panik. Agak mangkel juga aku lihat mukanya, panik, takut, tapi kok penisnya tetap tegang di dalam vaginaku. Dasar anak mesum, pikirku. Tapi aneh juga, aku justru merasakan sensasi yang aneh dengan adanya penis anak yang sudah kuanggap saudaraku sendiri itu dalam vaginaku. Agak kasihan juga lihat mukanya, dan juga muncul rasa sayang. Pikirku, kasihan juga anak ini, dia sangat bernafsu mengintip kami, dan juga apalagi yang dikawatirkan, karena penisnya sudah terlanjur dalam vaginaku. Aku melirik suamiku sambil tetap duduk di pangkuan si Indun. Suamiku tetap diam saja. Agak kesal juga aku lihat respon mas Prasojo. Tiba-tiba pikiran nakal menyelimuti. Kenapa tidak kuteruskan saja persetubuhanku dengan Indun, toh penisnya sudah menancap di vaginaku. Apalagi kalau lihat muka hornynya yang sudah di ubun-ubun, kasihan lihat Indun kalau tidak diteruskan. Dengan nekat aku kembali menekan pantatku ke depan. Vaginaku meremas penis Indun di dalam. Merasakan remasan itu, Indun terpekik kaget. Suamiku mendengus kaget juga.
14483Please respect copyright.PENANAmDeWIyrLMZ
14483Please respect copyright.PENANAhlS1bhrZJe
14483Please respect copyright.PENANAdt1zw74Ycm
“Dik, aaa…paaaa yang kaulakukan?” kata suamiku gagap.
14483Please respect copyright.PENANA3oNyxFrQzg
14483Please respect copyright.PENANA2dDTHXJKT8
14483Please respect copyright.PENANAHqu16X6ama
Aku diam saja, hanya saja aku mulai menggoyang pantatku maju mundur.
14483Please respect copyright.PENANAjRAhdIbnTk
14483Please respect copyright.PENANAejyK2ijjvJ
14483Please respect copyright.PENANAzyiGaRD6rX
Suamiku melongo sekarang. Wajahnya mendekat melihat mukaku setengah tak percaya. Indun tidak berani lihat suamiku. Dia menatap wajahku keheranan dan penuh nafsu.
14483Please respect copyright.PENANAESQ2gZofoF
14483Please respect copyright.PENANAesiyVeAo1F
14483Please respect copyright.PENANAE4jdZU554C
“Mas… aku teruskan saja ya, kasihan si Indun. Apalagi khan sudah terlanjur masuk, toh sama saja…” bisikku berani ke suamiku.
14483Please respect copyright.PENANAPMmVU7ow42
14483Please respect copyright.PENANA1ninoV2RYK
14483Please respect copyright.PENANAXEgUrj4I5q
Aku tak bisa lagi menduga perasaan suamiku. Kecelakaan ini benar-benar di luar perkiraan kami semua. Tapi suamiku memegang pundakku, yang kupikir mengijinkan kejadian ini. Entah apa yang ada di pikiranku, aku tiba-tiba sangat ingin menuntaskan nafsu si Indun. Si Indun mengerang-erang sambil terbaring di rerumputan halaman rumah kami. Kembali aku memaju-mundurkan pantatku sambil meremas-remas penis kecil itu di dalam lobangku. Remasanku selalu bikin suamiku tak tahan, karena aku rajin ikut senam. Apalagi ini si Indun, anak ingusan yang tidak berpengalaman. Tiba-tiba, karena sensasi yang aneh ini, aku merasakan orgasme di dalam vaginaku. Jarang aku orgasme secepat itu. Aku merintih dan mengerang sambil memegang erat lengan suamiku. Banjir mengalir dalam lobangku. Otomatis remasan dalam vaginaku menguat, dan penis kecil si Indun dijepit dengan luar biasa.
14483Please respect copyright.PENANA5YmSczbGc8
14483Please respect copyright.PENANASdGp9ppWFa
14483Please respect copyright.PENANAVCu5KnbE2X
Indun meringis dan mengerang. Pantatnya melengkung naik, dann…. croottttttttt………..
14483Please respect copyright.PENANAgAUz8OO1F9
14483Please respect copyright.PENANAnZmoBJHJO5
14483Please respect copyright.PENANAzM3RLnVPva
Cairan panas itu membanjiri rahimku. Aku seperti hilang kendali, semua tiba-tiba gelap dan aku diserbu oleh badai kenikmatan…
14483Please respect copyright.PENANAAeik6WabOQ
14483Please respect copyright.PENANAYSVuEVpwjw
14483Please respect copyright.PENANAylycG8gT8a
“Ohhhhhhhhhh…”
14483Please respect copyright.PENANADMTkvHaYx0
14483Please respect copyright.PENANAjen1QnbhuU
14483Please respect copyright.PENANAwP4nQxlExi
Aku lalu terkulai sambil menunduk menahan tubuhku dengan kedua tanganku. Nafasku terengah-engah tidak karuan. Sejenak aku diam tak tahu harus bagaimana. Aku dan suamiku saling berpandangan.
14483Please respect copyright.PENANAHucVLzt8dx
14483Please respect copyright.PENANAhZ4W5zuIoX
14483Please respect copyright.PENANADo897bAv1N
“Dik… Indun gak pakai kondom ..?” suamiku terbata-bata.
14483Please respect copyright.PENANA3glM1UyGDd
14483Please respect copyright.PENANAhCLBL3f05K
14483Please respect copyright.PENANAEqZPHHjzEc
Kami sama-sama kaget menyadari bahwa percintaan itu tanpa pengaman sama sekali, dan aku telah menerima banyak sekali sperma dalam rahimku, sperma si anak ingusan. Ohhh… tiba-tiba aku sadar akan resiko dari persetubuhan ini. Aku dalam masa subur, dan sangat bisa jadi aku bakalan mengandung anak dari Indun, bocah SMP yang masih ingusan.
14483Please respect copyright.PENANASqEZTFeFqa
14483Please respect copyright.PENANAorITf6zRBU
14483Please respect copyright.PENANAHonw5ozfQo
Pelan-pelan aku berdiri dan mencabut penis Indun dari vaginaku. Penis itu masih setengah berdiri, dan berkilat basah oleh cairan kami berdua. Aku dan suamiku mengehela nafas. Cepat cepat aku memperbaiki dasterku. Dengan gugup, Indun juga menaikkan celananya dan duduk ketakutan di rerumputan.
14483Please respect copyright.PENANAt3DImqNNga
14483Please respect copyright.PENANAdJWwsM75K0
14483Please respect copyright.PENANAeejnSH1dpa
“Maa.. ma’af, Bu..” akhirnya keluar juga suaranya.
14483Please respect copyright.PENANALQuObNJkOV
14483Please respect copyright.PENANAfhKvdu6jWn
14483Please respect copyright.PENANAkyEBIErOhJ
Aku menatap Indun dengan wajah seramah mungkin. Suamiku yang akhirnya pegang peranan.
14483Please respect copyright.PENANAmzBeM5QXnk
14483Please respect copyright.PENANAoEgnus4DJJ
14483Please respect copyright.PENANAYQSOknNiYG
“Sudahlah, Ndun. Sana kamu pulang, mandi dan cuci-cuci!” perintahnya tegas.
14483Please respect copyright.PENANA5neCVt28ku
14483Please respect copyright.PENANAjZdVLXxFQO
14483Please respect copyright.PENANAGSE2hQvnHa
“Iya, om. Ma.. maaf ya Om” kata Indun sambil menunduk. Segera dia meluncur pergi lewat halaman samping.
14483Please respect copyright.PENANAxq6jNi7QTG
14483Please respect copyright.PENANAprNyXk7jjt
14483Please respect copyright.PENANAPUwx065fe2
“Masuk!” suamiku melihat ke arahku dengan suara agak keras.
14483Please respect copyright.PENANAQP84Pu67Vu
14483Please respect copyright.PENANACEeuRSazN8
14483Please respect copyright.PENANAXRHz3mgYHg
Gemetar juga aku mendengar suamiku yang biasanya halus dan mesra padaku. Aduuh, apa yang akan terjadi?bKami berdua masuk ke rumah, aku tercekat tidak bisa mengatakan apa-apa. Tiba-tiba pikiran-pikiran buruk menderaku, jangan-jangan suamiku tak memaafkanku. Ohhh apa yang bisa kulakukan. Di dalam kamar tangisanku pecah. Aku tak berani menatap suamiku. Selama ini aku adalah istri yang setia dan bahagia bersama suamiku, tapi malam ini… tiba-tiba aku merasa sangat kotor dan hina. Agak lama suamiku membiarkanku menangis. Pada akhirnya dia mengelus pundakku.
14483Please respect copyright.PENANAPJr1LkvDYe
14483Please respect copyright.PENANAcotiKxqaCX
14483Please respect copyright.PENANAPoJQEBew6h
“Sudahlah bu, ini khan kecelakaan.”
14483Please respect copyright.PENANACeMLXyxEAu
14483Please respect copyright.PENANA8DP2vO7i0l
14483Please respect copyright.PENANAuTKUkwFhIs
Hatiku sangat lega. Aku menatap suamiku, dan mencium bibirnya. Tiba-tiba aku menjadi sangat takut kehilangan dia. Kami berpelukan lama sekali.
14483Please respect copyright.PENANA189vM08kiP
14483Please respect copyright.PENANATU1cF0jhsw
14483Please respect copyright.PENANAt6f7MGcnzB
“Tapi mas… kalau aku…… hamil gimana?” tanyaku memberanikan diri.
14483Please respect copyright.PENANAg05JSCc6G8
14483Please respect copyright.PENANAne5ZHEdRJB
14483Please respect copyright.PENANAMhe1duddaE
“Ah.. mana mungkin, dia khan masih ingusan. Dan kalau pun Dik Idah hamil khan gak papa, si Sangga juga sudah siap kalau punya adik lagi”, sanggah suamiku.
14483Please respect copyright.PENANAOwXy4S5ZbX
14483Please respect copyright.PENANAgGtJfkry9X
14483Please respect copyright.PENANAvrOAZc5XrM
Jawaban itu sedikit menenangkan hatiku. Akhirnya kami bercinta lagi. Kurasakan suamiku begitu mengebu-gebu mengerjaiku. Apa yang ada di pikirannya, aku tak tahu, padahal dia barusan saja melihat istrinya disetubuhi anak muda. Sampai-sampai aku kelelehan melayani suamiku. Pada orgasme yang ketiga aku menyerah.
14483Please respect copyright.PENANAfLkDRbfoEy
14483Please respect copyright.PENANAti5wADaxXL
14483Please respect copyright.PENANAQfTyGYtEy6
“Mas, keluarin di mulutku saja ya… aku tak kuat lagi” bisikku pada orgasme ketigaku ketika kami dalam posisi doggystye.
14483Please respect copyright.PENANAEh0lV2RX2G
14483Please respect copyright.PENANAtAjpnzyxpx
14483Please respect copyright.PENANATxzJYfTuiD
Suamiku mengeluarkan penisnya dan menyorongkannya ke mulutku. Sambil terbaring aku menyedot-nyedot penis besar itu. Sekitar setengah jam kemudian, mulutku penuh dengan sperma suamiku. Dengan penuh kasih sayang, aku menelan semua cairan kental itu.
14483Please respect copyright.PENANAAh6fDObFwU
14483Please respect copyright.PENANAahqAI880P7
14483Please respect copyright.PENANAkI2ApnniUx
###################
14483Please respect copyright.PENANA3MuoaUECn9
14483Please respect copyright.PENANAbPulPLSbEB
14483Please respect copyright.PENANApW1MxmKhG7
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan biasa. Aku dan suamiku tetap dengan kemesraan yang sama. Kami seolah-olah melupakan kejadian malam itu. Hanya saja, Indun belum berani main ke rumah. Agak kangen juga kami dengan anak itu. Sebenarnya rumah kami dekat dengan rumah Indun, tapi aku juga belum berani untuk melihat keadaan anak itu. Hanya saja aku masih sering ketemu ibunya, dan sering iseng-iseng nanya keadaan Indun. Katanya sih dia baik-baik saja hanya sekarang lagi sibuk persiapan mau naik kelas 3 SMP. Seminggu sebelum bulan puasa, Indun datang ke rumah mengantarkan selamatan keluarganya. Wajahnya masih kelihatan malu-malu ketemu aku. Aku sendiri dengan riang menemuinya di depan rumah.
14483Please respect copyright.PENANARpSj8Y507z
14483Please respect copyright.PENANAEPxd8CMqqm
14483Please respect copyright.PENANAYsrxSjTKCz
“Hai Ndun, kok kamu jarang main ke rumah?” tanyaku.
14483Please respect copyright.PENANAqBnN45xmUs
14483Please respect copyright.PENANAs9pUEjU5wV
14483Please respect copyright.PENANA1i2ecP1uaK
“Eh, iya bu. Gak papa kok Bu”, jawabnya sambil tersipu.
14483Please respect copyright.PENANAt1pqgDgw4d
14483Please respect copyright.PENANAIOSiWDtpG0
14483Please respect copyright.PENANAJyLq9JuhFT
“Bilang ke mamamu, makasih ya”
14483Please respect copyright.PENANAjXA1M7uIgJ
14483Please respect copyright.PENANAvQS3BRX26n
14483Please respect copyright.PENANAtSbnOAwmfE
“Iya bu”, jawab Indun dengan canggung. Dia bahkan tak berani menatap wajahku. Entah kenapa aku merasa kangen sekali sama anak itu. Padahal dia jelas masih anak ingusan, dan bukan type-type anak SMP yang populer dan gagah kayak yang jago-jago main basket. Jelas si Indun tidak terlalu gagah, tapi ukuran sedang untuk anak SMP. Hanya badannya memang tinggi.
14483Please respect copyright.PENANAgRuGKvUjp1
14483Please respect copyright.PENANAkLHg2Af6Gd
14483Please respect copyright.PENANAHc9t8mGUeX
“Ayo masuk dulu. Aku buatin minum ya” ajakku.
14483Please respect copyright.PENANAFR5wZgjnKG
14483Please respect copyright.PENANA9FLJQM18ZM
14483Please respect copyright.PENANAj9yphjR8XO
Indun tampak masih agak malu dan takut untuk masuk rumah kami. Siang itu suamiku masih dinas ke Kulonprogo. Anak-anak juga tidak ada yang di rumah. Kami bercakap-cakap sebentar tentang sekolahnya dan sebagainya. Sekali-kali aku merasa Indun melirik ke badanku. Wah, gak tahu kenapa, aku merasa senang juga diperhatiin sama anak itu badanku. Waktu itu aku mengenakan kaos agak ketat karena barusan ikut kelas yoga bersama ibu-ibu Candra Kirana. Tentunya dadaku terlihat sangat menonjol. Akhirnya tidak begitu lama, Indun pamit pulang. Dia kelihatan lega sikapku padanya tidak berubah setelah kejadian malam itu.
14483Please respect copyright.PENANAA9bHXKuNXC
14483Please respect copyright.PENANACXfupAihc0
14483Please respect copyright.PENANAQrLqzGosw8
Hingga pada bulan selanjutnya aku tiba-tiba gelisah. Sudah hampir lewat dua minggu aku belum datang bulan. Tentu saja kejadian waktu itu membuatku bertambah panik. Gimana kalau benar-benar jadi? Aku belum berani bilang pada Mas Prasojo. Untuk melakukan test saja aku sangat takut. Takutnya kalau positif.
14483Please respect copyright.PENANADVfpzjP1LY
14483Please respect copyright.PENANAhXbx06Jkpy
14483Please respect copyright.PENANAiUQbGpzhfP
Hingga pada suatu pagi aku melakukan test kehamilan di kamar mandi. Dan, deg! Hatiku seperti mau copot. Lembaran kecil itu menunjukkan kalau aku positif hamil!!! Oh Tuhan!
14483Please respect copyright.PENANAtiUybGRPi0
14483Please respect copyright.PENANAWq0LwgpSCk
14483Please respect copyright.PENANAE3KCDGDcrt
Aku benar-benar kaget dan tak percaya. Jelas ini bukan anak suamiku. Kami selalu bercinta dengan aman. Dan jelas sesuai dengan waktu kejadian, ini adalah anak Indun, si anak SMP yang belum cukup umur. Aku benar-benar bingung. Seharian aku tidak dapat berkonsentrasi. Pikiranku berkecamuk tidak karuan. Bukan saja karena aku tidak siap untuk punya anak lagi, tapi juga bagaimana reaksi suamiku, bahwa aku hamil dari laki-laki lain. Itulah yang paling membuatku bingung.
14483Please respect copyright.PENANAzBH7xmz4en
14483Please respect copyright.PENANAvGdxuzFvPA
14483Please respect copyright.PENANASaQjO5bYB1
Hari itu aku belum berani untuk memberi tahu suamiku. Dua hari berikutnya, justru suamiku yang merasakan perbedaan sikapku.
14483Please respect copyright.PENANAJtd7rWLrOA
14483Please respect copyright.PENANAAF9jwx3Xr5
14483Please respect copyright.PENANAlZS7KWCzr4
“Dik Lani, ada apa? Kok sepertinya kurang sehat?” tanyanya penuh perhatian.
14483Please respect copyright.PENANAX5gUZLXLMw
14483Please respect copyright.PENANAucXw9ggAho
14483Please respect copyright.PENANAHl09SnH1My
Waktu itu kami sedang tidur bedua. Aku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Yang kulakukan hanya memeluk suamiku erat-erat. Suamiku membalas pelukanku.
14483Please respect copyright.PENANAwqPpXPqDrv
14483Please respect copyright.PENANAbJ5kr9fWBB
14483Please respect copyright.PENANAsQ9hF5ei9M
“Ada apa sayang?” tanyanya.
14483Please respect copyright.PENANAAcAIlN5HNa
14483Please respect copyright.PENANAiELiqCiZdG
14483Please respect copyright.PENANAlhTS9fMhx7
Badan kekarnya memelukku mesra. Aku selalu merasa tenang dalam pelukan laki-laki perkasa itu. Aku tidak berani menjawab. Suamiku memegang mukaku, dan menghadapkan ke mukanya. Sepertinya dia menyadari apa yang terjadi. Sambil menatap mataku, dia bertanya, “benarkah?”
14483Please respect copyright.PENANArTlYfuLQJx
14483Please respect copyright.PENANAdo9ywUpP10
14483Please respect copyright.PENANAuLUPnVBEZD
Aku mengangguk pelan sambil menagis, “aku hamil, mas…”
14483Please respect copyright.PENANAgnY6IFPzOB
14483Please respect copyright.PENANAUbluY9rgt5
14483Please respect copyright.PENANADpkKgzTh95
Jelas suamiku juga kaget. Dia diam saja sambil tetap memelukku. Lalu dia menjawab singkat’
14483Please respect copyright.PENANArfaaXOfT4E
14483Please respect copyright.PENANAmumu0W2OCU
14483Please respect copyright.PENANAQEHw6B1LgM
“besok kita ke dokter Merlin”. Aku mengangguk, lalu kami saling berpelukan sampai pagi tiba.
14483Please respect copyright.PENANAAXUUjTY75V
14483Please respect copyright.PENANAgaomplrLIL
14483Please respect copyright.PENANASrmQja2osg
Hari selanjut sore-sore kami berdua menemui dokter Merlin. Setelah dilakukan test, dokter cantik itu memberi selamat pada kami berdua.
14483Please respect copyright.PENANAfLNp6Dezu6
14483Please respect copyright.PENANA2Z2u1o4Ccg
14483Please respect copyright.PENANAoDaySwkiOo
“Selamat, Pak dan Bu Prasojo. Anda akan mendapatkan anak ketiga”, kata dokter itu riang.
14483Please respect copyright.PENANA9TFxuspsEZ
14483Please respect copyright.PENANAApfYbffKSQ
14483Please respect copyright.PENANAyPdN92axD8
Kami mengucapkan terimakasih atas ucapan itu, dan sepanjang jalan pulang tidak berkata sepatah kata pun. Setelah itu, suamiku tidak menyinggung masalah itu, bahkan dia memberi tahu pada anak-anak kalau mereka akan punya adik baru. Anak-anak ternyata senang juga, karena sudah lama tidak ada anak kecil di rumah. Bagi mereka, adik kecil akan menyemarakkan rumah yang sekarang sudah tidak lagi ada suara anak kecilnya.
14483Please respect copyright.PENANAPwW4qRU4BP
14483Please respect copyright.PENANAvPb7swMPrG
14483Please respect copyright.PENANAWl8gigcI00
Malamnya, setelah tahu aku hamil, suamiku justru menyetubuhiku dengan ganas. Aku tidak tahu apakah dia ingin agar anak itu gugur atau karena dia merasa sangat bernafsu padaku. Yang jelas aku menyambutnya dengan tak kalah bernafsu. Bahkan kami baru tidur menjelang jam 3 dini hari setelah sepanjang malam kami bergelut di kasur kami. Aku tidak tahu lagi bagaimana wujud mukaku malam itu, karena sepanjang malam mulutku disodok-sodok penis suamiku, dan dipenuhi oleh muncratan spermanya yang sampai tiga kali membasahi muka dan mulutku. Aku hampir tidak bisa bangun pagi harinya, karena seluruh tubuhku seperti remuk dikerjain suamiku. Untungnya esok harinya hari libur, jadi aku tidak harus buru-buru menyiapkan sekolah anak-anak.
14483Please respect copyright.PENANAtyNZuc0By3
14483Please respect copyright.PENANArW8Tz58iI3
14483Please respect copyright.PENANAZnyFM7nO1A
Hari-hari selanjutnya berlalu dengan luar biasa. Suamiku bertambah hot setiap malam. Aku juga selalu merasa horny. Wah, beruntung juga kalau semua ibu-ibu ngidamnya penis suami seperti kehamilanku kali ini. Hamil kali ini betul-betul beda dengan kehamilanku sebelumnya, yang biasanya pakai ngidam gak karuan. Hamil kali ini justru aku merasa sangat santai dan bernafsu birahi tinggi. Setiap malam vaginaku terasa senut-senut, ada atau tak ada suamiku. Kalau pas ada enak, aku tinggal naik dan goyang-goyang pinggang. Kalau pas gak ada aku yang sering kebingungan, dan mencari-cari di internet film-film porno. Sudah itu pasti aku mainin pakai pisang, yang jadi langgananku di pasar setiap pagi, hehehe. Yang jadi masalah, adalah perlukah aku memberi tahu si Indun bahwa aku hamil dari benihnya? Aku tidak berani bertanya pada suamiku. Dia mendukung kehamilanku saja sudah sangat membahagiakanku. Aku menjadi bahagia dengan kehamilan ini. Di luar dugaanku, ternyata kami sekeluarga sudah siap menyambut anggota baru keluarga kami. Itulah hal yang sangat aku syukuri.
14483Please respect copyright.PENANA34fZDCMlhq
14483Please respect copyright.PENANAF5d1sfJVDt
14483Please respect copyright.PENANAzqmoyUYhQk
Pas bulan puasa, tiba-tiba suamiku melakukan sesuatu yang mengherankanku. Dia mengajak Indun untuk membantu bersih-bersih rumah kami. Tentu saja aku senang, karena suamiku sudah bisa menerima kejadian waktu itu. Aku senang melihat mereka berdua bergotong-royong membersihkan halaman dan rumah. Indun dan Mas Prasojo nampak sudah bersikap biasa sebagaimana sebelum kejadian malam itu. Bahkan sesekali Indun kembali menginap di gazebo kami, karena kami merasa sepi juga tanpa kehadiran anak-anak. Si Rika semakin sibuk dengan urusan kampusnya, sementara si Sangga hanya pada malam hari saja menunjukkan mukanya di rumah. Semenjak itu, suasana di rumah kami menjadi kembali seperti sediakala. Tetap saja gazebo depan rumah sering ramai dikunjungi orang. Cuma sekarang Indun tidak pernah lagi menginap di sana. Mungkin karena hampir ujian, jadi dia harus banyak belajar di rumah. Beberapa bulan kemudian, tubuhku mulai berubah. Perutku mulai terlihat membuncit. Kedua payudara membesar. Memang kalau hamil, aku selalu mengalami pembengkakan pada kedua payudaraku. Hormonku membuatku selalu bernafsu. Mas Prasojo pun seolah-olah ikut mengalami perubahan hormon. Nafsu seksnya semakin menggebu melihat perubahan di tubuhku. Kalau pas di rumah, setiap malam kami bertempur habis-habisan. Gawatnya, payudaraku yang memang sebelumnya sudah besar menjadi bertambah besar. Semua bra yang kucoba sudah tidak muat lagi, padahal bra yang kupakai adalah ukuran terbesar yang ada di toko. Kata yang jual, aku harus pesan dulu untuk membeli bra yang pas di ukuran dadaku sekarang. Akhirnya aku nekat kalau di rumah jarang memakai bra. Kecuali kalau keluar, itupun aku menjadi tersiksa karena pembengkakan payudaraku.
14483Please respect copyright.PENANA06hJ1ZCxcz
14483Please respect copyright.PENANA2ZoIv0JR9m
14483Please respect copyright.PENANAYArCtBpncE
Aku menjadi seperti mesin seks. Dadaku besar, dan pantatku membusung. Seolah tak pernah puas dengan bercinta setiap malam. Suamiku mengimbangiku dengan nafsunya yang juga bertambah besar. Indun akhirnya tahu juga kehamilanku. Dia sering curi-curi pandang melihat perutku yang mulai membuncit. Aku tidak tahu, apakah dia sadar, kalau anak dalam kandunganku adalah hasil dari perbuatannya. Yang jelas, Indun menjadi sangat perhatian padaku. Setiap sore dia ke rumah untuk membantu apa saja. Bahkan di malam hari pun dia masih di rumah sambil sekali-kali meneruskan program mengaji anak-anakku.
14483Please respect copyright.PENANAKF8U8ZiqP8
14483Please respect copyright.PENANAgqb8mCpqqp
14483Please respect copyright.PENANADnIu9gJJwv
Pada suatu malam, Mas Prasojo harus pergi dinas ke luar kota. Malam itu kami membiarkan Indun sampai malam di rumah kami, sambil menjaga menjaga rumah. Aku harus ikut pengajian dengan ibu-ibu kampung. Jam setengah 10 malam aku baru pulang. Sampai di rumah, aku lihat Indun masih mengerjakan tugas sekolahnya di ruang tamu.
14483Please respect copyright.PENANAXSiXr8LhHM
14483Please respect copyright.PENANASuHell3e1C
14483Please respect copyright.PENANAP9RlZwl0yw
“Ndun, Sangga sudah pulang?” tanyaku sambil menaruh payung, karena malam itu hujan cukup deras.
14483Please respect copyright.PENANApGlCbDX2yu
14483Please respect copyright.PENANA3uLwKcLK7B
14483Please respect copyright.PENANA9qWvzvjDEf
“Belum, Bu”
14483Please respect copyright.PENANAup8Oj177x1
14483Please respect copyright.PENANARX7vAeYvfF
14483Please respect copyright.PENANAMdyteEn8wd
Aku lalu menelpon anak itu. Ternyata dia sedang mengerjakan tugas di rumah temannya. Aku percaya dengan Sangga, karena anak itu tidak seperti anak-anak yang suka hura-hura. Dia tipe anak yang sangat serius dalam belajar. Apalagi sekolahnya adalah sekolah teladan di kota kami. Jadi kubiarkan saja dia menginap di rumah temannya itu.
14483Please respect copyright.PENANAk9k3MAIPYl
14483Please respect copyright.PENANARq66I5FUwF
14483Please respect copyright.PENANAuXkgXJJ9Un
Aku lalu berkata ke Indun, “Kamu nginap sini aja ya, aku takut nih, hujan deres banget dan Mas Prasojo gak pulang malam ini”.
14483Please respect copyright.PENANAjChQPSGyQP
14483Please respect copyright.PENANAXpmUNjTtoG
14483Please respect copyright.PENANAq4FUzqOFIc
Memang aku selalu gak enak hati kalau cuaca buruk tanpa mas Prasojo. Takutnya kalau ada angin besar dan lampu mati. Apalagi kami sudah tidak ada lagi masalah dengan kejadian waktu itu.
14483Please respect copyright.PENANABqAwIUklJH
14483Please respect copyright.PENANAKTsuu8VmzB
14483Please respect copyright.PENANAOl9TncQE37
“Iya bu, sekalian aku ngerjain tugas di sini”, jawab Indun.
14483Please respect copyright.PENANA4gXgTRNCda
14483Please respect copyright.PENANAluarKmVypR
14483Please respect copyright.PENANADYe38lSVEF
Aku melepas kerudungku dan duduk di depan tivi di ruang keluarga. Agak malas juga aku ganti daster, dan juga ada si Indun, gak enak kalau dia nanti keingat kejadian dulu. Sambil masih tetap pakai baju muslim panjang aku menyelonjorkan kakiku di sofa, sementara si Indun masih sibuk mengerjakan kalukulus di ruang tamu. Bajuku baju panjang terusan. Agak gerah juga karena baju panjang itu, akhirnya aku masuk kamar dan melepas bra yang menyiksa payudara bengkakku. Aku juga melepas cd ku karena lembab yang luar biasa di celah vaginaku. Maklum ibu hamil. Kalau kalian lihat aku malam itu mungkin kalian juga bakalan nafsu deh, soalnya walaupun pakai baju panjang, tapi seluruh lekuk tubuhku pada keliatan, karena pantat dan payudaraku membesar. Acara tivi gak ada yang menarik. Akhirnya aku ingat untuk membuatkan Indun minuman. Sambil membawa kopi ke ruang tamu aku duduk menemani anak itu.
14483Please respect copyright.PENANAP5DPWPU242
14483Please respect copyright.PENANAr3bq5S4dTl
14483Please respect copyright.PENANA1uTFkd2lUA
“Wah, makasih , Bu. Kok repot-repot” katanya sungkan.
14483Please respect copyright.PENANAVax9asZtZS
14483Please respect copyright.PENANA5PotVI5OkL
14483Please respect copyright.PENANAb1QPYrP4h6
“Gak papa, kok”
14483Please respect copyright.PENANAyO3KiZncyM
14483Please respect copyright.PENANAlwMTXeMIbe
14483Please respect copyright.PENANAnsxyqWLyBH
Aku duduk di depannya sambil tak sengaja mengelus perutku.
14483Please respect copyright.PENANARYdkacSBao
14483Please respect copyright.PENANAWBYIOAIeiI
14483Please respect copyright.PENANArnPyJScYwa
Indun malu-malu melihat perutku.
14483Please respect copyright.PENANAFpslCbp2jt
14483Please respect copyright.PENANAGa9Vtf6ELG
14483Please respect copyright.PENANALS2SsiWXSR
“Bu, udah berapa bulan ya?” tanyanya kemudian, sambil meletakkan penanya.
14483Please respect copyright.PENANAxEe91wTAV6
14483Please respect copyright.PENANAQES8uHXGUF
14483Please respect copyright.PENANAdrul9gvD7F
“Menurutmu berapa bulan? Masak nggak tahu?” tanyaku iseng menggodanya.
14483Please respect copyright.PENANAsdQH9kgZdo
14483Please respect copyright.PENANAoYD9ANQBXq
14483Please respect copyright.PENANAn8Q4UVwFjn
Tiba-tiba mukanya memerah. Indun lalu menunduk malu.
14483Please respect copyright.PENANAgUTR96vAJ8
14483Please respect copyright.PENANAImesFpEtUF
14483Please respect copyright.PENANA1UtUb5XjES
“Ya nggak tahu bu… Kok saya bisa tahu darimana?” jawabnya tersipu.
14483Please respect copyright.PENANAUzR0ab57E0
14483Please respect copyright.PENANA63rKeTIxra
14483Please respect copyright.PENANAh9dEMKWZJJ
Tiba-tiba aku sangat ingin memberi tahunya, kabar gembira yang sewajarnya juga dirasakan oleh bapak kandung dari anak dalam kandunganku. Dengan santai aku menjawab, “Lha bapaknya masak gak tahu umur anaknya?”
14483Please respect copyright.PENANAkh51SlsUIi
14483Please respect copyright.PENANA96CymF9KXs
14483Please respect copyright.PENANA7qO7U7PJ7A
Indun kaget, gak menyangka aku akan menjawab sejelas itu. Dia jelas gelagapan. Hehehe. Apa yang kau harap dari seorang anak ingusan yang tiba-tiba akan menjadi bapak.
14483Please respect copyright.PENANAELyuEFy13e
14483Please respect copyright.PENANAWIKYyzWuZT
14483Please respect copyright.PENANA7JNrC7qpKX
Wajahnya melongo melihatku takut-takut. Dia tidak tahu akan menjawab apa. Aku jadi tambah ingin menggodanya.
14483Please respect copyright.PENANAv0pkIE6afA
14483Please respect copyright.PENANAJ0wou2frKZ
14483Please respect copyright.PENANAXhp1II0lT9
“Kamu sih, bapak yang gak bertanggung jawab. Sudah menghamili pura-pura tidak tahu lagi”, kataku sambil melirik menggodanya.
14483Please respect copyright.PENANAPZ8WnuqqPY
14483Please respect copyright.PENANAfYZL5taeiF
14483Please respect copyright.PENANA1Vw6tGPEw5
Aku mengelus-elus perutku. Geli juga lihat wajah Indun saat itu. Antara kaget dan bingung serta perasaan-perasaan yang tidak dimengertinya.
14483Please respect copyright.PENANAuxgbutVxKY
14483Please respect copyright.PENANAexhtLYk0bm
14483Please respect copyright.PENANAjcTTquq0zl
“Aku… eeeee… maaf Bu… aku tidak tahu…” Indun menyeka keringat dingin di dahinya.
14483Please respect copyright.PENANAm60kuzavHO
14483Please respect copyright.PENANAF7KtYW3qh8
14483Please respect copyright.PENANAukwMGDdBoR
“Memangnya kamu tidak suka anak dalam perutku ini anakmu?” tanyaku.
14483Please respect copyright.PENANAfySDq0CGW6
14483Please respect copyright.PENANA3CkD4FXCwm
14483Please respect copyright.PENANABKjBSsXx0E
“Eh… aku suka banget Bu.. Aku seneng…” Indun benar-benar kalut.
14483Please respect copyright.PENANAhOHqQtD54z
14483Please respect copyright.PENANAXb54ACXFKF
14483Please respect copyright.PENANABl5MRSfR6O
“Ya udah, kalau benar-benar seneng, sini kamu rasakan gerakannya” kataku manja sambil mengelus perutku.
14483Please respect copyright.PENANAxFfzwT2Yf5
14483Please respect copyright.PENANAIQRKmgwAVo
14483Please respect copyright.PENANA7Q2nGijpRg
“Boleh Bu? Aku pegang..?” tanyanya kawatir.
14483Please respect copyright.PENANAyI3p0pUD7N
14483Please respect copyright.PENANAgofQ7fTZKo
14483Please respect copyright.PENANAc1pQI77V0S
“Ya, sini, kamu rasakan aja. Biar kalian dekat” perutku terlihat sangat membuncit karena baju muslim yang kupakai hampir tidak muat menyembunyikan bengkaknya. Indun bergeser dan duduk di sebelahku. Matanya menunduk melihat ke perutku. Takut-takut tangannya menuju ke perutku. Dengan tenang kupegang tangan itu dan kudaratkan ke bukit di perutku. Sebenarnya aku berbohong, karena umur begitu gerakan bayi belum terasa, tapi Indun mana tahu. Dengan hati-hati dia meletakkan telapaknya di perutku.
14483Please respect copyright.PENANAdLX1WHUr5C
14483Please respect copyright.PENANACoGVl4Pqkw
14483Please respect copyright.PENANAHZH1kq5kEy
“Maaf ya bu”, ijinnya. Aku membiarkan telapaknya menempel ketat di perutku. Dia diam seolah-olah mencoba mendengar apa yang ada di dalam rahimku. Aku merasa senang sekali karena biar bagaimanapun anak ingusan ini adalah bapak dari anak dalam kandunganku.
14483Please respect copyright.PENANAg4Cvj5XkYT
14483Please respect copyright.PENANArOqzqNdmoS
14483Please respect copyright.PENANAVdcQSeFNrU
“Kamu suka punya anak?” tanyaku.
14483Please respect copyright.PENANAcGBKrXoY0t
14483Please respect copyright.PENANAFBbesPgrdv
14483Please respect copyright.PENANAqaHd7qVbYK
“Aku suka sekali, Bu, punya anak dari Ibu. Ohh.. Bu. Maafkan saya ya Bu” jawab Indun hampir tak kedengaran. Tangannya gemetar di atas perutku.
14483Please respect copyright.PENANARBtoLpYulE
14483Please respect copyright.PENANAuwZPGHoAju
14483Please respect copyright.PENANAj6YJhLkcJh
Indun terlihat sangat kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Aku juga ikut bingung, dengan perasaan campur aduk. Antara bahagia, bingung, geli, dan macam-macam rasa gak jelas. Tiba-tiba dadaku berdebar-debar menatap anak muda itu. Anak itu sendiri masih takut-takut melihat mukaku. Kami berdua tiba-tiba terdiam tanpa tahu harus melakukan apa. Tangan Indun terdiam di atas perutku.
14483Please respect copyright.PENANAdIVHWY6soS
14483Please respect copyright.PENANAqdxyFvT392
14483Please respect copyright.PENANAsxDojonT8b
“Ndun, kamu gimana perasaanmu lihat ibu-ibu yang lagi bengkak-bengkak kayak aku?” tanyaku memecah kesunyian.
14483Please respect copyright.PENANAxIcivI8nJA
14483Please respect copyright.PENANACTCaGCZTJ5
14483Please respect copyright.PENANA1tsg5I7yoW
“Saya suka sekali sama Ibu……” jawabnya.
14483Please respect copyright.PENANA0MaFX4VIFO
14483Please respect copyright.PENANAKKV8TdH9Ke
14483Please respect copyright.PENANAgs25zHoJxA
“Kenapa?”
14483Please respect copyright.PENANA2yXNNq5fFK
14483Please respect copyright.PENANAOeeADmnTaY
14483Please respect copyright.PENANAsc0wHwSNlN
“Ibu cantik..” jawabnya dengan muka memerah.
14483Please respect copyright.PENANACiUR0r9Mez
14483Please respect copyright.PENANAVOY6VAgqxQ
14483Please respect copyright.PENANABxe5PlarRP
“Ihh.. cantik dari mana? Aku khan udah tua dan lagian sekarang badanku kayak gini..” jawabku.
14483Please respect copyright.PENANAMW2KPOGUV2
14483Please respect copyright.PENANACKNVZQNzya
14483Please respect copyright.PENANAOddMLWgsNp
Indun mengangkat wajahnya pelan menatapku, malu-malu.
14483Please respect copyright.PENANAxvyzREoK3X
14483Please respect copyright.PENANADN3N0JHI55
14483Please respect copyright.PENANAoMtR6rWLY8
“Gak kok, Ibu tetep cantik banget…” jawabnya pelan. Tangannya mulai mengelus-elus perutku. Aku merasa geli, yang tiba-tiba jadi sedikit horny. Apalagi tadi malam Mas Prasojo belum sempat menyetubuhiku.
14483Please respect copyright.PENANAtRBtTZ717G
14483Please respect copyright.PENANAkux4FDc141
14483Please respect copyright.PENANAhXxFysq1Ls
“Kok waktu itu kamu tegang ngintip aku sama Mas Prasojo?” tanyaku manja. Mukaku memerah. Aku benar-benar bernafsu. Aneh juga, anak kecil ini pun sekarang membuatku pengen disetubuhi. Apa yang salah dengan tubuhku?
14483Please respect copyright.PENANAgRt07UXUWx
14483Please respect copyright.PENANAD7wJGCmZow
14483Please respect copyright.PENANAHx78hJ5XQm
“Aku nafsu lihat badan Ibu…” kali ini Indun menatap wajahku.
14483Please respect copyright.PENANAdXfTnKo79c
14483Please respect copyright.PENANAzmdbJYs0aW
14483Please respect copyright.PENANAosZzFI530q
Mukanya merah. Jelas dia bernafsu. Aku tahu banget muka laki-laki yang nafsu lihat aku.
14483Please respect copyright.PENANAk5PZKQjMdt
14483Please respect copyright.PENANAnCUtKvUBfz
14483Please respect copyright.PENANA144hOUiaZt
“Kalau sekarang? Masa masih nafsu juga, aku khan sudah membukit kayak gini..”
14483Please respect copyright.PENANAVl5mGYapRI
14483Please respect copyright.PENANA3tHxAtCQmO
14483Please respect copyright.PENANAqVk832N1wW
Indun belingsatan.
14483Please respect copyright.PENANAOVynniNMWV
14483Please respect copyright.PENANATvwN0sYL5n
14483Please respect copyright.PENANAIQbm7xqf1c
“Sekarang iya..” jawabnya sambil membetulkan celananya.
14483Please respect copyright.PENANARplbA7dMxo
14483Please respect copyright.PENANARSVy13VVTZ
14483Please respect copyright.PENANAdUOerSTjBD
“Idiiih…. Mana coba lihat?” godaku.
14483Please respect copyright.PENANAI0xAb0ty2l
14483Please respect copyright.PENANA1BNifSvP47
14483Please respect copyright.PENANAskMRk0qeEq
Indun makin berani. Tangannya gemetar membuka celananya. Dari dalam celananya tersembul keluar sebatang penis jauh lebih kecil dari punya suamiku. Yang jelas, penis itu sudah sangat tegang.
14483Please respect copyright.PENANAcYdWmZecy9
14483Please respect copyright.PENANAzbsQQMt0Eb
14483Please respect copyright.PENANA5iKecSJG3B
“Wah, kok sudah tegang banget. Pengen nengok anakmu ya?” godaku.
14483Please respect copyright.PENANAVH7IaLjgGu
14483Please respect copyright.PENANA3qFPsWX1qS
14483Please respect copyright.PENANALtcNdCeL1y
Indun sudah menurunkan semua celananya. Tapi dia tidak tahu harus melakukan apa. Lucu lihat batang kecil itu tegak menantang. Aku sudah sangat horny. Vaginaku sudah mulai basah. Tak tahu kenapa bisa senafsu itu dekat dengan anak SMP ini. Dengan gemes, aku pegang penis Indun.
14483Please respect copyright.PENANACRMOwrq5I9
14483Please respect copyright.PENANAPETz6auuYe
14483Please respect copyright.PENANAUes7uvJbM7
“Mau dimasukin lagi?” tanyaku gemetar.
14483Please respect copyright.PENANAKWcQlbRjKV
14483Please respect copyright.PENANAdcU6FYICgA
14483Please respect copyright.PENANADfTIXePTOz
“Iya bu.. Mau banget”
14483Please respect copyright.PENANALF69sjMUla
14483Please respect copyright.PENANAHKslw4HsVN
14483Please respect copyright.PENANANqAnNwO8pP
Tanpa menunggu lagi aku menaikkan baju panjangku dan mengangkangkan kakiku. Segera vaginaku terpampang jelas di depan Indun. Rambut hitam vaginaku serasa sangat kontras dengan kulit putihku.
14483Please respect copyright.PENANASj6ByjJO0e
14483Please respect copyright.PENANAYqGyKkWdKY
14483Please respect copyright.PENANAWNQQZyYU6l
Segera kubimbing penis anak itu ke dalam lobang vaginaku. Indun mengerang pelan, matanya terbeliak melihat penisnya pelan-pelan masuk ditelan vaginaku.
14483Please respect copyright.PENANArhBTKneIJv
14483Please respect copyright.PENANAleek7Efnkf
14483Please respect copyright.PENANApYNDF2r2Bk
“Ohhhh…… Buuu…..” desisnya.
14483Please respect copyright.PENANAOoS7tw4EFn
14483Please respect copyright.PENANArn1806JiEA
14483Please respect copyright.PENANAaNxCABR4Jr
Bless, segera penis itu masuk seluruhnya dalam lobang vaginaku. Aku sendiri merasakan kenikmatan yang aneh. Entah kenapa, aku sangat ingin mengisi lobangku dengan batang itu.
14483Please respect copyright.PENANAUJ6YcmTi06
14483Please respect copyright.PENANAvRDODoqoaw
14483Please respect copyright.PENANAbXKLqntFSS
“Diemin dulu di dalam sebentar, biar kamu gak cepat keluar”, perintahku.
14483Please respect copyright.PENANAsQl89cUd3n
14483Please respect copyright.PENANA7I2aW1bNgs
14483Please respect copyright.PENANAJ4hbbfMRMc
“Iiiiiyaaa, Bu..” erangnya. Indun mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan yang luar biasa baginya. Sengaja pelan-pelan kuremas penis itu dengan vaginaku, sambil kulihat reaksinya.
14483Please respect copyright.PENANAZAMWJruPVm
14483Please respect copyright.PENANAci13rdRn1N
14483Please respect copyright.PENANAN4WSUSq8Rh
“Ohhh…” Indun mengerang sambil mendongak ke atas.
14483Please respect copyright.PENANAjAimXJGur3
14483Please respect copyright.PENANAJ6OmiMCxwv
14483Please respect copyright.PENANAmPSyKGCcU7
Kubiarkan dia merasakan sensasi itu. Pelan-pelan tanganku meremas pantatnya. Indun menunduk menatap wajahku di bawahnya. Pelan-pelan dia mulai bisa mengendalikan dirinya. Tampak nafasnya mulai agak teratur. Kupegang leher anak itu, dan kuturunkan mukanya. Muka kami semakin berdekatan. Bibirku lalu mencium bibirnya. Kamu berdua melenguh, lalu saling mengulum dan bermain lidah. Tangannya meremas dadaku. Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara. Segera kuangkat sedikit pantatku untuk merasakan seluruh batang itu semakin ambles ke dalam vaginaku.
14483Please respect copyright.PENANAOfprDnpnJr
14483Please respect copyright.PENANA10y5uceTFM
14483Please respect copyright.PENANAPd0WkUXXQE
“Ndun, ayo gerakin maju mundur pelan-pelan..” perintahku.
14483Please respect copyright.PENANAZFtQYfTIPs
14483Please respect copyright.PENANA3Tidf5zOeq
14483Please respect copyright.PENANAsMRD8pBJKM
Indun mulai memaju mundurkan pantatnya. Penisnya walaupun kecil, kalau sudah keras begitu nikmat sekali dalam vaginaku. Aku mengerang-erang sekarang. Vaginaku sudah basah sekali. Banjir mengalir sampai ke pantatku, bahkan mengenai sofa ruang tamu.
14483Please respect copyright.PENANAXeBovBGbJ0
14483Please respect copyright.PENANA3WYGzpfvjL
14483Please respect copyright.PENANAg1YBTlUgG2
Aku mengarahkan tangan Indun untuk meremas-remas payudaraku lagi. Dengan hati-hati dia berusaha tidak mengenai perutku, karena takut kandunganku. Ohhh… aku sudah sangat nafsuu… sekitar 15 menit Indun memaju mundurkan pantatnya. Tidak mengira dia sekarang sekuat itu. Mungkin dulu dia panik dan belum terbiasa. Aku tiba-tiba merasakan orgasme yang luar biasa.
14483Please respect copyright.PENANA7Xo8w0SHpm
14483Please respect copyright.PENANALjDzErqF3R
14483Please respect copyright.PENANAbuiamdevST
“Ohhhh…” teriakku. Tubuhku melengkung ke atas. Indun terdiam dengan tetap menancapkan penisnya dalam lobangku. “Aku sampai, Ndunnnn……” aku terengah-engah.
14483Please respect copyright.PENANAD6Pr8glAUe
14483Please respect copyright.PENANAvcna2MU9xV
14483Please respect copyright.PENANAbYh12Qe8ub
Sambil tetap membiarkan penisnya di dalam vaginaku, aku memeluk ABG itu. Badannya penuh keringat. Kami terdiam selama berepa menit sambil berpelukan. Penis Indun masih keras dan tegang di dalam vaginaku.
14483Please respect copyright.PENANAwLRIUGuedE
14483Please respect copyright.PENANAsNLPnPJ0IG
14483Please respect copyright.PENANAp4kBp7GhWV
“Ndun, pindah kamar yuk”, ajakku.
14483Please respect copyright.PENANAdB9uRpqih1
14483Please respect copyright.PENANA0DLj3WCeM4
14483Please respect copyright.PENANAZlmI2NdOBH
Indun mengangguk. Dicabutnya penisnya dan berdiri di depanku. Aku ikut berdiri gemetar karena dampak orgasme yang mengebu barusan. Kemudian aku membimbing tangan anak itu membawanya ke kamarku. Di kamar aku meminta dia melepaskan bajuku, karena agak repot melepas baju ini. Di depan pemuda itu aku kini telanjang bulat. Indun juga melepas bajunya. Sekarang kami berdua telanjang dan saling berpelukan. Aku lihat penisnya masih tegak mengacung ke atas. Aku rebahkan pemuda itu di kasurku. Lalu aku naik ke atas dan kembali memasukkan penisnya ke vaginaku. Kali ini aku yang menggenjotnya maju mundur. Tangan Indun meremas-remas susuku. Ohh, nikmat sekali. Penis kecil itu benar-benar hebat. Dia berdiri tegak terus tanpa mengendor seidkit pun. Aku sengaja memutar-mutar pantatku supaya penis itu cepat muncrat. Tapi tetap saja posisinya sama. Aku kembali orgasme, bahkan sampai dua kali lagi. Orgasme ketiga aku sudah kelelahan yang luar biasa. Aku peluk pemuda itu dan kupegang penisnya yang masih tegak mengacung. Kami berpelukan di tengah ranjang yang biasa kupakai bercinta dengan suamiku.
14483Please respect copyright.PENANAMGR1HqORvY
14483Please respect copyright.PENANAz3o4xJnhio
14483Please respect copyright.PENANAPsJm99rDU3
“Aduuuh, Ndun.. kamu kuat juga ya. Kamu masih belum keluar ya?”
14483Please respect copyright.PENANAcRTNjLW7Tq
14483Please respect copyright.PENANATj9NZKI0N1
14483Please respect copyright.PENANA3BCMnwJlI3
“Gak papa Bu…” jawabnya pelan.
14483Please respect copyright.PENANAlIidRModMA
14483Please respect copyright.PENANAVF2ET0e5w5
14483Please respect copyright.PENANAH20JdcuxyY
Tiba-tiba aku punya ide untuk membantu Indun. Kuraih batang kecil itu dan kembali kumasukkan dalam vaginaku. Kali ini kami saling berpelukan sambil berbaring bersisian.
14483Please respect copyright.PENANAENVVgI540l
14483Please respect copyright.PENANABPkDwgbv4N
14483Please respect copyright.PENANA7kZgikd3HQ
“Ndun, Ibu udah lelah banget. Batangmu dibiarin aja ya di dalam, sampai kamu keluar…” bisikku.
14483Please respect copyright.PENANAnr1laUZnV1
14483Please respect copyright.PENANAhKsea2mZYs
14483Please respect copyright.PENANADFsMFnNODs
Indun mengangguk. Kami kembali berpelukan bagai sepasang kekasih. Vaginaku berkedut-kedut menerima batang itu. Kubiarkan banjir mengalir membasahi vaginaku, Indun juga membiarkan penisnya tersimpan rapi dalam vaginaku. Karena kelelahan aku tertidur dengan penis dalam vaginaku. Gak tahu berapa jam aku tertidur dengan penis masih dalam vaginaku, ketika jam 1 malam tiba hpku menerima sms. Aku terbangun dan melihat Indun masih menatap wajahku sambil membiarkan penisnya diam dalam lobangku.
14483Please respect copyright.PENANAzQkqPX6Cm7
14483Please respect copyright.PENANAMOfzlSTbhM
14483Please respect copyright.PENANAXStiHGvFXm
“Aduh, Ndun. Kamu belum bisa bobok? Aduuuh, soriiii ya…” kataku sambil meremas penisnya dengan vaginaku.
14483Please respect copyright.PENANAdvqssRzUxd
14483Please respect copyright.PENANAU7rQatwOBY
14483Please respect copyright.PENANAmdUpT5xvf6
“Gak papa kok, Bu. Aku seneng banget di dalam..” kata Indun.
14483Please respect copyright.PENANAyW1wZNp3hs
14483Please respect copyright.PENANAB1mcSkTjCq
14483Please respect copyright.PENANAr0yteIiGZh
Tanpa merubah posisi aku meraih hpku di meja samping ranjang. Kubuka sms, ternyata dari Mas Prasojo: “Hai Say, udah bobok? Kalau blum aku pengen telp”.
14483Please respect copyright.PENANAQpnGalF1fx
14483Please respect copyright.PENANAmUq8xnmeEv
14483Please respect copyright.PENANAsilFJqkRdJ
Aku segera balas: “Baru terbangn, telp aja, kangen”
14483Please respect copyright.PENANAzkb09ZOJcE
14483Please respect copyright.PENANAkJjLjAISjM
14483Please respect copyright.PENANA7TbYofTAXR
Segera setelah kubalas sms, Mas Prasojo menelponku. Aku menerima telepon sambil berbaring dan membiarkan penis Indun di dalam vaginaku.
14483Please respect copyright.PENANAuiNkbK24Ij
14483Please respect copyright.PENANAduRWI3sxSd
14483Please respect copyright.PENANAA2ckxVNNgc
“Hei… Sorii ganggu, udah bobok apa?” tanyanya.
14483Please respect copyright.PENANAPZ9oEm6xJS
14483Please respect copyright.PENANA3jDSGK5wFV
14483Please respect copyright.PENANA2HCkFHnXaS
“Gak papa Mas, kangen. Kapan jadinya balik?” tanyaku.
14483Please respect copyright.PENANA6jvbegabwi
14483Please respect copyright.PENANA3I9FQpsZef
14483Please respect copyright.PENANAGE4ICll1mv
“Lusa, Dik, ini aku masih di jalan. Lagi ada pembekalan masyarakat. Gimana anak-anak?”
14483Please respect copyright.PENANAbyBWehv5ES
14483Please respect copyright.PENANAWYCTwOU7T4
14483Please respect copyright.PENANAVru4XuD0se
“Hmmm…. “ aku agak menggeliat. Indun memajukan pantatnya, takut lepas penisnya dari lobangku. Aku meletakkan jariku di bibirnya, agar dia tak bersuara. Indun mengangguk sambil tersenyum.
14483Please respect copyright.PENANA5l9uwHQPYs
14483Please respect copyright.PENANAVPoYc3wkBb
14483Please respect copyright.PENANAQsNbDftFsi
“Baik, mereka oke-oke saja kok. Udah pada makan dan bobok nyenyak dari jam 9 tadi. Aku kangen mas…”
14483Please respect copyright.PENANAEbzsQfoYEH
14483Please respect copyright.PENANAznZ1RmmlOH
14483Please respect copyright.PENANABOJhGgriVm
“Sama.. Pengen nih” kata suamiku.
14483Please respect copyright.PENANA2PiCNaQfuj
14483Please respect copyright.PENANAsDm8WicivP
14483Please respect copyright.PENANAS7Gq6C7WVs
“Sini, mau di mulut apa di bawah?” tanyaku nakal.
14483Please respect copyright.PENANAUO5hjeIC6j
14483Please respect copyright.PENANAGAai0J97m6
14483Please respect copyright.PENANAkGae9PL8Pa
“Mana aja deh”
14483Please respect copyright.PENANABhUiaIZp3D
14483Please respect copyright.PENANAixJNhojWen
14483Please respect copyright.PENANAkGv1s0Ym8I
“Nih, pakai mulutku aja, udah lama gak dikasih. Udah gatel, hihih…” godaku.
14483Please respect copyright.PENANACna9iuJixp
14483Please respect copyright.PENANAKBKaB8MI3z
14483Please respect copyright.PENANAdyVAcZBLdW
“Aduuh Dik. Aku lagi di kampung sepi. Malah jadi kangen sama kamu. Gimana hayooo?” rengek suamiku.
14483Please respect copyright.PENANAeTw0XrmKbD
14483Please respect copyright.PENANAU3M6lTXeJm
14483Please respect copyright.PENANAs6adE32e7v
Kami memang biasa saling terbuka soal kebutuhan seks kami.
14483Please respect copyright.PENANAZCQtk3x8iI
14483Please respect copyright.PENANAV1Fkz3icPn
14483Please respect copyright.PENANAIkLSHJM1Pd
“Kocok aja Mas, aku juga mau” kataku manja.
14483Please respect copyright.PENANAz3XYLGy2nk
14483Please respect copyright.PENANAeZyhAITXfH
14483Please respect copyright.PENANAjlox1d16zN
Kemudian aku menggeser Indun agar menindih di atas tubuhku. Sambil tanganku menutup hp, aku berbisik ke Indun, “Sekarang kamu genjot aku sekencang-kencangnya sampai keluar, ya. Sekuat-kuatnya”.
14483Please respect copyright.PENANArD6TTwQspZ
14483Please respect copyright.PENANApEFWhDIhSk
14483Please respect copyright.PENANAI42plr4Ryk
Indun mengangguk. Aku menjawab telepon suamiku, “Ayo, mas, buka celananya..”
14483Please respect copyright.PENANA5RuotuS2DA
14483Please respect copyright.PENANASr76KrwCWK
14483Please respect copyright.PENANAgF4VfWXY6j
Aku mengambil cdku di sampingku, lalu kujejalkan ke mulut Indun. Indun tahu maksudku agar dia tidak bersuara.
14483Please respect copyright.PENANA93fAnnqCUJ
14483Please respect copyright.PENANA0FRsxGtMED
14483Please respect copyright.PENANAnAXFyAjoxF
“Oke, Dik. Aku sudah menghunus rudalku..”
14483Please respect copyright.PENANAL0Stx1MLdm
14483Please respect copyright.PENANACHVs5rmS9r
14483Please respect copyright.PENANAyN7lYNTwCx
Sambil menjawab mesra aku menekan pantat Indun agar segera memaju mundurkan penisnya dalam vaginaku. Indun segera membalasnya, dan mulai menggenjotku. Aku menyuruhnya untuk menurunkan kakinya ke samping ranjang sehingga perutku tidak tertindih badannya. Sementara aku mengangkang dengan dua kakiku terangkat ke samping kiri dan kanan badan laki-laki abg itu. Ohhh, ya Tuhan. Bagai kesetanan, Indun menggenjotku seperti yang kuperintahkan. Aku mengerang-erang, begitu juga suamiku.
14483Please respect copyright.PENANAUuqW32JstL
14483Please respect copyright.PENANAVtKpwZRBJT
14483Please respect copyright.PENANAVsiHo5LBNL
“Mas, aku masturbasi kesetanan ini….. Pengen banget…. Kamu kocok kuat-kuat yaaa….. Ahhhhh”
14483Please respect copyright.PENANAmor2tV2xZW
14483Please respect copyright.PENANAawKQmLtDE5
14483Please respect copyright.PENANAQwJhpHEHu6
“Iyyyyaaaa… Ooohhh, untung aku bawa cdmu, buat ngocok nihh…. Ohhhhh” erang suamiku.
14483Please respect copyright.PENANAjbaBY4aLJc
14483Please respect copyright.PENANA9E4k08odvH
14483Please respect copyright.PENANAdSaWn2kKIZ
Tak kalah hebatnya, Indun menggasak lobangku dengan tanpa kompromi. Badan kurusnya maju mundur secepat bor listrik. Aku mengerang-erang tidak karuan. Suara lobangku berdecit-decit karena banjir dan gesekan dengan penis Indun. Benar-benar gila malam ini. Aku sudah tidak ingat lagi berapa lama aku digenjot Indun. Suaraku penuh nafsu bertukar kata-kata mesra dengan suamiku. Indun seolah-olah tak pernah lelah. Tubuhnya sudah banjir keringat. Stamina mudanya benar-benar membanggakan. Keringat juga membanjiri tubuhku. Sementara suara suamiku juga meraung-raung kenikmatan, semoga kamar dia di perjalan dinas itu kamar yang kedap suara. Beberapa saat kemudian aku kehabisan tenaga. Kuminta Indun untuk berhenti sejenak. Pemuda itu nampak terengah-engah sehabis menggenjotku habis-habisan. Setelah itu kami melanjutkan permainan kami. Indun dengan kuatnya menggenjotku habis-habisan. Aku tak tahu lagi apa yang kecerecaukan di telepon, tapi nampaknya suamiku juga sama saja. Beberapa saat kemudian aku dan suamiku sama-sama berteriak, kami sama-sama keluar. Aku terengah-engah mengatur nafasku. Lalu suamiku memberi salam mesra dan ciuman jarak jauh. Kami betul-betul terpuaskan malam ini. Setelah ngobrol-ngobrol singkat, suamiku menutup teleponnya. Di kamarku, Indun masih menggenjotku pelan-pelan. Dia belum keluar rupanya. Wah, gila. Aku kawatir jepitanku mungkin sudah tidak mempan buat penisnya yang masih tumbuh. Kubiarkan penis pemuda itu mengobok-obok vaginaku. Tiba-tiba kudorong Indun, sehingga lepas penis dari lobangku.
14483Please respect copyright.PENANAM1ynJDbuea
14483Please respect copyright.PENANApokRsJCV2W
14483Please respect copyright.PENANAgU7MModJ8d
“Ohhh”, lenguhnya kecewa.
14483Please respect copyright.PENANAH87kEpBhrY
14483Please respect copyright.PENANAZehGz1M6ji
14483Please respect copyright.PENANANkOZD3sKdP
Lalu aku tarik dia naik ke tempat tidur, dan aku segera menungging di depannya. Indun tahu maksudku. Dia segera mengarahkan penisnya ke vaginaku. Tapi segera kupegang penis itu dan kuarahkan ke lobang yang lain. Pantatku! Mungkin di sanalah penis Indun akan dijepit dengan maksimal, pikirku tanpa pertimbangan. Indun sadar apa yang kulakukan. Disodokkannya penisnya ke lobang pantatku. Tapi lobang itu ternyata masih terlalu kecil bahkan buat penis Indun. Aku berdiri dan menyuruhnya menunggu. Lalu aku turun dan mengambil jelli organik dari dalam rak obat di kamar mandi. Dengan setia Indun menunggu dengan penis yang juga setia mengacung. Jelli itu kuoleskan ke seluruh batang Indun, dan sebagian kuusap-usapkan ke sekitar lobang pantatku. Kembali aku menunggingkan pantatku. Indun mengarahkan kotolnya kembali dan pelan-pelan lobang itu berhasil di terobosnya.
14483Please respect copyright.PENANA1Zpy4qJQhM
14483Please respect copyright.PENANA04WV0zMGtz
14483Please respect copyright.PENANATn6Wtap0cX
“Ohhhhh…..” desisku. Sensasinya sangat luar biasa. Pelan-pelan batang penis itu menyusup di lobang yang sempit itu.
14483Please respect copyright.PENANAI6itMzkVYI
14483Please respect copyright.PENANA8pWmMZ27qc
14483Please respect copyright.PENANAE5GAsyVTPi
Indun mengerang keras. Setengah perjalanan, penis itu berhenti. Baru separo yang masuk. Indun terengah-engah, begitu juga aku.
14483Please respect copyright.PENANANWKkcS4CCV
14483Please respect copyright.PENANAuX9EDMbzaK
14483Please respect copyright.PENANAXuPUuSwRBO
“Pelan-pelan, Ndun…” bisikku.
14483Please respect copyright.PENANAlnug5yvrrr
14483Please respect copyright.PENANA5Tg1axZi5d
14483Please respect copyright.PENANAqOxbM52REf
Indun memegang bongkahan pantatku, dan kembali menyodokkan penisnya ke lobangku. Dan akhirnya seluruh batang itu masuk manis dalam lobang pantatku.
14483Please respect copyright.PENANAw9nR8ufxXx
14483Please respect copyright.PENANALucfg2p9Nn
14483Please respect copyright.PENANAzZ4zvGpRb5
“Ohhh, Tuhan…” rasanya sangat luar biasa, antara sakit dan nikmat yang tak terceritakan. Aku mengerang. Kami berdiam beberapa menit, membiarkan lobangku terbiasa dengan batang penis itu. Setelah itu Indun mulai memaju mundukan pinggangnya. Rasanya luar biasa. Pengalaman baru yang membuatku ketagihan. Beberapa saat kemudian, Indun mengerang-erang keras. Dia memaksakan menggejot pantatku dengan cepat, tapi karena sangat sempit,
14483Please respect copyright.PENANA4AvJOTfxgr
14483Please respect copyright.PENANAhUt2iUuImN
14483Please respect copyright.PENANA2yGqe7Ylg4
genjotannya tidak bisa lancar. Kemudian,
14483Please respect copyright.PENANA2nQDbDGZLH
14483Please respect copyright.PENANAZemL1fyAKD
14483Please respect copyright.PENANAd7j4fj9klV
“ohhhhh…”
14483Please respect copyright.PENANAcw2IqcFsNz
14483Please respect copyright.PENANAf11iXzsfaF
14483Please respect copyright.PENANACSkvglJiCI
Indun memuncratkan spermanya dalam pantatku. Crot…Aku tersungkur dan Indun terlentang ke belakang. Muncratannya sebagian mengenai punggungku. Kami sama-sama terengah-engah dan kelelahan yang luar biasa. Aku membalikkan tubuhku dan memeluk Indun yang terkapar tanpa daya. Kami berpelukan dengan telanjang bulat sepanjang malam.
14483Please respect copyright.PENANAamqLb8UPoc
14483Please respect copyright.PENANAvXE9xoMK63
14483Please respect copyright.PENANApcEG7TZrZl
########################
14483Please respect copyright.PENANAdqg1RHJFQW
14483Please respect copyright.PENANAPQPBxe6FFU
14483Please respect copyright.PENANAbBLxL6fo1L
Paginya, aku bangun jam 6 pagi. ABG itu masih ada dalam pelukanku. Oh, Tuhan. Untung aku mengunci kamarku. Mbok Imah tetangga yang biasa bantuin ngurusin anak-anak sudah terdengar suaranya di belakang. Oh.. Apa yang sudah kulakukan tadi malam, aku benar-benar tidak habis pikir. Kalau malam waktu itu benar-benar hanya sebuah kecelakaan. Tapi malam ini, aku dan Indun benar-benar melakukannya dengan penuh kesadaran. Apa yang kulakukan pada anak abg ini? Aku jadi gelisah memikirkannya, aku takut membuat anak ini menjadi anak yang salah jalan. Rasa bersalah itu membuatku merasa bertambah sayang pada anak kecil itu. Kurangkul kembali tubuh kecil itu dan kuciumin pipinya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang. Aku lihat si Indun masih nyenyak tidur. Mukanya nampak manis sekali pagi itu. Aku mengecup pipi anak itu dan membangunkannya.
14483Please respect copyright.PENANAtLXt0aAwSq
14483Please respect copyright.PENANAGPuK4xyelI
14483Please respect copyright.PENANAlpOU9XEZXu
“Ndun… Bangun. Kamu sekolah khan?” bisikku.
14483Please respect copyright.PENANAFZCLFistR2
14483Please respect copyright.PENANAme028V15Iv
14483Please respect copyright.PENANAK4qSCYAbit
Indun nampak kaget dan segera duduk.
14483Please respect copyright.PENANA8bOrBnylxq
14483Please respect copyright.PENANABmU9yFTJ5v
14483Please respect copyright.PENANA8YVvgBZSC7
“Oh, Bu.. Maaf aku kesiangan…” katanya gugup.
14483Please respect copyright.PENANAzqr5fMJFu3
14483Please respect copyright.PENANA09l8YAACQ8
14483Please respect copyright.PENANAmgfHdTDmxx
“Gak papa Ndun, aku yang salah mengajakmu tadi malam”
14483Please respect copyright.PENANAYEpNaAZmh9
14483Please respect copyright.PENANAAYGi01d6DT
14483Please respect copyright.PENANAYKjjfVsP1C
Kami berpandangan.
14483Please respect copyright.PENANAn2m4dkUpUn
14483Please respect copyright.PENANAyZG3MOFucH
14483Please respect copyright.PENANApoNDZUl6ci
“Maaf Bu. Aku benar-benar tidak sopan”
14483Please respect copyright.PENANA9OOim6Hh1w
14483Please respect copyright.PENANA6NoIbry06I
14483Please respect copyright.PENANA3ebeXNZLFt
“Lho, khan bukan kamu yang mengajak kita tidur bersama. Aku yang salah Ndun” bisikku pelan.
14483Please respect copyright.PENANAcLbCnYP7vO
14483Please respect copyright.PENANAvJ2qGGNeAX
14483Please respect copyright.PENANAX8mUK4IW38
Indun menatapku, “Aku sayang sama Ibu…” katanya pelan.
14483Please respect copyright.PENANAXyBbiH7UMg
14483Please respect copyright.PENANASl1qP8BJdU
14483Please respect copyright.PENANAtGQdwaJmtY
“Ndun, kamu punya pacar?”
14483Please respect copyright.PENANAz6cCCpltIA
14483Please respect copyright.PENANABxsbT5rbpd
14483Please respect copyright.PENANAYO0zctx4R3
“Belum, bu”
14483Please respect copyright.PENANAimKpCZeAtg
14483Please respect copyright.PENANAXFwHHrMi1r
14483Please respect copyright.PENANAFgPRE03Zf9
“Kamu janji ya jangan cerita-cerita ke siapa-siapa ya soal kita”
14483Please respect copyright.PENANAaimY7X6Y3B
14483Please respect copyright.PENANAIGNmoVmUw4
14483Please respect copyright.PENANArZkeiXq4RQ
“Iya bu, gak mungkinlah”
14483Please respect copyright.PENANAqdyEIQ9Pyp
14483Please respect copyright.PENANAJAL211b6z2
14483Please respect copyright.PENANAzVgVarUq16
“Aku takut kamu rusak karena aku”
14483Please respect copyright.PENANAFUprRPc0jK
14483Please respect copyright.PENANAamStXvOy43
14483Please respect copyright.PENANAsgx9zLQkj6
“Gak kok Bu, aku sayang sama Ibu”
14483Please respect copyright.PENANA8NfnLgZbRV
14483Please respect copyright.PENANAWlLCJrQjN6
14483Please respect copyright.PENANAug3MbjYfIK
“Kamu jangan melakukan ini ke sembarang orang ya” kataku kawatir.
14483Please respect copyright.PENANAXxcEOBIjIX
14483Please respect copyright.PENANAoGk2vVH7C6
14483Please respect copyright.PENANARRHE1OSXgW
“Tidak Bu, aku bukan cowok seperti itu. Tapi kalau sama Ibu, masih boleh ya…” katanya pelan.
14483Please respect copyright.PENANABZd0zlq0HX
14483Please respect copyright.PENANAT7kIum55N5
14483Please respect copyright.PENANAQ90V87Rfyv
Tiba-tiba aku sangat ingin memeluk anak itu.
14483Please respect copyright.PENANAoQjgzJR60J
14483Please respect copyright.PENANAYQVpMuppbF
14483Please respect copyright.PENANAOiz1QpS8Ac
“Aku juga sayang kamu Ndun. Sini Ibu peluk” Indun mendekat dan kami berpelukan sambil berdiri. Tangannya merangkul pinggangku, dan aku memegang pantatnya. Kami berpelukan lama dan saling berpandangan. Lalu bibir kami saling berpagutan. Gila, aku benar-benar serasa berpacaran dengan anak kecil itu. Mulut kami saling bergumul dengan panasnya.
14483Please respect copyright.PENANAVnTpi1828l
14483Please respect copyright.PENANAL6pbHSZtO4
14483Please respect copyright.PENANAfH1ZUEQarl
Aku lihat penis anak itu masih tegak berdiri, mungkin karena efek pagi hari. Tanganku meraih batang itu dan mengocoknya pelan-pelan.
14483Please respect copyright.PENANAK7gfAwBaEx
14483Please respect copyright.PENANAJk1cL7BE2Y
14483Please respect copyright.PENANAScRDoq7NwM
Aku berpikir cepat, karena pagi ini Indun harus sekolah, aku harus segera menuntaskan ketegangan penis itu. Aku segera membalikkan tubuhku dan berpegangan pada meja rias. Sambil melihat Indun lewat cermin aku menyuruhnya.
14483Please respect copyright.PENANAAg5OCm94I8
14483Please respect copyright.PENANAcqrk5FF1KH
14483Please respect copyright.PENANAyYQfEJaV52
“Ndun, kamu pakai jeli itu lagi. Cepat masukin lagi penismu ke pantat Ibu”
14483Please respect copyright.PENANAjuFIUBh3uL
14483Please respect copyright.PENANAu8jtiGLNKb
14483Please respect copyright.PENANAE85yVlKwZk
Indun buru-buru melumas batangnya. Aku menyorongkan bungkahan pantatku. Dari cermin aku dapat melihat muku dan badanku sendiri. Ohh… agak malu juga aku melihat tubuhku yang mulai membengkak di sana-sini, tapi masih penuh dengan nafsu birahi.
14483Please respect copyright.PENANAwv54pIcMpr
14483Please respect copyright.PENANA1ooJRCm63X
14483Please respect copyright.PENANA3snPiCYhlJ
“Cepat Ndun, nanti kamu terlambat sekolah”, perintahku.
14483Please respect copyright.PENANA0s7WPpVupu
14483Please respect copyright.PENANAvqRb1opSrI
14483Please respect copyright.PENANAXpeO9goJiw
Sambil memeluk perutku, Indun mendorong penisnya masuk ke lobang pantatku. Lobang yang semalam sudah disodok-sodok itu segera menerima batang yang mengeras itu. Segera kami sudah melakukan persetubuhan lagi. Aku dapat melihat adegan seksi itu lewat cermin, di mana mukaku terlihat sangat nafsu dan juga muka Indun yang mengerang-erang di belakangku.
14483Please respect copyright.PENANAzsCuvJyGew
14483Please respect copyright.PENANAhYp62wyCLW
14483Please respect copyright.PENANAFcGRC6iljq
“Ayo, Ndun, sodok yang kuat”
14483Please respect copyright.PENANApARFcNZUNc
14483Please respect copyright.PENANATuV5C5Zc0x
14483Please respect copyright.PENANAyaVzrVlq4E
“Iyyyaaa.. Bu”
14483Please respect copyright.PENANAsbmVYHVAtN
14483Please respect copyright.PENANAnDU3KcA0Tm
14483Please respect copyright.PENANAgp16bnteX5
“Terusss… Cepat”
14483Please respect copyright.PENANAWRRD2hIv6D
14483Please respect copyright.PENANAbFaXZ5SUPJ
14483Please respect copyright.PENANAuxqSQqSDMd
Sodokan-sodokan Indun semakin cepat. Lobang pantatku semakin elastis menerima batang imut itu. Sungguh kenikmatan yang luar biasa. Tidak berapa lama kemudian kami berdua sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Indun membiarkan cairan spermanya meluncur deras dalam pantatku. Kami sama-sama terengah-engah menikmati puncak yang barusan kami daki.
14483Please respect copyright.PENANAwJVw0MDrYj
14483Please respect copyright.PENANABltGIkerzh
14483Please respect copyright.PENANAfbN7b3l9Gy
“Ohhh…”
14483Please respect copyright.PENANAKriMP2RwNi
14483Please respect copyright.PENANAeLrXsMhFs9
14483Please respect copyright.PENANAMTNhR3Bp84
Sejenak kemudian aku lepaskan pantatku dari penisnya.
14483Please respect copyright.PENANA3WrH44Z6UB
14483Please respect copyright.PENANAeNvqukuzOr
14483Please respect copyright.PENANAZkQkyWsa2n
“Udah Ndun. Sana kamu mandi, pulang. Nanti kamu terlambat lho sekolahnya” kataku sambil tersenyum.
14483Please respect copyright.PENANAmzUFycFmLq
14483Please respect copyright.PENANAfgGyYFiySg
14483Please respect copyright.PENANAKzjWPMAHpy
Indun mencari-cari pakaiannya. Tiba-tiba kami sadar kalau celana Indun ada di ruang tamu. Aku suruh si Indun nunggu di kamar, dan aku segera berpakaian dan keluar ke ruang tamu. Moga-moga belum ada yang menemukan celana itu. Untungnya celana itu teronggok di bawah sofa dan terselip, sehingga Mbok Imah yang biasanya sibuk dulu menyiapkan sarapan belum sempat membereskan ruang tamu. Celana itu segera kuambil dan kubawa ke kamar. Si Indun yang tadinya nampak panik berubah tenang. Setelah memakai celananya, Indun kusuruh cepat-cepat keluar ke ruang tamu dan mengambil tas belajarnya yang semalam tergeletak di meja tamu. Setelah itu dia pamit pulang. Aku segera mandi. Di kamar mandi aku merasakan sedikit perih di bagian lobang pantatku. Baru kali ini lobang itu menjadi alat seks, itu pun justru dengan anak kecil yang belum tahu apa-apa. Ada sedikit rasa sesal, tapi segera kuguyur kepalaku untuk menghilangkan rasa gundah di dadaku.
14483Please respect copyright.PENANAGMFsiVL5P7
14483Please respect copyright.PENANATjUth8QbZp
14483Please respect copyright.PENANA3oWx8zUl4l
######################
14483Please respect copyright.PENANATOymWi5FQw
14483Please respect copyright.PENANAO0m4w7B9fT
14483Please respect copyright.PENANAX5ixDvZeYP
Sorenya Indun kembali main ke rumah. Dia sudah sibuk membereskan buku-buku di gazebo kami. Malam itu Indun tidur lagi di kamarku. Mas Prasojo baru pulang besok harinya. Selama berjam-jam kami kembali bercinta. Kami saling berpelukan dan berbagi kasih selayaknya sepasang kekasih. Tapi sebelum jam 1 aku suruh Indun untuk segera tidur, aku kawatir sekolahnya akan terganggu karena aktivitasku.
14483Please respect copyright.PENANAvoCcT5LOIX
14483Please respect copyright.PENANAMsxCLjeKoF
14483Please respect copyright.PENANAAPcSwD2Bwm
“Ndun, tadi kamu di sekolah gimana?” bisikku setelah kami selesai ronde ke tiga. Kami berpelukan dengan mesra di tengah ranjang.
14483Please respect copyright.PENANAVjBZLwM5FL
14483Please respect copyright.PENANAI41blXTmTN
14483Please respect copyright.PENANAGlSUKeOQp0
“Biasa aja Bu”
14483Please respect copyright.PENANA37yM6iLzwD
14483Please respect copyright.PENANAZSLmi6bIQN
14483Please respect copyright.PENANAb15tpsetDB
“Kamu gak kelelahan atau ngantuk di sekolah?”
14483Please respect copyright.PENANADdMJLZimbK
14483Please respect copyright.PENANAZ98txRaSxa
14483Please respect copyright.PENANAP7psMPU4uQ
“Iya Bu, sedikit. Tapi gak papa, aku tadi sempat tidur siang”
14483Please respect copyright.PENANASnjDKN0P9U
14483Please respect copyright.PENANAGtZ9SzKJPP
14483Please respect copyright.PENANA3tUfZPPfIh
“Aku takut menganggu sekolahmu”
14483Please respect copyright.PENANAbVyNLjkx0c
14483Please respect copyright.PENANAkD8JhIytEc
14483Please respect copyright.PENANADZDsidMmiY
“Gak kok Bu. Tadi aku bisa ngikutin pelajaran”
14483Please respect copyright.PENANAq6GVFqbcEJ
14483Please respect copyright.PENANA6arfr2EEba
14483Please respect copyright.PENANAxphpd9wrkn
“Okelah kalau gitu. Tapi setelah ini kamu tidur ya, gak usah diterusin dulu”
14483Please respect copyright.PENANAld6P9hybXA
14483Please respect copyright.PENANA973Pa7aE95
14483Please respect copyright.PENANA04ZKUiJKzN
“Iya Bu”
14483Please respect copyright.PENANAyr6pvFtF97
14483Please respect copyright.PENANA8OnlXxSlYp
14483Please respect copyright.PENANASVCCzTXIeM
“Besok Mas Prasojo pulang, kamu gak bisa nginap disini”
14483Please respect copyright.PENANAvBs7V2Gclg
14483Please respect copyright.PENANAuD7pNOIgUh
14483Please respect copyright.PENANAh2M2VF1Jep
“Iya, Bu. Tapi kapan-kapan saya siap menemani Ibu di sini”
14483Please respect copyright.PENANAE3RoDh3DNX
14483Please respect copyright.PENANAlBmC6Ouu72
14483Please respect copyright.PENANAhchcRZImNb
“Yee…. maunya. Ya gak papa”, kataku sambil mencubit pinggangnya.
14483Please respect copyright.PENANAUuhnQfPFMQ
14483Please respect copyright.PENANAmelztz8GTM
14483Please respect copyright.PENANAl1Isrx02oP
“Aku mau jadi pacar Ibu”
14483Please respect copyright.PENANA8EON7lfkNO
14483Please respect copyright.PENANAkjxP4acslk
14483Please respect copyright.PENANANhww2fGPAu
“Lho aku khan sudah bersuami?”
14483Please respect copyright.PENANAVsqt0y4OXM
14483Please respect copyright.PENANAOBksJtPhyZ
14483Please respect copyright.PENANA8XjL8iQNPB
“Ya gak papa, jadi apa saja deh”
14483Please respect copyright.PENANAXkaPaAqEnP
14483Please respect copyright.PENANAMb84zOkFtB
14483Please respect copyright.PENANAgYylAEKl0d
“Aku justru kasihan sama kamu. Besok-besok kalau kamu udah siap, kamu cari pacar yang bener ya?”
14483Please respect copyright.PENANA9WqdY5nHsK
14483Please respect copyright.PENANARUSS8ho004
14483Please respect copyright.PENANArowSoET3VH
“Iya Bu. Aku tetap sayang sama Ibu. Mau dijadiin apa saja juga mau”
14483Please respect copyright.PENANAKQPItNAozJ
14483Please respect copyright.PENANA51ioqQ9RTf
14483Please respect copyright.PENANAvYPyMlRr4Y
“Idihh.. ya udah. Bobok yuk” kataku kelelahan.
14483Please respect copyright.PENANAI1L5hG9rjC
14483Please respect copyright.PENANATdOXUeQDBc
14483Please respect copyright.PENANATUlLpBx9OJ
Kami tidur berpelukan sampai pagi.
14483Please respect copyright.PENANAshH6EVqBmR
14483Please respect copyright.PENANAuaQLOFUVbt
14483Please respect copyright.PENANAgR87hcrVas
#######################
14483Please respect copyright.PENANAThf6x1j7dY
14483Please respect copyright.PENANANbx8LweczR
14483Please respect copyright.PENANAFpDNkr82cU
Setelah malam itu, aku semakin sering bercinta dengan Indun. Kapan pun ada kesempatan, kami berdua akan melakukannya. Indun sangat memperhatikan bayi dalam kandunganku. Setiap ada kesempatan, dia menciumi perutku dan mengelus-elusnya. Kasihan juga aku lihat anak kecil itu sudah merasa harus jadi bapak. Herannya, aku juga kecanduan dengan penis kecil anak itu. Padahal aku sudah punya penis yang jauh lebih besar dan tersedia untukku. Bayangkan, beda usiaku dengan Indun mungkin sekitar 27 tahun. Bahkan anak itu lebih cocok menjadi adik anak-anakku. Tapi hubungan kami bertambah mesra seiring usia kehamilanku yang semakin membesar. Indun bahkan sering ikut menemaniku ke dokter tatkala suamiku sedang dinas keluar. Indun semakin perhatian padaku dan anak dalam kandunganku. Kami sangat bahagia karena bayi dalam kandunganku berada dalam kondisi sehat. Aku selalu mengingatkan Indun untuk tetap fokus pada sekolahnya, dan jangan terlalu memikirkan anaknya. Yang paling tidak bisa dicegah adalah, Indun semakin lama semakin kecanduan lobang pantatku. Lama-lama aku juga merasakan hal yang sama. Seolah-olah lobang pantatku menjadi milik eksklusif Indun, sementara lobang-lobangku yang lain dibagi antara Indun dan suamiku. Sampai sekarang, suamiku tidak pernah tahu kalau pantatku sudah dijebol oleh Indun. Lama-lama aku kawatir juga dengan cerita tentang hubungan kelamin lewat pantat dapat menimbulkan berbagai penyakit, termasuk AIDS. Aku akhirnya menyediakan kondom untuk Indun kalau dia minta lobang pantatku. Indun sih oke-oke saja. Dia juga kawatir, walaupun dia sangat senang ketika masuk ke lubang pantatku.
14483Please respect copyright.PENANALmaXvlD2Dh
14483Please respect copyright.PENANARbQYEAKqTj
14483Please respect copyright.PENANATF45mh14yp
Untung aku dan suamiku juga kadang-kadang memakai kondom, sehingga aku tidak canggung lagi membeli kondom di apotik. Bahkan aku sering mendapat kondom gratis dari kelurahan. Mungkin karena masih masa pertumbuhan, dan sering kupakai, aku melihat lama kelamaan penis Indun juga mengalami pembesaran. Penis yang semakin berpengalaman itu tidak lagi seperti penis imut pada waktu pertama kali masuk ke vaginaku, tapi sudah menjelma menjadi penis dewasa dan berurat ketika tegang. Aku sadar, kalau aku adalah salah satu sebab dari pertumbuhan instant dari penis Indun. Kekuatan penis Indun juga semakin luar biasa. Dia tidak lagi gampang keluar, bahkan kalau dipikir-pikir, dia mungkin lebih kuat dari suamiku. Karena perutku semakin membesar aku jadi sering pakai celana legging yang lentur dan baju kaos ketat yang berbahan sangat lentur. Kalau di rumah aku bahkan hanya pakai kaos panjang tanpa bawahan. Orang pasti mengira aku selalu pakai cd, padahal sering aku malas memakainya. Entah karena gawan ibu hamil atau karena nafsu birahiku yang semakin gila.
14483Please respect copyright.PENANARIiOHltpuK
14483Please respect copyright.PENANAFxz8omXOVR
14483Please respect copyright.PENANAHYk9KC35zF
##########################
14483Please respect copyright.PENANAy3mivQKZ9G
14483Please respect copyright.PENANAHPe2by53c3
14483Please respect copyright.PENANAiPszhWcJMF
Waktu ibu Indun mau naik haji, aku ikut sibuk dengan ibu-ibu kampung untuk mempersiapkan pengajian haji. Biasalah, kalau mau naik haji pasti hebohnya minta ampun. Aku termasuk dekat dengan ibu Indun. Namanya bu Masuroh, yang biasa dipanggil Bu Ro. Karena keluarga Indun termasuk keluarga yang terpandang di desa kami, maka acara pengajian itu menjadi acara yang besar-besaran. Banyak ibu-ibu yang ikut sibuk di rumah Bu Ro. Kalau aku ke sana aku lebih sering karena ingin ketemu Indun. Acara pengajian dan keberadaan Mas Prasojo di rumah membuat kesempatanku bertemu dengan Indun menjadi sangat terbatas. Sudah lama Indun tidak merasakan lobang pantatku. Aku sendiri bingung bagaimana mencari kesempatan untuk ketemu Indun. Walaupun aku sering pergi ke rumahnya dan kadang-kadang juga diantar Indun untuk berbelanja sesuatu untuk keperluan pengajian, tapi tetap saja kami tidak punya kesempatan untuk bercinta. Akhirnya pada saat pengajian besar itu aku mendapatkan ide. Sorenya, segera kutelepon Indun menggunakan telepon rumah, karena aku sangat hati-hati memakai hp, apalagi untuk urusan Indun.
14483Please respect copyright.PENANAHdaNK8w8sF
14483Please respect copyright.PENANAxZ6REW2ArW
14483Please respect copyright.PENANA8AKet1OdBN
“Assalamu’alaikum, Bu. Ini Bu Lani. Gimana Bu persiapan nanti malam, sudah beres semua?”
14483Please respect copyright.PENANATWwjQAP2Gp
14483Please respect copyright.PENANAYyzkZ8Mqc5
14483Please respect copyright.PENANAj3FXzuK5ox
“Oh, Bu Lani. Sudah Bu. Nanti datangnya agak sorean ya bu. Kalau gak ada Ibu, kita bingung nih” jawab Bu Ro.
14483Please respect copyright.PENANAY9OXjDdF6t
14483Please respect copyright.PENANAbs7Vt9qYou
14483Please respect copyright.PENANAI40uNkZ496
“Iya, beres Bu. Saya sama Bu Anjar sudah kangenan setelah magrib langsung kesitu, kok Bu. Indun ada Bu Ro?”
14483Please respect copyright.PENANAKpkKcfU8z6
14483Please respect copyright.PENANArws1ubOZJ0
14483Please respect copyright.PENANASlmpySni8w
“Ada Bu, sebentar ya Bu”
14483Please respect copyright.PENANAUyJyH7bOFZ
14483Please respect copyright.PENANAGAJnwJVSW1
14483Please respect copyright.PENANAR9GkyrQ95v
Setelah Indun yang memegang telepon, aku segera bilang:
14483Please respect copyright.PENANA4iWsVNviO4
14483Please respect copyright.PENANAb671SBfNiq
14483Please respect copyright.PENANAWciY4EuHVK
“Ndun nanti malam kamu pake celana yang bisa dibuka depannya ya” kataku pelan
14483Please respect copyright.PENANAUzis3tYjDL
14483Please respect copyright.PENANAnAX3V5VKGq
14483Please respect copyright.PENANA6eipAi02PV
“Iya Bu” jawab Indun agak bingung.
14483Please respect copyright.PENANAMZ1YOC2fCL
14483Please respect copyright.PENANAX9eVJ52Bgl
14483Please respect copyright.PENANAeyDutuAf2L
“Terus kamu pakai kondom kamu…”
14483Please respect copyright.PENANA8eun9ITBsj
14483Please respect copyright.PENANA7hSglsCRiv
14483Please respect copyright.PENANAyLwl7rObaU
Malam itu pengajian dilangsungkan dengan besar-besaran. Halaman RW kami yang luas hampir tidak bisa menampung jama’ah yang datang dari seluruh penjuru kota. Bu Ro memang tokoh yang disegani masyarakat. Aku datang bersama ibu-ibu RT dengan memakai baju atasan longgar yang menutup sampai bawah pinggang. Bawahannya aku memakai legging ketat, karena memang lagi biasa dipakai ibu-ibu pada saat ini. Apalagi aku lagi hamil, pasti orang-orang pada maklum akan kondisiku. Yang tidak biasa adalah bahwa aku tidak memakai apapun di balik celana leggingku. Sengaja aku tinggalkan cdku di rumah, karena aku punya sebuah ide untuk Indun. Setelah semua urusan kepanitiaan beres, aku segera bergabung dengan ibu-ibu jama’ah pengajian. Tapi kemudian aku dan beberapa ibu yang lain pindah ke halaman, karena lebih bebas dan bisa berdiri. Hanya saja halaman itu sudah sangat penuh dan berdesak-desakan. Justru aku memilih tempat yang paling ramai oleh pengunjung. Di kejauhan aku melihat Indun dan memberinya kode untuk mengikutiku. Indun beranjak menuju ke arahku, sementara aku mengajak Bu Anjar untuk ke sebuah lokasi di bawah pohon di lapangan RW. Lokasi itu agak gelap karena bayangan lampu tertutup rindangnya pohon. Walaupun demikian, banyak anggota jama’ah di situ yang berdiri berdesak-desakan.
14483Please respect copyright.PENANAVU6zNZjWIY
14483Please respect copyright.PENANAbvoHt0sX8U
14483Please respect copyright.PENANA3mAfUV4XuK
“Kita sini aja Bu, kalau Ibu mau. Tapi kalau ibu keberatan, silakan Ibu pindah ke sana” kataku pada Bu Anjar.
14483Please respect copyright.PENANAuIMQbgDoVm
14483Please respect copyright.PENANAr3eh9xK3M8
14483Please respect copyright.PENANAZ49DNYxmxc
“Gak papa Bu, di sini lebih bebas. Bisa bolos kalau udah kemaleman, hihihi..” kata Bu Anjar.
14483Please respect copyright.PENANAILFveC1o5W
14483Please respect copyright.PENANAon4THU2bKH
14483Please respect copyright.PENANAkMJWZr7fyo
“Iya , ya. Biasanya pengajian ginian bisa sampai jam 12 lho”
14483Please respect copyright.PENANAzhT44LjCxr
14483Please respect copyright.PENANAO9IKabqSHR
14483Please respect copyright.PENANA75Fc9urRMo
Kami lalu bercakap-cakap dengan seru sambil mendengarkan pengajian. Ternyata di sebelah Bu Anjar adan Bu Kesti yang juara negrumpi. Kami segera terlibat pembicaraan serius sambil sekali-kali mendengarkan ceramah kalau pas ada cerita-cerita lucu. Kami berdiri agak di barisan tengah, Bu Anjar dan Bu Kesti mendapat tempat duduk di sebelahku.
14483Please respect copyright.PENANA9CjoNOgbuT
14483Please respect copyright.PENANAySzJ9B3C2k
14483Please respect copyright.PENANAgO5eRA7aqJ
“Bu, monggo kalau mau duduk” tawarnya padaku.
14483Please respect copyright.PENANAn7QuyrFTdy
14483Please respect copyright.PENANAOz2awRgDhu
14483Please respect copyright.PENANAtEfxeM3OkS
“Wah gak usah Bu. Saya lebih suka berdiri gini aja” jawabku. Padahal aku sedang menunggu Indun yang sedang berusaha menyibak kerumunan menuju ke arah kami.
14483Please respect copyright.PENANAUaB6cRGVLf
14483Please respect copyright.PENANAu2yn2BIeWV
14483Please respect copyright.PENANAbV66FU6HEx
Akhirnya Indun tiba di belakangku. Dua ibu-ibu sebelahku tidak memperhatikan kehadiran Indun, tapi aku melirik anak muda itu dan menyuruhnya berdiri tepat di belakangku. Aku bergeser berdiri sedikit di belakang bangku Bu Anjar dan Bu Kesti. Sementara Indun dengan segera berdiri tepat di belakangku. Dengan diam-diam aku menempelkan pantatku ke badan Indun. Indun tersenyum dan memajukan badannya. Pantatku yang semlohai segera menempel pada penis Indun yang sudah tegang di balik celananya.
14483Please respect copyright.PENANA2qFYQ1OxF6
14483Please respect copyright.PENANA53CLnuK44T
14483Please respect copyright.PENANAqxnk6kMN5X
Aku berbisik pada Indun, “buka, Ndun. Udah pakai kondom?”
14483Please respect copyright.PENANAmVBS3P891z
14483Please respect copyright.PENANAb6Wopezm4u
14483Please respect copyright.PENANA9uW8xVVMHS
Indun mengangguk dan membuka risliting celananya. Segera tersembul batangnya yang sudah mengeras. Segera kusibakkan baju panjangku ke atas dan nampaklah leggingku sudah kuberi lobang di bagian belahan pantatku. Indun nampak terkejut, dan sekaligus mengerti maksudku. Dengan pelan-pelan diarahkannya batang kerasnya ke lobang pantatku. Dan, slepppp. Masuklah batang itu ke lobang favoritnya. Tangan Indun masuk ke dalam bajuku sambil mengelus-elus perutku. Batangnya berada di dalam lobangku sambil sesekali dimaju mundurin. Kami bercinta di tengah keramaian dengan tanpa ada yang menyadarinya. Walaupun begitu aku tetap bercakap-cakap dengan dua ibu-ibu tetanggaku itu. Sementara di kanan kiri kami orang-orang sibuk mendengarkan ceramah dengan berdesak-desakan.
14483Please respect copyright.PENANAJkL7inLyN8
14483Please respect copyright.PENANAIbj8M6vE0d
14483Please respect copyright.PENANA5QcaJRzD9X
Sekitar satu jam Indun memelukku dalam gelap dari belakang. Tiba-tiba vaginaku berkedut-kedut, pengen ikut disodok. Kalau dari belakang berarti aku harus lebih nunduk lagi. Pelan-pelan kutarik keluar penis Indun dan kulepas kondomnya. Aku kembali mengarahkannya, kali ini ke lubang vaginaku. Indun mengerti. Lalu, bless.. dengan lancarnya penis itu masuk ke vaginaku dari belakang. Ohh, enak sekali. Aku mulai tidak konsentrasi terhadap ceramah maupun obrolan dua ibu-ibu itu. Karena hanya sesekali kami bergoyang, maka adegan persetubuhan itu berlangsung cukup lama. Kepalaku sudah mulai berkunang-kunang kenikmatan. Di tengkukku aku merasakan nafas Indun semakin ngos-ngosan. Beberapa saat kemudian, aku mengalami orgasme hebat, tanganku gemetar dan langsung memegang sandaran bangku di depanku. Indun juga kemudian memuncratkan maninya dalam vaginaku. Kami berdua hampir bersamaan mengalami orgasme itu. Setelah agak reda, aku mendorong Indun dan mengeluarkan penisnya. Cepat-cepat Indun memasukkan dalam celananya, dan kuturunkan baju bagian belakangku. Aku dan ibu-ibu itu memutuskan untuk pulang sebelum acara selesai. Untung saja aku dan Indun sudah selesai. Dengan mengedipkan mata, aku menyuruh Indun untuk meninggalkan lokasi. Akhirnya terpuaskan juga hasrat kami setelah hari-hari yang sibuk yang memisahkan kami.
ns 15.158.61.51da2